TAHSIN
A. Keutamaan
Membaca Al
Quran
Membaca Al-Qur’an Adalah Perniagaan Yang
Menguntungkan
الذين ءاتيناهم الكتاب يتلونه حق تالوته أولئك يومنون به ومن يكفر به
فألئك هم الخاسرون
إقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل فى:يقال لصاحب القرآن يوم القيامة
الدنيا فإن منزلتك فى الحنة عند آخر آية تقرأها
: َق اَل َرُس وُل ِهللا َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم: َق اَل، َع ِن اْلَبَراِء َرِض َي ُهَّللا َع ْن ُه
َف ِإَّن الَّص ْو َت اْلَحَس َن َيِزيُد اْلُق ْر آَن ُحْس ًنا، َزِّيُنوا اْلُق ْر آَن ِبَأْص َو اِتُكْم
Status Hadits
Syaikh Al-Albani menilai hadits tersebut shahih. Sanadnya
jayyid (bagus), sesuai syarat Muslim (Al-Albani, Silsilat al-
Ahadis al-Shahihah, II/270). Husain Sulaim Asad juga
menilai hadits tersebut shahih (Al-Darimi, Sunan al-Darimi,
ed. Fawaz Ahmad Zamrali, II/565).
Kandungan Hadist
Hadits tersebut mengandung perintah agar kita membaca
Alquran dengan cara yang baik dan indah. Dalam hal ini
selain memperhatikan kaidah membacanya berdasarkan
ilmu tajwid, juga dibaca dengan suara yang bagus, indah,
dan merdu.
اَّلِذيَن آَتْي َناُه ُم اْلِكَتاَب َيْت ُلوَنُه َحَّق ِتاَل َو ِتِه ُأوَلِئَك ُيْؤ ِم ُنوَن ِبِه َوَم ْن َيْكُف ْر ِبِه
َف ُأوَلِئَك ُه ُم اْلَخاِس ُرون
َع ْن َأِبي ُه َرْيَرَة َق اَل َق اَل َرُس وُل ِهللا َص ىَّل ُهللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َلْي َس ِم َّنا َم ْن
َلْم َيَت َغ َّن ِباْلُق ْر آِن َو َزاَد َغ ْي ُرُه َيْجَه ُر ِبِه
َو اَألْخ ُذ ِبالَّتْجِو يِد َحْت ٌم َالِزٌم َم ْن َلْم ُيَجّو ِد اْلُق َرآَن آِثٌم َألَّنُه ِبِه اِإلَلُه َأْنَزَال َو َه َكَذ ا
ِم ْن ُه ِإَلْي َنا َو َص َال
Fadhilahnya
Membaca Alquran memang harus dengan cara yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah tajwid, kemudian dengan
suara yang jelas atau keras agar dapat didengar, dan juga
dengan suara yang indah dan berirama sehingga dapat
dinikmati oleh siapa pun yang mendengarkannya. Adapun
faedah dan manfaat bagi orang yang membaca Alquran
dengan baik dan benar, antara lain, sebagaimana
disabdakan Nabi SAW:
َع ْن َع ْب ِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍرو َع ْن الَّنِبِّي َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َق اَل ُيَق اُل
ِلَص اِح ِب اْلُق ْر آِن اْق َرْأ َو اْر َتِق َوَرِّتْل َك َم ا ُكْنَت ُتَرِّتُل ِفي الُّد ْنَي ا َف ِإَّن َم ْن ِزَلَت َك
ِع ْنَد آِخ ِر آَيٍة َتْق َرُأ ِبَه ا
َع ْن َع ْب ِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍرو َأَّنُه َق اَل َيا َرُس وَل ِهَّللا ِفى َك ْم َأْق َرُأ اْلُق ْر آَن َق اَل – ِفى
َش ْه ٍر
Pertama
Setiap pembelajar Al-Quran harus menyempurnakan
harakat atau baris huruf hijaiyyah, dalam bahasa arab
disebut Itmam al-harakah. Dengan kategorinya adalah:
Ketiga
Memperbaiki sifat-sifat huruf. Ini dilakukan dengan cara:
Memperhatikan dan mempelajari makna dari setiap sifat
huruf; tebal, tipis, rakhawah, syiddah, isti'la, istifal, dll.
Membiasakan untuk menerapkan setiap sifat pada
masing-masing huruf dengan sempurna.
Membedakan setiap huruf yang memiliki kedekatan
pada sifat seperti zaii ()ز, sin ( )سdan shad ( )صyang
sama-sama memiliki sifat ash-shafir.
Membiasakan untuk membaca dan memberikan hak
semua huruf dengan sempurna, serta tidak tertukar dan
terbolak-balik seperti dzal ( )ذdan dha ( )ظkarena kedua
huruf ini berdekatan pada makhraj tetapi berbeda pada
sifat-sifatnya.
Memperhatikan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis) pada
setiap huruf, karena tafkhim dan tarqiq dapat
mempengaruhi makna.
Mempelajari sifat-sifat tazyiniyah (penyempurnaan sifat-
sifat huruf).
Keempat
Mempelajari setiap mad dalam Al-Quran. Ini biasanya
dijalani dengan model berikut:
Memahami dan mempelajari makna dan pembagian
mad.
Mengetahui ukuran panjang setiap mad.
Bisa membedakan cara membaca jika dua mad bertemu
dalam satu waktu.
Kelima
Mempelajari hukum-hukum tajwid secara umum seperti
izdhar, ikhfa, idgham iqlab, dll.
Mempelajari dan memahami setiap hukum dengan baik
dan benar.
Mengetahui makna setiap hukum dengan sempurna.
Membiasakan untuk membaca dengan menerapkan
setiap hukum sesuai dengan kaidah masing-masing.
Keenam
Mempelajari azminatul ghunan (masa atau ukuran
panjang dengung). Dan juga memperhatikan hal-hal berikut:
Setiap ghunnah (dengung) masa atau ukuran
panjangnya tidak sama.
Ada ghunnah akmal (paling panjang atau sangat
sempurna), kaamil (sempurna atau lebih pendek dari
akmal), naaqish (kurang sempurna atau lebih pendek
dari kaamil), anqash (sangat tidak sempurna atau lebih
pendek dari naaqish0.
Biasakan membaca dengan membedakan ukuran
dengung setiap hukum, ukuran dengung pada ikhfa
yang berbeda dengan ukuran dengung pada idgham, dll.
Ketujuh
Mempelajari dan memahami waqaf (tempat berhenti) dan
ibtida' tempat memulai kembali). Prosesnya adalah:
Memperhatikan macam-macam waqaf dan ibtida'.
fokus bagaimana cara berhenti dan memulai bacaan
dengan baik dan benar sebagaimana diajarkan oleh
para ulama. Karena kalau berhenti atau mulai
sembarangan terkadang bisa mengubah arti dari Al-
Quran.
Kedelapan
Memperhatikan adab-adab dalam membaca Al-Quran.
Kita juga perlu mengetahui dan memperhatikan adab-
adab membaca Al-Quran, seperti memperkecil atau
menurunkan suara ketika ada kalimat-kalimat untuk
Allah swt misalnya pada kalimat :
َق اُلوا اَّتَخَذ ُهَّللا َو َلًدا ۗ ُس ْب َحاَنُه
Mengetahui bagaimana caranya memulai bacaan jika
tiba-tiba berhenti baik, sengaja atau tidak, apakah
dimulai dengan bismillah lagi atau langsung diteruskan.
Memperhatikan adab-adab diluar bacaan seperti
bersuci, menghadap kiblat, dll.
Kesembilan
Belajar dengan bertalaqqi (membaca langsung di depan
syaikh atau guru yang mahir dalam Al-Quran).
ﺀ
yaitu Lam alif, hamzah, alif masyuroh dan ta’ marbuthah.
Hamzah ()ﺀ
Huruf nya berdiri sendiri, bisa berada di atas maupun di
bawah huruf alif, dapat berada di atas huruf wawu juga,
dapat berada di atas huruf ya tetapi ya tanpa titik.
Ta Marbuthah ()ﺓ
Huruf ta marbuthah hanya mucul pada akhir kata. Dan jika
membaca sebuah kalimat lalu berhenti pada huruf ta
marbuthah maka cara membacanya seperti haa. Namun jika
membacanya tidak berhenti pada huruf ta marbuthah maka
cara membacanya tetap seperti huruf taa.
Dalam mengenal apa itu huruf hijaiyah. Kita juga harus tahu
bagaimana cara membaca huruf hijaiyah serta makhrojul
huruf nya. Apa itu Makhrojul Huruf? Makhrojul Huruf ialah
tempat keluarnya huruf pada saat melafalkan huruf Alqur’an.
Karena jika kita tidak tau apa itu makhorijul huruf, ketika kita
salah melafalkan huruf hijaiyah saat membaca al quran, hal
itu akan menimbulkan arti baru. Maka mempelajari
Makhorijul Huruf sangatlah penting karena ini menjadi dasar
untuk melafadzkan huruf hijaiyah dengan benar.
Ghunnah
Ghunnah artinya mendengung. Hal ini berarti bahwa setiap
ada huruf Nun atau Mim yang bertasydid maka hukum
bacaannya dinamakan Ghunnah.
Contoh:
ِا َّنَم ا َفَلَّم ا ِا َّن ُثَّم
HUKUM NUN
SUKUN/TANWIN
Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam
lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum Nun sukun
atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:
1. Idghom Bighunnah
Idghom : memasukkan
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf,
antara lain: ي ن م وatau biasa di singkat dengan bunyi َيْن ُم ْو
Contoh:
ن- َفَلْن َِّنزْيَد ُكْم ( ْن ) ي- ) َم ْن َيُق ْو ُل ( ْن
و- ِم ْن َّوَراِئِه ْم ( ْن )) َف ْت ًحا ُم ِبْي ًنا ( ً_ – م
2. Idghom Bilaghunnah
Idghom : memasukkan
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf,
antara lain: لdan ر
Contoh:
َغ ُف ْو ٌرَرِح ْي ٌم ( ٌ_ – ر ) ل- )ِم ْن َلُد ْنَك ( ْن
3. Iqlab
Iqlab berarti:
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu
dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ب
Contoh:
َع َو ا ٌن َبْي َن ( ٌ_ – ب ) )َم ْن َبِخ َل ( ْن – ب
4. Ikhfa’
Contoh:
َاْنَجْي َنا ُكْم ( ْن – ج )َم اًء َثَجا ًجا ( ً_ – ث ) ) ِم ْن َتْحِت َه ا ( ْن – ت
َيْو َم ِئٍذ ُزْر ًق ا ( ٍ – ز )َم ْن َذ اَّلِذ ْي ( ْن – ذ )) ِقْن َو اٌن َداِنَي ٍة ( ٌ_ – د
)ِاَّن ْاِال ْنَس ا َن ( ْن – س ) َع َذ ا ٌب َش ِد ْيٌد ( ٌ_ – ش) َق ْو ًم ا َص ا ِلِح ْي َن ( ً_ – ص
َع ْن ُظ ُه ْو ِرِه ْم ( ْن – ظ )َوَم ا َيْنِط ُق ( ْن – ط ))ُم ْس ِف َر ٌة َض ا ِح َكٌة ( ٌ_ – ض
َم ْن َك ا َن َيْرُجْو ا ( ْن – ك )ِرْز ًق ا َق ا ُلْو ا ( ً_ – ق ))ُع ْم ٌي َف ُه ْم ( ٌ_ – ف
HUKUM MIM SUKUN
Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
2. Ikhfa’ Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba’
Contoh:
) َتْر ِم ْي ِه ْم ِبِح َجاَرٍة ( ْم – ب
3. Idzhar Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyyah selain Mim dan Ba’
Contoh:
َاْم َلْم ُتْن ِد ْر ُه ْم ( ْم – ت ) ) ُه ْم َنا ِئُم ْو َن ( ْم – ن
…… الخ..
HUKUM IDGHOM
Hukum Idghom dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
1. Idghom Mutamatsilain
Artinya: jika ada huruf yang sama, yang pertama sukun dan
yang kedua hidup.
Contoh:
) ِاْض ِر ْب ِبَع َص ا َك ( ْب – ِب
2. Idghom Mutajanisain
Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu
THA, THA sukun bertemu TA, TA sukun bertemu DAL, DAL
sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL sukun
bertemu ZHA.
Contoh:
( د ) َاْثَق َلْت- ( ْت ت ) َلِئْن َبَس ْط َت- ( ْط ٌ ط ) َق اَلْت َط ا ِئَف ة- ْت
َد َع َو ا
( ظ ) ِاْذ َظ َلُم ْو ا- ( ْذ ر ) ُق ْل َرِّب- ( ْل ت ) َق ْد َتَبَّيَن-ْد
3. Idghom Mutaqorribain
Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu
DZAL, QAF sukun bertemu KAF, BA sukun bertemu MIM.
Contoh:
( م ) يُبَنَّي اْر- ( ْب ك ) َاَلْم َنْخُلْق ُكْم- ( ْق ذ ) َيْلَه ْث ذ ِلَك- ْث
َك ْب َم َع َنا
QALQALAH
Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara
lain:
ق ط ب ج دbiasa disingkat dengan bunyi َق ْط ُب َجٍّد
Contoh:
َيْد ُخُل-د َيْجَع ُل-ج َيْب َخُل-ب َيْق ُأ-ق
َيْط َه ُر-ط َر
1. Qalqalah Sughra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya asli, sebagaimana
contoh diatas.
2. Qalqalah Kubra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf.
Contoh:
َخَلَقdibaca َاَحٌد َخَلْقdibaca َاَحْد
LAFADZ ALLAH
Hukum lafadz Allah dibagi dua, yaitu:
1. Dibaca tafkhim, jika lafadz Allah didahului harakat fathah
atau dhummah.
Contoh:
َنْص ُر ِهللا َو ُهللا
IDZHAR WAJIB
Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin
bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat. Cara
membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-Qur’an
bacaan Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:
ِق ْن َو اٌن ِص ْن َو اٌن ُبْن َي اٌن َالُّد ْنَي ا
HUKUM RA’
Hukum Ro’ ada dua:
Contoh:
a) ُخْس ٍر ٍر ِرْجٌس-ِر
b) _ِ َف َكِّبْر ْر ِف ْر َع ْو َن
c) _َِ َبِص ْي ٍر ي ُِ ر ٌٍ َخْي ٌر
HUKUM MAD
Hukum Mad dibagi dua:
A. Mad Thabii
Yang dinamakan dengan mad Thabi’i, adalah: jika fathah
diikuti ALIF, kasrah diikuti YA, dhummah diikuti WAWU.
Panjang bacaannya: satu alif (dua harakat)
Contoh:
َدا – ِد ْي – ُد ْو ُنْو ِح ْي َه ا
B. Mad Far’i
Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:
5. Mad shilah
ialah: setiap dhomir HU dan HI apabila didahului huruf
hidup. Mad shilah dibagi dua, yaitu: Mad shilah qashirah dan
Mad shilah thawilah. Yang dinamakan Mad shilah thawilah,
adalah Mad shilah qashirah bertemu huruf hamzah
(bentuknya alif).
Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
ِبه-‘َله
Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
َاَّن َم ا َله َاْخ َلَده
6. Mad badal
ialah: setiap Aa, Ii, Uu yang dibaca panjang. Panjang
bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
ُا
ْو ِتَي ِاْيُتْو ِنْي اَم ُنْو ا
7. Mad tamkin
ialah: YA kasrah bertasydid bertemu YA sukun. Panjang
bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
َنِبِّيَن ُحِّيْي ُتْم ُاِّم ِّيْي َن
8. Mad lin
ialah: fathah diikuti WAWU atau YA sukun bertemu huruf
hidup dibaca waqaf. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
ِاَلْي ِه = ِاَلْي ْه َخْو ٌف = َخْو ْف