Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AHKLAK PRIBADI ISLAM

Disusun oleh:
kelompok 5

AYU RISMAWATI 43120010081

KEYSHA NADAAULIA 43120010082

NABILA NOVIANTI 4312

Dosen Pengampu :

Abdul Azis, M.Pd.I.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tahun Ajaran 2020-2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akhlak Pribadi islam”
ini dengan lancar. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu matakuliah pendidikan agama Abdul Azis, M.Pd.I.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah pendidikan agama atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang
telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal
ini dapat menambah wawasan kita mengenai Akhlak Pribadi islam. Memang makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka kelompok kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Jakarta,25 maret 2021

Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………………………


Daftar isi ………………………………………………………………………………………….
Bab 1 pengdahuluan ………………………………………………………………………………
A. Latar belakang …………………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………………
C. Tujuan ………………………………………………………………………………………….
Bab 2 pembahasan ………………………………………………………………………………..
1.1. Daftar akhlak …………………………………………………………………………………
2.1 Akhlak terhadap diri sendiri ………………………………………………………………….
3.1 Macam - macam akhlak ………………………………………………………………………
4.1 Penerapan akhlak pribadi dalam penerapan kesehariannya ……………………………………
Bab 3 penutup ……………………………………………………………………………………..
A Kesimpulan …………………………………………………………………………………….
B Saran ……………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, juga budaya. Populasi
sumber daya manusianya berjumlah 237.641.326. Negara ini juga merupakan negara dengan
populasi Muslim terbanyak di dunia. Namun potret bangsa ini semakin memprihatinkan.
Pengangguran merajalela, Korupsi, tindakan kriminal, asusila, kemiskinan, merupakan akibat
dari hasil akhlak runtuhnya akhlak di Indonesia. Padahal Islam merupakan agama yang
santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak.
Sehingga untuk merubah Indonesia ini menjadi lebih baik. Maka harus di bangun
pembentukan akhlak pribadi masyarakat yang sesuai dalam kandungan Al-Quran. Karena
didalam Al-Quran telah menjelaskan pribadi akhlak ideal bagi umat islam yang akan
dijelaskan secara ringkas pada makalah ini.
Untuk memahami akhlak pribadi islam, maka setiap umat islam diharapkan dapat membaca,
memahami dan akhirnya melaksanakan apa saja yang menjadi kaidah akhlak yang sudah
ditetapkan dalam Al-Quran. Jika semua umat islam berakhlak sesuai dengan ketentuan ajaran
Al-Quran. Maka citra umat islam akan dapat dibentuk dari perilakunya seperti jujur, amanah,
percaya diri dan berpikir positif, bekerja keras, menghargai waktu, hemat, mandiri dan selalu
bersyukur atas rahmat Allah SWT.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah ini antara lain :
1. Apa hakikat akhlak pribadi ?
2. Apa saja macam-macam akhlak terhadap diri sendiri?
3. Ada saja macam-macam akhlak?
4. Bagaimana contoh dalam penerapan akhlak pribadi dalam penerapan kesehariannya ?

C. TUJUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hakikat akhlak
2. Mengetahui hakikat akhlak pribadi
3. Mengetahui macam-macam akhlak pribadi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 DEFINISI AKHLAK
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di
dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa
adanya suatu pemikiran dan paksaan.
Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri
pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri
kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.
Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli Dalam ISLAM:
1. Menurut Ibnu Maskawaih :
Menurutnya akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa ila af’aaliha min ghoiri fikrin
walaa ruwiyatin” yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2. Menurut Abu Hamid Al Ghazali :
Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-
perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta
tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
3. Menurut Ahmad bin Mushthafa :
Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan,
dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni
kekuatan berpikir, marah dan syahwat atau nafsu.
4. Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani :
Akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam diri
manusia yang darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa
berpikir dan direnungkan.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Qolam ayat 4 dikatakan bahwa "Dan sesungguhnya engkau
(Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung". Dan dalam sebuah haditspun dikatakan
bahwa “Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia“. Sehingga jelas bagi umat
Islam diseluruh alam berpatokan pada akhlaknya nabi Muhammad SAW.
Akhlak terpuji yang ada dalam diri Rasulullah SAW patut kita jadikan contoh dan suri tauladan
yang baik. Ada dua sumber yang harus dijadikan sebagai pegangan hidup yakni Al-Qur'an dan
As-Sunnah yang keduanyapun dijadikan sumber akhlak islamiyah. Jika manusia telah
berakhlakul karimah atau akhlak yang baik, mulia, terpuji InsyaAllah hidupnya akan jauh lebih
baik.
2.1 AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
Menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab ‫ اخالق‬bentuk jamak dari mufradnya
khuluq ‫ خلق‬yang berarti “budi pekerti”. Sedangkan menurut terminologi, kata “budi pekerti”,
budi adalah yang ada pada manusia, berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh
pemikiran, ratio. Budi disebut juga karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia
karena didorong oleh perasaan hati yang disebut behaviour.Jadi, budi pekerti adalah
perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.
Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri. Namun
bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada Allah. Dikarenakan
kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah mempercayai dengan keyakinan
yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”. Keyakinan pokok ini merupakan
kewajiban terhadap Allah sekaligus merupakan kewajiban manusia bagi dirinya untuk
keselamatannya.
 Macam – macam akhlak terhadap diri sendiri
1. Berakhlak terhadap jasmani.
a. Menjaga kebersihan dirinya
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan kebersihan secara menyeluruh
meliputi pakaian dan juga tubuh badan. Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya
memakai pakaian yang bersih, baik dan rapi terutamanya pada hari Jum’at, memakai wewangian
dan selalu bersugi.
b. Menjaga makan minumnya.
Bersederhanalah dalam makan minum, berlebihan atau melampau di tegah dalam Islam.
Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan, satu pertiga untuk minuman, dan satu
pertiga untuk bernafas.
c. Tidak mengabaikan latihan jasmaninya
Riyadhah atau latihan jasmani amat penting dalam penjagaan kesehatan, walau bagaimnapun ia
dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam tanpa mengabaikan hak-hak Allah, diri,
keluarga, masyarakat dan sebagainya, dalam artikata ia tidak mengabaikan kewajiban
sembahyang, sesuai kemampuan diri, menjaga muruah, adat bermasyarakat dan seumpamanya.
d. Rupa diri
Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah mengizinkan
budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan seumpamanya. Islam adalah agama yang
mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik. Sesetengah orang yang menghiraukan
rupa diri memberikan alasan tindakannya sebagai zuhud dan tawadhuk. Ini tidak dapat diterima
karena Rasulullah yang bersifat zuhud dan tawadhuk tidak melakukan begitu. Islam tidak
melarang umatnya menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak melampau dan takabbur.
2. Berakhlak terhadap akalnya
a. Memenuhi akalnya dengan ilmu
Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambi sesuatu yang memabukkan
dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya membangun potensi akal hingga ke tahap
maksimum, salah satu cara memanfaatkan akal ialah mengisinya dengan ilmu.
Ilmu fardh ‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah diutamakan karena ilmu
ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal dan cukup umur. Pengabaian ilmu ini
seolah-olah tidak berakhlak terhadap akalnya.
b. Penguasaan ilmu
Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi pemandu ilmu supaya manusia dapat
bertemu dengan kebenaran. Kekufuran (kufur akan nikmat) dan kealfaan ummat terhadap
pengabaian penguasaan ilmu ini.
Perkara utama yang patut diketahui ialah pengetahuan terhadap kitab Allah, bacaannya,
tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-hadits Rasul, sirah, sejarah sahabat, ulama, dan juga
sejarah Islam, hukum hakam ibadat serta muamalah.
Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkap pikirannya kepada segala bentuk ilmu,
termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu berlaku dengan cepat. Rasulullah pernah
menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi dan Syiria. Abdullah bin Zubair adalah
antara sahabat yang memahami kepentingan menguasai bahasa asing, beliau mempunyai seratus
orang khadam yang masing-masing bertutur kata berlainan, dan apabila berhubungan dengan
mereka, dia menggunakan bahasa yang dituturkan oleh mereka.
3. Berakhlak Terhadap Jiwa
Manusia pada umumnya tahu sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu, begitu juga dengan jiwa.
Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada beberapa cara membersihkan jiwa dari
kotorannya, antaranya:
a. Bertaubat
b. Bermuqarabah
c. Bermuhasabah
d. Bermujahadah
e. Memperbanyak ibadah
f. Menghadiri majlis Iman
 Macam – macam khlak pribadi islami

a. Jujur (Shidiq, Honesty)


Jujur dapat diartikan adanya kesesuaian/keselarasan antara apa yang
disampaikan/diucapkan dengan apa yang dilakukan/kenyataan yang ada. Kejujuran juga
memiliki arti kecocokan dengan kenyataan atau fakta yang ada. Lawan kata dari kejujuran
adalah Dusta. Dusta adalah apa yang diucapkan dan diperbuat tidak sesuai dengan apa yang
dibatinnya, dan tidak sesuai dengan kenyataan. Dusta juga dapat berarti tidak berkata
sebenarnya, dan menyembunyikan yang sebenarnya.

Al-Quran sangat menganjurkan untuk berbuat jujur, di antara Firman Allah tentang,
kejujuran di antaranya:

َ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ُكونُوا َم َع الصَّا ِدقِين‬

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-
sama orang-orang yang benar (QS At-Taubah-119).

b. Percaya Diri
Akhlak yang kedua dari pribadi islami adalah percaya atau rendah hati (Tawadhu).
Pengertian percaya diri atau tawadhu adalah merendahkan hati atau diri tanpa harus
menghinakannya atau meremehkan harga diri tanpa harus menghinakannya atau
meremehkan harga diri sehingga orang lain berani menghinanya dan menganggap ringan.
Pribadi yang percaya diri, harus mampu menunjukkan sesuatu yang unggul berupa
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap atau perilaku (attitude), sehingga
orang lain memberikan kepercayaan dan kehormatan yang sepatutnya, dan tidak bersikap
sombong terhadap kemampuan yang dimilikinya.
Lawan sikap percaya diri adalah Takabur. Seseorang yang takabur merasa dirinya lebih
tinggi, lebih mampu, dan lebih sempurna daripada orang lain, padahal kenyataannya tidak.
Ciri orang yang takabur adalah selalu dan ingin menghina orang lain, menganggap enteng
orang lain, menjauhkan diri dari orang lain, enggan bergaul, mencela orang lain, dan
bersikap sewenang-wenang.

Terkait dengan percaya diri dan tidak berbuat sombong. Allah SWT berfirman dalam Al-
Qur'an:
َ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْدعُونِي َأ ْست َِجبْ لَ ُك ْم ِإ َّن الَّ ِذينَ يَ ْستَ ْكبِرُونَ َع ْن ِعبَا َدتِي َسيَ ْد ُخلُونَ َجهَنَّ َم دَا ِخ ِرين‬

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang


yang menyombongkan diri dari menyembah-Kuakan masuk neraka Jahannam dalam
Keadaan hina dina. (QS Al-Mu'min:60)
c. Bekerja Keras (Hubbul Amal, Excellence)
Bekerja keras merupakan salah satu akhlak islami. Al-Hufiy (2000) dalam keteladanan
akhlak Rasul, menyatakan bahwa "Islam membenci pengangguran, kemalasan, dan
kebodohan karena hal itu merupakan maut yang lambat laun akan mematikan semua daya
kekuatan dan menjadi sebab kerusakan di dunia dan akhirat". Pernyataan ini sangat relevan
untuk terus dikumandangkan terutama dikalangan umat Islam di Indonesia.
Kemalasan akan membuat kehancuran dapat juga dicontohkan pada zaman Romawi.
Bangsa Romawi memandang pekerjaan adalah hina dan harus dikerjakan budak. Akibat
banyak pekerjaan dilakukan oleh budak, maka timbulnya budaya malas dan berkibat
kehancuran Romawi.
Bekerja keras tidak hanya fisik. Akal dan pikiran harus terus digunakan untuk memikirkan
sesuatu yang lebih baik. Kemalasan akal atau malas berpikir lebih jelek daripada malas
badan. Orang yang cerdas tetapi malas berpikir akan merusak jiwa, karena pikiran-pikiran
yang buruk serta rusak ada dalam tubuh manusia yang malas dan lemah. Orang malas akan
menjadi gelisah hatinya, lemah badannya, dan membenci kehidupan walaupun memiliki
harta yang cukup.

Terkait dengan bekerja keras, Allah SWT berfirman:


َ‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُواهَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ ْ‫صاَل ةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي اَأْلر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَِإ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

"Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung" (QS Al-
Jumuah:10)
d. Menghargai Waktu
Satu akhlak islami yang mendorong sukses pribadi umat Islam adalah menghargai waktu.
Waktu terus berjalan dan tidak pernah kembali. Oleh sebab itu, setiap detik waktu harus
dapat dimanfaatkan untuk kebaikan dan keberhasilan. Untuk dapat memanfaatkan secara
optimal dari waktu, maka perlu adanya manajemen waktu yaitu aktivitas untuk menfaatkan
waktu yang tersedia dan potensi-potensi yang tertanam dalam diri kita guna mewujudkan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan menyeimbangkan tuntutan kehidupan pribadi,
masyarakat, serta kebutuhan jasmani, rohani dan akal.Terkait dengan menghargai waktu,
Alllah SWT berfiriman :
َّ ‫اصوْ ابِال‬
)3( ‫صب ِْر‬ ِّ ‫بِ ْال َح‬ ‫اصوْ ا‬
َ ‫ َوت ََو‬ ‫ق‬ َ ‫ َوتَ َو‬ ‫ت‬ ٍ ‫ ُخس‬ ‫لَفِي‬  َ‫اِإْل ْن َسان‬ ‫ِإ َّن‬ )1( ‫َو ْال َعصْ ِر‬
ِ ‫الصَّالِ َحا‬ ‫ َو َع ِملُوا‬ ‫الَّ ِذينَآ َمنُوا‬  ‫ِإاَّل‬ )2( ‫ْر‬
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam keadaan merugi,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran" (QS Al-
Ashr:1-3).
e. Berpikir Positif
Berfikir positif adalah pola pikir yang didasarkan pada penyusunan rencana yang matang
dalam mencapai tujuan, selalu berusaha untuk mencapai tujuan, dan mengambil hikmah
setiap kejadian. Berpikir positif juga dapat diartikan kita mencari hal-hal positif dan baik
dari berbagai hal tersebut, kemudian hal-hal yang buruk kita kesampingkan. Orang yang
berpikir positif mengambil sisi baik dari setiap kejadian, melakukan evaluasi dan
merencanakan kembali untuk mencapai tujuan mencapai. Orang yang berpikir memiliki
sikap yang penuh harapan, yakin dalam hidup, berperilaku baik, ramah, dan
menyenangkan.
Berpikir positif sangat penting dalam kehidupan manusia terutama umat islam, karena
menjadikan hidupnya konstruktif dan produktif yang diliputi oleh kebahagiaan dan
kesuksesan. Dengan berpikir positif dapat diwujudkan hasil yang lebih banyak daripada
yang dapat dicapai oleh cara yang lain. Dapat mengubah masalah yang sulit menjadi
masalah yang bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam
hidup kita. Hal sebaliknya terjadi jika berpikir negatif. Berpikir negatif menjadikan kita
melihat berbagai hal dengan pandangan pesimis dan dari sisi yang gelap. Membawa kita
kepada kemurungan, kesedihan, dan frustasi.
Allah Berfirman :
 ‫لَحْ َم‬ ‫يَْأ ُك َل‬ ‫َأ ْن‬ ‫َأيُ ِحبَُّأ َح ُد ُك ْم‬ ‫بَ ْعضًا‬ ‫ض ُك ْم‬
ُ ‫بَ ْع‬  ْ‫يَ ْغتَب‬  ‫ َواَل‬ ‫تَ َج َّسسُوا‬  ‫ َواَل‬ ‫ِإ ْث ٌم‬  ِّ‫ضالظَّن‬
َ ‫بَ ْع‬ ‫ِإ َّن‬  ِّ‫الظَّن‬  َ‫ ِمن‬ ‫ َكثِيرًا‬ ‫اجْ تَنِبُوا‬ ‫آ َمنُوا‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫َأيُّهَا‬ ‫يَا‬
‫هَّلل‬ ‫هَّللا‬ ُ
‫ َر ِحي ٌم‬  ٌ‫تَوَّاب‬ َ ‫ِإنَّا‬ َ  ‫ َواتَّقوا‬ ُ‫فَ َك ِر ْهتُ ُموه‬ ‫ َم ْيتًا‬ ‫ِخي ِه‬ ‫َأ‬

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena


sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang."(QS Al-Hujurat: 12)

ِ ‫ َر‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ِإلَى‬ ‫ِإنَّا‬ ُ‫ َو َرسُولُه‬ ‫فَضْ لِ ِه‬ ‫ ِم ْن‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫اللَّهُ َسيُْؤ تِينَا‬ ‫ َح ْسبُنَا‬ ‫ َوقَالُوا‬ ُ‫ َو َرسُولُه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫آتَاهُ ُم‬ ‫ َما‬ ‫ َرضُوا‬ ‫َأنَّهُ ْم‬  ْ‫َولَو‬
َ‫اغبُون‬
"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridho dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya
kepada mereka, dan berkata: Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian
dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-
orang yang berharap kepada Allah," (QS At-Taubah:59)
f. Memiliki Harga Diri (dignity, selfesteem)
Harga diri adalah penilaian menyeluruh mengenai diri sendiri, dan bagaimana ia menjaga
kehormatan diri, sehingga orang lain tidak menghinakannya. Memiliki harga diri berarti
seseorang mempunyai kemampuan untuk menjaga perilaku etis dan menjauhi perilaku
nista. Harga diri perlu diperkuat agar orang merasa malu melakukan segala bentuk
penyimpangan, kecurangan, dan kenistaan.
Untuk meningkatkan harga diri, manusia tidak boleh sombong, atau riya, tetapi harga diri
dibangun melalui berbagai usaha kepada kebaikan yang sudah ditentukan oleh Allah,
sebagaimana firmannya:

ِ َ‫ب‬  َ‫تَ ْع َملُون‬ ‫بِ َما‬ َ ‫هَّللا‬ ‫ِإ َّن‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ ِع ْن َد‬ ُ‫ت َِجدُوه‬ ‫ ِم ْنخَ ي ٍْر‬ ‫َأِل ْنفُ ِس ُك ْم‬ ‫تُقَ ِّد ُموا‬ ‫ َو َما‬ َ‫ال َّز َكاة‬ ‫ َوآتُوا‬ َ‫صاَل ة‬
‫صي ٌر‬ َّ ‫ال‬ ‫َوَأقِي ُموا‬
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan
bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah
Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan (QS Al-Baqarah:110)
g. Mandiri
Setiap individu diberi potensi oleh Allah. Setiap umat harus mampu menggali dan
mengembangkan diri dengan baik sehingga hidup di dunia yang hanya satu kali ini tidak
menjadi beban bagi orang lain, bahkan hidup kita akan terhormat jika kita dapat
meringankan beban orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya".
Menjadi manusia mandiri adalah menjadi manusia yang memiliki harga diri. Mandiri
adalah sumber percaya diri. Mandiri adalah seumber percaya diri. Tentang kemandirian
manusia, Allah berfiriman:
‫بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم‬ ‫ َما‬ ‫يُ َغيِّرُوا‬ ‫ َحتَّى‬ ‫بِقَوْ ٍم‬ ‫ َما‬ ‫يُ َغيِّ ُر‬  ‫اَل‬ َ ‫هَّللا‬ ‫ِإ َّن‬
"Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. " (QS Ar Ra'ad:11)
Kita diberi kemampuan oleh Allah untuk merubah nasib kita sendiri dan tidak bergantung
pada orang lain, ini berarti kita harus mandiri, dalam mengarungi hidup ini. Keuntungan
menjadi manusia mandiri adalah:
 Kita akan mempunyai wibawa
 Hidup akan lebih tenang
 Kita akan semakin percaya diridalam menghadapi hidup
h. Hemat atau Hidup Sederhana
Hidup hemat atau hidup sederhana adalah sikap hidup yang mengendalikan diri sendiri
untuk mencukupkan kebutuhannya, sehingga tidak boros dan tidak kikir. Terkait dengan
hidup hemat, Allah SWT berfirman :
ِ ‫يُس‬ ‫لَ ْم‬ ‫َأ ْنفَقُوا‬ ‫ِإ َذا‬  َ‫َوالَّ ِذين‬
‫ َذلِ َكقَ َوا ًما‬  َ‫بَ ْين‬  َ‫ َو َكان‬ ‫يَ ْقتُرُوا‬ ‫ َولَ ْم‬ ‫ْرفُوا‬
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
(QS Al-Furqan: 67)

i. Memelihara Amanah

Amanah per definisi adalah titipan berharga yang dipercayakan Allah kita atau aset penting
yang dipasrahkan kepada kita. Konsekuensi sebagai penerima amanah tersebut, kita terkiat
secara moral untuk melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar.

Terkait dengan amanah, Allah berfiriman:

َ‫تَ ْعلَ ُمون‬ ‫ َوَأ ْنتُ ْم‬ ‫ َوتَ ُخونُواَأ َمانَاتِ ُك ْم‬ ‫ُول‬
َ ‫ َوال َّرس‬ َ ‫هَّللا‬ ‫تَ ُخونُوا‬  ‫اَل‬ ‫آ َمنُوا‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫َأيُّهَا‬ ‫يَا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS Al-Anfaal:27)

j. Bersyukur

Syukur adalah menggunakan atau mengolah nikmat yang dilimpahkan Allah sesuai dengan
tujuan dianugerahkannya. Artinya, jika Anda bersyukur, berarti Anda harus berani mengolah
dan mengelola segala anugerah Allah yang berupa rahmat dengan baik dan benar. Sebab
dengan begitu, Allah akan menjamin berkah-berkah-Nya selanjutnya pada Anda.

Terkait dengan Rahmat, maka terdapat dua jenis Rahmat, yaitu :

1. Rahmat Umum
Rahmat adalah fasilitas ilahi bagi pertumbuhan dan kemajuan kita menuju pemenuhan
potensi manusiawi kita sehingga kita menjadi manusia seutuhnya.
2. Rahmat Khusus
Rahmat khusus ini adalah Rahmat yang secara istimewa diberikan kepada kita
sedangkan orang lain tidak. Misalnya Kecantikan, suara yang merdu, dll.

3.1 MACAM – MACAM AKHLAK

Para ahli membagi akhlak ini menjadi dua macam:

1. Akhlak Mahmudah atau akhlak yang terpuji.

Ini termasuk budi pekerti yang baik. Menurut Hasan rahimahullah bahwa budi pekerti yang
baik adalah menunjukkan wajah yang berseri-seri, memberikan bantuan sebagai tanda
kedermawanan dan menahan diri dari perbuatanyang menyakiti. Selanjutnya Hasan
menambahkan budi pekerti yang baik ialah membuat kerelaan seluruh makhluk, baik dalam
kesukaan (karena murah rezeki) atau dalam kedukaan (keadaan kekurangan).

Jadi budi pekerti ini hakikatnya adalah suatu bentuk dari sesuatu jiwa yang benar-benar telah
meresap dan dari situlah timbulnya berbagai perbuatan dengan cara spontan dan mudah,
tanpa dibuat-buat dan tanpa membutuhkan pemikiran atau angan-angan.

Contoh akhlak terpuji di dalam al-Quran surat Ali-imran (3): 159, yang artinya: “Maka
disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Contoh akhlak mulia di dalam hadits riwayat Muslim yang diterima dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: “Hak seorang Muslim atas seorang Muslim ada enam
perkara: apabila engkau bertemu dia hendaklah engkau beri salam kepadanya, apabila ia
mengundangmu, hendaklah engkau memenuhinya, apabila ia meminta nasihat, hendaklah
engkau menasihatinya, apabila ia bersin kemudian ia berkata “alhamdulillah” hendaklah engkau
doakan dia, jika ia sakit hendaklah engkau mengunjunginya, dan apabila ia meninggal dunia
hendaklah engkau mengikuti janazahnya.”

2. Akhlak Madzmumah atau akhlak yang tercela.

Al-Quran menjelaskan akhlak tercela ini di dalam surat al-Hujurȃt (49): 12, Yang artinya: 
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.

Contoh akhlak tercela ini di dalam hadits Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Ada empat perkara, barangsiapa yang memiliki semuanya itu dalam dirinya, maka ia adalah
seorang munafik, sedang barangsiapa yang memiliki salah satu dari sifat-sifat itu di dalam
dirinya, maka ia memiliki salah satu sifat kemunafikan, sehingga ia meninggalkan sifat tadi.
Empat perkara itu adalah jika berbicara dusta, jika berjanji menyalahi, apabila menjanjikan
sesuatu cidera, dan jika bermusuhan berlaku curang.” Termasuk juga akhlak yang tercela adalah
ghibah, yang didalam hadits Muslim, Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa ghibah adalah jika
engkau menyebutkan perihal saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukai olehnya. Hal-hal
yang menyebabkan ghibah di antaranya: ingin melenyapkan kemarahan, dorongan kemegahan
diri, kedengkian, penghinaan, dan lain-lain.

Contoh akhlak tercela di dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Ibn Masud
r.a. bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: “apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang
berbisik-bisik dengan meninggalkan yang lain, tetapi hendaklah kamu bercampur dengan sesama
manusia, karena sikap yang demikian akan menjadikan dia kecewa.” Rasulullah Saw. sendiri
mengajarkan doa agar dihindarkan dari hal-hal yang jelek, termasuk salah satunya dari akhlak
yang tercela. Doa Rasulullah tersebut berbunyi: “Ya Allah jauhkanlah aku dari akhlak, amal,
kemauan, dan penyakit yang jelek.”

4.1 PENERAAPAN AKHLAK PRIBADI DALAM PENERAPAN KESEHARIANNYA


Tentunya banyak sekali contoh-contoh akhlak yang baik didalam kehidupan sehari-hari
yang bisa kita aplikasikan, tidak harus kesemuanya dilakukan walaupun tentunya itu baik
sekali, kita bisa melakukan setidaknya satu kebaiakan setiap harinya namun istiqomah
alias konsisten secara terus menerus.
akan banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari berbuat kebaikan seperti
misalnya mendapat pahala dari Allah Ta’ala, dimudahkan berbagai urusannya,
mendapatkan simpati dari orang lain, dan lain sebagainya.

 Contoh Akhlak Yang Baik Dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Menghormati orang yang lebih tua.
2. Menghargai orang yang lebih muda.
3. Berkata lemah lembut kepada orang tua.
4. Memberikan hadiah kepada orang lain.
5. Menjenguk teman yang sedang sakit.
 Contoh Akhlak Yang Baik Lainnya
1. Bersedekah dikala lapang dan sempit.
2. Memberi makan orang yang kelaparan.
3. Memberi kepada orang yang membutuhkan.
4. Membuah sampah pada tempatnya.
5. Berlaku adil kepada setiap orang.

Dan tentunya masih banyak contoh-contoh lainnya dari akhlak mahmudah. Semoga tulisan yang
singkat ini bisa memberikan manfaat kepada kalian semua para pembaca yang budiman. Terima
kasih atas kunjungannya semua.

Salah satu contoh akhlak yang baik yang seharusnya kita memilikinya sebagai seorang muslim
adalah sifat memaafkan, dan di bawah ini adalah video singkat mengenai kelezatan memaafkan
orang lain yang disampaikan oleh Ustadz DR Firanda Andirja MA (beliau adalah alumni
Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai, tingkah
laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri
seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu
pemikiran dan paksaan.
Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri
pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita,
dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan
membahayakan jiwa.
akhlak yang baik didalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita aplikasikan, tidak harus
kesemuanya dilakukan walaupun tentunya itu baik sekali, kita bisa melakukan setidaknya satu
kebaiakan setiap harinya namun istiqomah alias konsisten secara terus menerus.
akan banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari berbuat kebaikan seperti misalnya
mendapat pahala dari Allah Ta’ala, dimudahkan berbagai urusannya, mendapatkan simpati dari
orang lain, dan lain sebagainya.

B. SARAN

Akhlak secara berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar
untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk,
berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kita sebagai manusia
yang berakhlak haruslah memiliki sikap dan sifat seperti yang sudah kita baca diatas karena jika
kita memilikinya maka kita akan menjadi manusia yang bermanfaat serta sehat, islam itu indah
dalam islam diajari berbagai macam hal dari yang kecil hingga yang besar kita pantas bersyukur
lahir dalam keadaan islam. Menurut kelompok kami kita sebagai mahasiswa/i haruslah
melakukan dan menerapkan perilaku-perilaku baik tersebut untuk menunjang aktivitas serta
sosialitas dalam kehidupan kita agar kita dapat dan bisa mencontoh kepada orang-orang lain hal-
hal positif agar mereka juga melakukan hal tersebut dengan begitu kita mempunyai lingkungan
yang berakhlak baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://septianludy.blogspot.com/2014/07/akhlak-pribadi-islam.html

http://contohmakalahakhlakkeluarga.blogspot.com/2017/03/makalah-akhlak-
pribadi.html#:~:text=Pengertian%20Akhlak%20Pribadi.,baik%20atau%20bahkan
%20membahayakan%20jiwa.

https://www.unisba.ac.id/peranan-akhlak-dalam-kehidupan-seorang-muslim/

https://alkirasasi.wordpress.com/2018/01/05/contoh-akhlak-yang-baik/

Anda mungkin juga menyukai