Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP HABLUM MINANNAS

Disusun Guna memenuhi Tugas Mata Kuliah : Fikih ibadah

Dosen Pengampu:H.Muhaimin,S.PD,MH

Disusun oleh:

Kelompok 7

1.M.maftuh haris ulul albab (2120110103)


2.Irma maulida sabila(2120110113)
3.Maulana fahreza bernama aldien(2120110101)
Kelas HKI D2

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2022
KATAPENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-
Nya,Shalawat beserta salam kami curahkan kepada Rasulullah saw.sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul konsep hablum minannas dengan sebaik-baiknya,
meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan.
Dalam menyelesaian makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tetapi kami
menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
kami yang akan datang.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan,
semangat dan masukan.Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah Swt. Amin.

Kudus, 11 Mei 2022

Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................................................................. 4


2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
3. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

1. Pengertian hablum minannas ....................................................................... 6


2. Penerapan hablum minannas dalam kehidupan sehari hari ......................... 7

BAB III PENUTUP........................................................................................8

1. Kesimpulan .................................................................................................. 8
2. Saran ............................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Salah satu istilah yang sering salah dimengerti orang tentang kedudukan hukum-
hukum Allah yang ditetapkan-Nya bagi manusia adalah tentang dikotomi ‘hablumminallah’
dan ‘hablumminannas’, bahwa ketika mereka menyebut ‘hablumminallah’ itu berarti suatu
perbuatan yang semata-mata berhubungan dengan peribadahan kepada Allah berupa shalat,
puasa dan haji, sebaliknya kalau menyangkut ‘hablumminannas’ artinya suatu perbuatan
yang terkait dengan sesama manusia, misalnya soal berbuat baik, hukum pidana dan perdata,
aturan kesopanan berpakaian dan bertingkah-laku, hidup bertetangga, sampai kepada aturan
bernegara dan bermasyarakat secara umum. Salah kaprah berikutnya soal kedua istilah ini
adalah, tata-cara ‘hablumminallah’ sudah diatur secara baku dan tidak boleh dirobah baik
bentuknya maupun waktunya, misalnya aturan shalat wajib 5 kali sehari semalam dengan
rakaat yang tetap dan waktu yang tetap, puasa wajib harus di bulan ramadhan mulai dari
terbit fajar sampai matahari terbenam. Sebaliknya urusan ‘hablumminannas’ merupakan tata-
cara yang terkait tempat dan konteksnya, termasuk harus berpedoman kepada budaya
setempat. Maka tata-cara hidup bertetangga di Arab berbeda dengan di Indonesia, bahkan ada
yang berani menafsirkan aturan hukum pidana dan perdatanya juga bisa berubah-ubah sesuai
nilai-nilai yang dianut pada tempat dan waktu tertentu. Lalu diambil kesimpulan hukuman
potong tangan bagi si pencuri atau qishash untuk si pembunuh hanya sesuai diterapkan pada
konteks jaman dahulu, sedangkan saat sekarang yang sudah menganut nilai-nilai HAM,
aturan tersebut sudah tidak tepat diberlakukan. 1 Memakai jilbab merupakan cara yang cocok
dipakai dijaman Arab jahiliyah karena kedudukan wanita yang rentan dengan bahaya
hegomoni kaum laki-laki, sedangkan jaman sekarang tidak diperlukan lagi karena adanya
paham kesetaraan gender.

1
Abdurrahman, Masduha, Pengantar dan Asas-asas Hukum Perdata Islam, (Surabaya:
PT Central Media,1995), hal.97.
B.Rumusan masalah

1.Apa yang di maksud definisi hablum minannas?

2.Bagaimana penerapan hablum minannas dalam kehidupan sehari hari?

C.Tujuan penelitian

1.Untuk mengetahui definisi hablum minannas.

2.Untuk mengetahui penerapan hablum minannas dalam kehidupan sehari hari.


BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi hablum minannas

Hablum minannas adalah konsep di mana individu manusia menjaga hubungan baik
dengan individu atau kelompok manusia lainnya. Seorang Muslim wajib meningkatkan
ketakwaan dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Selain itu,
diwajibkan juga untuk menjaga hubungannya dengan sesama manusia. Ini masuk ke dalam
perkara muamalah dan Allah telah mengaturnya di dalam Alquran. Muamalah mempunyai
banyak cabang, di antaranya politik, ekonomi, dan sosial. Cabang tersebut telah diatur oleh
Allah dalam Alquran dengan sempurna. Ibadah seorang Muslim tidak akan lengkap tanpa
keseimbangan habluminallah dan habluminannas. Akan sia-sia amal seseorang yang
mengerjakan ibadah siang dan malam, namun lisannya masih digunakan untuk berbuat dosa.
Hal-hal kecil yang mengganggu kenyamanan kehidupan sesama manusia akan
menggugurkan pahala kebaikan seseorang. Semua catatan kebaikannya akan hilang dan
hanya menyisakan catatan dosanya. Seorang Muslim yang senantiasa menjaga keseimbangan
habluminallah dan habluminannas memiliki banyak keutamaan.2 Ia akan mendapatkan pahala
amal kebaikan yang utuh di sisi Allah SWT. Dengan mendoakan keselamatan saudara kita
dalam keadaan apapun, maka keberkahan dan keselamatan akan bersama kita di dunia dan
akhirat. Seorang Muslim yang menjaga baik hubungannya dengan manusia lain akan
mendapatkan ridho Allah SWT.berikut adalah dalil perintah hablum minannas dalam surah
An nisa ayat 36:

ِ ‫ار ْال ُج ُن‬


‫ب‬ ِ ‫ار ذِي ْالقُ ْربَى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬ِ ‫سا ِك‬ َ ‫سانًا َو ِبذِي ْالقُ ْربَى َو ْاليَت َا َمى َو ْال َم‬
َ ْ‫َّللا َوالَ ت ُ ْش ِر ُكو ْا ِب ِه َش ْيئًا َو ِب ْال َوا ِل َدي ِْن ِإح‬
َ ‫َوا ْعبُدُواْ ه‬
‫ورا‬ َ ‫َت أ َ ْي َمانُ ُك ْم ِإ هن ه‬
ً ‫َّللا الَ ي ُِحبُّ َمن َكانَ ُم ْخت َاالً فَ ُخ‬ ْ ‫يل َو َما َملَك‬ ِ ِ‫سب‬
‫ب َواب ِْن ال ه‬ ِ ‫ب بِال َجن‬ِ ‫اح‬ ِ ‫ص‬‫َوال ه‬

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.


dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-

2
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 5, Terj. Muhammad Nasiruddin Al-albani, Jakarta: Cakrawala publishing,2010.
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.”3

B.Penerapan hablum minannas dalam kehidupan sehari hari

Berbicara mengenai hablumminnas, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Karena
hablumminnas merupakan landasan penting untuk membangun peradaban manusia. Dan
hablumminnas merupakan sebuah ajaran-ajaran bagaimana seseorang harus bertindak dalam
kehidupan agar menjadi orang yang baik. Hablumminannas bersifat dinamis, sesuai situasi
dan kondisi. Yang artinya hubungan antara manusia baik dan buruk itu dapat hadir dalam diri
seseorang apabila dibiasakan dan dilakukan secara terus menerus. Hubungan antara manusia
yang baik merupakan kebutuhan setiap manusia kapanpun dan dimanapun. Begitupun
sebaliknya, hubungan antara manusia yang buruk merupakan sesuatu yang dihindari oleh
siapapun.4

Hubungan antara manusia yang baik merupakan pola perilaku yang berlandaskan
pada manifestasi nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan (perbuatan baik). Ihsan merupakan
perbuatan baik yang nampak pada jiwa dan perilaku yang dilandasi oleh aqidah dan hukum
Islam. Perilaku Ihsan ini tidak hanya dibatasi kepada sesama manusia, tetapi juga kepada
seluruh makhluk.seperti yang sudah di jelaskan di atas bahwa kita sebagai manusia harus
berperilaku baik tidak hanya kepada sesama manusia,tetapi juga semua makhluk ciptaan
tuhan Hablum Minannas (antaramanusia dengan manusia), sebagai makhluk sosial kita tidak
bisa hidup sendiri. Ini bisa diartikan bahwa apapun yang manusia lakukan pasti akan
membutuhkan bantuan orang lain, dalam segi apa saja manusia yang satu dengan yang
lainnya akan terus berkaitan sampai ia mati dan selamanya. Sebagai contoh yaitu apa yang
saat ini kita pegang dan lakukan, teknologi. Dengan kecerdasan manusia bisa mempermudah
pekerjaan manusia lainnya dengan membuat HP, laptop, komputer, robot, dan sebaginya.

3
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahan…Hal-
4
Saleh Al-fauzan, Fiqh Sehari-hari, Jakarta:Gema Insani Press, 2005, Hal 481
Contoh lainnya, kita harus menghargai, menghormati, saling tolong menolong dan lain-lain.
Itu harus kita tekankan, karena itu merupakan salah satu bagian dari hablumminannas. Seperti
yang sudah kita ketahui, bahwa manusia diajarkan untuk memiliki jiwa dan hubungan antara
manusia yang baik terhadap siapapun. Oleh karena itu, perihal berhubungan antara manusia
saat ini sangat urgent karena memang banyak diantara kita terkadang masih tidak menghargai
sesama, tidak hormat, dan tidak saling tolong menolong.

Dalam berhubungan manusia kita harus dibekali dengan akhlak yang baik, karena
akhlaq merupakan ajaran islam yang paling mendasar. Sebagaimana yang telah disebutkan
dalam firman allah SWT dalam Q.S. Al-Luqman ayat 17 yang bermakna: “Hai anakku,
dirikanlah dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan (cegahlah mereka) dari
perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan(oleh allah).5

Berdasarkan ayat diatas, maka setiap orang harus memiliki akhlakul karimah untuk
saling berhubungan dengan sesama manusia. Akhlak tersebut menentukan sifat dan karakter
seseorang dalam berhubungan dengan sesama manusia. Seseorang dapat dihargai dan
dihormati apabila memiliki sifat dan akhlaq yang mulia. Akhlak dalam arti keseharian adalah
tingkah laku, budi pekerti, dan kesopanan.6

Setiap orang berhasrat dalam kehidupannya pasti ingin membuka kontak dengan
lingkungan. Kontak ini dapat berlangsung dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut. Berikut
ini sebagian dari akhlak terhadap sesama manusia:

a) Akhlak Terhadap Orang Tua dan Guru

Berbakti kepada orang tua merupakan faktor utama diterimanya doa seseorang.
Berbakti kepada orang tua adalah amal saleh palingutama yang dilakukan seorang muslim.
Banyak ayat Al-Qur’an dan hadist yang menjelaskan keutamaan berbuat baik kepada kedua
orang tua. Terhadap guru juga harus memiliki akhlak yang baik. Guru adalah orang tua kedua
setelah ayah dan ibu kita. Berbuat baik kepada guru sama halnya, kita berbuat baik kepada
orang tua kita sendiri.

b) Akhlak Terhadap Diri Sendiri

5
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahan…Hal-582
6
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 1997), Hal 26
Islam mengajarkan agar menjaga diri kita meliputi jasmani dan rohani. Organ tubuh
harus dipelihara dengan memberikan konsumsi yang halal dan baik. Jika kita tidak makan
makanan halal, artinya kita telah merusak diri sendiri. Menghargai apa yang ada pada diri kita
adalah bentuk syukur kepada nikmat Allah. Jangan kita merusak atau menyakiti tubuh kita
hanya karena kesalahan kita sendiri. Setiap apapun yang kita miliki pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Maka, kita tidak boleh iri terhadap apa yang dimiliki orang lain.

c) Akhlak Terhadap Teman dan Orang Lain

Bentuk akhlak terhadap teman dapat dibuktikan dengan saling membina rasa kasih
sayang, memberi salam ketika berjumpa, saling membatu, tidak bertengkar dengan teman.
Memberi salam menunjukkan sikap rendah hati terhadap siapapun. Saling membantu di
waktu senggang atau susah, saling memberi atau berbagi, saling menghormati tanpa
permusuhan merupakan bukti, bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain.7

Sementara itu, menurut Muhammad Abdullah Darraz, ruang lingkup konsep moral
sangat luas, karena mencakup semua aspek kehidupan manusia, mulai dari hubungan antara
manusia dengan tuhan dan antara manusia dengan sesamanya. Hubungan antara dimulai.
Darraz membaginya menjadi lima bagain yaitu meliputi:

1) Akhlak pribadi (al-akhlaq al-fadiyah ) yang mencakup akhlak yang diperintahkan, yang
dilarang, dan darurat.

2) Akhlak berkeluarga (al-akhaq al-usariyah) yang mencakup tentang kewajiban antara orang
tua dan anak, kewajiban antara suami istri dan kewajiban terhadap keluarga dan kerabat.

3) Akhlak bermasyarakat (al-aklaq al-itimaiyah) yang mencakup akhlaq yang dilarang dan
yang dibolehkan dalam bermuamalah serta kaidahkaidah adab.

4) Akhlak bernegara (al-aklaq al-daulah) yang mencakup akhlak di antara pemimpin dan
rakyaknya serta akhlaq terhadap negara lain.

7
Saleh Ahmad Asy-Syaami, Berakhlak Dan Beradab Mulia Contoh-Contoh Dari Rasulullah, Jakarata: Gema
Insani, 2005, Hal 75
5) Akhlak beragama (al-akhlaq ad-diniyah) yang mencakup tentang kewajiban terhadap Allah
SWT.8

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Islam tidak memposisikan hablum minannas sebagai sesuatu yang terpisah dengan
hablumminallah, tapi lebih berfungsi subordinatif, ibaratnya kedudukan Undang-undang
Dasar dengan semua peraturan pelaksanaan yang ada dibawahnya. Sepanjang aturan hasil
kesepakatan antar sesama manusia tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan
Islam, maka kedudukan aturan tersebut sama dengan aturan yang datang dari Allah.

B.Saran

Pada dasarnya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan sederhana.
Serta dalam penyusunan makalah ini pun masih membutuhkan kritikan dan saran bagi
pembahasan bahan tersebut.

8
Syafri Ulil Amri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Jakarta:Persada,2012, Hal 79
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahan.


Syafi’i Rachmat. 2006, Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung, Pustaka Setia.
Abdurrahman, Masduha. 1995, Pengantar dan Asas-asas Hukum Perdata Islam, Surabaya:
PT Central Media.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 5, Terj. Muhammad Nasiruddin Al-albani.2010, Jakarta:
Cakrawala publishing.
Saleh Al-fauzan. 2005, Fiqh Sehari-hari, Jakarta:Gema Insani Press.
Daryanto. 1997, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo.
Saleh Ahmad Asy-Syaami. 2005, Berakhlak Dan Beradab Mulia Contoh-Contoh Dari
Rasulullah, Jakarata: Gema Insani.
Syafri Ulil Amri. 2012, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Jakarta:Persada.

Anda mungkin juga menyukai