Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMUA PROGRAM STUDI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SEMESTER GASAL 2020-2021

Jl. Ir. A Sutami 36 A Kentingan Jebres Surakarta 57126

==================================================================================

Pengampu : M. Farchan M, S.Ag., M.Ag.


Hari / Tgl UTS : Senin, 9 November 2020
Program Studi : S-1 Arsitektur FT (kelas A & B)
Sifat : Open Book

KETENTUAN :
1. Jawaban UTS ditulis/disertakan dibawah soal ujian ini dengan format TNR 12
2. Sebaiknya jawaban adalah pendapat anda sendiri, jika anda mengutip pendapat orang lain,
sertakan sumbernya (pengarang, tahun, judul buku/sumber lain, penerbit dan kota
penerbit, halaman)
3. Jawaban diemailkan secara koletif oleh ketua kelas/penanggungjawab dalam format RAR
ke: mfarchan3@gmail.com pada hari Selasa 10 November 2020 maksimal pukul 20.00
WIB
4. Pengampu tidak menerima jawaban mahasiswa yang diemailkan secara mandiri
5. Sertakan Nama, NIM dan kelas (A / B) dengan jelas.

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara metodis dan Logis


1. Jelaskan mengapa agama harus diajarkan di semua jenjang pendidikan dan non
pendidikan !
2. Apa yang menjadikan seseorang kuat dalam menghadapi tantangan, jelaskan
pendapatmu menurut perspektif Islam !
3. Jelaskan apa arti kebahagiaan dan bagaimana kebahagiaan seseorang diperoleh !
berikan satu bukti ayat Alquran atau Al hadis !
4. Apa yang dimaksud dengan trilogi Islam, Iman dan Ihsan dalam tingkatan beragama ?
5. Bagaimana cara memandang objek permasalahan hidup secara Islami, jelaskan
menurut pendapat anda !
6. Bagaimana cara menyampaikan ajaran Islam yang humanis , berikan contohnya !

Nama: Na'im Assa'ad

NIM: I0220071
Kelas: Pendidikan Agama Islam A

Tanggal: 9 November 2020

Topik: UTS

1. Jelaskan mengapa agama harus diajarkan di semua jenjang pendidikan dan non
pendidikan !
Agama memang harus dan penting diajarkan semua bidang kehidupan. Sebelumnya, kata
agama dalam bahasa arab yaitu din yang memiliki arti tata aturan, pedoman, atau cara
hidup. Pedoman yang dimaksud ialah pedoman dalam kehidupan sehari agar dalam hidup
memiliki arah yang jelas dan benar. Maka dari itu agama memiliki fungsi sebagi pembatas
dalam kehidupan agar tercipta kehidupan yang harmonis. Beberapa hal yang membuat
agama menjadi penting dan harus diajarkan yaitu: pedoman manusia dalam hidup didunia,
pedoman manusia dalam memperoleh kehidupan akhirat, membentuk manusia menjadi
pribadi yang soleh dan dekat dengan Allah SWT, instrumen kohesi sosial yang dapat
membentuk manusia memiliki nilai moral yang baik dalam bergaul dengan sesama,
membentuk manusia yang berakal (memikirkan penciptaan alam semesta dan ilmu yang
didalamnya dengan landasan agama), serta meneruskan risalah agama.

Pertama, pedoman manusia dalam hidup didunia. Agama dalam kehidupan didunia
memberikan batasan hidup berupa aturan-aturan yang telah ada dalam agama. Aturan-
aturan tersebut ada agar manusia dalam kehidupan di dunia memiliki keteraturan dan
keharmonisan serta tidak timbul kekacauan. Bahkan dalam kehidupan dunia, agama bisa
dijadikan sebagai rujukan atas solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Di dalam agama
pun telah diatur tata kelakuan kita yang baik dan mana yang buruk Karena di dalam agama
sebenarnya semua hal telah di atur dan peran kita adalah mempelajari agama untuk
mempermudah segala kegiatan kita di dunia. Apabila kita menjalankan aturan-aturan dari
agama di kehidupan kita, maka hidup yang kita jalani terasa harmonis dan selalu bahagia
dengan kondisi apapun. Sehingga dalam kehidupan ini perlu diajarkan agama kepada orang
lain, agar orang lain mengetahui pedoman hidup yang benar berupa agama dan apa
manfaatnya.

Kedua, pedoman manusia dalam memperoleh kehidupan akhirat. Pada umumnya agama
memang dijalani agar kehidupan di kemudian hari kita akan berada di surga. Jika ingin
mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian maka kita harus berbuat baik. Maka dari itu, di
dalam agama di atur tata cara bagaimana mendapatkan hal tersebut. Dalam agama telah
diatur hal baik yang akan mendapat pahala dan hal buruk yang akan mendapat dosa.
Manusia dituntut untuk melakukan hal baik terus menerus, yang secara tidak langsung
manusia dalam hidupnya pun juga akan berbuat baik. Hal tersebut merupakan tujuan
manusia yang menginginkan surga di hari kemudian dengan cara berpedoman pada agama.
Maka dari itu, agama haruslah diajarkan kepada orang lain, agar orang tersebut
terselamatkan dalam kehidupan di akhirat kelak melalui ajaran agama berupa pedoman
hidup yang harus dilakukan.

Ketiga, membentuk manusia menjadi pribadi yang soleh dan dekat dengan Allah SWT.
Membentuk manusia yang sholeh dan dekat dengan Allah merupakan alasan utama
mengapa agama perlu diajarkan ke orang lain. Hal tersebut tentu saja untuk mengenalkan
siapakah pencipta kita dan apa yang harus kita lakukan dengan sang pencipta kita. Setelah
kita mengenal pencipta kita, dalam agama kita diatur bagaimana cara untuk
memyembahnya dalan rangka bersyukur dan beribadah kepada-Nya. Bahkan dalammm
kehidupan agama selalu menuntut kita untuk menjadi yang lebih baik dari waktu ke waktu
dalam hal ibadah. Sehingga dari waktu ke waktu kadar kesholehan, keimanan, dan
ketaqwaan kita ke pada Allah akan terus bertambah. Maka dari itu, menjadi pribadi yang
sholeh dan dekat dengan Allah hanya bisa dicapai dengan mengikuti pedoman yang ada di
dalam agama.

Keempat, instrumen kohesi sosial yang dapat membentuk manusia memiliki nilai moral yang
baik dalam bergaul dengan sesama. Tingkah laku, moral, dan cara bersosial yanh baik
sebenarnya di dalam agama sudah di atur. Agama dalam kenyataannya juga membimbing
manusia dalam kegiatan bersosial agar disegani dam dihormati orang lain. Hal tersebut
dapat berupa adab-adab terhadap orang lain. Dalam agama diajarkan agar kita bisa ramah,
senang tolong menolong, tidak menyakiti orang lain, dan sebagainya. Agama mengajarkan
kita bagaimana tata perilaku yang baik dalam pergaulan dan tata perilaku buruk yang harsu
ditinggalkan serta bagaimana sikap kita dalam menyikapi suatu permasalahan dalam
pergaulan kita. Semuanya telah diatur dalam agama. Maka dari, itu sangatlah penting bahwa
agama harus diajarkan ke setiap manusia.

Kelima, membentuk manusia yang berakal (memikirkan penciptaan alam semesta dan ilmu
yang didalamnya dengan landasan agama). Agama pada dasarnya membimbing atau
memberikan petunjuk dalam segala hal. Kita sebagai manusia yang diberikan oleh Allah akal
pikiran harus digunakan sebagai suatu alat dalam memikirkan segala penciptan-Nya dan
ilmu-ilmu-Nya. Namun, dalam berpikir kita pun harus dilandasi oleh dasar pengetahuan
agama yang kuat agar dalam proses berpikir tersebut kita sadar bahwa semua itu adalah
ciptaan Allah dan tugas kita adalah mempelajari hal tersebut untuk digunakan dalam hal-hal
baik. Karena agama pada dasarnya selain memberikan petunjuk dalam berpikir juga sebagi
pembatas kita dalam berpikir. Karena jika kita berpikir tanpa dasar agana, maka hal tersebut
akan menyesatkan kita. Maka dari, Agama sangatlah penting dan perlu diajarkan kepada
manusia agar dapat berpikir dengan dasar agama sehingga tidak sesat serta menyesatkan.

Keenam, meneruskan risalah agama. Agama yang dibawa oleh Rasulullah haruslah di ajarkan
kepada generasi selanjutnya. Hal tersebut dilakukan agar risalah yang ada dapat diwariskan
kepada generasi selanjutnya secara utuh tanpa ada kekurangan. Risalah yang dibawa
Rasulullah sendiri berupa risalah Islam yang berisi pedoman-pedoman hidup didunia secara
utuh maupun persiapan menuju kehidupan akhirat yang kekal. Maka dari itu, risalah harus
diajarkan karena risalah memberikan pedoman hidup di dunia maupun akhirat serta dalam
upaya agar generasi selanjutnya mengetahui kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah.

2. Apa yang menjadikan seseorang kuat dalam menghadapi tantangan, jelaskan


pendapatmu menurut perspektif Islam !
Seseorang dapat menjadi kuat dalam menghadapi tantangan bisa disebabkan oleh berbagai
faktor. Namun, dalam perspektif Islam atau sudut pandang agama faktor tersebut ada
hubungannya dengan keimanannya kepada Allah. Kekuatan dalam menghadapi tantangan
muncul jika kita percaya bahwa tantangan yang ada tersebut datangnya dari Allah. Sehingga
kita percaya bahwa Allah tidak akan memberikan tantangan di luar kemampuan hamba-Nya.
Secara tidak langsung dalam diri kita ada upaya untuk memperkuat keyakinan dan tekad kita
dalam menghadapi tantangan yang ada. Selain itu, jika kita percaya bahwa setiap tantangan
dari Allah pasti memiliki jalan keluar tersendiri baik dari hal yanh disangka maupun tidak
disangka sebelumnya. Kita percaya bahwa Allah lah juga yang memberikan solusi dari setiap
tantangan yang ada. Apabila kita bersabar dalam mencari solusi yang ada, maka secara tidak
langsung akan memperkuat kita dalam menghadapi tantangan. Kemudian kita percaya
kepada Allah bahwa segala tantangan yang diberikan memiliki hikmah yang ada, baik hikmah
dari segi keduniawian maupun segi akhirat. Segi keduniawian dapat berupa efek timbal balik
dengan adanya usaha dari kita dalam mengahadapi tantangan tersebut maupun efek timbal
balik dari penyebab kita mendapatkan tantangan tersebut. Dari segi akhirat, hal tersebut
akan memperkuat keimanan kita kepada Allah dengan yakin bahwa Allah memberikan
segala sesuatu pasti ada hikmah yang tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
Selain faktor tersebut, ada faktor yang lain berupa betapa kuatnya keyakinan atau aqidah
dalam diri kita. Karena jika kita memiliki aqidah yang kuat, maka segala sesuatu yang ada
dalam hidup kita anggap suatu bukti cinta Allah kepada hamba-Nya. Bukti cinta tersebut
salah satunya berupa ujian dalahm hal ini tantangan. Aqidah yang kuat akan membuat diri
kita dalam menjalani segala tantangan yang ada dengan penuh rasa ikhlas dan penuh
keyakinan. Kita akan berkeyakinan bahwa semua tantangan yang ada dalam rangka Allah
menguji hamba-Nya untuk meningkatkan kadar keimanan yang ada. Maka dari itu, aqidah
yang kuat menjadi salah satu faktor yang utama dalam membentuk pribadi yang kuat dalam
menghadapi segala tantangan.
3. Jelaskan apa arti kebahagiaan dan bagaimana kebahagiaan seseorang diperoleh !
berikan satu bukti ayat Alquran atau Al hadis !
Kebahagiaan adalah kondisi dimana seseorang merasakan kesenangan dalam bentuk apapun
sehingga di waktu itu ia tidak terbebani dengan hal lain. Kebahagiaan sendiri merupakan
berkah yang diberikan kepada hamba-Nya sebagai salah satu bentuk nikmat yang Ia berikan.
Kebahagiaan merupakan suatu anugerah yang luar biasa dari Allah, karena kebahagiaan
tidak didapatkan oleh semua orang. Bahkan kebahagiaan tidak dapat dihitung atau
dibandingkan dengan harta kekayaan yang ada. Namun, justri kebahagiaan terkadang
datang dari suatu hal yang sederhana. Misalnya, terdapat seorang yang kaya di sebuah desa,
namun dengan kekayaan ia justru dibayangi oleh ketakutan hartanya akan dicuri oleh orang
maupun oleh kondisi tubuhnya yang sakit-sakitan menyebabkan ia tidak menggunakan
kekayaannya untuk kesenanganya karena akan berdampak pada kesehatannya. Hal tersebut
berbanding terbalik dengan orang yang hidup sederhana namun dalam hidupnya ia tenang
tidak memikirkan beban harta yang harus ia jaga bahkan ia dapat melakukan hal-hal yang
bisa dilakukan selayaknya orang sehat. Dalam konsep agama, menurut saya sendiri
kebahagiaan bisa dicapai dengan ilmu serta taqwa
Ilmu dalam hakikatnya dapat membuat wawasan kita menjadi lebih luas. Ilmu membuat kita
memahami hal-hal yang saling berkaitan dalam segala bidang kehidupan. Sehingga kita
dapat mempertimbangkan suatu hal apapun agar berjalan lancar dan sesuai keinginan kita
serta membuat diri kita bisa bahagia. Ilmu dapat membawa kita dalam kebahagiaan dunia,
akhirat maupun kedua-duanya. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh imam Syafi'i
yaitu:

“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan
barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. Dan
barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia akhirat, maka hendaknya dengan
ilmu.” (Manaqib Asy Syafi’i, 2/139)
Maka dapat diketahui dari hal tersebut dengan ilmu kita bisa memperoleh kebahagiaan. Hal
tersebut melalui ilmu-ilmu keduniawian yang kita cari dan terapkan dalam kehidupan demi
mewujudkan cita-cita yang ingin kita capai. Hal tersebut secara tidak langsung memiliki
tujuan yakni mencari kebahagiaan untuk diri kita. Ilmu juga merupakan suatu jalan dalam
memperoleh kebahagiaan yang kekal di akhirat. Hal tersebut dapt dilakukan dengan cara
mencari ilmu mengenai agama dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan kita. Kita
mencari ilmu tersebut dalam rangka mencari ridho dari Allah. Kemudian kita juga
melaksanakannya juga dalam upaya mencari ridho Allah. Maka dapat dipastikan dengan
ilmu kita dapat memperkuat keyakinan kita dan kadar keimanan kita akan terus meningkat
seuring dengan bertambahnya ilmu kita. Sehingga di akhirat kelak kita bisa mendapatkan
kebahagiaan yang kekal. Kemudian dengan ilmu juga kita bisa bahagia di kedua-duanya. Hal
tersebut bisa dilakukan dengan memahami ilmu yang ada dalam rangka memenuhi
kehidupan didunia namun dilandaskan akan dasar beribadah kepada Allah sehingga kita
mendapatkan ridoh-Nya. Misalnya seorang dokter telah menempuh belajar yang lama demi
mendapatkan ilmunya. Ia dalam melakukan praktek, ia pasti menerapkan ilmu
kedokterannya. Namun, ia dalam melakukan kegiatannya ia berorientasi pada kehidupan
akhirat, ia tidak menghiraukan dari segi dunia bahkan ia tidak segan-segan memberikan
pelayanan gratis kepada masyarakat. Ia bahkan bahagia dengan semua hal tersebut dan ia
yakin dengan hal ini ia dapat mencapai kebahagiaan akhirat. Ia melakukannya semata-mata
dalam mencari ridho Allah. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan ilmu, bisa membawa
kebahagiaan di dunia yang kemudian dengan niat yang benar juga membawa kita ke dalam
kebahagiaan di akhirat.
Kebahagiaan yang sejati dapat diraih dengan taqwa. Dengan taqwa kita dapat memperoleh
kebahagiaan yang dapat berupa keberkahan hidup sehingga hidup kita menjadi tenang
bahagia. Dengan taqwa pula kita tidak akan mengukur kebahagiaan dari sisi harta atau
kekayaan. Namun, justur dengan tingkat taqwa kita bisa mengukur seberapa bahagia kita.
Sebagaimana surah al-Araf ayat 96 yang berbunyi:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. Al-A’raf: 96)
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa apabila penduduk yang beriman dan bertaqwa akan
diberi kelimpahan berkah. Berkah disini yang dimaksud yaitu berupa kebahagiaan yang bisa
berbentuk kesejahteraan maupun yang lain. Keberkahan tersebut datang dari Allah seiring
dengan ketaqwaan yang ada pada diri kita. Namun, sebaliknya didalam ayat tersebut
disebutkan bahwa jka kita mendustakan ayat-ayat-Nya maka akan mendapatkan sisksaan.
Hal tersebut bisa berarti bahwa orang yang tidak bertaqwa maka ia tidak akan mendapatkan
keberkahan namun siksaan lah yang datang padanya. Keberkahan disini juga bisa diartikan
sebagai nikmat atau anugrah dari apa yang ada di dunia ini bisa kita manfaatkan sebagai
jalan untuk menyembahnya. Sehingga kita di akhirat kelak bisa mendapatkan surga yang
didalamnya terdapat kebahagiaan sejati.
4. Apa yang dimaksud dengan trilogi Islam, Iman dan Ihsan dalam tingkatan beragama ?
Dalam agama Islam dikenal 3 istilah yakni islam, iman, dan ihsan. Ketiga hal tersebut
merupakan hal yang saling berkaitan. Satu dengan yang lainnya merupakn ikatan yang tidak
dipisahkan dan merupakan suatu kesatuan dalam tingkatan kehidupan beragama.
Bagan
Islam merupakan suatu kondisi dimana seorang manusia menyatakan bahwa ia merupakan
bagian dari suatu risalah yang dibawa Rasulullah dari Allah. Risalah tersebut merupakan
suatu tatanan hidup di dunia dalam rangka mencari kehidupan di akhirat. Islam sendiri
berarti sekedar melaksanakan hal hal yang menjadi syarat sah masuk islam berupa syahadat,
sholat, zakat, puasa, dan haji. Seorang yang islam melakukan hal tersebut atau ibadah yanh
lain semata-mata hanya sekedar melakukan karena belum tau hakikat sebenarnya dari
rukun islam yang ada.
Iman berada satu tingkat diatas islam. Iman merupakan suatu kondisi bahwa seorang
manusia yang telah masuk islam dengan sepenuh hati ia percaya bahwa segala sesuatu itu
ada asal usulnya, dalam hal ini seorang tersebut telah meyakini secara penuh bahwa Allah
itu memang ada dan patut untuk diimani. Orang yang telah beriman, dalam melakukan
ibadah sudah dilandasi dengan dasar keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang ia
lakukan pasti ada balasannya. Seorang yang iman sendiri percaya dalam dirinya bahwa
segala kegiatan hidupnya selalu diawasi oleh Allah sebagai penciptanya. Ia bahkan bisa
membuktikan atau mengimplementasikan keimanannya dengan tindakan-tindakan yang
ada. Ia percaya bahwa satu-satunya yang berhak disembah adalah Allah.
Ihsan merupakan tingkatan tertinggi dalam agama, ihsan berada 1 tingkat diatas iman, dan 2
tingkat diatas islam. Ihsan sendiri merupakan suatu kondisi dimana seorang manusia yang
beriman tersebut tidak hanya ada rasa percaya saja namun telah tumbuh rasa cinta yang
luar biasa kepada Allah sehingga muncul rasa rela berkorban demi menjalankan segala
syariatnya. Seorang manusia tersebut karena cintanya kepada Allah ia rela mengorbankan
harta, waktu, bahkan darahnya sendiri demi dijalankannya syariat Islam. Hakikatnya ihsan
sudah mencapai tahap pada rasa cinta. Diman konsekuensi dari hal tersebut ialah melakukan
apapun demi cintanya walaupun ia sendiri harus bersusah payah. Hal tersebut dilakukan
karena cinta dan berusaha mendapatkan cinta Allah.
5. Bagaimana cara memandang objek permasalahan hidup secara Islami, jelaskan
menurut pendapat anda !
Dalam perspektif islam, permasalahan merupakan suatu cobaan yang bertujuan untuk
menguji tingkat keimanan kita. Apabila kita gagal dalam menghadapi permasalahan
tersebut, itu berarti tingkat keimanan kita masih sama atau tidak bertambah. Apabila kita
berhasil menyelesaikan masalah tersebut maka tingkat keimanan kita bertambah atau
meningkat. Maka dalam hal ini, kita dalam menghadapi permasalahan yang ada merupakan
suatu jalan untuk membuktikan tingkat keimanan kita dan meningkatkannya ke tingkat yang
lebih tinggi. Selain itu, proses dalam menyelesaikan permasalahan sendiri merupakan suatu
tahapan pembelajaran bagi kita, apa yang kurang dari kita sehingga kita diberikan suatu
permasalahan tersebut. Dengan adanya permasalahan yang datang kita bisa berinstropeksi
pada diri kita dan menentukan langkah yang seharusnya dilakukan. Permasalahan sendiri
juga merupakan salah cara Allah menampakkan apa yang ada dalam diri kita melalui proses
yang kita lalui dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Maka dari itu, dalam
menghadapi permasalahan kita tetap percaya kepada Allah bahwa permasalahan tersebut
merupakan jalan terbaik dari kehidupan kita. Dan yang terakhir ialah dalam perspektif Islam,
kita sebagai seorang manusia yang beriman tentu harus percaya kepada Allah bahwa setiap
permasalahan yang diberikan memberikan hikmah tersendiri. Hikmah tersebut bisa kita
rasakan secara langsung waktu itu juga atau tidak langsung yakni di waktu yang akan datang
kita percaya bahwa dengan permasalahan tersebut akan membawa suatu kebahagiaan di
waktu yang tepat. Karena Allah tidak akan memberikan suatu manfaat dari suatu apapun jika
seorang manusia tidak melakukan apapun dari segala permasalahan yang Allah berikan.
6. Bagaimana cara menyampaikan ajaran Islam yang humanis , berikan contohnya !
Dakwah humanis merupakan refleksi dari integritas keilmuan yang dapat menjadi jembatan
keilmuan dalam melahirkan Islam sebagai rahmat bagi semua manusia dan alam semesta
(Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an, 2007:72). Maka dari itu, dakwah
humanis merupakan dakwah yang dilakukan melalui pendekatan kemanusiaan yang dapat
berupa keilmuan maupun sosial sehingga dapat menjelaskan konsep ketuhanan yang ada.
Metode dakwah humanis cenderung dikatakan agak aneh dalam masyarakat. Namun, pada
kenyataannya dakwah dengan metode ini lebih cepat dalam memberikan pemahaman
sehingga kesadaran yang tinbul juga lebih cepat. Metode dakwah humanis dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu:
a. Mencari titik kesadaran seseorang dan memberikan pengetahuan sehingga orang
tersebut benar-benar sadar dan paham akan Islam.
Hal ini seperti yang dicontohkan cara dakwah Gus Mik (KH. Hamim Jazuli) yang memiliki
pendekatan humanis, beliau mencari titik ujung kesadaran manusia tanpa pemaksaan
sedikit pun, kemudian memberi pencerahan dan pengetahuan kepada orang lain dan
orang tersebut tidak merasa terbebani. Hal ini dilakukan dengan prinsip mengambil
kemanfaatan memberikan kesadaran kepada orang lain dengan cara yang baik dan
mengajak orang tidak menggunakan cara yang tidak baik.
b. Berdakwah ditempat yang jelas menampakkan kemaksiatan. Namun, cara ini hanya bisa
dilakukan jika seseorang sudah memiliki aqidah yang kuat, pemahaman agama yang
luas, serta berani menerima konsekuensi atas tempat yang ia pilih.
Hal ini seperti yang dicontohkan oleh Gus Miftah (KH. Miftahudin) dengan pendekatan
humanisnya ia berdakwah di tempat kemaksiatan yaitu club malam dan lokasi prostitusi.
Gus miftah mengutamakan touching of heart atau pembicaraan yang menyentuh hati
dalam setiap dakwahnya, sehingga orang telah kembali ke jalan yang benar, mereka
benar-benar tobat nasuha dan tidak akan mengulangi lagi sehingga mereka benar-benar
menjadi seorang muslim seutuhnya yang berusaha menjalankan syariat Islam.
c. Berdakwah dengan cara pendekatan psikologi atau kejiwaan sehingga orang tersebut
akan kembali ke jalan yang benar.
Hal seperti ini yang dicontohkan Gus Jibril yang setiap hari selalu mengobati orang-orang
yang memiliki gangguan jiwa dan mengganggu keislamannya, dengan sikap gus jibril
yang menganggap mereka adalah orang-orang pada umumnya dan secara manusiawi
memperlakukan mereka seperti yang lain sampai orang-orang tersebut hingga sembuh
untuk kemudian mereka dibimbing dengan berbagai pengajaran ilmu dan amaliyah
agamanyanh ada dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai