Anda di halaman 1dari 6

Tugas kesehatan mental

Oleh : Sabihatul Faizah_210810483

Kelas : 13f5

Mata kuliah : Kesehatan Mental

Prodi : Psikolgi.

Fakultas : Psikologi

Universitas Mercu Buana Yogyakarta


1. Buatlah rencana kegiatan yang khusus didedikasikan untuk melakukan
perawatan kesehatan mental, semata2 hanya untuk dirimu sendiri.
Misalnya: rencanakan untuk masak masakan favorit hanya untuk dirimu,
atau pergi kesuatu tempat atau melakukan aktivitas yang membuatmu
rileks. Rencanakan dengan detil, 
waktu, tempat, dan kegiatannya.

2. Lakukan sesuai rencana dan buatlah dokumentasi (foto/video) dan


laporkan dengan detil kegiatn tersebut secara deskriptif.

3. Lakukan self reflection. 


apa pikiran dan perasaanmu sebelum melakukan kegiatan tersebut, sesaat
melakukan kegiatan tersebut dan setelah melakukan kegiatan tersebut.

4. Bahaslah fenomena kesehatan mental dengan teori ilmiah yang


menjelaskan fenomenamu. Misalnya: saat kamu melakukan 'me time' kamu
merasa berharga. coba cari referensi, apa kaitannya penghargaan diri
terhadap kesehatan mental.

Self reflection suatu kegiatan yang menguntungkan bagi diri sendiri namun
banyak yang tak bisa melakukannya, banyak alasan yang menjadi penyebab
seseorang tidak bisa melakukan hal tersebut seperti, kurang adanya waktu luang
untuk menyempatkan diri melakukan self reflection, sepele terhadap kesehatan
mental diri sendiri, dan alasan lainya. Seperti yang saya rasakan dalam menjalani
kehidupan sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orangtua beberapa masalah
yang datang silih berganti membuat saya beranggapan seolah-olah hanya saya
seorang didunia ini yang memiliki beban hidup paling berat ada banyak hal yang
menjadi penyebabnya diantarnya, masalah akademik (perkuliahan) tugas yang kian
menumpuk namun kurang minat untuk menyelesaikanya, jadwal kuliah offline yang
ternyata melelahkan serta, pertemanan yang kurang menyenangkan mulai dari
teman yang menyebalkan dengan sikap seenaknya juga rasa iri dan kecewa
mengapa saya tidak bisa bergaul dengan lebih banyak teman yang lebih baik pula
dan, ada pula masalah percintaan yang saya rasa sangat tidak memihak kepada
saya disaat semua teman memiliki pasanganya masing-masing lalu mengapa tidak
dengan saya membuat saya berpikir apakah saya begitu jelek? Sehingga saya tak
memiliki pasangan atau saya tidak menarik atau sikap saya yang terlihat baik-
baik saja dan cenderung cuek sehingga membuat orang enggan dekat dengan
saya? Entahlah begitu banyal hal negatif yang membuat saya semakin merasa
tertekan, dan masi banyak hal lainya. Hal tersebut banyak mengganggu pikiran
dan perasaan saya rasanya seperti ingin berteriak dan beranggapan bahwa tuhan
tak adil pada diri ini, tak jarang rasa iri terhadap kehidupan orang lain yang
terlihat lebih beruntung membuat saya semakin merasa tertekan sambil
mengutuki nasib diri yang tak seberuntung orang lain. Meski tanpa saya ketahui
juga mereka pasti memiliki beban masalahnya sendiri yang tak jarang juga justru
lebih berat dari apa yang saya rasakan.

Dari sekian banyak stressor yang membuat pikiran dan perasaan saya kacau,
membuat saya lelah dengan kehidupan yang terus menyalahkan takdir, dan diri
sendiri. Untuk itu saya mencoba untuk melakukan self reflection entah solusi
yang bagaimana sebenarya yang saya cari agar dapat memperbaiki kegundahan
hati dan pikiran yang saya rasakan, maka pada walnya saya mencoba untuk
bepergian ketempat-tempat wisata yang menyenangkan dan indah seperti pantai,
di hari sabtu, 08 Oktober 2022, pukul 08:27 saya sudah bersiap untuk pergi
menuju pantai berharap angin pantai dan ombak mampu membawa pergi semua
beban ini perjalanan klai ini terasa cukup jauh namun saya berusaha untuk
menikmatinya dengan tidak terburu-buru dan pukul 09:21 saya tiba ditempat
tujuan saya setelah saya memarkirkan kendaraan saya berjalan menuju tepi
pantai dan terduduk disana sambil meminum minuman soda yang saya beli
diperjalnan saat menuju pantai mengabaikan notifikasi yang beberapa kali muncul
di gawai saya keudian memantau orang-orang dari kejauhan yang justru membuat
saya semakin berfikir akan orang lain yang bisa bermain dan bersenang-senang
dengan orang terekatnya, kurang lebih dua jam saya terduduk berusaha
merefresh pikiran yang mengganggu sambil bermain pasir yang naik turun
terseret ombak yang datang dan pergi, saat itu pula saya berpikiran bahwa “ya
begitulah kehidupan orang daang dan pergi, begitu pula masalah yang saya
rasakan yang datang dan pergi seperti ombak semakin saya mencoba menuju laut
yang semakin dalam maka ombak dan angin yang menerpa pun akan semakin kuat”.
Indah sekali ciptaan tuhan ini akankah pilihan saya menuju pantai ini benar
mampu menghilangkan atau sekedar mengurangi kekacauan yang saya rasakan ini.
Pukul 12:06 saya berdiri dari duduk saya setelah rasa lapar membuat saya
tergerak untuk berpindah mencari tempat lin sembari makan siang setelah
selesai saya pergi menginggalkan pantai tersebut. Diperjalanan saya berhenti
ebentar si sebuah masjid untuk mendirikan solat saat itu keadaan masjid sedang
kosong sebab waktu solat dzuhur memang sudah berlalu beberapa jam
sebelumnya, saya bergegas mengambil air wudhu kemudian mendirikan solat
dzuhur sendiri selesai solat saya tidak langsung beranjak pergi suasana masjid
yang sepi dengan suara jam dinding yang berdetak dan suara kipas angin yang
berputar membuat saya terhanyut dalam do’a saya mencoba bercerita tentang
semua yang saya rasakan kepada tuhan hingga rasa bersalah muncul dari diri saya
sendiri yang merasa terlalu banyak mengeluh dan kurang bersyukur dengan
sekian banykanya kenikmatan yang telah tuhan berikan kepada saya, saya terlalu
jauh berpikir tuhan tak adil dengan diri ini sehingga lupa dengan sekian
banyaknya nikmat yang telah tuhan beri seperti keluarga yang utuh dan peduli
kepada saya dimana banyak anak lain yang tidak seberuntung saya dengan
berbagai masalah keluarganya serta kasih sayang yangcukup dari orangtuanya,
rezeki yang cukup untuk saya yang masi saja selalu merasa kurang tanpa mencoba
sesekali untuk melihat kebawah, kepada mereka yang kurang beruntung dalam hal
ekonomi, mereka yang punya keinginan untuk bisa melanjutkan pendidikanya namu
terhalang biaya, mereka yang harus bekerja kers demi bisa membiayai
pendidikanya sendiri.
Lalu pantaskah saya yang memiliki keluarga utuh serta ekonomi yang cukup
hingga kini, mengeluhkan itu semua?. Sungguh saya merasa sangat malu pada
tuhan air mata kian membanjiri wajah saya yang bersimpuh malu sambil memohon
ampun atas rasa tidak bersyukur saya pada semua nikmat yang telah tuhan beri,
tak berselang lama setelah saya berusaha menenangkan diri ternyata adzan asar
dikumandangkan saya mengambil air wudhu lagi sambil berusaha menutupi mata
sembab dan hidung yang merah karena menangis, lalu saya ikut solat asar
berjamaah dengan imam dimasjid tersebut setelah selesai saya melanjutkan
perjalanan kembali menuju tempat tinggal saya.

Pukul 17:12 saya tiba di tempat tinggal saya lalu melanjutkan untuk mandi dan
beristirahat sebentar sebelum waktu solat maghrib tiba, setelah selesai solat
maghrib saya menelfon ibu saya melalui panggilan vidio banyak hal yang saya
ceritkan tentang hari ini dan hari sebelumnya ibu mendengar dengan sabar dan
beberapa kali menanggapi dengan singkat dan bijak membuat saya merasa lebih
baik dari sebelumnya sambil terus merasa bersyukur dengan semua yang saya
miliki mungkin ketika teman lain memiliki pasangan yang bis menemani dan
menjadi tempat bercerita bagi mereka saya justru memiliki tempat bercerita
yang lebih baik yakni ibu yang dengan tulus dan penuh kasih sayang menjadi
tempat bagi saya untuk berbagi cerita. Setelah di pikir-pikir bukan pantai yang
membuat pikirn dan perasaan saya membaik melainkan diri saya sendiri dengan
kebaikan tuhan yang dapat saya renungkan dan jadikan pelajaran hidup yang
berarti, dan dengan penuh rasa syukur serta tenang hingga terlelap dengan rasa
lelah setealh seharian melakukan perjalanan sambil berperang dengan pikiran dan
perasaan sendiri yang berakhir dengan penuh rasa syukur kepada tuhan.
Pada teori ilmiah definisi sehat menurut “World Health Organization”
(WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang
sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit
atau kelemahan/cacat”. Dari teori yang ada, semua kekurangan yang say rasakan
semata-mata hanyalah kurangnya penghargaan diri yang saya coba berikan
terhadap diri saya sebab jika dilihat dari teori yang ada keadaan sempurna baik
fisik, mental maupun sosial. Maka tak ada kecacatan pada fisik saya maupun
mental saya melainkan kurangnya rasa syukur dalam diri atas semua nikmat yang
diberi kepada saya.

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) pula dalam musyawarah Nasional


Ulama pada 1983 meyebutkan bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani,
rohani, dan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib
disyukuri dengan cara mengamalkan segala ajaranNya. Maka semua terjadi
adalah kehendaknya dan benar adanya bahwa tuhan tak menguji hambanya
melebihi batas kesanggupanya, lalu bagaimana cara kita mensyukuri dan
menikmati seiap karunia serta nikmat yang telah tuhan beri.

Anda mungkin juga menyukai