Seorang santri yang berada di pondok pesantren harus mengikuti etika yang ada di pesantren,
bukan hanya di pondok pesantren saja yang mempunyai etika, sekolah umum pun pasti
mempunyai etika untuk anak didik nya. Berbeda dengan etika untuk santri di pesantren, apa saja
itu etika untuk santri?
Perlu ditanamkan juga etika kepada Allah SWT, seperti ketika sholat menggunakan pakaian
terbaik. Harus senantiasa menjaga hati supaya terhindar dan jauh dari penyakit hati seperti
prasangka buruk, iri hati, dengki, sombong, dan penyakit hati lainnya yang menyebabkan akal
pikiran kita menjadi negatif.
2. Menjaga hati
Jangan pernah memberi kesempatan kepada hati untuk berpaling dari Allah SWT. Selalu jaga
pikiran, pikiran setiap sesuatu ada sebab akibatnya. Terlebih setiap kegiatan kita baik dan buruk,
walaupun ketika kita sedang sendirian, Allah dan para malaikat senantiasa mengawasi dan
mencatat.
Selalu ingat Allah. Tentu pernah dengar istilah Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
3. Menjaga pikiran
Selalu quznudzon kepada Allah. Jangan pernah memikirkan kekurangan apapun kepada Allah.
Pikiran kita bisa timbul dari sekitar kita, apa saja yang diserap oleh panca indera kita. Terutama
dari audio visual. Harus selektif memilih medium dan relasi. Supaya pikiran tidak terpengaruh.
Seperti apa yang telah diajarkan oleh rasulullah saw, melalui dakwahnya kita dapat mengambil
pelajaran untuk menjunjung dan mengamalkan ilmu-ilmu agama islam yang telah beliau ajarkan.
“Kita harus berjiwa besar, tidak hanya mengurus diri sendiri, tapi harus mengurus hal yang
lebih besar. Orang yang berpikir kecil (sempit) maka jiwanya kecil. Orang yang berpikir besar
(luas) maka ia berjiwa besar”
(Drs.K.H. Mahrus Amin)
9 Ciri Khas Seorang Santri | Selamat Hari
Santri
22 Oktober 2018 11:49 Diperbarui: 22 Oktober 2018 12:43 2654 1 0
1. Tawadhu
Seorang santri akan tawadhu meski berilmu tinggi, karena dia sadar apa yang dia tahu belum ada
apa2 nya dibanding ilmu ulama para pendahulu nya. karena dia sering ngaji kitab dan sering
menyelami samudra ilmu maka dia menyadari ilmunya yang sekarang tidak ada apa2nya dan
merasa malu jika disombongkan, sehingga santri meskipun sudah mondok 10 tahun akan tetap
tawadhu, dan mengaku belum bisa apa2.
Sebandel2 santri akan hormat dan patuh sama orang tua, terutama ibu
sejengkel2 nya santri sama orang tua tidak akan pernah membantah orang tua.
Santri menyadari bahwa setinggi apapun ilmu tidak akan manfaat kalau tidak rasa takzim dengan
guru. ilmu boleh setinggi langit tapi kalau kurang ajar sama guru ilmunya tidak akan manfaat,
itulah yang ditakutkan oleh santri, sebab cita2 santri ialah ingin ilmunya manfaat.
Maka takzim dengan guru adalah pilar utama jika ingin ilmunya manfaat
Santri menyadari meskipun dirinya bodoh tidak hafal ilmu tapi kalau takzim sama guru, insya
Allah ilmunya manfaat dan ada berkah dalam kehidupannya.
Santri menyadari pula bahwa guru lah yang mengenalkan dirinya akan tuhannya, Allah sang
Penguasa Alam raya, nabinya Rasulullah tercinta, dan kewajiban pada orang tua, tidak boleh
membantah harus patuh, dan kewajiban2 lain.
karena guru lah si santri tahu hukum2 agama, oleh karena itu lah santri akan sangat takzim pada
gurunya.
4. Berakhlakul Karimah
Bukan santri kalau tidak punya akhlak, masyarakat akan bertanya, santri ko begitu, santri ko
seperti itu
Maka dimanapun santri ia mempunyai akhlakul karimah, pandai menghormati yang lebih tua,
menghargai sesama dan menyayangi yang lebih muda.
Pantang baginya menyakiti hati orang lain karena itu bukan akhlak yang baik, bahkan bisa
menyebabkan tidak mati khusnul khotimah, santri tahu itu karena ngaji sehingga hati2 dalam
menjaga lisannya.
Santri akan cium tangan dengan orang yang lebih tua, karena siapapun yang lebih tua wajib
dihormati.
Santri paham bahwa membaca Al Quran bagian dari dirinya yang tidak terpisahkan
Dia merasa lebih dekat dengan Allah jika dia tidak meninggalkan membaca kalam Nya
Santri identik dengan wirid dan amalan2. karena santri sadar dirinya tidak akan lepas dari
bergantung kepada Allah. santri menyadari bahwa tangga untuk meminta kepada Allah agar
cepat terkabul adalah dengan wirid2 dan amalan2.
Santri pun merasa bahwa dengan mengamalkan wirid hidupnya akan berkah dan menjadi mudah,
dengan keberkahan wirid.
Kalau kita lihat belakangan ini aliran2 sesat seperti yang mengaku nabi palsu atau aliran2 sesat
belakangan ini, maka akan kita dapati tidak ada pengikutnya dari kalangan santri. banyak yang
dari sarjana maupun dari akademis namun tidak ada dari yang berlatar belakang pesantren.
karena di pesantren telah ditempa dengan akidah dan tauhid yang kuat.
Diajari akidah 50 dengan aqidatul awam bahwa Allah mempunyai 20 sifat wajib, 20 sifat
mustahil, 1 sifat jaiz
Santri diajari aqidah dan tauhid bahwa segala sesuatu ini terjadi karena Allah yang mengatur
Santri diajari bahwa Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
sehingga keluar dari pesantren sudah mempunyai akidah yang kuat yang tidak akan tergoyahkan
oleh apapun.
Santri menyadari agama ini lah yang menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. agama
sangat penting, tanpa agama manusia hidup kehilangan arah.
sehingga santri akan memegang teguh agama dan akan membela agama sampai titik darah
penghabisan.
andai ada orang yang menghina agama santri akan marah dan menggelegak darahnya.
Santri menyadari pula bahwa dia hidup di tanah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mana
untuk mendirikannya dibutuhkan jutaan darah dari syuhada para pejuang
Santri menyadari bahwa yang memperjuangkan bangsa ini ini adalah para santri dan kyai yang
berjuang sampai titik darah penghabisan
kalau tidak ada kyai dan para santri maka tidak ada pertempuran 10 November 1948 di Surabaya,
yang mana menewaskan jendral inggris, Mallaby . padahal Inggris adalah satu dari pemenang
perang dunia kedua. Pertempuran 10 November ada karena ada resolusi jihad dari
Hadrotussyaikh Hasyim Asy'ari yang mana mengobarkan semangat para kyai dan santri serta
masyarakat surabaya dan sekitarnya. para kyai dan santri yang di luar surabaya pada datang
semangat berperang karena seruan resolusi jihad tsb.
Oleh karenanya santri wajib mencintai bangsa dan negaranya. karena bangsa dan negara ini
berdiri karena jasa para kyai dan santri.
Siapapun santri pasti ingin menjadi orang yang bermanfaat. sebab santri menyadari bahwa buat
apa punya ilmu setinggi gunung sedalam lautan tapi tidak ada manfaatnya. sehingga santri akan
dengan senang hati jika ada anak yang ingin ngaji dengannya, meski hanya ngaji alif ba ta.
karena artinya dia sudah menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Santri tidak akan malu dan gengsi meski di pondok ngaji ihya ulumudin namun masyarakat ingin
ngaji safinatun najah, bahkan malah seneng ilmunya dibutuhkan dan bermanfaat.
Tidak ada satu santri pun yang hidupnya tidak ingin menjadi bermanfaat, semua ingin
bermanfaat, karena santri sudah ditanamkan sejak di sini di pesantren bahwa sebaik2 manusia
adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain, bahkan santri yang hanya ngaji sedikit di
pesantren dan sewaktu ngaji ngantuk2 an tetep ingin menjadi santri yang bermanfaat buat yang
lain.
Sehingga tak jarang santri setelah terjun di masyarakat, dia malah senang bila bisa ngajar ngaji
orang lain, meski anak2, meski dasar alif ba ta karena itu berarti dirinya menjadi orang yang
bermanfaat bagi orang lain.
Buat apa ilmu tinggi tapi tidak ada manfaatnya, mending ilmu sedikit tapi ada manfaatnya ada
berkahnya buat diri sendiri dan buat orang lain... itu lah santri.
Pribadi yang sederhana namun mempunyai cita2 yang mulia menjadi orang yang bermanfaat
bagi orang lain.