Anda di halaman 1dari 80

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang pertama dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah adalah tentang Pengagungan Terhadap Ilmu
Bagian yang Pertama

Telah berkata Guru kami yang mulia Syaikh Dr. shaleh bin abdillah ibn hamid al ‘ushaimi hafdzhahullah didalam
muqaddimah kitab beliau khulashah ta’dzimi ‘ilmi, bahwa banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan
pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri

Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat
bagi ilmu tersebut, sebaliknya barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan berkurang
bagiannya

Kemudian beliau menyebutkan 20 perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:

1.Membersihkan Tempat Ilmu Yaitu Hati, 

Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah membersihkan tempat ilmu, apabila hati kita bersih maka ilmu
akan berkenan masuk dan semakin bersih maka semakin menerima ilmu tersebut dan hal yang mengotori hati dan
menjadikan ilmu sulit masuk adalah kotoran syahwat dan kotoran syubhat.

2.MengikhlaskanNiat 

Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah mengikhlaskan niat karena Allah didalam menuntutnya,
sesuai dengan keikhlasan seseorang maka dia akan mendapatkan ilmu dan niat yang ikhlas didalam mencari ilmu
adalah apabila niatnya :

> Mengangkat kebodohan dari diri sendiri


> Mengangkat kebodohan dari orang lain
> Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah
> Mengamalkan ilmu

Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah

3. Mengumpulkan Tekad Untuk Menuntutnya Meminta Pertolongan Kepada Allah Dan Tidak Merasal
Lemah,

Sebagaimana dalam Hadits

ِ ‫احْ ِرصْ َعلَى َما يَ ْنفَعُكَ َوا ْست َِع ْن بِاهَّلل ِ َوالَ تَع‬
‫ْج ْز‬

“Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfa’at untuk dirimu, dan memohonlah petolongan
kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah”

Dahulu Imam Ahmad Bin Hanbal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk menghadiri majelis ilmu gurunya
sebelum datang waktu shubuh dan sebagian mereka membaca shahih al bukhari kepada gurunya dalam 3 majelis
atau 3 pertemuan

Ini semua menunjukkan bagaimana semangat dan tekad para pendahulu kita didalam menuntut ilmu

Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah

4. Memusatkan Semangat Untuk Mempelajari Al-Quran dan Al-Hadits, 


karena inilah asal dari ilmu itu sendiri

5. Menempuh Jalan Yang Benar Di Dalam Menuntut Ilmu Agama

orang yang salah cara didalam menuntut ilmu maka dia tidak akan mendapatkan keinginannya atau mendapatkan
sedikit disertai rasa lelah yang sangat, 

Dan cara yang benar didalam mempelajari suatu cabang ilmu

- Dengan menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia mengumpulkan perkara perkara yang rajih
(yang dikuatkan) menurut para ulama dibidang tersebut
- Mempelajari ilmu tersebut dari serorang yang ahli yang bisa dijadikan teladan dan dia mampu mengajar

6. Mendahulukan Ilmu Yang Paling Penting, Kemudian Yang Setelahnya dan Setelahnya,

Dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan ibadah seseorang kepada Allah, dan ilmu yang
paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan ‘ubudiyyah seseorang kepada Allah ‘azza wa jalla seperti :

lmu Aqidah,
Tata Cara Wudhu,
Tata Cara Shalat,
Dan Lain Lain

7. Bersegera Untuk Mendapatkan Ilmu Dan Memanfaatkan Waktu Muda

karena waktu muda adalah waktu yang emas untuk mempelajari ilmu agama berkata Al Hasan Al Bashri
rahimahullah

‫العلم في الصغر كالنقص في الحجر‬

“menuntut ilmu diwaktu kecil seperti mengukir dibatu” 

adapun apabila sudah tua maka kebanyakan manusia akan memiliki banyak kesibukan, pikiran dan memliki
banyak koneksi, kalau dia bisa mengatasi itu semua maka In Syaa Allah dia akan mendapatkan ilmu

Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam dahulu mempelajari agama dan mereka sudah berumur

8. Pelan Pelan Di Dalam Menuntut Ilmu 

karena menuntut ilmu tidak bisa dilakukan serta merta sekali jalan tetapi di ambil ilmu secara pelan pelan dengan
memulai kitab kitab yang ringkas menghapal dan memahami maknanya dan jangan kita memulai menuntut ilmu
dengan membaca kitab kitab yang panjang

9. Sabar Dalam Menuntut Ilmu Dan Menyampaikan Ilmu: 

menghapal membutuhkan kesabaran, 


memahami membutuhkan kesabaran,
Menghadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran
Demikian pula menjaga hak seorang guru membutuhkan kesabaran
Berkata Yahya Ibnu Abi Katsiirin

‫الجسْم‬
ِ ‫اح ِة‬ oُ ‫ال يُ ْستَطَا‬
َ ‫ع العل َم بِ َر‬

"Tidak didapatkan ilmu dengan badan yang berleha leha"

Demikian pula menyampaikan dan mengajarakan perlu kesabaran duduk bersama dengan para  penuntut ilmu
perlu kesabaran, memahamkan mereka perlu kesabaran, demikian pula menghadapi kesalahan kesalahan mereka
perlu kesabaran 

10. Memperhatikan Adab Adab Ilmu

Ilmu yang bermanfa'at didapatkan diantaranya dengan memperhatikan adab, dan adab disini mencakup terhadap
diri dalam pelajaran terhadap guru dan teman dan lain lain

Orang yang beradab didalam ilmu berarti dia mengagungkan ilmu, maka dia dipandang sebagai orang yang berhak
untuk mendapatkan ilmu tersebut,  adapun orang yang tidak beradab, maka dikhawatirkan ilmu akan sia sia bila
disampaikan kepadanya

berkata Ibnu Sirrin

َ ‫كانوا يتعلمون الهَ ْد‬


‫ي كما يتعلمون العلم‬

"Dahulu mereka mempelajari adab, sebagaimana mereka mempelajari ilmu"

Bahkan sebagian salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu dan banyak diantara para
penuntut yang tidak mendapatkan ilmu, karena dia menyia-nyiakan adab

11. Menjaga Ilmu Dari Apa Yang Menjelekkannya 

Hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga wibawanya karena apabila dia melakukan sesuatu yang merusak
wibawa nya sebagai seorang penuntut ilmu berarti dia telah merendahkan ilmu, seperti terlalu banyak menoleh
jalan, berteman akrab dengan orang orang fasiq dan lain lain

12. Memilih Teman Yang Shaleh

Seorang penuntut ilmu perlu teman yang membantu untuk mendaptakan ilmu dan bersungguh sungguh, teman
yang tidak baik akan memberi pengaruh yang tidak baik

13. Berusaha Keras Menghapal ilmu bermudzakarah dan bertanya

Belajar dari seorang guru tidak banyak manfa'atnya jika tidak menghapal, bermudzakarah, dan bertanya,
menghapal berkaitan dengan diri sendiri, bermudzakarah mengulang kembali bersama teman dan bertanya
maksudnya adalah bertanya kepada sang guru

Berkata Syaikh Utsaimin rahimahullah

‫ بما حفظنا أكثر من انتفاعنا بما قرأنا‬o‫حفظنا قليال وقرأنا كثيرا فانتفعنا‬
"Kami menghapal sedikit dan membaca banyak, maka kami mengambil manfa'at dari apa yang kami hapal lebih
banyak dari apa yang kami baca dan dengan bermudzakarah akan hidup ilmu dalam jiwa dan dengan bertanya
akan terbuka pembendaharaan ilmu"

14. Menghormati Ahli Ilmu

Rasulullah shallahallahu wa sallam bersabda

‫ليس من أمتي من لم يجلّ كبيرنا ويرحم صغيرنا ويعرف لعالمنا حقه‬

"Bukan termasuk ummatku yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dan
mengetahui hak bagi seorang 'alim" (Hadits Hasan yang di riwatkan Al Imam Ahmad didalam musnad beliau)

Maka seorang murid harus memiliki rasa tawadhu terhadap gurunya, menghadap beliau, dan tidak menoleh
menjaga adab berbicara, tidak berlebihan didalam memuji beliau, mendoakan beliau, mengucapkan terima kasih
kepada beliau, atas pengajaran beliau menampakan rasa butuhnya terhadap ilmu beliau, tidak menyakiti beliau
dengan ucapan dan perbuatan, serta berlemah lembut ketika mengingatkan kesalahan beliau

Disana ada 6 perkara yang harus dia jaga apabila melihat kesalahan seorang guru:

1. Meneliti terlebih dahulu apakah benar kesalahan tersebut keluar dari seorang guru
2.  Meneliti apakah itu sebuah kesalahan (dan ini tugas ahlul ilmu)
3.  Tidak mengikuti  kesalahan tersebut
4. Memberikan udzur kepada  sang guru dengan alasan yang benar
5. Memberikan nasihat dengan lembut dan rahasia
6. Menjaga kehormatan seorang guru dihadapan  kaum muslimin yang lain

15. Mengembalikan Sebuah Permasalahan Kepada Ahlinya

Orang yang mengagungkan ilmu mengembalikan sebuah permasalahan kepada ahli ilmu dan tidak memaksakan
dirinya atas sesuatu yang tidak mampu, karena dikhawatirkan takut  berbicara tanpa ilmu khususnya peristiwa
peristiwa yang besar yang terjadi yang berkaitan dengan urusan umat dan orang banyak

Mereka para ulama memiliki ilmu dan berpengalaman maka hendaklah kita husnudzhan kepada mereka dan
apabila ulama berselisih maka lebih hati hatinya seseorang mengambil ucapan mayoritas mereka

16. Menghormati Majelis Ilmu dan kitab

Hendaklah beradab ketika bermajelis,


Melihat kepada gurunya dan tidak menoleh tanpa keperluan,
Tidak banyak bergerak dan memainkan tangan dan kakinya,
Tidak bersandar dihadapan seorang guru, tidak bersandar dengan tangannya,
Tidak berbicara dengan orang yang ada disampingnya,
Apabila bersin berusaha untuk merendahkan suaranya,
Apabila menguap berusaha untuk meredamnya atau menutup dengan mulutnya
Hendaknya juga menjaga kitab dan memuliakannya
Tidak menjadikan kitab sebagai tempat simpanan barang barang,
Tidak bersandar diatas kitab,
Tidak meletakkan kitab dikakinya, dan
Apabila dia membaca kitab dihadapan seorang guru
Hendaknya dia mengangkat kitab tersebut dan tidak tidak meletekkan kitab tersebut ditanah

17. Membela Ilmu Dan Membelanya


Ilmu memiliki kehormatan yang mengharuskan penuntutnya dan ahlinya untuk membela dan menolongnya bila
ada yang berusaha untuk merusaknya.

Oleh karena itu para ulama membantah orang yang menyimpang bila jelas penyimpangannya dari syari'at
siapapun dia. Yang demikian untuk menjaga agama dan menasehati kaum muslimin.

Mereka memboikot seorang mubtadi' yaitu orang yang membuat bid'ah dalam agama, tidak mengambil ilmu dari
mereka kecuali dalam keadaan terpaksa dan lain-lain. Semuanya dilakukan untuk menjaga ilmu dan membelanya. 

18. Berhati-hati Dalam Bertanya Kepada Para Ulama

Seorang penuntut ilmu hendaknya memperhatikan 4 perkara didalam bertanya: 

1. Bertanya untuk belajar, bukan ingin mengeyel, karena orang yang niatnya tidak baik didalam bertanya akan
dijauhkan dari berkah ilmu itu sendiri.
2.  Bertanya tentang sesuatu yang bermanfa'at. 
3. Melihat keadaan gurunya, tidak bertanya kepada sang guru apabila guru dalam keadaan tidak kondusif untuk
menjawab pertanyaan. 
4. Memperbaiki cara bertanya seperti menggunakan kata-kata yang baik, mendo'akan untuk sang guru sebelum
bertanya, menggunakan panggilan penghormatan, dan lain-lain. 

Yang ke-19 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah

19. Cinta Yang Sangat Kepada Ilmu

Tidak mungkin seseorang mencapai derajat ilmu kecuali apabila kelezatan dia yang paling besar ada di dalam
ilmu, dan kelezatan ilmu bisa didapatkan dengan 3 perkara:

1.  Mengeluarkan segenap tenaganya dan kesungguhannya untuk belajar.


2.  Kejujuran didalam belajar.
3.  Keikhlasan niat.

Kemudian yang ke-20 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah

20. Menjaga Waktu di Dalam Ilmu. 

Seorang penuntut ilmu tidak menyia-nyiakan waktunya sedikitpun menggunakan waktu untuk ibadah, dan
mendahulukan yang afdhal diantara amalan-amalan.

Sebagian salaf dahulu ada yang muridnya membaca kitab kepada beliau sedangkan beliau dalam keadaan makan,
yang demikian adalah untuk menjaga waktunya jangan sampai tersia-sia dari menuntut ilmu.

Halaqah - 01 Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Belajar Tauhid at  02 Desember


ِ ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمة‬, ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫ الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬, ‫هللا َوبَ َركَاتُه‬

Halaqah yang ke 1, Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid

Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬, ini adalah halaqah yang pertama dari silsilah belajar
tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid? 
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, karena Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-Esakan ibadah kepada Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman

َ ‫ﺖ ْﺍﻟ ِﺠﻦَّ َﻭ ْﺍ ِﻹ ْﻧ‬


‫ﺲ ﺇِﻻَّ ِﻟﻴَ ْﻌﺒُﺪُﻭﻥ‬ ُ ‫َﻭ َﻣﺎ ﺧَ ﻠَ ْﻘ‬

’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’.(Surat Adz-Dzariyaat : 56)

Oleh karena itulah Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah untuk
mengajak mereka kepada tauhid. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman

َ‫ۖ ﻭﻟَﻘَ ْﺪ ﺑَ َﻌ ْﺜﻨَﺎ ﻓِﻲ ُﻛﻞِّ ﺃُ َّﻣ ٍﺔ َﺭ ُﺳﻮﺎًﻟ ﺃَ ِﻥ ﺍ ْﻋﺒُﺪُﻭﺍ ﻪَّﻠﻟﺍ َ َﻭﺍﺟْ ﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎ ُﻏﻮﺕ‬
َ …

’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang mereka berkata kepada
kaumnya, ’’Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut’’. (Surat AnNahl : 36)

Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬

Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Islam, maka
sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak

Halaqah yang ke 2, Tauhid adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam surga

Saudaraku.. Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga maka dia harus memiliki modal yang satu ini yaitu
modal bertauhid. Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia
di adzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa yang dia lakukan. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda

ٌّ ‫ َو َك ِل َمتُهُ أَ ْلقَاهَا ِإلَى َمرْ يَ َم َورُوْ ٌح ِم ْنهُ َو ْال َجنَّةَ َح‬،ُ‫ َوأَنَّ ِع ْي َسى َع ْب ُد هللا َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫َريْكَ لَه‬
‫ق‬ ِ ‫َم ْن َش ِه َد أَ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللا َوحْ َدهُ اَل ش‬
‫الجنَّةُ َعلَى َما َكانَ ِمنَ ْال َع َم ِل‬
َ ‫ق أَدْخَ لَهُ هللا‬ ٌّ ‫ار َح‬ َ َّ‫َوالن‬

"Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu
bagi-Nya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, dan bersaksi bahwasanya Isa
adalah Hamba Allah dan juga Rasul-Nya, dan kalimat-Nya " Ya Allah tiupkan kepada Maryam dan ruh dari
Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar" maka Allah  ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ akan memasukkan dia ke dalam surga sesuai dengan apa yang telah diamalkan" (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain Nabi kita ‫ﷺ‬ bersabda

‫ يَ ْبت َِغى ِب َذ ِلكَ َوجْ هَ هللا‬. ‫ال الَ إِلَهَ إِالَّ هللا‬ ِ َّ‫فَإِنَّ هللا قَ ْد َح َّر َم َعلَى الن‬
َ َ‫ار َم ْن ق‬

"Sesungguhnya Allah  ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan ‫ الاله اال هلل‬tidak ada
sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah, yang dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah
Allâh ‫" ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk mendapatkan surga Allah ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬o ‫س‬ adalah
ُ
dengan bertauhid

Halaqah yang ke 3, Bahaya Kesyirikan 

Akhil karim.. 
Tauhid adalah amalan yang paling ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ‫هلل‬ cintai, sebaliknya syirik (menyekutukan Allah dalam beribadah)
adalah amalan yang sangat Allâh murkai. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ memang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang
meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allâh ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬, Maka ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ tidak akan
mengampuni dosa syirik tersebut
Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya untuk masuk ke dalam
surga-Nya Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬, Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih besar
daripada kerugian ini

Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman

‫ر َما ُدونَ َذ ِلكَ لِ َمن يَشَآ ُء‬oُ ِ‫ر أَن يُ ْشرَكَ بِ ِه َويَ ْغف‬oُ ِ‫إِنَّ هللاَ الَيَ ْغف‬

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan masih mengampuni dosa yang lain bagi siapa
yang dikehendaki". (An-Nisaa : 48)

Allah  ‫تَ َعالَى‬ juga berfirman

‫ار‬ َ َ‫إِنَّهُ َمن يُ ْش ِر ْك بِاهللِ فَقَ ْد َح َّر َم هللاُ َعلَ ْي ِه ْال َجنَّةَ َو َمأْ َواهُ النَّا ُر َو َما لِلظَّالِ ِمينَ ِم ْن أ‬
ٍ ‫نص‬

“Sesungguhnya, barang siapa yang menyekutukan Allah, maka Allah mengharamkan baginya surga, dan tempat
kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi orang-orang zhalim” (QS. Al-Maidah : 72)

Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang seseorang terjerumus ke dalam dosa
ini sedangkan dia tidak menyadarinya, Bentengilah dirimu dengan perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan
berdo'alah kepada Allah

Berdo'alah kepada Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ dengan sejujur-jujurnya. Semoga Allah ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬o‫س‬ melindungi
ُ kita dan
keluarga kita dari perbuatan syirik ini

Halaqah yang ke 4, syirik Membatalkan Amalan 

Pernahkah Anda kehilangan file data berharga, hasil kerja keras Anda selama berhari-hari atau berbulan-bulan
atau bahkan bertahun-tahun? bagaimanakah perasaan Anda saat itu? sedih bukan! terkadang seseorang berani
untuk membayar jutaan rupiah asal file yang berharga tersebut kembali. 

Saudaraku sekalian.. 
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ telah berfirman

ِ ُ‫َولَقَ ْد أ‬
ِ َ‫وح َي إِلَيْكَ َوإِلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِكَ لَئِ ْن أَ ْش َر ْكتَ لَيَحْ بَطَنَّ َع َملُكَ َولَتَ ُكونَنَّ ِمنَ ْالخ‬
َ‫اس ِرينَ بَ ِل هَّللا َ فَا ْعبُ ْد َو ُك ْن ِمنَ ال َّشا ِك ِرين‬

“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-orang sebelummu bahwa
"Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal amalanmu dan jadilah engkau termasuk orang-orang
yang merugi" Maka sembahlah Allah saja dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur" (QS. Az-
Zumar : 65-66)

Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila dia berbuat syirik maka batal amalannya, Oleh karena itu, saudara
sekalian jagalah amalan Anda yang sudah Anda tabung bertahun-tahun, jangan biarkan amalan tersebut hilang
begitu saja hanya karena kejahilan Anda terhadap Tauhid dan juga syirik., terkadang sebuah perbuatan yang kita
anggap biasa bisa menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa menabung
kembali

Halaqah yang ke 5, Taubat Dari Kesyirikan

Orang yang berbuat syirik saudara sekalian dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat kepada Allah maka dosa
syirik tersebut tidak akan diampuni. Namun, apabila dia bertaubat sebelum dia meninggal, maka Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ akan mengampuni dosanya bagaimanapun besar dosa tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi
di dalamnya 3 syarat 

1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi. 

Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman

ِ ‫وب َج ِميعًا إِنَّهُ ه َُو ْال َغفُو ُر الر‬


‫َّحيم‬ ُّ ‫اعبَا ِدي الَّ ِذينَ أَس َْرفُوا َعلَى أَنفُ ِس ِه ْم الَتَ ْقنَطُوا ِمن رَّحْ َم ِة هللاِ إِنَّ هللاَ يَ ْغفِ ُر‬
َ ُ‫الذن‬ ِ َ‫قُلْ ي‬ 

"Katakanlah Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri yaitu dengan berbuat
dosa , janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allâh.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa
semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(Az-Zumar : 39-53)

RasulullAh ‫ﷺ‬ bersabda

ْ‫ِإنَّ هللا يَ ْقبَ ُل تَوْ بَةَ ْال َع ْب ِد َما لَ ْم يُغَرْ ِغر‬

"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama Ruh Belum sampai ke tenggorokan". (HR.Tirmidzi
dan Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh Al-Albany rahimahullah)

Para sahabat Nabi ‫ﷺ‬ tidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan banyak diantara mereka masuk
islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan kesyirikan, supaya tidak terjerumus kembali ke
dalam kesyirikan maka seseorang harus mempelajari tauhid dan memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-
jenis kesyirikan sehingga dia bisa menjauhi kesyirikan tersebut.

Halaqah yang ke 6, Apa Itu Tauhid

Saudara sekalian semoga ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬oo‫ ُس‬ ُ‫هللا‬ memberikan pemahaman kepada kita semua, sebelum kita jauh
melangkah di dalam silsilah ini tentunya kita harus benar-benar memahami apa makna tauhid yang wajib kita
pelajari dan kita amalkan

Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, Apapun secara istilah maka tauhid adalah mengesakan ُ‫هللا‬ di dalam
beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehigga dia meninggalkan peribadatan kepada selain ُ‫هللا‬ Seperti 

-Berdoa kepada selain ُ‫هللا‬


-Bernadzar untuk selain ُ‫هللا‬
-Menyembelih untuk selain ُ‫هللا‬ dll

Apabila seseorang beribadah kepada ُ‫هللا‬ dan menyerahkan sebagian Ibadah kepada selain ُ‫هللا‬ siapapun dia entah itu
seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah yang dinamakan dengan syirik (menyekutukan ‫ب َْحانَهُ َو‬o‫ ُس‬ ُ‫هللا‬
‫تَ َعالَى‬ di dalam beribadah, ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ‫هللا‬ berfirman

‫ال إِب َْرا ِهي ُم ألَ ِبي ِه َوقَوْ ِم ِه إِنَّنِى بَ َرآ ٌء ِّم َّمأ تَ ْعبُ ُدونَ إِالَّ الَّ ِذي فَطَ َرنِي‬
َ َ‫َوإِ ْذ ق‬

"Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya dan Kaumnya, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa
yang kalian sembah kecuali Dzat yang telah menciptakan aku" (QS az-Zukhruf : 26-27)

‫ﷺ‬ ِ ‫ َرسُو ُل هَّللا‬  bersabda

‫ﻪﻠﻟﺍ‬
ِ ‫َﻠﻰ‬َ ‫ﻪﻠﻟﺍ َﺣ ُﺮ َﻡ َﻣﺎﻟُﻪُ َﻭ َﺩ ُﻣﻪُ َﻭ ِﺣ َﺴﺎﺑُﻪُ ﻋ‬
ِ ‫ﺎﻝ ﻻَ ِﺇﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻪﻠﻟﺍُ َﻭ َﻛﻔَ َﺮ ِﺑ َﻤﺎ ﻳُ ْﻌﺒَ ُﺪ ِﻣ ْﻦ ُﺩﻭْ ِﻥ‬
َ َ‫َﻣ ْﻦ ﻗ‬

"Barang siapa yang mengatakan ‫ ال اله اال هلل‬dan mengingkari segala sesuatu yang disembah selain  ُ‫هللا‬ maka haram
hartanya dan darahnya (tidak boleh diganggu) dan perhitungannya ( hisabnya) adalah atas  ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ‫"هللا‬. (HR.
Muslim)

Oleh karena itu rukun kalimat tauhid ‫ ال اله اال هلل‬ada 2 :


1. Nafi ( pengingkaran) pada kalimat ‫ ال اله‬Artinya : tidak ada tuhan yang berhaq disembah,
maksudnya adalah mengingkari tuhan-tuhan selain ُ‫هللا‬
2. Itsbat / penetapan pada kalimat ‫ اال هلل‬artinya (kecuali ُ‫ )هللا‬Maksudnya adalah
menetapkan ُ‫هللا‬ sebagai satu-satunya sesembahan

Halaqah yang ke 7, Termasuk Syirik Memakai Jimat

ّ adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudhorot. Kalau Allah menghendaki
Saudaraku sekalian Allah ّ‫عزوجل‬
untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya.

Demikian pula sebaliknya ketika Allah menghendaki untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak
akan ada yang bisa menolaknya

Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya bergantung kepada Allah semata dan
merasa cukup dengan Allah dalam usaha mendapatkan manfaat dan menghindari mudharat. Seperti Dalam
Mencari rezeki, Mencari keselamatan, Mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain

Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat, Wafaq, Susuk dan
berbagai jenisnya. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda

َ‫ق تَ ِمي َمةً فَقَ ْد أَ ْشرَك‬


َ َّ‫َم ْن عَل‬

"Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh dia telah berbuat
ٙ
syirik. (HR. Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani ُ‫مهُ هللا‬ٙ ‫)ر ِح‬

Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini termasuk syirik kecil. Karena dia
telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebab
atau tidak adalah Dzat yang menciptakannya yaitu Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ Kemudian, Apabila dia meyakini bahwa
barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudhorot maka ini termasuk syirik
besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari islam. 

Semoga Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ memudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk meninggalkan perbuatan syirik
yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allah. ‫حسبنا هلل ونعم الوكيل‬

Halaqah yang ke 8, Bertabarruk (mencari barakah)

Kaum Muslimin.. Barakah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬oo‫ ُس‬ ُ ‫هَّللا‬ adalah Dzat yang
berbarakah artinya banyak kebaikanNya. ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ berfirman

‫تبرك هلل رب العالمين‬

''Dan  ُ ‫هَّللا‬ adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian makhlukNya sehingga
makhluk tersebut menjadi Makhluk yang berbarokah dan banyak kebaikanya''. ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ juga berfirman

َ‫ار ًكا َوهُدًى لِ ْل َعالَ ِمين‬


َ َ‫اس لَلَّ ِذي بِبَ َّكةَ ُمب‬
ِ َّ‫ض َع ِللن‬ ٍ ‫إِنَّ أَو ََّل بَ ْي‬
ِ ‫ت ُو‬

"Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk beribadah adalah yang ada di
makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam". (Surat Ali Imran : 96)

Ka'bah diberikan barakah oleh ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ dan cara mendapatkan barokahnya atau kebaikannya adalah dengan
melakukan ibadah di sana. ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ berfirman

َ َ‫إِنَّا أَ ْنزَ ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ٍة ُمب‬


َ‫ار َك ٍة إِنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِرين‬
"Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam yang berbarokah, sesungguhnya kami memberikan
peringatan".(Surat Ad Dukhan : 3)

Malam lailatul qadr adalah malam yang berbarokah dan cara mendapatkan barakahnya dan juga kebaikannya
adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut. Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan juga
dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut.
Disana ada barakah yang sifatnya dzaatiyah yaitu dzat yang berbarakah dimana barokah seperti ini bisa berpindah,
barakah jenis ini hanya ُ ‫هَّللا‬ berikan kepada para Nabi dan juga Rasul. Oleh karena itu, dahulu para sahabat Nabi
‫ﷺ‬ bertabarruk dengan bekas air wudhu Nabi ‫ﷺ‬ rambut beliau, keringat beliau dan lain-
lain.

Sepeninggal beliau Rasulullah ‫ﷺ‬ mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan Umar dan
para sahabat yang lain, dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul.
Meminta barokah hanya kepada Allâh dan dengan cara yang di syariatkan. Adapun meminta barokah
dari ُ ‫هَّللا‬ dengan sebab yang tidak disyariatkan seperti dengan mengusap dinding mesjid tertentu, atau mengambil
tanah kuburan tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil, Semoga  ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ memberkahi
kita dan keluarga kita. Aamiin
Halaqah yang ke 9, Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬

Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada pengagungan
terhadap ُ ‫هَّللا‬ Rabb semesta alam dan merupakan wujud cinta dengan mengorbankan sebagian harta kita
untuk ُ ‫هَّللا‬ Seperti Ibadah qurban di hari raya, Aqiqah, dan juga Hadiyuh bagi sebagian jama'ah haji.

‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya untuk ُ ‫هَّللا‬ semata. Sebagaimana
firman ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬

ْ‫صلِّ ِل َربِّكَ َوا ْن َحر‬


َ َ‫ف‬

“Maka shalatlah dan menyembelihkan untuk Tuhanmu'' (Surat Al Kautsar : 2)

Barang siapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain ُ ‫هَّللا‬ dalam rangka mengagungkan dan
mendekatkan diri kepada selain Allâh sama saja kepada seorang Nabi atau kepada seorang wali, atau kepada jin
dan lain-lain maka dia telah terjatuh kepada syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan
amalannya dan terkena ancaman laknat dari ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬, sebagaimana sabda Rasulullah ‫ﷺ‬

‫لعن هلل من ذبح لغير هلل‬

"Allâh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allâh" (HR. Muslim)

Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ Oleh karenanya, janganlah sekali-kali kita
sebagai seorang muslim berkorban dan menyembelih untuk selain ُ ‫هَّللا‬ sedikitpun, Meskipun dengan seekor lalat,
dengan harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudharat. Kita harus yakin sebagai seorang
muslim bahwa manfaat dan juga mudharat di tangan  ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ semata. Dan hanya kepada-Nya lah seorang
muslim bertawwakal

Halaqah yang ke 10, Termasuk Syirik Bernadzar Untuk Selain ُ ‫هَّللا‬

Bernadzar untuk ُ ‫هَّللا‬ adalah seseorang mengatakan misalnya wajib bagi saya melakukan ibadah ini dan itu
untuk ُ ‫هَّللا‬ , atau dengan mengatakan saya bernadzar untuk ُ ‫هَّللا‬ bila terlaksana hajat saya.

Bernadzar kaum muslimin yang di muliakan oleh ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ adalah Ibadah dan sebuah bentuk pengagungan.
Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali untuk  ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ semata, seperti seseorang bernadzar
untuk ُ ‫هَّللا‬ akan berpuasa satu hari jika lulus ujian, atau bernadzar untuk ُ ‫هَّللا‬ akan mengadakan umrah jika sembuh
dari penyakit dan lain-lain. ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ berfirman:
ُ‫ار‬ َ َ‫َو َمآأَنفَ ْقتُم ِّمن نَّفَقَ ٍة أَوْ نَ َذرْ تُم ِّمن نَّ ْذ ٍر فَإِنَّ هللاَ يَ ْعلَ ُمهُ َو َما ِللظَّا ِل ِمينَ ِم ْن أ‬
ٍ ‫نص‬

“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya  ‫ب َْحانَهُ َو‬ooooo‫ ُس‬ ُ ‫هَّللا‬
‫تَ َعالَى‬ mengetahuinya...” (Al-Baqarah: 270)

‫تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ mengabarkan bahwasanya Allâh mengetahui nadzar para hambanya di dalam ayat ini, dan akan membalas
dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwasanya nadzar adalah ibadah yang seorang muslim akan
diberikan pahala atas nadzar tersebut. Dan Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib.
Berdasarkan firman ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬

َ ‫َو ْليُوفُوا نُ ُذ‬


‫ورهُم‬

"Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka".

Dan sabda Nabi ‫ﷺ‬

‫من نذر ان يطيع هلل فليطعه ومن نذر ان يعصيه فال يعصه‬

"Barang siapa yang bernadzar untuk menaati Allâh maka hendaknya menaatinya, dan barang siapa bernadzar
untuk memaksiati  ُ ‫هَّللا‬ maka janganlah dia memaksiatiNya (HR. Bukhari)

Bernadzar untuk selain Allâh termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari islam. Seperti, Seseorang
bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan menyembelih untuk wali fulan, atau berpuasa untuk syeikh
fulan dan lain-lain. Semoga ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ُ ‫هَّللا‬ melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik. Aamiin.

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah (Jampi-jampi)”

Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. Bacaan ini diperbolehkan selama
tidak ada kesyirikan. 

‫ﻙ‬ َ ْ‫ﺍﻋ ِﺮﺿُﻮﺍ َﻋﻠَ َّﻲ ُﺭﻗَﺎ ُﻛ ْﻢ ﺎَﻟ ﺑَﺄ‬


ٌ ْ‫ﺱ ﺑِﺎﻟﺮُّ ﻗَﻰ َﻣﺎ ﻟَ ْﻢ ﻳَ ُﻜ ْﻦ ﻓِﻴ ِﻪ ِﺷﺮ‬ ْ ‫ﺎﻝ‬ َ ‫ال ُﻛﻨَّﺎ ﻧَﺮْ ﻗِﻲ ِﻓﻲ ْﺍﻟ َﺠﺎ ِﻫﻠِﻴَّ ِﺔ ﻓَﻘُ ْﻠﻨَﺎ ﻳَﺎ َﺭﺳ‬
َ َ‫ُﻮﻝ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ َﻛﻴْﻒَ ﺗ ََﺮﻯ ِﻓﻲ َﺫﻟِﻚَ ﻓَﻘ‬ َ َ‫ك ق‬ ِ ْ‫ع َْن عَو‬ 
ٍ ِ‫ف ب ِْن َمال‬

Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman Jahiliyyah, maka kami bertanya
kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, “Yā Rasūlullāh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?”
Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda : “Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah
tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan”. (HR. Abū Dāwūd, dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh).

Ruqyah yang tidak ada kesyirikan seperti ruqyah dari: 

• Ayat-ayat AlQur’an 
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ‫ﷺ‬ dan ini lebih utama. 
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab maupun dengan selain
bahasa Arab. 

Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini bahwasanya ruqyah hanyalah
SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab
tersebut. 

Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakkal kepada Dzat yang menciptakan sebab tersebut yaitu
Allāh 8‫الَى‬8‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬8‫س‬.
ُ Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi atau bacaan yang mengandung
permohonan kepada selain Allāh, entah kepada seorang jin ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan
disitu nama-nama mereka. 
Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan nama-nama Allāh atau
dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab, tujuannya adalah satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang
jahil dan tidak tahu. ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬ dalam
sabda Beliau : 

ٌ ْ‫ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮُّ ﻗَﻰ َﻭﺍﻟﺘَّ َﻤﺎﺋِ َﻢ َﻭﺍﻟﺘِّ َﻮﻟَﺔَ ِﺷﺮ‬ 


‫ﻙ‬

’’Sesungguhnya jampi-jampi dan jimat-jimat dan juga pelet adalah syirik’’. (HR. Abū Dāwūd, Ibnu Mājah dan
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)

Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh Adalah Syirik Besar”.

Berdo’a kepada Allāh adalah seseorang menghadap Allāh dengan maksud supaya Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  mewujudkan
keinginannya, baik dengan meminta atau dengan merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو‬ ُ
‫تَ َعالَى‬. Berdo’a dengan makna di atas adalah ibadah. 

Berkata An-Nu’mān Ibnu Basyīrin radhiyallāhu ‘anhu, “Aku mendengar Nabi ‫ﷺ‬ bersabda : ‘Do’a
adalah ibadah, ’Kemudian Beliau ‫ﷺ‬ membaca ayat: 

َ‫َﺍﺧ ِﺮﻳﻦ‬ oَ ‫ﺎﻝ َﺭﺑُّ ُﻜ ُﻢ ﺍ ْﺩﻋُﻮ ِﻧﻲ ﺃَ ْﺳﺘ َِﺠﺐْ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ۚ ِﺇﻥَّ ﺍﻟَّ ِﺬﻳﻦَ ﻳَ ْﺴﺘَ ْﻜ ِﺒﺮ‬
ِ ‫ُﻭﻥ ﻋ َْﻦ ِﻋﺒَﺎ َﺩ ِﺗﻲ َﺳﻴَ ْﺪ ُﺧﻠُﻮﻥَ َﺟﻬَﻨَّ َﻢ ﺩ‬ َ َ‫ﻭﻗ‬ 
َ

“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan kalian. Sesungguhnya
orang- orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam
keadaan terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū Dāwūd, Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani rahimahullāh). 

Dan makna “beribadah kepadaKu” adalah “berdoa kepadaKu”. 

Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh semata, maka berdo’a kepada selain Allāh dengan
merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga takut kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan
takut kepada Allāh adalah termasuk syirik besar. 

Dan termasuk jenis do’a adalah: 

⑴ Istighātsah (meminta dilepaskan dari kesusahan) 


⑵ Isti’ādzah (meminta perlindungan) 
⑶ Isti’ānah (meminta pertolongan) 

Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah ibadah, hanya diserahkan
kepada Allāh 8‫الَى‬888‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬888‫س‬ semata.
ُ Dan perlu kita ketahui bahwasanya boleh seseorang beristighātsah,
beristi’ādzah, beristi’ānah kepada seorang makhluk dengan 4 syarat: 

⑴ Makhluk tersebut masih hidup. 


⑵ Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita. 
⑶ Dia mampu sebagai makhluq untuk melakukannya. 
⑷Tidak boleh seseorang bertawakkal kepada sebab tersebut, akan tetapi bertawakkal kepada Allāh ‫ ْب َحانَهُ َو‬8 ‫س‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ yang menciptakan sebab. 

Orang yang beristighātsah, beristi’ādzah atau beristi’ānah kepada orang yang sudah mati atau kepada orang yang
masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau tidak mendengar ucapan kita atau meminta makhluk
perkara yang tidak mungkin melakukan kecuali Allāh, maka ini termasuk syirik besar. 

Halaqoh yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.
Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh dan Rasul-Nya telah
mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat. Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allāh
mengampuni seorang muslim dengan perantara do’a orang yang telah Allāh izinkan untuk memberikan syafa’at.

Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal utama untuk mendapatkan
syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan. Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda
ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:

ُ ‫فَ ِه َي نَائِلَةٌ إِ ْن شَا َء هللا َم ْن َماتَ ِم ْن أُ َّمتِي ال يُ ْش ِر‬


‫ك بِاهلل َش ْيئًا‬

“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang tidak menyekutukan
Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)

Merekalah orang-orang yang Allāh ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh berfirman:

َ ‫…واَل يَ ْشفَعُونَ إِاَّل ِل َم ِن ارْ ت‬


…‫َض ٰى‬ َ

“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan syafā’at kecuali bagi orang-
orang yang Allāh ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28)

Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa
memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ālā, sampai meskipun
dia seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun. Sebagaimana firman Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  :

‫ َﻣﻦ َﺫﺍ ﺍﻟَّ ِﺬﻯ ﻳَ ْﺸﻔَ ُﻊ ِﻋﻨ َﺪ ٓۥﻩُ ﺇِﺎَّﻟ ﺑِﺈ ِ ْﺫﻧِ ِﻪۦ‬ 

“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh 8‫تَ َعالَى‬ kecuali dengan izin-Nya.” (Al-Baqarah 255)

Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat yang memilikinya. Seperti seseorang
mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku meminta syafa’at Nabi-Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at
yang diperbolehkan.

Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ seperti mengatakan, “Yaa Rasūlullāh,
berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk dengan maksud meraih
syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman:

ِ ْ‫ﺕ َﻭﺎَﻟ ﻓِﻲ ﺍﺄْﻟ َﺭ‬


ُ‫ﺽ ۚ ُﺳﺒ َْﺤﺎﻧَﻪ‬ َ ‫ﻢ َﻭﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ٰﻫَﺆُﺎَﻟ ﺀِ ُﺷﻔَ َﻌﺎ ُﺅﻧَﺎ ِﻋ ْﻨ َﺪ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺗُﻨَﺒِّﺌُﻮﻥَ ﻪَّﻠﻟﺍ َ ِﺑ َﻤﺎ ﺎَﻟ ﻳَ ْﻌﻠَ ُﻢ ﻓِﻲ ﺍﻟ َّﺴ َﻤ‬oْ ُ‫ُﻭﻥ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ َﻣﺎ ﺎَﻟ ﻳَﻀُﺮُّ ﻫُ ْﻢ َﻭﺎَﻟ ﻳَ ْﻨﻔَ ُﻌﻬ‬
ِ ‫ﺎﻭﺍ‬ ِ ‫َﻭﻳَ ْﻌﺒُ ُﺪﻭﻥَ ِﻣ ْﻦ ﺩ‬
‫َﻭﺗَ َﻌﺎﻟَ ٰﻰ َﻋ َّﻤﺎ ﻳُ ْﺸ ِﺮ ُﻛﻮﻥ‬

“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula
memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami disisi Allāh”. Katakanlah:
“Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?”.
Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Yunus 18)

Halaqah yang ke 14 Berlebihan Terhadap Orang Shalih Pintu Kesyirikan

Orang yang sholih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allâh baik dalam hal Aqidah, Ibadah maupun
Muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi Allâh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ . Kita sebagai seorang muslim
diperintahkan untuk mencintai mereka, kita juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.

Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan, membaca perjalanan hidup mereka bisa
menambah keimanan dan meneguhkan hati kita, Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam
batas-batas yang diizinkan agama.
Namun, berlebih-lebihan terhadap orang yang sholih seperti mendudukan mereka diatas kedudukannya sebagai
manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yg tidak pantas kecuali untuk Allâh, maka ini hukumnya haram,
tidak diperbolehkan menurut agama.

Karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain Allâh. Mencintai
Rasulullâh ‫ﷺ‬ melebihi cinta kita kepada orang tua, anak dan semua manusia adalah sebuah
kewajiban agama.

Sebagaimana dalam hadits. Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau dengan mendudukkan
beliau diatas kedudukan beliau sebenarnya yaitu sebagai seorang Hamba Allâh dan Rasul. Beliau
‫ﷺ‬ bersabda:

‫ال تطروني كما اطرت النصارى عيسى ابن مريم فإنما انا عبده فقولوا عبد هلل ورسوله‬

Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang nasrani berlebih-lebihan terhadap 'Isa
ibnu Maryam. Sesungguhnya aku adalah hambaNya, maka katakanlah hamba Allâh dan RasulNya (HR. Al-
Bukhori)

Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan Beliau adalah seorang Rasul maka tidak boleh
dicela dan diselisihi, Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia yaitu Rasulullâh ‫ﷺ‬ tidak
diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang lain?

Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang orang sholih adalah meyakini bahwasanya mereka
mengetahui ilmu ghoib, atau membangun di atas kuburan mereka, atau beribadah kepada Allâh ‫ ْب َحانَهُ َو‬88‫س‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ disamping kuburan mereka dan lain-lain.

Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka. Semoga Allâh ‫ ْب َحانَهُ َو‬888‫س‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.

Halaqah yang ke 15  "Sihir "

Ayyuhal Ikhwah.. Sihir bermacam-macam jenisnya dan sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang terjadi
dengan meminta pertolongan kepada syetan, dan syetan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan
perkara yg dia ridhoi yaitu:

-Kufur kepada Allâh, 


-Kafir kepada Allâh

Dengan cara menyerahkan sebagaian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan menghina Al-Qur'an atau dengan
mencela agama dan lain-lain. Allâh berfirman :

َ َّ‫اطينَ َكفَرُوا يُ َعلِّ ُمونَ الن‬


‫اس السِّحْ َر‬ ِ َ‫َو َما َكفَ َر ُسلَ ْي َمانُ َولَ ِكنَّ ال َّشي‬

"Dan bukanlah sulaiman yang kafir akan tetapi syetan-syetanlah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada
manusia" (QS. Al-Baqarah :102)

Rasulullâh ‫ﷺ‬ bersabda yang artinya:

"Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya "Ya Rasulullâh apa 7 perkara tersebut? Maka
beliau Shalallâhu 'alaihi Wasallam mengatakan : "Syirik kepada Allâh,Sihir,dan seterusnya".(Muttafaqun Alaih)

Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati, bila dia tidak bertobat sebagaimana telah
dicontohkan oleh para sahabat Nabi ‫ﷺ‬ dan yang berhak melakukan hukuman tersebut adalah
pemerintah yang sah dan bukan individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama menghukumi pelakunya keluar dari
islam. Demikian pula, meminta supaya disihirkan juga perbuatan yang haram. Karena Rasulullâh
‫ﷺ‬ mengabarkan bukan termasuk pengikut beliau orang yang menyihir dan orang minta disihirkan.
Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam musnadnya dan dishohihkan oleh
syeikh Albani rahimahullâh.

Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir, diantaranya adalah dengan
menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti :

-Dzikir pagi dan petang


-Dzikir setelah sholat 5 waktu
-Dzikir akan tidur
-Dzikir mau makan
-Dzikir masuk rumah dan keluar rumah
-Dzikir masuk kamar kecil dan keluar kamar kecil dan lain-lain.

Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho syetan, seperti :

-Jimat- jimat,
-Musik - musik,
-Gambar-gambar makhluk bernyawa dan lain-lain.

Dan apabila qadarullâh terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri kepada Allâh memohon
dari-Nya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah yang disyariatkan. Dan jangan sekali-kali dia
berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara meminta bantuan jin, baik secara langsung, maupun lewat
dukun, paranormal dan semisal mereka.

Halaqah yang ke 16 "Perdukunan" 

Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib. Yang tidak diketahui oleh kebanyakan
manusia seperti: 

-Mengetahui barang yang hilang, 


-Pencurinya, 
-Mengetahui ramalan nasib dan lain-lain. 

Dia mengaku mengetahui hal² tersebut dengan cara-cara tertentu seperti : 

-Melihat bintang, 
-Menggaris di tanah, 
-Melihat air di mangkuk dan lain-lain. 

Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia. 

Saudaraku sekalian.. Ketahuilah, perdukunan dengan namanya yang bermacam² adalah perkara yang diharamkan
dalam agama islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai
bantuan. sedangkan, cara-cara tersebut hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta
bantuan jin dan juga syaithan. 

Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret mereka
bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun
tersebut kafir kepada Allâh. 

Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini, dan harta yang dia dapatkan dari
pekerjaan ini adalah harta yang haram. 
Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka sebagai yang dikabarkan oleh Nabi ‫ﷺ‬ dalam
hadits yang shohih bahwa para jin bekerjasama untuk mencuri kabar dari langit. Apabila mendengar sesuatu maka
jin yang di atas akan mengabarkan kepada yang dibawahnya dan seterusnya sehingga sampai ke telinga dukun,
terkadang dia terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut, dan terkadang pula sempat
menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang. 

Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah²i oleh dukun tersebut dengan kedustaan yang
banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan akan dijadikan alat mencari pembenaran dan
kepercayaan dari manusia. Orang islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan
bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullâh ‫ﷺ‬ bersabda yang artinya : 

Barang siapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia ucapkan, maka dia telah
kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (HR.Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishohihkan
oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullâh )

Rasulullâh ‫ﷺ‬ bersabda : 

‫من اتى عرافا فسأ له عن شيء لم تقبل له صال ة اربعين ليلة‬ 

Barang siapa yang mendatangi dukun, kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima
darinya sholat selama 40 hari (HR. Muslim)

Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai mengeluarkan seseorang dari
islam. Namun kedua hadits diatas cukup menunjukkan besarnya dosa orang yang mendatangi dukun. Semoga
Allâh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  menjadikan kita merasa cukup dengan yang halal dan menjauhkan kita dari yang haram.

Pelajaran yang ke-17 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Tathayyur”, yaitu merasa sial dengan sesuatu.

Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu, Seperti:

• Melihat tabrakan atau,


• Orang yang berkelahi atau, yang semisalnya.

Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti bepergian, berdagang dan lain-
lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut kita ikuti, Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda,

َ‫اج ٍة فَقَ ْد أَ ْشرَك‬


َ ‫َم ْن َر َّد ْتهُ الطِّيَ َرةُ ِم ْن َح‬

“Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka dia telah berbuat
syirik.” (Hadits shahīh diriwayatkan oleh Imām Ahmad)

Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini dinafikan dan di ingkari oleh
Rasūlullāh ‫ﷺ‬, Beliau bersabda,

َ َ‫َوالَ الطِّي‬
‫ارة‬

“Tidak ada thiyārah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh terhadap takdir Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫تَ َعالَى‬,. Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh mengikuti was-was syaithān ini. Dan hendaknya dia Memiliki
keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan & keburukan adalah dengan
takdir Allāh semata, Yakin bahwa tidak (ada yang) mendatangkan kebaikan kecuali Allāh dan tidak (ada yang)
melindungi dari keburukan kecuali Allāh. Hanya bertawakal kepada Allāh semata dan berbaik sangka kepada
Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ ,.
Apabila datang perasaan tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal dan tetaplah dia
melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allāh semata. 

Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah berbaik sangka kepada Allāh
karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi ‫ﷺ‬ sering bertafā’ul seperti ketika Perjanjian
Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail. Dan Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang
artinya “yang mudah”. Maka Beliau pun berbaik sangka kepada Allāh bahwa perjanjian ini akan membawa
kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam. 

Maka benarlah persangkaan Beliau. Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ , membuka setelah itu (yaitu setelah perjanjian tersebut)
pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal Nasib Dengan Bintang”.

Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allāh dan kebesaran Penciptanya, Allāh ‫الَى‬88‫تَ َع‬, telah
mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini memiliki 3 faidah:

⑴ Sebagai perhiasan langit.


⑵ Sebagai pelempar syaithān.
⑶ Sebagai petunjuk manusia, seperti :

-Mengetahui arah utara atau selatan


-Mengetahui arah daerah, arah kiblat
-Mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.

Allāh tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas. Seorang salaf, Qatādah Ibn
Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang lebih pada tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa, 

“Barangsiapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di atas maka dia telah
bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” (Ucapan ini dikeluarkan Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahih beliau)

Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau berkumpul dan berpisahnya
beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan seseorang di masa yang akan datang, dalam masalah rejeki,
jodoh dan lain-lain.

Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah. Membacanya dan mempercayainya adalah
perbuatan yang haram dan termasuk dosa besar. Sebagian ulama mengatakan hukumnya seperti orang yang
mendatangi dukun dan bertanya kepadanya. Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari.

Hendaknya kita semua takut kepada Allāh. Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca kolom-kolom tersebut.
Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita tutup segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan
juga keluarga kita. Karena ‘aqidah merupakan modal kita memasuki surganya Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ , dengan selamat.

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah Dengan Selain Nama
Allāh”. 

Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allāh 8‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬, Sumpah


ُ adalah menguatkan perkataan dengan
menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau (dalam)
bahasa ‘Arab maka menggunakan: 

• Huruf wawu (‫)و‬  َ


• Huruf ba (‫)ب‬ َ
• Huruf ta ( َ‫)ت‬ 

Adapun Bahasa Indonesia dengan menggunakan kata “Demi”. 


Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allāh semata, misalnya mengatakan: 

✓ Wallāhi 
✓ Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi 
✓ Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya 
✓ Dan lain-lain. 

Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya,
misalnya dengan mengatakan: 

✘ Demi Rasūlullāh 
✘ Demi Ka’bah 
✘ Demi Jibrīl 
✘ Demi langit dan bumi 
✘ Demi bulan dan bintang 
✘ Dan lain-lain. 

Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda, 

َ‫ َم ْن َحلَفَ بِ َغي ِْر هَّللا ِ فَقَ ْد أَ ْشرَك‬ 

“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah berbuat syirik.” (HR Abū
Dāwūd, Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albāni rahimahullāh)

Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Namun
bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan sumpah dengan makhluq disertai pengagungan seperti
kalau dia mengagungkan Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ ,, yaitu pengagungan ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh
orang-orang musyrik dengan mengatakan: 

✘ Demi Wisnu 
✘ Demi Dewa Fulan 
✘ Demi Lāta 
✘ Dan lain-lain. 

Halaqah yang ke 20, Riya'

Ayyuhal Ikhwah adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allâh akan tetapi
ingin di lihat manusia dan di puji. Riya' hukumnya haram dan dia termasuk syirik kecil yang samar yang tidak
mengeluarkan seseorang dari islam. 

Riya' adalah diantara sebab tidak di terimanya amal ibadah seseorang bgaimanapun besar amalan tersebut.
Rasulullâh Shalallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ك َم ْن َع ِم َل َع َمالً أَ ْشرَكَ فِي ِه َم ِعى ي ِْرى ت ََر ْكتُهُ َو ِشرْ َكه‬
ِ ْ‫ال هَّللا ُ تَبَارَكَ َوتَ َعالَى أَنَا أَ ْغنَى ال ُّش َركَا ِء ع َِن ال ِّشر‬
َ َ‫ق‬

Allah berkata: "Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik, barang siapa yang mengamalkan sebuah
amalan, dia menyekutukan aku bersama yang lain didalam amalan tersebut maka aku akan meninggalkannya dan
juga kesyrikannya" (HR Muslim No 2985) 

Sebagian Ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk di ampuni oleh Allâh. Artinya dia
harus di adzab supaya bersih dari dosa riya' tersebut. Berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak
Allâh yang kalau Allâh menghendaki maka akan di ampuni langsung dan kalau Allâh menghendaki maka mereka
akan di adzab.
Mereka berdalil dengan keumuman ayat

‫ر َما ُدونَ َذلِكَ لِ َمن يَشَا ُء‬oُ ِ‫ِإنَّ هّللا َ الَ يَ ْغفِ ُر أَن يُ ْشرَكَ ِب ِه َويَ ْغف‬

"Sesungguhnya allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang
dikehendaki" (An-Nisa :116)

tahukah kita, siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan mereka?, mereka bukanlah
preman-preman 

di jalan atau pembunuh yang kejam, tapi mereka justru adalah orang orang yang beramal sholeh.

Mereka adalah orang yang mengajarkan al-Qur'an supaya dikatakan sebagai seorang qari',seorang yang suka
membaca,seorang yang mahir membaca, dan juga orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan berjihad
supaya dikatakan sebagai pemberani beramal bukan karena Allâh, Sebagaimana hal ini telah di kabarkan oleh
Nabi shalallâhu 'alaihi wa sallam di dalam hadits yang shahih. Oleh karena saudara sekalian.. 

Ikhlaslah di dalam beramal dan ikhlas adalah barang yang sangat berharga, Para salaf kita merekapun merasa atau
merasakan beratnya memperbaiki hati mereka. Dan hanya kepada Allâh kita meminta keikhlasan di dalam
beramal. Menjauhkan kita dari riya',sum'ah,ujub dan berbagai penyakit hati. Dan marilah kita biasakan untuk
menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada maslahat yang lebih kuat

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang Cinta Kepada Allāh”.

Mencintai Allāh merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini mengharuskan seorang Muslim
merendahkan dirinya di hadapan Allāh, mengagungkan Allāh, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk
melaksanakan perintah Allāh dan juga menjauhi apa yang Allāh larang, Inilah cinta yang merupakan ibadah.
Barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh maka dia telah berbuat syirik besar.
Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman :

ِ ‫ُﻭﻥ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ ﺃَ ْﻧﺪَﺍﺩًﺍ ﻳ ُِﺤﺒُّﻮﻧَﻬُ ْﻢ َﻛﺤُﺐِّ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ َﻭﺍﻟَّ ِﺬﻳﻦَ ﺁَ َﻣﻨُﻮﺍ ﺃَ َﺷ ُّﺪ ُﺣﺒًّﺎ ﻪَّﻠِﻟ‬
ِ ‫ﺎﺱ َﻣ ْﻦ ﻳَﺘَّ ِﺨ ُﺬ ِﻣ ْﻦ ﺩ‬
ِ َّ‫َﻭ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨ‬

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sekutu-sekutu Allāh. Mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh. Adapun orang-orang yang beriman maka cinta mereka
kepada Allāh jauh lebih besar”. (QS Al Baqarah: 165)

Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan dan lain-lain, maka hal ini
diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Apabila seseorang mencintai perkara-perkara
tersebut melebihi cintanya kepada Allāh maka dia telah melakukan dosa besar. Allāh berfirman yang artinya:

“Katakanlah; ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, harta kekayaan
yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, dan juga rumah-rumah tempat tinggal
yang kalian sukai, itu semua lebih kalian cintai dari pada Allāh dan Rasul-Nya dan juga berjihad di jalan Allāh,
maka tunggulah sampai Allāh  ‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬
ُ  mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allāh tidak akan memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik”. (QS At Taubah: 24)

Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang lebih dia cintai. Dan akan
nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya hanya sebatas ucapan saja.

Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh adalah dengan:

1. Mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat Al Qurān.


2. Memikirkan tanda tanda kekuasaan Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  di alam semesta.
3. Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allāh berikan.
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allāh”.

Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan mudharat adalah di tangan
Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  semata. Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allāh dan tidak bertawakal kecuali kepada
Allāh. 

✓ Takut kepada Allāh yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk: 

⑴ Merendahkan diri di hadapan Allāh. 


⑵ MengagungkanNya. 
⑶ Membawanya untuk menjauhi larangan Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ
⑷ Melaksanakan perintahNya. 

✘ Bukan takut : 

⑴ Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allāh. 


⑵ Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allāh . 

Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan takut seperti ini kepada
selain Allāh. 

Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh, maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar, yang
mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut (terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah
meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga
mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām ketika beliau berkata
yang artinya: 

“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali apabila Rabbku
menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)

Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi takutnya kepada
Allāh, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allāh atau melanggar larangan Allāh, Seperti
Orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang
kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu. 

Allāh berfirman yang artinya: 

“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang yang beriman, dengan
wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian
kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS Āli ‘Imrān: 175 )

Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah: 

⑴ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithan. 


⑵ Mengingat sabda Nabi ‫ﷺ‬ yang artinya: 

“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya
mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah Allāh tulis, dan seandainya mereka
berkumpul untuk memberikan mudharat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali
dengan apa yang sudah Allāh tulis.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullāh)

Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti: 

⑴ Takut kepada panasnya api. 


⑵ Takut kepada binatang buas. 
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang membawa seseorang
meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh. Ini adalah takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak
terlepas darinya. 

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam Kebenaran”.

Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh dan juga agamanya, Ilmu yang membawa dirinya
untuk bertaqwa kepada Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ , Mereka adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam
agama Islam adalah sangat tinggi, Allāh telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at
kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. Allāh Ta’ālā
berfirman :

‫ُول َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم‬


َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرس‬ 

“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allāh dan ta’atlah kepada Rasul dan ulil amri kalian.” (QS
An Nisā: 59)

Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umarā (pemerintah), menghormati mereka (yaitu para ulama)
bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal sampai kepada kemaksiatan, 

'ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah dan terkadang benar.

* Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala.


* Kalau salah, mereka mendapatkan 1 pahala.

Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama menyelisihi tersebut
dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang mena’ati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan
kebenaran, Rasūlullāh  ‫ﷺ‬ bersabda:

“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam kebenaran” (Muttafaqun
‘alaih)

Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh, maka dia telah menjadikan ulama tersebut
sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan
Nashrani. Allāh berfirman :

ِ ‫ارهُ ْم َو ُر ْهبَانَهُ ْم أَرْ بَابًا ِم ْن د‬


‫ُون هللا‬ َ َ‫…اتَّخَ ُذوا أَحْ ب‬

“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan
selain Allāh.” (QS At Taubat: 31)

Rasūlullāh  ‫ﷺ‬ menjelaskan ayat ini, Beliau mengatakan:

“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut, akan tetapi mereka,
apabila menghalalkan apa yang Allāh haramkan, maka mereka ikut menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli
ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allāh halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.” (Hadits ini
hasan diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)

Halaqah yang ke-24 berjudul “Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh”. 

Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa kenikmatan dengan segala
jenisnya adalah dari Allāh. Allāh berfirman:

ِ ‫َو َما ِب ُك ْم ِم ْن ِن ْع َم ٍة فَ ِمنَ هَّللا‬


“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari Allāh.” (QS An Nahl: 53)

Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allāh kemudian menyandarkan
kenikmatan tersebut kepada selain Allāh. Seperti mengatakan: 

• “Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka.” 


• “Kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri.” 
• “Kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh.” 

Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab. Allāh berfirman: 

‫ت هّللا ِ ثُ َّم يُن ِكرُونَهَا‬


oَ ‫ْرفُونَ نِ ْع َم‬
ِ ‫يَع‬ 

“Mereka mengenal nikmat Allāh kemudian mereka mengingkarinya.” (QS An Nahl: 83)

Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allāh, Zat yang menciptakan sebab. Seperti dengan
mengatakan: 

• “Kalau bukan karena Allāh niscaya kita sudah celaka.” 


• “Kalau bukan Allāh niscaya uang kita sudah hilang.” 
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya saya tidak akan sembuh.” 

Karena apa? Karena Allāh-lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan, nikmat kesembuhan.
Sedangkan makhluk hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allāh menghendaki
niscaya Allāh tidak akan menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan berarti
seorang Muslim tidak boleh berterima kasih kepada orang lain. 

Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seseorang yang berbuat baik
kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini. Bahkan diperintah untuk membalas kebaikan tersebut
dengan kebaikan atau dengan do’a yang baik.
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang “Ridha Dengan Hukum Allāh”.

Allāh Ta’āla sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-Rahmān Ar-Rahīm. Dan di antara
bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari’at supaya manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar
kesusahan didunia maupun akhirat.

Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya penuh dengan keadilan, hikmah
dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang samar atas sebagian manusia.

Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga Muslimah untuk, Ridha dengan hukum Allāh,
dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya di dalam hukum Allāh.

Di dalam segala bidang kehidupan (meliputi) :

• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.

Meng-Esakan Allāh di dalam hukum-hukumNya adalah termasuk konsekuensi tauhid, Allāh berfirman:

‫ضاَل اًل ُم ِبينًا‬


َ ‫ض َّل‬ ِ ‫ضى هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْمرً ا أَ ْن يَ ُكونَ لَهُ ُم ْال ِخيَ َرةُ ِم ْن أَ ْم ِر ِه ْم ۗ َو َم ْن يَع‬
َ ‫ْص هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد‬ َ َ‫َو َما َكانَ ِل ُم ْؤ ِم ٍن َواَل ُم ْؤ ِمنَ ٍة إِ َذا ق‬
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki yang mu’min dan wanita yang mu’minah apabila Allāh dan  Rasul-
Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain di dalam urusan mereka.Dan
barangsiapa yang mendurhakai Allāh dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang
nyata.” (QS Al-Ahzab: 36)

Saudaraku, Alhamdulillāh dengan izin dan karunia-Nya sampailah kita pada bagian yang terakhir dari Silsilah
Tauhid, yaitu bagian ke-25.

Dan dengan ini saya akhiri silsilah ini. Dan bukan berarti kita sudah merasa cukup. Apa yang disampaikan
hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri. Belajar tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti
sampai ajal menjemput kita.

Halaqah - 01 Pentingnya Mengenal Allah, Rasulullah dan Agama Islam

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Mengenal Allah at  17 Desember

download audio : Pentingnya Mengenal Allah, Rasulullah dan Agama Islam

ِ ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمة‬


‫هللا َوبَ َركَاتُهُ لحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang pertama dari Silsilah yang berjudul “Mengenal Allāh”.

Al-Imām Ahmad rahimahullāh telah mengeluarkan di dalam Musnad-nya sebuah hadits yang asalnya ada di dalam
Shahīh Muslim, yang isinya bahwa:

◆ Setiap manusia apabila dikuburkan maka akan ditanya oleh 2 orang malaikat tentang 3 perkara :

⑴ Siapa Tuhanmu?
⑵ Siapa Nabimu? dan 
⑶ Apa Agamamu? 

Oleh karena itu kewajiban seorang Muslim dan juga Muslimah untuk mempersiapkan diri. Dan perlu diketahui
bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak cukup dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu
cukup niscaya orang munafik bisa menjawab pertanyaan.

Tapi perkaranya di sini, kaum muslimin perlu pemahaman dan juga pengamalan. Barangsiapa yang di dunia, dia :

1. Mengenal Allāh dan memenuhi hakNya,


2. Mengenal Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ dan memenuhi haknya, 
3. Mengenal agama Islam dan mengamalkan isinya, 

Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapatkan kenikmatan di dalam kuburnya.
Namun apabila dia : 

1. Tidak mengenal siapa Allāh dan tidak memenuhi hakNya, 


2. Tidak mengenal Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ dan juga tidak memenuhi haknya, 
3. Tidak atau kurang mengenal ajaran Islam dan tidak mengamalkannya, 
Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan (dan) akibatnya siksa kubur yang akan dia dapatkan.
Semoga Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  memudahkan kita, keluarga kita dan orang-orang yang kita cintai untuk bisa mengenal
Allāh, mengenal Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ dan juga mengenal agamanya. 

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah kita yang berjudul Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh Sebagai Pencipta”.

Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, bumi, manusia dan seluruh alam semesta. Allāh ‫ ْب َحانَهُ َو‬888‫س‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ berfirman :

ُ ِ‫ٰ َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َربُّ ُك ْم خَ ال‬


ْ ‫ق ُكلِّ ش‬
‫َي ٍء‬

“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.” (QS Ghāfir: 62)

Dialah Allāh Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq yang diciptakan. Mereka
tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan disembah oleh manusia. Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman :

ِ ‫ لَهُ ۚ ِإنَّ الَّ ِذينَ تَ ْد ُعونَ ِم ْن د‬o‫ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمعُوا‬
ُ‫ لَه‬o‫ُون هللا لَ ْن يَ ْخلُقُوا ُذبَابًا َولَ ِو اجْ تَ َمعُوا‬ ِ ‫ۖ يَا أَيُّهَا النَّاسُ ض‬.
َ ‫ُر‬

“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan bagi kalian maka hendaklah kalian mendengarnya. Sesungguhnya
segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh, tidak akan bisa menciptakan seekor lalat, meskipun mereka
bersatu padu untuk membuat seekor lalat tersebut.” (QS Al-Hajj: 73)

⇒ Berkumpul saja mereka tidak mampu untuk mencipta, (lalu) bagaimana dengan sendirian?
⇒ Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhananya susunan tubuhnya, mereka tidak mampu maka
bagaimana mereka bisa menciptakan makhluq yang lebih rumit.

Seorang Muslim wajib hanya meyakini bahwasanya Allāh adalah satu-satunya Pencipta dan tidak ada yang
mencipta selain Allāh

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Allāh ‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬ berjudul


ُ “Mengenal Allāh Sebagai Pemberi
Rezeki”.

Di antara nama Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha Memberi Rezeki.

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  menciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada mereka. Bahkan Allāh ‘Azza wa Jalla
telah menulis rezeki makhluk-Nya sebelum Allāh menciptakan mereka. Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda :

‫قدر هللا مقادير الخالئق قبل أن يخلق السموات واألرض بخمسين ألف سنة‬

“Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menentukan (telah menulis) takdir bagi makhluk-makhlukNya 50.000 tahun
sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)

Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  menciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya kepada makhluk sesuai dengan waktu yang
sudah Allāh tentukan sebelumnya.

Dan tidak akan meninggal seseorang sampai dia mendapatkan rezeki yang terakhir, meskipun rezeki tersebut ada
di puncak gunung atau bahkan ada di bawah lautan. Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman :

ِ ْ‫َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة ِفي اأْل َر‬


‫ض إِاَّل َعلَى هَّللا ِ ِر ْزقُهَا‬

“Tidak ada suatu binatang yang melata yang ada di permukaan bumi ini melainkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla
yang akan memberikan rezekinya.” (QS Hūd: 6)

Siapa sesembahan selain Allāh yang bisa melakukan yang demikian?


Adakah selain Allāh sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh makhluk yang ada di bumi
ini mulai dari manusia, jin, hewan dan juga tumbuhan?

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman :

َ‫ض ۚ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل ه َُو ۖ فَأَنَّ ٰى تُ ْؤفَ ُكون‬


ِ ْ‫ق َغ ْي ُر هَّللا ِ يَرْ ُزقُ ُك ْم ِمنَ ال َّس َما ِء َواأْل َر‬ oَ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ْاذ ُكرُوا نِ ْع َم‬
ٍ ِ‫ت هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ۚ هَلْ ِم ْن خَ ال‬

“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allāh atas kalian. Adakah yang mencipta selain Allāh,
yang memberikan rizki kepada kalian dari langit maupun dari bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Dia. Oleh karena itu kenapa kalian dipalingkan? (QS Fāthir: 3)

Halaqah yang ke-4; Mengenal Allāh Sebagai Pengatur Alam Semesta.

Dialah Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  yang:

• Mengatur alam semesta ini.


• Mematikan makhluk dan menghidupkan.
• Memuliakan makhluk dan menghinakan.
• Mengganti siang menjadi malam, malam menjadi siang.
• Menerbitkan matahari dan menenggelamkan.

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman:

‫ﻳُ َﺪﺑِّ ُﺮ ﭐﺄۡﻟ َﻣۡ ۖ َﺮ‬

“Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mengatur seluruh perkara.” (QS Yunus: 3)

Tidak ada yang mengatur selain Allāh, Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menerbitkan matahari dari timur.
Dan siapa selain Allāh yang bisa menerbitkan matahari dari barat?

Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang, yang dia mengaku menjadi Tuhan selain Allāh, beliau
berkata:

“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menerbitkan matahari dari timur, maka silahkan engkau kalau
engkau memang Tuhan, terbitkan matahari dari barat. Maka orang kafir tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.”

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  yang menjadikan siang. Dan siapa yang mengganti siang menjadi malam selain Allāh?

Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allāh dan tidak ada sesembahan selain Allāh yang membantu
Allāh untuk mengatur alam semesta ini.

Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allāh yang mencipta, memberikan
rizki dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia dan bagaimanapun kedudukannya di sisi Allāh.

Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allāh yang mencipta, memberikan rezeki dan juga
mengatur alam semesta maka dia telah menyekutukan Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Allāh berjudul “Mengenal Allāh Sebagai Satu-satunya Dzat Yang
Berhak Untuk Disembah.”

Apabila Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  adalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam
semesta, maka tuntutannya kita tidak boleh menyembah kecuali hanya kepada Allāh.

Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  semata. Allāh berfirman :
‫ض ِف َرا ًشا َوال َّس َما َء ِبنَا ًء َوأَ ْنزَ َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَأَ ْخ َر َج ِب ِه‬
َ ْ‫) الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم األر‬٢١( َ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
٢٢( َ‫ت ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَال تَجْ َعلُوا هَّلِل ِ أَ ْندَادًا َوأَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫ِمنَ الثَّ َم َرا‬

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, siapa Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang
sebelum kalian supaya kalian bertaqwa? Itulah Rabb kalian. Yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai
hamparan dan langit sebagai bangunan dan telah menurunkan dari langit air. Maka Allāh  ‫ ْب َحانَهُ َو‬888‫س‬ُ
‫الَى‬88‫تَ َع‬ mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian
menjadikan bagi Allāh sekutu-sekutu sedangkan kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)

⇒ Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  (menyembah kepada selain Allāh) sedangkan
kalian tahu bahwasanya Allāh yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta ini.

Selain Allāh tidak berhak untuk disembah karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki dan bukan pengatur
alam semesta. Apabila mereka disembah maka mereka adalah sesembahan yang bathil.

‫ق َوأَنَّ َما يَ ۡد ُعونَ ِمن دُونِ ِه ۡٱلبَ ٰـ ِط ُل‬


ُّ ‫َذٲلِكَ بِأَنَّ ٱهَّلل َ ه َُو ۡٱل َح‬

“Yang demikian itu karena Allāh 8‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬8 ‫س‬ Dialah


ُ sesembahan yang haq yang memang berhak untuk
disembah. Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allāh adalah sesembahan yang bathil, yang tidak berhak
untuk disembah.” (QS Luqmān: 30)

Apabila seseorang meyakini Allāh yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta kemudian
dia masih menyembah selain Allāh atau menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh, maka dia telah
berbuat syirik kepada Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  di dalam ibadah.

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ pernah ditanya oleh seorang sahabat:

“Ya Rasūlullāh, apa dosa yang paling besar di sisi Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ ?”

Maka Beliau ‫ﷺ‬ mengatakan :

‫أَ ْن تَجْ َع َل هّلِل ِ نِ ًّدا َوه َُو خَ لَقَك‬

“Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allāh  ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  padahal Dialah Allāh  ُ‫س ْب َحانَه‬
ُ
‫و تَ َعالَى‬ yang
َ telah menciptakan dirimu.” (HR Imām Al-Bukhāri dan Imām Muslim, dari shahābat Ibnu Mas’ūd
radhiyallāhu ‘anhumā
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah bahwasanya “Keyakinan Allāh sebagai Pencipta, Pemberi
Rizki dan juga Pengatur Alam Semesta tidaklah cukup untuk memasukkan seseorang ke dalam agama Islam.”

Kaum muslimin meyakini bahwasanya Allāh sebagai Pencipta, Pemberi Rizki & juga Pengatur Alam Semesta
adalah sebuah kewajiban, yang tidak sah keimanan seseorang sampai meyakini yang demikian itu.

Namun ini tidaklah cukup untuk memasukkan seseorang ke dalam agama Islam. Dan belum bisa menjadi
pembeda antara seorang yang Muslim dengan orang yang kāfir. Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  mengatakan di dalam Al-
Qurān menceritakan tentang ucapan iblis.

‫ين‬ ٍ ‫ال أَنَا خَ ْي ٌر ِم ْنهُ خَ لَ ْقتَ ِني ِم ْن ن‬


ٍ ‫َار َوخَ لَ ْقتَهُ ِم ْن ِط‬ َ َ‫ك أَال تَ ْس ُج َد إِ ْذ أَ َمرْ تُكَ ق‬ َ َ‫ق‬
oَ ‫ال َما َمنَ َع‬

"Allāh berkata (kepada iblis): “Apa yang mencegahmu untuk sujud (kepada Ādam) ketika Aku memerintahkan
kepadamu?” Iblis mengatakan: “Aku lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan aku dari api dan
menciptakan dia dari tanah.” (QS Al-A’rāf: 12)

Iblis mengenal bahwasanya Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  yang telah menciptakan dia.

Orang-orang musyrikin Quraisy ketika mereka ditanya:


“Siapa yang menciptakan?

“Siapa yang memberikan rezeki kepada mereka?”

“Siapa yang mengatur alam semesta ini?”

Mereka mengatakan: “Allah”.

َ ْ‫ت َواأْل َر‬


ُ‫ض لَيَقُولُنَّ هللا‬ ِ ‫اوا‬ َ َ‫َولَ ِئ ْن َسأَ ْلتَهُ ْم َم ْن خَ ل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬

“Dan seandainya engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka ‘Siapa yang menciptakan langit dan juga
bumi?’, niscaya mereka mengatakan ‘Allāh’.” (QS Az-Zumār: 38)

Meskipun mereka meyakini hal yang demikian itu akan tetapi Rasūlullāh ‫ﷺ‬ memerangi mereka.

Kenapa demikian?

Karena mereka (orang-orang musyrikin Quraisy) tidak mentauhidkan (tidak mengEsakan) Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  di
dalam beribadah. Oleh karena itu, disini seorang Muslim perlu dia mengetahui “Apa Pengertian Ibadah Dan
Macam-macamnya” sehingga dia tidak menyerahkan satu ibadah pun kepada selain Allāh.

Dan apakah yang dimaksud ibadah?


Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ , baik berupa ucapan maupun
perbuatan yang zhahir maupun yang bathin.

Seseorang bisa mengetahui sesuatu dicintai oleh Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  dengan beberapa cara, di antaranya :

- Apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ

Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah ibadah, karena Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  tidak memerintah
kecuali dengan sesuatu yang Allāh cintai. Termasuk di antaranya:

- Apabila Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  diketahui memuji pelakunya

Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah dicintai oleh Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ

- Do'a adalah ibadah, karena Allah 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  memerintahkan

ۚۡ‫ۡٱدعُونِ ٓى أَ ۡست َِج ۡب لَ ُكم‬

“Berdo’alah kalian kepadaKu niscaya Aku akan mengabulkan.” (QS Ghāfir: 60)

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda di dalam sebuah hadīts :

ُ‫ال ُّدعَا ُءه َُو ْال ِعبَا َدة‬

“Do’a itu adalah ibadah.” (HR Abū Dāwūd no. 1479, At-Tirmidzi no. 2969, Ibnu Mājah no. 3828 dan Ahmad
4/267; dari shahābat Nu’man bin Basyīr)

Dengan demikian syirik hukumnya, (apabila) berdo’a kepada selain Allāh, baik kepada seorang Nabi, seorang
malaikat, seorang jin, orang yang shalih dan lain-lain.

- Menyembelih adalah Ibadah, Allāh berfirman :


‫صلِّ ِل َربِّكَ َو ۡٱن َح ۡر‬
َ َ‫ف‬
“Hendaklah engkau shalat untuk Rabb-mu dan juga menyembelih untuk Rabb-mu.” (QS Al-Kautsar: 2 )

Dan Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda :


ِ‫لَعَنَ هللاُ َم ْن َذبَ َح ِل َغي ِْر هللا‬

“Allāh Subhānahu wa Ta’āla melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allāh.” (HR Muslim 1978, dari
shahābat ‘Ali radhiyallāhu ‘anhu)

Dengan demikian termasuk syirik hukumnya (apabila) seseorang menyembelih untuk jin, atau untuk syaikh atau
untuk yang lain, selain Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ

Seperti bernadzar, ber-istighatsah, bersumpah, bertawakal, rasa takut, rasa cinta, maka semua ini termasuk jenis-
jenis ibadah.

Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan salah satu dari ibadah-ibadah tersebut kepada selain
Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Contoh Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin
Quraisy”.

Diantara bentuk kesyirikan mereka adalah:

• Berdo’a dan bertaqarrub kepada orang-orang shālih yang sudah meninggal.


• Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka dengan tujuan supaya:

Mendapatkan syafa’at orang-orang shālih tersebut disisi Allāh. dan dengan tujuan mencari kedekatan kepada
Allāh.

Allāh sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Qurān dan Allāh mengingkarinya. Allāh ُ‫س ْب َحانَه‬
ُ
‫و تَ َعالَى‬ berfirman:
َ

ِ ْ‫ت َواَل فِي اأْل َر‬


ُ‫ض ۚ ُسب َْحانَه‬ َ ‫م َويَقُولُونَ ٰهَؤُاَل ِء ُشفَ َعا ُؤنَا ِع ْن َد هَّللا ِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ هَّللا َ ِب َما اَل يَ ْعلَ ُم فِي ال َّس َم‬oْ ُ‫ُون هَّللا ِ َما اَل يَضُرُّ هُ ْم َواَل يَ ْنفَ ُعه‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫َويَ ْعبُ ُدونَ ِم ْن د‬
َ‫َوتَ َعالَ ٰى َع َّما يُ ْش ِر ُكون‬

“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula memberi
manfaat.Dan mereka berkata, ‘Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami disisi Allāh.
Katakanlah : apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun
di bumi?’Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (QS Yūnus :18)

Dalam ayat ini Allāh menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan Allāh. Dan Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ juga berfirman :

‫م ِفي َما هُ ْم فِي ِه يَ ْختَلِفُونَ ۗ إِنَّ هَّللا َ اَل يَ ْه ِدي َم ْن‬oْ ُ‫ إِلَى هَّللا ِ ُز ْلفَ ٰى إِنَّ هَّللا َ يَحْ ُك ُم بَ ْينَه‬o‫أَاَل هَّلِل ِ الدِّينُ ْالخَ الِصُ ۚ َوالَّ ِذينَ اتَّخَ ُذوا ِم ْن دُونِ ِه أَوْ لِيَا َء َما نَ ْعبُ ُدهُ ْم إِاَّل ِليُقَرِّ بُونَا‬
‫ه َُو كَا ِذبٌ َكفَّا ٌر‬

“Ketahuilah bahwa milik Allāh-lah agama yang tulus. Dan orang-orang yang menjadikan selain Allāh sekutu,
(mereka mengatakan) ‘Tidaklah kami menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami
kepada Allāh. Sesungguhnya Allāh akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang mereka perselisihkan.
Sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang berdusta lagi sangat ingkar.” (QS Az
Zumar: 3)

Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shālih tersebut adalah supaya mereka
mendekatkan penyembahnya kepada Allāh.

Dan cara meraih syafa’at di hari kiamat bukanlah demikian.

◆ Cara meraih syafa’at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan kesyirikan.
◆ Dan cara dekat dengan Allāh adalah mendekatkan diri kepadaNya dengan iman dan amal shālih, yang wajib
maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shālih tersebut melakukannya.

Tidak boleh seseorang menyamakan Allāh dengan seorang kepala negara yang sulit menyampaikan hajat
kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya.

Tidak boleh seseorang menyerupakan Allāh dengan siapapun karena Allāh Maha Mendengar, Maha Melihat,
Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.

Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak mampu melakukan seluruh
pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh Dengan Makhluk-Nya”. 

Allāh ‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬8 ‫س‬ telah


ُ menciptakan makhluk-makhluk supaya manusia yang berakal memikirkan makhluk-
makhluk tersebut, sehingga mereka bisa mengenal Dzat yang telah menciptakan mereka. 

◆ Besarnya makhluk dan luasnya (seperti langit yang tujuh & bumi, kursi Allāh dan ‘Arsy-Nya) menunjukkan
tentang kebesaran Allāh. 
◆ Keteraturan gerakan dan perjalanan (seperti perjalanan matahari & bulan) menunjukkan kekuasaan dan
pengawasan Allāh yang tidak pernah berhenti. 
◆ Kejelian dalam penciptaan menunjukkan hikmah-Nya dan keluasan ilmu-Nya. 

⇒ Manfaat yang ada di dalam ciptaan tersebut menunjukkan: 

✓ Rahmat yang luas. dan


✓ Karunia yang meliputi segala sesuatu. 

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman: 

‫ق‬
ِ ‫خَل‬ ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبا‬
ْ ‫) الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيا ًما َوقُعُوداً َوعَلى ُجنُو ِب ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي‬١٩٠( ‫ب‬ ِ َّ‫الف اللَّي ِْل َوالن‬
ٍ ‫هار آَل يا‬ ِ ِ‫اخت‬ ْ ‫ض َو‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫ق السَّماوا‬ ْ ‫ِإنَّ فِي‬
ِ ‫خَل‬
١٩١( ‫ار‬ ِ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫َذاب‬
َ ‫ع‬ ‫نا‬ ‫ق‬
ِ َ ‫ف‬ َ‫ك‬َ ‫ن‬‫ْحا‬
‫ب‬ ‫س‬
ُ ً ‫ال‬ ‫باط‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ َ ‫ه‬ َ‫ت‬ ْ
‫ق‬ َ ‫ل‬ َ‫خ‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫َّنا‬ ‫ب‬‫ر‬َ ‫ض‬
ِ ْ‫ر‬َ ‫أْل‬‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ت‬
ِ ‫السَّماوا‬ 

“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang & malam ada tanda-tanda bagi orang
yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat Allāh, baik dalam keadaan berdiri, duduk & berbaring
dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi. Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua
dengan bathil (sia-sia). Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka.” (QS Āli ‘Imrān: 190-191)

Hendaknya seorang Muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluk-makhluk Allāh supaya dia: 

✓ Semakin mengenal Allāh penciptanya. 


✓ Semakin yakin dan mantap dalam menjalankan syariat Allāh. 
✓ Merasa takut dengan adzab-Nya. 
✓ Semakin dekat dengan Allāh. 
✓ Semakin meng-Esakan Dia di dalam beribadah.
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Mengenal Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ُ  Dengan Nama dan
Sifat-Nya”. Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  telah mengabarkan di dalam Al Qurān bahwa Allāh memiliki nama dan sifat. Allāh
berfirman :

‫َﻭﻪَّﻠِﻟ ِ ﭐﺄۡﻟ َ ۡﺳ َﻤﺎٓﺀُ ۡﭐﻟﺤ ُۡﺴﻨَﻰ‬

“Dan Allāh memiliki nama-nama yang paling baik.” (QS Al-A’rāf: 180)

Dan Allāh berfirman :


‫َﻭﻪَّﻠِﻟ ِ ۡﭐﻟ َﻤﺜَ ُﻞ ﭐﺄۡﻟ َ ۡﻋﻠَﻰ‬

“Dan Allāh memiliki sifat-sifat yang paling tinggi.” (QS An-Nahl: 60)

Kita mengenal Allāh dengan nama dan juga sifat tersebut.

✓ Kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar Rahmān Ar Rahīm.
✓ Dan kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah Al-Ghafūr, dan seterusnya.
✓ Dan Allāh mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwasanya di antara sifat Allāh adalah:

• Allāh beristiwa’ di atas ‘Arsy.


• Allāh memiliki dua tangan.
• Allāh berada di atas.

✓ Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya,

• Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir.

✓ Dan juga sifat-sifat yang lain.

Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama & juga sifat tersebut, karena Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua. Dan Rasūlullāh ‫ﷺ‬ lebih tahu tentang Allāh
daripada kita. Tidak boleh seorang Muslim menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut. Dan tidak boleh dia
menyerupakan, karena Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman:
ۖ
ِ َ‫ﺲ َﻛ ِﻤ ۡﺜﻠِِۦﻪ ﺷ َۡﻰ ۬ﺀٌ َﻭﻫ َُﻮ ﭐﻟ َّﺴ ِﻤﻴ ُﻊ ۡﭐﻟﺒ‬
‫ﺼﻴﺮ‬ َ ‫ﻟَ ۡﻴ‬

“Tidak ada yang serupa dengan Allāh dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS
Asy-Syūrā: 11)

Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim adalah:

◆ Menetapkan nama dan juga sifat tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan keagungan dan kebesaran
Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ , tanpa menyerupakan dan tanpa mentakwil nama dan juga sifat tersebut.

⇒ Mentakwil adalah menafsirkan nama dan sifat Allāh bukan dengan maknanya yang benar.

Seperti;

• Mentakwil istiwā dengan kekuasaan.


• Mentakwil turunnya Allāh dengan turunnya rahmat Allāh.
• Dan lain-lain.

Halaqah - 01 Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Mengenal Rasulullah at  29 Januari

download audio : Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬

ِ ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمة‬


ُ‫هللا َوبَ َركَاتُه‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang Pertama dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬ adalah tentang “Pentingnya Mengenal
Beliau ‫”ﷺ‬.

Pertanyaan yang ke-2 yang setiap kita akan ditanya di alam kubur adalah tentang “Siapa Nabimu?”. Wajib atas
setiap Muslim dan Muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Beliau adalah

- Muhammad Ibnu ‘Abdillāh Ibnu ‘Abdil Muththalib.


- Termasuk keturunan Nabi Ismā’īl bin Ibrāhīm ‘alayhimāssalām.
- Lahir di Mekkah Diutus menjadi Nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun,
- Kemudian menyampaikan risalah Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  selama 23 tahun.
- Meninggal di kota Madīnah setelah Allāh S‫الَى‬88888‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88888‫س‬ menyempurnakan
ُ agama ini bagi
beliau ‫ﷺ‬ dan juga umatnya.

Mengenal Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ tidaklah cukup hanya mengenal nama dan nasab Beliau
‫ﷺ‬, atau menghapal keluarga dan shahābat Beliau ‫ﷺ‬

Mengenal Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ adalah;

⑴ Mengenal tugas Beliau sebagai seorang utusan Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  kepada kita.
⑵ Dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap Beliau ‫ﷺ‬

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus Beliau ‫ﷺ‬ kepada kita dengan membawa 4 perkara:

PERKARA 1, Membawa perintah dari Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  supaya kita jalankan.

PERKARA 2, Membawa larangan dari ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  supaya kita jauhi.

PERKARA 3, Membawa berita dari Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  supaya kita benarkan.

PERKARA 4, Membawa tatacara ibadah dari Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  supaya kita beribadah kepada Allāh dengan
cara tersebut.

Kalau kita mena’ati Beliau di dalam 4 perkara ini, berarti kita pada hakekatnya telah menaati Allāh. Karena
perintah, larangan, berita dan cara ibadah adalah dari Allāh 8‫الَى‬888‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬888‫س‬.
ُ Sedangkan tugas Beliau
‫ﷺ‬ hanyalah sekedar menyampaikan kepada kita.

‫ُول فَقَ ْد أَطَا َع هللا‬


َ ‫َم ْن ي ُِط ِع ال َّرس‬

“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, maka sungguh dia telah mentaati Allāh.” (QS An Nisā: 80)
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬ adalah “Mengenal Beliau Sebagai Seorang
Rasul Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Perintah Dari Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ ”.

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ sebagai seorang utusan, membawa perintah-perintah dari Allāh Beliau sampaikan
perintah-perintah tersebut kepada kita supaya kita jalankan sesuai kemampuan kita. Beliau
‫ﷺ‬ bersabda:

‫َو َما أَ َمرْ تُ ُك ْم بِ ِه فَأْتُوْ ا ِم ْنهُ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم‬

“Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan sesuai kemampuan kalian”. (HR Muslim)

Dan perintah Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  ada 2 macam:

⑴ Wajib
⑵ Sunnah (dianjurkan)
■ WAJIB : Amalan yang wajib apabila kita tinggalkan maka berdosa, seperti:

• Shalat 5 waktu
• Berpuasa Ramadhān
• Haji bagi yang wajib
• Memakai hijab bagi wanita
• Dan lain-lain.
Maka ini adalah amalan-amalan yang wajib.

■ SUNAH : Adapun amalan yang sunnah apabila tidak dikerjakan seseorang tidak berdosa, seperti:

• Shalat rawatib
• Shalat dhuha
• Puasa Senin dan Kamis
• Puasa Nabi Dāwūd
• Dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.
Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita

• Bila kita tidak mampu shalat wajib dengan berdiri, maka kita duduk.
•Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan sholat berjama’ah di masjid karena sakit, maka silahkan dia
melaksanakan shalat tersebut dirumahnya.
• Apabila seseorang tidak mampu berpuasa Ramadhān karena sakit atau bepergian, maka bisa dia ganti pada hari-
hari yang lain.
• Orang yang tidak mampu shalat malam 11 raka’at, maka dia bisa shalat malam lebih sedikit dari itu.
• Demikian pula orang yang tidak mampu berpuasa Dāwūd ‘alayhissalām, maka bisa berpuasa dengan puasa yang
lebih ringan dari itu.
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬ adalah “Mengenal Beliau Sebagai Seorang
Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Larangan-larangan Dari Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ ”

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ sebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ . Beliau
sampaikan larangan-larangan tersebut kepada kita semua supaya kita menjauhi. Beliau ‫ﷺ‬ bersabda:

oُ‫َما نَهَ ْيتُ ُك ْم َع ْنهُ فَاجْ تَنِبُوْ ه‬

“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi.” (HR Muslim)

Dan larangan Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  ada 2 macam :

⑴ Haram
⑵ Makruh, yaitu dibenci

■ HARAM

Larangan yang haram apabila dikerjakan maka berdosa, seperti :

• Berzina
• Membunuh tanpa haq
• Riba
• Berdusta
• Ghībah (membicarakan orang lain)
• Sihir
• Perdukunan
• Minum minuman keras
• Dan lain-lain.

■ MAKRUH
Adapun larangan yang makruh, maka apabila dikerjakan perbuatan tersebut dibenci akan tetapi tidak sampai
kepada dosa, seperti misalnya :

• Memakan bawang merah & bawang putih dalam keadaan masih mentah
• Makan minum dengan bersandar
• Tidur sebelum shalat ‘Isya
• Dan lain-lain.

Kita sebagai seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah meninggalkan larangan-larangan tersebut. Dan yakin
bahwasanya Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  tidaklah melarang sesuatu kecuali di sana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi
diri kita. Terkadang kita mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahuinya

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal ‫ﷺ‬ yaitu “Mengenal Beliau ‫ﷺ‬ Sebagai
Seorang Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Berita Dari Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ ”.

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ sebagai seorang utusan, diantara tugasnya adalah membawa berita-berita dari Allāh.

✓ Baik berita di masa lalu, seperti: kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu.
✓ Maupun berita di masa yang akan datang, seperti: kejadian setelah mati dan kejadian-kejadian di hari akhir.

Kewajiban kita sebagai seorang yang beriman adalah membenarkan berita-berita tersebut, bila memang dalilnya
shahīh. Allāh berfirman:

َ ‫) إِ ْن ه َُو إِاَّل َوحْ ٌي ي‬٣( ‫ق ع َِن ْالهَ َوى‬


٤( ‫ُوحى‬ oُ ‫َو َما يَ ْن ِط‬

“Dan tidaklah Beliau berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah ucapan Beliau kecuali wahyu yang diwahyukan
kepada Beliau.” (QS An-Najm: 3-4)

⇒ Kalau kita benarkan Beliau ‫ﷺ‬, maka sebenarnya kita telah membenarkan Allāh.

⇒ Dan kalau kita dustakan Beliau, maka sebenarnya kita telah mendustakan Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ
◆ Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahīh.

⇒ Apabila dalil yang shahīh sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah bahwasanya kekurangan ada di dalam
akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil.

◆ Rasūlullāh ‫ﷺ‬ dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur semenjak sebelum Beliau diutus
menjadi nabi.

Tidak pernah Beliau sekalipun berdusta;

⇒ baik kepada anak kecil, sebaya maupun kepada orang tua.


⇒ baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh.

Apabila Beliau ‫ﷺ‬ tidak berani untuk berdusta atas nama Beliau dan juga atas nama manusia, maka
bagaimana Beliau ‫ﷺ‬ berani berdusta atas nama Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  Rabbul ‘ālamīn?
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal ‫ﷺ‬ adalah “Mengenal Beliau Sebagai Utusan Yang
Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ ”

Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  ketika mengutus seorang Rasūl untuk menyampaikan perintah beribadah, juga mengutus Rasūl
tersebut untuk menyampaikan tata cara ibadah tersebut. Rasūlullāh ‫ﷺ‬,

✓ Membawa perintah shalat dari Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ُ  dan juga membawa tata caranya.
✓ Membawa perintah puasa dari Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  dan juga membawa tata caranya.
Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing atau kepada budaya atau kepada guru kita. Akan
tetapi tata cara ibadah adalah dari Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  melalui lisan Rasul-Nya ‫ﷺ‬

Dan Allāh tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai dengan cara yang telah diajarkan oleh
Rasūlullāh ‫ﷺ‬. Beliau ‫ﷺ‬ bersabda:

‫ْس َعلَ ْي ِه أَ ْم ُرنَا فَه َُو َر ٌّد‬


َ ‫َم ْن َع ِم َل َع َماًل لَي‬

“Barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari kami maka amalan tersebut
tertolak.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Imām Muslim rahimahullāh)

Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, maka hendaklah dia
mencukupkan diri dengan ibadah yang sudah Beliau ajarkan. Tidak boleh dia membuat ibadah yang baru yang
tidak diajarkan oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬. Dan tidak boleh dia beribadah, kecuali setelah yakin bahwa
dalilnya shahīh.

Alhamdulillāh, semua ibadah yang mendekatkan diri kita kepada surga telah Rasūlullāh ‫ﷺ‬ ajarkan.
Beliau pernah mengatakan:

‫ار إِالَّ َو قَ ْد بُيِّنَ لَ ُك ْم‬ ِ َ‫َي ٌء يُقَرِّبُ ِمنَ ْال َجنَّ ِة َويُب‬
ِ َّ‫اع ُد ِمنَ الن‬ ْ ‫َما بَقِ َي ش‬

“Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah
diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Thabrāni di dalam Al Mu’jāmil Kabīr)

Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shahih, dari pada dia beribadah yang banyak
akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang shahih. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-5 ini.
Dengan demikian, kita sudah menyelesaikan Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬.
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal ‫ﷺ‬ adalah tentang “Mengenal Inti Dakwah
‫”ﷺ‬.

Inti dakwah Beliau ‫ﷺ‬ adalah sama dengan inti dakwah Nabi-nabi sebelum Beliau ‫ﷺ‬

Yaitu mengajak manusia untuk meng-Esa-kan Allāh di dalam ibadah dan meninggalkan kesyirikan. Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ berfirman :
ٰ
ِ ‫وحي إِلَ ْي ِه أَنَّهُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل أَنَا فَا ْعبُد‬
‫ُون‬ ٍ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْب ِلكَ ِم ْن َرس‬
ِ ُ‫ُول إِاَّل ن‬

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka hendaklah kalian menyembah-Ku.” (QS Al Anbiya: 25)

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman tentang Nabi Nūh, Rasul yang pertama:

ُ‫ال يَا قَوْ ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِم ْن إِ ٰلَ ٍه َغ ْي ُره‬


َ َ‫لَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا نُوحً ا إِلَ ٰى قَوْ ِم ِه فَق‬

“Sungguh Kami telah mengutus Nūh kepada kaumnya maka dia berkata, ‘Wahai kaumku sembahlah Allāh, kalian
tidak memiliki sesembahan selain Dia’.” (QS Al A’rāf: 59)

Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh Nabi-nabi setelah Beliau.

⇒ Lihat Surat Al Araf: 65, 73 dan 85.

Demikian pula Nabi ‫ﷺ‬, selama 10 tahun pertama, Beliau berdakwah kepada tauhid dan
mengingatkan manusia dari kesyirikan.
Kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu pada tahun ke-10 kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan
syariat kecuali di kota Madinah.

Ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat (tauhid yang benar), seperti puasa Ramadhān, zakat, haji, adzan
dan lain-lain.

Yang demikian karena amal ibadah tidak diterima oleh Allāh kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid.

Oleh karena itu, wasiat Rasūlullāh ‫ﷺ‬ kepada Mu’ādz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman untuk
berdakwah adalah:

“Hendaknya engkau mengajak kepada syahādat “‫ ”ال إله إال هللا‬dan syahādat “‫ول هللا‬8‫د رس‬8‫محم‬.” (HR Bukhāri dan
Muslim)

Dan sampai akhir hayat Beliau ‫ﷺ‬, Beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi umat dari
kesyirikan.

Lima hari sebelum Beliau ‫ﷺ‬ meninggal dunia, Beliau mengingatkan umat Islam bahwa orang-
orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah atau masjid. maka
Beliau ‫ﷺ‬ melarang menjadikan kuburan sebagai masjid. (HR Muslim)

Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju kesyirikan. Semua ini
menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasūlullāh‫ﷺ‬ adalah TAUHID
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal ‫ﷺ‬ adalah tentang “Mengenal Beliau sebagai Rasul
Terakhir”.

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ meninggal pada tahun ke-11 Hijriah setelah menyempurnakan tugas menyampaikan
risalah dari Allāh. Beliau ‫ﷺ‬ meninggal dunia sebagaimana manusia yang lain yang juga meninggal
dunia. Allãh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman:

ِ ‫قَةُ ۡٱل َم ۡو‬oِ‫س َذٓا ِٕٕٮ‬


‫ت‬ ٍ ۬ ‫ُكلُّ ن َۡف‬

“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS Āli ‘Imrān: 185)

Dan Allãh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  juga berfirman:

ٌ ۬ ‫ِإنَّكَ َمي‬
َ‫ِّت َوإِنَّہُم َّميِّتُون‬

“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan mereka akan meninggal dunia” (QS Az Zumār: 30 )

Beliau ‫ﷺ‬ adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal Beliau. Allãh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman:

َ‫ُول ٱهَّلل ِ َوخَ اتَ َم ٱلنَّبِيِّـ ۗۧن‬


َ ‫َّما َكانَ ُم َح َّم ٌد أَبَٓا أَ َح ۬ ٍد ِّمن رِّ َجا ِل ُكمۡ َولَ ٰـ ِكن َّرس‬

“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi Beliau adalah Rasūlullāh dan
penutup para Nabi.” (QS Al Ahzab: 40)

Dalil-dalil dari hadits Nabi ‫ﷺ‬ bahwasanya Beliau adalah Nabi terakhir mencapai derajat mutawatir.
Dan sebagian ulama mengatakan;

◆ Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad ‫ﷺ‬ adalah Nabi terakhir maka dia bukan
Muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat di dalam agama Islam. yaitu Al Qurān dan
juga Al Hadīts dan menyiapkan para ulama yang amanat untuk menyampaikan keduanya kepada umat.
Allãh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman:

َ‫ِإنَّا ن َۡحنُ نَ َّز ۡلنَا ٱل ِّذ ۡك َر َوإِنَّا لَهُ ۥ لَ َح ٰـ ِفظُون‬


“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qurān dan sesungguhnya Kami akan menjaganya” (QS Al Hijr: 9)

Di antara hadits yang menunjukkan bahwasanya Beliau ‫ﷺ‬ adalah Nabi yang terakhir adalah sabda
Beliau ‫ﷺ‬:

‫ء اَل نَبِ َّي بَ ْع ِدي‬oِ ‫وإِنَّهُ َسيَ ُكونُ ِم ْن أُ َّمتِي ك ََّذابُونَ ثَاَل ثُونَ ُكلُّهُ ْم يَ ْز ُع ُم أَنَّهُ نَبِ ُّي َوأَنَا خَ اتَ ُم اأْل َ ْنبِيَا‬

“Sesungguhnya akan ada di antara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku menjadi Nabi dan aku adalah
penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Abū Dāwūd)

Dan di dalam sebuah hadits yang Mutaffaqun ’alaih, Beliau ‫ﷺ‬ bersabda:

‫نبي‬ َ ‫وأنا العاقِبُ الَّذي‬


ٌّ ‫ليس بعدَه‬

“Dan aku adalah Al ‘Āqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”

Meskipun Rasūlullāh ‫ﷺ‬ meninggal dunia Allãh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  akan menjaga agama ini dengan
menjaga sumbernya  dan Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda:

‫ء لَ ْم ي َُورِّ ثُوا ِدينَارً ا َوالَ ِدرْ هَ ًما َو َّرثُوا ْال ِع ْل َم‬oَ ‫ء َوإِنَّ األَ ْن ِبيَا‬oِ ‫َوإِنَّ ْال ُعلَ َما َء َو َرثَةُ األَ ْن ِبيَا‬

“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar
dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan Ibnu Mājah dan dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)

Halaqah - 01 Pengertian Islam Secara Bahasa & Syari’at

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Mengenal Islam at  07 Februari

download audio : Pengertian Islam Secara Bahasa & Syari’at

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian Islam Secara Bahasa dan
Syari’at”.

ISLAM

◆ Secara bahasa: adalah penyerahan diri.


◆ Secara istilah syariat: adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  semata.

Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:

⑴ Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām dan juga ibunya, Maryam.
⑵ Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ

Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:

✓ Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh semata.


✓ Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allāh, baik seorang nabi, seorang malaikat, jin,
orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.

Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:


⑴ Syahadat lā ilāha illallāh.
⑵ Syahadat Muhammad Rasūlullāh.

Syahadat lā ilāha illallāh artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan
diibadahi kecuali Allāh.

Orang yang sudah mengucapkan lā ilāha illallāh, kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh,
maka berarti dia:

⑴ Belum memahami makna Islam, atau


⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.

Dan keduanya adalah musibah.


Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah Islam”.

Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  adalah agama para Nabi, agama mereka
satu yaitu Islam.

Berkata Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām:

َ‫ت لِ َربِّ ۡٱل َع ٰـلَ ِمين‬


ُ ۡ‫أَ ۡسلَم‬

“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘ālamīn.” (QS Al-Baqarah: 131)

Beliau dan juga Nabi Ya’qūb berwasiat kepada anak-anaknya.

َ‫ٱصطَفَ ٰى لَ ُك ُم ٱل ِّدينَ فَاَل تَ ُموتُنَّ إِاَّل َوأَنتُم ُّم ۡس ِل ُمون‬


ۡ َ ‫يَ ٰـبَ ِن َّى ِإنَّ ٱهَّلل‬

“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama bagi kalian. Maka
janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS Al-Baqarah: 132)

Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;

ۡ ‫َو‬
َ‫ٱشهَ ۡد بِأَنَّا ُم ۡسلِ ُمون‬

“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS Āli ‘Imrān: 52)

Nabi Mūsā ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;

َ‫فَ َعلَ ۡي ِه ت ََو َّكلُ ٓو ْا إِن ُكنتُم ُّم ۡسلِ ِمين‬

“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allāh kalau kalian benar-benar orang Islam.” (QS Yūnus:
84)

Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga para pengikutnya;

َ‫وا َعلَ َّى َو ۡأتُونِى ُم ۡسلِ ِمين‬


ْ ُ‫أَاَّل ت َۡعل‬

“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai orang
Islam.” (QS An-Naml: 31)

Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka. Dan Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  tidak menerima kecuali agama
Islam.

‌‫ِإنَّ ٱل ِّدينَ ِعن َد ٱهَّلل ِ ٱإۡل ِ ۡسلَ ٰـ ۗ ُم‬


“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allāh adalah Islam.” (QS Āli ‘Imrān :19)

َ‫َو َمن يَ ۡبت َِغ غ َۡي َر ٱإۡل ِ ۡسلَ ٰـ ِم ِدي ۬نًا فَلَن ي ُۡقبَ َل ِم ۡنهُ َوه َُو ِفى ٱأۡل َ ِخ َر ِة ِمنَ ۡٱلخَ ٰـ ِس ِرين‬

“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Āli ‘Imrān:85)

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda di dalam hadits yang shahih:

ِ ‫ت َوأُ َّمهَاتُهُ ْم َشتَّى َو ِدينُهُ ْم َو‬


‫اح ٌد‬ ٍ ‫اأْل َ ْن ِبيَا ُء إِ ْخ َوةٌ لِ َعاَّل‬

“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka satu.”(HR Bukhari dan
Muslim)
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang Membedakan Di Antara Para
Nabi ‘Alayhimussalām?”.

Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allāh.

◆ Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama Islam yang dibawa Nabi
yang lain adalah tentang:

⑴ Tata cara beribadah


⑵ Halal dan juga haram

⇒ Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda.
⇒ Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.

Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ , Zat Yang Maha Tahu dan Maha
Bijaksana. Allāh 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman :

‫ِل ُكلٍّ َﺟ َﻌ ۡﻠﻨَﺎ ِﻣﻨ ُﻜﻢۡ ِﺷ ۡﺮ َعةً َﻭ ِﻣ ۡﻨﻬَﺎجً ا‬

“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Māidah: 48)

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda :

ٍ ‫األ ْﻧ ِﺒﻴَﺎﺀُ ﺇِ ْﺧ َﻮﺓٌ ِﻣ ْﻦ عاّل‬


ِ ‫ﻢ َﺷﺘَّﻰ َﻭ ِﺩﻳﻨُﻬُ ْﻢ َﻭ‬oْ ُ‫ﺕ َﻭﺃ َّﻣﻬَﺎﺗُﻬ‬
‫ﺍﺣﺪ‬

“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.” (HR
Bukhāri dan Muslim)

⇒ Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.

◆ Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ berfirman tentang Nabi Ismā’īl :

َّ ‫َﻭ َﻛﺎﻥَ ﻳَ ۡﺄ ُﻣ ُﺮ ﺃَ ۡﻫﻠَﻪُ ۥ ِﺑﭑﻟ‬


‫ﺼﻠَ ٰﻮ ِﺓ َﻭﭐﻟ َّﺰﻛ َٰﻮﺓ‬

“Dan dahulu Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam: 55)

Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām, beliau berkata :

‫ﺖ َﺣ ۬ﻴًّﺎ‬ ٰ ‫ﺼﻠَ ٰﻮ ِﺓ َﻭﭐﻟ َّﺰ‬


ُ ۡ‫ڪَﻮ ِﺓ َﻣﺎ ﺩُﻣ‬ َ ‫َﻭﺃَ ۡﻭ‬
َّ ‫ﺻ ٰـ ِﻨﻰ ِﺑﭑﻟ‬
“Dan Allāh  8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku masih hidup.”  (QS
Maryam: 31)

◆ Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah disyari’atkan di dalam agama
islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
◆ Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ْ َّ‫ُﺼﻞِّ َﻭﺃُ ِﺣﻠ‬


‫ﺖ ﻟﻲ ْﺍﻟ َﻤﻐَﺎ ِﻧ ُﻢ ﻭﻟﻢ ﺗَﺤ َّﻞ ﺄِﻟ َ َﺣ ٍﺪ ﻗَ ْﺒ ِﻠﻲ‬ َّ ‫ْﺠﺪًﺍ َﻭﻃَﻬُﻮﺭً ﺍ ﻓَﺄَﻳُّ َﻤﺎ َﺭﺟ ٍُﻞ ﻣﻦ ﺃُ َّﻣ ِﺘﻲ ﺃَ ْﺩ َﺭ َﻛ ْﺘﻪُ ﺍﻟ‬
َ ‫ﺼﺎَﻠ ﺓُ ﻓَ ْﻠﻴ‬ ِ ‫ﺖ ﻟﻲ ﺍﺄْﻟ َﺭْ ﺽُ َﻣﺴ‬
ْ َ‫َﻭﺟ ُِﻌﻠ‬

“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk bersuci. Maka siapa saja di
antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku
rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari dan Muslim)
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh
Nabi Muhammad ‫”ﷺ‬.

Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad ‫ﷺ‬ memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki
syari’at sebelumnya, di antaranya :

⑴ SYARI’AT BELIAU ‫ﷺ‬ ADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA

Allāh berfirman:

‫قُ ۡل يَ ٰـٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى َرسُو ُل ٱهَّلل ِ إِلَ ۡيڪُمۡ َج ِميعًا‬

“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasūlullāh untuk kalian semuanya” (QS Al A’rāf: 158)

Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasūlullāh ‫ﷺ‬ untuk beriman dengan Beliau.

Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ setelah diutusnya Beliau maka dia kafir,
meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi sebelum Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda :

ِ َّ‫ب الن‬
‫ار‬ ُ ‫وت َولَ ْم ي ُْؤ ِم ْن بِالَّ ِذي أُرْ ِس ْل‬
ِ ‫ت بِ ِه إِالَّ َكانَ ِم ْن أَصْ َحا‬ ُ ‫والَّ ِذي نَ ْفسُ ُم َح َّم ٍد بِيَ ِد ِه الَ يَ ْس َم ُع بِي أَ َح ٌد ِم ْن هَ ِذ ِه األُ َّم ِة يَهُو ِديٌّ َوالَ نَصْ َرانِ ٌّي ثُ َّم يَ ُم‬ 
َ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah mendengar tentang diriku seorang pun dari
ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan apa yang aku
bawa, kecuali dia termasuk penduduk neraka.” (HR Muslim)

⑵ SYARI’AT BELIAU ‫ﷺ‬ ADALAH SYARIAT YANG PALING SEMPURNA

Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda :

‫ إِاَّل َوقَ ْد بُيِّنَ لَ ُك ْم‬،‫ار‬ ِ َ‫ ويُب‬،‫َي ٌء يُقَرِّبُ ِمنَ ْال َجنَّ ِة‬
ِ َّ‫اع ُد ِمنَ الن‬ ْ ‫َما بَقِ َي ش‬

“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan
kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath Thabrāni di dalam Al Mu’jamil Kabīr)

Datang beberapa orang Yahudi kepada Salmān Al-Fārisi radhiyallāhu ‘anhu dan mengatakan:

َ‫َي ٍء َحتَّى ْال ِخ َرا َءة‬


ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُك َّل ش‬
َ ‫م‬oْ ‫قَ ْد عَلَّ َم ُك ْم نَبِيُّ ُك‬
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil.” (HR Muslim)

Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka bagaimana dengan
permasalahan yang lain?

⇒ Islam mengajarkan:

• ‘Aqidah kepada Allāh


•  Akhlaq kepada manusia
•  Tatacara berdagang
•  Makanan yang halal
•  Makanan yang haram
•  Dan lain-lain.

Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada Islam ini ketika banyak
manusia yang tidak mendapatkannya
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Marātib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam
Islam”.

Di dalam hadits ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan Imām Muslim; Datang Malaikat
Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allāh, bertanya kepada Rasūlullāh
‫ﷺ‬ tentang beberapa pertanyaan, diantaranya tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan”.

Maka Rasūlullāh ‫ﷺ‬ menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut. Kemudian di akhir hadits
Rasūlullāh ‫ﷺ‬ berkata:

‫فَإِنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل أَتَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬

“Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama kalian.”

Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:

◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan

Iman lebih tinggi daripada Islam & Ihsan lebih tinggi daripada Iman.

⇒Islam berkaitan dengan amalan zhahir.


⇒Iman berkaitan dengan amalan bathin.
⇒Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir & bathin.

✓ Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi dalam Islam dan juga
Iman.

Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam, dia beriman.

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman :

‫ت اأْل َ ْع َرابُ آ َمنَّا ۖ قُلْ لَ ْم تُ ْؤ ِمنُوا َو ٰلَ ِك ْن قُولُوا أَ ْسلَ ْمنَا َولَ َّما يَ ْد ُخ ِل اإْل ِ ي َمانُ فِي قُلُوبِ ُك ْم‬
ِ َ‫ۖ قَال‬

“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum beriman.’ Dan katakanlah
oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di dalam hati-hati kalian.” (QS Al Hujurāt: 14)
Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat keimanan.

Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat keimanan belum masuk di
dalam hati-hati mereka.

Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.

⇒Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu


Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īslam / Rukun-Rukun Islam”.

Syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita ‫ﷺ‬ terdiri dari amalan yang dhahir dan batin. Amalan dhahir
yang paling penting adalah rukun islam yang jumlahnya ada lima yang tercantum dalam sabda Nabi
‫ﷺ‬,

oَ ‫ضانَ َوتَ ُح َّج ْالبَيْتَ إِ ِن ا ْستَطَع‬


ً‫ْت إِلَ ْي ِه َسبِ ْيال‬ َّ ‫ا ِإل ِسالَ ُم أَ ْن تَ ْشهَ َد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللاِ َوتُقِ ْي َم ال‬ ْ
َ ‫صالَةَ َوتُ ْؤتِ َي ال َّزكاَةَ َوتَصُوْ َم َر َم‬

Islam adalah engkau bersyahadat Laa ilaaha illallahu dan bahwasanya Muhammad Rasulullah dan mendirikan
sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke
sana (HR. Muslim).

Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya
Muhammad Rasulullah ‫ﷺ‬ Maknanya telah diterangkan dalam silsilah nomor satu sampai dengan
tiga.

Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang dewasa
dan berakal. Barang siapa yang mengingkari kewajiban sholat maka dia adalah kafir. Dan barang siapa yang
meninggalkannya karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar,
karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.

Yang ketiga adalah membayar zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima waktu hukumnya juga
wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan harta
seseorang.

Yang keempat berpuasa di bulan Ramadhan wajib bagi seorang muslim yang dewasa, berakal, memiliki
kemampuan dan tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.

Yang kelima adalah menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali dilakukan seumur hidup bagi orang yang
mampu pergi ke sana dan seorang muslim dan juga muslimah hendaknya memberikan perhatian yang besar
kepada rukun islam ini.
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īmān / Rukun-Rukun Iman”.

Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬ adalah
Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi ‫ﷺ‬ ketika Beliau ditanya tentang
“Apa itu iman?” :

ِ ‫ﺍﻵﺧ ِﺮ َﻭﺗُ ْﺆ ِﻣﻦَ ِﺑ ْﺎﻟﻘَﺪ‬


‫َﺭ ﺧَ ﻴ ِْﺮ ِﻩ َﻭ َشرِّ ِه‬ ِ ‫ﻪﻠﻟ َﻭ َﻣﻼَ ِﺋ َﻜ ِﺘ ِﻪ َﻭ ُﻛﺘُ ِﺒ ِﻪ َﻭ ُﺭﺳُﻮْ ِﻟ ِﻪ َﻭ ْﺍﻟﻴَﻮْ ِﻡ‬
ِ ‫ﺃَ ْﻥ ﺗُ ْﺆ ِﻣﻦَ ِﺑﺎ‬

“Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau
beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim)

■ RUKUN IMAN KE-1 | Beriman kepada Allāh.

Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.

■ RUKUN IMAN KE-2 | Beriman kepada malaikat. Adalah:


✓Beriman dengan keberadaannya.
✓Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
✓Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
✓Beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Qurān dan juga hadits yang shahīh.

■ RUKUN IMAN KE-3 | Beriman kepada kitab-kitab Allāh. Adalah:

✓Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berisi petunjuk bagi manusia.
✓Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allāh turunkan seperti shuhūf Ibrāhīm, Zabur,
Taurāt, Injīl dan juga Al Qurān.

■ RUKUN IMAN KE-4 | Beriman kepada para Rasul. Adalah:

✓Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allāh.


✓Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
✓Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘alayhimussalām.
✓Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
✓Dan lain-lain.

■ RUKUN IMAN KE-5 | Beriman kepada hari akhir. Adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan
hari akhir, seperti:

• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.

Kemudian yang terakhir,

■ RUKUN IMAN KE-6 | Beriman kepada takdir. Adalah beriman bahwasanya Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ

✓ Mengetahui segala sesuatu,


✓ Menulis segala sesuatu, dan
✓ Terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allāh, dan
✓ Dia-lah Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  yang menciptakan segala sesuatu.

Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar terhadap 6 Rukun Iman ini.
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga Rukunnya”.

Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.

● Secara Bahasa, Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu
● Secara Syari’at, Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allāh karena dia merasa diawasi dan
dilihat oleh Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ

Didalam hadist Jibrīl ‘alayhissalām, Rasūlullāh ‫ﷺ‬ bersabda ketika ditanya tentang “Apa itu Ihsan?”.

Beliau mengatakan:
َ‫أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ كَأَنَّكَ ت ََراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن ت ََراهُ فَإِنَّهُ يَ َراك‬
“Engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak melihatnya,
sesungguhnya dia melihatmu.”
Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh atau merasa di lihat Allāh baik zhahir maupun bathinnya maka
ia akan:

✓ Beramal seikhlas mungkin.


✓ Sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi ‫ﷺ‬
✓Dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan maupun anggota badan yang
lain.

Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman:

ِ ْ‫ال َذ َّر ٍة فِي اأْل َر‬


‫ض َواَل‬ ِ َ‫آن َواَل تَ ْع َملُونَ ِم ْن َع َم ٍل إِاَّل ُكنَّا َعلَ ْي ُك ْم ُشهُودًا إِ ْذ تُفِيضُونَ ِفي ِه ۚ َو َما يَ ْع ُزبُ ع َْن َربِّكَ ِم ْن ِم ْثق‬ ٍ ْ‫َو َما تَ ُكونُ فِي شَأْ ٍن َو َما تَ ْتلُو ِم ْنهُ ِم ْن قُر‬
ٍ ِ ِ ِ ‫ِفي ال َّس َما ِء َواَل أَصْ غ ََر ِم ْن ٰ َذ ِلكَ َواَل أَ ْكبَ َر‬
‫ب ُم ِبين‬ ‫َا‬ ‫ت‬‫ك‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫اَّل‬‫إ‬
“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Qurān dan tidaklah kalian
mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian mengamalkannya tidak ada yang luput
dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarah pun dibumi maupun dilangit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil
daripada itu dan tidak ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.” (QS Yūnus: 61)

Dan Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman:

‫َي ٍء قَ ِدي ٌر‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي اأْل َر‬


ْ ‫ض ۗ َوهَّللا ُ َعلَ ٰى ُكلِّ ش‬ َ ‫ُور ُك ْم أَوْ تُ ْبدُوهُ يَ ْعلَ ْمهُ هَّللا ُ ۗ َويَ ْعلَ ُم َما فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫صد‬ُ ‫قُلْ إِ ْن تُ ْخفُوا َما فِي‬
“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada kalian atau kalian
menampakan nya maka Allāh mengetahuinya. Dan Allāh mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada
dibumi dan Allāh Maha mampu melakukan segala sesuatu.” (QS Āli ‘Imrān: 29)

Halaqah - 01 Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir at  09 April
‫ الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬, ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬, ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Halaqah yang Pertama  dari Silsilah  Beriman Kepada Hari Akhir adalah Makna dan Dalil Beriman Kepada
Hari Akhir

Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada hari yang kita kenal yang diawali
dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman
dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat dan siksa
kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya manusia, perhitungan dan penimbangan
amal dan seterusnya sampai masuknya manusia ke dalam surga dan neraka.

Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman dengannya.
Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman dalam 

‫ضلَ ٰـ ۢالَ بَ ِعيدًا‬ َ ‫ َك ِت ِهۦ َو ُكتُ ِب ِهۦ َو ُر ُس ِلِۦه َو ۡٱليَ ۡو ِم ٱأۡل َ ِخ ِر فَقَ ۡد‬oِ‫َو َمن يَ ۡكفُ ۡر ِبٱهَّلل ِ َو َملَ ٰـٓ ِٕٕٮ‬
َ ‫ض َّل‬

"Dan barang siapa yang kufur kepada Alloh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari
akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh" (Surat An-Nisa : 136)

Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman,

ِ ‫اآلخ ِر َوتُ ْؤ ِمنَ بِ ْالقَد‬


‫َر خَ ي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬ ِ ‫أَ ْن تُ ْؤ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم‬

Engkau beriman kepada Alloh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari akhir, dan
engkau beriman dengan takdir yang baik dan yang buruk (HR. Muslim).
Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah ‫الَى‬oooooo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬oooooo‫ُس‬
Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman dalam 

‌‫لُونَكَ ع َِن ٱلسَّا َع ِة أَيَّانَ ُم ۡر َس ٰٮهَ ۖا‌ قُ ۡل إِنَّ َما ِع ۡل ُمهَا ِعن َد َربِّ ‌ۖى اَل ي َُجلِّيہَا لِ َو ۡقتِہَٓا إِاَّل ه ۚ َُو‬oََٔ‫يَ ۡسٔـ‬

"Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya, katakanlah sesungguhnya ilmunya di sisi
Rob-ku. Tidak mengetahui waktunya, kecuali Dia" (Surat Al-A'raf : 187)

Malaikat Jibril ‫الم‬ooo‫ه الس‬ooo‫علي‬ pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang kepada Rasulullah
‫ﷺ‬ dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka beliau ‫ﷺ‬ menjawab

‫َما ْال َم ْس ُؤوْ ُل َع ْنهَا ِبأ َ ْعلَ َم ِمنَ السَّا ِئ ِل‬

Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya (HR. Muslim)

Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ dan Rasulullah ‫ﷺ‬ Nabi yang
paling dekat dengan Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, maka bagaimana selain
keduanya bisa mengetahui.

Yang lebih penting dari itu bagi seorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang cukup untuk
menghadapi hari tersebut.
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah  Beriman Kepada Hari Akhir adalah Bekal Perjalanan Menuju Negeri Akhirat

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang hamba membutuhkan bekal
yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ dengan selamat. Bekal tersebut adalah takwa kepada
Allah. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman dalam 197

‌‫خَي َر ٱل َّزا ِد ٱلتَّ ۡق َو ٰۚى‬ ْ ‫َوتَزَ َّود‬


ۡ َّ‫ُوا فَإِن‬

"Dan hendaklah kalian berbekal, maka seseungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan" (Surat Al-Baqarah)

Bertakwa kepada Allah adalah melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang shahih dengan niat mengharap
pahala dari Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ dan menjauhi kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih karena takut
dengan azab Allah ‫الَى‬oooooooooooooooooooooooooooooooooo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬oooooooooooooooooooooooooooooooooo‫ُس‬

Orang yang berbahagia kelak adalah orang yang bersabar di dunia ini dan istiqamah untuk mengumpulkan bekal
yang cukup bagi perjalanan yang sangat panjang tersebut

Mereka-lah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi dan mereka tidak akan
bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan. Allah S‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬  berfirman

َ‫خَوفٌ َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ يَ ۡحزَ نُون‬ ْ ‫ٱستَقَ ٰـ ُم‬


ۡ ‫وا فَاَل‬ ْ ُ‫إِنَّ ٱلَّ ِذينَ قَال‬
ۡ ‫وا َربُّنَا ٱهَّلل ُ ثُ َّم‬

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqamah, maka
tidak ada ketakutan atas mereka, dan mereka tidak akan bersedih" (Surat Al-Ahqaf :13)

Dan orang yang celaka di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya ketika di dunia dan dia lalai dengan
hari pembalasan. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman

ً‫اجلَةَ َويَ َذرُونَ َو َرٓا َءهُمۡ يَ ۡو ۬ ًما ثَقِي ۬ال‬


ِ ‫ِإنَّ هَ ٰـٓؤُٓاَل ِء ي ُِحبُّونَ ۡٱل َع‬

"Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat yang ada di belakang
mereka" (Surat Al-Insan : 27)
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah  Beriman Kepada Hari Akhir berjudul Menjalankan Perintah Allah Bekal
Menuju Akhirat

Perintah Allah ‫الَى‬ooo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬ooo‫س‬ apabila


ُ dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah
‫ﷺ‬ maka akan menjadi khasanah atau pahala dan bekal menuju akhirat bagi seorang hamba. Perintah
yang paling dicintai oleh Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ adalah apa yang Allah wajibkan. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,
Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berkata,
ُ ْ‫َي ٍء أَ َحبَّ إِلَ َّي ِم َّما ا ْفت ََرض‬
‫ت َعلَ ْي ِه‬ ْ ‫َّب إِلَ َّي َع ْب ِدي بِش‬
َ ‫َو َما تَقَر‬

Dan tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari pada apa yang sudah
Aku wajibkan atasnya (HR. Bukhari)

Oleh karena itu seorang muslim, hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang telah Allah wajibkan
atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya.

Kewajiban di sini ada yang berkaitan dengan hak Allah seperti :

1. Tauhid,
2. Shalat lima waktu,
3. Puasa Ramadhan,
4. Haji bagi yang wajib dan lain-lain.

Dan juga ada yang berkaitan dengan hak makhluk seperti :

1. menafkahi orang yang menjadi tanggungan,


2. berbakti kepada kedua orang tua dan lain-lain.

Kemudian apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka hendaknya dia menambah bekal dengan
berbagai amal sholeh yang mustahab atau disunnahkan seperti :

1Shalat-shalat sunnah,
2.Puasa-puasa sunnah,
3.Shadaqah sunnah,
4.Membaca Al-Quran dan lain-lain.

Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan bisa dilakukan secara terus-menerus.

Di antara amalan yang besar pahalanya adalah :

1. Menuntut ilmu agama,


2. Dzikrullah,
3. Berjihad di jalan Allah ‫الَى‬oooooooooooooooooooooooooo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬oooooooooooooooooooooooooo‫ُس‬
4. Akhlak yang baik,
5. Berdakwah di jalan Allah dan lain-lain.

Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa mengerjakan sesuatu yang
mustahab atau sunnah, maka dia mendapatkan uzur. Adapun orang yang sibuk dengan sesuatu yang mustahab
kemudian dia lalai dengan kewajiban dia, maka orang tersebut adalah orang yang tertipu.

Mintalah kepada Allah ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬o‫س‬ pertolongan


ُ di dalam beramal dan mintalah kepada-Nya supaya amalan
tersebut diterima. Semoga Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ memasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan sebab amal kita yang
sedikit dan penuh dengan kekurangan ini dan rahmat serta kasih sayang Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ lebih kita harapkan dari
pada amalan kita.
Halaqah yang ke - 4  ari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah Meninggalkan Kemaksiatan Merupakan
Bekal Menuju Akhirat
Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih, maka ini
akan menjadi pahala bagi seorang hamba. Sebaliknya kemaksiatan apabila dilakukan seorang hamba, maka itu
akan menjadi sayyi-ah (dosa) yang membahayakan keselamatan dia di akhirat kelak.

Dosa bertingkat-tingkat, dan dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang mengekalkan pelakunya di dalam
neraka apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa tersebut.

Yang pertama 

adalah kufur besar atau kekafiran, yaitu menentang apa yang dibawa oleh seorang utusan Allah ‫ب َْحانَهُ َو‬oo‫ُس‬
‫تَ َعالَى‬ seperti menentang tauhid, mendustakan kenabian seorang Rasulullah, mengingkari syariat yang beliau bawa,
padahal dia mengetahui bahwasanya itu adalah syariat-Nya, atau mengejek dan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya
dan juga ayat-ayat-Nya dan lain-lain.

Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman 

ۡ َ‫كَ أ‬o‫ايَ ٰـتِنَٓا أُوْ لَ ٰـ ٓ ِِٕٕٮ‬oََٔ‫ُوا بِٔـ‬


‌ِۖ َّ‫ص َحـٰبُ ٱلن‬
َ‫ار هُمۡ ِفيہَا خَ ٰـلِ ُدون‬ ْ ‫ُوا َوك ََّذب‬
ْ ‫َوٱلَّ ِذينَ َكفَر‬

"Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya."  (Surat Al-Baqarah : 39)

Yang kedua 

adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus dari kekufuran. Setiap syirik adalah kekufuran. Tapi tidak setiap
kekufuran adalah syirik. ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman

َ َ‫إِنَّهُ ۥ َمن ي ُۡش ِر ۡك بِٱهَّلل ِ فَقَ ۡد َح َّر َم ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِه ۡٱل َجنَّةَ َو َم ۡأ َو ٰٮهُ ٱلنَّا ُۖ‌ر َو َما ِللظَّ ٰـلِ ِمينَ ِم ۡن أ‬
ٍ ۬ ‫نص‬
‫ار‬

"Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah  ‫الَى‬oooo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬oooo‫س‬ maka


ُ sungguh Allah  ‫ب َْحانَهُ َو‬oooo‫ُس‬
‫تَ َعالَى‬ mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang-
orang yang berbuat zalim." (Al-Maidah : 72)

Yang ketiga 

adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan menampakkan keimanan dengan lisan dan
perbuatan. Orang munafik termasuk orang kafir, bahkan lebih besar dosanya dari orang kafir yang menampakkan
kekafirannya. Dan di akhirat azab mereka lebih dahsyat. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman

ِ ‫ار َولَن ت َِج َد لَهُمۡ ن‬


‫َصيرً ا‬ ِ ‫ِإنَّ ۡٱل ُمنَ ٰـ ِف ِقينَ ِفى ٱلد َّۡر‬
ِ َّ‫ك ٱأۡل َ ۡسفَ ِل ِمنَ ٱلن‬

"Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka. Dan engkau tidak akan
mendapatkan penolong bagi mereka." (An-Nisa : 145)

Alhamdulillah yang telah memberikan kita petunjuk kepada Islam, kalau bukan karena Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬niscaya
kita tidak mendapatkan petunjuk. Semoga Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ memberikan kita ketetapan hati di atas agama islam
ini sampai kita bertemu dengan-Nya.
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa
Kecil"

Di antara dosa yang berbahaya bagi seorang hamba di akhirat

Yang pertama 

adalah dosa bid'ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid'ah secara istilah syariat adalah cara yang
diada-adakan di dalam agama yang menyerupai syariat, dimaksudkan untuk berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub
kepada Allah 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ . Dan bid'ah adalah perkara yang paling jelek. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda 

ٌ‫ضالَلَة‬
َ ‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا َو ُكلُّ ِب ْد َع ٍة‬ ُ
ِ ‫َوشَرُّ األ ُم‬

Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan. Dan setiap bid'ah adalah sesat (HR.
Muslim)

Orang yang melakukan bid'ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah
‫ﷺ‬ belum sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah ‫ﷺ‬ mengkhianati
risalah Allah 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ . Pelaku bid'ah merasa dirinya di atas petunjuk, sehingga sulit dia untuk memperoleh
hidayah kecuali orang yang Allah 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  rahmati.

Yang kedua

di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba adalah dosa-dosa besar. Yaitu semua dosa yang diancam
pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat dari Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  atau amarah dari Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  atau
diancam dengan neraka. Seperti berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak dan lain-
lain.

Kemudian ,

Yang ketiga

adalah dosa-dosa kecil yaitu dosa yang tidak sampai kepada dosa-dosa besar. Seperti melihat kepada aurat wanita
yang tidak halal baginya dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar karena beberapa sebab di antaranya
adalah apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa melakukan taubat kepada Allah 8‫الَى‬8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َع‬
ُ . Rasulullah
‫ﷺ‬ bersabda :

ُ‫ب فَإِنَّهُنَّ يَجْ تَ ِمعْنَ َعلَى ال َّرج ُِل َحتَّى يُ ْهلِ ْكنَه‬ ُّ ‫ت‬
ِ ‫الذنُو‬ ِ ‫ِإيَّا ُك ْم َو ُم َحقَّ َرا‬

Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan, karena sesungguhnya dosa-dosa tersebut
berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad)

Dosa berupa kedzaliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan menjadi penyesalan di hari
kiamat, apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Penghapus Dosa

Setiap anak Adam pasti memiliki dosa. Untuk itu setiap muslim hendaknya mengetahui perkara-perkara yang bisa
menghapus dosa tersebut, supaya dia keluar dari dunia ini dengan keadaan sebersih mungkin dari dosa. Empat
perkara yang apabila diamalkan bisa menghapus dosa seseorang 

Yang pertama adalah taubat yang nasuha Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman

ۡ‫اتِ ُكم‬oََٔ‫وا تُوب ُٓو ْا إِلَى ٱهَّلل ِ ت َۡوبَ ۬ةً نَّصُوحً ا َع َس ٰى َر ُّب ُكمۡ أَن يُ َكفِّ َر عَن ُكمۡ َسئِّـ‬
ْ ُ‫يَ ٰـٓأَيُّہَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang nasuha, semoga Rabb
kalian menghapus dosa-dosa kalian"  (Surat At-Tahrim : 8)

Taubat yang nasuha adalah taubat yang memenuhi tiga syarat


- Penyesalan yang mendalam,
- Meninggalkan kemaksiatan tersebut dan
- Bertekad kuat untuk tidak melakukannya di masa yang akan datang.

Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak tersebut dan minta
segera dihalalkan. Apabila berupa harta maka segera dikembalikan dan apabila berupa kehormatan maka segera
meminta maaf.

Yang kedua memperbanyak memohon maghfirah dari Allah ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬o‫س‬ dan ُ makna memohon maghfirah
yang pertama adalah memohon supaya ditutupi dosanya dari manusia, kemudian memohon supaya dosa-dosanya
tersebut dihapus oleh Allah ‫الَى‬ooo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬ooo‫س‬ sehingga
ُ tidak diazab dengan dosa yang sudah dilakukan.
Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda 

ً‫َوهَّللا ِ إِنِّي ألَ ْستَ ْغفِ ُرهَّللا َوأَ تُوْ بُ إِلَ ْي ِه فِي ْاليوْ ِم أَ ْكثَ َر ِم ْن َسب ِْعيْنَ َم َّرة‬

Demi Allah, aku beristgihfar kepada Allah  ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  dan bertaubat kepada-Nya di dalam sehari lebih dari
tujuh puluh kali (HR. Bukhari)

Yang ketiga adalah beramal shaleh Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman dalam 

ِ ۚ ‫ا‬oََٔ‫ت ي ُۡذ ِه ۡبنَ ٱل َّسئِّـ‬


‌‫ت‬ ِ ‫إِنَّ ۡٱل َح َسنَ ٰـ‬

"Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan-kejelekan" (Surat Hud : 114)

Yang ke empat adalah bersabar ketika tertimpa musibah Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda 

‫صيبُ ْال ُم ْؤ ِمنَ إِاَّل ُكفِّ َر ِبهَا َع ْنهُ َحتَّى ال َّشوْ َكةُ يُشَا ُكهَا‬
ِ ُ‫صيبَ ٍة ت‬
ِ ‫َما ِم ْن ُم‬

Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬akan menghapus dengan
musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena duri (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang ia lakukan perbaikilah
amal di sisa umur yang ada. semoga Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ Al-Ghoffururrohiim mengampuni dan menutupi dosa-dosa
kita yang telah lalu.
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Kematian

Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ untuk
menguji siapa diantara kita yang paling baik amalannya. dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun
dia berusaha untuk lari dari kematian tersebut. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman 

ِ ْ‫س َذآئِقَةُ ْال َمو‬


‫ت‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬

"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian," (Surat Ali Imran : 185)

Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal. Dan apabila datang, maka kematian tersebut
tidak bisa diundurkan. Sering mengingat mati adalah perkara yang diperintahkan oleh Nabi
‫ﷺ‬ Diharapkan dengan mengingat mati seseorang lebih khusuk di dalam beribadah, bersegera
bertaubat dan tidak lalai atas kenikmatan dunia yang fana ini. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda 

ِ ‫أَ ْكثِرُوا ِذ ْك َر هَا ِذ ِم اللَّ َّذا‬


‫ت‬

Hendaklah kalian memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus semua kelezatan (HR. Tirmidzi, An Nasai,
Ibnu Majah, berkata Syaikh Albani  Hasan Shahih)

Harapan setiap muslim adalah meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, yaitu meninggal dalam keadaan taat
kepada Allah. Caranya adalah dengan berdo'a dan menjaga ketaatan kepada Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬selama hidupnya.

Di dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah ‫ﷺ‬ mengabarkan
bahwa Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ apabila menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka akan diberikan taufik untuk
beramal shalih sebelum ia meninggal dunia.
Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

َ‫آخ ُر َكالَ ِم ِه الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َدخَ َل ْال َجنَّة‬


ِ َ‫َم ْن َكان‬

Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah kalimat Laa ilaaha illallah maka dia akan masuk ke dalam
surga. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud)

Kecanduan melakukan dosa, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa diiringi dengan taubat
dikhawatirkan akan menjadi sebab su-ul khatimah. Semoga Allah ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬o ‫س‬ membersihkan
ُ hati kita dari
ketergantungan dengan dosa.
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang Fitnah Kubur

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur. Fitnah secara bahasa artinya
adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada
mayit baik seorang mukmin, kafir maupun munafiq. Ditanya tentang siapa Rabb-nya? Siapa Nabi-nya? Dan apa
agamanya?

Suatu hari Rasulullah ‫ﷺ‬ pernah menguburkan mayat bersama para sahabat. Kemudian beliau berkata
kepada mereka 

‫ فَإِنَّهُ اآْل نَ يُسْأ َ ُل‬، َ‫ا ْستَ ْغفِرُوا ؛ أِل َ ِخي ُك ْم َواسْأَلُوا لَهُ التَّ ْث ِبيت‬

Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya ketetapan hati karena
sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).

Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan hatinya. Yang dia dahulu di dunia
mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya dan juga mengenal agama islam. Kewajiban seorang muslim adalah
bersungguh-sungguh mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah
dibocorkan ini. Dan penjelasan tentag mengenal Allah, Rasulullah dan agama islam telah kita sebutkan di dalam
silsilah ilmiyyah nomor dua, tiga dan empat.

Ada beberapa orang yang mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur. Di antaranya adalah para syuhada
yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di jalan Allah ‫الَى‬o‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬o‫ ُس‬Seorang laki-laki pernah
bertanya kepada Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam : Yaa Rasulullah, mengapa orang-orang yang beriman
diuji di dalam kubur mereka kecuali orang yang syahid? Maka Rasulullah ‫ﷺ‬ menjawab 

ً‫ف َعلَى َر ْأ ِس ِه ِف ْتنُة‬


ِ ْ‫ارقَ ِة ال ُّسيُو‬
ِ َ‫َكفَى ِبب‬

Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian (Hadits Shahih Riwayat An-Nasa'i).

Di antara mereka adalah orang yang meninggal di hari jumat atau malam jumat. Rasulullah
‫ﷺ‬ bersabda

‫وت يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة أَوْ لَ ْيلَةَ ْال ُج ُم َع ِة إِاَّل َوقَاهُ هَّللا ُ فِ ْتنَةَ ْالقَب ِْر‬
ُ ‫َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ُم‬

Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat kecuali Alloh Subhanahu Wa Ta'alaakan
menjaganya dari fitnah kubur (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).

Kita memohon kepada Allah ‫الَى‬oo‫ب َْحانَهُ َو تَ َع‬o ‫ ُس‬menetapkan hati kita dan orang-orang yang kita cintai di dalam
menghadapi fitnah kubur.
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Ni'mat dan Azab Kubur Bagian
Yang Pertama

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya azab dan nikmat kubur. Kewajiban seorang
mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak mengetahui hakekat caranya. Kata kubur di sini adalah
kebanyakan atau keumuman dan bukan merupakan pembatasan.

Artinya seseorang akan tetap mendapatkan azab atau nikmat kubur kalau memang dia berhak meskipun dia mati
dalam keadaan tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas atau yang lain.
Tentunya dengan cara yang Allah ketahui

Dalil adanya azab kubur di dalam Al-Quran di antaranya adalah firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ tentang orang-orang
munafiqin 

ۚ ‫َظيم‬ ٍ ‫َسنُ َع ِّذبُهُ ْم َم َّرتَي ِْن ثُ َّم ي َُر ُّدونَ إِلَ ٰى َع َذا‬
ِ ‫بع‬

"Kami akan mengazab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (At-
Taubah : 101)

ٙ
Al-Imam Ath-Thabari ُ‫مهُ هللا‬ٙ ‫ر ِح‬ berkata di dalam tafsirnya, azab yang pertama adalah di dunia dan azab yang kedua
adalah di kubur. Di dalam hadits Albarra' ibnu 'Azib ‫رضي هللا عنه‬ yang panjang yang menceritakan tentang fitnah,
nikmat dan azab kubur, Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda

‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫إ ْست َِعيذو بِاهللِ ِم ْن َع َذا‬

Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari azab kubur (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan juga yang
lain)

Hadits-hadits tentang azab kubur termasuk mutawatir menurut para 'ulama.


Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Nikmat dan Azab Kubur Bagian
yang kedua

Di dalam hadits Al-Barra' ‫رضي هللا عنه‬ disebutkan bahwasanya orang yang beriman apabila bisa menjawab fitnah
kubur dengan baik akan diberi alas yang berasal dari surga, diberi pakaian dari surga, dibuka pintu menuju surga,
sehingga dia diterpa angin surga dan mencium wanginya bau surga dan diluaskan kuburnya sejauh mata
memandang. Kemudian ditemani amal shaleh yang selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah wujudkan berupa
seorang yang berwajah bagus, berpakaian indah dan berbau wangi.

Adapun orang yang kafir, maka ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan diberi alas yang berasal dari
neraka, pakaian dari neraka, dibuka pintu menuju neraka sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka.
Kemudian disempitkan kuburnya, sehingga tulang rusuknya saling bersilangan. Kemudian ditemani dosa-dosa
yang selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah wujudkan berupa seorang yang buruk rupa dan pakaian serta
menyengat bau badannya

Secara umum kemaksiatan adalah sebab azab kubur. Rasulullah ‫ﷺ‬ telah menyebutkan beberapa
kemaksiatan yang merupakan sebab azab kubur di antaranya adalah namimah yaitu mengadu domba dan juga
tidak menjaga kesucian diri dan juga pakaian dari air kencing. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim

Azab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu di antaranya adalah doa
orang yang berziarah. Menghindari kemaksiatan dan bertaubat dari kemaksiatan adalah cara untuk selamat dari
azab kubur. Doa sebelum salam yang diajarkan Rasulullah ‫ﷺ‬ hendaknya jangan diremehkan,
meskipun hukumnya sunnah

ِ ‫ َو ِم ْن َشرِّ ِف ْتنَ ِة ْال َم ِسي‬،‫ت‬


ِ ‫ْح ال َّدج‬
‫َّال‬ ِ ‫ َو ِم ْن ِف ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َما‬، ‫ ْالقَب ِْر‬ ‫ب‬ ِ ‫اَللَّهُ َّم إِنِّ ْي أَ ُعوْ ُذ ِبكَ ِم ْن َع َذا‬
ِ ‫ َو ِم ْن َع َذا‬، ‫ َجهَنَّ َم‬ ‫ب‬

"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam, dan siksaan kubur, fitnah
kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan kita memohon kepada Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ semoga melindungi kita semua dari azab kubur
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Tanda-tanda Hari Kiamat Yang
Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu

Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ mengabarkan bahwa hari tersebut sudah dekat, yaitu
apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara keseluruhan. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman
َ‫اس ِح َسابُهُمۡ َوهُمۡ فِى غ َۡفلَ ۬ ٍة ُّم ۡع ِرضُون‬ َ ‫ۡٱقت ََر‬
ِ َّ‫ب لِلن‬

"Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi berpaling" (Surat Al-
Anbiya :1)

Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ berfirman
ۖ
‫فَهَ ۡل يَنظُرُونَ إِاَّل ٱلسَّا َعةَ أَن ت َۡأتِيَہُم بَ ۡغتَ ۬‌ةً فَقَ ۡد َجٓا َء أَ ۡش َراطُهَ ۚ‌ا‬

"Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba maka sungguh telah
datang tanda-tandanya" (Surat Muhammad : 18)

Di antara tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya Nabi kita
Muhammad ‫ﷺ‬ Beliau pernah bersabda

‫ت أَنَا َوالسَّا َعةُ َكهَاتَي ِْن‬


ُ ‫ب ُِع ْث‬

Diutusnya aku dan bangkitnya hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yaitu jari tengah dan jari telunjuk  (HR.
Bukhari dan Muslim)

Dan di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah terbelahnya bulan Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ berfirman

‫ق ۡٱلقَ َم ُر‬ ِ َ‫ۡٱقت ََرب‬


َّ ‫ت ٱلسَّا َعةُ َوٱن َش‬

Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan. (Surat Al-Qamar : 1)

Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rasulullah ‫ﷺ‬ ketika orang-orang musyrikin di awal
dakwah beliau meminta bukti kerasulan beliau ‫ﷺ‬ Kemudian beliau ‫ﷺ‬ mengatakan
kepada mereka "Lihatlah, lihatlah!" (HR. Muslim).

Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu. Tentunya semakin dekatnya hari kiamat
hendaklah membuat seorang muslim segera sadar dari kelalaian dia selama in
Halaqah yang ke-12 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Tanda-tanda Hari Kiamat Yang
Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi

Di antaranya :

Yang pertama 

adalah keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

Tidak akan datang hari kiamat sampai datang para pendusta mendekati tiga puluh orang. Semuanya mengaku
sebagai utusan Allah (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan yang dimaksud dengan nabi-nabi palsu di dalam hadits ini adalah orang-orang yang
mengaku menjadi nabi setelah Rasulullah ‫ﷺ‬ dan mereka memiliki banyak pengikut. Seperti
Musailamah Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Amsi, Muhtar Ats-Tsaqafi dan lain-lain. Adapun orang yang mengaku
sebagai nabi dan diikuti oleh segelintir manusia, maka ini banyak dan lebih dari tiga puluh orang.
Yang kedua 

berlombanya orang-orang yang dahulunya miskin dalam membangun bangunan. Rasulullh ‫ﷺ‬ ketika
ditanya oleh Malaikat Jibril tentang sebagian tanda-tanda hari kiamat maka beliau mengatakan

Engkau akan melihat orang yang dahulunya tidak beralas kaki, tidak berpakaian, orang miskin, penggembala
kambing, mereka saling berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan (HR. Muslim)

Kemudian di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi

Yang ketiga 

adalah disandarkannya pekerjaan kepada orang yang tidak berhak. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda yang
artinya

Apabila amanat sudah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat, Beliau ditanya : Yaa Rasulullah, Bagaimana
menyia-nyiakan amanat? Maka beliau ‫ﷺ‬ mengatakan Apabila sebuah perkara sudah disandarkan
kepada orang yang tidak berhak, maka tunggulah hari kiamat (HR. Bukhari)

Dan betapa banyak di zaman kita, amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.

Kemudian,

Yang keempat

adalah salam hanya untuk orang yang dikenal. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda dalam sebuah hadits yang
shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad 

‫إن من أشراط الساعة أذا كانت تحية على للمعرفة‬

Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat, apabila salam itu hanya diberikan kepada orang yang
dikenal (HR. Imam Ahmad)

Petunjuk Nabi ‫ﷺ‬ adalah memberikan salam kepada orang yang dikenal maupun orang yang tidak
dikenal. Benar apa yang dikabarkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬ dan apa yang beliau sampaikan semuanya
adalah wahyu dari Allah ‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬ Hal
ُ ini hendaknya menambah keimanan bagi seorang muslim dan
hendaknya dia waspada dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi hari kiamat yang sudah semakin
dekat ini.
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Tanda-Tanda Dekatnya Hari
Kiamat Yang Belum Terjadi

Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda 

ِ ‫ث فِ ْي ِه َر ُجالً ِمنِّي – أَوْ ِم ْن أَ ْه ِل بَ ْيتِي ي َُو‬


‫اط ُئ ا ْس ُمهُ ا ْس ِمي َوا ْس ُم‬ َ ‫ال زَائِ َدةُ فِى َح ِد ْيثِ ِه – لَطَو ََّل هللاُ َذلِكَ اليَوْ َم ثُ َّم اتَّفَقُوا َحت َّى يَ ْب َع‬
َ َ‫ق ِمنَ ال ُّد ْنيَا إِالَّ يَوْ ٌم – ق‬
َ ‫لَوْ لَ ْم يَ ْب‬
‫َت ظُ ْل ًما َوجَوْ رً ا‬ ْ ‫ض قِ ْسطًا َو َع ْدالً َك َما ُملِئ‬َ ْ‫ يَ ْمألُ ْاألَر‬:‫ط ٍر‬ ْ ‫ث ِف‬
ِ ‫ زَ ا َد ِفي َح ِد ْي‬.‫أَبِ ْي ِه ا ْس َم أَبِى‬

Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah  ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ akan memanjangkan hari
tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari keluargaku yang namanya sama dengan namaku
dan nama bapaknya sama dengan nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya
dipenuhi dengan kedzaliman (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)

Dalam hadits yang lain beliau ‫ﷺ‬ mengatakan

ُ ِ‫َت جَوْ رً ا َوظُ ْل ًما يَ ْمل‬


َ‫ك َس ْب َع ِسنِيْن‬ َ ْ‫ يَ ْمأَل ُ ْاألَر‬،‫ف‬
ْ ‫ض ِق ْسطًا َو َع ْدالً َك َما ُملِئ‬ ِ ‫ أَجْ لَى ْال َج ْبهَ ِة أَ ْقنَى ْاألَ ْن‬،‫ْال َم ْه ِديُّ ِمنِّي‬
Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi bumi dengan keadilan
setelah bumi ini penuh dengan kedzaliman dan akan berkuasa selama tujuh tahun (Hadits hasan shahih riwayat
Abu Dawud)

Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir makna diriwayatkan oleh 26 sahabat
Nabi ‫ﷺ‬

Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya Imam Mahdi tersebut,
sebagaimana disifatkan didalam hadits-hadits yang shahih. Dan waspadalah dengan orang-orang yang mengaku
sebagai Imam Mahdi atau diyakini pengkutnya sebagai Imam Mahdi. Imam Mahdi bukanlah yang sembunyi di
gua selama lebih dari 1000 tahun. Beliau akan muncul kelak sebelum datangnya Dajjal dan sebelum turunnya
Nabi Isa ‫ عليه السالم‬Beliau adalah imam yang shaleh yang muncul di tengah-tengah manusia, menegakkan amar
ma'ruf dan nahi munkar
Halaqah yang ke-14 belas dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Tanda-Tanda Besar
Dekatnya Hari Kiamat

Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah sepuluh tanda menjelang datangnya hari kiamat. Yang apabila
sudah muncul sepuluh tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila
muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain.

Suatu saat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ melihat para sahabat sedang saling berbicara. Maka beliau bertanya

Apa yang sedang kalian bicarakan? Maka mereka menjawab  "Kami sedang mengingat hari kiamat" Kemudian
beliau ‫ﷺ‬ berkata 

ٍ ‫إِنَّهَا لَ ْن تَقُو َم َحتَّى تَرَوْ نَ قَ ْبلَهَا َع ْش َر آيَا‬


‫ت‬

Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut, sampai kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda-
tanda, Kemudian beliau ‫ﷺ‬ menyebutkan sepuluh tanda tersebut, yaitu

1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa Ibnu Maryam
6. Ya'juj dan Ma'juj
7. Khosf di timur (terbenamnya sebagian tanah di timur)
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan (HR. Imam Muslim)
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Dajjal Bagian Yang Pertama

Dajjal yang secara bahasa artinya pendusta besar merupakan seorang manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam
yang di akhir zaman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ akan menjadikan dia fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Rasulullah
‫ﷺ‬ bersabda 

‫ق أَ ْكبَ ُر ِمنَ ال َّدجَّال‬


ٌ ‫ق آ َد َم إِلَى ِقيَ ِام السَّا َع ِة خَ ْل‬ ْ َ‫َما بَيْن‬
ِ ‫خَل‬

Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari pada fitnah Dajjal (HR.
Muslim).

Sebelum keluarnya Dajjal, Bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang. Manusia sangat membutuhkan
air dan juga makanan. Dajjal muncul dan mengaku sebagai tuhan rabbul 'alamiin. Allah  ‫ب َْحانَهُ َو‬ooo‫ُس‬
‫تَ َعالَى‬ memberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat, menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman. Dia
membawa sesuatu yang menyerupai surga dan neraka, sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah  ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ seperti orang-orang musyrik, kafir dan munafiq, mereka pun mengikuti Dajjal. Di antaranya adalah tujuh
puluh ribu orang Yahudi Asbahan (HR. Muslim)

Dan Asbahan adalah nama sebuah daerah. Sampai ada seseorang yang awalnya menyangka dirinya beriman
setelah melihat perkara yang luar biasa pada diri Dajjal, akhirnya dia mengkuti Dajjal tersebut (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud)

Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda

ُ‫ لَقَ ْد أَ ْن َذ َرهُ نُوْ ٌح قَوْ َمه‬،ُ‫ َو َما ِم ْن نَ ِب ٍّي إِالَّ قَ ْد أَ ْن َذ َرهُ قَوْ َمه‬oُ‫ِإنِّي أُ ْن ِذ ُر ُك ُموْ ه‬

Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Dan tidaklah seorang Nabi kecuali dia telah
memperingatkan kaumnya, dari Dajjal. Demikian pula Nuh  ‫(عليه السالم‬HR. Bukhari)

Dajjal sekarang ada di sebuah pulau. Thammim Ad-Daari seorang sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam saat
masih beragama Nashrani, dia dan beberapa orang temannya pernah terdampar di pulau tersebut, mereka
melihat Dajjal dalam keadaan terikat kuat. Bahkan sempat terjadi dialog antara mereka dengan Dajjal.
Kemudian Thammim mengabarkan pertemuan dan dialog ini kepada Nabi ‫ﷺ‬ setelah masuk islam
dan dibenarkan oleh Nabi ‫ﷺ‬ (Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim)
Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Dajjal Bagian 2

Rasulullah ‫ﷺ‬ sebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan keselamatan bagi umatnya, telah
menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri Dajjal. Di antaranya, bahwasanya Dajjal adalah
orang yang gemuk badannya, kulitnya berwarna merah, rambuntya keriting, mata kanannya buta, mata kirinya
seperti anggur, dan tertulis di antara kedua matanya tiga huruf Kaf, Fa dan Ra. Dalam riwayat lain disebutkan
Kafir. Semua orang yang beriman bisa membaca, baik yang buta huruf maupun yang tidak buta huruf.

Ciri-ciri di atas disebutkan dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim. Di dalam shahih
Muslim disebutkan bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak. Orang yang mengenal Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ mengetahui
bahwasanya Dajjal bukanlah rabbul 'alamin. Mereka tahu bahwasanya Allah tidak dilihat di dunia dan Allah tidak
buta sebelah. Adapun kehebatan yang dimiliki oleh Dajjal, maka semuanya adalah dengan izin Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ untuk menguji keimanan para hamba. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda 

Apabila samar bagi kalian Rab kalian, maka ketahuilah bahwa Rab kalian tabaraka wa ta'ala tidaklah buta
sebelah matanya dan sesungguhnya kalian tidak akan melihat Rab kalian tabaraka wa ta'ala sampai kalian
meninggal dunia (HR. Ahmad dan Abu Dawud dishahihkan oleh Albani rahimahullah)

Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari, satu hari pertama seperti satu tahun, satu hari kedua seperti sebulan,
satu hari ketiga seperti seminggu dan hari-hari yang lain seperti hari-hari biasa (HR. Muslim)

Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi selama satu tahun dua setengah
bulan.
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Dajjal Bagian 3

Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal di antaranya,

Yang pertama

berusaha mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, karena orang-orang yang mengikuti Dajjal
adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ

Yang kedua

menaati Rasulullah ‫ﷺ‬ Karena Dajjal ketika dikabarkan oleh Thamim Addaari ‫رضي هللا عنه‬ dan juga
kawan-kawannya, bahwasanya Muhammad telah muncul dan menang serta menjadi orang yang ditaati, maka
Dajjal mengatakan yang artinya,

Ketahuilah, bahwasanya menaati dia (yaitu Muhammad ‫ )ﷺ‬adalah lebih baik bagi mereka (HR.
Muslim)

Yang ketiga

adalah memperbanyak doa ketetapan hati

َ‫ِّﺖ ﻗَ ْﻟ ِﺒﻲ َﻋﻠَﻰ ِﺩﻳ ِﻨﻚ‬ ِ ‫ﺐ ْﺍﻟﻘُﻠُﻮ‬


ْ ‫ﺏ ﺛَﺒ‬ َ ِّ‫ﻳَﺎ ُﻣﻘَﻠ‬

Kemudian,

Yang keempat

adalah membaca doa yang diajarkan oleh Nabi ‫ﷺ‬ sebelum salam

ِ ‫ َﻭ ِﻣ ْﻦ َﺷﺮِّ ِﻓ ْﺘﻨَ ِﺔ ْﺍﻟ َﻤ ِﺴﻴ‬،‫ﺕ‬


ِ ‫ْﺢ ﺍﻟ َّﺪﺟ‬
‫َّﺎﻝ‬ ِ ‫ﺏ َﺟﻬَﻨَّ َﻢ َﻭ ِﻣ ْﻦ ِﻓ ْﺘﻨَ ِﺔ ْﺍﻟ َﻤﺤْ ﻴَﺎ َﻭ ْﺍﻟ َﻤ َﻤﺎ‬
ِ ‫ﺏ ْﺍﻟﻘَﺒ ِْﺮ َﻭ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﺬﺍ‬
ِ ‫ﺍَﻟﻠَّﻬُ َّﻢ ﺇِﻧِّ ْﻲ ﺃَ ُﻋﻮْ ُﺫ ِﺑﻚَ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﺬﺍ‬

Sebagian pendahulu kita, dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang shalat lagi apabila tidak membaca doa ini
ketika shalat

Yang kelima 

adalah berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang kedatangannya. Karena Dajjal memiliki syubhat
kerancuan yang bisa menggoyahkan iman seseorang. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda yang artinya 

Barang siapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena demi Allah
sesungguhnya seseorang mendatangi dajjal dan dia menyangka bahwasannya dia adalah beriman ternyata
kemudian dia mengikuti dajjal tersebut karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal tersebut (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud)

Di dalam shahih muslim disebutkan bahwasannya manusia akan pergi ke gunung-gunung untuk menghindari
dajjal

Yang keenam

apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram Makkah dan juga Madinah. Karena keduanya
tidak bisa dimasuki oleh Dajjal (HR. Bukhari dan Muslim)

Yang ketujuh

apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia bersabar, tetap diatas kebenaran dan tidak menaati
Dajjal tersebut dan hendaknya dia membaca 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi Rasulullah
‫ﷺ‬ bersabda yang artinya 

Barang siapa di antara kalian yang menemui dajjal maka hendaklah dia membaca awal dari surat Al Kahfi (HR.
Muslim)

Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan :

Barang siapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi maka dia akan terjaga dari
Dajjal (HR.Muslim)
Yang kedelapan

apabila melihat Dajjal membawa dua sungai, sungai dari api dan sungai dari air maka petunjuk
Nabi ‫ﷺ‬ hendaknya kita memejamkan mata, menundukkan kepala kemudian meminum dari sungai
api karena sebenarnya itu adalah air yang dingin (HR. Muslim)

Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa ‫الم‬oo‫ه الس‬o‫علي‬ dan akan dibunuh oleh Nabi 'Isa.
Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan munculnya Dajjal sebagaimana dikabarkan oleh Nabi
‫ﷺ‬ dalam hadits-hadits yang shahih. Dajjal bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata

Semoga Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Turunnya Nabi 'Isa 'Alaihissalam
Bagian Pertama

Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi 'Isa 'alaihissalam, Allah subhanahu
wa ta'ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat beliau ke atas kepada Allah ‫ َو تَ َعالَى‬ ُ‫س ْب َحانَه‬
ُ Turunnya beliau ‫عليه‬
‫السالم‬ ke Bumi, Allah jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman

‫ﻭﺇِﻧَّﻪُ ﻟَ ِﻌ ْﻠ ٌﻢ ﻟِﻠﺴَّﺎ َﻋ ِﺔ‬ 


َ

"Dan sesungguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat." (Surat Az-Zukhruf : 61)

Berkata 'Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, maksud dari hal itu adalah turunnya Nabi 'Isa ‫ه‬oo‫علي‬
‫السالم‬  (diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya)

Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya fitnah Dajjal. Turun di waktu
shubuh dan sholat di belakang Imam Mahdi, imam kaum muslimin saat itu. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda

‫ﻛﻴﻒ ﺃﻧﺘﻢ ﺇﺫﺍ ﻧﺰﻝ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻓﻴﻜﻢ ﻭﺇﻣﺎﻣﻜﻢ ﻣﻨﻜﻢ‬ 

Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat itu adalah dari
kalian (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal yang pertama kali yang beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang mengepung sebagian kaum
muslimin di Baitul Maqdis. Beliau membunuh dengan tombak kecil beliau setelah itu Dajjal hampir melarut habis
seperti melarutnya garam karena melihat Nabi 'Isa ‫عليه السالم‬

Kemudian umat islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjal, di antaranya adalah orang-orang Yahudi,
sampai batu dan juga pohon-pohonan membantu umat islam memerangi orang-orang Yahudi.

Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon maka berkatalah batu
atau pohon tersebut

Wahai muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia. Kecuali pohon Gharqat (Hadits
shahih HR.Muslim)

Setelah itu keluarlah Ya'juj dan juga Ma'juj yang membuat kerusakan besar di permukaan Bumi maka Nabi
'Isa ‫عليه السالم‬ dan juga kaum muslimin berdoa kepada Allah supaya Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ membinasakan mereka.
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam
Bagian yang kedua

Setelah Ya'juj dan Ma'juj binasa, jadilah Nabi 'Isa ‫عليه السالم‬ seorang pemimpin yang adil yang menegakkan syariat
islam. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda 
، ‫يض ْال َما ُل َحتَّى الَ يَ ْقبَلَهُ أَ َح ٌد‬
oَ ‫ َويَ ِف‬، َ‫ض َع ْال ِج ْزيَة‬ َ ‫ َويَ ْقتُ َل ْال ِخ ْن ِز‬، ‫يب‬
َ َ‫ َوي‬، ‫ير‬ َّ ‫ فَيَ ْك ِس َر ال‬، ً‫ُوشكَنَّ أَ ْن يَ ْن ِز َل ِفي ُك ُم ابْنُ َمرْ يَ َم َح َك ًما َع ْدال‬
َ ‫ص ِل‬ ِ ‫ لَي‬، ‫َوالَّ ِذى نَ ْف ِسى ِبيَ ِد ِه‬
‫اح َدةُ خَ يْرً ا ِمنَ ال ُّد ْنيَا َو َما ِفيهَا‬ِ ‫حتَّى تَ ُكونَ السَّجْ َدةُ ْال َو‬  َ

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hampir-hampir turun 'Isa Ibnu Maryam di antara kalian sebagai
seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menggugurkan atau
membatalkan hukum jizyah, harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang menerima
shadaqah. Sehingga sujud sekali saat itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR. Bukhari dan Muslim)

Beliau turun ‫عليه السالم‬ beriman kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ mengikuti syari'at beliau dan bukan untuk
menghapus syariat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ Manusia saat itu dalam keadaan aman, tentram dan damai.
Rasulullah ‫ﷺ‬ mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah kehidupan yang sangat indah.
Langit di ijinkan untuk menurunkan hujan, Bumi di ijinkan untuk mengeluarkan tanaman, bahkan seandainya ada
sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling
hasad dan tidak ada saling benci

Sampai seandainya ada seseorang melewati seekor singa, niscaya singa tersebut tidak akan mengganggunya.
Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadits
Shahih Riwayat Ad-Dailami)

Di dalam Shahih Muslim disebutkan

bahwasanya beliau ‫ﷺ‬ akan melakukan haji dan umrah. 

Dan di dalam hadits yang lain disebutkan 

bahwasanya beliau akan tinggal di Bumi selama 40 tahun. Kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang
islam (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Ya'juj dan Ma'juj Bagian pertama

Ya'juj dan Ma'juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam ‫السالم‬ ‫عليه‬ Mereka sudah ada di zaman
Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi. Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ dengan rahmat-Nya telah melidungi
manusia dari mereka. Dzulqarnain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah mereka
keluar sampai waktu yang ditentukan oleh Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬

ٙ
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ُ‫مهُ هللا‬ٙ ‫ر ِح‬ Rasulullah ‫ﷺ‬ menyebutkan
bahwasannya Ya'juj dan Ma'juj menggali setiap hari dan berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat
sinar matahari maka sebagian dari mereka mengatakan,

Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.

Dan mereka tidak mengatakan insya Allah. Maka Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ mengembalikan galian mereka seperti sedia
kala, seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian
mereka mengatakan setelah selesai menggali

Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan menggali lagi

Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun bisa keluar. Suatu hari
Rasullulah ‫ﷺ‬ pernah mengabarkan bahwa di zaman beliau dinding tersebut telah terbuka sedikit,
seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari dengan jari telunjuk (HR. BukhAri)

Kalo sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun akan keluar. Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو‬
‫تَ َعالَى‬ berfirman 
ۖ ۬ ۬
َ ‫فَإ ِ َذا َجٓا َء َو ۡع ُد َربِّى َج َعلَهُ ۥ َد َّكٓا َۖ‌ء َو َكانَ َو ۡع ُد َربِّى َحقًّا َوت ََر ۡكنَا بَ ۡع‬ 
ٍ ۬ ‫ ٍذ يَ ُمو ُج ِفى بَ ۡع‬o‫ٕٮ‬oِِٕ ‫ضہُمۡ يَ ۡو َم‬
‌‫ض‬

"Dzulqarnain berkata, apabila datang janji Rab-ku maka Rab-ku akan menghancur leburkan dinding tersebut.
Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur antara satu dengan yang lain. ," (Surat Al-Kahfi: 98-
99)

Dan mereka akan dengan cepat keluar

sebagaimana firman Allah ‫ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬

َ‫نسلُون‬ ٍ ۬ ‫حتَّ ٰ ٓى إِ َذا فُ ِت َح ۡت يَ ۡأجُو ُج َو َم ۡأجُو ُج َوهُم ِّمن ڪُ لِّ َح َد‬ 


ِ َ‫ب ي‬ َ

"Hingga apabila dibuka Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi." (Surat Al-Anbiya : 96)

Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬ telah menjadikan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai salah satu tanda-tanda besar dekatnya
hari kiamat.

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang " Ya'juj dan Ma'juj Bagian 2 "

Ya'juj dan Ma'juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  mewahyukan kepada Nabi Isa 'alaihissalam

ُّ ‫ فَ َحرِّ ْز ِعبَا ِديْ ِإلَى‬،‫َان ألَ َح ٍد ِبقِتَالِه ْم‬


‫الطوْ ِر‬ ُ ْ‫أَنِّ ْي قَ ْد أَ ْخ َرج‬
ِ ‫ت ِعبَادًا لِ ْي الَ يَد‬

Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku (yaitu Ya'juj dan Ma'juj) yang tidak seorangpun bisa
melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yaitu kaum muslimin) ke Gunung Thur (HR. Muslim)

Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati sebuah sungai dan
meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada
airnya (HR. Muslim)

Manusia lari dari Ya'juj dan Ma'juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka, setelah banyak membuat
kerusakan di bumi, maka Ya'juj dan Ma'juj berkata "Kita telah membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita
membunuh penduduk langit". Mereka pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah  ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫الَى‬88‫تَ َع‬ mengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran darah. Mereka pun
mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ya'juj dan Ma'juj mengepung Nabi Isa 'alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung Thur. Akhirnya beliau
berdoa kepada Allah  8‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬ maka
ُ Allah menurunkan ulat di leher-leher Ya'juj dan Ma'juj. Maka
meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian turunlah Nabi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya dan
mereka tidak mendapatkan satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya'juj dan Ma'juj. Mereka pun meminta
kepada Allah supaya Allah  8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ُ  membersihkan. Akhirnya Allah  ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  mengirimkan burung yang
membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian, Allah  ‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬ memberikan
ُ hujan yang membersihkan
bumi (HR. Muslim)

Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya'juj dan Ma'juj sebagai kayu
bakar selama tujuh tahun.

Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya'juj dan juga Ma'juj.


Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang " Ya'juj dan Ma'juj Bagian 2 "

Ya'juj dan Ma'juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  mewahyukan kepada Nabi Isa 'alaihissalam
ُّ ‫ فَ َحرِّ ْز ِعبَا ِديْ ِإلَى‬،‫َان ألَ َح ٍد ِب ِقتَا ِله ْم‬
‫الطوْ ِر‬ ُ ْ‫أَنِّ ْي قَ ْد أَ ْخ َرج‬
ِ ‫ت ِعبَادًا ِل ْي الَ يَد‬

Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku (yaitu Ya'juj dan Ma'juj) yang tidak seorangpun bisa
melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yaitu kaum muslimin) ke Gunung Thur (HR. Muslim)

Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati sebuah sungai dan
meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada
airnya (HR. Muslim)

Manusia lari dari Ya'juj dan Ma'juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka, setelah banyak membuat
kerusakan di bumi, maka Ya'juj dan Ma'juj berkata "Kita telah membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita
membunuh penduduk langit". Mereka pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah  ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫الَى‬88‫تَ َع‬ mengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran darah. Mereka pun
mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ya'juj dan Ma'juj mengepung Nabi Isa 'alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung Thur. Akhirnya beliau
berdoa kepada Allah  8‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬ maka
ُ Allah menurunkan ulat di leher-leher Ya'juj dan Ma'juj. Maka
meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian turunlah Nabi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya dan
mereka tidak mendapatkan satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya'juj dan Ma'juj. Mereka pun meminta
kepada Allah supaya Allah  8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ُ  membersihkan. Akhirnya Allah  ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  mengirimkan burung yang
membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian, Allah  ‫الَى‬88‫ ْب َحانَهُ َو تَ َع‬88‫س‬ memberikan
ُ hujan yang membersihkan
bumi (HR. Muslim)

Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya'juj dan Ma'juj sebagai kayu
bakar selama tujuh tahun.

Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya'juj dan juga Ma'juj.


Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan Islam Setelah
Meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam"

Setelah jaya di zaman Nabi 'Isa 'alaihissalam, melemahlah islam kembali sedikit demi sedikit dan akan diangkat
Al-Quran. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

Islam akan hilang sedikit demi sedikit, seperti hilangnya lukisan pada pakaian. Sehingga tidak diketahui apa itu
puasa, sholat, menyembelih dan juga shadaqah. Akan pergi Alquran dalam satu malam, sehingga tidak tersisa
satu ayat pun. Dan akan ada beberapa kelompok manusia, laki-laki tua dan wanita tua dan mengatakan "Kami
mendapatkan nenek moyang kami dahulu di atas kalimat Laa ilaa ha illallah, maka kami pun
mengatakannya." (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)

Akan datang masa di mana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di pinggir jalan (HR. Muslim)

Tidak ada haji ke Baitullah (HR. Bukhari).

Dan ka'bah akan dihancurkan oleh sebagian orang (HR. Muslim)

Manusia akan kembali ke zaman jahiliyyah bahkan lebih parah. Akan kembali tersebar penyembahan terhadap
berhala dan merekalah orang-orang yang akan menyaksikan dahsyatnya hari kiamat.

Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

‫ هُ ْم شَرٌّ ِم ْن أَ ْه ِل ْال َجا ِهلِيَّ ِة‬،‫ق‬


ِ ‫ار ْالخَ ْل‬
ِ ‫اَل تَقُو ُم السَّا َعةُ إِاَّل َعلَى ِش َر‬
Tidak akan bangkit hari kiamat kecuali atas orang-orang yang paling jelek yang mereka lebih jelek dari pada
orang yang hidup di zaman jahiliah (HR. Muslim)

Urutan tanda-tanda besar hari kiamat sampai meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam jelas di dalam hadits-hadits
shahih, demikian pula tanda terakhir, yaitu, keluarnya api yang menggiring manusia ke Mahsyar atau tempat
pengumpulan.

Adapun 6 tanda yang lain,

1. terbitnya matahari dari barat,


2. keluarnya hewan melata dari Bumi,
3. keluarnya asap,
4. tiga khosf yaitu tenggelamnya sebagian tanah di barat,
5. tenggelamnya sebagian tanah di timur dan
6. tenggelamnya sebagian tanah di jazirah arab,

Maka wallahu a'lam tentang urutan yang benar, bagi 6 tanda ini. Hanya Rasulullah ‫ﷺ‬ telah
mengabarkan :

bahwasanya antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata dari bumi, ini jaraknya
sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul, maka yang lain akan segera muncul (HR. Muslim)

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Terbitnya Matahari Dari Barat"

Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah untuk terbit dari timur, sampai ketika sudah waktunya maka
Allah  8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  tidak mengizinkan matahari untuk terbit dari timur. Dan menyuruhnya kembali dari tempat
dia datang, yaitu arah barat. Akhirnya terbitlah matahari dari barat (HR. Bukhari)

Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat. Apabila manusia
melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin bahwa kiamat memang sudah dekat.
Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman :

ِ ‫ت َرب ِّۗكَ‌ يَ ۡو َم يَ ۡأتِى بَ ۡعضُ َءايَ ٰـ‬


‫ت َربِّكَ اَل يَنفَ ُع ن َۡفسًا ِإي َم ٰـنُہَا لَمۡ تَ ُك ۡن َءا َمن َۡت ِمن قَ ۡب ُل أَ ۡو‬ ِ ‫ َكةُ أَ ۡو يَ ۡأتِ َى َربُّكَ أَ ۡو يَ ۡأتِ َى بَ ۡعضُ َءايَ ٰـ‬oِ‫ه َۡل يَنظُرُونَ إِٓاَّل أَن ت َۡأتِيَهُ ُم ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮ‬
َ‫خَي ۬رً ۗا‌ قُ ِل ٱنت َِظر ُٓو ْا إِنَّا ُمنت َِظرُون‬ ۡ ‫ َك َسبَ ۡت فِ ٓى إِي َم ٰـنِہَا‬ 

"Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat yaitu malaikat maut atau kedatangan Allah atau
kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Hari ketika datang sebagian tanda-tanda kebesaran
Tuhanmu, tidak akan bermanfaat iman seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan
di dalam imannya. Katakanlah, "Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu."  (Al-An'am :158)

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ‫ﷺ‬ menafsirkan bahwa
tanda kebesaran Allah di dalam ayat ini adalah terbitnya matahari dari barat. Saat itu orang kafir bertaubat dari
kekafirannya, orang yang beriman yang sebelumnya menyia-nyiakan amal shaleh maka dia akan bertaubat dan
beramal shaleh, namun pintu taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima karena dilakukan di
saat terpaksa.

Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah beriman dan beramal shaleh, maka
amalannya akan diterima. Oleh karena itu maka seorang muslim hendaknya segera bertaubat kepada Allah ‫س ْب َحانَهُ َو‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ dari segala dosa, bagaimanapun besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya.

Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda

‫َاب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ ْ ‫َاب قَب َْل أَ ْن ت‬


َ ‫َطلُ َع ال َّش ْمسُ ِم ْن َم ْغ ِربِهَا ت‬ َ ‫ َم ْن ت‬ 
Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah  8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  akan menerima
taubatnya (HR. Muslim)

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keluarnya Seekor Hewan Melata
dari Bumi dan Keluarnya Asap"

Termasuk tanda besar dekatnya hari kiamat adalah keluarnya hewan melata yang aneh dari bumi yang bisa
berbicara dengan manusia. Allah 8‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ  berfirman :

ْ ُ‫اس كَان‬ ‫أۡل‬ ۬ ۡ


َ‫ايَ ٰـ ِتنَا اَل يُو ِقنُون‬oََٔ‫وا ِبٔـ‬ َ َّ‫ض تُ َكلِّ ُمهُمۡ أَنَّ ٱلن‬
ِ ‫وإِ َذا َوقَ َع ٱلقَ ۡو ُل َعلَ ۡي ِہمۡ أَ ۡخ َر ۡجنَا لَهُمۡ دَٓابَّةً ِّمنَ ٱ َ ۡر‬ 
َ

"Dan apabila telah datang keputusan atas mereka, maka Kami akan keluarkan untuk mereka seekor binatang
melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia, bahwa manusia dahulu tidak yakin dengan ayat
Kami." (An-Naml : 82)

Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana di dalam shahih muslim dan dia akan menandai orang
kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya. Maka manusia masing-masing dengan jelas akan mengetahui siapa
yang mukmin dan siapa yang kafir.

Di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda yang
artinya,

Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung mereka

Di antara tanda besar hari kiamat adalah keluarnya asap.

Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman :

(١١( ‫اس هَ ٰـ َذا َع َذابٌ أَلِي ۬ ٌم‬


‌َۖ َّ‫) يَ ۡغشَى ٱلن‬١٠( ‫ين‬ ۡ
ٍ ۬ ِ‫ان ُّمب‬
ٍ ۬ َ‫فَ ۡٱرتَقِ ۡب يَ ۡو َم تَأتِى ٱل َّس َمٓا ُء بِدُخ‬ 

"Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang
pedih." (Ad-Dukhan : 10-11)

Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah asap yang keluar di akhir zaman, sebagai
salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Dan asap ini merupakan adzab dan siksaan bagi orang-orang kafir.
Sebelum terjadinya hari kiamat, Alloh subhanahu wa ta'alaakan mengirim angin yang mencabut nyawa semua
orang yang beriman. Sehingga tidak tersisa di dunia, kecuali sejelek-jeleknya manusia. Rosululloh sholallohu
'alaihi wasallam berkata,
Kemudian Alloh akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada seorang pun di Bumi yang di
dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji sawi, kecuali akan dicabut nyawanya oleh angin tersebut.
Sampai seandainya salah seorang dari mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan masuk
bersamanya dan mencabut nyawanya. Maka tersisalah sejelek-jeleknya manusia yang ringan berbuat kerusakan,
seperti ringannya burung dan mereka ganas dalam berbuat kedzoliman satu dengan yang lain, seperti ganasnya
hewan buas. Mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran (HR. Muslim).
Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwasanya Alloh subhanahu wa
ta'alamengutus angin tersebut dari Yaman. Sebagian ulama mengatakan bahwasanya angin tersebut, berasal dari
dua arah, yaitu Yaman dan juga Syam.

Dan di antara tanda-tanda hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah secara besar-besaran di tiga daerah: timur,
barat dan jazirah arab, sebagaimana datang dalam hadits.

Dan termasuk dalam tanda-tanda besar datangnya hari kiamat adalah munculnya api dari Yaman yang akan
menggiring manusia ke tempat pengumpulan. Dan tempat dikumpulkannya manusia saat itu adalah Syam.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi di dalam Syo'abul Iman dan hadits ini shahih. Dan Syam
adalah daerah-daerah di sekitar Masjidil Aqsa. Rosulullohsholallohu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya,
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan kaki, sebagian naik kendaraan dan sebagian akan
diseret di atas wajah-wajah mereka (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai di tempat
pengumpulan.Sebagaimana bisa disimpulkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari Qobilah Muzailah (HR. Bukhari
dan Muslim).

Pengumpulan di sini berbeda dengan pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya. Pengumpulan di
sini adalah di dunia untuk sebagian manusia. Sedangkan pengumpulan setelah dibangkitkannya manusia adalah di
akhirat untuk semua manusia. Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala memberikan keselamatan bagi kita semua di
dunia dan di akhirat. 
Halaqah yang ke-26 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ditiupnya Sangkakala"

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya Sangkakala.

Rasulullah ‫ﷺ‬ pernah ditanya apa itu sangkakala, maka beliau mengatakan, Tanduk yang


ditiup (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmizi dan Nasai).

Beberapa ayat menyebutkan bahwa sangkakala akan ditiup sebanyak 2 kali. Diantaranya adalah firman
Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ

ُ ‫ض إِال َمنْ َشا َء هَّللا ُ ُث َّم ُنف َِخ فِي ِه أ ُ ْخرَ ى َفإِ َذا ُه ْم قِيَا ٌم َي ْن‬
َ‫ظرُون‬ ِ ْ‫ت َو َمنْ فِي األر‬
ِ ‫َاوا‬ ِ ‫َو ُنف َِخ فِي الص‬
َ ‫ُّور َفصَ ِعقَ َمنْ فِي ال َّسم‬

"Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki
oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri, menunggu" (Az Zumar :
68)

Tiupan sangkakala pertama, dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di bumi, kecuali yang Allah
kehendaki. Tiupan ini terjadi di hari jum'at sebagaimana dalam Shahih Muslim.

Dan setiap hari jum'at, hewan-hewan, mereka senantiasa memasang telinga antara waktu subuh sampai terbit
matahari, karena takut bila ditiup sangkakala pada hari tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi
dan Nasai).

Bila terdengar maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya. Dan yang pertama kali
mendengar adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki penampungan air untuk minum ontanya maka
diapun mati dan matilah semua manusia (HR. Muslim).

Waktu tersebut sangat singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan tidak ada waktu kembali ke
keluarganya. Mereka meninggal di tempatnya masing-masing. Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ

٥٠( َ‫) فَاَل ي َۡس َتطِ يعُونَ َت ۡوصِ ي ۬ ًَة َوٓاَل إِلَ ٰ ٓى أَ ۡهل ِِهمۡ ي َۡر ِجعُون‬٤٩( َ‫صمُون‬
ِّ ‫صَيحَ ۬ ًة َوٲحِدَ ۬ ًة َت ۡأ ُخ ُذهُمۡ َوهُمۡ َي ِخ‬ ُ ‫مَا ي‬ 
ۡ ‫َنظرُونَ إِاَّل‬

"Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang
bertengkar. Lalu mereka tidak kuasa membuat satu wasiat pun dan tidak pula dapat kembali kepada
keluarganya." (Yasiin: 49-50)

Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat makanan ke mulutnya namun
tidak sempat memakannya karena sudah ditiup sangkakala. Meninggallah seluruh manusia dan kerajaan hari itu
adalah milik Allah  ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  semata. Ketahuilah bahwa malaikat yang akan meniup sangkakala, sekarang
telah menuruh sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya menunggu sewaktu-waktu
diperintah oleh Allah  ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  (Hadits Shahih Riwayat Tirmizi).

Rasulullah ‫ﷺ‬ ketika mengabarkan para sahabat dengan kabar ini, beliau menyuruh para sahabat
mengatakan: 

‫حَ سْ ُب َنا هَّللا ُ َونِعْ َم ْال َوكِي ُل عَ لَى هَّللا ِ َت َو َّك ْل َنا‬

Cukuplah Allah bagi kita, dan Dialah sebaik-baik wakil, hanya kepada Allah kita bertawakal (HR.Ahmad)
Halaqah yang ke-27 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tiupan Sangkakala Yang Kedua "

Setelah tiupan yang pertama dan meninggal semua manusia, maka akan ditiup sangkakala untuk yang kedua
kalinya. Dan jarak antara dua tiupan adalah 40. Allahu a'lam, apakah 40 hari atau 40 bulan atau 40 tahun.
Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda di dalam hadits Abu Hurairah:

َ‫ْن أَرْ َبعُون‬


ِ ‫مَا َب ْينَ ال َّن ْف َخ َتي‬

Jarak antara dua tiupan, empat puluh.

Mereka bertanya kepada Abu Hurairah, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari atau 40 bulan atau apakah
40 tahun? Maka beliau (yaitu Abu Hurairah) enggan menjawabnya. Para ulama mengatakan karena tidak
mengetahui ilmunya. Dan hadits ini Shahih riwayat Bukhari dan juga Muslim.

Dan diantara dua tiupan inilah Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬


ُ  akan menurunkan hujan yang ringan, yang dengan sebabnya
akan tumbuh jasad manusia di dalam kuburnya.

Sebagaimana di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.

Tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬bahwasanya dia tidak akan hancur, akan
tumbuh seperti tumbuhnya tunas setelah hujan. Sehingga terbentuklah manusia kembali dengan izin Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو‬
ُ
َ َ
‫ت َعالى‬ Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda:

‫ َو ِم ْن ُه يُرَ َّكبُ ْال َخ ْل ُق ي َْو َم ْالقِيَا َم ِة‬، ‫ب‬ ْ َّ‫ان َشىْ ٌء إِالَّ َي ْبلَى إِال‬
َّ ُ‫عَظمًا َواح ًِدا َوهْ َو عَ جْ ب‬ Iُ ‫ َف َي ْن ُب ُتونَ َكمَا َي ْنب‬. ‫ُث َّم ُي ْن ِز ُل هَّللا ُ مِنَ ال َّسمَا ِء مَا ًء‬
ِ ‫الذ َن‬ ِ َ‫ُت ْال َب ْق ُل لَ ْيسَ مِن‬
ِ َ‫اإل ْنس‬

Kemudian Allah  ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬


ُ  akan menurunkan hujan dari langit maka mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya
tunas, tidak ada dari badan manusia sesuatu, kecuali akan rusak. Kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dan
darinyalah akan akan dibentuk manusia pada hari kiamat (Hadits Shahih diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4554
dan Muslim, no. 5253).

Saudara sekalian, Allah lah yang telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Dan Dialah yang akan
membangkitkan manusia setelah matinya. Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  berfirman 

‫ َوه َُو أَهْ َونُ عَ لَ ْي ِه‬Iُ‫َوه َُو الَّذِي َيبْدَ أ ُ ْال َخ ْلقَ ُث َّم ُيعِي ُده‬

"Dan dialah Allah  ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ yang


ُ menciptakan manusia dari permulaan, kemudian akan mengembalikan
(menghidupkan kembali). Dan menghidupkannya itu adalah lebih mudah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala." (Ar
Rum: 27)
Setelah terbentuknya jasad semua manusia maka malaikat akan meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya dan
akan dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya dan hiduplah manusia serta akan dibangkitkan dari kuburnya. Allah
berfirman

ُ ‫ُث َّم ُنف َِخ فِي ِه أ ُ ْخرَ ى َفإِ َذا ُه ْم قِيَا ٌم َي ْن‬
َ‫ظرُون‬

"Kemudian akan ditiup sangkakala yang kedua kalinya maka tiba-tiba mereka bangkit dalam keadaan
menunggu." (Az Zumar: 68)
Halaqah yang ke dua puluh delapan dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang "Kebangkitan
"

Yang dimaksud dengan kebangkitan adalah dikembalikannya arwah kepada jasad, sehingga manusia kembali
hidup. Akan digoncangkan Bumi dengan segoncang-goncangnya dan terbuka kuburan manusia. Kemudian
keluarlah semua manusia dari kuburnya dalam keadaan hidup. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat
Az-Zalzalah : 1-3

‫) َو َقا َل ٱإۡل ِنسَ ٰـنُ مَا َلهَا‬٢( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ أَ ۡث َقالَهَا‬


ِ َ‫) َوأَ ۡخرَ ج‬١( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ ِز ۡل َزالَهَا‬
ِ َ‫إِ َذا ُز ۡل ِزل‬ 

Apabila Bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya. Dan Bumi mengeluarkan beban-bebannya. Dan
berkatalah manusia, "Mengapa Bumi menjadi begini?"

Dan orang yang pertama kali terbuka kuburannya adalah Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam (HR. Bukhori
dan Muslim). Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia. Rosululloh
Shallallohu 'alaihi wasallam bersabda,

ُ ‫ ُيب‬ 
‫ْعَث ُك ُّل عَ ْب ٍد عَ لَى مَا َماتَ عَ لَ ْي ِه‬

Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai keadaan dia ketika meninggal dunia (HR. Muslim)

Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya orang yang meninggal dalam keadaan ihram,
haji atau umroh, maka akan dibangkitkan dalam keadaan membaca talbiyah (HR. Bukhari dan Muslim). Orang
yang memakan riba akan bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang kesurupan yaitu dalam keadaan
sempoyongan.AllohSubhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqoroh : 275

ُ ‫ٱلَّذِينَ ي َۡأڪُلُونَ ٱلرِّ ب َٰو ْا اَل َيقُومُونَ إِاَّل َكمَا َيقُو ُم ٱلَّذِى َي َت َخب‬ 
ۚ ‫َّط ُه ٱل َّش ۡي َط ٰـنُ مِنَ ۡٱلم‬
‌ِّ‫َس‬

Orang-orang yang memakan riba, tidak bangkit dari kuburnya, kecuali seperti bangkitnya orang-orang yang
kerasukan setan.

Inilah hari kebangkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh kebanyakan manusia. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat At-Taghobun : 7

ُ ‫عَثو ْۚ‌ا قُ ۡل َبلَ ٰى َورَ بِّى لَ ُت ۡب‬


َّ‫عَثن‬ ُ ‫ َزعَ َم ٱلَّذِينَ َك َفر ُٓو ْا أَن لَّن ي ُۡب‬ 

Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan bangkitkan. Katakanlah, "Bahkan demi Robb-ku,
kalian akan dibangkitkan".

Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu, manusia akan menyesal. Orang kafir akan menyesal karena
tidak beriman. Dan orang beriman menyesal karena tidak maksimal di dalam beramal di Dunia. Semoga
AllohSubhanahu wa Ta'ala memberikan kita dan orang-orang yang kita cintai, kemudahan dalam menghadapi hari
yang sangat besar ini
Halaqah yang ke-29 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Kejadian Yang Dahsyat Di Hari
Kiamat "

Pada hari kiamat setelah bangkitnya manusia dari kubur akan terjadi kejadian-kejadian dahsyat di alam semesta
yang kita lihat. Baik alam atas maupun alam bawah. Tidak ada yg mengetahui hakikat kedahsyatannya kecuali
Allah 'Azza wa Jalla.

Gunung yang sedemikian besar dan kokoh menancap di bumi akan dijalankan oleh Allah sehingga menjadi
fatamorgana dan dihancurkan menjadi berkeping-keping seperti tumpukan pasir yang berterbangan. Atau seperti
bulu yang dihamburkan. Lihat :

Surat Al-Waaqi'ah : 5-6


Surat Muzzammil : 14
Surat An-Naba' : 20
Surat At-Takwiir : 3
Surat Al-Qaari'ah : 5

Bumi yang sebelumnya tenang akan digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan dibentangkan. Kemudian
diganti sifatnya sehingga menjadi jelas, rata, tanpa gunung, tanpa lembah, tanpa pohon. Lihat:

Surat Thaaha : 105-107


Surat Al-Waaqi'ah : 4
Surat At-Takwir : 3
Surat Al-Zalzalah : 1

Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api. Lihat :

Surat Al-Infithaar : 3
Surat At-Takwiir : 6

Langit yang tujuh yang sangat tinggi dan sangat besar, yang Allah tinggikan tanpa tiang, pada hari itu akan
menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah, dan akan berubah warnanya menjadi warna merah seperti mawar.
Lihat :

Surat Al-Haaqqah : 16
Surat Al-Infithar : 1
Surat Al-Insyiqaq : 1
Surat Ar-Rahman : 37
Surat At-Thur : 9
Surat At-Takwiir : 11
Surat Al-Furqan : 25.

Matahari akan digulung dan lenyap cahayanya (Surat At-Takwiir : 1).

Bulan akan hilang cahayanya dan akan dikumpulkan dengan matahari (Surat Al-Qiyamah : 8-9).
Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,

‫الشمس والقمر مكوران يوم القيامة‬

Matahari dan bulan akan digulung pada hari kiamat (HR.Bukhari)

Bintang yang sedemikian banyaknya, akan berjatuhan dan lenyap cahayanya. Lihat :

Surat Al-Infithaar : 2
Surat At-Takwiir : 2

Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya ini terjadi diantara dua tiupan. Allahu a'lam, Allah yang
lebih mengetahui mana yang benar. Dan yang penting bagi kita semua, bahwasanya kita diperintahkan takut dan
supaya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi hari tersebut.
Halaqah yang ke-30 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan Manusia Ketika Melihat
Kedahsyatan Hari Kiamat "

Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga kehancuran alam semesta,
mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah. Seperti Laron atau anai-anai yang berhamburan. Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو‬
ُ
‫ َت َعالَى‬ berfirman

ِ ‫اش ۡٱلم َۡب ُثو‬


‫ث‬ ۡ
ِ َ‫ي َۡو َم َي ُكونُ ٱل َّناسُ ڪَٱل َفر‬ 

"Hari di mana manusia  seperti laron. yang berhamburan" (Al-Qari'ah : 4)

Manusia sangat takut. Seandainya ada ibu yang menyusui, niscaya dia akan lupa dengan anak yang dia susui.
Seandainya ada ibu yang sedang hamil, niscaya dia akan langsung melahirkan anaknya. Dan seandainya ada anak
kecil, niscaya dia akan menjadi tua. Semua itu adalah karena mereka sangat takut.

Manusia sempoyongan seperti mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Lihat:

Surat Al-Hajj : 1-2


Surat Al-Muzzammil : 17

Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat mereka cintai di dunia. Lari dari saudaranya, dari ibu dan
bapaknya, dari istri dan juga anak-anaknya, masing-masing memikirkan keselamatan dirinya sendiri.

Lihat Surat 'Abasa : 34-37

Kemudian terdengar seruan, mereka pun bersegera menuju penyeru tersebut. Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  berfirman 

‌ِۖ ‫) م ُّۡهطِ عِينَ إِلَى ٱلد‬٧( ‫ث َكأ َ َّنہُمۡ جَ رَ ا ۬ ٌد مُّن َتشِ ۬ ٌر‬
( ‫َّاع َيقُو ُل ۡٱل َك ٰـفِرُونَ ه َٰـ َذا ي َۡو ٌم عَسِ ۬ ٌر‬ ِ ‫) ُخ َّشعً ا أَ ۡبصَ ٰـ ُرهُمۡ ي َۡخ ُرجُونَ مِنَ ٱأۡل َ ۡجدَا‬٦( ‫َّاع إِلَ ٰى َش ۡى ۬ ٍء ُّنڪ ٍُر‬
ِ ‫ي َۡو َم ي َۡد ُع ٱلد‬
٨ 

"Pada hari di mana penyeru akan menyeru kepada sesuatu yang mengerikan. Pandangan-pandangan mereka
tertunduk hina, keluar dari kuburan seperti belalang yang bertebaran. Mereka datang dengan cepat kepada
penyeru tersebut, seraya berkata orang-orang kafir, "Ini adalah hari yang sangat sulit." (Al-Qamar : 6-8)
Adapun orang-orang yang beriman kepada hari akhir dan takut kedatangan hari tersebut, kemudian dia beramal
untuknya, maka Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  akan memberikan rasa aman di dalam menghadapi hari tersebut. Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو‬
ُ
‫ َت َعالَى‬ berfirman

َ‫م ٱلَّذِى ڪُن ُتمۡ ُتوعَ ُدون‬Iُ ‫ٕٮڪ َُة ه َٰـ َذا ي َۡو ُم ُك‬Iِِٕ ٓ‫ڪ َب ُر َو َت َتلَ َّق ٰٮ ُه ُم ۡٱل َملَ ٰـ‬
ۡ َ ‫اَل ي َۡح ُز ُن ُه ُم ۡٱل َف َز ُع ٱأۡل‬ 

"Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut malaikat yang berkata,
"Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian." (Al-Anbiya : 103)

Halaqah yang k-31 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian 1"

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia setelah
dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Allah 'Azza Wa Jalla. Setelah gunung dijalankan dan
Bumi dirubah oleh Allah menjadi dataran yang luas terbentang, tidak ada yang tinggi dan tidak
ada yang rendah. Tidak ada sesuatu yang merupakan penunjuk arah atau penunjuk jalan, seperti
bangunan, pohon dan lain-lain. Maka manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru
menuju padang Mahsyar dan dikumpulkan di sana.

Allahu A'lam apakah Bumi tersebut atau padang mahsyar tersebut adalah bumi kita sekarang
yang diubah sifatnya saja, atau diganti dengan bumi yang lain. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

ۡ ۡ ‌ُۖ ‫ض َوٱل َّس َم ٰـ َو‬


ِ ‫ٲت َو َب َر ُزو ْا هَّلِل ِ ٱل َوٲ ِح ِد ٱل َقه‬
‫َّار‬ ِ ‫ َي ۡو َم ُت َب َّد ُل ٱأۡل َ ۡرضُ َغ ۡي َر ٱأۡل َ ۡر‬ 
"Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain. Dan demikian pula langit dan
mereka semuanya di padang mahsyar berkumpul menghadap kepada Allah, Zat Yang Maha
Esa lagi Maha Menguasai segala sesuatu." (Ibrahim : 48)

Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,

َ ‫ص ِة َنقِيٍّ َقا َل َس ْه ٌل أَ ْو َغ ْي ُرهُ َلي‬


ُ‫ْس‬ َ ْ‫ْضا َء َع ْف َرا َء َكقُر‬ ٍ ْ‫حْ َشرُال َّناسُ َي ْو َم ْال ِق َيا َمة َِع َلى أَر‬
َ ‫ض َبي‬
‫ ِف ْي َها َمعْ َل ٌم أِل َ َح ٍد‬ 
Akan dikumpulkan manusia pada hari kiamat di atas bumi yang berwarna putih kemerahan,
seperti roti bundar pipih yang datar, yang terbuat dari gandum yang bersih, tidak ada tanda
bagi seseorang (HR. Bukhari dan Muslim).

Dikumpulkan manusia semuanya dari Nabi Adam sampai manusia yang terakhir. Dan tidak ada
seorangpun yang ketinggalan. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

‫ار َز ۬ ًة َو َح َش ۡر َن ٰـهُمۡ َف َلمۡ ُن َغاد ِۡر م ِۡنہُمۡ أَ َح ۬ ًدا‬ َ ‫ل َو َت َرى ٱأۡل َ ۡر‬Iَ ‫ َو َي ۡو َم ُن َس ِّي ُر ۡٱل ِج َبا‬ 
ِ ‫ض َب‬
"Dan pada hari di mana Kami akan jalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat Bumi
dalam keadaan nampak jelas dan Kami akan kumpulkan mereka semuanya, maka tidak ada di
antara mereka yang Kami tinggalkan."  (Al-Kahfi : 47)
Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan tidak berkhitan, manusia akan dikumpulkan.
Keadaan yang mencekam, menjadikan masing-masing sibuk memikirkan diri-sendiri dan tidak
memikirkan aurat orang lain. Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian adalah Nabi
Ibrahim 'Alaihissalam. (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah ‫ﷺ‬  mengabarkan bahwasanya wanita yang meratapi mayat dan dia


tidak bertobat sebelum matinya, maka akan memakai baju dari tembaga panas dan baju yang
berkudis atau yang terbuat dari kudis. (Hadits shahih riwayat Muslim).

Bahkan di padang mahsyar ini, akan dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan seluruh
hewan hewan. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman dalam Surat Al-An'am : 38 ketika menyebutkan
hewan hewan yang melata di bumi dan juga menyebutkan burung-burung, maka Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬ mengabarkan bahwasanya mereka akan dikumpulkan kepada Allah. Allah berfirman

َ ‫ ُث َّم إِ َل ٰى َرب ِِّہمۡ ي ُۡح َشر‬ 


‫ُون‬
Kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Robb mereka." (Al-An'am : 38)

Halaqah yang ke-32 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian yang ke 2"

Di padang Mahsyar akan didekatkan Matahari sejarak satu mil, sehingga manusia
mendapatkan kesusahan yang sangat. Mereka berkeringat sesuai dengan kadar amalannya,
yaitu kadar dosanya. Ada yang keringatnya sampai kedua mata kaki, dan ada sampai ke dua
lututnya, pinggangnya. Bahkan ada yang sampai mulutnya (Hadits Shahih Riwayat Muslim).

Salah seorang rawi Sulaim Ibnu 'Amir mengatakan,

Demi Allah saya tidak tahu apa yang Beliau ‫ﷺ‬ maksud dengan satu mil di sini.
Apakah jarak atau mil yang berarti alat pencelak mata. Dan Allah 'Azza Wa Jalla adalah Dzat
Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Di dalam waktu yang sangat lama, di Padang Mahsyar mereka menunggu hari keputusan. Satu
hari di sana seperti 50.000 tahun di dunia. Namun Allah 'Azza Wa Jalla akan meringankan hari
tersebut bagi orang-orang yang beriman. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman 

َ ‫ين أَ ۡل‬
‫ف َس َن ۬ ٍة‬ َ ‫ٕٮڪَ ُة َوٱلرُّ و ُح إِ َل ۡي ِه فِى َي ۡو ۬ ٍم َك‬Iِِٕ ٓ‫ َت ۡع ُر ُج ۡٱل َم َل ٰـ‬ 
َ ِ‫ان م ِۡق َدا ُرهُ ۥ َخ ۡمس‬
Para Malaikat dan Jibril akan naik kepada Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ pada waktu di mana satu hari di
sana seperti 50.000 tahun di dunia." (Al-Ma'arij : 4)

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan bahwasanya orang yang tidak
membayar zakat hartanya, dia akan tersiksa dengan hartanya tersebut sampai hari keputusan.
Disebutkan dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti 50.000 tahun di dunia.
Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,
َ ‫دَار ِنصْ فِ َي ْو ٍم ِمنْ َخ ْمسِ ي َْن أَ ْل‬
َ ِ‫ف َس َن ٍة َف ُي َهوِّ نُ َذل‬
‫ك‬ َ ‫َي ْو َم َيقُ ْو ُم ال َّناسُ ل َِربِّ ْال َعا َل ِمي َْن ِم ْق‬
َ ‫لى أَنْ َت ْغر‬
‫ُب‬ ِ ‫س ل ِْل ُغر ُْو‬
َ ِ‫ب إ‬ ِ ‫ َع َلى ْالم ُْؤم‬ 
ِ ْ‫ِن َك َتدَلِّي ال َّشم‬
Manusia akan berdiri untuk Allah Rabbul 'Alamin pada saat itu selama setengah hari dari
50.000 tahun di dunia. Dan akan diringankan bagi orang yang beriman. setengah hari
tersebut seperti waktu antara menjelang tenggelamnya matahari sampai tenggelamnya
matahari (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Hibban).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ﷺ‬ mengatakan,

َ ‫ص ًة أَ ْب‬
‫صا ُر ُه ْم‬ ِ ‫َيجْ َم ُع هللاُ األَ َّولِي َْن َواآلخ ِِري َْن لِ ِم ْي َقا‬
َ ‫ت َي ْو ٍم َمعْ لُ ْو ٍم ِق َيامًا أَرْ َب ِعي َْن َس َن ًة َشا ِخ‬
‫ء رواه ابن أبي الدنيا والطبراني‬Iِ ‫ضا‬ َ ‫الس َما ِء] َي ْن َتظِ ر ُْو َن َفصْ َل ْال َق‬َ ‫[إِ َلى‬
Allah akan mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan yang akhir pada waktu yang
diketahui. dalam keadaan berdiri selama 40 tahun, dalam keadaan tajam pandangan mereka
memandang ke langit menunggu waktu keputusan dari Allah 'Azza Wa Jalla (Hadits Shahih
Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabiir).

Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut, tergantung amalan seseorang di dunia.
Wallahu A'lamu Bisshawwab dan saat itulah manusia menyadari bahwa kehidupan di dunia
hanyalah sesaat saja. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

‫ِين َك َّذبُو ْا‬ ۬ ‫ش ُرهُمۡ َكأَن لَّمۡ ي ۡلب ُثو ْا إاَّل ساع‬
َ ‫ون َب ۡي َنہ ُۚمۡ‌ َق ۡد َخسِ َر ٱلَّذ‬
َ ُ‫ارف‬
َ ‫ار َي َت َع‬
ِ ‫ہ‬َ َّ
‫ن‬ ‫ٱل‬ ‫ِّن‬
َ ‫م‬ ً
‫ة‬ َ َ ِ ٓ َ َ ُ ‫َو َي ۡو َم َي ۡح‬
َ ‫ ِبلِ َقٓا ِء ٱهَّلل ِ َو َما َكا ُنو ْا م ُۡه َتد‬ 
‫ِين‬
"Dan pada hari di mana Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ akan mengumpulkan mereka. Mereka merasa
seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia kecuali sekejap saja di siang hari dan pada saat itu
mereka saling mengenal di antara mereka."  (Yunus : 45)

Halaqah yang ke-33 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Orang-orang
yang Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat"

Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ memuliakan sebagian
manusia dengan memberikannya teduhan yaitu berada di bawah bayangan 'Arsy Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬ Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

‫َس ْب َع ٌة يُظِ لُّ ُه ْم هَّللا ُ فِي ظِ لِّ ِه َي ْو َم اَل ظِ َّل إِاَّل ظِ لُّ ُه‬
Tujuh golongan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan teduhan kepada mereka
didalam teduhan-Nya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬.

Kemudian beliau ‫ﷺ‬ menyebutkan 7 golongan:


1. Pemimpin yang adil yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya sesuai dengan syariat Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬.

2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah.  Yaitu tidak menggunakan
masa mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu seperti kebanyakan pemuda.

3. Laki-laki yang hatinya bergantung dengan masjid, maksudnya sangat mencintai masjid,
diantaranya adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah bagi laki-laki.

4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ dan
berpisah karena Allah. Maksudnya bukan mencintai karena dunia atau karena kerabat semata
tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Allah.

5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan
kemudian laki-laki tersebut berkata "aku takut kepada Allah", maksudnya dia meninggalkan
perzinahan tersebut karena takut kepada Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬.

6. Seseorang yang bershadaqah kemudian menyembunyikan shadaqah tersebut sehingga


tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.  Maksudnya dia
menyembunyikan shadaqah tersebut sehingga jauh dari pandangan manusia dan pendengaran
mereka.

7. Seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendiri kemudian matanya meneteskan air
mata karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. (Hadits Shahih Riwayat Al-Bukhari no.
620 dan Muslim no. 1712).

Tujuh golongan diatas bukanlah pembatasan, di dalam hadits yang lain, Rasululllah
‫ ﷺ‬bersabda :

‫من أنظر معسرا أو وضع عنه أظله هللا في ظله‬


Barangsiapa yang memberikan tempo kepada orang yang kesusahan, (maksudnya adalah
seorang yang miskin yang kesulitan dalam membayar hutang) atau memaafkan
hutangnya (maksudnya sebagian atau seluruhnya) maka Allah akan memberikan ia
teduhan"  (HR Muslim).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ﷺ‬ bersabda:

Allah akan memberikan dia teduhan di bawah bayangan 'Arsy-Nya" (HR Tirmidzi dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'anhu).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ﷺ‬ bersabda :

‫ب َي ْو ِم‬ َ ‫س هللاُ َع ْن ُه ُكـرْ َب ًة ِمنْ ُك‬


ِ ‫ـر‬ ِ ‫ِن ُكـرْ َب ًة ِمنْ ُك َر‬
َ ‫ َنـ َّف‬، ‫ب ال ُّد ْن َيا‬ َ ‫َمنْ َنـ َّف‬
ٍ ‫س َعنْ م ُْؤم‬
‫ْال ِق َيا َم ِة‬
Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dari orang mukmin di dunia, maka Allah
akan menghilangkan satu kesusahan baginya di hari kiamat (HR. Muslim).

Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkan waktu dan potensi yang kita
miliki untuk bisa mengamalkan amalan-amalan diatas dan perbanyaklah menghilangkan
kesusahan orang lain. Semoga Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ memudahkan kita dan menghilangkan
kesusahan-kesusahan kita di hari kiamat.

Halaqah yang ke-34 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan Orang-
orang Yang Beriman dan Bertakwa di Hari Kiamat"

Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertakwa mereka di hari tersebut akan
mendapatkan rasa aman, tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari kiamat. Dan
mereka tidak bersedih yaitu dengan dunia yang telah mereka tinggalkan. Rasa aman ini
Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaan mereka. 

Barang siapa yang sempurna iman dan juga takwanya, maka dia akan mendapatkan rasa aman
yang sempurna. Dan barang siapa yang kurang iman dan juga takwanya maka akan berkurang
pula rasa aman yang akan dia dapatkan. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

َ ُ‫ڪا ُنو ْا َي َّتق‬


‫ون‬ َ ‫ِين َءا َم ُنو ْا َو‬ َ ‫) ٱلَّذ‬٦٢( ‫ون‬ َ ‫أَٓاَل إِنَّ أَ ۡولِ َيٓا َء ٱهَّلل ِ اَل َخ ۡوفٌ َع َل ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ َي ۡح َز ُن‬
‫ت ٱهَّلل ِۚ‌ َذٲل َِك ه َُو ۡٱل َف ۡو ُز‬
Iِ ‫) َل ُه ُم ۡٱلب ُۡش َر ٰى فِى ۡٱل َح َي ٰو ِة ٱل ُّد ۡن َيا َوفِى ٱأۡل َخ َِر ِۚ‌ة اَل َت ۡبدِي َل لِڪَلِ َم ٰـ‬٦٣(
٦٤( ‫ ۡٱل َعظِ ي ُم‬ 
"Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak
akan bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi merekalah kabar gembira
di dunia dan juga di akhirat." (Yunus : 62-64)

Allah ‫ ُس ْبحَ ا َن ُه َو َتعَ الَى‬ berfirman

َ ‫ك َل ُه ُم ٱأۡل َ ۡمنُ َوهُم م ُّۡه َت ُد‬


‫ون‬ َ ‫ٕٮ‬Iِِٕ ٓ‫ظ ۡل ٍم أ ُ ْو َل ٰـ‬
ُ ‫ِين َءا َم ُنو ْا َو َلمۡ َي ۡل ِبس ُٓو ْا إِي َم ٰـ َنهُم ِب‬
َ ‫ٱلَّذ‬ 
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzaliman,
yaitu dengan kesyirikan, merekalah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan dan
merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk." (Al-An'am : 82)

Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Allah dan takut adzab di hari
kiamat, maka Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat. Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬ berfirman menceritakan tentang ucapan orang-orang yang beriman 

ۡ‫) َف َو َق ٰٮ ُه ُم ٱهَّلل ُ َشرَّ َذٲل َِك ۡٱل َي ۡو ِم َو َل َّق ٰٮهُم‬١٠( ‫إِ َّنا َن َخافُ مِن رَّ ِّب َنا َي ۡومًا َعبُو ۬ ًسا َق ۡم َط ِر ۬يرً ا‬
١١( ‫ُورً ا‬ ۬ ‫ض َر ۬ ًة َو ُسر‬
ۡ ‫ َن‬ 
"Sesungguhnya kami takut dari Robb kami, pada hari di mana orang bermuka masam penuh
dengan kesulitan, maka Allah  ‫ ُس ْبحَ ا َن ُه َو َتعَ الَى‬ menjaga mereka dari kesusahan pada hari tersebut
dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan hati." (Al-Insan : 10-11)

Umat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬akan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
umat Nabi yang lain.

Wajah, tangan dan kaki mereka akan berwarna putih bekas wudhu mereka di dunia (HR.
Bukhari dan Muslim).

Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang lehernya di
hari kiamat  (HR. Muslim).

Ada yang mengatakan bahwa hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan keringat
dari pada yang lain.

Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan baik bagi dirinya, keluarganya
maupun orang-orang yang di bawah kekuasaannya, maka dia akan berada di atas mimbar
dari cahaya (HR. Muslim).

Semoga Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ menjadikan kita termasuk orang-orang yang mewujudkan iman dan
juga takwa. Beriman artinya membenarkan dan mempercayai dengan hati. Bertakwa artinya
mengamalkan kepercayaan tersebut dan keyakinan tersebu

Halaqah yang ke-35 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan Orang
Beriman Yang Berdosa Di Hari Kiamat"

Iman dan amal shaleh adalah sebab seseorang mendapatkan keamanan di hari kiamat.
Sebaliknya dosa-dosa dan maksiat bagi seorang mukmin akan menjadi sebab kesusahan di hari
kiamat. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

‫ت َسوا ًء‬ َ َّ‫ت أَنْ َنجْ َع َل ُه ْم َكال‬


ِ ‫ذين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّالِحا‬ َ َّ‫ب ال‬
ِ ‫ذين اجْ َت َرحُوا ال َّسيِّئا‬ َ ِ‫أَ ْم َحس‬
َ ‫ َمحْ يا ُه ْم َو َمما ُت ُه ْم سا َء ما َيحْ ُكم‬ 
‫ُون‬
"Apakah orang-orang yang melakukan dosa menyangka bahwasanya Kami akan menjadikan
mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh? Yaitu sama antara
kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka tersebut." (Al-
Jaatsiah : 21)

Orang yang tidak membayar zakat emas dan perak, maka akan diseterika dahi, lambung dan
punggung mereka dengan lempengan emas dan perak yang dipanaskan di Neraka Jahanam.
Orang yang memiliki Unta dan dia tidak membayar zakatnya, maka dia akan ditelentangkan di
tempat yang rata kemudian unta-unta tersebut akan menginjak-injaknya dan menggigitnya.
Orang yang memiliki sapi dan kambing kemudian dia tidak membayar zakatnya, maka hewan-
hewan tersebut akan menginjak-injaknya dan menanduknya, demikian dilakukan terhadap
mereka sampai hari keputusan (HR. Muslim).

Orang-orang yang meminta kepada orang lain bukan dengan alasan yang dibenarkan secara
syariat, tapi hanya karena ingin memperbanyak hartanya maka akan datang pada hari tersebut
dalam keadaan wajah tidak berdaging.

َ ‫ َح َّتى َيأْت َِي َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َلي‬،‫اس‬


‫ْس ِفيْ َوجْ ِه ِه م ُْز َع ُة َلحْ ٍم‬ َ ‫ َما َزا َل الرَّ ُج ُل َيسْ أ َ ُل ال َّن‬ 
Senantiasa seseorang meminta kepada manusia, sampai datang kepada hari kiamat dalam
keadaan tidak ada di wajahnya sepotong dagingpun (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan
Muslim).

Orang yang pernah melakukan ghulul yaitu mengambil sebagian harta rampasan perang secara
sembunyi-sembunyi, maka dia akan membawa harta tersebut pada hari kiamat. Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬ berfirman

ِ ‫ َو َمن َي ۡغلُ ۡل َي ۡأ‬ 


‌‫ت ِب َما َغ َّل َي ۡو َم ۡٱل ِق َي ٰـ َم ۚ ِة‬
"Dan barang siapa yang melakukan ghulul, maka dia akan membawa harta ghulul tersebut
pada hari kiamat."  (Ali-Imran : 161)

Orang yang berkhianat di dunia, maka akan diberikan bendera di hari kiamat. Kemudian
dikatakan ini adalah pengkhianatan fulan bin fulan (HR. Muslim).

Sehingga manusia saat itu di Padang Mahsyar mengetahui bahwasanya dia adalah seorang
pengkhianat. Dan masuk dalam makna pengkhianatan adalah pengkhianatan rakyat terhadap
penguasa yang sah dan pengkhianatan penguasa terhadap rakyatnya, dan juga pengkhianatan di
dalam perjanjian dan lain-lain. Semakin besar pengkhianatan seseorang, maka akan semakin
tinggi benderanya.

Orang-orang yang sombong di dunia, maka akan dikumpulkan di Padang Mahsyar sebesar
semut-semut kecil dalam bentuk manusia. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda yang artinya,

Akan dikumpulkan orang-orang yang sombong di hari kiamat sebesar semut-semut kecil
berbentuk manusia, mereka diselimuti kehinaan dari semua arah (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi).

Orang yang meludah ke arah kiblat, maka ludahnya akan berada di antara dua
matanya (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).

Demikianlah keadaan sebagian orang-orang yang beriman yang berdosa di Padang Mahsyar.
Dan barang siapa yang menutup aib seorang muslim di dunia, maka Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ akan
menutup aibnya di hari kiamat. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,
‫َو َمنْ َس َت َر مُسْ لِمًا َس َت َرهُ هَّللا ُ َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة‬
Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala akan
menutup aibnya di hari kiamat (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).

Halaqah yang ke-36 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Asy-Syafa'atul
Udzma (Syafaat Yang Paling Besar)"

Asy-Syafa'atul Udzma adalah syafaat yang dilakukan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬ untuk


para penduduk Padang Mahsyar. Yang isinya adalah permintaan kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala, supaya Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ menyegerakan hari keputusan. Dinamakan Asy-Syafa'atul
Udzma atau syafaat yang paling besar karena syafaat ini diperuntukkan bagi seluruh manusia,
yang mukmin maupun yang kafir.

Ketika sudah memuncak kesusahan di Padang Mahsyar, terik matahari, keringat yang
menggenang, waktu yang sangat lama dalam keadaan takut yang sangat menunggu hari
keputusan, maka manusia ingin disegerakan hari keputusan tersebut. Mereka mendatangi
orang-orang yang memiliki kedudukan mulia. Supaya memohon kepada Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ agar
menyegerakan hari keputusan. Dan membebaskan mereka dari kesusahan yang berkepanjangan
di Padang Mahsyar.

Pertama-tama, mereka mendatangi Nabi Adam 'Alaihissalam bapak mereka, manusia yang
pertama. Namun beliau enggan, meminta uzur dan merasa tidak berhak, karena beliau
'Alaihissalam pernah memaksiati Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ dengan memakan sesuatu yang dilarang.
Kemudian Nabi Adam 'Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Nuh, Rasul yang
pertama yang diutus kepada manusia.

Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah meminta kepada Allah sesuatu yang
tidak dibenarkan. Kemudian Nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi Nabi Ibrahim
'Alaihissalam, Kekasih Allah. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak, karena merasa
pernah berdusta. Kemudian Nabi Ibrahim 'Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi
Musa 'Alaihissalam, seorang Nabi yang pernah diajak bicara oleh Allah.

Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena pernah membunuh manusia tanpa
diperintah oleh Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬. Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi Nabi Isa
'Alaihissalam. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak, akhirnya Nabi 'Isa 'Alaihissalam
menyuruh manusia mendatangi Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Kemudian mereka
mengatakan,

،‫ك َو َما َتأ َ َّخ َر‬


َ ‫ك َما َت َق َّد َم ِمنْ َذ ْن ِب‬ َ ‫ت َرسُو ُل هَّللا ِ َو َخا َت ُم اأْل َ ْن ِب َيا ِء َو َغ َف َر هَّللا ُ َل‬َ ‫َيا م َُح َّم ُد أَ ْن‬
‫ِّك أَاَل َت َرى َما َنحْ نُ فِي ِه أَاَل َت َرى َما َق ْد َب َل َغ َنا‬ َ ‫ا ْش َفعْ َل َنا إِ َلى َرب‬ 
Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah, penutup para Nabi, Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ telah
mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Lakukanlah syafa'at, mintalah
kepada Rabb-mu untuk kami. Bukankah kamu telah melihat bagaimana keadaan kami?
Bukankah kamu melihat kesusahan kami?

Maka Beliau ‫ﷺ‬ menuju bawah 'Arsy Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ dan bersujud kepada
Allah, kemudian Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian kepada Allah
yang belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorangpun. Kemudian dikatakan kepada
Beliau ‫ﷺ‬,

‫ َفأَرْ َف ُع َر ْأسِ ي‬، ْ‫ك َس ْل ُتعْ َطهْ ا ْش َفعْ ُت َش َّفع‬


َ ‫ َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َر ْأ َس‬ 
Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah maka kamu akan diberi, lakukanlah
syafaat, maka kamu akan dikabulkan syafaatmu (HR. Bukhari dan Muslim).

Inilah yang dimaksud dengan Maqomun Mahmud, yaitu kedudukan yang dipuji. Di mana
beliau ‫ ﷺ‬akan dipuji oleh seluruh manusia yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala
janjikan untuk beliau ‫ ﷺ‬sebagaimana di dalam Al-Quran

Halaqah yang ke-36 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Asy-Syafa'atul
Udzma (Syafaat Yang Paling Besar)"

Asy-Syafa'atul Udzma adalah syafaat yang dilakukan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬ untuk


para penduduk Padang Mahsyar. Yang isinya adalah permintaan kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala, supaya Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ menyegerakan hari keputusan. Dinamakan Asy-Syafa'atul
Udzma atau syafaat yang paling besar karena syafaat ini diperuntukkan bagi seluruh manusia,
yang mukmin maupun yang kafir.

Ketika sudah memuncak kesusahan di Padang Mahsyar, terik matahari, keringat yang
menggenang, waktu yang sangat lama dalam keadaan takut yang sangat menunggu hari
keputusan, maka manusia ingin disegerakan hari keputusan tersebut. Mereka mendatangi
orang-orang yang memiliki kedudukan mulia. Supaya memohon kepada Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ agar
menyegerakan hari keputusan. Dan membebaskan mereka dari kesusahan yang berkepanjangan
di Padang Mahsyar.

Pertama-tama, mereka mendatangi Nabi Adam 'Alaihissalam bapak mereka, manusia yang
pertama. Namun beliau enggan, meminta uzur dan merasa tidak berhak, karena beliau
'Alaihissalam pernah memaksiati Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ dengan memakan sesuatu yang dilarang.
Kemudian Nabi Adam 'Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Nuh, Rasul yang
pertama yang diutus kepada manusia.

Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah meminta kepada Allah sesuatu yang
tidak dibenarkan. Kemudian Nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi Nabi Ibrahim
'Alaihissalam, Kekasih Allah. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak, karena merasa
pernah berdusta. Kemudian Nabi Ibrahim 'Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi
Musa 'Alaihissalam, seorang Nabi yang pernah diajak bicara oleh Allah.
Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena pernah membunuh manusia tanpa
diperintah oleh Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬. Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi Nabi Isa
'Alaihissalam. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak, akhirnya Nabi 'Isa 'Alaihissalam
menyuruh manusia mendatangi Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Kemudian mereka
mengatakan,

،‫ك َو َما َتأ َ َّخ َر‬


َ ‫ك َما َت َق َّد َم ِمنْ َذ ْن ِب‬ َ ‫ت َرسُو ُل هَّللا ِ َو َخا َت ُم اأْل َ ْن ِب َيا ِء َو َغ َف َر هَّللا ُ َل‬َ ‫َيا م َُح َّم ُد أَ ْن‬
‫ِّك أَاَل َت َرى َما َنحْ نُ فِي ِه أَاَل َت َرى َما َق ْد َب َل َغ َنا‬ َ ‫ا ْش َفعْ َل َنا إِ َلى َرب‬ 
Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah, penutup para Nabi, Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ telah
mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Lakukanlah syafa'at, mintalah
kepada Rabb-mu untuk kami. Bukankah kamu telah melihat bagaimana keadaan kami?
Bukankah kamu melihat kesusahan kami?

Maka Beliau ‫ﷺ‬ menuju bawah 'Arsy Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ dan bersujud kepada
Allah, kemudian Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian kepada Allah
yang belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorangpun. Kemudian dikatakan kepada
Beliau ‫ﷺ‬,

‫ َفأَرْ َف ُع َر ْأسِ ي‬، ْ‫ك َس ْل ُتعْ َطهْ ا ْش َفعْ ُت َش َّفع‬


َ ‫ َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َر ْأ َس‬ 
Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah maka kamu akan diberi, lakukanlah
syafaat, maka kamu akan dikabulkan syafaatmu (HR. Bukhari dan Muslim).

Inilah yang dimaksud dengan Maqomun Mahmud, yaitu kedudukan yang dipuji. Di mana
beliau ‫ ﷺ‬akan dipuji oleh seluruh manusia yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala
janjikan untuk beliau ‫ ﷺ‬sebagaimana di dalam Al-Quran

Halaqah yang ke-38 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Manusia Ketika Datangnya Allah "

Kedatangan Allah ‫ َت َعالَى‬ di hari tersebut adalah kejadian yang sangat besar bagi semua makhluk.
Allah ‫ َت َعالَى‬ yg telah menciptakan mereka supaya beribadah kepada-Nya semata, mengutus para
Rasul supaya ditaati, menurunkan kitab supaya diamalkan, memberikan kenikmatan supaya
digunakan dengan baik, akan datang untuk menanyakan itu semua dan menghitung amalan-
amalan mereka.

Semua manusia merasa takut atas apa yang mereka lakukan di dunia, orang yang kafir akan
takut atas kekafirannya kepada Allah ‫ َت َع الَى‬ dan orang yang beriman akan takut atas
kemaksiatannya kepada Allah Ta'ala dan amalannya yang penuh dengan kekurangan. Dan akan
didatangkan jahannam yg akan semakin menambah rasa takut manusia. Rasulullah
‫ﷺ‬ bersabda,

‫يؤتي بجهنم يومئذ لها سبعون ألف زمام مع كل زمام سبعون ألف ملك يجرونها‬
Akan didatangkan Jahannam pada hari tersebut. Jahannam tersebut memiliki 70.000 tali
pengikat. Pada setiap tali pengikat ada 70.000 malaikat yg akan menyeretnya (HR. Muslim).

Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬


ُ  berfirman 
۬ ًّ ۬ ۬ ۬
‫) َو ِجاْ ٓى َء‬٢٢( ‫ص ًّفا‬ َ ‫صفا‬ َ ‫ك‬ َ ‫) َو َجٓا َء َر ُّب‬٢١( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ دَ ًّكا َد ًّكا‬
ُ ‫ك َو ۡٱل َم َل‬ ِ ‫َكٓاَّل إِ َذا ُد َّك‬
ُ ‫) َيقُو ُل َي ٰـ َل ۡي َتنِى َق َّد ۡم‬٢٣( ‫ٱلذ ۡك َر ٰى‬
‫ت‬ ِّ ‫نس ٰـنُ َوأَ َّن ٰى َل ُه‬ َّ ‫ٕٮ ۬ ٍذ َي َت َذ‬Iِِٕ ‫ٕٮ ۭ ِذ ِب َج َه َّن َۚ‌م َي ۡو َم‬Iِِٕ ‫َي ۡو َم‬
َ ِ ‫ڪ ُر ٱإۡل‬
‫ف‬ َ )٢٤( ‫ل َِح َياتِى‬ 
"Sekali-kali tidak, apabila bumi digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan datang
Rabbmu dan malaikat dengan berbaris dan didatangkan pada hari tersebut jahannam. Pada
hari tersebut manusia akan sadar dan apa manfaat kesadaran pada hari tersebut, dia
mengatakan "Seandainya aku beramal untuk kehidupanku ini". (Al-Fajr : 21-24)

Dan akan dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir. Allah
Ta'ala berfirman

َ ُ‫ٕٮ ۬ ٍذ َي َت َفرَّ ق‬Iِِٕ ‫ َو َي ۡو َم َتقُو ُم ٱلسَّا َع ُة َي ۡو َم‬ 


‫ون‬
"Dan ketika datang hari kiamat pada hari tersebut mereka akan saling berpisah." (Ar-Rum :
14)

Masing-masing umat akan duduk di atas lututnya karena rasa takut kepada Allah ‫ ْب َحانَهُ َو‬8‫س‬
ُ
‫تَ َعالَى‬ pada hari tersebut. Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ
ۚ۬
َ ُ‫ َو َت َر ٰى ُك َّل أ ُ َّم ۬ ٍة َجا ِث َي ً‌ة ُك ُّل أ ُ َّم ۬ ٍة ُت ۡد َع ٰ ٓى إِ َل ٰى ِك َت ٰـ ِب َہا ۡٱل َي ۡو َم ُت ۡج َز ۡو َن َما ُكن ُتمۡ َت ۡع َمل‬ 
‫ون‬
"Dan kamu akan melihat setiap umat akan duduk di atas lututnya dengan gelisah. Setiap umat
akan dipanggil kepada kitab amalannya dan dikatakan kepada mereka hari ini akan dibalas
amalan kalian." (Al-Jatsiyah : 28)

Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda :

‫ان َي ْو ُم ْال ِق َيا َم ِة َي ْن ِز ُل إِ َلى ْال ِع َبا ِد لِ َي ْقضِ َي َب ْي َن ُه ْم َو ُك ُّل أ ُ َّم ٍة‬
َ ‫ك َو َت َعا َلى إِ َذا َك‬ َ ‫إِنَّ هَّللا َ َت َب‬
َ ‫ار‬
‫جا ِث َي ٌة‬ 
َ
Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta'ala apabila datang hari kiamat, akan turun kepada
hamba-hamba untuk memutuskan di antara mereka dan masing-masing umat akan duduk
diatas lututnya dengan gelisah (HR. Tirmidzi).

Halaqah yang ke-39 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang "Keadilan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ketika Hisab Bagian yang pertama "
Yang dimaksud dengan hisab adalah perhitungan Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ terhadap amalan para
hamba di dunia. Hisab Allah adalah hisab yang sangat sempurna keadilannya. Tidak ada
kedzaliman sedikitpun. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

‌‫إِنَّ ٱهَّلل َ اَل َي ۡظلِ ُم م ِۡث َقا َل َذرَّ ۬ۖ ٍة‬ 


"Sesungguhnya Allah tidak akan mendzalimi meskipun sebesar Zarrah sekalipun." (An-Nisa :
40)

Dan yang dimaksud dengan Zarrah adalah bagian yang paling kecil dari sebuah benda atau
yang dinamakan dengan atom. Bahkan rahmat dan kelebihan karunia serta anugerah yang
Allah berikan kepada para hamba adalah sangat banyak. Seandainya Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َع الَى‬ mengadzab semua mahluk, maka bukanlah hal itu sebuah kedzaliman. Dan seandainya
Allah merahmati, niscaya rahmat Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ lebih baik dari pada amalan mereka (Hadits
Shahih Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah).

Yang demikian karena Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ adalah Pencipta mereka, Raja yang memiliki kerajaan,
semua mahluk adalah milik-Nya dan dalam kerajaan-Nya. Dan Dia melakukan apa saja yang
Dia kehendaki di dalam Kerajaan-Nya. Di antara yang menunjukkan Keadilan Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫َت َعالَى‬

Pertama,

Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ telah memfitrahkan di dalam hati semua manusia bahwa Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬ adalah Rabb mereka dan mereka mengakui bahkan sebelum mereka dilahirkan. Lihat Surat
Al-A'raf : 172.

Kedua,

diantara hal yang menunjukkan keadilan Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬, Bahwasanya Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ telah
mengutus para Rasul, para Utusan kepada manusia yang telah mengingatkan mereka dengan
fitrah ini. Dan mengajak mereka untuk beriman kepada hari akhir. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman 

ً ‫ان ٱهَّلل ُ َع ِز‬ ۢ ۬ ‫رُّ ُس‬


‫يزا‬ ‌ِۚ ‫اس َع َلى ٱهَّلل ِ حُجَّ ُة َب ۡعدَ ٱلرُّ س‬
َ ‫ُل َو َك‬ ِ ‫ن‬َّ ‫ِل‬ ‫ل‬ ‫ون‬
َ ‫ك‬ُ ‫ي‬
َ ‫اَّل‬‫ئ‬َ ِ ‫ل‬ ‫ين‬
َ ‫ِر‬
ِ ‫ذ‬ ‫ُن‬
‫م‬ ‫و‬
َ ‫ين‬
َ ‫ر‬
ِ ِّ
‫ش‬ ‫ب‬
َ ‫م‬
ُّ ً ‫ال‬
‫حكِي ۬ ًما‬ َ
"Para Rasul yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan
supaya tidak ada hujjah bagi manusia atas Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ setelah kedatangan para Rasul.
Dan sesungguhnya Allah  ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬ adalah Zat Yang Maha Perkasa dan Maha
Bijaksana." (An-Nisa : 165)

3. diantara hal yang menunjukkan keadilan Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬, Bahwasanya Allah ‫ُس ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬ telah menugaskan para Malaikat untuk mencatat seluruh amalan manusia. Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو‬ ُ
‫ َت َعالَى‬ berfirman
َ ُ‫ُون َما َت ۡف َعل‬
١٢( ‫ون‬ َ ‫) ك َِرا ۬ ًما َك ٰـت ِِب‬١٠( ‫ين‬
َ ‫) َي ۡع َلم‬١١( ‫ين‬ َ ِ‫ َوإِنَّ َع َل ۡي ُكمۡ َل َح ٰـفِظ‬ 
"Dan sesungguhnya pada diri kalian ada Malaikat-Malaikat yang menjaga atau mengawasi
yang mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian kerjakan." (Al-Infithar : 10-12)

Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang " Keadilan Allah
Ketika Hisab Bagian yang ke 2"

Di antara keadilan Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ ketika hisab,

Yang keempat, 

bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun
yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َع الَى‬. Tidak ada manusia yang di
dzolimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak dia lakukan.
Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

٨( ‫) َو َمن َي ۡع َم ۡل م ِۡث َقا َل َذرَّ ۬ ٍة َش ۬ ًّرا َي َرهُ ۥ‬٧( ‫ َف َمن َي ۡع َم ۡل م ِۡث َقا َل َذرَّ ٍة َخ ۡي ۬رً ا َي َرهُ ۥ‬ 
Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan seberat atom sekalipun dia akan melihatnya.
Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat atom sekalipun akan
melihatnya.  (Az-Zalzalah : 7-8)

Yang kelima, 

Di antara keadilan Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ ketika hisab, bahwasanya seseorang tidak akan memikul
dosa orang lain. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman 

‌‫از َر ۬ةٌ ِو ۡز َر أ ُ ۡخ َر ٰۚى‬


ِ ‫ َواَل َت ِز ُر َو‬ 
"Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain." (Al-An'am : 164)

Kecuali apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya dalam kesesatan orang tersebut. Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,

َ ِ‫اإل َث ِم م ِْث ُل آ َث ِام َمنْ َت ِب َع ُه الَ َي ْنقُصُ َذل‬


‫ك ِمنْ آ َثام ِِه ْم‬ ِ ‫ان َع َل ْي ِه م َِن‬
َ ‫ضالَ َل ٍة َك‬
َ ‫َو َمنْ َد َعا إِ َلى‬
‫ َش ْي ًئا‬ 
Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya. Tidak berkurang dari dosa mereka sedikitpun (HR. Muslim).

Yang keenam, 
Di antara keadilan Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬, masing-masing kita akan dipersilahkan melihat sendiri isi
kitabnya. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman 

‫ك ۡٱل َي ۡو َم‬ َ ‫) ۡٱق َر ۡأ ِك َت ٰـ َب‬١٣( ‫شورً ا‬


َ ِ‫ك َك َف ٰى ِب َن ۡفس‬ ُ ‫ڪ َت ٰـ ۬ ًبا َي ۡل َق ٰٮ ُه َمن‬
ِ ‫َو ُن ۡخ ِر ُج َل ُه ۥ َي ۡو َم ۡٱل ِق َي ٰـ َم ِة‬
‫) َّم‬١٤( ‫ك َحسِ ي ۬ ًبا‬ َ ‫ َع َل ۡي‬ 
"Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab dalam keadaan terbuka.
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri." (Al-Isra' :
13-14)

Yang ketujuh, 

Di antara keadilan Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬,  Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ akan mendatangkan para saksi supaya
tidak ada alasan bagi manusia. Didatangkan para Rasul yang akan bersaksi atas umatnya,
bahwasanya mereka sudah menyampaikan. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman 

‫ك َع َل ٰى َه ٰـٓؤُ ٓاَل ِء َش ِہي ۬ ًدا‬


َ ‫ف إِ َذا ِج ۡئ َنا مِن ُك ِّل أ ُ َّم ۭ ِة ِب َش ِهي ۬ ٍد َو ِج ۡئ َنا ِب‬
َ ‫ َف َك ۡي‬ 
"Maka bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan Kami akan
datangkan dirimu sebagai saksi atas mereka." ( An-Nisa : 41)

Malaikat akan menjadi saksi. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman 

‫ٕٮ ۬ ٌق َو َش ِہي ۬ ٌد‬Iِِٕ ‫س م ََّع َها َسٓا‬


ٍ ۬ ‫ َو َجٓا َء ۡت ُك ُّل َن ۡف‬ 
"Dan akan datang setiap jiwa bersamanya para Malaikat yang menuntun dan Malaikat yang
menjadi saksi."  (Surat Qaaf : 21)

Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat. Allah ‫ ُس ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ berfirman

َ ‫ِيہمۡ َو َت ۡش َہ ُد أَ ۡر ُجلُهُم ِب َما َكا ُنو ْا َي ۡكسِ ب‬ َ ِّ َۡ ٓ ۡ ۡ


‫ُون‬ ِ ‫ٱل َي ۡو َم َنخ ِت ُم َع َل ٰى أف َوٲه ِِهمۡ َو ُت َكل ُم َنٓا أ ۡيد‬ 
"Pada hari ini akan Kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan
berbicara dengan Kami. Dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang telah mereka
lakukan" (Yaasin : 65)

Anda mungkin juga menyukai