Anda di halaman 1dari 4

Keutamaaan Al-Qur’an

1. Keutamaan membaca Al-Qur'an


Alquran adalah kitab yang mulia dan Agung yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan.
Allah SWT. menurunkan Al-Quran bukan tanpa alasan, melainkan memiliki beberapa tujuan yang
semuanya memberikan kebaikan bagi manusia. Di antara keutamaannya ialah :

a. niat ikhlas karena Allah SWT.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala befirman dalam Qur'an surah Yunus ayat 57-58, yang berbunyi :

‫ك فَ ْليَ ْف َرحُوا هُ َو‬


َ ِ‫) قُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذل‬57( َ‫ُور َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُمْؤ ِمنِين‬
ِ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِي الصُّ د‬
)58( َ‫َخ ْي ٌر ِم َّما َيجْ َمعُون‬

Artinya :

57. Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh
bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.

58. "Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.""

penjelasan:

ayat 57

Allah berfirman, memberikan karunia kepada makhluk-Nya yaitu berupa al-Qur’an yang Agung,
yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yang mulia.

Yaa ayyuHan naasu qad jaa-akum mau’idhatum mir rabbikum (“Hai manusia! Sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu.”) Maksudnya, pencegah kekejian.

Wa syifaa-ul limaa fish shuduur (“Dan penyembuh bagi penyakit-penyakit [yang berada] dalam dada.”)
Maksudnya, dari kesamaran-kesamaran dan keraguan-keraguan, yaitu menghilangkan kekejian dan
kotoran yang ada di dalamnya.

Wa Hudaw wa rahmatun (“Dan petunjuk serta rahmat.”) Maksudnya, hidayah dan rahmat dari Allah
Ta’ala dapat dihasilkan dengan adanya al-Qur’an itu. Dan sesungguhnya hidayah dan rahmat itu
hanyalah untuk orang-orang yang beriman kepadanya.

ayat 58

Firman-Nya: qul bifadlillaaHi wa birahmatiHii fabidzaalika falyafrahuu (“Katakanlah: ‘Dengan


karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.’”) masuknya dengan petunjuk
dan agama yang benar, yang datang dari Allah ini hendaknya mereka bergembira, karena sesungguhnya
hal itu yang patut mereka banggakan.

Huwa khairum mimmaa yajma’uun (“Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan.”) Maksudnya, dari harta duniawi dan apa yang ada di dalamnya, berupa keindahan
yang akan rusak dan pasti hilang.
b. perniagaan yang tidak pernah merugi

Allah Subhanahu Wa Ta'ala befirman dalam QS. Fathir ayat 29-30 yang berbunyi :

‫) لِي َُوفِّيَهُ ْم ُأجُو َرهُ ْم َويَ ِزي َدهُ ْم ِم ْن‬29( ‫َاب هَّللا ِ َوَأقَا ُموا الصَّالةَ َوَأ ْنفَقُوا ِم َّما َر َز ْقنَاهُ ْم ِس ًّرا َوعَالنِيَةً يَرْ جُونَ تِ َجا َرةً لَ ْن تَبُو َر‬
َ ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ َي ْتلُونَ ِكت‬
ُ ُ َّ
)30( ‫فَضْ لِ ِه ِإنهُ َغفو ٌر َشكو ٌر‬

Artinya :

29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan
sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

30. agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

penjelasan:

maksud dari QS. Fatir ayat 29 — Allah Ta’ala mengabarkan kepada para hamba-Nya yang
beriman, yang senantiasa membaca kitab-Nya, mengimaninya, dan mengamalkan apa yang terkandung
di dalamnya, lalu hamba tersebut menegakkan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang telah Allah
karuniakan pada hal-hal yang disyari’atkan baik di waktu malam maupun siang, dan baik secara diam-
diam maupun terang-terangan, bahwa hamba tersebut sungguh telah mengharapkan perniagaan yang
tidak akan pernah rugi.

Kemudian Ibnu katsir menjelaskan maksud dari “mereka mengharapkan perniagaan yang tidak
akan pernah rugi” adalah mereka mengharapkan pahala di sisi Allah atas segala amal yang telah
dilakukan. Mereka itu ibarat pedagang yang tidak merugi, tetapi memperoleh pahala yang berlipat
ganda sebagai karunia Allah, berdasarkan amal baktinya.

Maksud dari ayat tersebut – QS. Fatir (35) ayat 30 — adalah agar Allah menyempurnakan
pahala-pahala dari segala ibadah yang telah mereka lakukan dan melipatgandakannya dengan
menambahkan beberapa karunia dari yang telah diberikan sebelumnya. Kemudian, Allah juga akan
mengampuni segala dosa mereka, karena amat sedikit orang-orang yang mengerjakan amalan-amalan
seperti mereka.

c. setiap huruf Al-Qur'an bernilai 1 hasanah


Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah‫صلى هللا عليه وسلم‬bersabda :

Artinya:

"Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran, baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut; satu
kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan satu huruf, tetapi alif
satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR. Tirmidzi dan di sahihkan di dalam kitab shahih Al
jami', No. 6469)

d. mendatangkan kebaikan dan di temani malaikat.


“Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah meriwayatkan bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
Artinya:

"Orang yang mahir membaca Alquran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat
kepada Allah; bagi yang membaca Alquran dengan terbata-bata (di dalamnya) dan sulit baginya bacaan
tersebut, dia mendapatkan dua pahala." (HR. Muslim 798)

dua pahala yang dimaksud ialah :

1. semangatnya karena ingin membaca al-Qur'an

2. ketika membaca al-Qur'an

e. mendapat syafa'at di hari akhir


Rasulullah‫صلى هللا عليه وسلم‬pernah bersabda:

Artinya: "Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Bacalah Alquran karena sesungguhnya Alquran akan datang pada
hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang yang membacanya." (HR. Muslim 804)

f. Ahli al- Qur'an adalah keluarga Allah SWT.


Rasulullah Saw bersabda :

Artinya :

"Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia". lalu Para sahabat bertanya :“Siapakah
mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab : “Para ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba
pilihan-Nya” (HR. Ahmad)

g. mengajarkan ibadah paling agung


Diriwayatkan dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi “Abdullah bin Mas’udradhiyallahu
‘anhu berkata:

Artinya:

"Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, perhatikanlah jika dia
mencintai Alquran, sesungguhnya dia mencintai Allah dan Rasul-Nya." (Diriwayatkan di dalam kitab
Syu'ab Al Iman, karya Al Baihaqi).

2. Keutamaan Mempelajari dan memgajarkan Al-Qur'an

Belajar dan mengajarkan Al-Quran merupakan aktivitas terbaik yang dilakukan oleh seseorang.
Keutamaan menjadi pelajar atau pengajar Al-Quran, di antaranya:

a. Sebaik-baik amalan
Rasulullaah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” [HR. Al-Bukhari 5027, dari
‘Utsman bin Al-‘Affan dan Abu Dawud 1452]

b. Lebih baik daripada dunia dan seisinya


Rasuulullaah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

“Tidakkah salah seorang di antara kamu berangkat ke masjid untuk mengetahui atau membaca dua ayat
dari Kitabullah lebih baik baginya daripada dua unta, dan tiga (ayat) lebih baik baginya dari pada tiga
(unta), dan empat (ayat) lebih baik baginya dari pada empat (unta), begitu seterusnya sesuai dengan
jumlah (ayat lebih baik) dari unta.” [HR. Muslim 803 dari ‘Uqbah bin Amir]

3. Adab-adab membaca Al-Qur'an


Sedikit kami sebutkan beberapa adab terhadap Al-Quran agar

interaksi kita dengan Al-Quran mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT.

1. Niat ikhlas karena Allah.

2. Suci dari hadats besar dan hadats kecil.

3. Memilih waktu dan tempat yang cocok.

4. Menghadap kiblat.

5. Bersiwak.

6. Membaca ta’awwudz.

7. Membaca basmalah.

8. Membaca dengan tartil.

9. Memperindah suara dan bacaan Al-Quran.

10. Tadabbur, khusyu’, dan menangis.

11. Mengeraskan bacaan bila tidak mengganggu orang lain.

12. Mewaqafkan bacaan pada setiap akhir ayat.

13. Tidak membaca sewaktu mengantuk.

Anda mungkin juga menyukai