Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Judul :
AKHLAK
Kelompok 11 Sesi 0028
No Nama NIM

1 Musthafa Imran 22337011

2 Anugrah Sukma Dermawan 22338135


3 Mhd. Fahri Meihanda Putra 22338052
4 Fathony Arifin 22338136
5 Hamman Harists Allensky 22338049

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,taufik,danhidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “AKHLAK “ ini dengan lancar.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhitugas mata kuliah pendidikan agama islam
yang di ampu oleh Bapak Dr. Ahmad Kosasih,M.Ag.
Dalam proses penusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih.Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demikesempurnaan makalah ini.Demikian yang dapat kami
sampaikan semoga makalah ini dapat membantudan bermanfaatuntuk kita semua terutama
untuk saya sendiri khususnya.

Padang , 8 Mei 2023

Kelompok 11 Sesi 0028


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................2


Daftar Isi ..........................................................................................................................3
BAB 1
Pendahuluan ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
Pengertian Akhlak.............................................................. Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ................................................................. Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ............................................................ Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penulisan .............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Akhlak kepada ibu/bapak dan orang tua ........................ Error! Bookmark not defined.

B. Akhlak kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan .............. Error! Bookmark not defined.
C. Akhlak kepada saudara non muslim ............................... Error! Bookmark not defined.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Saran .........................................................................................................................14
BAB 1 (PENDAHULUAN)

A. LATAR BELAKANG

Pengertian Akhlak

Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah di-Indonesiakan. Ia
merupakan akhlaaq jama‟ dari khuluqun yang berarti “perangai, tabiat, adat, dan
sebagainya.1Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq yang bermakna
pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari kata khalaqa,
menciptakan. Dengan demikian, kata khulq dan akhlak yang mengacu pada makna “penciptaan”
segala yang ada selain Tuhan yang termasuk di dalamnya kejadian manusia.2 Sedangkan
pengertian akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan suatu
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih
dahulu.
Berikut ini beberapa defenisi kata akhlak yang dikemukakan para ahli, antara lain:
Menurut pendapat Imam-al-Ghazali selaku pakar di bidang akhlak yang dikutip oleh Yunahar Ilyas
yaitu:
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika sifat itu
melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan syariat, maka disebut akhlak yang baik, dan
bila lahir darinya perbuatan yang buruk, maka disebut akhlak yang buruk.
Sedangkan Aminuddin mengutip pendapat Ibnu Maskawah (w. 421 H/ 1030 M) yang
memaparkan defenisi kata akhlak ialah kondisi jiwa yang senantiasa mempengaruhi untuk
bertingkahlaku tanpa pemikiran dan pertimbangan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa akhlak adalah tabiat
atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar
telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan
tanpa dipikirkan dan diangan-angankan terlebih dahulu. Dapat dipahami juga bahwa akhlak itu
harus tertanam kuat/tetap dalam jiwa dan melahirkan perbuatan yang selain benar secara akal,
juga harus benar secara syariat Islam yaitu al-Quran dan al-Hadits
Sedangkan Asnil Aida Ritonga berpendapat bahwa “Akhlak adalah suatu keadaan yang
melekat pada jiwa yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui
proses pemikiran, pertimbangan dan penelitian.”10 Mahmud Syaltut juga mempertegas
pengertian kata akhlak lebih spesifik lagi yaitu : Akhlak itu adalah karakter, moral, kesusilaan dan
budi baik yang ada dalam jiwa dan memberikan pengaruh langsung kepada perbuatan.
Diperbuatnya mana yang diperbuat dan ditinggalkannya mana yang patut ditinggal. Jadi akidah
dengan seluruh cabangnya tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat
dijadikan tempat berlindung kepanasan, untuk berteduh kehujanan dan tidak ada pula buahnya
yang dapat dipetik.

Akhlak dalam agama Islam merupakan hal yang sangat penting dan dianggap sebagai
salah satu aspek terpenting dalam menjalankan ajaran agama. Islam mengajarkan bahwa akhlak
yang baik adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam ajaran Islam, akhlak kepada orang tua, hewan dan tumbuhan, dan saudara non
muslim merupakan bagian dari akhlak yang baik yang harus dipraktikkan oleh setiap umat
Muslim. Beberapa latar belakang mengapa ajaran Islam menekankan pentingnya akhlak dalam
hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

Akhlak kepada orang tua Islam menempatkan kedudukan orang tua sebagai yang sangat
penting dan mulia dalam kehidupan seorang Muslim. Kedua orang tua dihormati dan diberi
tempat yang tinggi dalam Islam karena mereka yang telah memberi kehidupan dan
membesarkan anak-anak mereka. Al-Quran bahkan memerintahkan kita untuk berbakti dan
berbuat baik kepada kedua orang tua sepanjang hayat kita. Hal ini dikarenakan peran orang tua
dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka sehingga menjadi manusia yang
bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Akhlak kepada hewan dan tumbuhan Islam mengajarkan bahwa seluruh makhluk ciptaan
Allah SWT harus dihormati dan diperlakukan dengan baik. Hal ini termasuk dalam perlakuan
kepada hewan dan tumbuhan. Al-Quran dan Hadis banyak mengajarkan nilai-nilai kasih sayang
dan kepedulian terhadap makhluk hidup lainnya. Islam juga mengajarkan bahwa manusia adalah
khalifah di bumi dan bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam serta lingkungan
sekitarnya.

Akhlak kepada saudara non muslim Islam mengajarkan bahwa semua manusia adalah
sama di hadapan Allah SWT tanpa terkecuali. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk
bersikap baik dan menghormati saudara non muslim. Islam memerintahkan umatnya untuk
menjalin hubungan baik dengan orang lain tanpa memandang suku, agama, atau ras. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan keharmonisan dan perdamaian antar umat manusia.
Dalam keseluruhan, ajaran Islam mengajarkan pentingnya menjaga akhlak yang baik
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan dengan Allah SWT, dengan orang tua, dengan
hewan dan tumbuhan, serta dengan sesama manusia. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
kehidupan yang harmonis dan damai di dunia serta untuk meraih kebahagiaan di akhirat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghormati orang tua sesuai ajaran Islam?


2. Apa saja ajaran-ajaran dalam Islam yang mengatur tentang akhlak kepada hewan dan
tumbuhan?
3. Bagaimana cara memperlakukan saudara non muslim secara baik dan benar menurut
ajaran Islam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui cara menghormari orang tua menurut ajaran islam.


2. Untuk mengetahui ajaran-ajaran dalam Islam yang mengatur tentang akhlak kepada
hewan dan tumbuhan.
3. Untuk mengetahui cara memperlakukan saudara non muslim secara baik dan benar
menurut ajaran Islam.
BAB 2 (PEMBAHASAN)

A. AKHLAK KEPADA IBU/BAPAK DAN ORANG TUA

Berbakti kepada orang tua atau dalam agama Islam memiliki istilah birrul walidain.
Birrul walidain merupakan sesuatu kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dalam agama
Islam. Maka dari itu, sebagai umat Islam berbakti dan berbuat baik kepada orang tua bukan
hanya memenuhi norma saja, melainkan mentaati perintah Allah SWT dan Rasul. Bahkan hal
ini sudah tertulis jelas dalam Alqur’an bukan sekedar anjuran saja. Sehingga memiliki hukum
wajib. Beberapa akhlak kepada orang tua:

1. Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua

Didalam Islam kita sebagai anak yang berbakti dianjurkan untuk selalu berbuat baik kepada kedua
orang tua. Seperti yang dijelaskan pada surah Luqman, 31: 14 dan pada surat Al- Isra ayat 23.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-
Kulah kembalimu. (QS. Luqman, 31: 14)

“Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu”. (Al-Isra: 23)

2. Mendoakan Orang Tua

Kewajiban seorang anak adalah mendoakan kedua orang tuanya agar diberikan ampunan
dan keberkahan umur, hal ini tertera pada QS. Ibrahim: 14
”Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
3. Menjaga perasaan orang tua

Menjaga perasaan orang tua merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Anak
harus senantiasa menghindari hal-hal yang dapat menyakiti atau merugikan orang tua. Anak
harus selalu bersikap lembut dan sabar dalam menghadapi kekurangan dan kesalahan orang
tua. Dalam Islam, anak dianjurkan untuk memaafkan kesalahan orang tua dan tidak
membalasnya dengan perkataan atau perbuatan yang buruk.

4. Tidak Berkata Kasar dan Membentak

Allah mencela kita mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada kedua orang tua, sehingga
kata 'ah' pun yang merupakan kata-kata buruk yang paling ringan tidak diperbolehkan dan jangan
juga membentaknya. Seperti yang dijelaskan dala, Surah Al- Isra 23.
“Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan 'ah' kepada keduanya” (Al-Isra:
23)
Artinya, janganlah kamu mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada keduanya, sehingga
kata 'ah' pun yang merupakan kata-kata buruk yang paling ringan tidak diperbolehkan.

5. Tidak Boleh Durhaka kepada Orang Tua

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.


“Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali
(beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah,
dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”.
Maka Nabi selalu megulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi
diam”. (Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654, dan Muslim 87)
B. AKHLAK KEPADA HEWAN DAN TUMBUHAN

Dalam ajaran agama Islam, manusia diajarkan untuk memiliki akhlak yang baik dan
mulia tidak hanya dalam hubungan dengan sesama manusia, tetapi juga dalam hubungannya
dengan hewan dan tumbuhan. Dalam Islam, hewan dan tumbuhan dianggap sebagai makhluk
hidup yang memiliki hak-haknya sendiri dan harus dihormati. Oleh karena itu, sebagai hamba
Allah, manusia harus memiliki sikap yang bertanggung jawab dan peduli terhadap makhluk
hidup lainnya.

Berikut adalah beberapa pembahasan mengenai akhlak kepada hewan dan tumbuhan
dalam Islam:

1. Menghormati hak-hak hewan dan tumbuhan


Dalam Islam, hewan dan tumbuhan dianggap sebagai makhluk hidup yang memiliki
hak-haknya sendiri dan manusia diwajibkan untuk menghormati hak-hak tersebut. Manusia
dilarang melakukan tindakan kekerasan terhadap hewan dan tumbuhan, serta dianjurkan
untuk memberikan perlindungan dan perawatan yang baik terhadap hewan dan tumbuhan.

2. Menjaga kelestarian lingkungan dan habitat


Islam mendorong umatnya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan habitat hewan
dan tumbuhan. Manusia diwajibkan untuk memelihara dan menjaga keberlangsungan hidup
hewan dan tumbuhan yang hidup di sekitarnya. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi
polusi dan pengrusakan lingkungan, serta memelihara keberagaman hayati dan lingkungan
alami.

3. Tidak membuang-buang sumber daya alam


Dalam ajaran Islam, manusia dilarang untuk membuang-buang sumber daya alam,
termasuk sumber daya alam yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Manusia diharapkan
untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dan tidak berlebihan, serta
menghindari penggunaan sumber daya alam yang merusak lingkungan dan habitat hewan
dan tumbuhan.

4. Tidak memakan atau mengambil hak hewan dan tumbuhan secara sembarangan
Dalam Islam, manusia diwajibkan untuk memakan dan mengambil hak hewan dan
tumbuhan dengan cara yang baik dan benar. Manusia tidak diperbolehkan untuk mengambil
hak hewan dan tumbuhan secara sembarangan atau dengan cara yang merusak lingkungan
dan habitatnya. Oleh karena itu, manusia diharapkan untuk memperhatikan cara memanen
dan mengambil hasil dari hewan dan tumbuhan dengan cara yang tidak merusak.
5. Menjaga keseimbangan ekosistem
Dalam Islam, manusia diwajibkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Hal ini
dilakukan dengan cara menghindari penggunaan bahan kimia dan pestisida yang berbahaya
bagi hewan dan tumbuhan, serta menjaga keberagaman hayati dan lingkungan alami. Dengan
menjaga keseimbangan ekosistem, maka hidup hewan dan tumbuhan dapat berjalan secara
harmonis dan berkelanjutan.

Demikianlah beberapa pembahasan mengenai akhlak kepada hewan dan tumbuhan


dalam ajaran agama Islam.

C. AKHLAK KEPADA SAUDARA NON MUSLIM

Setidaknya ada 6 sikap yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam bergaul
dengan non-muslim. Selain menekankan kepada hubungan baik terhadap sesama muslim,
Alquran juga tidak mengesampingkan agar setiap muslim menjalin hubungan yang baik dengan
non-muslim. Berikut penjelasan mengenai temuan peneliti mengenai etika pergaulan antara
muslim dengan nonmuslim dalam Alquran.

Berikut beberapa pembahasan mengenai akhlak kepada saudara non muslim dalam
Islam:
1. Saling Bekerja Sama

Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak dapat hidup seorang diri. Dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari misalnya, manusia membutuhkan bantuan dari orang lain. Terlebih dalam
Islam, manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalīfaħ di bumi. Tugas yang berat ini tidak
dapat dilaksanakan jika manusia enggan untuk bekerja sama dengan orang lain. Ayat yang
membicarakan mengenai saling bekerja sama dengan non-muslim adalah surat Al-Ḥujurāt ayat
13.
“ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti”. Dalam ayat ini disebutkan
bahwa manusia diciptakan sama tidak ada perbedaan dari segi penciptaan. Allah pun menjadikan
berbeda suku dan bangsa agar manusia dapat bekerja satu sama lain antara berbagai macam
latar belakang, golongan, suku dan bangsa. Perbedaan yang ditimbulkan sengaja Allah ciptakan
untuk menarik minat satu sama lain agar saling mengenal untuk kemudian dapat saling bekerja
sama. Hendaknya jangan sampai ini menimbulkan perpecahan di antara manusia, namun
sebaliknya harus meinmbulkan hubungan yang harmonis di antara mereka.

2. Bersikap Tegas dalam Hal Prinsip terhadap Orang Kafir

Islam mengatur batasan tentang hubungan muslim dengan non-muslim. selama itu
menyangkut masalah sosial keduniawian, maka hal tersebut diperbolehkan. Namun, jika sudah
mencakup masalah aqidah, muslim harus dapat bersikap tegas kepada nonmuslim. Ayat yang
membicarakan mengenai bahasan ini adalah surat Al-Fatḥ ayat 29. Orang muslim hendaknya
bersikap keras kepada orang-orang kafir pada waktu dan kondisi tertentu. Dan sudah selayaknya
umat Islam bersikap keras seperti perilaku harimau terhadap mangsanya pada saat peperangan
serta dalam rangka penegakan sanksi hukum yang dibenarkan oleh Agama.

3. Berdamai dengan Non-Muslim

Allah memerintahkan kepada umat muslim agar tidak hanya menjaga perdamaian dengan
muslim tetapi juga dengan non-muslim. Ayat yang berbicara mengenai berdamai dengan non-
muslim adalah surat Al-Baqaraħ ayat 190 dan Al-Ḥajj ayat 39.
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan
melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”.
Kedua surat ini berbicara mengenai peperangan yang boleh dilakukan oleh umat Islam.
Terdapat setidaknya tiga penafsiran dari kedua ayat tersebut. Pertama, menjelaskan tentang
etika dalam berperang yakni tidak diizinkan melampaui batas. Kedua, membahas tentang kondisi
yang memperbolehkan umat Islam untuk berperang yaitu ketika mereka diserang dan dianiaya
oleh pihak lain. Ketiga, mengenai konsep mempertahankan diri. Dalam Islam – khususnya ketika
– nabi berada di Madinah, beliau memerintahkan agar umat muslim selalu siap siaga menghadapi
peperangan.

4. Berbuat Baik dan Adil terhadap Non-Muslim

Allah tidak melarang seorang muslim untuk berbuat baik dalam bentuk apa pun terhadap
non-muslim dan tidak juga melarang untuk berlaku adil kepada mereka. Salah satu contohnya
adalah jika dalam interaksi sosial mereka (non-muslim) ada pada pihak yang benar, maka harus
dibela, demikian juga sebaliknya. Perbuatan ini diperbolehkan oleh agama selama syarat-
syaratnya terpenuhi. Syarat yang harus dipenuhi adalah orangorang nonmuslim tidak memerangi
umat muslim atau mengusir dari kampung halaman orang-orang mukmin. Surat Al-Mumtaḥanaħ
ayat 8.
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil”.
Berbicara mengenai berbuat baik terhadap dan berlaku adil terhadap nonmuslim. Ayat
ini merupakan sanggahan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa semua nonmuslim tidak
harus diperangi. Allah tidak melarang kamu berbuat baik dalam bentuk apa pun dan tidak juga
melarang untuk berlaku adil terhadap orang-orang non-muslim asalkan terpenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan.
5. Tidak Menjadikan Teman Orang-Orang yang Memerangi Karena Agama
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-
orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung
halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka
sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim”.
Dalam ayat ini Allah melarang umat muslim untuk berteman dengan non-muslim yang
tidak memenuhi syarat untuk dijadikan teman. Syarat tersebut meliputi tidak memerangi agama,
tidak mengusir umat muslim dari negerinya, dan tidak ikut membantu dalam mengusir umat
muslim dari negerinya. Ayat selanjutnya yang akan dikaji adalah surat Al-Mā`idaħ ayat 51. Dalam
ayat ini Allah melarang untuk menjadikan „auliyā, yang dapat diartikan dengan teman dekat,
pemimpin, penolong dan sebagainya.
BAB 3 (PENUTUP)

Kesimpulan

Dalam ajaran agama Islam, akhlak menjadi bagian penting dari kehidupan seorang
muslim. Akhlak yang baik dan mulia diwajibkan untuk diterapkan dalam hubungan dengan
orang tua, hewan dan tumbuhan, serta saudara non muslim.

Dalam hubungan dengan orang tua, seorang muslim diharapkan untuk selalu
menghormati, menghargai, dan berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan, menjaga
hubungan yang baik dengan orang tua dianggap sebagai ibadah yang diperintahkan oleh Allah
SWT. Dalam hubungan dengan hewan dan tumbuhan, seorang muslim diharapkan untuk
memperlakukan mereka dengan baik dan berbelas kasih. Islam mengajarkan bahwa hewan
dan tumbuhan juga memiliki hak yang harus dihormati dan dilindungi.

Dalam hubungan dengan saudara non muslim, seorang muslim diharapkan untuk
saling menghormati dan berbuat baik, tanpa memandang agama, ras, atau latar belakang
sosial. Islam mengajarkan untuk saling membantu dan berbuat kebaikan kepada sesama,
termasuk saudara non muslim. Dalam kesimpulannya, akhlak yang baik dan mulia diwajibkan
dalam hubungan dengan semua makhluk ciptaan Allah SWT. Sebagai muslim, kita diharapkan
untuk senantiasa mengamalkan akhlak yang baik dan mulia dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan untuk memperbaiki hubungan dengan
sesama makhluk ciptaan-Nya.
Daftar Pustaka

1. http://repository.uinsu.ac.id/4867/4/BAB%20II.pdf
2. https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-gunung-
djati/ilmu-akhlak/makalah-kelompok-4-akhlak-terhadap-sesama-manusia/43476440
3. https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-ar-raniry/fikih-dan-
usul-fikih/akhlak-terhadap-non-muslim/46656379
4. https://an-nur.ac.id/durhaka-kepada-orangtua-ciri-dalil-larangan-bahaya-dan-hikmahnya/

Anda mungkin juga menyukai