Anda di halaman 1dari 4

Halaqoh Silsilah Islamiyah Angk-192 Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfaat

untuk dirimu dan memohonlah pertolongan kepada Allah dan


MATERI I : PENGAGUNGAN TERHADAP ILMU janganlah engkau merasa lemah. (HR. Muslim)
Dahulu Imam Ahmad bin Hambal terkadang ingin keluar dari
Bagian Pertama (1) rumahnya untuk menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang
Telah berkata Syaikh Dr. Shalih bin Abdillah bin Hamd Al-‘Ushoimiy waktu subuh dan sebagian mereka membaca shahih al-bukhari
hafizhahullah di dalam Muqaddimah kitab “Khulashah Ta’zhimil ‘Ilmi” kepada gurunya dalam tiga majelis atau tiga pertemuan. Ini semua
bahwa banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan menunjukkan bagaimana semangat dan tekad para pendahulu kita
pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri. didalam menuntut ilmu.
4. Memusatkan semangat untuk mempelajari Al-Qur’an dan Al-
Barang siapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu Hadits
maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut, sebaliknya karena inilah asal dari ilmu itu sendiri.
barang siapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan 5. Menempuh jalan yang benar dalam menuntut ilmu agama.
semakin berkurang bagiannya. Orang yang salah cara dalam menuntut ilmu maka dia tidak akan
mendapatkan keinginannya, atau mendapatkan sedikit disertai rasa
Kemudian beliau menyebutkan 20 perkara yang merupakan bentuk
lelah yang sangat.
pengagungan terhadap ilmu:
Dan cara yang benar didalam mempelajari satu cabang ilmu:
1. Membersihkan tempat ilmu (yaitu hati) Menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah membersihkan mengumpulkan perkara-perkara yang raajih atau yang dikuatkan
tempat ilmu. Apabila hati kita bersih maka ilmu akan berkenan menurut para ulama dibidang tersebut.
masuk, dan semakin bersih maka semakin mudah menerima ilmu Mempelajari ilmu tersebut dari seorang yang ahli yang bisa
tersebut. dijadikan teladan dan dia mampu mengajar.
Dan hal yang mengotori hati dan menjadikan ilmu sulit masuk 6. Mendahulukan ilmu yang paling penting kemudian yang
adalah kotoran syahwat dan kotoran syubhaat. setelahnya dan setelahnya.
2. Mengikhlaskan niat. Dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah mengikhlaskan ibadah seseorang kepada Allah. Yang berkaitan dengan ‘ubudiyah
niat karena Allah didalam menuntutnya. Sesuai dengan keikhlasan seseorang kepada Allah ‘azza wajalla, seperti: ilmu ‘aqidah, tata cara
seseorang dia akan mendapatkan ilmu dan niat yang ikhlas didalam wudhu, tata cara shalat dan lain-lain.
mencari ilmu adalah apabila niatnya: 7. Bersegera untuk mendapatkan ilmu dan memanfaatkan waktu
1) Mengangkat kebodohan dari diri sendiri muda.
2) Mengangkat kebodohan dari orang lain Karena waktu muda adalah waktu yang emas untuk mempelajari
3) Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah ilmu agama. Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah:
4) Mengamalkan ilmu
3. Mengumpulkan tekad untuk menuntutnya, meminta petolongan
kepada Allah, dan tidak merasa lemah. Artinya: "Menuntut ilmu diwaktu kecil seperti mengukir di batu".
Sebagaimana dalam hadits: Adapun apabila sudah tua maka kebanyakan manusia akan memiliki
banyak kesibukan, pikiran dan memiliki banyak koneksi.
Kalau dia bisa mengatasi itu semua maka insyaAllah dia Bahkan sebagian salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum
mendapatkan ilmu. Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mempelajari ilmu dan banyak diantara penuntut ilmu yang tidak
dahulu mempelajari agama dan mereka sudah berumur. mendapatkan ilmu karena dia menyia-nyiakan adab.
8. Pelan-pelan didalam menuntut ilmu. 11. Menjaga ilmu dari apa yang menjelekkannya.
karena menuntut ilmu tidak bisa dilakukan serta merta sekali jalan, Hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga wibawanya, karena
tetapi diambil ilmu secara pelan-pelan dengan memulai kitab-kitab apabila dia melakukan sesuatu yang merusak wibawanya sebagai
yang ringkas, menghafal dan memahami maknanya dan jangan kita seorang penuntut ilmu berarti dia telah merendahkan ilmu. Seperti
memulai menuntut ilmu dengan membaca kitab-kitab yang terlalu banyak menoleh dijalan, berteman akrab dengan orang-
panjang. orang faasik dan lain-lain.
9. Sabar dalam menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu. 12. Memilih teman yang shaalih.
Menghafal membutuhkan kesabaran, memahami membutuhkan Seorang penuntut ilmu perlu teman yang membantu untuk
kesabaran, menghadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran, mendapatkan ilmu dan bersungguh-sungguh. Teman yang tidak
demikian pula menjaga haq seorang guru membutuhkan kesabaran. baik akan memberi pengaruh yang tidak baik.
Berkata Yahya ibnu Abi Katsiirin: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Tidak didapatkan ilmu dengan badan yang berleha-leha." "Seseorang berada diatas agama teman akrabnya, maka hendaklah
salah seorang diantara kalian melihat dengan siapa dia berteman
Demikian pula menyampaikan dan mengajarkan perlu kesabaran, akrab." (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud, dan At-Tirmizi)
duduk bersama para penuntut ilmu perlu kesabaran, memahamkan
mereka perlu kesabaran, demikian pula menghadapi kesalahan- 13. Berusaha keras dalam menghafal ilmu.
kesalahan mereka perlu kesabaran. Bermudzakarah dan bertanya. Belajar dari seorang guru tidak
10. Memperhatikan adab-adab ilmu. banyak manfa'atnya jika tidak menghafal, bermudzakarah dan
Ilmu yang bermanfaat didapatkan diantaranya dengan bertanya.
memperhatikan adab. Dan adab disini mencakup adab terhadap diri Menghafal berkaitan dengan diri sendiri, bermudzakarah adalah
didalam pelajaran, adab terhadap guru dan teman dan lain-lain. mengulang kembali bersama teman, dan bertanya maksudnya
Orang yang beradab didalam ilmu berarti dia mengagungkan ilmu, adalah bertanya kepada sang guru.
maka dia dipandang sebagai seorang yang berhaq untuk Berkata Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullah :
mendapatkan ilmu tersebut.
Adapun orang yang tidak beradab maka dikhawatirkan ilmu akan
sia-sia bila disampaikan kepadanya. Berkata Ibnu Siirin:
"Kami menghafal sedikit dan membaca banyak, maka kami
mengambil manfa'at dari yang kami hafal lebih banyak daripada apa
"Dahulu mereka mempelajari adab sebagaimana mereka yang kami baca."
mempelajari ilmu." Dan dengan mudzakarah akan hidup ilmu di dalam jiwa dan dengan
bertanya akan terbuka pembendaharaan ilmu.
14. Menghormati ahli ilmu. berselisih, maka lebih hati-hatinya seseorang mengambil ucapan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: mayoritas mereka.
16. Menghormati majelis ilmu dan kitab.
Hendaklah beradab ketika bermajelis, melihat kepada gurunya dan
tidak menoleh tanpa keperluan, tidak banyak bergerak dan
memainkan tangan dan kakinya, tidak bersandar dihadapan
seorang guru, tidak bersandar dengan tangannya, tidak berbicara
"Bukan termasuk ummat ku orang yang tidak menghormati yang dengan orang yang ada di sampingnya, dan apabila bersin berusaha
lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dan mengetahui haq untuk merendahkan suaranya, apabila menguap berusaha untuk
bagi seorang 'aalim." (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Imam Ahmad meredamnya atau menutup dengan mulutnya.
di dalam musnad beliau) Dan hendaknya juga menjaga kitab dan memuliakanya, tidak
Maka seorang murid harus memiliki rasa tawaadhu' kepada menjadikan kitab sebagai tempat simpanan barang-barang, tidak
gurunya, menghadap beliau dan tidak menoleh, menjaga adab bersandar di atas kitab, tidak meletakkan kitab di kakinya, dan
berbicara, tidak berlebih-lebihan didalam memuji beliau, apabila dia membaca kitab dihadapan seorang guru hendaklah dia
mendo'akan beliau, mengucapkan terima kasih kepada beliau atas mengangkat kitab tersebut, dan tidak meletakkan kitab tersebut di
pengajaran beliau, menampakkan rasa butuhnya terhadap ilmu tanah.
beliau, tidak menyakiti beliau dengan ucapan dan perbuatan, serta 17. Membela ilmu dan membelanya.
berlemah lembut ketika mengingatkan kesalahan beliau. Ilmu memiliki kehormatan yang mengharuskan penuntutnya dan
Disana ada 6 perkara yang harus dia jaga apabila melihat kesalahan ahlinya untuk membela dan menolongnya bila ada yang berusaha
seorang guru: merusaknya.
- Meneliti terlebih dahulu apakah benar kesalahan tersebut Oleh karena itu para ulama membantah orang yang menyimpang
keluar dari seorang guru. bila jelas penyimpangannya dari syari'at, siapapun dia. Yang
- Meneliti apakah itu memang sebuah kesalahan (dan ini tugas demikian untuk menjaga agama dan menasehati kaum muslimin.
ahlul 'ilmi). Mereka memboikot seorang mubtadi' yaitu orang yang membuat
- Tidak boleh mengikuti kesalahan tersebut. Memberikan 'udzur bid'ah dalam agama, tidak mengambil ilmu dari mereka kecuali
kepada sang guru dengan alasan yang benar. dalam keadaan terpaksa, dan lain-lain. Semuanya dilakukan untuk
- Memberikan nasehat dengan lembut dan rahasia. menjaga ilmu dan membelanya.
- Menjaga kehormatan seorang guru dihadapan kaum muslimin 18. Berhati-hati dalam bertanya kepada para ulama. Seorang
yang lain. penuntut ilmu hendaknya memperhatikan 4 perkara didalam
15. Mengembalikan sebuah permasalahan kepada ahlinya. bertanya:
Orang yang mengagungkan ilmu mengembalikan sebuah - Bertanya untuk belajar, bukan ingin mengeyel.
permasalahan kepada ahli ilmu dan tidak memaksakan dirinya atas Karena orang yang niatnya tidak baik didalam bertanya akan
sesuatu yang dia tidak mampu, karena dikhawatirkan takut dijauhkan dari berkah ilmu itu sendiri.
berbicara tanpa ilmu khususnya peristiwa-peristiwa yang besar - Bertanya tentang sesuatu yang bermanfa'at.
yang terjadi yang berkaitan dengan urusan ummat dan orang - Melihat keadaan gurunya
banyak. tidak bertanya kepada sang guru apabila guru dalam keadaan
Mereka para ulama memiliki ilmu dan pengalaman, maka tidak kondusif untuk menjawab pertanyaan.
hendaklah kita husnudzan kepada mereka. Dan apabila ulama
- Memperbaiki cara bertanya.
seperti menggunakan kata-kata yang baik, mendo'akan untuk
sang guru sebelum bertanya, menggunakan panggilan
penghormatan, dan lain-lain.
19. Cinta yang sangat kepada ilmu.
Tidak mungkin seseorang mencapai derajat ilmu, kecuali apabila
kelezatan dia yang paling besar ada di dalam ilmu. Dan kelezatan
ilmu bisa didapatkan dengan 3 perkara:
- Mengeluarkan segenap tenaganya dan kesungguhannya untuk
belajar.
- Kejujuran didalam belajar.
- Keikhlasan niat.
20. Menjaga waktu didalam ilmu.
Seorang penuntut ilmu tidak menyia-nyiakan waktunya sedikitpun,
menggunakan waktu untuk ibadah, dan mendahulukan yang afdhal
diantara amalan-amalan. Sebagian salaf dahulu ada yang muridnya
membaca kitab kepada beliau sedangkan beliau dalam keadaan
makan, yang demikian adalah untuk menjaga waktunya jangan
sampai tersia-sia dari menuntut ilmu.

Anda mungkin juga menyukai