Anda di halaman 1dari 6

Abul-Qaasim Al-Laalikaa’iy rahimahullah berkata:

:َ‫ ﻗَﺎل‬،ُ‫ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ اﻟْﺤُﺴَﯿْﻦُ ﺑْﻦُ ﻣُﺤَﻤﱠﺪِ ﺑْﻦِ ﺣَﺒَﺶٍ اﻟْﻤُﻘْﺮِئ‬:َ‫ ﻗَﺎل‬،ُ‫أَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ اﻟْﻤُﻈَﻔﱠﺮِ اﻟْﻤُﻘْﺮِئ‬
ِ‫ ﺳَﺄَﻟْﺖُ أَﺑِﻲ وَأَﺑَﺎ زُرْﻋَﺔَ ﻋَﻦْ ﻣَﺬَاھِﺐِ أَھْﻞ‬:َ‫ ﻗَﺎل‬،ٍ‫ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ أَﺑُﻮ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ ﻋَﺒْﺪُ اﻟﺮﱠﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦُ أَﺑِﻲ ﺣَﺎﺗِﻢ‬
،َ‫ وَﻣَﺎ ﻳَﻌْﺘَﻘِﺪَانِ ﻣِﻦْ ذَﻟِﻚ‬،ِ‫ وَﻣَﺎ أَدْرَﻛَﺎ ﻋَﻠَﯿْﻪِ اﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءَ ﻓِﻲ ﺟَﻤِﯿﻊِ اﻷَﻣْﺼَﺎر‬،ِ‫اﻟﺴﱡﻨﱠﺔِ ﻓِﻲ أُﺻُﻮلِ اﻟﺪﱢﻳﻦ‬
ُ‫ أَدْرَﻛْﻨَﺎ اﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءَ ﻓِﻲ ﺟَﻤِﯿﻊِ اﻷَﻣْﺼَﺎرِ ﺣِﺠَﺎزًا وَﻋِﺮَاﻗًﺎ وَﺷَﺎﻣًﺎ وَﻳَﻤَﻨًﺎ ﻓَﻜَﺎنَ ﻣِﻦْ ﻣَﺬْھَﺒِﮫِﻢ‬:‫ﻓَﻘَﺎﻻ‬:
ُ‫ ﻳَﺰِﻳﺪُ وَﻳَﻨْﻘُﺺ‬،ٌ‫اﻹﻳﻤَﺎنُ ﻗَﻮْلٌ وَﻋَﻤَﻞ‬،
ِ
ِ‫وَاﻟْﻘُﺮْآنُ ﻛَﻼمُ اﻟﻠﱠﻪِ ﻏَﯿْﺮُ ﻣَﺨْﻠُﻮقٍ ﺑِﺠَﻤِﯿﻊِ ﺟِﮫَﺎﺗِﻪ‬،
‫وَاﻟْﻘَﺪَرُ ﺧَﯿْﺮُهُ وَﺷَﺮﱡهُ ﻣِﻦَ اﻟﻠﱠﻪِ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ‬
‫ ﺛُﻢﱠ‬،ِ‫ ﺛُﻢﱠ ﻋُﻤَﺮُ ﺑْﻦُ اﻟْﺨَﻄﱠﺎب‬،ُ‫وَﺧَﯿْﺮُ ھَﺬِهِ اﻷُﻣﱠﺔِ ﺑَﻌْﺪَ ﻧَﺒِﯿﱢﮫَﺎ ﻋَﻠَﯿْﻪِ اﻟﺼﱠﻼةُ وَاﻟﺴﱠﻼمُ أَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ اﻟﺼﱢﺪﱢﻳﻖ‬
َ‫ وَھُﻢُ اﻟْﺨُﻠَﻔَﺎءُ اﻟﺮﱠاﺷِﺪُونَ اﻟْﻤَﮫْﺪِﻳﱡﻮن‬،ُ‫ ﺛُﻢﱠ ﻋَﻠِﻲﱡ ﺑْﻦُ أَﺑِﻲ طَﺎﻟِﺐٍ ﻋَﻠَﯿْﮫِﻢُ اﻟﺴﱠﻼم‬،َ‫ﻋُﺜْﻤَﺎنُ ﺑْﻦُ ﻋَﻔﱠﺎن‬،
ِ‫وَأَنﱠ اﻟْﻌَﺸَﺮَةَ اﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺳَﻤﱠﺎھُﻢْ رَﺳُﻮلُ اﻟﻠﱠﻪِ ﷺ وَﺷَﮫِﺪَ ﻟَﮫُﻢْ ﺑِﺎﻟْﺠَﻨﱠﺔِ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﺷَﮫِﺪَ ﺑِﻪِ رَﺳُﻮلُ اﻟﻠﱠﻪ‬
‫ﷺ وَﻗَﻮْﻟُﻪُ اﻟْﺤَﻖﱡ‬،
ْ‫وَاﻟﺘﱠﺮَﺣﱡﻢُ ﻋَﻠَﻰ ﺟَﻤِﯿﻊِ أَﺻْﺤَﺎبِ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ وَاﻟْﻜَﻒﱡ ﻋَﻤﱠﺎ ﺷَﺠَﺮَ ﺑَﯿْﻨَﮫُﻢ‬.
ِ‫ وَﻋَﻠَﻰ ﻟِﺴَﺎن‬،ِ‫وَأَنﱠ اﻟﻠﱠﻪَ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﺮْﺷِﻪِ ﺑَﺎﺋِﻦٌ ﻣِﻦْ ﺧَﻠْﻘِﻪِ ﻛَﻤَﺎ وَﺻَﻒَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻓِﻲ ﻛِﺘَﺎﺑِﻪ‬
‫ ﻟَﯿْﺲَ ﻛَﻤِﺜْﻠِﻪِ ﺷَﻲْءٌ وَھُﻮَ اﻟﺴﱠﻤِﯿﻊُ اﻟْﺒَﺼِﯿﺮ‬،‫ أَﺣَﺎطَ ﺑِﻜُﻞﱢ ﺷَﻲْءٍ ﻋِﻠْﻤًﺎ‬،ٍ‫رَﺳُﻮﻟِﻪِ ﷺ ﺑِﻼ ﻛَﯿْﻒ‬.

Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Al-Mudhaffar Al-


Muqri’, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin
Muhammad bin Habasy Al-Muqri’, ia berkata : Telah menceritakan
kepada kami Abu Muhammad ‘Abdurrahmaan bin Abi Haatim, ia
berkata : Aku pernah bertanya kepada ayahku (Abu Haatim Ar-Raaziy)
dan Abu Zur’ah tentang madzhab Ahlus-Sunnah dalam Ushuuluddiin
(pokok-pokok agama), serta apa yang mereka dapatkan dari para
ulama yang mereka jumpai di berbagai kota dan apa yang mereka
yakini tentang hal tersebut. Mereka berdua berkata : “Kami telah
berjumpa dengan para ulama di seluruh kota baik di Hijaaz, ‘Iraaq,
Syam, dan Yaman, maka diantara madzhab yang mereka anut adalah :
1. Iman itu perkataan dan perbuatan, dapat bertambah dan
berkurang.
2. Al-Qur’an adalah Kalaamullah, bukan makhluk dari semua sisinya.
3. Takdir yang baik dan yang buruk berasal dari Allah ‘azza wa jalla.
4. Sebaik-baik umat sepeninggal Nabi ‫ ﷺ‬adalah Abu Bakr Ash-
Shiddiiq, lalu ‘Umar bin Al-Khaththaab, lalu ‘Utsmaan bin ‘Affaan, lalu
‘Aliy bin Abi Thaalib ‘alaihimis-salaam. Mereka adalah Khulafaaur-
Raasyidiin yang terbimbing.
5. Dan bahwasannya sepuluh orang shahabat yang disebutkan
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan dipersaksikan masuk surga adalah sesuai dengan
yang dikatakan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬, dan perkataan beliau ‫ ﷺ‬tersebut
adalah benar.
6. Mendoakan rahmat kepada seluruh shahabat Muhammad ‫ ﷺ‬dan
menahan diri untuk tidak membicarakan perselisihan yang terjadi di
antara mereka.
7. Dan bahwasannya Allah ‘azza wa jalla berada di atas ’Arsy-Nya,
terpisah dari makhluk-Nya sebagaimana yang Ia sifatkan diri-Nya
dalam Kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya ‫ﷺ‬, tanpa menanyakan
’bagaimana’, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Allah berfirman : ’Tidak
ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar
lagi Maha Melihat (QS. Asy-Syuuraa : 11).
َ‫ ﻳَﺮَاهُ أَھْﻞُ اﻟْﺠَﻨﱠﺔِ ﺑِﺄَﺑْﺼَﺎرِھِﻢْ وَﻳَﺴْﻤَﻌُﻮنَ ﻛَﻼﻣَﻪُ ﻛَﯿْﻒَ ﺷَﺎء‬،ِ‫وَأَﻧﱠﻪُ ﺗَﺒَﺎرَكَ وَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻳُﺮَى ﻓِﻲ اﻵﺧِﺮَة‬
َ‫وَﻛَﻤَﺎ ﺷَﺎء‬.
َ َ
ِ‫ وَاﻟﻨﱠﺎرُ ﻋِﻘَﺎبٌ ﻷھْﻞ‬،ِ‫ وَاﻟْﺠَﻨﱠﺔُ ﺛَﻮَابٌ ﻷوْﻟِﯿَﺎﺋِﻪ‬،‫وَاﻟْﺠَﻨﱠﺔُ ﺣَﻖﱞ وَاﻟﻨﱠﺎرُ ﺣَﻖﱞ وَھُﻤَﺎ ﻣَﺨْﻠُﻮﻗَﺘﺎنِ ﻻ ﻳَﻔْﻨَﯿَﺎنِ أَﺑَﺪًا‬
‫ﻣَﻌْﺼِﯿَﺘِﻪِ إِﻻ ﻣَﻦْ رَﺣِﻢَ اﻟﻠﱠﻪُ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ‬،
‫ ﺗُﻮزَنُ ﻓِﯿﻪِ أَﻋْﻤَﺎلُ اﻟْﻌِﺒَﺎدِ ﺣَﺴَﻨُﮫَﺎ وَﺳَﯿﱢﺌُﮫَﺎ ﺣَﻖﱞ‬،ِ‫ ﻟَﻪُ ﻛِﻔﱠﺘَﺎن‬،‫وَاﻟْﻤِﯿﺰَانُ ﺣَﻖﱞ‬.
‫وَاﻟْﺤَﻮْضُ اﻟْﻤُﻜْﺮَمُ ﺑِﻪِ ﻧَﺒِﯿﱡﻨَﺎ ﺣَﻖﱞ‬.
‫وَاﻟﺸﱠﻔَﺎﻋَﺔُ ﺣَﻖﱞ‬،
‫وَاﻟْﺒَﻌْﺚُ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ اﻟْﻤَﻮْتِ ﺣَﻖﱞ‬.
‫وَأَھْﻞُ اﻟْﻜَﺒَﺎﺋِﺮِ ﻓِﻲ ﻣَﺸِﯿﺌَﺔِ اﻟﻠﱠﻪِ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ‬
‫ وَﻧَﻜِﻞُ أَﺳْﺮَارَھُﻢْ إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠﻪِ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ‬،ْ‫و ََﻻ ﻧُﻜَﻔﱢﺮُ أَھْﻞَ اﻟْﻘِﺒْﻠَﺔِ ﺑِﺬُﻧُﻮﺑِﮫِﻢ‬
ٍ‫وَﻧُﻘِﯿﻢُ ﻓَﺮْضَ اﻟْﺠِﮫَﺎدِ وَاﻟْﺤَﺞﱢ ﻣَﻊَ أَﺋِﻤﱠﺔِ اﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﯿﻦَ ﻓِﻲ ﻛُﻞﱢ دَھْﺮٍ وَزَﻣَﺎن‬.
‫ وَﻧَﺴْﻤَﻊُ وَﻧُﻄِﯿﻊُ ﻟِﻤَﻦْ وَﻻهُ اﻟﻠﱠﻪُ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ‬،ِ‫وَﻻ ﻧَﺮَى اﻟْﺨُﺮُوجَ ﻋَﻠَﻰ اﻷَﺋِﻤﱠﺔِ وَﻻ اﻟْﻘِﺘَﺎلَ ﻓِﻲ اﻟْﻔِﺘْﻨَﺔ‬
َ‫ وَﻧَﺠْﺘَﻨِﺐُ اﻟﺸﱡﺬُوذَ وَاﻟْﺨِﻼفَ وَاﻟْﻔُﺮْﻗَﺔ‬،َ‫ وَﻧَﺘﱠﺒِﻊُ اﻟﺴﱡﻨﱠﺔَ وَاﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔ‬،ٍ‫أَﻣْﺮَﻧَﺎ وَﻻ ﻧَﻨْﺰِعُ ﻳَﺪًا ﻣِﻦْ طَﺎﻋَﺔ‬.
َ‫ﻓَﺈِنﱠ اﻟْﺠِﮫَﺎدَ ﻣَﺎضٍ ﻣُﻨﺬُ ﺑَﻌَﺚَ اﻟﻠﱠﻪُ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ ﻧَﺒِﯿﱠﻪُ ﻋَﻠَﯿْﻪِ اﻟﺼﱠﻼةُ وَاﻟﺴﱠﻼمِ إِﻟَﻰ ﻗِﯿَﺎمِ اﻟﺴﱠﺎﻋَﺔِ ﻣَﻊ‬
ٌ‫أُوﻟِﻲ اﻷَﻣْﺮِ ﻣِﻦْ أَﺋِﻤﱠﺔِ اﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﯿﻦَ ﻻ ﻳُﺒْﻄِﻠُﻪُ ﺷَﻲْء‬.
َ‫ وَدَﻓْﻊُ اﻟﺼﱠﺪَﻗَﺎتِ ﻣِﻦَ اﻟﺴﱠﻮَاﺋِﻢِ إِﻟَﻰ أُوﻟِﻲ اﻷَﻣْﺮِ ﻣِﻦْ أَﺋِﻤﱠﺔِ اﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﯿﻦ‬،َ‫وَاﻟْﺤَﺞﱡ ﻛَﺬَﻟِﻚ‬.
8. Dan bahwasannya Allah tabaaraka wa ta’ala dapat dilihat kelak di
akhirat, dilihat oleh penduduk surga dengan mata kepala mereka, dan
mereka pun mendengar perkataan-Nya ‘azza wa jalla sebagaimana
yang Ia kehendaki dan seperti yang Ia kehendaki.
9. Surga itu benar (haq) dan neraka juga benar (haq). Keduanya
adalah makhluk Allah yang akan kekal selamanya. Surga adalah
balasan bagi para wali-Nya, sedangkan neraka adalah hukuman bagi
para pelaku maksiat kecuali yang diberikan rahmat (diampuni) oleh
Allah ‘azza wa jalla.
10. Miizaan itu benar (haq). Ia memiliki dua daun timbangan yang
akan menimbang amalan baik dan buruk para hamba adalah benar.
11. Haudl yang merupakan pemuliaan bagi Nabi kita ‫ ﷺ‬adalah benar
(haq).
12. Syafa’at adalah benar (haq).
13. Kebangkitan (kelak di hari kiamat) setelah kematian adalah benar
(haq).
14. Para pelaku dosa besar berada di dalam kehendak Allah ‘azza wa
jalla (apakah Ia berkehendak mengampuninya ataukah memberikan
adzab/hukuman kepadanya – Abul-Jauzaa’).
15. Kami tidak mengkafirkan kaum muslimin dengan sebab dosa-dosa
yang mereka lakukan, dan kami menyerahkan urusan batin mereka
kepada Allah ‘azza wa jalla.
16. Dan kami menegakkan kewajiban jihad dan haji bersama para
pemimpin kaum muslimin di setiap masa dan zaman.
17. Dan kami memandang tidak bolehnya keluar ketaatan
(memberontak) kepada para pemimpin (kaum muslimin) dan
mengobarkan peperangan di masa fitnah. Kami senantiasa mendengar
dan taat kepada orang yang Allah ‘azza wa jalla berikan kekuasaan
untuk mengatur urusan kami. Kami tidak akan melepaskan tangan
kami dari ketaatan. Kami mengikuti sunnah dan jama’ah, serta
menjauhkan diri dari keganjilan, penyelisihan, dan perpecahan.
18. Sesungguhnya jihad tetap eksis sejak Allah ‘azza wa jalla utus
Nabi-Nya ‫ ﷺ‬hingga hari kiamat, dilakukan bersama ulil-amri
(pemerintah) dari kalangan para pemimpin kaum muslimin, tidak akan
dibatalkan oleh sesuatupun.
19. Begitu juga dengan haji dan penunaian zakat hewan ternak
saaimah (yang digembalakan mencari makanan sendiri di alam bebas
atau padang rumput – Abul-Jauzaa’) kepada ulil-amri (pemerintah) dari
kalangan para pemimpin kaum muslimin.
‫ وَﻻ ﻧَﺪْرِي ﻣَﺎ ھُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠﱠﻪِ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ‬،ْ‫وَاﻟﻨﱠﺎسُ ﻣُﺆَﻣﱠﻨُﻮنَ ﻓِﻲ أَﺣْﻜَﺎﻣِﮫِﻢْ وَﻣَﻮَارِﻳﺜِﮫِﻢ‬
ْ‫ وَﻣَﻦ‬،َ‫ ھُﻮَ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠﱠﻪِ ﻓَﮫُﻮَ ﻣِﻦَ اﻟْﻜَﺎذِﺑِﯿﻦ‬:َ‫ وَﻣَﻦْ ﻗَﺎل‬،ٌ‫ إِﻧﱠﻪُ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﺣَ ًﻘّﺎ ﻓَﮫُﻮَ ﻣُﺒْﺘَﺪِع‬:َ‫ﻓَﻤَﻦْ ﻗَﺎل‬
ٌ‫ ھُﻮَ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﺑِﺎﻟﻠﱠﻪِ ﺣَ ًﻘّﺎ ﻓَﮫُﻮَ ﻣُﺼِﯿﺐ‬:َ‫ﻗَﺎل‬.
ٌ‫وَاﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔُ وَاﻟْﻤُﺒْﺘَﺪِﻋَﺔُ ﺿُﻼل‬،
ٌ‫وَاﻟْﻘَﺪَرِﻳﱠﺔُ اﻟْﻤُﺒْﺘَﺪِﻋَﺔُ ﺿُﻼل‬،
ٌ‫ﻓَﻤَﻦْ أَﻧْﻜَﺮَ ﻣِﻨْﮫُﻢْ أَنﱠ اﻟﻠﱠﻪَ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ ﻻ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻗَﺒْﻞَ أَنْ ﻳَﻜُﻮنَ ﻓَﮫُﻮَ ﻛَﺎﻓِﺮ‬.
ٌ‫وَأَنﱠ اﻟْﺠَﮫْﻤِﯿﱠﺔَ ﻛُﻔﱠﺎر‬،
َ‫اﻹﺳْﻼم‬ ِ ‫وَأَنﱠ اﻟﺮﱠاﻓِﻀَﺔَ رَﻓَﻀُﻮا‬،
ٌ‫وَاﻟْﺨَﻮَارِجَ ﻣُﺮﱠاق‬.
ِ‫ وَﻣَﻦْ ﺷَﻚﱠ ﻓِﻲ ﻛُﻔْﺮِه‬.ِ‫وَﻣَﻦْ زَﻋَﻢَ أَنﱠ اﻟْﻘُﺮْآنَ ﻣَﺨْﻠُﻮقٌ ﻓَﮫُﻮَ ﻛَﺎﻓِﺮٌ ﺑِﺎﻟﻠﱠﻪِ اﻟْﻌَﻈِﯿﻢِ ﻛُﻔْﺮًا ﻳَﻨْﻘُﻞُ ﻋَﻦِ اﻟْﻤِﻠﱠﺔ‬
ٌ‫ﻣِﻤﱠﻦْ ﻳَﻔْﮫَﻢُ ﻓَﮫُﻮَ ﻛَﺎﻓِﺮ‬.
ً
َ‫ ﻻ أَدْرِي ﻣَﺨْﻠُﻮقٌ أَوْ ﻏَﯿْﺮُ ﻣَﺨْﻠُﻮقٍ ﻓَﮫُﻮ‬:ُ‫وَﻣَﻦْ ﺷَﻚﱠ ﻓِﻲ ﻛَﻼمِ اﻟﻠﱠﻪِ ﻋَﺰﱠ وَﺟَﻞﱠ ﻓَﻮَﻗَﻒَ ﺷَﺎﻛّﺎ ﻓِﯿﻪِ ﻳَﻘُﻮل‬
‫ﺟَﮫْﻤِﻲﱞ‬.
ْ‫وَﻣَﻦْ وَﻗَﻒَ ﻓِﻲ اﻟْﻘُﺮْآنِ ﺟَﺎھِﻼ ﻋُﻠﱢﻢَ وَﺑُﺪﱢعَ وَﻟَﻢْ ﻳُﻜَﻔﱠﺮ‬.
‫ ﻟَﻔْﻈِﻲ ﺑِﺎﻟْﻘُﺮْآنِ ﻣَﺨْﻠُﻮقٌ ﻓَﮫُﻮَ ﺟَﮫْﻤِﻲﱞ أَوِ اﻟْﻘُﺮْآنُ ﺑِﻠَﻔْﻈِﻲ ﻣَﺨْﻠُﻮقٌ ﻓَﮫُﻮَ ﺟَﮫْﻤِﻲﱞ‬:َ‫وَﻣَﻦْ ﻗَﺎل‬.
20. Manusia pada asalnya adalah orang-orang beriman (mukmin)
dalam hukum-hukum dan pewarisan mereka, sedangkan di sisi Allah
‘azza wa jalla kami tidak mengetahuinya.
21. Barangsiapa berkata : ‘Sesungguhnya orang itu mukmin sejati/
sebenar-benarnya’, maka ia adalah mubtadi’. Barangsiapa berkata :
‘Orang itu mukmin di sisi Allah’, maka ia termasuk orang-orang yang
berdusta. Barangsiapa berkata : ‘Orang itu beriman kepada Allah
dengan sebenar-benarnya’, maka ia benar.
22. Murji’ah adalah mubtadi’ yang sesat.
23. Qadariyyah adalah mubtadi’ yang sesat.
24. Maka barangsiapa diantara mereka yang mengingkari, yaitu :
Bahwasannya Allah ‘azza wa jalla tidak mengetahui apa yang akan
terjadi sebelum terjadi, maka ia kafir.
25. Jahmiyyah adalah kafir.
26. Raafidlah, mereka itu menolak Islam.
27. Khawaarij itu murraaq (orang-orang yang telah keluar dari
agama).
28. Barangsiapa yang menyangka Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia
kafir terhadap Allah yang Maha Agung dengan kekafiran yang
mengeluarkannya dari agama. Barangsiapa paham namun ragu-ragu
akan kekafirannya, maka ia pun kafir.
29. Barangsiapa yang ragu-ragu tentang Kalamullah ‘azza wa jalla, lalu
ia abstain karena ragu dalam hal tersebut seraya berkata : ‘Aku tidak
tahu apakah Al-Qur’an adalah makhluk atau bukan makhluk’, maka ia
adalah Jahmiy (penganut paham Jahmiyyah).
30. Barangsiapa yang abstain dalam permasalahan Al-Qur’an karena
kejahilan, maka ia diajari dan dibid’ahkan tanpa dikafirkan.
31. Barangsiapa yang berkata : ‘Lafadh Al-Qur’anku adalah makhluk’,
maka ia Jahmiy. Atau ia mengatakan : ‘Al-Qur’an dengan lafadhku
adalah makhluk’, maka ia Jahmiy.
ُ‫ وَﻋَﻼﻣَﺔ‬،ِ‫ وَﻋَﻼﻣَﺔُ أَھْﻞِ اﻟْﺒِﺪَعِ اﻟْﻮَﻗِﯿﻌَﺔُ ﻓِﻲ أَھْﻞِ اﻷَﺛَﺮ‬:ُ‫ ﻳَﻘُﻮل‬،‫ وَﺳَﻤِﻌْﺖُ أَﺑِﻲ‬:ٍ‫ﻗَﺎلَ أَﺑُﻮ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ‬
ِ‫اﻟﺰﱠﻧَﺎدِﻗَﺔِ ﺗَﺴْﻤِﯿَﺘُﮫُﻢْ أَھْﻞَ اﻟﺴﱡﻨﱠﺔِ ﺣَﺸْﻮِﻳﱠﺔً ﻳُﺮِﻳﺪُونَ إِﺑْﻄَﺎلَ اﻵﺛَﺎر‬.
ً‫وَﻋَﻼﻣَﺔُ اﻟْﺠَﮫْﻤِﯿﱠﺔِ ﺗَﺴْﻤِﯿَﺘُﮫُﻢْ أَھْﻞَ اﻟﺴﱡﻨﱠﺔِ ﻣُﺸَﺒﱢﮫَﺔ‬،
ً‫وَﻋَﻼﻣَﺔُ اﻟْﻘَﺪَرِﻳﱠﺔِ ﺗَﺴْﻤِﯿَﺘُﮫُﻢْ أَھْﻞَ اﻷَﺛَﺮِ ﻣُﺠَﺒﱢﺮَة‬.
ً‫وَﻋَﻼﻣَﺔُ اﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔِ ﺗَﺴْﻤِﯿَﺘُﮫُﻢْ أَھْﻞَ اﻟﺴﱡﻨﱠﺔِ ﻣُﺨَﺎﻟِﻔَﺔً وَﻧُﻘْﺼَﺎﻧِﯿﱠﺔ‬.
ً‫وَﻋَﻼﻣَﺔُ اﻟﺮﱠاﻓِﻀَﺔِ ﺗَﺴْﻤِﯿَﺘُﮫُﻢْ أَھْﻞَ اﻟﺴﱡﻨﱠﺔِ ﻧَﺎﺻِﺒَﺔ‬.
َ
ُ‫" وَﻻ ﻳَﻠْﺤَﻖُ أَھْﻞَ اﻟﺴﱡﻨﱠﺔِ إِﻻ اﺳْﻢٌ وَاﺣِﺪٌ وَﻳَﺴْﺘَﺤِﯿﻞُ أَنْ ﺗَﺠْﻤَﻌَﮫُﻢْ ھَﺬِهِ اﻷﺳْﻤَﺎء‬
Abu Muhammad (Ibnu Abi Haatim) berkata : Aku mendengar ayahku
(Abu Haatim Ar-Raaziy) berkata : “Tanda Ahlul-Bid’ah adalah mencela
Ahlul-Atsar. Tanda orang-orang Zanaadiqah adalah penamaan mereka
terhadap Ahlus-Sunnah sebagai Hasyawiyyah karena mereka ingin
membatalkan atsar-atsar.
Tanda orang-orang Jahmiyyah adalah penamaan mereka terhadap
Ahlus-Sunnah dengan Musyabbihah.
Tanda orang-orang Qadariyyah adalah penamaan mereka terhadap
Ahlus-Sunnah dengan Mujabbirah.
Tanda orang-orang Murji’ah adalah penamaan mereka terhadap Ahlus-
Sunnah dengan Mukhaalifah (orang yang selalu mempertentangkan)
dan Nuqshaaniyyah (orang yang kurang dalam imannya).
Tanda orang-orang Raafidlah adalah penamaan mereka terhadap
Ahlus-Sunnah dengan Naashibah (pembenci ahlul-bait Nabi ‫)ﷺ‬.
Dan tidaklah didapatkan pada Ahlus-Sunnah kecuali hanya satu nama,
sehingga mustahil nama-nama ini terkumpul pada mereka (Ahlus-
Sunnah).
َ‫ ﻳُﻐَﻠﱢﻈَﺎنِ ﻓِﻲ ذَﻟِﻚ‬،ِ‫ وَأَﺑَﺎ زُرْﻋَﺔَ ﻳَﺄْﻣُﺮَانِ ﺑِﮫِﺠْﺮَانِ أَھْﻞِ اﻟﺰﱠﻳْﻎِ وَاﻟْﺒِﺪَع‬،‫ وَﺳَﻤِﻌْﺖُ أَﺑِﻲ‬،ٍ‫ﻗَﺎلَ أَﺑُﻮ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ‬
ِ‫ وَﻳَﻨْﮫَﯿَﺎنِ ﻋَﻦْ ﻣُﺠَﺎﻟَﺴَﺔِ أَھْﻞِ اﻟْﻜَﻼم‬،ٍ‫ وَﻳُﻨْﻜِﺮَانِ وَﺿْﻊَ اﻟْﻜُﺘُﺐِ ﺑِﺮَأْيٍ ﻓِﻲ ﻏَﯿْﺮِ آﺛَﺎر‬،ِ‫أَﺷَﺪﱠ اﻟﺘﱠﻐْﻠِﯿﻆ‬
‫ وَﻳَﻘُﻮﻻنِ ﻻ ﻳُﻔْﻠِﺢُ ﺻَﺎﺣِﺐُ ﻛَﻼمٍ أَﺑَﺪًا‬،َ‫وَاﻟﻨﱠﻈَﺮِ ﻓِﻲ ﻛُﺘُﺐِ اﻟْﻤُﺘَﻜَﻠﱢﻤِﯿﻦ‬
‫" ﻗَﺎلَ أَﺑُﻮ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ " وَﺑِﻪِ أَﻗُﻮلُ أَﻧَﺎ‬.
ُ‫ " وَﺑِﻪِ أَﻗُﻮل‬:ُ‫" وَﻗَﺎلَ أَﺑُﻮ ﻋَﻠِﻲﱢ ﺑْﻦُ ﺣُﺒَﯿْﺶٍ اﻟْﻤُﻘْﺮِئ‬.
ُ‫ " وَﺑِﻪِ أَﻗُﻮل‬:ِ‫" ﻗَﺎلَ ﺷَﯿْﺨُﻨَﺎ اﺑْﻦُ اﻟْﻤُﻈَﻔﱠﺮ‬.
ُ‫ " وَﺑِﻪِ أَﻗُﻮل‬:َ‫" وَﻗَﺎلَ ﺷَﯿْﺨُﻨَﺎ ﻳَﻌْﻨِﻲ اﻟْﻤُﺼَﻨﱢﻒ‬
‫ وﺑﻪ أﻗﻮل‬: ‫وَﻗَﺎلَ اﻟﻄﺮﻳﺜﯿﺘﻲ‬
‫ وﺑﻪ أﻗﻮل‬: ‫وَﻗَﺎلَ ﺷﯿﺨﻨﺎ اﻟﺴﻠﻔﻲ‬
Abu Muhammad berkata : Aku mendengar ayahku (Abu Haatim Ar-
Raaziy) dan Abu Zur’ah memerintahkan untuk memboikot ahluz-zaigh
wal-bida’ (orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dan pelaku
bid’ah). Mereka (Abu Haatim dan Abu Zur’ah) bersikap sangat keras
dalam hal tersebut. Mereka mengingkari penulisan kitab-kitab hanya
berdasarkan pendapat semata tanpa berdasarkan atsar-atsar. Mereka
melarang bermajelis dengan ahlul-kalam dan berdebat tentang kitab-
kitab ahli kalam. Mereka berkata : ‘Tidak beruntung shaahibul-kalaam
selamanya’.
Abu Muhammad berkata : “Dan inilah yang aku katakan (yaitu,
berkeyakinan sebagaimana dikatakan oleh Abu Haatim dan Abu Zur’ah
– Abul-Jauza’
)”.
Abu ‘Aliy bin Hubaisy Al-Muqri’ berkata : “Dan inilah yang aku
katakan”.
Syaikh kami, yaitu Ibnul-Mudhaffar, berkata : “Dan inilah yang aku
katakan”.
Syaikh kami, yaitu penulis (Al-Laalikaa’iy), berkata : “Dan inilah yang
aku katakan”.
Ath-Thuraitsitiy berkata : “Dan inilah yang aku katakan”.
Syaikh kami, As-Silafiy, berkata : “Dan inilah yang aku katakan”.

[Syarh Ushuuli I’tiqaad Ahlis-Sunnah wal-Jama’ah, 1/176-180 no.


321-322, tahqiq : Dr. Ahmad bin Sa’d bin Hamdaan].

Sanad riwayat ini shahih, para perawinya tsiqaat:


a. Muhammad bin Al-Mudhaffar bin ’Aliy bin Harb, Abu Bakr Al-Muqri’
Ad-Diinawariy; seorang syaikh yang shaalih, mempunyai keutamaan,
lagi shaduuq. Wafat 415 H [Taariikh Baghdaad, 4/430 no. 1624, tahqiq
: Dr. Basyaar ’Awwaad Ma’ruuf; Daarul-Gharb, Cet. 1/1422 H].
b. Al-Husain bin Muhammad bin Habsy, Abu ’Aliy Ad-Diinawariy Al-
Muqri’; seorang yang tsiqah lagi ma’muun [lihat : Taariikh Islaamiy
oleh Adz-Dzahabiy, 26/538-539, tahqiq : Dr. ’Umar bin ’Abdis-Salaam
At-Tadmuriy; Daarul-Kitaab Al-’Arabiy, Cet. 1/1409 H].
c. Abu Muhammad ‘Abdurrahmaan bin Abi Haatim; ia adalah anak
dari Abu Haatim Ar-Raaziy, seorang imam yang tidak perlu ditanyakan
lagi.
Inilah aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah yang telah menjadi
kesepakatan para ulama kita semenjak dulu. Semoga Allah ta'ala
memberikan kita petunjuk dan kekokohan dalam menitinya.
Semoga ada manfaatnya, wallaahu a’lam bish-shawwaab.
[abul-jauzaa’ – setelah pulang kantor, 06081438].

Anda mungkin juga menyukai