2. Mengikhlaskan niat.
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah
mengikhlaskan niat karena Allah didalam menuntutnya. Sesuai
dengan keikhlasan seseorang dia akan mendapatkan ilmu dan niat
yang ikhlas didalam mencari ilmu adalah apabila niatnya: 1)
Mengangkat kebodohan dari diri sendiri 2) Mengangkat
kebodohan dari orang lain 3) Menghidupkan ilmu dan
menjaganya supaya tidak punah 4) Mengamalkan ilmu
Kalau dia bisa mengatasi itu semua maka in sya Allah dia
mendapatkan ilmu.
Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu
mempelajari agama dan mereka sudah berumur.
حفظنا قليال وقرأنا كثيرا فانتفعنا بما حفظنا أكثر من انتفاعنا بما قرأنا
TAUHID
■ Secara bahasa adalah mengEsakan
■Secara istilah adalah mengEsakan Allā h di dalam
beribadah.
ﻠﻰ
َ ﻋ َﺎﻝﻻَـ ِﺇﻟ َـَﻪ ِﺇﻻ َّ ُـ
ﺍﻟﻠﻪ َـﻭ ﻛ َ َﻔ َـﺮ ﺑ َِﻤﺎ ﻳُ ْﻌﺒَ ُـﺪ ِﻣ ْـﻦ ُﺩ ْﻭ ِـﻥ ِـ
َ ﺍﻟﻠﻪ َﺣ ُﺮ َـﻡ َﻣﺎﻟ ُـُﻪ َﻭ َﺩ ُﻣ ُـﻪ َـﻭ ِﺣ َﺴﺎﺑُ ُـﻪ َﻣ ْـﻦ ﻗ َـ
ِ
ﺍﻟﻠﻪ
Oleh karena itu, rukun kalimat Tauhid (Lā ilā ha illallā h) ada 2 :
⑴ Nafi (pengingkaran)
Nafi pada kalimat ‘’Lā ilā ha’’ artinya tidak ada Tuhan yang
berhak disembah. Maksudnya adalah mengingkari tuhan–tuhan
selain Allā h.
Allā h berfirman :
ين ِم ْن َأن ْ َص ٍار َّ َِو َما َأن ْ َف ْقتُ ْم ِم ْن ن َ َف َقةٍ َأ ْو ن َ َذ ْرتُ ْم ِم ْن ن َ ْذ ٍر َفِإ َّن الل َّ َه يَ ْعل َُم ُه ۗ َو َما ل
َ لظالِ ِم
ُور ُهم
َ َول ْيُوفُوا نُذ
’’Dan supaya mereka menyempurnakan nadzar-nadzar
mereka‘’. (Al-Hajj 29)
● Ayat-ayat AlQur’an
● Do’a-do’a yang diajarkan Nabi shallallā hu ‘alayhi wa sallam
dan ini lebih utama.
● Atau dengan, Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran
maknanya baik dengan bahasa Arab maupun dengan selain
bahasa Arab.
الدعاء هو العبادة
Allâ h berfirman:
“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat dan juga yang
lain) tidak memberikan syafā ’at kecuali bagi orang-orang yang
Allā h ridhai…”. (Surat Al-Anbiyaa’ 28)
Syafā ’at di akhirat ini berbeda dengan syafā ’at di dunia.
Karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberikan
syafā ’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allā h
Subhā nahu wa Ta’ā lā , sampai meskipun dia seorang nabi atau
seorang malaikat sekalipun.
ۚ ُﻮﻥ َٰﻫ ُﺆﻟ َﺎ ِـﺀ ُﺷﻔَ َﻌﺎ ُﺅﻧَﺎ ِﻋﻨ ْ َـﺪ ﺍﻟﻠ َّ ِـﻪ
ﻭﻥ ﺍﻟﻠ َّ ِـﻪ َﻣﺎ ﻟ َﺎ ﻳَ ُﻀ ُّﺮ ُﻫ ْﻢـ َﻭﻟ َﺎ ﻳَﻨْﻔَ ُﻌ ُﻬ ْﻢـ َﻭﻳَﻘُﻮﻟ َـ
ﻭﻥ ِﻣ ْـﻦ ُﺩ ِـ َﻭﻳَ ْﻌﺒُ ُﺪ َـ
ﻋ َّﻤﺎ ﻳُ ْﺸ ِﺮﻛ ُﻮﻥ َ ﺤﺎﻧ َ ُﻪ َﻭﺗَ َﻌﺎﻟ َٰﻰ َ ْﺍﺕ َﻭﻟ َﺎ ِﻓﻲ ﺍﻟ ْﺄ َ ْﺭ ِﺽ ۚ ُﺳﺒ ِ ﺎﻭ َ ﺍﻟﺴ َﻤَّ ﻮﻥ ﺍﻟﻠ َّ َﻪ ﺑ َِﻤﺎ ﻟ َﺎ ﻳَ ْﻌﻠ َُﻢ ِﻓﻲ َ ُﻗ ُْﻞ ﺃَﺗُﻨ َ ِﺒّﺌ
● Mencintai mereka.
● Mengikuti jejak mereka di dalam kebaikan.
(Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai aku lebih dia
cintai dari pada orangtua nya, anak nya dan seluruh manusia)
ِ عبْ ُد
الله َو َر ُس ْول ُُه َ َفِإن ّ ََما َأنَا،ارى ابْ َن َم ْريَ َم
َ َف ُق ْول ُْوا،عبْ ُد ُه َأ
َ ال َ تُ ْط ُر ْو ِني ك ََما ْط َر ِت الن ّ ََص.
Allā h berfirman:
ح َر
ْ الس
ِّ َّاس ِ َالشي
َّ َّان َول َٰ ِكن
َ ون الن
َ ين ك َ َف ُروا يُ َعلِّ ُم
َ اط ُ َو َما ك َ َف َر ُسل َيْ َم
7 Dosa Besar
“Jauhilah 7 perkara yang membinasakan.”
Para shahā bat bertanya, “Ya Rasū lullā h, apakah 7 perkara
tersebut?”
Maka Beliau shallallā hu ‘alayhi wa sallam menyebutkan 7 Perkara:
“Syirik kepada Allā h, sihir,…(dst).”.
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah
hukuman mati bila dia tidak bertaubat, sebagaimana telah
dicontohkan oleh para shahā bat Nabi shallallā hu ‘alayhi wa
sallam. Adapun yang berhak untuk melakukan hukuman tersebut
adalah pemerintah yang sah bukan individu – individu.
● Jimat-jimat
● Musik-musik
● Gambar-gambar makhluk bernyawa
● Dan lain-lain.
● Bersabar
● Merendahkan diri kepada Allā h.
● Memohon darinya kesembuhan, dan
● Berpegang dengan ruqyah-ruqyah yang disyariatkan.
● Melihat bintang
● Menggaris di tanah
● Melihat air di mangkok
● Dan lain-lain.
Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia.
Seorang salaf, Qatā dah Bin Di’ā mah As-Sadū si, seorang
ulama yang meninggal kurang lebih pada tahun 110 H. Beliau
menjelaskan bahwa :
● Wallā hi
● Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
● Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya
● Dan lain-lain.
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang
tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.
● Demi Wisnu
● Demi Dewa Fulan
● Demi Lā ta
● Dan lain-lain.
Halaqah 20 ~ Riya
Allā h berfirman :
Allā h berfirman :