Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK KEBEBASAN BERGAUL BAGI SANTRI

DI LINGKUNGAN PESANTREN

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan unjtuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia yang diampu


oleh Rose Novia Nur Kusumawati, S.Pd.

Dara Aulia Balqis


Rifa Natania Bustomi
Helmina Rahmawati
Fadli Shobar Firdaus
Mezaluno Fuady
Kelas XI MIPA 6

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 TASIKMALAYA


KABUPATEN TASIKMALAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di zaman sekarang ini dimana hampir segala hal tidak ada lagi yang
ditutup-tutupi. Kebebasan dalam mencari tahu segala hal pun kini makin sulit
untuk dibendung terlebih lagi dalam hal bergaul. Hal ini tidak dapat dipungkiri
lagi adanya kita dapat mengambil contoh, dahulu saat era tahun 80 sampai tahun
90an para santri di lingkungan pesantren masih asing dengan hal-hal yang berbau
pacaran namun coba kita lihat para santri zaman sekarang hampir 80% santri
pernah atau sedang menjalin hubungan antar lawan jenis.
Kebebasan sendiri berasal dari kata BEBAS yang memiliki arti tidak
dibatasi oleh sesuatu apapun, dan bergaul yang memiliki arti mengikat. Trend
yang ada dikalangan masyarakat juga santri yaitu kaum sarungan yang memiliki
pengerian manusia yang sehari harinya bersarung dan biasanya hidup
dilingkungan pesantren yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul
DAMPAK KEBEBASAN BERGAUL BAGI PARA SANTRI

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah dikemukakan diatas dapat kita ambil
beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud santri?
2. Bagaimana aturan santri di pesantren?
3. Bagaimana jenis-jenis pelanggaran yang dilakukan santri di pesantren?
4. Bagaimana solusi untuk menanggulangi pelanggaran yang dilakukan
oleh santri di pesantren?
5. Bagaimana dampak dari peraturan bagi santri di pesantren?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hakikat sebenarnya dari santri.
2. Untuk mengetahui aturan aturan yang harus dipatuhi oleh santri di
pesantren.
3. Untuk mengetahui dampak dari peraturan bagi santri di pesantren.
4. Untuk mengetahui jenis jenis pelanggaran yang dilakukan oleh santri
di pesantren.
5. Untuk mengetahui solusi dari pelanggaran yang dilakukan oleh santri
di pesantren.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi para
santri. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk mengetahui
Batasan bergaul di kalangan para santri.

2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Meningkatkan tingkat kepekaan terhadap permasalahan yang
terjadi di lingkungan para santri.
b. Bagi orang lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengakses
informasi yang lebih bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SANTRI
Menurut Noviani Lisma, kata santri setidaknya mengandung dua makna.
Pertama adalah orang yang mendalami agama Islam, dan pemaknaan kedua
adalah orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang yang saleh.
Santri selama ini digunakan untuk menyebut kaum atau orang-orang yang
sedang atau pernah memperdalam ajaran agama Islam di pondok pesantren.
Menurut KH Ahmad Ruhyat Hasby Santri secara sederhana bisa diartikan
orang-orang yang belajar ilmu agama di Pesantren. Mereka tinggal dan menetap
pada jangka waktu tak tentu sampai mendapatkan restu dari kiai untuk bermukim
di kampung halamannya masing-masing.
Namun karena istilah santri itu hanya ada di Nusantara, maka tidak
mengherankan jika santri sangat melekat dengan budaya Nusantara, seperti
memakai sarung, peci hitam dan baju koko. Itulah makanya santri juga dikenal
dengan kaum sarungan. Para Kiai tidak hanya mengajarkan para santri ilmu
Agama, tetapi juga berusaha agar santri menjadi pribadi yang berakhlak mulia,
bermental baja, serta mencintai tanah air dan bangsa. Para Kiai senantiasa
berwasiat: 
"Nak. Indonesia ini rumah kita, di sini kita dilahirkan, di sini kita dibesarkan, di
sini kita akan dikuburkan, maka rawatlah rumahmu ini dengan penuh rasa cinta.
Jangan kalian biarkan orang lain mengambil sejengkal tanah pun dari tanah
kalian,".
Santri selalu diajarkan untuk mencintai negara dan bangsanya. Maka
ketika kedaulatan negara ini akan direbut bangsa lain, dengan penuh semangat
berkorban, para santri berada di garda terdepan untuk mengusir mereka. 
Resolusi jihad NU mengenai perjuangan melawan penjajah yang
dicetuskan oleh Rois Akbar PBNU, Hadlratusyekh Mbah Hasyim Asy'ari pada
tanggal 22 Oktober 1945, merupakan salah satu bukti kepedulian para kyai dan
santri dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini.
Kini negara sudah merdeka, maka sudah selayaknya pemerintah
memberikan apresiasi kepada kaum santri atas jasa dan perjuangan mereka dalam
upaya merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa. 
Maka melalui Keppres No. 9 tahun 2015, Presiden Jokowi menetapkan
tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Tentu Kepres ini
disambut gembira oleh para santri , sebagai salah satu bentuk pengakuan negara
kepada kaum santri, namun juga berharap para santri agar negara lebih
memperhatikan Pesantren dan kaum santri yang tentu akan berdampak kepada
kesejahteraan masyarakat dan bangsa. 
Menurut Iman Burhanudin Kata Santri jika ditulis dalam bahasa arab
terdiri dari lima huruf, yaitu (‫نتري‬GG‫)س‬. Yang mana setiap hurufnya memiliki
kepanjangan serta pengertian yang luas.
َ ‫ق‬
1. Sin (‫)س‬ adalah kepanjangan dari ‫الخ ْي ِر‬ ُ ِ ‫سا ف‬
َ  yang memiliki arti Pelopor
kebaikan
Oleh sebab itu, setiap santri mesti memiliki jiwa pemimpin dalam
melaksanakan kebaikan. Ia mesti menjadi pelopor dalam menjalankan
perintah Allah dan menjauhi larangannya.
2. Nun (‫)ن‬ adalah kepanjangan dari ‫ب ال ُعلَ َم;;;ا ِء‬ ِ َ‫ن‬ yang memiliki arti
ُ ;;;‫اس‬
Penerus Ulama
Ulama atau di Indonesia lebih dikenal dengan Kiyai/Ajengan tidak bisa
muncul begitu saja kecuali ia telah melalui tahapan-tahapan rumit,
sebelum kemudian Allah SWT meninggikan derajat keilmuannya
ditengah-tengah masyarakat. Tentunya ia harus menjalani masa-masa
menuntut ilmu serta penggemblengan dalam pembiasaan beribadah. Oleh
sebab itu wajar jika santri dikatakan sebagai penerus ulama.
ِ ‫تَا ِر ُك ا ْل َم َعا‬ yang memiliki arti Orang
3. Ta (‫)ت‬ adalah kepanjangan dari ‫صى‬
yang meninggalkan kemaksiatan.
Maksiat adalah sesuatu yang dilarang oleh agama. Sedangkan santri adalah
orang-orang yang mendalami dan mempelajari agama secara menyeluruh.
Oleh sebab itu, keduanya sangat bertolak belakang dari segi makna. Maka
wajar jika santri dikatan sebagai orang yang meninggalkan maksiat.
4. Ra (‫)ر‬ adalah kepanjangan dari ِ‫ض;;;ى هللا‬
َ ‫ ِر‬ yang memiliki arti Ridho
Allah.
Santri adalah orang yang sepatutnya mendapat ridlo Allah SWT (amin).
Sebab ia berada dalam jalan pencarian ilmu agama. Yang mana dalam
beberapa keterangan, orang yang menuntut ilmu berada dalam ridlo Allah
SWT. 
5. Ya (‫)ي‬ adalah kepanjangan dari  ُ‫اَ ْليَقِيْن‬ yang memiliki arti Keyakinan.
Keyakinan adalah sebuah keharusan bagi santri. Sebab ia berada dalam
koridor ilmu yang tidak diragukan lagi keuntungannya. Ia tidak boleh
menyerah dalam proses tholabul ilmi. Karena apa yang ia usahakan akan
berbuah manis bila disertai keyakinan.
Selain lima filosofi kata santri diatas, beberapa sumber menyebutkan bahwa
kata santri hanya berasa dari empat huruf, yang antara lain terdiri dari sin, nun, ta,
ra. Dan dari segi pemaknaan pun memiliki beberapa perbedaan sebagaimana
berikut:
1. sin : Satrul al aurah (menutup aurat).
2. nun : Naibul ulama’ (wakil dari ulama’).
3. ta’ : Tarku al ma’shi (meninggalkan kemaksiatan).
4. ra’ : Raisul ummah (pemimpin ummat).
Bahkan, yang lainnya malah menyebutkan bahwa kata santri sebagai sebuah
singkatan dari bahasa indonesia. Yang kepanjangannya tidak jauh beda dengan
apa yang telah saya tuturkan diatas. Yakni:
 S : satir al-‘uyub wa al-aurat
Artinya menutup aib dan aurat. Yakni aib sendiri maupun orang lai
 A : aminun fil amanah
Artinya bisa di percaya dalam megemban amanat. 
 N : nafi’ al-‘ilmi.
Artinya bermanfa’at ilmunya. Dan inilah yang sangat diidamkan oleh
semua santri. Ketika ia telah melalui masa-masa menimba ilmu, pasti
harapan akhirnya adalah mampu mengamalkan ilmu tersebut.
 T : tarik al-maksiat.
Artinya meninggalkan maksiat. 
 R : ridho bi masyiatillah.
Artinya Ridho dengan apa yang diberikan Allah
 I : ikhlasun fi jami’ al-af’al.
Artinya ikhlas dalam setiap perbuatan.
Kata santri dilihat dari segi bahasa memang kaya akan nilai filosofi. Selalu
saja ada hal yang bisa dikaitkan dengan kata santri itu sendiri. Sebagaimana
berikut ini. Kata santri “katanya” merupakan singkatan dari bahasa inggris. Yakni
berasal dari kata Sun  yang artinya matahari. Dan Three yang artinya tiga. Jadi bila
disimpulkan, kata santri maknanya adalah tiga matahari. Tiga matahari disini
adalah Iman, Islam, dan Ihsan.
Dari pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwasanya santri
merupakan seseorang yang mempelajari agama islam yang berada di Nusantara
yang sehari-harinya meninggalkan maksiat dan di didik untuk menjadi seorang
penerus tampuk perjuangan para ulama di masa yang akan datang.

B. PERATURAN
1. Semua santri diwajibkan mengikuti pengajian pada tingkat yang telah
ditetapkan oleh pesantren berdasarkan hasil tes klasifikasi marhalah.
2. Semua santri wajib meminta izin, jika berhalangan hadir dengan mengirim
izin meninggalkan pengajian yang disyahkan oleh Rois/Roisah.
3. Semua santri wajib mengikuti berjamah sholat fardu beserta auradnya
serta sholat sunnat rawatibnya.
4. Semua santri yang mengikuti kegiatan selain yang diprogramkan oleh
pesantren wajib meminta izin pada Dewan Santri.
5. Semua santri wajib memakai pakaian yang sesuai dengan kesantrian.
6. Semua santri dilarang mengadakan hubungan diluar batas dengan lawan
jenis dan atau pihak luar.
7. Semua santri dilarang memiliki atau memakai minuman keras, narkoba,
atau sejenisnya.
8. Semua santri wajib menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
C. JENIS-JENIS PELANGGARAN
1. Tidak mengikuti sholat berjamaah tanpa alasan.
2. Tidak mengikuti pengajian tanpa alasan.
3. Keluar komplek tanpa izin.
4. Pulang tanpa izin.
5. Mencuri.
6. Merokok.
7. Berpacaran.
8. Membawa alat Elektronik tanpa sepengetahuan KDK.

D. SOLUSI
1. Santri yang tidak mengikut pengajian pada marhalah yang telah ditentukan
pesantren, dianggap tidak mengikuti pengajian, sanksinya diserahkan
kepada Bidang KDK untuk dijilid tiga kali.
2. Santri yang melanggar ketentuan nomor 2 maka keterangan tidak dianggap
sah serta dinyatakan sebagian santri yang tidak mengikuti pengajian.
3. Sanksi bagi santri yang tidak mengikuti berjamah adalah menulis Ayat Al-
Quran ditentukan oleh petugas pemberi sanksi
4. Membersihkan komplek pesantren dengan pngawasan Bidang Kebersihan
dan kemesjidan.
5. Santri yang mengenakan pakaian yang tidak sesuai diberi sanksi
pemanggilan dan peringatan keras dari Dewan Santri
6. Santri yang melanggar peraturan nomor 6, dikenakan sanksi seberat-
beratnya atau dikeluarkan dari pesantren.
7. Santri yang memiliki ataumenggunakan obat-obatan terlarang, dikenai
sanksi perjanjian didepan para santri atau dikeluarkan dari pesantren.
8. Santri yang sengaja tidak menggunakan waktu dengan baik, dikenakan
sanksi menalar salah satu Ayat Al-Quran oleh Dewan Santri.
E. DAMPAK DARI PERATURAN BAGI SANTRI
1. Dampak Negatif
a. Santri merasa tertekan.
Tertekan merupakan suatu perasaan dimana seorang individu
merasa tertindih oleh suatu permasalahan.
b. Santri merasa jenuh.
Jenuh adalah suatu kondisi dimana seorang individu atau
lingkungan berada dalam kondisi bosan untuk melakukan apapun.
c. Keinginan santri terbatasi.
Terbatasi disini memiliki maksud terbatas dalam kegiatan yang
bersifat kesenangan dikarenakan waktu yang terbatas.
2. Dampak Positif
a. Santri lebih disiplin.
Disiplin merupakan suatu kondisi dimana seorang individu
melaksanakan suatu kegiatan dengan tepat waktu dan teratur.
b. Menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Bertanggung jawab meruapakan suatu sikap individu yang siap
menanggung konsekuensi dari semua perbuatan yang individu
tersebut kerjakan.
c. Memiliki pola pikir yang baik.
Pola pikir yang baik meiliki pengertian cara berpikir sesorang yang
dapat membedakan antara hal yang memang bermanfaat bagi
dirinya dan hal yang dapat menyebabkan dirinya terkena masalah.s
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwasannya santri
merupakan seorang manusia yang berkegiatan dilingkungan pesantren dan selalu
menjaga diri dari hal-hal yang dilarang baik oleh agama maupun oleh norma.

2. Saran
Baiknya pihak luar dapat lebih mengenang dan mendalami hakikat santri
agar tidak salah pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA

Noviani, Lisma. 2022. Arti Santri Menurut Kamus KBBI Terdapat Dua Makna,
Asal-usul Berasal dari Beberapa Bahasa Asing.
https://sumsel.tribunnews.com/2022/10/22/arti-santri-menurut-kamus-
kbbi-terdapat-dua-makna-asal-usul-berasal-dari-beberapa-bahasa-asing
(Diakses pada tanggal 21 Februari 2023, pada pukul 13:31)
K.H.AhmadRuhyat Hasby. Selasa, 26 Oktober 2021 Makna Santri,
https://jabar.nu.or.id/risalah/makna-santri-p1Wxf (Diakses pada tanggal 21
Februari 2023, pada pukul. 13.38)
Iman Burhanudin 3 April 2022. Pengertian Santri Dari Segi Filosofi Bahasa
https://mtscipulus.sch.id/2022/04/03/pengertian-santri-dari-segi-filosofi-
bahasa/ (Diakses pada tanggal 21 Februari 2023, pukul 13.46)
_____. 2022. Taujihat Pesantren K.H. Zainal Musthafa Sukamanah 2022.
Tasikmalaya: Sukamanah

Anda mungkin juga menyukai