Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Nama : Sabihatul Faizah


NIM : 210810483
Kelas : 13f1
No WA : 082223995644
Mata kuiah : Pendidikan Agama Islam
Semester : Gasal. 2021/2022
Dosen : Muhammad Riyanto,S.TP.,M.Si,M.P.

1. Akhlak menurut Al Ghazali mempunyai tiga dimensi, sebutkan dan jelaskan?

Menurut imam Al Ghazali ada tiga dimensi akhlak yakni,


1) Dimensi diri, yakni seseorang dengaan dirinya dan Tuhanya.
Yang pertama ialah bagaiman aakhlak kita terhadap Allah, yakni
dengan meyakini bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan Allah mah
mengetahuinya dan pasti selalu ada kekuranga dalam setiap pekerjaan
kita, dan semua yang kita miliki ini adalah atas kuasa dan kehendak
Allah semata, untuk itu tiada hak bagi kita untuk menyombongkan diri
di hadapan Allah kita hanyalah makhluk yang kecil lagi lemah.
2) Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah, dan pergaulan dengan
sesamanya.
Kepada sesama pun kita sebaiknya menjaga akhlak kita, kita adalah
makhluk sosial yang dinilai dari tingakh laku, cara bicara, serta sikap
kita terhadap orang lain, menghormati yang lebih tua dan menyayangi
yang muda, serta menjaga etika kita selalu meski adanya perbedaan
antara kaya dan miskin, pandai dan bodoh, rupawan dan jelek semua
itu tidak menjadikan seseorang dapat berlaku sesukanya tanpa
menjaga perilakunya seorang yang berakhlak akan lebih di hargai dan
di sukai orang lain.
3) Dimensi metafisik, yakni aqidah dan pegangan dasar.
Berakhlak terhadap aqidah dan pegangan dasar yang telah menjadi
dasar ajaran islam juga perlu dengan akhlak mulia dengan menghargai
apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah juga ilmu pengetahuan yang
menjadi warisan yang tak pernah ada habisnya dan menjadi aturan
hidup kita selaku umat islam agar tetap di jalan Allah.

2. Jelaskan pengertian etos kerja, dan etika Islam dalam bekerja.?

Dalam islam Allah SWT memberikan petunjuk akan kewajiban untuk


bekerja sebagaimana yang tertera dalam firmanya Dan katakanlah :
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan di kembalikan kepada (Allah)
Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu di beritakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS At-Taubah,9:105). Dari
ayat ini telah di sampaikan bahwasanya setiap manusia di beri perintah untuk
bekerja maka sesungguhnya bekerja termasuk ibadah jika di lakukan secara
ikhlas demi tujuan baik. Dan sesungguhny Allah juga menciptakan manusia
untuk beribadah, dan bukankah kita tak akan bisa mendapatkan apa-apa
tanpa usaha segala sesuatu yang kita dapat di dunia ini bukankah semua ini
kita dapat dengan usaha yang telah kita lakukan. Kaya d dapat dengan
bekerja keras, cerdas di dapat dengan usaha belajar, maka bekerjalah untuk
duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya, dan berkerja (ibadah)
seakan-akan kau akan mati esok.
Islam juga mengajarkan etika dalam bekerja sebagaimana Rasulullah di
utus untuk memperbaiki akhlak manusia maka etika termasuk pada akhlak
yang mulia untuk itu sebaiknya memulai pekerjaan dengan niatan yang baik
lillahi ta’ala, serta ikhlas dalam mengerjakn pekerjaan niscaya Allah akan
meringankan pekerjaan tersebut jika pekerjaan di lakukan dengan berat hati
maka akan terasa berat pula untuk menyelesaikanya, menjaga perkataan dan
tingkah laku dalam bekerja, juga menegnakan pakaian yang sopan, karena
dengan etika dan adab yang baik seseorang akan lebih di hargai di
bandingkan seorang yang berilmu tinggi namun tiada beretika. Seorang yang
senantiasa menjaga adabnya maka ia telah menjaga imannya dalam sebuah
hadist di sabdakan, “Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min
adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Turmudzi), Rasulullah juga sangat di
cintai karena akhlaknya yang baik, bukankah setiap manusia ingin di cintai
oleh Allah dan makhluknya?, maka etika yang baik akan mendatangkan
kebaikan pula.

3. Jelaskan praktek Demokrasi Zaman sahabat Nabi Muhammad SAW.?

Prakter demokrasi pada zaman sahabat Nabi Muhammad SAW ialah


dengan sistem pemerintahan yang di ajarkan Nabi dengan tidak
menggunakan wewenang sebagai seorang pemimpin dengan sesuka hati dan
menindas yang lemah dengan kekuasaan yang dimilkinya, para sahabat tentu
telah menyaksikan sendiri bagaimana Rasulullah menjadi seorang pemimpin
dengan tetap menjaga kerendahan hatinya juga bertanggung jawab atas
kekuasaan yang telah di percayakan untuk memimpin, untuk mengambil
sebuah keputusan pun Rasulullah akan mengajak para sabahat untuk
bermusyawarah terlebih dahulu sebelum memutuskan sebagai contoh saat
peletakan hajar aswad pada pembangunan ka’bah para pemimpin berdebat
menentukan siapa yang paling berhak untuk meletakan batu tersebut, maka
Rasulullah pun mengambil keputusan dengan meletakan batu tersebut di atas
sebuah kain dan mengajak para pemimpin lainya untuk ikutmengangkat batu
tersebut bersama-sama, dari sisni rasulullah telah mengajarakan untuk
bersikap adil dalam menentuka keputusan.

4. Bagaimana pandangan Sukses menurut Allah Azza Wajalla?

Pandangan sukses menurut Allah Azza Wajalla ialah sukses yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara material maupun spiritual, juga
kesuksesan yang bukan sekedar kesuksesan dunia semata namun juga
akhiratnya. Sebab seseorang yang mengejar kesuksesan untuk akhiratnya
maka kesuksesan dunia pun akan mudah di raih atas izin Allah, seseorang
yang senantiasa ingat kepada Allah setelah di beri kenikmatan setiap di beri
kemudahan dan rezeki maka ia akan senantiasa bersyukur kepada Allah,
juga tetap rendah hati dan tidak menumpuk hartanya demi kepuasan
duniawinya saja

5. Sebutkan studi kasus islam dalam konteks bidang studi ilmu yang anda ampu
di fakultas masing-masing ?

Saya seorang mahasiswi Fakultas psikologi salah satu mata kuliah yang
say ikuti ialah Pancasila dimana saya mendapatkan pengeetahuan mengenai
toleransi buka hanya dari sudut pandang suku dan ras namun juga agama
pada matkul ini di sampaikan bahwa setiap agama itu baik tidak ada agama
yang mengajarkan akan kejahatan dan keburukan, dan kini pengertian bahwa
semua agama itu baik dari berita yang saya dapat hal ini juga di terapkan di
beberapa sekolah dasar bukankah ini akan menggoyahkan keyakinan yang
telah di tanamkan sejak dini oleh kedua orang tua mereka semasa di rumah
untuk kami selaku mahasiswa hal ini mungkin akan dapat di cerna sebagai
ilmu pengetahuan semata dimana hati tetap yakin bahwa sebaik-baik agama
ialah Islam, namun dalam hal toleransi agama tetap saya terapkan
secukupnya sebagaimana yang di ajarkan Rasul untuk tetap bersikap baik
terhadap sesama, meski di awal saya tidak bisa menerima perbedaan beda
agama namun seiring berjalnya waktu saya mulai bisa menerimanya. Dan
mengganggap apa yang di ajarkan dan di sampaikan oleh dosen adalah
suatu ilmu pengetahuan yang harus saya ketahui..
6. Jelaskan Konsep pendidikan karakter berbasis nilai-nilai religiusitas..?

Konsep pendidikan karakter berbasis nila-nilai religius ialah dengan


menanamkan nilai-nilai keagamaan dan pengenalan akan Agama kepada
anak sejak usia muda, karakter berarti sikap kepribadian seseorang untuk itu
perlu di tanamkan nilai-nilai religius tersebut sejak kecil seperti nilai kejujuran,
kepedulian, kecerdasan, ketangguhan, serta keyakinan, sehingga mampu
membentuk karakter yang berlandaskan iman dan islam, sebagaimana yang
telah di ajarkan Rasululllah karakter yang baik akan menunjukkan perikalu
yang baik pula hal tersebut akan memudahkan hidup seseorang pula karena
orang-orang di sekitar akan lebih mencintai ia dengan tetap menjaga
hubungna yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap Tuhanya.
Tanpa adanya pendidikan karakter yang berlandaskan Agama maka
sikap buruk yang terbiasa dilakukan sejak dini akan menjadi kebiasaan yang
melekat ada diri seseorang maka akan lebih sulit lagi untuk merubahnya
karena pendidikan karakter yang baik atau akhlak yang di ajarkan sejak dini
dengan setelah ia dewasa sangatlah berbeda laksana tumbuhan yang
bengkok, bila sejak muda batangnya di luruskan maka akan lebih mudah dan
berpotensi besar untuk terus lurus hingga besarnya, berbalik dengan
tumbuhan bengkok yang apabila di perbaiki setelah besar mak akan sangat
sulit dan lebih berpotensi untuk patah jika memaksakanya. Begitu pula
pendidikan kepada anak hal-hal yang baik harus di kenalkan dan di ajrkan
sejak dini agar dapat tetap menjadi pribadi yang baik hingga dewasanya.
Konsep yang ditanamkan bisa dengan mengenalkan dan mengajarkan
baca tulis Al-qur`an sebagai sumber pedoman kita umat Islam, juga dengan
memberikan kajian islami seperti Fiqih dan Akidah Akhlak, mengajak
bersolawat untuk lebih mencintai rasulnya, memeperingati hari-hari besar
Islam, mengajak untuk sholat berjama`ah wajib dan sunnahnya, mengenalkan
sikap-sikap kebaikan, serta meninggalkan segala larangan yang di benci
Allah, juga bagaimana menggunakan IPTEK dengan baik apalagi dizaman
yang semakin maju ini di mana teknologi semakin maju dan berkembang
dengan pesatnya didikan untuk mengenalkan mana yang baik dam buruk
dalam menggunakan teknologi juga perlu di beri pengetahuan. Untuk itu kini
banyak orang tua yang mempercayakan pendidikan anaknya ke pesantren
agar dapat di didik dan di kenakkan dengan nilai-nilai islam yang baik, di
pesantren juga banyak di ajarkan nilai-nilai kehidupan yang tak di dapat di
bangku sekolah biasa, kemandirian, kesederanaan, dan banyak lagi
pendidikan yang berlandaskan agama islam lainya.

7. Jelaskan citra ideal rumah tangga yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW...?

Rumah tangga yang sesuai dengan tuntuna Rasulullah SAW adalah


sebuah rumah tangga yang di pimpin oleh seorang kepala keluarga yang siap
menjadi pemimpin dalam rumah tangganya bukan sekedar menjadi seorang
kepala keluarga semata, namun juga mampu menuntun keluarganya ke jalan
yang benar, meninggalkan kepada kemunkaran serta paham akan ilmu dan
hukum islam sebagaimana yang di ajarkan Rasulullah SAW, sehingga setiap
pekerjaaan yang di lakukan sebuah keluarga tersebut di ridhoi oleh Allah dan
menjadi ibadah jika di lakukan dengan ikhlas seperti tanggung jawab
menafkahi keluarga maka setiap usaha yang dilakukan seorang kepala
keluarga untuk menafkahi keluarganya dalah ibadah jika ia ikhlas
melakukanya, menjadikan keluarganya senantiasa taat menjalankan perintah
Allah.
Dan sesungguhnya Allah telah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang
(mawaddah warahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi
tanda-tanda kebesaran- Nya bagi orang-orang yang berfikir”. Maka cinta yang
di dasari atas ridho Allah niscaya ia akan menemukan ketentraman dalam
rumah tangganya, tidak harus bermewah-mewah untuk menjadikan keluarga
yang bahagia dunia kahirat cukup dengan kesederhanaan dan rasa syukur
sebagaiman yang Rasulullah ajarkan niscaya akan tercipta keluaga yang
sakinah mawadah warahmah.

Anda mungkin juga menyukai