Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

AKHLAK DALAM KEHIDUPAN SOSIAL


KEMASYARAKATAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Akhlak yang Diampu Oleh:

Bi’ah, M. Pd.I

Disusun oleh:

Kelompok 6

Gusti Hafifah NIM. 180101110255


Hellyatunisa NIM. 180101110229
Rizqa Amalia Salsabella NIM. 180101110213

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Akhlak dalam Kehidupan
Sosial Kemasyarakatan”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan
untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-


banyaknya untuk ibu Bi’ah, M. Pd.I. selaku dosen mata Pendidikan Akhlak yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Kami juga berharap dengan
sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan tentang kewarganegaraan. Aamiin
Ya Robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Banjarmasin, 17 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................2


DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak dan Masyarakat ..........................................................5
B. Akhlak Terhadap Masyarakat ....................................................................8
C. Akhlak Bertamu dan Menerima Tamu ......................................................14
D. Pergaulan Lawan Jenis ..............................................................................17
E. Ukhuwah Islamiyah ...................................................................................19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................22
B. Saran ..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam persoalan akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak
berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan
meninggalkan akhlak yang buruk. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh
nilai akhlak.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara kita
sebagai umat yang senantiasa bersosialisasi, berinteraksi dengan yang lainnya,
khususnya umat muslim, sudah sepantasnya kita menmpilkan akhlak mulia
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat beliau. Selain itu,
kita juga harus berakhlak kepada alam. Karena kita dan alam sama-sama
makhluk ciptaan-Nya.
Oleh karena itu, perlunya pembahasan mengenai akhlak terhadap
masyarakat Sebagai makhluk sosial agar kita senantiasa berakhlak sesuai
aturan agama-Nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak dan masyarakat?
2. Bagaimana akhlak terhadap masyarakat?
3. Jelaskan akhlak bertamu dan menerima tamu?
4. Jelaskan pergaulan dengan lawan jenis?
5. Jelaskan tentang ukhuwah islamiyah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak dan masyarakat
2. Untuk mengetahui akhlak terhadap masyarakat?
3. Untuk mengetahui akhlak bertamu dan menerima tamu?
4. Untuk mengetahui pergaulan dengan lawan jenis?
5. Untuk mengetahui tentang ukhuwah islamiyah?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak dan Masyarakat


Kata akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk yang terbentuk dari
tiga huruf kha, lam daan qaf, kata yang terakhir tersebut mengandung segi-segi
yang sesuai dengan kata al-khalaqu yang berarti kejadian. Dari beberapa kata
yang ada kata tersebut dapat diartikan sebagai al-khuluqu artinya budi pekerti,
al-khalqu artinya kejadian, al khaliq artinya Allah sang pencipta jagat raya.
Sedangkan secara istilah adalah akhlak berarti budi, perangai, tingkah laku atau
tabiat.1 Pengertian akhlak menurut para ahli:
1. Menurut Ahmad Amin mengatakan akhlak adalah suatu kebiasaan
kehendak, hal ini berarti bahwa kehendak itu apabila telah melalui proses
membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut dengan akhlak.
2. Menurut Abiddin Nata mengatakan bahwa akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan dengan mendalam dan tanpa melakukan pemikiran lagi, namun
perbuatan tersebut telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sihingga
ketika melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan
pemikiran.2
3. Menurut Ibnu Maskawaih mengatakan akhlak adalah suatu sikap mental
atau keadaan jiwa yang mendorongnya untuk berbuat tanpa pikir dan
pertimbangan. Sementara tingkah laku manusia tersebut terbagi menjadi dua
yaitu unsur watak naluriah dan unsur lewat kebiasaan dan latihan.
4. Menurut al Ghazali mengatakan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan gampang dan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Jika suatu sifat itu tertanam dalam jiwa maka akan menghasilkan perbuatan-
perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal dan syariat.
5. Menurut Abdulla Dirroz mnegatakan bahwa akhlak adalah suatu kekuatan
dalam kehendak yang mantap kekuatan dan kehendak mana berkombinasi

1
Ahmad Syadzali, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoove, 1993), hlm. 102.
2
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), hlm. 5.

5
membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar atau pihak yang
jahat.3
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa akhlak adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang biasa dilakukan
dan tidak perlu melakukan pemikiran dan pertimbangan dalam melakukannya
karena telah mendarah daging dalam diri manusia.
Sedangkan masyarakat secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu
syarikat, dalam kata ini tersimpul unsur-unsur pengertian, berhubungan dengan
pembentukan suatu kelompok atau golongan atau kumpulan. Kata masyarakat
hanya terpakai dalam kedua bahas tersebut untuk menamakan pergaulan hidup.
Masyarakat memiliki arti sempit dan luas. Dalam arti sempit masyarakat
adalah kelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, contohnya
territorial, bangsa, golongan, dan lain-lain. Sedangkan masyarakat dalam arti
luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain arti kebulatan dari
sebuah hubungan dalam kehidupan masyarakat. Pengertian masyarakat
menurut para ahli:
1. Menurut Murtadha Muntahhari masyarakat adalah sekelompok manusia
yang dibawa tekanan serangkaian kebutuhan di bawah pengaruh
seperangkat kepercayaan, ideal dan tujuan tersatukan dalam rangkaian
kehidupan bersama.
2. Menurut Hasan Shadaly masyarakat adalah golonganbesar atau kecil dari
beberapa manusia dengan sendirinya bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan antara satu dengan yang lain.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik penegrtian bahwa masyarakat
yaitu
1. Adanya sekelompok atau sekumpulan manusia dan sekelompok binatang
yang banyak jumlahnya,
2. Adanya peraturan atau undang-undang yang mengatur mereka bersama-
sama menuju pada cita-cita yang sama.
3. Bertempat tinggal didaerah tertentu dan telah berjalan cukup lama.4

3
A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung, Pustaka Setia, 2005), hlm 11.

6
B. Akhlak Terhadap Masyarakat
Berdasarkan QS.Annisa ayat 36:
Artinya: “Sembahlah allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, ibu-
bapak, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri”
Salah satu perintah allah yang terkandung di dalam ayat ini adalah agar
setiap mukmin berbuat baik kepada tetangga, baik tetangga dekat maupun
tetangga jauh dan setiap tetangga berhak mendapatkan perlakuan baik dari
tetangganya. Hal ini disampaikan rasul dalam sabdanya:
Artinya: Rasulullah saw. Bersabda: “Jibril as. Sering berpesan kepadaku
tentang tetangga, sehingga aku mengira dia akan menetapkan
hubungan kewarisan bagi tetangga” (HR.Bukhari)
Makna yang terkandung dalam hadist tersebut ialah adanya hubungan
dekat antara sesama tetangga sebagaimana halnya hubungan Kekerabatan atau
senasab. Namun dalam hubungan sosial kemanusiaan dan kemasyarakatan
antara sesama tetangga tidak berbeda dengan hubungan senasab. Hal ini
disebabkan bahwa tetangga adalah orang pertama yang berbuat baik kepada
tetangganya, baik dalam hal duka maupun suka, tetanggalah yang lebih dahulu
mengetahui apa yang terjadi pada tetangga dekatnya sekaligus yang pertama
memberi pertolongan jika dibutuhkannya. Berikut ini merupakan contoh
aklahak yang baik terhadap tetangga:
1. Tolong menolong antar sesama tetangga.
Setiap manusia Kapan dan di manapun ia berada pasti membutuhkan
pertolongan orang lain ini sudah menjadi konsekuensi logis dari sifat
manusia sebagai makhluk sosial. kebutuhan akan pertolongan ini sangat
wajar karena tidak ada manusia yang diciptakan dalam keadaan sempurna
dalam berbagai hal sehingga tidak membutuhkan orang lain hanya Allah

4
Anonim, Masyarakat Ideal Menurut islam, diakes melalui
http://digilib.uinsby.ac.id/8441/5/BAB%25202.pdf, 2015. Pada tanggal 14 September 2019

7
yang tidak membutuhkan bantuan selainnya kenyataan ini memberi
kesadaran bahwa setiap orang memiliki kewajiban menolong orang lain agar
di satu saat ia pun berhak mendapatkan pertolongan orang tersebut apalagi
sesama tetangga yang sehari-hari bertemu dan bertegur sapa Oleh sebab itu
orang pertama mendapatkan kesempatan memberikan pertolongan
kepadanya adalah tetangganya bukan orang jauh meskipun itu saudara
kandungnya. Dalam hal ini Allah menekankan perlunya sikap hidup saling
menolong sebagaimana diperintahkannya melalui ayat
Artinya: ”Tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan dan
jangan tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan” (QS.5:2)
Harus diyakini bahwa memberi bantuan atau pertolongan kepada
tetangga yang membutuhkan nya sama hal dengan membantu dan menolong
diri sendiri Karena di satu saat ketika ia membutuhkan bantuan orang lain
disitulah Allah menggerakkan hatinya atau orang lain untuk membantunya
Seandainya dia berada dalam kesusahan atau kesulitan yang membutuhkan
pertolongan maka tetangga inilah yang pertama mengetahui kesulitannya
dan orang yang pertama pula memberi pertolongan menurut
kemampuannya.
Terkait dengan persoalan ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam
Haditsnya menerangkan:
Artinya: “Dan hendaklah seseorang menolong saudaranya yang menganiaya
dan yang dianiaya Jika ia menganiaya maka cegahlah dia, itu
berarti sudah menolongnya. Jika ia teraniaya, maka bantulah ia
melepaskan diri dari penganiayaan itu” (HR.Muslim)
Hadits ini memberi tuntutan supaya seseorang yang bertetangga
apabila melihat tetangganya yang lain melakukan perbuatan yang membuat
orang lain teraniaya, supaya ia membantunya. Bantuan dilakukan dengan
cara mencegahnya dari perbuatan aniaya itu dengan demikian, ia telah
tertolong dari kesulitan yang akan dihadapi sebagai akibat dari perbuatannya
dan jika ia melihat tetangganya dianiaya orang lain maka ia segera memberi
pertolongan agar selamat dari bahaya penganiayaan itu pertolongan
diberikan dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah umum Islam agar

8
jangan sampai menutup kemudharatan yang satu mengakibatkan munculnya
kemudharatan yang lebih banyak
2. Meminjamkan sesuatu yang dibutuhkan tetangga
Berbuat baik sesama tetangga dapat diwujudkan dengan cara
meminjamkan sesuatu yang dibutuhkan oleh teman tetangga. Membantunya
dengan memberi pinjaman apa yang bisa dilakukan merupakan sikap orang
yang berakhlak mulia Mengapa seseorang tidak mau meminjamkan sesuatu
yang dibutuhkan tetangganya hal ini tergambar Dalam Hadis Rasulullah
SAW berikut :
Artinya: Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW. ia bersabda: “Barangsiapa
melepaskan seseorang dari kesulitannya di dunia maka Allah akan
melepaskannya dari kesulitan-kesulitan di akhirat” (HR.Muslim).
Seperti berulang kali disampaikan pada tulisan ini bahwa tetangga
yang paling dekat adalah orang yang paling pertama melihat dan
mengetahui keadaan penghuni rumah sebelahnya artinya jika terjadi sesuatu
kesulitan yang perlu pertolongan ialah yang pertama turun tangan memberi
pertolongan yang dibutuhkan. Tetangga yang baik seperti ini pasti
mendapatkan balasan duniawi dengan mendapatkan pertolongan dari yang
ditolong atau orang lain atas kehendak Allah di akhirat Ia juga mendapatkan
balasan berupa pahala yang diberikan Allah di mana pahala inilah yang
mampu melepaskan Iya dari berbagai kesulitan di Alam tersebut.
3. Membantu tetangga yang fakir Dan miskin dengan zakat
Dalam masyarakat bertetangga di mana pun ditemukan status sosial
ekonomi yang beragam ada yang kaya dan ada yang miskin ada yang lemah
dan ada yang kuat ada rakyat biasa dan ada pejabat dan seterusnya hal ini
sudah merupakan sunnatullah dan merupakan seni hidup bermasyarakat
dengan kondisi sosial yang beragam. Seseorang dapat menutupi kekurangan
yang lain sehingga terciptalah kesatuan dan kesamaan rasa dan perasaan
yang disebut dengan rasa solidaritas. Tetangga yang kaya yang dikenakan
wajib zakat bila ia ingin membayarkannya menurut aturan Islam harus
mengutamakan tetangganya yang berhak menerima karena dengan
memberikan zakat kepada tetangga yang dekat Berarti ia sudah

9
menolongnya di samping mendapatkan balasan dari Allah ia akan menerima
balasan dari orang parkir yang ditolong pertolongan mereka tentu bukan
dalam bentuk materi melainkan bentuk lain yang tidak diketahui waktu dan
tempatnya sebab doa mereka untuk orang kaya sangat disukai Allah Sabda
rasul yang menerangkan hal itu adalah
Artinya: “Balasan yang diterima orang kaya dari orang fakir ialah doa”
(HR.Abu Ya’la).
Hanya doa yang dapat diberikan orang fakir dan miskin untuk orang
kaya doa mereka didengar dan akan dikabulkan Allah Sudah barang tentu
orang miskin akan berdoa semoga orang kaya itu selamat dan panjang umur
serta diberi Allah rezeki yang lebih banyak lagi agar nanti mereka ikut
menikmatinya. Doa ini jelas dibutuhkan oleh orang kaya maksudnya orang
kaya pun tetap membutuhkan tetangganya yang miskin. Di sisi lain orang
miskin akan berpartisipasi mengamankan kekayaan tetangganya yang baik
hati sekurang-kurangnya mereka tidak mau merusak dan mencuri harta
tetangga itu atau tidak membiarkan ada orang lain yang akan berbuat jahat
terhadap harta tetangganya tetapi jika Tetangga hanya yang fakir dan miskin
diabaikan oleh tetangganya yang kaya maka dikhawatirkan mereka akan
berniat tidak baik terhadap harta tetangga kaya itu misalnya mereka Acuh
dan membiarkan orang lain merusak dan mencuri nya jika demikian maka
tidak ada keamanan bagi orang kaya hidup di lingkungan tetangga yang
miskin. Rasul mengingatkan orang parkir jika diabaikan dia akan berbuat
kerusakan Jika diperhatikan ia akan berbuat baik.
Artinya: “Dikawatirkan orang fakir akan berbuat kekufuran” (HR.Thabrani).
Dalam hal ini, tetangga yang kaya tidak dituntut mengeluarkan harta
miliknya untuk membantu tetangganya yang fakir dan miskin mereka hanya
diwajibkan memberikan hak orang fakir dan miskin yang ada di tangan
mereka dan itu adalah milik orang fakir dan miskin itu sendiri
4. Menjenguk tetangga yang sakit
Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seseorang
terhadap tetangganya ialah menjenguknya ketika sedang sakit baik di rumah
maupun di rumah sakit kegiatan sosial seperti ini bertujuan untuk:

10
a. Memberi semangat dan kekuatan mental tetangga dalam menghadapi
musibah.
b. Menyenangkan dan menghibur hati tetangga yang sakit dan keluarga
yang sedang merawatnya.
c. Mempererat hubungan silaturahim antara tetangga
Islam mengajarkan bila menjenguk orang yang sakit baik tetangga
maupun yang bukan supaya memberi nasehat kesabaran dan keimanan
kepadanya sebagaimana dianjurkan oleh Nabi SAW dalam haditsnya yaitu:
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda : apabila kamu menjenguk orang yang
sakit atau orang yang mati maka katakanlah yang baik baik”
Jika yang dilihat itu orang yang sudah wafat maka perkataan yang baik
adalah nasehat keimanan terhadap keluarga yang ditinggalkannya dan jika
yang dilihat itu orang sedang sakit maka diberi nasehat agar ia tabah
menghadapi ujian Allah dan selalu berdoa agar dia cepat diberi kesembuhan
oleh Allah
5. Ikut berbahagia atas kesuksesan tetangga
Merasa bahagia atas keberhasilan tetangga mencapai apa yang dicita-
citakannya adalah sifat yang sangat terpuji demikian juga ikut berduka atas
luka yang dirasakan tetangganya. Setiap orang agar menghindari rasa ini
atas keberhasilan tetangga dan merasa senang atas duka yang dialaminya
karena hal ini merupakan akhlak yang jelek dan tercela di sisi Allah maupun
oleh masyarakat pada umumnya. Sikap iri dalam bertetangga menjadi racun
pembunuh kenyamanan dan kerukunan bersama sikap ini juga akan
melahirkan fitnah dan saling menjelekkan satu sama lain hal ini bergilir
kepada suasana saling mencurigai inilah salah satu ciri hidup bertetangga
yang tidak nyaman dalam Islam hidup dengan persaingan yang sehat sangat
dianjurkan Allah memerintahkan setiap umat agar berlomba-lomba dalam
kebaikan baik di bidang pendidikan ekonomi dan sebagainya akan tetapi
persaingan tidak boleh menimbulkan permusuhan Oleh karena itu jika
seseorang tertinggal dalam persaingan seharusnya ia memberi ucapan
selamat kepada tetangganya yang mendapatkan kemenangan dengan

11
demikian kemenangan itu menjadi kemenangan bersama dan nikmat yang
dapat dirasakan bersama
6. Saling memberi nasehat
Semua orang membutuhkan nasehat dan pengajaran dari yang lain
banyak manusia yang pandai memberi nasehat kepada temannya tetapi ia
tidak mampu menasehati dirinya. Ketika seseorang berada dalam kesusahan
dan kesulitan ia tidak lagi bisa berpikir jernih untuk mencari solusi bagi
dirinya di saat itu Ia membutuhkan bantuan nasehat dan petunjuk orang lain
misalnya bagaikan kata orang-orang pintar “Orang sakit adalah orang yang
tidak tahu apa-apa Oleh karena itu harus patuh kepada nasehat orang sehat”
kenyataan ini dialami banyak orang meskipun Ia seorang tokoh terkenal dan
pintar Tetapi ketika ia dalam keadaan sakit ia butuh bimbingan orang lain.
Allah menciptakan manusia dengan sifat-sifat yang unik yaitu bila ia susah
dia gelisah Tetapi bila Ia senang Ia lupa kepada yang memberikan
kesenangan kepadanya
Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir
apabila ia mengalami kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia
mendapatkan kebaikan ia kikir kecuali orang yang mengerjakan
salat.(QS.70:19-23)
Sifat manusia seperti ditegaskan Allah pada ayat tadi menunjukkan
bahwa ketika manusia itu merasakan kesusahan kesedihan dan kegelisahan
Ia membutuhkan nasehat orang lain agar ia tidak merasa pesimis
menghadapi kenyataan ketika ia memperoleh kesenangan dengan nikmat
yang diberi Allah Ia juga membutuhkan nasehat agar ia tidak lupa
mensyukurinya.
Orang yang dapat sering memberi nasehat kepada yang
membutuhkan nya adalah tetangganya karena ia lah yang sering bertemu
dan dapat melakukan silaturahim di setiap saat dengannya, Oleh sebab itu
memelihara hubungan baik dengan tetangga sangat diperlukan. Allah juga
mengingatkan agar sesama muslim itu selalu memberi nasehat tentang
kebenaran dan kesabaran untuk keselamatan dari kerugian di dunia dan di
akhirat

12
7. Mengurus jenazah tetangga yang wafat
Mengurus jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah bagi setiap
muslim. Akan tetapi secara syar'i maupun secara moral, kewajiban ini lebih
diutamakan kepada ahli waris dan tetangganya yang terdekat. Hal ini karena
mengurus jenazah tidak boleh ditunda-tunda sampai orang banyak
berdatangan dari berbagai penjuru melainkan harus disegerakan seperti yang
diperintahkan oleh Rasulullah Dalam sabdanya:
Artinya: “Dari Abu Hurairah ia menerima hadis dari Nabi yang berkata :
segerakanlah urus jenazah itu jika mayat itu orang baik-baik maka
kalian telah menyerahkannya kepada kebaikan Jika ia orang yang
tidak baik maka kalian telah meletakkan yang tidak baik di
pundaknya” (HR.Muttafaq’alaih)
Karena harus disegerakan penyelenggaraannya maka jelas bahwa yang
pertama berkewajiban mengurus nya adalah ahli waris yang hadir saat itu
atau tetangganya Itulah sebabnya Mengapa Jibril Sering menasehati
Rasulullah tentang pentingnya menjaga hubungan baik antar tetangga
sehingga Rasul sempat menduga antar tetangga ada hubungan saling
mewarisi. Seorang tetangga dilarang bepergian meninggalkan kediamannya
sementara di rumah tetangganya terbaring mayat Jika ia pergi
meninggalkannya maka semua orang memandangnya sebagai orang yang
tidak beragama dan bermoral seorang tetangga dianggap tidak baik Jika ia
tidak mengetahui penyebab atau kapan tetangganya meninggal dunia
8. Membangun rumah dengan seizin tetangganya
Sudah barang tentu dalam suatu Rukun Tetangga terdapat banyak
rumah yang bersusun ada rumah yang tergolong besar bertingkat ada yang
sedang ada yang sangat sederhana, hal itu mempengaruhi kepada tingkat
kerukunan bertetangga supaya kerukunan hidup bertetangga itu dapat
dipertahankan maka Islam menawarkan etika dalam membangun rumah di
lingkungan keluarga tetangga di antaranya bila ada tetangga yang
bermaksud membangun rumah yang lebih besar dan lebih tinggi dari rumah
tetangga dekatnya agar ia meminta izin secara baik dan santun kepada
mereka dalam pembangunannya. Agar memperhatikan kenyamanan

13
tetangga nya hal ini untuk menghindari perasaan yang tidak nyaman di hati
tetangganya untuk ini Rasul bersabda :
Artinya: “Barangsiapa yang ingin dicintai Allah dan rasulnya Hendaklah ia
laksanakan amanat dan tidak menyakiti hati tetangganya”
Untuk mengimani tuntutan Rasulullah Dalam kehidupan bertetangga ini
seseorang yang akan bangun rumah agar:
a. Menyampaikan kepada tetangga secara baik mengenai rencana pendirian
rumah di samping rumahnya sekaligus memohon izin dan Ridhonya
b. Dalam pelaksanaan pembangunannya ia harus memperhatikan
kenyamanan tempat tinggal tetangga sebelahnya seperti memberi ruang
udara dan sinar matahari ke rumah tetangga tersebut. Hal ini diingatkan
rasul dalam sabdanya
Artinya: “Jangan tinggikan bangunan rumahmu yang menyebabkan tidak
ada lubang angin ke rumah tetangga kecuali izin tetangga itu”
(HR.Bukhari).
Disamping memberi ruang udara dan cahaya pemilik rumah harus memberi
ruang jalan ke rumah tangga serta keselamatan dan kebersihan tetangga.5

C. Akhlak Bertamu dan Menerima Tamu


1. Makna dan tujuan bertamu
Kata bertamu mengandung dua makna bisa diartikan dengan orang
yang datang berkunjung ke rumah seseorang dan bisa dengan orang yang
menerima tamu jadi kata itu berarti pertemuan dua orang atau lebih pada
suatu tempat seperti, rumah kantor gedung dan sebagainya. Orang yang
berkunjung disebut tamu. Orang yang menunggu atau penghuni rumah
disebut penamu. Pertemuan keduanya disebut pertemuan. Dalam tuntunan
Islam, pertamuan di antara sesama umat mukmin merupakan salah satu
bentuk silaturahim yang dianjurkan dan cerminan dari sikap mental terpuji
pertemuan dalam hal ini dimaksudkan Mempererat hubungan kekerabatan
dan persahabatan serta memperkokoh tali rasa kasih sayang antar sesama,
maka orang yang berkunjung ke rumah temannya dengan maksud semata-
5
Rahman, Ritonga, Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, (Bukit Tinggi:
Amelia Surabaya, 2005), hlm. 176-178

14
mata urusan bisnis dan politik tidak disebut silaturahim. Banyak hikmah
yang dipungut dari budaya bertamu diantaranya adalah seperti yang
diterangkan Rasulullah SAW pada hadis berikut ini :
Artinya: “Dari Anas bin Malik ra ia berkata aku dengan Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam menerangkan bahwa Siapa yang
senang rezkinya dipermurah dan usianya diperpanjang hendaklah ia
bersilaturahim” (HR.Bukhari)
Silaturahim dapat memperpanjang usia ialah seandainya seseorang itu
mengalami kesulitan seperti dalam karya sakit teras rumahnya maka di saat
itu banyak teman yang memberi pertolongan,pengobatan seperti
membawanya ke rumah sakit sehingga jiwa jiwanya dapat tertolong.6
2. Akhlak seorang tamu
Dalam hal ini agama Islam telah memberi tuntunan dengan beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam bertamu:
a. Mengetuk pintu rumah penemu
Salah satu etika tamu yang diujikan ialah mengetuk pintu rumah yang
akan dimasuki lebih dahulu sebelum membuka pintu tujuannya untuk
mengetahui apa ada penghuni rumah di dalam atau tidak untuk itu ia
tidak boleh mengintip dari celah pintu atau dari balik kaca. Ketentuan
mengetuk pintu bagi seorang tamu ialah sebagai berikut:
1) Tidak boleh melakukannya secara keras keras yang dapat
mengganggu ketenangan tuan rumah.
2) Tidak boleh lebih dari 3 kali dan setiap 3 kali ketuk. Apabila sudah
dilakukan 3 kali dan penghuni rumah belum ada yang muncul dari
dalam, hendaklah ia pergi meninggalkan rumah itu. Sikap seperti ini
diajarkan Rasulullah Dalam sabdanya
Artinya: “Dari Abu Musa Al Asy'ari dari Nabi SAW berkata Apabila
salah salah kamu minta izin masuk ke rumah orang lain
Sampai Tiga Kali dan tidak ada izin baginya maka hendaklah
ia pulang” (HR.Bukhari)
b. Meminta izin sebelum memasuki rumah

6
Ibid, hlm. 176-179.

15
Salah satu etika yang diajarkan Islam ketika mau masuk ke rumah
orang lain ialah meminta izin lebih dahulu sebelum masuknya. Minta izin
ini bukan sekedar basa-basi tapi merupakan suatu etika moral yang harus
diikuti. Seseorang dilarang masuk rumah orang lain sebelum
mendapatkan izin dari penghuninya. Dalam konteks etika ketentuan ini
sangat logis dan etis, karena belum tentu setiap pemilik rumah
mengijinkan Siapa saja yang masuk ke rumahnya di setiap saat. Ada saat
dimana tamu tidak boleh masuk ke rumah orang yaitu
1) Ketika penghuninya sedang istirahat atau tidur.
2) Ketika penghuninya sedang makan bersama dengan anggota keluarga
yang tidak dilihat orang lain.
3) Ketika penghuni rumah hanya seorang perempuan yang tidak pantas
menerima tamu laki-laki.
4) Ketika penghuninya sedang membicarakan persoalan intern yang
tidak baik didengar oleh orang lain
c. Membacakan salam
Apabila tuan rumah telah memberi izin tamunya masuk di rumah
maka tamu tersebut memasuki dengan membacakan salam untuk semua
penghuni rumah sebaiknya diikuti dengan berjabat tangan tanda
persahabatan hal ini diajarkan Rasulullah SAW melalui hadisnya:
Artinya: “Apabila kamu bertemu dengan yang lain maka bertemulah
dengan salam dan jabat tangan” (HR.At-Thahawi)
d. Sikap di dalam rumah
Setelah tuan rumah mempersilahkan masuk tamu tidak boleh
langsung duduk sebelum dipersilakan oleh tuan rumah sebagaimana yang
diajarkan Rasulullah kepada kita semua
Artinya: ”Rasulullah mengajarkan, Siapa yang masuk ke rumah orang
lain hendaknya ia duduk ketika penghuninya menyuruhnya
karena mereka lebih tahu rahasia rumahnya sendiri” (HR.AT-
Thahawi).7

7
Ibid, hlm. 178-179.

16
3. Akhlak menerima tamu
Tuan rumah yang baik adalah yang memuliakan tamunya dan sikap ini
merupakan cerminan iman seseorang seperti dinyatakan Rasulullah:
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi SAW berkata
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir Hendaklah
ia memuliakan tamunya barangsiapa yang beriman dengan Allah
dan hari akhir Hendaklah ia menghubungkan kasih sayang
barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir Hendaklah
ia berbicara yang baik atau diam” (HR.Mutafaq’alaihi)
Memuliakan tamu merupakan kewajiban setiap tuan rumah yang beriman
kepada Allah dan hari akhirat. Memuliakan berarti menjadikan tamu merasa
terhormat dan dihargai. Cara yang dilakukan untuk memuliakan tamu ini
bersifat relatif .Bagi suatu daerah tamu akan merasa dimuliakan bila ia
dijemu secara tidak formal artinya tamu dianggap sebagai keluarga sendiri.
Tetapi di sebagian daerah hal seperti itu dianggap tidak menghormati tamu.
Ia baru merasa dihormati apabila diterima secara formal,duduk di kursi
tamu, dihidangi minum, ditemani duduk, diantara ke kamar mandi bila Ia
membutuhkan dan sebagainya.8

D. Pergaulan Lawan Jenis


Pada zaman dalu dimana kultur dan adat memiliki kekuatan yang
mengikat dalam mengatur hidup bermasyarakat. Seorang pemuda sulit bertemu
langsung dengan seorang gadis yang bukan mahramnya. Di saat itu budaya
malu cukup tinggi. Ada saja sangsi yang diberikan masyarakat kepada lawan
jenis yang ketahuan berduaan, mulai dari sangsi moral sampai sangsi material.
Sangsi moral yang paling berat adalah jatuhnya harga dirinya dan keluarga
dalam pandangan semua masyarakat sekampung.
Di era modern serta disusul oleh era globalisasi, arus budaya asing terus
mengalir deras menghantam nilai-nilai kultur dan agama yang selama ini
menjadi benteng moral anak bangsa. Arus budaya asing itu secara perlahan-
lahan meruntuhkan budaya lokal yang sesungguhnya sangat Islami. Salah satu

8
Ibid, hlm. 183-184

17
budaya yang hilang yakni budaya malu, sebab budaya asing hampir tidak
mengenal budaya malu dari Timur.
Kondisi inilah yang mendorong terjadinya pergaulan bebas antara lawan
jenis yang tidak memperdulikan rasa malu. Etika pergaulan yang dianjurkan
nenek moyang yang disertai ajaran Islam tidak lagi berdaya mengontrol
kebebasan pergaulan itu. Namun semua itu kembali terhadap diri masing-
masing, apakah ingin menjaga diri atau tetap mengikuti pergaulan yang bebas.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan lawan
jenis, yakni:
1. Senantiasa menundukkan pandangan.
Menundukkan pandangan adalah suatu hal yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah saw karena sesungguhnya dengan menundukkan pandangan,
akan menjadi sebab Allah ridha kepadanya, dan akan senantiasa membuat
qalbunya tentram. Sebab mata adalah cerminan qalbu. Dalam Al-Qur’an
Allah befirman:
Artinya: “Katakan kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” (An-Nur : 30)
Serta Rasulullah pernah bersabda tentang pergaulan dengan lawan jenis,
yaitu:
Artinya: “Wahai Ali, janganlah engkau turutkan pandangan (pertama)
dengan pandangan (ke-2) karena engkau berhak (yakin tidak
berdosa) pada pandangan (pertama) tetapi tidak hak pada
pandangan ke dua” (HR. Abu Daud, Tirmizi).
2. Menjaga hijab/ tidak berkhalwat
Hal yang kedua yang harus kita perhatikan dalam bergaul dengan lawan
jenis adalah agar kita senantiasa menjaga hijab, tidak terlalu bercampur baur
dengan lawan jenis agar kita senantiasa menjaga dijauhkan dari fitnah.
Selain itu, kita dilarang untuk berkhalwat atau berduan dengan lawan jenis.
Artinya: “Janganlah laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali
bersama mahrom” (HR. Muslim).

18
3. Berkomunikasi untuk hal yang penting saja.
Untuk menghindari timbulnya perasaan saling mengagumi maka dianjurkan
untuk membatasi pergaulan dengan lawan jenis. Cukuplah berkomunikasi
untuk hal-hal yang penting dan hindari kebiasaan bercanda dengan lawan
jenis karena ini bisa menimbulkan rasa kagum yang akan berujung pada rasa
cinta. Dan kemungkinan terbesar, cinta ini adalah cinta yang hanya
berlandas pada nafsu dan akan menodai kesucian cinta itu. Oleh sebab itu,
kita harus senantiasa bersikap wara’ dalam bergaul dengan lawan jenis.9

E. Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah adalah hubungan yang dijalin oleh rasa cinta dan
didasri oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu bangunan yang
kokoh. Ukhuwah berarti persaudaraan, ddari akar kata yang mulanya berarti
memperhatikan. Ukhuwah fillah atau persaudaraan sesama muslim adalah
suatu model pergaulan antar manusia yang prinsipnya telah digariskan dalam
Al-Qur’an dan Hadis. Yakni suatu wujud persaudaraan karena Allah.10 Sebagai
umat islam, ada hal-hal yang harus ditunaikan anatar sesama umat islam
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya:
Artinya: “Apabila engkau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam, apabila ia
mengundangmu, penuhilah, apabila dia meminta nasehat kepadamu
berilah nasehat, apabila dia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah,
ucapkanlah Yarhamukallah, apabila dia sakit, jenguklah dan apabila
dia meninggal dunia, antarkanlah jenazahnya” (HR. Bukhari Muslim).
Maka dari itulah terdapar 6 kewajiban kita sebagai muslim terhadap ukhuwah
Islamiyah, berikut penjelasannya:
1. Apabila bertemu ucapkan salam
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda;
Artinya: “Kalian tidak akan masuk surga, kecuali dengan beriman. Kalian
tidak akan beriman, kecuali dengan saling mencintai. Maukah

9
Ibid, hlm. 190.
10
Cecep Sudirman Anshori, Ukhuwah Islamiyah Sebagai Fondasi Terwujudnya Organisasi Yang
Mandiri dan Profesional, Jurnal Pendidikan Islam Ta-Lim Vol.14 No-1, 2016, hal 117.

19
kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang jika kalian lakukan,
maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara
kalian!” (HR. Muslim)
Salam merupakan salah satu dari nama-nama Allah, menyebarkan salam
berarti banyak menyebut Allah, sebagaimana difirmankan oleh Allah,
sebagaimana difirmankan oleh Allah,
Artinya: “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.”(QS. AL-Ahzab: 35)
2. Apabila diundang penuhilah
Dari Ibnu Umar Ibnu Umar ra., Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Penuhilah undangan jika kalian diundang (HR. Muslim) dan di
hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah
bersabda “Jika seorang diantara kamu diundang maka hendaklah ia
menghadirinya jika dia sedang berpuasa maka doakanlah dan kalau
tidak berpuasa hendaklah dia makan.” (HR. Muslim No.78)
3. Apabila dimintai nasehat maka nasehatilah
Menurut istilah syar’i, Ibnu al-Atsir menyebutkan, “Nasehat adalah sebuah
kata yang mengungkapkan suatu kalimat yang sempurna, yaitu keinginan
(memberikan) kebaikan kepada orang yang dinasehati. Ini semakna dengan
defenisi yang disampaikan oleh Imam Khaththabi. Beliau berkata, “Nasehat
adalah sebuah kata yang jami‘ (luas maknanya) yang berarti mengerahkan
segala yang dimiliki demi (kebaikan) orang yang dinasihati. Ia merupakan
sebuah kata yang ringkas (namun luas maknanya).
4. Apabila seseorang sakit maka jenguklah
Ada pahala yang besar dalam perbuatan ini dan menjenguk orang yang sakit
sangat dinjurkan. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Barangsiapa menjenguk orang yang sakit, maka ia akan selalu
berada dalam kebun surga.” Orang-orang bertanya, “Wahai
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kebun surga itu?”
Rasulullah menjawab, “Buah-buahnya.” (HR.Muslim)

20
5. Apabila seseorang wafat maka antarkanlah jenazahnya
Rasulullah bersada:
Artinya: “Barangsiapa yang mengantarkan jenazah seorang islam dengan
rasa Iman dan karena Allah sematadia menghadirinya sampai di
shalati dan sampai selesai penguburannya, maka ia telah kembali
dengan mendapat dua qirath tiap-tiap qirat itu semisal besarnya
gunung uhud.” (HR. Bukhari).

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang biasa dilakukan
dan tidak perlu melakukan pemikiran dan pertimbangan dalam melakukannya
karena telah mendarah daging dalam diri manusia. Sedangkan masyarakat
adalah sekelompok atau sekumpulan manusia dan yang banyak jumlahnya.
Akhlak kepada masyarakata harus lah kita laksanakan dalam kehidupan
sehari-hari kita, akhlak kepada masyarakat diantaranya adalah kepada tetangga
contohnya dengan cara tolong menolong antar tetangga, dan mengenguk
tetangga yang sakit. Selain itu terdapat juga akhlak ketika kita bertamu,
misalnya mengetuk pintu rumah orang yang kita datangi dan meminta izin
sebelum masuk rumah.
Akhlak kepada masyarakat juga terdapat pada hubungan kita dengan
lawan jenis, misalnya senantiasa menundukkan pandangan dan tidak
berkhalawat, agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Serta terdapat juga ukhuwah Islamiyah atau hubungan kita dengan sesame
muslim, contohnya apabila kita diundang maka kita datangi dan saling
menasehati.

B. Saran
Sebagai Muslim kita diwajibkan Oleh Allah untuk berakhlak yang baik, salah
satunya kepada masyarakat. Maka dari itu kita sudah seharusnya kita berakhlak
dan melakukan hal-hal yang baik kepada masyarakat disekitar kita, namun
jangan sampai melewati batas dan melanggar aturan yang telah ditentukan oleh
Allah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Masyarakat Ideal Menurut islam, diakes melalui


http://digilib.uinsby.ac.id/8441/5/BAB%25202.pdf, 2015. Pada tanggal 14
September 2019.
Anshori, Cecep Sudirman, Ukhuwah Islamiyah Sebagai Fondasi Terwujudnya
Organisasi Yang Mandiri dan Profesional, Jurnal Pendidikan Islam Ta-Lim
Vol.14 No-1, 2016.
Mustafa, Ahmad, Akhlak Tasawuf, Bandung, Pustaka Setia, 2005.
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo, 1997.
Ritonga, Rahman, Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, Bukit
Tinggi: Amelia Surabaya, 2005.
Syadzali, Ahmad, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoove, 1993.

23

Anda mungkin juga menyukai