MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadis
Oleh:
Dosen Pengampu:
(nama bolt atau tebal)
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Surabaya, 28 Agustus2023
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
……………………………………………………………..
KATA PENGANTAR ii
…………………………………………………………….
DAFTAR ISI iii
……………………………………………………………………..
BAB 1 1
PENDAHULUAN………………………………………………………..
A. Latar Belakang 1
………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah 2
………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan 2
……………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN 3
…………………………………………………………
A. Pengertian ..adits ……………………….. 3
…………………………….
B. Fungsi Hadits terhadap Al-Qur an…………………………………... 4
C. Pengertian Khabar dan Asar..………………………………………. 5
D. Perbandingan antara Hadits Nabawi, Qudsi dan Al-Qur'an ……….. 6
E. Struktur Hadits nabi ……………….. 7
………………………………….
BAB 3 PENUTUP 8
A. Kesimpulan .………………………………………………………….. 8
B. Saran …………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits
ِ ْ َس َوا ًء َكانَ قَوْ اًل أوْ فِ ْعاًل اَوْ تَ ْق ِر ْيرًا َأو,صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
ًصفَة ْ
ُ ال َح ِدي.
َ ْث هُ َو َما َجا َء َع ِن النَّبِ ِّي
“Hadits adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW, baik yang
berupa perkataan, perbuatan, persetujuan ataupun sifat.”
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَوْ اًل اَوْ فِ ْعاًل اَوْ تَ ْق ِر ْيرًا اَوْ نَحْ َوهَا ِ ُْث هُ َو َما ا
َ ض ْيفَ لِلنَّبِ ِّي ْ
ُ ال َح ِدي.
1. Bayan al-taqrir
2. Bayan al-tafsir
3. Bayan al-nasakh
Kata al-nasakh secara bahasa bermacam-macam arti, bisa berarti al-
ibdal (membatalkan), atau al-izalah (menghilangkan), atau at-
tahwil (memindahkan), atau at-taghyir (mengubah).
Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat. Adapun otoritas sunnah
sebagai tasyri’ adalah sebagai penetap hukum yang bersifat independen
dalam kasus yang Al-Qur’an tidak menetapkan hukumnya. Bayan al-
tasyri’ mengandung pengertian yaitu penjelasan hadits yang berupa
mewujudkan, mengadakan atau menetapkan suatu hukum atau aturan-aturan
syara’ yang tidak didapati nashnya dalam Al-Qur’an.
Bayan ini oleh sebagian ulama disebut juga dengan “bayan za’id ‘alaa
al-kitab al-karim.” (tambahan terhadap nash Al-Qur’an). Disebut tambahan
disini karena sebenarnya didalam Al-Qur’an sendiri ketentuan-ketentuan
pokoknya sudah ada, sehingga datangnya hadits tersebut merupakan
tambahan terhadap ketentuan pokok itu.[5]
ِ ْ َس َوا ًء َكانَ قَوْ اًل أوْ فِ ْعاًل اَوْ تَ ْق ِر ْيرًا َأو,صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
ًصفَة ْ
ُ ال َح ِدي.
َ ْث هُ َو َما َجا َء ع َِن النَّبِ ِّي
“Hadits adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW, baik yang
berupa perkataan, perbuatan, persetujuan ataupun sifat.”
ِّ َم ْن ُولِ َد لَهُ َموْ لُوْ ٌد فََأ َّذنَ فِ ْي اُ ُذنِ ِه ْاليُ ْمنَ َواَقَا َم فِى ْاليُ ْس َرى لَ ْم تَضُرُّ هُ اُ ُّم ال.
ص ْبيَا ِن
“barangsiapa yang lahir anaknya, maka azanlah pada telinga kanannya dan
iqamahlah pada telinga kirinya, maka anak itu tidak dimudharatkan oleh jin
(tidak kena penyakit kanak-kanak).” [6] (diriwayatkan dalam kitab ibnu
sunni dari hasan bin ali)
ْ ص’لَّى هللاُ َعلَيْ’ ِه َو َس’لَّ َم يَ ْخطُبُ يَ’’وْ َم ْال ُج ُم َع’ ِة قَاِئ ًم’’ا ُخ
ُطبَتَي ِْن يَجْ لِس َ ِع َِن ابِ ِن ُع َم َر َكانَ َرسُوْ ُل هللا
بَ ْينَهُ َما.
Dari Ibnu Umar: “Rasulullah SAW berkhotbah dua khotbah pada hari
jum’at dengan berdiri, dan beliau duduk diantara dua khotbah
itu.”[7] (Riwayat Bukhori)
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوع َْن َغي ِْر ِه ِم ْن اَصْ َحابِ ِه اَ ِو التَّابِ ِع ْينَ اَوْ تَابِ ِع التَّابِ ِع ْينَ اَوْ َم ْن ُدوْ نَهُ ْم ْ
َ ُال َخبَ ُر هُ َو َما َجا َء َع ْنه.
“Khabar adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW ataupun yang
lainnya, yaitu sahabat beliau, tabi’in, tabi’ tabi’in atau generasi
setelahnya.”[8]
Fuqaha’ khurasan (para ahli fiqh yang berasal dari khurasan, iran)
berpendapat bahwa khabar adalah segala ucapan, perbuatan dan ketetapan
yang pertalian periwayatnya sampai kepada Nabi (marfu’). Contoh Khabar
dari Abu Bakar Asy-Syibli berkata;
لَوْ َدفَ ْنتُ ْم َحاَل َوةَ ْال َوصْ لَ ِة لَ َع َر ْفتُ ْم َم َرا َرةَ ْالقَ ِط ْي َع ِة
“Atsar adalah segala yang datang selain dari Nabi SAW, yaitu dari sahabat,
tabi’in atau geberasi setelah mereka.”
Fuqaha’ khurasan (para ahli fiqh yang berasal dari khurasan, iran)
berpendapat bahwa atsar ialah ucapan, perbuatan dan ketetapan yang
pertalian periwayatnya (sanad) hanya sampai kepada sahabat Nabi SAW
(Mauquf). Contoh atsar sahabat dari sahabat Ali bin Abi Thalib ra.:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits secara istilah (terminologi) adalah segala sesuatu yang datang
dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan ataupun sifat.
Sedangkan fungsi hadits sendiri diantaranya adalah menetapkan dan
memperkuat (bayan al-taqrir), penjelasan (bayan al-tafsir), serta tambahan
terhadap nash Al-Qur’an (bayan za’id ‘alaa al-kitab al-karim).
Dengan begitu betapa pentingnya study hadits ini bagi kita, dalam
menelaah serta memperdalam ilmu agama. Dimana Al-Qur’an dan Hadits
sendiri menjadi sumber ajaran islam, sehingga sudah sepatutnya kita
mempelajarinya. Sebagaimana sabda Rasulullah “barangsiapa yang
dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam
urusan agama.”
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Bandung, Sinar Baru Algensindo. 2017. Hal. 56
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Bandung, Sinar Baru Algensindo. 2017. Hal. 125
Syekh Nawawi Al-bantani, Nashaihul ‘Ibad, Terj. Fuad Saifudin Nur, (Jakarta:
Wali Pustaka, 2016), hlm. 34
Syekh Nawawi Al-bantani, Nashaihul ‘Ibad, Terj. Fuad Saifudin Nur, (Jakarta:
Wali Pustaka, 2016), hlm. 56