PELAJARAN 2021/2022 1) Berrtanya : Silvia Elza Wahidah “Rencana apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi distres spiritual?” Penjawab : Vina Anggraeni (2020012285) Berdoa bersama atau berdoa untuk pasien, menghabiskan waktu bersama pasien dan meyakinkan pasien, mendengarkan pasien secara verbal tentang ketakutan dan kecemasan mereka, menunjukkan rasa hormat terhadap martabat dan keyakinan spiritual agama mereka, menunjukkan kebaikan dan peduli.
2) Penanya : Wafda Nailil Muna
“Bagaimana peran perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada klien, dan bagaimana cara yang dapat dilakukan perawat untuk meminimalisir terjadinya Distress spiritual?” Penjawab : Salsa Wianda Putri (2020012276) Menurut Yusuf (2017) peran perawat dalam membantu pemenuhan kebutuhan spiritual klien, harus melakukan serangkaian proses keperawatan, seperti: pengkajian, menegakkan diagnosis, merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan dan evaluasi kebutuhan spiritual klien. Selain itu perawat juga berperan dalam berkomunikasi dengan klien, tim kesehatan lainnya dan organisasi klinis/pendidikan serta menjaga masalah etik dalam keperawatan. Perawat juga dapat memfasilitasi pasien untuk melakukan doa atau membacakan kitab. Doa adalah metode utama dimana pasien dapat berhubungan dengan kondisi spiritualnya. Doa memiliki efek positif pada psikologis dan kesejahteraan fisik. Identifikasi kebaikan pasien, menghormati, berbicara dan mendengarkan, dan berdoa adalah aspek-aspek penting dari perawatan spiritual.
3) Pertanyaan: Maulida Fatma S
“Bagaimana yang harus kita lakukan sebagai seorang perawat, pada saat menangani pasien dengan gangguan jiwa yang selalu mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan?” Penjawab : Yesika Karina (2020012288) Perawat seharusnya memberikan pengobatan dengan teknik spiritual yang menghubungkan antara pasien dengan tuhanya serta menganjurkan pasien agar menerima dengan ikhlas sakit yang di terima baik yang beragama non muslim maupun muslim,untuk yg beragama muslim perawat memberi terapi spiritual dengan cara dzahir terlebih dahulu setelah itu dilihat penyakitnya, dan setelah tahu kita berikan obat untuk diminum, syari’at bathinnya kita bacakan Yasin, tahlil, do’a dan meminta kepada Allah supaya Allah sembuhkan. Setiap selepas shalat dhuha kami berjama’ah, shalat hajat selepas shalat zhuzur memohon kepada Allah agar yang sakit diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Syari’at hakikatnya ialah yang bertanggunga jawab kepada yang sakit disuruh meminta langsung kepada Allah SWT.
4) Pertanyaan :Nazilatun ni'mah
“Disebutkan bahwa distress spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual tidak terpenuhi sehingga muncul depresi, cemas, dan marah terhadap diri sendiri. Lantas bagaiman upaya yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut jika terjadi kepada seseorang yang dekat dengan kita?” Jawaban :Puji Fidiana Upaya yang dilakukan untuk mengatasi di stress spiritual karena kebutuhan spiritualnya tidak terpenuhi, antara lain: a) Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa dan beribadah secara rutin b) Membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melakukan ibadah c) Menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagai konflik keyakinan dan alternatif pemecahannya d) Mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan dengan keyakinan pasien atau keluarga dan mencari alternatif pemecahannya e) Membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya.
5) Pertanyaan : Refi mariska
“Bagaimana peran perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada masyarakat?” Jawab : Yesika Karina (2020012288) Spiritual berhubungan dengan spirit, semangat, keyakinan, harapan dan makna hidup. spiritualitas adalah suatu kecenderungan untuk membuat makna hidup melalui hubungan intrapersonal,interpersonal, dan transpersonal dalam mengatasi masalah kehidupan.Seorang perawat profesional mempunyai wewenang dan tanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri ataupun kolaborasi dengan tim kesehatan lain sesuai dengan tugas dan perannya. 6) Pertanyaan: Meyra aulia dita “Rencana apa yang harus dilakukan perawat untuk mengatasi masalah Distress Spiritual?” Penjawab: Salsabila Sofiana Putri Menurut Rozaq (2016) Rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah spiritual, antara lain: memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa dan beribadah secara rutin, membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melakukan ibadah, menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagai konflik keyakinan dan alternatif pemecahannya, mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan dengan keyakinan pasien dan mencari alternatif pemecahannya, mendorong untuk mengambil keputusan dalam melakukan ritual, membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya.
7) Pertanyaan: Nurul Afriyani
“Jelaskan tekanan atau kondisi seperti apa yang menyebabkan seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan yang serius?” Penjawab: Salsabila Sofiana Putri Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan mental. Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis, sebagaimana akan diuraikan di bawah ini: Faktor biologis a. Gangguan mental organik b. Gangguan pada fungsi sel saraf di otak c. Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus d. Kelainan bawaan atau cedera pada otak e. Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan f. Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan g. Riwayat gangguan mental pada orang tua atau keluarga h. Penyalahgunaan NAPZA, seperti heroin dan kokain, dalam jangka panjang Kekurangan nutrisi Faktor psikologis a) Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual b) Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil c) Kurang mampu bergaul dengan orang lain d) Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan e) Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian
8) Penanya : Tri Budiati
“Mengapa distress spiritual dapat menyebabkan ketidak harmonisan dengan diri sendiri? Bagaimana cara agar tidak terjadi distress spiritual?” Penjawab : Taufiqur R Kondisi ini berdampak secara psikologis, sosial, dan spiritual. Seringkali kondisi tersebut menimbulkan ketidakberdayaan dan keputusasaan pada pasien dan pada akhirnya jatuh dalam kondisi distres spiritual dimana pasien sudah tidak lagi percaya pada Tuhan, tidak lagi melakukan ibadah, dan hilang pengharapan terhadap Tuhan.dan untuk tidak terjadi stress spiritual alangkahnya pasien untuk melakukan doa atau membacakan kitab. Doa adalah metode utama dimana pasien dapat berhubungan dengan kondisi spiritualnya. Doa memiliki efek positif pada psikologis dan kesejahteraan fisik. Identifikasi kebaikan pasien, menghormati, berbicara dan mendengarkan, dan berdoa adalah aspek-aspek penting dari perawatan spiritual mereka.
9) Penanya : Vita Dina Nasekha
“Bagaimana peran perawat jika pasien dalam kondisi sakit, khususnya pasien-pasien yang memiliki penyakit yang serius dan dirawat di Ruang Perawatan Intensif mengalami masalah distress spiritual?” Penjawab : Suci Nur Amalia Asuhan keperawatan spiritual telah banyak dibahas dan diteliti. Namun pada praktiknya perawat kesulitan untuk menerapkannya kepada pasien khususnya pasien dengan perawatan intensif. Kondisi ini disebabkan karena perawat kurang mengetahui bagaimana cara memberikan perawatan spiritual kepada pasien dengan perawatan intensif yang kondisinya terintubasi dan tidak berdaya. Doa memiliki efek positif pada psikologis dan kesejahteraan fisik. Identifikasi kebaikan pasien, menghormati, berbicara dan mendengarkan, dan berdoa adalah aspek-aspek penting dari perawatan spiritual mereka. Berdoa bersama atau berdoa untuk pasien, menghabiskan waktu bersama pasien dan meyakinkan pasien, mendengarkan pasien secara verbal tentang ketakutan dan kecemasan mereka, menunjukkan rasa hormat terhadap martabat dan keyakinan spiritual agama mereka, menunjukkan kebaikan dan peduli, mengatur kunjungan pemimpin spiritual/agama dan menawarkan harapan adalah hal-hal yang penting dan sederhana yang dapat dilakukan untuk pasien.