Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Putri Jaya Siregar
2. Aminnudin
Tanjung
3. Indah Permata
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Konsep Dasar Akhlak Beragama.........................................................3
B. Konsep Dasar Akhlak Pribadi..............................................................7
C. Konsep Dasar Akhlak Kepada Manusia .............................................8
D. Konsep Dasar Akhlak Kepada Alam...................................................9
E. Konsep Dasar Akhlak Bernegara.........................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedudukan warga Negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,
beberapa konsep yang terkait dengan kedudukan warga negaraantara lain
warga Negara, orang asing, rakyat, penduduk, dankewarganegaraan. Negara
juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatusistem atau aturan yang
berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent.
Syarat primer sebuah negara adalah memilikirakyat, memiliki wilayah dan
memiliki pemerintahan yang berdaulat.Sedangkan syarat sekundernya adalah
mendapat pengakuan dari negara lain.Dalam kewarganegaraan tercipta ikatan
antara individu dan Negara.Individu secara politis dan yuridis merupakan
anggota penuh dari Negara dan berkewajiban untuk setia kepada Negara.
Sebaliknya Negara berkewajibanmelindungi warga negaranya. Akibatnya
terjadilah suatu ikatanantara individu dengan Negara. Individu merupakan
anggota penuh secara pilitik dalam Negara dan berkewajiban untuk tetap setia
kepada Negara( permanence of alligient ) sedangkan Negara berkewajiban
untuk melindungiindividu-individu tersebut dimanapun mereka berada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Akhlak Beragama?
2. Bagaimana Konsep Dasar Akhlak Pribadi?
3. Bagaimana Konsep Dasar Akhlak Kepada Manusia?
4. Bagaimana Konsep Dasar Akhlak Kepada Alam?
5. Bagaimana Konsep Dasar Akhlak Bernegara?
1
C. Tujuan
1. Mahasiswa Memahami Konsep Dasar Akhlak Beragama.
2. Mahasiswa Memahami Konsep Dasar Akhlak Pribadi.
3. Mahasiswa Memahami Konsep Dasar Akhlak Kepada Manusia.
4. Mahasiswa Memahami Konsep Dasar Akhlak Kepada Alam.
5. Mahasiswa Memahami Konsep Dasar Akhlak Bernegara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Akhlak Beragama
Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan
yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses
menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah
kesempurnaan dari pohon tersebut setelah akar dan batangnya kuat.
Jadi, tidak mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak
memiliki aqidah dan syariah yang baik. Akhir-akhir ini istilah akhlak lebih
didominasi istilah karakter yang sebenarnya memiliki esensi yang sama, yakni
sikap dan perilaku seseorang.
Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang agung yang ternyata
untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni lebih dari
22 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab,
kurang lebih 13 tahun, lalu Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah
aqidahnya mantap.
Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat merealisasikan
akhlak yang mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu. Tujuan dari kajian
tentang akhlak ini adalah agar para mahasiswa memiliki pemahaman yang baik
tentang akhlak Islam (moral knowing), ruang lingkupnya, dan pada akhirnya
memiliki komitmen (moral feeling) untuk dapat menerapkan akhlak yang mulia
dalam kehidupan sehari-hari (moral action). Dengan kajian ini diharapkan dapat
memiliki sikap, moral, etika, dan karakter keagamaan yang baik yang dapat
dijadikan bekal untuk mengamalkan ilmu yang ditekuninya di kehidupannya kelak
di tengah masyarakat.
3
Pengertian Akhlak, Secara etimologi, istilah Akhlak berasal dari bentuk
jamak khuluk yang berarti watak, tabiat, perangai dan budi pekerti. Imam al-
Ghazali memberi batasan khuluk sebagai : “Khuluk adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa
pertimbangan dan pemikiran mendalam”. Dari pengertian ini, suatu perbuatan
dapat disebut baik jika dalam melahirkan perbuatan-perbuatan baik itu
dilakukan secara spontan dan tidak ada paksaan atau intervensi dari orang lain.
Kedua, keadaan jiwa yang tercipta melalui kebiasaan, atau latihan. Pada
awalnya keadaan tersebut terjadi karena dipikirkan dan dipertimbangkan,
namun pada tahapan selanjutnya keadaan tersebut menjadi satu karakter yang
melekat tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak.Oleh karena itu,
pendidikan akhlak sangat diperlukan untuk mengubah karakter manusia dari
keburukan ke arah kebaikan. Hubungan antara Akidah dengan Akhlak Sesuai
dengan pengertian di atas, akhlak merupakan manifestasi iman, Islam dan
Ikhsan sebagai refleksi sifat dan jiwa yang secara spontan dan terpola pada diri
seseorang sehingga melahirkan perilaku yang konsisten dan tidak tergantung
pada pertimbangan berdasarkan keinginan tertentu.
4
Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar bagi segala tindakan
muslim agar tidak terjerumus kedalam perilaku-perilaku syirik. Syirik disebut
sebagai kezaliman karena perbuatan itu menempatkan ibadah tidak pada
tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya. Oleh
karena itu muslim yang baik akan menjaga segala ryang memiliki akidah yang
benar, ia akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam bentuk akhlak
yang mulia (akhlakul karimah).
Dalam Islam, akhlak menjadi salah satu inti ajaran. Fenomena ini telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an
surat al-Qalam (4) yang artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung.” Keseluruhan akhlak Rasulullah ini juga
diungkapkan oleh Aisyah r.a. saat ditanya tentang akhlak Nabi. Saat itu Aisyah
5
berkata : “Akhlak Nabi adalah Al Qur’an”. Demikian juga disebutkan dalam Al
Qur’an surat Al Ahzab (33) : 21.
Artinya : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dengan demikian
bagi umat Islam, untuk menunjuk siapa yang layak dicontoh tidak perlu sulit
sulit, cukuplah berkiblat kepada akhlak yang ditampilkann oleh Rasulullah
SAW.
Merujuk pada paparan di atas, sumber akhlak bagi setiap muslim jelas termuat
dalam Al Qur’an dan hadis Nabi. Selain itu, sesuai dengan hakekat
kemanusiaan yang dimilikinya, manusia memiliki hati nurani (qalbu) yang
berfungsi sebagai pembeda antara perbuatan baik dan buruk. Hal tersebut sesuai
dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat Wabishah
tatkala beliau bertanya tentang kebaikan (al-birr) dan dosa (al-itsm) dalam
dialog seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagai berikut :
Berkaitan dengan hati nurani, muncul persoalan, dapatkah dijamin bahwa hati
nurani selalu dominan dalam jiwa manusia sehingga suaranya selalu didengar,
mengingat dalam diri manusia terdapat dua potensi yang selalu
6
bertolak belakang yaitu potensi yang mengarah kepada kebaikan (taqwa) dan
potensi yang mengarah pada keburukan (al-fujur), dimana kekuatan yang lebih
menonjol tentunya menjadi dominan dalam mempengaruhi keputusan suatu
persoalan.
Oleh karena itu, agar hati nurani seorang muslim selalu dalam kondisi kepada
kebaikan, maka ia harus selalu disucikan. Seorang muslim perlu menjaga
rutinitas dan kontinuitas ibadah, berusaha untuk selalu mendekatkan diri
(taqarub) kepada Allah, membaca sejarah orang orang terdahulu serta selalu
berusaha untuk saling menasehati dengan sesamanya.
B. Konsep Dasar Akhlak Pribadi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak pribadi seseorang yaitu antara
lain, faktor intern yaitu faktor yang mempengaruhi dalam diri sendiri, faktor
ekstern yaitu faktor dari luar baik dari keluarga, kelpompok, sahabat ataupun
masyarakat. Oleh karena itu agar sifat pribadi seseorang muslim selalu
7
terjaga dengan baik ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang terbentuk baik
diantaranya sebagai berikut : Akidah (Keyakinan) Yang Benar, Berdo’a kepada
Allah SWT, Mujahadah (Perjuangan), Muhasabah (Intropeksi Diri ), Tafakkur
(Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia, Melihat dampak negatif dari
akhlak tercela , Jangan Pernah Berputus asa, Bercita - cita yang Tinggi, Berpaling
dari orang-orang yang bodoh (Jahil) dan lain sebagainya.
8
terhadap masyarakat dalam menjalani kehidupan sosial diantaranya yaitu
dengan memuliakan tamu, menjaga silaturahmi, gotong royong, tolong
menolong, bersikap adil, bertanggungjawab, hidup rukun, bermusyawarah
yang berlandaskan Al-Qur"an dan Hadis. Dan pada dasarnya setiap muslim
dan sesama manusia adalah harus saling bersaudara.
Akhlaq terhadap sesama makhluk hidup dan semesta Selain harus
mempunyai akhlaq terhadap sesama manusia, sebagai manusia juga harus
mempunyai akhlaq yang baik terhadap sesama makhluk ciptaan Allah. Yang
dimaksud dengan sesama makhluk atau semesta disini adalah segala sesuatu
yang berada di sekitar manusia, seperti baik binatang, tumbuh-tumbuhan,
maupun benda-benda yang tidak bernyawa.
Pada dasarnya, akhlaq yang diajarkan Al-qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di bumi. Binatang, tumbuh-
tumbuhan, dan benda-benda tidak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah
SWT dan menjadi milik-Nya, serta semuanya memiliki ketergantungan
kepada-Nya.Jadi, dalam hal ini kita sebagai manusia harus senantiasa
menjaga lingkungan sekitar dan tidak merusaknya.
10
E. Konsep Dasar Akhlak Bernegara
Sesungguhnya , akhlak adalah nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental
yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang
bersifat tetap, natural, dan refleks. Jadi, jika nilai islam mencakup semua sektor
kehidupan manusia, maka perintah beramal shalih pun mencakup semua sektor
kehidupan manusia.
11
mendamaikan conflik (QS. Al-Hujurat 49:9); adil terhadap musuh (QS. Al-
Maidah : 8) adil dalam rumah tangga (QS. An-Nisa’ 4:3 dan 129); dan adil
dalam berkata (QS. Al-An’am 6:152).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan
yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses
menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah
kesempurnaan dari pohon tersebut setelah akar dan batangnya kuat.
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya
disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri
baik secara jasmani maupun secara rohani.
Akhlaq terhadap sesama manusia dikatakan juga sebagai akhlaq sosial. Akhlak
kepada sesama manusia mempunyai arti sikap atau perilaku baik terhadap
sesama manusia.
Akhlak kepada alam adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap alam, yaitu
manusia atau diri kita sendiri maupun orang lain tidak diperbolehkan
memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-
besaran, sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diperlukan pengertian akhlak
bernegara ini untuk membuat diri kita ‘kebal’ terhadap kebatilan yang nantinya
akan menggoda iman kita , dalam melaksanakan bakti kita kepada negara.
13
B. Saran
Setelah membaca uraian di atas, hendaklah kita sebagai makhluk hidup
mempelajarai Ilmu tentang akhlak karena akan bermanfaat bagi diri sendiri
khususnya hubungan kita terhadap agama, pribadi, manusia , alam, dan
berbangsa dan bernegara.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ali Maulana Muhammad.1935.Islamologi(Dinul Islam). Jakarta:Darul Kutubil
Islamiyah
Anwar, Rosihan, 2008, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung.
15