Anda di halaman 1dari 6

HASIL DISKUSI KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPIRITUAL


Dosen Pengampu : Sri Hindriyastuti, S.Kep,Ns,MN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 PSIK 4B

1.Puji fidiana (2020012271)

2. Salsabila sofiana (2020012277)

3. Salsa Wianda Putri (2020012276)

4. Suci Nur (2020012279)

5. Taufiqur Rohman (2020012282)

6. Yesika Karina (2020012288)

7.Vina Anggraeni (2020012285)

8. Rofiatun Nikmah (2020012275)

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS TAHUN


PELAJARAN 2021/2022
1) Berrtanya : Silvia Elza Wahidah
“Rencana apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi distres spiritual?”
Penjawab : Vina Anggraeni (2020012285)
Berdoa bersama atau berdoa untuk pasien, menghabiskan waktu bersama pasien dan
meyakinkan pasien, mendengarkan pasien secara verbal tentang ketakutan dan
kecemasan mereka, menunjukkan rasa hormat terhadap martabat dan keyakinan
spiritual agama mereka, menunjukkan kebaikan dan peduli.

2) Penanya : Wafda Nailil Muna


“Bagaimana peran perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada klien, dan
bagaimana cara yang dapat dilakukan perawat untuk meminimalisir terjadinya
Distress spiritual?”
Penjawab : Salsa Wianda Putri (2020012276)
Menurut Yusuf (2017) peran perawat dalam membantu pemenuhan kebutuhan
spiritual klien, harus melakukan serangkaian proses keperawatan, seperti: pengkajian,
menegakkan diagnosis, merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan dan evaluasi
kebutuhan spiritual klien. Selain itu perawat juga berperan dalam berkomunikasi
dengan klien, tim kesehatan lainnya dan organisasi klinis/pendidikan serta menjaga
masalah etik dalam keperawatan. Perawat juga dapat memfasilitasi pasien untuk
melakukan doa atau membacakan kitab. Doa adalah metode utama dimana pasien
dapat berhubungan dengan kondisi spiritualnya. Doa memiliki efek positif pada
psikologis dan kesejahteraan fisik. Identifikasi kebaikan pasien, menghormati,
berbicara dan mendengarkan, dan berdoa adalah aspek-aspek penting dari perawatan
spiritual.

3) Pertanyaan: Maulida Fatma S


“Bagaimana yang harus kita lakukan sebagai seorang perawat, pada saat menangani
pasien dengan gangguan jiwa yang selalu mengungkapkan terbuang oleh atau karena
kemarahan Tuhan?”
Penjawab : Yesika Karina (2020012288)
Perawat seharusnya memberikan pengobatan dengan teknik spiritual yang
menghubungkan antara pasien dengan tuhanya serta menganjurkan pasien agar
menerima dengan ikhlas sakit yang di terima baik yang beragama non muslim
maupun muslim,untuk yg beragama muslim perawat memberi terapi spiritual dengan
cara dzahir terlebih dahulu setelah itu dilihat penyakitnya, dan setelah tahu kita
berikan obat untuk diminum, syari’at bathinnya kita bacakan Yasin, tahlil, do’a dan
meminta kepada Allah supaya Allah sembuhkan. Setiap selepas shalat dhuha kami
berjama’ah, shalat hajat selepas shalat zhuzur memohon kepada Allah agar yang sakit
diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Syari’at hakikatnya ialah yang bertanggunga
jawab kepada yang sakit disuruh meminta langsung kepada Allah SWT.

4) Pertanyaan :Nazilatun ni'mah


“Disebutkan bahwa distress spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual tidak
terpenuhi sehingga muncul depresi, cemas, dan marah terhadap diri sendiri. Lantas
bagaiman upaya yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut jika terjadi
kepada seseorang yang dekat dengan kita?”
Jawaban :Puji Fidiana
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi di stress spiritual karena kebutuhan
spiritualnya tidak terpenuhi, antara lain:
a) Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa
dan beribadah secara rutin
b) Membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melakukan
ibadah
c) Menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagai konflik
keyakinan dan alternatif pemecahannya
d) Mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan
dengan keyakinan pasien atau keluarga dan mencari alternatif pemecahannya
e) Membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya.

5) Pertanyaan : Refi mariska


“Bagaimana peran perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada masyarakat?”
Jawab : Yesika Karina (2020012288)
Spiritual berhubungan dengan spirit, semangat, keyakinan, harapan dan makna hidup.
spiritualitas adalah suatu kecenderungan untuk membuat makna hidup melalui
hubungan intrapersonal,interpersonal, dan transpersonal dalam mengatasi masalah
kehidupan.Seorang perawat profesional mempunyai wewenang dan tanggung jawab
memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri ataupun kolaborasi dengan tim
kesehatan lain sesuai dengan tugas dan perannya.
6) Pertanyaan: Meyra aulia dita
“Rencana apa yang harus dilakukan perawat untuk mengatasi masalah Distress
Spiritual?”
Penjawab: Salsabila Sofiana Putri
Menurut Rozaq (2016) Rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
spiritual, antara lain: memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan
melalui berdoa dan beribadah secara rutin, membantu individu yang mengalami
keterbatasan fisik untuk melakukan ibadah, menghadirkan pemimpin spiritual untuk
menjelaskan berbagai konflik keyakinan dan alternatif pemecahannya, mengurangi
atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan dengan keyakinan
pasien dan mencari alternatif pemecahannya, mendorong untuk mengambil
keputusan dalam melakukan ritual, membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya.

7) Pertanyaan: Nurul Afriyani


“Jelaskan tekanan atau kondisi seperti apa yang menyebabkan seseorang dapat
mengalami gangguan kejiwaan yang serius?”
Penjawab: Salsabila Sofiana Putri
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan mental. Namun,
kondisi ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis, sebagaimana akan
diuraikan di bawah ini:
 Faktor biologis
a. Gangguan mental organik
b. Gangguan pada fungsi sel saraf di otak
c. Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus
d. Kelainan bawaan atau cedera pada otak
e. Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan
f. Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan
g. Riwayat gangguan mental pada orang tua atau keluarga
h. Penyalahgunaan NAPZA, seperti heroin dan kokain, dalam jangka panjang
Kekurangan nutrisi
 Faktor psikologis
a) Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual
b) Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil
c) Kurang mampu bergaul dengan orang lain
d) Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan
e) Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian

8) Penanya : Tri Budiati


“Mengapa distress spiritual dapat menyebabkan ketidak harmonisan dengan diri
sendiri? Bagaimana cara agar tidak terjadi distress spiritual?”
Penjawab : Taufiqur R
Kondisi ini berdampak secara psikologis, sosial, dan spiritual. Seringkali kondisi
tersebut menimbulkan ketidakberdayaan dan keputusasaan pada pasien dan pada
akhirnya jatuh dalam kondisi distres spiritual dimana pasien sudah tidak lagi percaya
pada Tuhan, tidak lagi melakukan ibadah, dan hilang pengharapan terhadap
Tuhan.dan untuk tidak terjadi stress spiritual alangkahnya pasien untuk melakukan
doa atau membacakan kitab. Doa adalah metode utama dimana pasien dapat
berhubungan dengan kondisi spiritualnya. Doa memiliki efek positif pada psikologis
dan kesejahteraan fisik. Identifikasi kebaikan pasien, menghormati, berbicara dan
mendengarkan, dan berdoa adalah aspek-aspek penting dari perawatan spiritual
mereka.

9) Penanya : Vita Dina Nasekha


“Bagaimana peran perawat jika pasien dalam kondisi sakit, khususnya pasien-pasien
yang memiliki penyakit yang serius dan dirawat di Ruang Perawatan Intensif
mengalami masalah distress spiritual?”
Penjawab : Suci Nur Amalia
Asuhan keperawatan spiritual telah banyak dibahas dan diteliti. Namun pada
praktiknya perawat kesulitan untuk menerapkannya kepada pasien khususnya pasien
dengan perawatan intensif. Kondisi ini disebabkan karena perawat kurang
mengetahui bagaimana cara memberikan perawatan spiritual kepada pasien dengan
perawatan intensif yang kondisinya terintubasi dan tidak berdaya.
Doa memiliki efek positif pada psikologis dan kesejahteraan fisik. Identifikasi
kebaikan pasien, menghormati, berbicara dan mendengarkan, dan berdoa adalah
aspek-aspek penting dari perawatan spiritual mereka. Berdoa bersama atau berdoa
untuk pasien, menghabiskan waktu bersama pasien dan meyakinkan pasien,
mendengarkan pasien secara verbal tentang ketakutan dan kecemasan mereka,
menunjukkan rasa hormat terhadap martabat dan keyakinan spiritual agama mereka,
menunjukkan kebaikan dan peduli, mengatur kunjungan pemimpin spiritual/agama
dan menawarkan harapan adalah hal-hal yang penting dan sederhana yang dapat
dilakukan untuk pasien.

Anda mungkin juga menyukai