Anda di halaman 1dari 16

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah : Hadist Tarbawi

Pengertian Hadist dan


Pembagiannya

Kelompok 1

Malikul Sholeh As-Salim : (0301223139)

Teguh Wibowo : (0301223131)

Niko Hendrawan : (0301222106)

Dosen Pengampu : Dr. Juli Julaiha P M.A

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Rabbil‘alamin

Puji syukur kita sampaikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah mengizinkan
tertuntaskannya makalah kami ini dalam mata kuliah Hadist Tarbawi, tidak lupa pula kita ucapkan
Shalawat beriring salam semoga dengan membasahi kedua bibir kita dengan shalawat di padang
mahsyar kelak kita semua berkesempatan untuk mendapat Syafa’at dari Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi Wa Sallam. Amiin, Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Hormat dan terimakasih kami, semoga tersampaikan ke dalam lubuk hati teman-teman dan
siapapun yang berkesempatan untuk membaca makalah ini terutama kepada ibu dosen pengampu Ibu
Dr. Juli Julaiha P. M.A yang telah mengarahkan kami untuk mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan
erat dengan Hadist, sesungguhnya kami yakin manakala mempelajari secara mendalam tentang
Hadist Nabi maka semakin terbukti kecintaan kita kepadanya dan diri kita benar-benar menjadi lebih
baik dari hari ke -hari. Karenanya tak ada kata yang lebih baik kami ucapkan melainkan terima kasih
kepada Dosen Pengampu dan semua teman-teman kami karena sudah banyak menyumbang bantuan
baik secara moril maupun materil.

Kami menyadari kurangnya ilmu-ilmu kami terkait topik Hadist ini, karenanya kami amat
terbuka dengan kritik maupun saran yang membangun agar kam dapat menulis dan menjelaskan
kepada banyak orang dengan cara data dan penjelasan yang jauh lebih baik lagi kedepannya. Semoga
makalah yang kami tulis ini dapat menjadi pembuka pikiran dan dapat mengajak siapapun
pembacanya agar punya kesadaran untuk mempelajari hadist berikut komponen, pendapat, dan segala
aspek tentang hadist yang tentunya amat sangat dibutuhkan oleh banyak orang Indonesia.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang ingin lebih mencintai Rasulullah lewat
Hadist-hadist yang diwariskan kepada kita sebagai umat islam lewat tangan para ulama yang menjadi
pewaris, bagi ilmu, adab, dan pemahamaan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasalam.
Semoga bermanfaat Wassalamu’alaikum Wararmatullahi Wabarakatuh.

24 September 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN .............................................................................. 2

A. Definisi Hadits ........................................................................................................ 2


B. Hadits Qauli ............................................................................................................ 3
C. Hadits Fi’li .............................................................................................................. 4
D. Hadits Takriri .......................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 6

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadist adalah komponen penting dalam agama islam, sebab Hadist dapat melengkapi
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku berdasarkan Al-Qur’an, disisi lain Hadist yang
memang merujuk pada Rasulullah SAW, sebagai Uswatun Hasanah paling utama dalam
kehidupan umat Islam menjelaskan banyak sekali persoalan yang dialami Rasulullah Saw,
sehingga para sahabat, tabi’in dan para ulama sesudahnya menjadikan perkataan, perbuatan,
persetujuan daripada Nabi Muhammad SAW sebagai pijakan hukum dalam mengambil
keputusan-keputusan dimasa mendatang.

Karenanya penting bagi kita untuk mengkaji secara detail dan mendalam terkait eksistensi
Hadist, definisi serta pembagiannya, hal ini amat penting dan menjadi sesuatu yang amat kita
butuhkan terutama di zaman penuh fitnah ini, bagaimana bersikap terhadap sesuatu yang tak
pernah dialami oleh para pendahulu kita tentu kita harus menguasai Hadist untuk mengambil
keputusan yang tepat untuk menghadapi persoalan-persoalan saat ini. Sederhananya Hadist
sebagai salah satu fondasi hukum umat islam sekaligus bagian dari keutuhan hidup nabi
Muhammad SAW adalah suatuhal yang mesti dikaji dengan mendalam oleh siapapun yang
mengaku muslim agar dapat bersikap dengan tepat menghadapi kehidupan ini.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari Hadits ?
2) Apa saja pembagian Hadits ?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk memahami definisi Hadits
2) Untuk memahami pembagian Hadits

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hadits

1. Secara Etimologis

Hadist menurut bahasa berarti sesuatu yang, (‫ )الجديد‬baru, menunjukkan sesuatu yang dekat dan
ِ ْ ‫ِيث ْال َع ْه ِد ِفي‬
waktu yang singkat, seperti perkataan: (‫اْلس ََْل ِم‬ ُ ‫)و َحد‬
َ artinya, (‫ )هو الحديث‬adalah Dia baru
ْ artinya sesuatu yang lama. Hadis juga berarti (‫)الخبر‬
masuk/memeluk Islam. Lawan kata (‫)القَدِي ُم‬
"berita", yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada
orang lain. Di samping itu, hadis juga berarti (‫" )لقريب‬dekat", tidak lama lagi terjadi, sedangkan
lawannya adalah (‫ )البعيد‬artinya jauh

Menurut Ibn Manzur(1992: 131), kata ‘Hadis’ berasal dari bahasa Arab, yaitu al- Hadits,
jamaknya al-ahadits, al-haditsan dan al-hudtsan. Secara etimologis kata ini memiliki banyak arti
diantaranya al-jadid (yang baru) lawan dari al-qadim (yang lama) dan al-khabar yang berarti berita
atau kabar. Di samping pengertian tersebut, M.M. Azami mendefinisikan bahwa kata 'hadis' (Arab:
al-hadits), secara etimologi (lughawiyah), berarti 'komunikasi', 'kisah', 'percakapan': religius atau
sekular, historis atau kontemporer.

Dalam Al-Quran, kata hadis ini digunakan sebanyak 23 kali. Berikut ini beberapa contohnya :

a) Komunikasi religius: risalah atau Al-Quran. Allah SWT. berfirman,

‫ش ِع ُّر ِم ْنهُ ُجلُ ْود ُ الَّ ِذيْنَ يَ ْخش َْونَ َربَّ ُه ْم ۚ ث ُ َّم ت َ ِلي ُْن ُجلُ ْود ُ ُه ْم‬ ِ ‫سنَ ْال َح ِد ْي‬
َ َۙ ِ‫ث ِك ٰتبًا ُّمتَشَا ِب ًها َّمثَان‬
َ ‫ي تَ ْق‬ َ ‫للّٰهُ ن ََّز َل ا َ ْح‬
‫ض ِل ِل اللّٰهُ فَ َما لَهٗ ِم ْن هَاد‬ ْ ُّ‫ِي ِب ٖه َم ْن يَّش َۤا ُء َۗو َم ْن ي‬ ْ ‫َوقُلُ ْوبُ ُه ْم ا ِٰلى ِذ ْك ِر اللّٰ ِه ٰۗذ ِل َك ُهدَى اللّٰ ِه يَ ْهد‬

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya)
lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab
itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh

5
Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.” (QS. Az-Zumar [39]: 23)

Firman-Nya lagi,

َ‫ْث ََل َي ْعلَ ُم ْو َۙن‬


ُ ‫سنَ ْستَد ِْر ُج ُه ْم ِ ِّم ْن َحي‬ ِ ۗ ‫ِب بِهٰ ذَا ْال َح ِد ْي‬
َ ‫ث‬ ُ ِّ‫فَذَ ْرنِ ْي َو َم ْن يُّ َكذ‬

“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan
ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan)
dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam [68]: 44)

b) Kisah tentang suatu watak sekular atau umum. Allah SWT. berfirman,

‫غي ِْر ِه ۚ َو ِإ َّما يُ ْن ِسيَنَّ َك‬ ُ ‫ض َع ْن ُه ْم َحت َّ ٰى َي ُخو‬


َ ‫ضوا فِي َحدِيث‬ ْ ‫ْت الَّذِينَ يَ ُخوضُونَ فِي آيَا ِتنَا فَأَع ِْر‬ َ ‫َو ِإذَا َرأَي‬
َّ ‫ان فَ ََل ت َ ْقعُ ْد َب ْعدَ ال ِذِّ ْك َر ٰى َم َع ْالقَ ْو ِم‬
َ‫الظا ِل ِمين‬ ُ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ال‬

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah
mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu
lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah
teringat (akan larangan itu).” (QS. Al- An'am [6]: 68)

c) Kisah historis.

Allah SWT. berfirman,

‫س ٰى‬ ُ ‫َوه َْل أَت َ ٰى َك َح ِد‬


َ ‫يث ُمو‬
“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?” (QS. Thaha [20]: 9)

d) Kisah kontemporer atau percakapan Allah SWT. berfirman,

‫ع ۢن‬ َ ‫ضهۥُ َوأَع َْر‬


َ ‫ض‬ َ ‫ف َب ْع‬ َ ُ‫ظ َه َرهُ ٱللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ع َّر‬ ْ َ ‫ت ِب ِهۦ َوأ‬ ْ َ ‫ض أ َ ْز ٰ َو ِج ِهۦ َحدِيثًا فَلَ َّما نَبَّأ‬
ِ ‫ى ِإلَ ٰى َب ْع‬ َ َ ‫َو ِإ ْذ أ‬
ُّ ‫س َّر ٱلنَّ ِب‬
َ ‫ت َم ْن أ َ ۢن َبأ َ َك ٰ َهذَا ۖ قَا َل َنبَّأ َ ِن‬
‫ى ٱ ْل َع ِلي ُم‬ ْ َ‫ير َب ْعض ۖ فَلَ َّما نَبَّأَهَا ِب ِهۦ قَال‬ ُ ‫ٱ ْل َخ ِب‬

6
“Ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya suatu hadis
(kisah). Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah
memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad
memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian
yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara
Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini
kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal". (Q.S. At- Tahrim [66] : 3)

Dari ayat-ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kata hadis telah digunakan dalam Al-
Quran dalam arti 'kisah', 'komunikasi', atau 'risalah', religius maupun sekular, dari suatu masa
lampau ataupun masa kini."

2. Pengertian Hadis secara Terminologis

Secara terminologis, para ulama, baik muhaditsin, fuqaha, ataupun ulama ushul, merumuskan
pengertian hadis secara berbeda- beda. Perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan oleh terbatas
dan luasnya objek tinjauan masing-masing, yang tentu saja mengandung kecenderungan pada aliran
ilmu yang didalaminya. Ulama hadis mendefinisikan hadis sebagai berikut,

ِ ُ ‫سلَّ َم ِم ْن قَ ْول أو فعل أو تقرير أ‬


‫وصفَة خ َْل ِقيَّة أ َ ْو ُخلُ ِقيَّة‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ك ُّل َما أ ُثِ َر‬
ِّ ‫ع ِن النَّ ِب‬
َ ِ‫ي‬

“Segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi SAW, baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat,
maupun hal ihwal Nabi.”

Menurut istilah ahli ushul fiqh, pengertian hadis adalah,

‫آن ال َك ِري ِْم من قَول أَو فعل أو تقرير ِم َّما‬ َ ‫سلَّ َم‬
ِ ‫غي َْر القُ ْر‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِّ ‫ع ِن النَّ ِب‬
َ ِ‫ي‬ َ ‫ُك ُّل َما‬
َ ‫صدَ َر‬
‫ي‬
ِّ ‫كم ش َْرع‬ ْ ‫يَصلُ ُح‬
ِ ‫أن َيكونَ دلي ًَْل ِل ُح‬
Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, selain Al-Quran Al-karim,

7
baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut-paut dengan hukum Syara'

Adapun menurut istilah para fuqaha, hadis adalah,

َ‫ض َوَل‬ ِ ‫سلَّ َم َولَ ْم يَ ُك ْن ِم ْن بَا‬


ِ ‫ب الفَ ْر‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِّ ِ‫ع ِن النَّب‬
َ ِ‫ي‬ َ َ‫ُك ُّل َما ثَب‬
َ ‫ت‬
‫ب‬
ِ ‫الو ِج‬
َ

Segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW yang tidak bersangkut-paut dengan masalah-
masalah fardhu atau wajib

Perbedaan pandangan tersebut kemudian melahirkan dua macam pengertian hadis, yakni
pengertian terbatas dan pengertian luas. Pengertian hadis secara terbatas, sebagaimana
dikemukakan oleh Jumhur Al-Muhaditsin, adalah,

‫تقريرا أو ن َْح َوهَا‬


ً ً ‫سلَّ َم قَوَلً أَو‬
‫فعَل أو‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِّ ‫ْف إلَى النَّ ِب‬
َ ِ‫ي‬ ِ ُ ‫َما أ‬
َ ‫ضي‬
Sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan
(taqrir) dan sebagainya.
Dengan demikian, menurut ulama hadis, esensi hadis adalah segala berita yang berkenaan
dengan sabda, perbuatan, taqrir, dan hal ikhwal Nabi Muhammad SAW. Disamping itu sebagian
ulama juga mengatakan:

‫ص َحابَ ِة و أ َ ْف َعا ِل ِه ْم‬


َّ ‫سنِّ ِة أ َ ْقوا ُل ال‬
ُّ ‫أ َ َّن ِمنَ ال‬
Adapun yang termasuk pada sunnah adalah perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan
para sahabat Nabi SAW.

Hal serupa sebagaimana dikatakan Muhammad Mahfudz At-Tirmidzi, pengertian hadis secara
luas adalah:

ِ ُ‫ضا ِل ْل َم ْوق‬
‫وف‬ ً ‫سلَّ َم بَ ْل جا َء بإطَلقه أ َ ْي‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ص بِ ْال َم ْرفُوعِ ِإلَ ْي ِه‬
َ ُ‫صلَّى اللَّه‬ ُّ َ ‫إن الحديث ََل ي ُْخت‬ َّ
)‫يف ِللتِّابعى كذلك‬ َ ‫ض‬ ِ ُ ‫طوعِ ( َو ُه َو َما أ‬
ُ ‫ي ِ ِم ْن قَ ْول أَو نح ِو ِه) وال َم ْق‬ ِّ ِ‫ص َحاب‬
َّ ‫ف إلى ال‬ َ ‫ض ْي‬ِ ُ ‫( َو ُه َو َما أ‬

Sesungguhnya hadis bukan hanya yang dimarfukan kepada Nabi Muhammad SAW, melainkan

8
dapat pula disebutkan pada yang mauquf (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari sahabat)
dan maqthu' (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari tabiin).

Hal ini jelas bahwa para ulama beragam dalam mendefinisikan hadis karena mereka berbeda
dalam meninjau objek hadis itu sendiri.

B. Pembagian Hadis
1. Hadis Qouli
Hadis Qouli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan pada Nabi ‫ ﷺ‬baik
berupa hukum syara’, peristiwa dan sebagainya, adapun beberapa contoh dari hadis qouli sebagai
berikut:

‫ع ْن أَبِي‬
َ ‫ع ْن َج ِدِّ ِه‬ َ ‫ع ْن أَبِي ِه َو‬
َ ‫ع ِ ِّم ِه‬ َ ‫ع ْبدُ اللَّ ِه ب ُْن إِد ِْر‬
َ ‫يس‬ َ ‫ع ْبدُ اللَّ ِه ب ُْن‬
َ ‫س ِعيد قَ َاَل َحدَّثَنَا‬ َ ‫ون ب ُْن إِ ْس َحقَ َو‬ ُ ‫َحدَّثَنَا ه‬
ُ ‫َار‬
‫سئِ َل َما أ َ ْكث َ ُر َما‬ ِ ُ‫سلَّ َم َما أ َ ْكث َ ُر َما يُد ِْخ ُل ْال َجنَّةَ قَا َل الت َّ ْق َوى َو ُحس ُْن ْال ُخل‬
ُ ‫ق َو‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُّ ِ‫سئِ َل النَّب‬
َ ‫ي‬ ُ ‫ُه َري َْرة َ قَا َل‬
‫ان ْالفَ ُم َو ْالفَ ْر ُج‬
ِ َ‫ار قَا َل ْاْلَجْ َوف‬
َ َّ‫يُد ِْخ ُل الن‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishaq dan Abdullah bin Sa'id keduanya
berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari ayahnya dan pamannya dari
kakeknya dari Abu Hurairah dia berkata, Nabi ‫ ﷺ‬pernah di tanya, "Perkara apa yang banyak
menyebabkan masuk surga?" beliau menjawab, "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan
beliau di tanya, "Perkara apa yang banyak menyebabkan masuk neraka?" beliau menjawab, "Dua
rongga yang terbuka yaitu mulut dan kemaluan."
Sunan Ibnu Majah, Juz Kedua, No. 4246, Kitab Zuhud, Bab Tentang Dosa, Hal. 1418

‫صلَّى‬ َ َ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة‬


ِّ ِ‫ع ْن النَّب‬
َ ِ‫ي‬ َ ِ‫ع ْن ْاْلَع َْرج‬ ِّ ِ ‫ع ْن أ َ ِبي‬
َ ‫الزنَا ِد‬ َ ‫شبَا َبةُ َحدَّثَنَا َو ْرقَا ُء‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو َب ْك ِر ب ُْن أَبِي‬
َ ‫ش ْي َبةَ َحدَّثَنَا‬
‫ضالَّتِ ِه ِإذَا َو َجدَهَا‬
َ ‫ع َّز َو َج َّل أ َ ْف َر ُح ِبت َْو َب ِة أ َ َح ِد ُك ْم ِم ْنهُ ِب‬
َ َ‫سلَّ َم قَا َل ِإ َّن اللَّه‬ َ ُ‫اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan
kepada kami Syababah, telah menceritakan kepada kami Warqa` dari Abu Az Zinad dari Al A'raj
dari Abu Hurairah dari Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla lebih
bergembira dengan tobat salah seorang dari kalian, daripada seseorang dari kalian menemukan

9
barang bawaannya yang telah lama hilang."
Sunan Ibnu Majah, Juz Kedua, No. 4247, Kitab Zuhud, Bab Tentang Taubat, Hal. 1419

‫ع ْن أَبِي‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬
َ َ‫سلَ َمة‬ َ ‫ع ْمرو‬ َ ‫ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬ َ ‫ي‬ ِ ‫الرحْ َم ِن ب ُْن ُم َح َّمد ْال ُم َح‬
ُّ ‫ار ِب‬ َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫ع َرفَةَ َحدَّثَنِي‬ َ ‫َحدَّثَنَا ْال َح‬
َ ‫س ُن ب ُْن‬
ُ ‫س ْبعِينَ َوأ َ َقلُّ ُه ْم َم ْن َي ُج‬
َ‫وز ذَلِك‬ َّ ‫ستِِّينَ ِإ َلى ال‬ِّ ِ ‫ار أ ُ َّمتِي َما َبيْنَ ال‬ ُ ‫سلَّ َم َقا َل أ َ ْع َم‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ‫سو َل اللَّ ِه‬ُ ‫ُه َري َْرة َ أ َ َّن َر‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin 'Arafah, telah menceritakan
kepadaku Abdurrahman bin Muhammad Al Muharibi dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Usia umatku berkisar antara enam puluh sampai
tujuh puluh tahun, dan sedikit sekali mereka yang melebihi (usia) tersebut."
Sunan Ibnu Majah, Juz Kedua, No. 4236, Kitab Zuhud, Bab Angan-angan dan Ajal, Hal. 1415

ُ ‫ع ْب ِد اللَّ ِه قَا َل قَا َل َر‬


‫سو ُل‬ َ ‫ب ب ِْن ِدثَار‬
َ ‫ع ْن َجا ِب ِر ب ِْن‬ َ ُ‫ش ْع َبة‬
ِ ‫ع ْن ُم َح‬
ِ ‫ار‬ ُ ‫ص َم ِد َحدَّثَنَا‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن َيحْ َيى َحدَّثَنَا‬
َّ ‫ع ْبدُ ال‬
‫سلَّ َم ِإذَا َوزَ ْنت ُ ْم فَأ َ ْر ِج ُحوا‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫اللَّ ِه‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya berkata, telah
menceritakan kepada kami Abdush Shamad berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari
Muharib bin Ditsar dari Jabir bin Abdullah ia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Apabila kalian
menimbang maka tentukanlah beratnya (yang sesuai)."
Sunan Ibnu Majah, Juz Kedua, No. 2222, Kitab Perdagangan, Bab Jujur dalam Timbangan,
Hal. 748

2. Hadis Fi’li
Hadis Fi’li merupakan segala perbuatan yang disandarkan pada Nabi ‫ ﷺ‬yang menjadi anutan
perilaku sahabat, dan juga seluruh umat muslim sebagai umatnya. Beberapa contoh hadis fi’li adalah
sebagai berikut:

‫صلَّى‬ َّ ‫عبَّاس أ َ َّن النَّ ِب‬


َ ‫ي‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي ِه‬
َ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ ‫اوس‬
ُ ‫ط‬ َ َ‫عيَ ْينَة‬
َ ‫ع ْن اب ِْن‬ ُ َ‫س ْفي‬
ُ ‫ان ب ُْن‬ ُّ ِ‫ع َم َر ْال َعدَن‬
ُ ‫ي َحدَّثَنَا‬ ُ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن أ َ ِبي‬
ُ ‫طاهُ أَجْ َرهُ تَفَ َّردَ ِب ِه اب ُْن أ َ ِبي‬
َ‫ع َم َر َوحْ دَهُ قَالَهُ ابْن َما َجة‬ َ ‫سلَّ َم احْ ت َ َج َم َوأ َ ْع‬ َ ُ‫اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Umar Al Adani berkata,
telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ibnu Thawus dari Bapaknya dari Ibnu
Abbas berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melakukan bekam dan memberikan

10
upahnya." Ibnu Majah berkata, "Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Ibnu Abu Umar."
Sunan Ibnu Majah, Juz Kedua, No. 2162, Kitab Perdagangan, Bab Tentang Bekam, Hal. 731

ِ‫س َرا ِوي َل قَ ْب َل ْال ِهجْ َرة‬


َ ‫سلَّ َم ِرجْ َل‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫سو ِل اللَّ ِه‬ َ ‫س ِم ْعتُ َما ِل ًكا أ َ َبا‬
ُ َ‫ص ْف َوانَ بْن‬
ُ ‫ع َمي َْرة َ قَا َل ِب ْعتُ ِم ْن َر‬ َ
‫فَ َوزَ نَ ِلي َفأ َ ْر َج َح ِلي‬

Artinya: Dari Malik Abu Sufyan bin 'Umairah, ia berkata, "Aku pernah membeli dari Rasulullah
SAW sebuah celana sebelum beliau melakukan hijrah ke Madinah. Lalu beliau menimbangnya
untukku, dan dengan teliti beliau melakukannya."
Syarah Shahih Muslim oleh Imam Muhyiddin Annawawi, No. 2221, Kitab Perdagangan, Bab
Jujur dalam Timbangan, Hal. 748

َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
‫علَ ْي ِه‬ َ ‫سو َل اللَّ ِه‬ ُ ‫ع ْن أَن َِس ب ِْن َما ِلك أ َ َّن َر‬ َ ِ‫ي‬ ِّ ‫ع ْن ثَا ِبت ْالبُنَا ِن‬َ ‫سيَّار‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا يَحْ َيى ب ُْن َيحْ َيى أ َ ْخ َب َرنَا ُه‬
َ ‫ش ْي ٌم‬
ِ ْ ‫َّار ِب َهذَا‬
‫اْل ْسنَا ِد‬ ٌ ‫سي‬ َ ‫ش ْي ٌم أ َ ْخ َب َرنَا‬
َ ‫سا ِلم أ َ ْخ َب َرنَا ُه‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم و َحدَّثَنِي ِه ِإ ْس َم ِعي ُل ب ُْن‬ َ َ‫علَى ِغ ْل َمان ف‬
َ ‫سلَّ َم‬ َ ‫سلَّ َم َم َّر‬
َ ‫َو‬
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami
Husyaim dari Sayyar dari Tsabit Al Bunani dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah
bertemu dengan beberapa orang anak kecil, lalu beliau memberi salam kepada mereka." Dan telah
menceritakannya kepadaku Ismail bin Salim, telah mengabarkan kepada kami Husyaim. Telah
mengabarkan kepada kami Sayyar melalui jalur ini.”
Syarah Shahih Muslim oleh Imam Muhyiddin Annawawi, No. 5628, Kitab Salam, Bab
Sunnah Memberi Salam pada Anak-anak, Hal. 373

ُ ‫شةَ أ َ َّن َر‬


‫سو َل‬ َ ‫ع ْن أَبِي ِه‬
َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ ُ َ‫ع ْبدُ اللَّ ِه ب ُْن نُ َميْر َحدَّثَنَا ِهشَا ٌم يَ ْعنِي ابْن‬
َ َ ‫ع ْر َوة‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن أَبِي‬
َ ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا‬
‫علَ ْي ِه ْم َويُ َح ِنِّ ُك ُه ْم‬
َ ُ‫ان فَيُبَ ِ ِّرك‬ ِّ ِ ‫سلَّ َم َكانَ يُؤْ ت َى بِال‬
ِ َ‫ص ْبي‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫اللَّ ِه‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, telah menceritakan
kepada kami 'Abdullah bin Numair, telah menceritakan kepada kami Hisyam yaitu Ibnu 'Urwah dari
Bapaknya dari 'Aisyah bahwa beberapa bayi di bawa kehadapan Nabi ‫ ﷺ‬lalu beliau mengunyahkan
makanan untuk mereka dan mendoakannya.
Syarah Shahih Muslim oleh Imam Muhyiddin Annawawi, No. 5584, Kitab Adab-adab, Bab

11
Sunnah Mentahnik setelah Anak Lahir, Hal. 352

3. Hadis Taqriri
Hadis Fi’li merupakan hadis berupa ketetapan atau persetujuan Nabi ‫ ﷺ‬terhadap apa yang
datang atau dilakukan oleh para sahabatnya. Beberapa contoh hadis taqriri adalah sebagai berikut:

‫ع ْن أ َ ِخي ِه َم ْعبَ ِد ب ِْن‬


َ َ‫يرين‬ ِ ‫ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ِس‬ َ َ‫َارونَ أ َ ْخبَ َرنَا ِهشَا ُم ب ُْن َحسَّان‬ ُ ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا يَ ِزيدُ ب ُْن ه‬ َ ‫أَبُو بَ ْك ِر ْب ُن أَبِي‬
َ َ‫غ َف َه ْل فِي ُك ْم ِم ْن َراق فَق‬
‫ام‬ َ ‫س ِلي ٌم لُ ِد‬ ِّ ‫س ِيِّدَ ْال َح‬
َ ِ‫ي‬ ْ َ‫ي ِ قَا َل نَزَ ْلنَا َم ْن ِز ًَل فَأَتَتْنَا ْام َرأَة ٌ فَقَال‬
َ ‫ت إِ َّن‬ ِّ ‫س ِعيد ْال ُخد ِْر‬
َ ‫ع ْن أَبِي‬َ َ‫يرين‬ ِ ‫ِس‬
‫سقَ ْونَا لَبَنًا فَقُ ْلنَا أ َ ُك ْنتَ تُحْ س ُِن‬ َ ُ‫ط ْوه‬
َ ‫غنَ ًما َو‬ ِ ‫ِن ُر ْقيَةً فَ َرقَاهُ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكت َا‬
َ ‫ب فَبَ َرأ َ فَأ َ ْع‬ ُ ‫ظنُّهُ يُحْ س‬ ُ َ‫َمعَ َها َر ُج ٌل ِمنَّا َما ُكنَّا ن‬
ْ
َّ ِ‫سلَّ َم فَأَت َ ْينَا النَّب‬
‫ي‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ َ ِ‫ب قَا َل فَقُ ْلتُ ََل ت ُ َح ِ ِّر ُكوهَا َحتَّى نَأت‬
َّ ِ‫ي النَّب‬ ِ ‫ُر ْقيَةً فَقَا َل َما َرقَ ْيت ُهُ إِ ََّل بِفَاتِ َح ِة ْال ِكت َا‬
‫س ْهم َمعَ ُك ْم و َحدَّثَنِي‬ َ ِ‫سلَّ َم فَذَ َك ْرنَا ذَلِكَ لَهُ فَقَا َل َما َكانَ يُد ِْري ِه أَنَّ َها ُر ْقيَةٌ ا ْق ِس ُموا َواض ِْربُوا ِلي ب‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
َ ‫غي َْر أَنَّهُ َقا َل َف َق‬
‫ام َم َع َها َر ُج ٌل ِمنَّا َما ُكنَّا‬ ُ ‫ُم َح َّمدُ ب ُْن ْال ُمثَنَّى َحدَّثَنَا َو ْه‬
ِ ْ ‫ب ب ُْن َج ِرير َحدَّثَنَا ِهشَا ٌم ِب َهذَا‬
َ ُ‫اْل ْسنَا ِد نَحْ َوه‬
‫نَأْبِنُهُ ِب ُر ْق َية‬
Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Hasan
dari Muhammad bin Sirin dari saudara laki-lakinya Ma'bad bin Sirin dari Abu Sa'id Al Khudri dia
berkata, Kami singgah pada suatu tempat, lalu datanglah seorang wanita kepada kami dan berkata,
"Sesungguhnya pemimpin wilayah ini sedang sakit, maka apakah dari kalian ada seseorang yang
bisa meruqyah?" Abu Sa'id berkata, "Maka berdirilah seorang laki-laki mengikuti wanita tersebut,
padahal kami tidak mengira bahwa laki-laki tersebut pandai meruqyah. lalu ia meruqyahnya dengan
surah Al-Fatihah hingga iapun sembuh. Lalu mereka memberi seekor kambing kepadanya dan
memberi kami minuman susu." Maka kami bertanya kepadanya; Apakah kamu pandai meruqyah?
Dia menjawab, Aku tidak meruqyahnya kecuali dengan surah Al-Fatihah. Abu Sa'id berkata, Aku
lalu berkata, "Kalian jangan melakukan apapun (mengenai surah Al-Fatihah) sehingga kita datang
kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, " lalu kami menemui Rasulullah ‫ﷺ‬, kemudian aku menceritakan hal tersebut
kepada beliau, maka beliau pun bersabda, "Tidakkah dia tahu bahwa itu adalah ruqyah, bagilah
(hadiah itu) dan ikutkan aku dalam pembagian kalian." Dan telah menceritakan kepadaku
Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir, telah menceritakan
kepada kami Hisyam melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa. Namun dia berkata dengan

12
kalimat, 'lalu berdirilah salah seorang di antara kami mengikuti wanita itu, yang kami tidak
mengiranya akan melakukan ruqyah.
Syarah Shahih Muslim, No. 2201, Kitab Salam, Bab Kebolehan Mengambil Upah Karena
Ruqyah dengan Al-Qur’an.

‫ع ْن‬ ِ َ‫ع ْن أ ُ ِ ِّم الد َّْرد‬


َ ‫اء‬ َ ‫عبَ ْي ِد اللَّ ِه‬
ُ ‫ع ْن ِإ ْس َم ِعي َل ب ِْن‬ ِ ‫ع ْب ِد ْال َع ِز‬
َ ‫يز‬ َ ‫شيْد َحدَّثَنَا ْال َو ِليدُ ب ُْن ُم ْس ِلم‬
َ ‫ع ْن‬
َ ‫س ِعي ِد ب ِْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا دَ ُاودُ ب ُْن ُر‬
‫شدِيد‬ َ ‫ضانَ ِفي َح ِّر‬ َ ‫سلَّ َم ِفي‬
َ ‫ش ْه ِر َر َم‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫سو ِل اللَّ ِه‬ َ ُ‫ي اللَّه‬
ُ ‫ع ْنهُ َقا َل خ ََرجْ نَا َم َع َر‬ َ ‫ض‬ ِ ‫اء َر‬ ِ َ‫أ َ ِبي الد َّْرد‬
َ ‫سلَّ َم َو‬
ُ‫ع ْبد‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫سو ُل اللَّ ِه‬ َ ‫علَى َرأْ ِس ِه ِم ْن ِشدَّ ِة ْال َح ِ ِّر َو َما ِفينَا‬
ُ ‫صائِ ٌم ِإ ََّل َر‬ َ ‫َحتَّى ِإ ْن َكانَ أ َ َحدُنَا لَ َي‬
َ ُ‫ض ُع َيدَه‬
َ‫اللَّ ِه ب ُْن َر َوا َحة‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Daud bin Rusyaid, telah menceritakan kepada
kami Al Walid bin Muslim dari Sa'id bin Abdul Aziz dari Isma'il bin Ubaidullah dari Ummu Darda`
dari Abu Darda' radhiallahu'anhu, ia berkata, "Kami pernah keluar bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬di bulan
Ramadan saat terik matahari begitu menyengat hingga salah seorang dari kami meletakkan
tangannya di atas kepala. Di antara kami tidak ada yang berpuasa kecuali Rasulullah ‫ ﷺ‬dan
Abdullah bin Rawahah.
Syarah Shahih Muslim, No. 1122, Kitab Puasa, Bab Pilihan antara berpuasa atau berbuka
saat dalam Perjalanan

ِ َّ‫ْس ُك ُّل الن‬


ُ ‫اس يَ ِجد‬ َ ‫س ْو ُل اللَّ ِه‬
َ ‫ لَي‬:‫ع ِن النَّبِ ْي ِد فِي ْاْل َ ْو ِعيَ ِة؛ قَالُوا‬ ُ ‫ لَ َّما نَ َهى َر‬:َ‫ قَال‬،‫ع ْن ُه َما‬ َ ‫ع ْب ِد اللَّ ِه ب ِْن‬
َ ‫ع ْمرو الله‬ َ ‫ع ْن‬
َ
ِ َّ‫غي ِْر ْال ُمزَ ف‬
‫ت‬ َ ‫ص لَ ُه ْم فِي ْال َج ِ ِّر‬
َ ‫فَأ َ ْر َح‬
Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a., dia berkata: Tatkala Rasulullah Saw.
melarang merendam minuman dalam beberapa wadah tertentu, orang-orang mengatakan, "Ada
orang yang tidak bisa menemukan wadah yang biasa untuk minum." Maka Rasulullah Saw.
membolehkan mereka menggunakan guci/ tempayan yang tidak dicat tir.
Ringkasan Hadis Shahih Muslim, No. 1275, Kitab Tentang Minuman, Bab Bolehnya
Menggunakan wadah yang tidak dicat tir, Hal. 750

َ ُ‫ي اللَّه‬
‫ع ْن ُه َما قَا َل قَا َل‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع َم َر َر‬ُ ‫ع ْن اب ِْن‬َ ‫ع ْن نَافِع‬ َ ‫ع ْبدُ اللَّ ِه ب ُْن ُم َح َّم ِد ب ِْن أ َ ْس َما َء َحدَّثَنَا ُج َوي ِْريَةُ ب ُْن أ َ ْس َما َء‬
َ ‫َحدَّثَنَا‬
‫ص َر فِي‬ ْ ‫ض ُه ْم ْال َع‬ُ ‫ظةَ فَأَد َْركَ َب ْع‬ ْ ‫ص ِلِّيَ َّن أ َ َحدٌ ْال َع‬
َ ‫ص َر ِإ ََّل فِي َبنِي قُ َر ْي‬ ِ ‫سلَّ َم يَ ْو َم ْاْل َحْ زَ ا‬
َ ُ‫ب ََل ي‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫النَّ ِب‬
ُ‫صلَّى اللَّه‬ ِّ ‫ص ِلِّي لَ ْم ي ُِر ْد ِمنَّا ذَلِكَ فَذُ ِك َر ذَلِكَ ِللنَّ ِب‬
َ ِ‫ي‬ ُ ‫ص ِلِّي َحتَّى نَأْتِ َي َها َوقَا َل َب ْع‬
َ ُ‫ض ُه ْم بَ ْل ن‬ َ ُ‫ض ُه ْم ََل ن‬
ُ ‫ق فَقَا َل َب ْع‬ َّ
ِ ‫الط ِري‬

13
‫احدًا ِم ْن ُه ْم‬ ْ ِّ‫سلَّ َم فَلَ ْم يُعَ ِن‬
ِ ‫ف َو‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma', telah
menceritakan kepada kami Juwairiyah bin Asma' dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radhiallahu'anhuma, ia
berkata, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda ketika perang al-Ahzab, "Janganlah seseorang melaksanakan salat Asar
kecuali di perkampungan Bani Quraizhah." Setelah berangkat, sebagian dari pasukan melaksanakan
salat Asar di perjalanan sementara sebagian yang lain berkata, "Kami tidak akan salat kecuali setelah
sampai di perkampungan itu." Sebagian yang lain beralasan, "Justru kita harus salat, karena maksud
beliau bukan seperti itu." Setelah kejadian ini diberitahukan kepada Nabi.
Fathul Bari, No. 4120, Kitab Peperangan, Bab Kembalinya Rasulullah dari Perang Ahzab
dan Keluarnya Beliau Menyerbu dan Mengepung Bani Quraidhoh

14
BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pembahasan ini, kita telah menguraikan pengertian hadis secara etimologis dan
terminologis. Secara etimologis, hadis berarti "sesuatu yang baru" atau "berita" dalam bahasa Arab.
Pengertian ini mencakup makna bahwa hadis adalah komunikasi, percakapan, atau kabar yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW atau yang berkaitan dengan beliau. Secara terminologis, hadis
memiliki definisi yang beragam, tergantung pada pandangan ulama yang memandangnya dari
berbagai sudut pandang. Namun, inti pengertian hadis adalah segala berita yang berkenaan dengan
sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat, atau hal ihwal Nabi Muhammad SAW, selain Al-Quran.

Selanjutnya, pembahasan mencakup pembagian hadis menjadi tiga jenis utama, yaitu hadis qouli
(perkataan Nabi), hadis fi'li (perbuatan Nabi), dan hadis taqriri (persetujuan atau ketetapan Nabi
terhadap perbuatan sahabat). Masing-masing jenis hadis memiliki peran penting dalam menetapkan
hukum Syariah dan pedoman perilaku umat Islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

Almundziri Imam. 1994. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka Amani.


Annawawi Imam Muhyiddin. 2007. Syarah Shahih Muslim Juz XIII. Beirut: Dar Almareefah
D Ajaj Al-Khatib. 1971. As-Sunnah Qabla At-Tadwin. Beirut: Darul Fikr.
Majah Ibnu. Sunan Ibnu Majah Juz II. Indonesia: Maktabatu Dahlan.
M.M. Azami. 2003. Studies in Hadis Methodology and Literature. Terj. Meth Kieraha.
Jakarta: Lentera.
Muhammad Ibn Mukaram Ibn Manzhur. 1992. Lisan Al-Arab, Juz II.
Solahudin Agus. 2009. Ulumul Hadis. Pustaka Setia: Bandung.
Taimiyah Ahmad Bin. 1985. Ilmu Hadis. Alimul Kutub.

16

Anda mungkin juga menyukai