Anda di halaman 1dari 26

Pendahuluan

 Spiritualitas adalah suatu aktivitas individu untuk mencari


arti dan tujuan hidup yang berkaitan dengan kegiatan
spiritual atau keagamaan.
 Distress spiritual merupakan suatu respons akibat dari
suatu kejadian yang traumatis baik fisik maupun emosional
yang tidak sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan
pasien dalam menerima kenyataan yang terjadi.
 individu yang mengalami masalah bencana seperti tsunami
dan gempa di provinsi NAD, dan Nias
 menimbulkan pertanyaan bagi pasien tentang apa yang
telah dilakukan atau apa yang akan terjadi selanjutnya
terhadap dirinya
 Pasien terkadang ragu, bimbang atau antipati dengan
spiritual atau agama yang dianutnya.
 pasien mengeluhkan gejala-gejala fisik dan tidak berespons
terhadap intervensi yang efektif.
A. PENGERTIAN
 Distress spiritual adalah suatu gangguan yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip kehidupan, keyakinan, kepercayaan
atau keagamaan dari pasien yang menyebabkan gangguan
pada aktivitas spiritual, yang merupakan akibat dari
masalah-masalah fisik atau psikososial yang dialami
(Dochterman, 2004).
Cont...
 NANDA (2015), distress spiritual adalah pernyataan yang
muncul terkait penderitaan yang dialami berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk merasakan makna atau
nilai berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dunia,
atau ketidakberdayaannya.
Tanda dan Gejala
 Selalu menanyakan kebenaran dari keyakinan yang
dianutnya (contoh: pasien kurang atau tidak yakin lagi
dengan agama yang selama ini dianutnya)
 Merasa tidak nyaman terhadap keyakinan atau agama yang
dianutnya
 Ketidakmampuan melakukan kegiatan keagamaan yang
biasa dilakukannya secara rutin.
 Perasaan ragu terhadap agama atau keyakinan yang
dimilikinya
 Menyatakan perasaan tak ingin hidup.
Cont...
 Merasakan kekosongan jiwa yang berkaitan dengan
keyakinan atau agamanya.
 Mengatakan putus hubungan dengan orang lain atau
Tuhan.
 Mengekspresikan perasaan, marah, takut, cemas terhadap
arti hidup ini, penderitaan, atau kematian.
Penyebab
 Faktor Fisik
Faktor fisik, misalnya kecacatan akibat kecelakaan atau
bencana alam atau buatan manusia.
 Faktor psikologis
Faktor psikologis, misalnya kehilangan orang yang berarti
atau harta benda akibat bencana.
 Faktor lingkungan
Faktor lingkungan, misalnya gangguan akibat kerusakan
atau hilangnya potensi atau situasi lingkungan yang selama
ini akrab dengan pasien.
Diagnosa Keperawatan

Distress Spiritual
Tindakan keperawatan (Pasien)
Tujuan:
 Mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
 Mampu mengungkapkan penyebab distress spiritual
 Mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang
keyakinannya
 Mampu mengembangkan kemampuan untuk mengatasi
masalah dan perubahan keyakinannya
 Mampu melakukan kegiatan keagamaan
 Bina hubungan saling percaya dengan
pasien
 Kaji faktor penyebab distress spiritual pada
pasien
 Bantu pasien mengungkapkan perasaan
dan pikiran tentang keyakinannya
 Bantu klien mengembangkan
keterampilan untuk mengatasi perubahan
spiritual dalam kehidupan.
 Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai
agamanya
 Fasilitasi pasien untuk menjalankan ibadah
sendiri atau dengan orang lain
 Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan
keagamaan.
 Bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah
melakukan kegiatan keagamaan.
 Sp 1-P :
Bina hubungan saling percaya dengan pasien,
Kaji faktor penyebab distress spiritual pada pasien
Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap
agama yang diyakininya,
Bantu klien mengembangkan kemampuan untuk mengatasi
perubahan spiritual dalam kehidupan.
Orientasi:
 “Assalamualaikum pak, nama saya suster.......suka di paggil
.............., Nama bapak siapa?, suka dipanggil apa? Saya
perawat puskesmas......... yang akan merawat bapak, saya
akan datang secara berkala ke rumah bapak.“ Bagaimana
perasaan Bapak pagi ini?”, “ Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap tentang masalah-masalah yang bapak alami, kita
ngobrol selama 30 menit ya?” Dimana menurut bapak
tempat yang cocok untuk kita ngobrol bersama?” Oh, di
sana? Mari pak kalau begitu.”
Kerja:
 Apa masalah yang bapak rasakan saat ini,
 ”Coba bapak sampaikan apa yang menyebabkan Bp. tidak
aktif sholat dan pengajian yang diadakan di masjid seperti
dulu!” Oh....ya!
 ”Pak, masih adakah faktor-faktor lain yang menyebabkan
bapak tidak aktif lagi untuk sholat atau mengikuti
pengajian.”
 ”Coba bapak sampaikan pendapat bapak tentang agama
atau keyakinan yang bapak anut selama ini?”
 ”Menurut bapak, apakah agama yang bapak anut bisa
membawa kedamaian dan ketenangan dalam hidup bapak
saat ini?
 ”Apakah hal tersebut yang mempengaruhi bapak sehingga
kurang aktif dalam melakukan sholat dan pengajian?
 ” Apa saja kegiatan ibadah yang dapat Bp.jalankan? (Sholat,
pengajian, Zakat, zikir, sholawat dll)”
 ” Yang mana kira-kira yang ingin Bp. coba jalankan?” Bagus
sekali.” Mari bapa coba misalnya sholawat atau zikir. Bagus
sekali. Bagaimana perasaan Bp setelah mencoba?
 ”Apa keuntungan giat beribadah yang pernah Bp. rasakan.
Betul sekali, setelah beribadah kita merasa tenang.”
Terminasi:
 ”Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang ?”
 ”Tampaknya Bapak semangat menjawab pertanyaan suster
ya!”
 ”Coba bapak ulangi apa yang sudah kita diskusikan
bersama-sama hari ini!” Bagus sekali, jadi bapak sudah tahu
penyebab masalah bapak ya? Selain itu bapak juga telah
mengungkapkan perasaan dan pikiran bapak tentang
agama dan tahu kegiatan yang bapak bisa lakukan.”
Nah,kegiatan ibadah mana yang akan bapak coba
lakukan?Jangan lupa ya pak.
 ”Seminggu lagi kita bertemu untuk mengetahui manfaat
kegiatan ibadah yang Bp lakukan serta belajar cara ibadah
lain.” Sampai jumpa, Assalamualaikum”!
 Sp. 2-P :
Fasilitasi klien dengan alat-alat ibadah sesuai
keyakinan klien ,
Fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah
sendiri atau dengan orang lain,
Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan
keagamaan.
Orientasi:
 “Assalamualaikum, bapak, Bagaimana keadaan dan
perasaan bapak saat ini?” ”Sudah dicoba melakukan
ibadah?,Bagaimana perasaan Bp. setelah mencoba.” Hari ini
kita akan mendiskusikan tentang persiapan alat-alat sholat
dan cara-cara menjalankan sholat baik sendiri maupun
berjamaah bersama orang lain. ” ”Bagaimana kalau kita
ngobrol selama 30 menit? ” Dimana bapak mau ngobrol? ”
”Atau bagaimana kalau di sini saja.” ( jika di tempat
bencana bawakan alat-alatnya)
Kerja:
 “Pak, sepengetahuan bapak, apa saja persiapan sholat, baik
alat maupun diri kita. Bagus sekali!” Menyiapkan kopiah,
sajadah dan sarung, dan sebelum sholat, bapak harus
mandi dulu dan berwudhu”.
 “Coba bapak sebutkan sholat lima waktu sehari semalam,
sholat subuh jam berapa, bagaimana ucapannya..., sampai
dengan sholat Isa”.
 “Selain itu, bapak dapat melakukan sholat berjamaah di
rumah”.
 “Bagaimana kalau kita membuat tempat sholat di rumah
bapak ini” Setuju kan pak?”
 “Baik, kalau begitu kamar depan ini bapak siapkan untuk
tempat melakukan sholat lima waktu nanti, dan dapat
bersama-sama”.
 “Mulai hari ini bapak sudah bisa mulai melakukan sholat
dan berdoa secara teratur agar diberikan ketenangan oleh
Tuhan dalam menghadapi masalah hidup ini”
 “Pada hari jumat nanti bapak bisa pergi bersama dengan
warga lain untuk sholat jumat di masjid Al Manaar”
Bagaimana pak?”
 Terminasi:
”Bagaimana perasaan Bapak setelah kita diskusi tentang
cara-cara mempersiapkan alat sholat dan mengerjakan
sholat di rumah, berapa kali sehari bapak mencoba? Mari
kita buat jadwalnya, kalau sudah dilakukan beri tanda ya! ”
Tiga hari lagi saya akan datang untuk mendiskusikan
tentang perasaan bapak dalam melakukan sholat serta
membahas kegiatan ibadah yang lain . Kalau begitu saya
permisi dulu. Sampai jumpa. Assalamualaikum.”
Tindakan keperawatan (Keluarga)
Tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga dengan
pasien distress spiritual, agar keluarga mampu:
 Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam merawat
pasien dengan masalah spiritual
 Mengetahui proses terjadinya masalah spiritual yang
dihadapi oleh pasien
 Mengetahui tentang cara merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah spiritual
 Melakukan rujukan pada tokoh agama apabila diperlukan.
Tindakan keperawatan:
 Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam
merawat pasien
 Jelaskan proses terjadinya masalah spiritual yang
dihadapi pasien
 Jelaskan pada keluarga tentang cara merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah spiritual
 Bantu keluarga untuk membantu pasien
melaksanakan kegiatan spiritual.
 Beri pujian bila keluarga mampu melakukan
kegiatan yang positif.
 Sp 1-K :
Bantu keluarga mengidentifikasi masalah yang dihadapi
dalam merawat pasien,
Bantu keluarga untuk mengetahui proses terjadinya
masalah spiritual yang dihadapi dan cara merawat.

Anda mungkin juga menyukai