Makalah
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dakhirotul Ilmiah, selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Gharib Hadis yang telah membimbing kami
dalam mempelajari mata kuliah Ilmu Gharib Hadis dan teman-teman yang selalu
mengingatkan tugas-tugas ini dan memberikan ide-ide yang positif untuk Kami.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak, khususnya teman-teman seprofesi
menjadi harapan bagi kami guna perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan
dapat ridho dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca
sebagai jembatan ilmu pengetahuan. Aamiin.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ilham Firdaus Alviansyah, Abas Mansur Tamam, dan Nirwan Syafrin, “Konsep Pendidikan
Perempuan Menurut Hadits-Hadits Dalam Kitab Riyadhus Shalihin Karya Imam AnNawawi,”
Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 1 (19 Februari 2019): hlm. 72,
https://doi.org/10.32832/tawazun.v10i1.1155.
1
teks hadis masih perlu dilakukan, karena teks adalah bahasa yang memiliki
banyak aspek di dalamnya, yang berhadapan dengan konteks sosio budaya
pada saat teks itu turun. Karna ada beberapa lafadz-lafadz yang tidak bisa
langsung dipahami maknanya oleh para ahli hadis, sehingga lahirlah dalam
ilmu hadis, satu cabang ilmu yang disebut dengan ilmu Gharib Hadis.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata gharīb secara bahasa bisa diartikan dengan asing atau tidak dikenal.
Sedangkan kata gharīb al-ḥadīṡ adalah hadis yang mengandung kata-kata yang
sulit dipahami. Sebenarnya gharīb dalam hadis bisa ditinjau dari dua persepektif:
Pertama, berkaitan dengan sanad yang dikenal dengan hadis gharīb dan kedua,
berkaitan dengan matan.2
Dari penjelasan di atas nyatalah bahwa yang menjadi objek kajian ilmu ini
adalah kata-kata yang sulit (musykil) dan susunan kalimat yang susah dipahami
maksudnya. Sehingga, ilmu ini menjadi disiplin ilmu yang sangat diperlukan
terutama oleh para perawi atau penerima hadis yang tidak bisa memahami apa
yang disampaikan rawi sebelumnya.
2
Ahmad Lutfi Fathullah, CD Metode Belajar Interaktif Hadis & Ilmu Hadis (Jakarta: PKH Baitul
Mughni, 2010).
3
Abū Zahrah, al-Ḥadīṡ wa al-Muḥaddiṡūn: ‘Ināyah al-Ummah al-Islāmiyyah bi al-Sunnah
alNabawiyyah (Beirut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī, 1984), hal. 474
4
Maḥmūd al-Ṭaḥḥān, Taysīr Muṣṭalaḥ alḤadiṡ (Jeddah: al-Ḥaramayn, 2003), hal. 174.
3
2.2 Contoh Hadis Tentang Shalat Yang Mengandung Makna Gharib
َع ِن، َع ْن ُح َس ْْي الْ ُم َعلِ ِم، َع ْن إِبْ َر ِاه َيم بْ ِن طَ ْه َما َن،يعِ
ٌ َحدَّثَنَا َوك:الَ ََحدَّثَنَا َعلِ ُّي بْ ُن ُُمَ َّمد ق
صلَّى للُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َّ ِت الن
َ َِّب ُ ْ فَ َسأَل،ور ُ َكا َن ِ َِب الن:ال
ُ َّاص َ َ ق،ص ْْي ِ
َ َع ْن ع ْمَرا َن بْ ِن ُح،َابْ ِن بَُريْ َدة
6
» فَ َعلَى َجْنب، فَِإ ْن ََلْ تَ ْستَ ِط ْع،اع ًداِ فَِإ ْن ََل تَستَ ِطع فَ َق، «ص ِل قَائِما:ال ِ َّ ع ِن
ْ ْ ْ ً َ َ فَ َق،الص َالة َ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata,
telah menceritakan kepada kami Waki' dari Ibrahim bin Thahman dari
Husain Al Mu'allim dari Ibnu Buraidah dari Imran bin Hushain berkata,
"Aku mengalami sakit wasir, maka aku bertanya kepada Nabi tentang
pelaksanaan shalat, beliau bersabda, "Shalatlah dengan berdiri, jika tidak
5
Muhammad bin Isma‘iil Abu ‘Abdi Allah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al-Bukhari Vol. 2 (Dar-
Tawqu al-Najah, 1422 H) hal. 48
6
Ibnu Ma>jah ‘Abu Abd Alla>h Muhammad bin Yazi>y al Qazwiyni>, wa Ma>jah ismu ‘Abiyh
Yazi>dua, Sunan Ibnu Ma>jah, Vol. 1 (Al Arabiyah: Da>r Ihya>’ al Kitab, 1431 H) hal. 386
4
mampu hendaklah dengan duduk, jika tidak mampu hendaklah dengan
berbaring. "
7
فَِإ ْن ََلْ تَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَى َجْنب،اع ًدا
ِ فَِإ ْن ََل تَستَ ِطع فَ َق،ص ِل قَائِما
ْ ْ ْ ً َ
shalat bagi orang yang tidak mampu berdiri, kata ( )فَ َعلَى َج ْنبsendiri
mengandung makna gharib, karena jika kata ini diartikan secara bahasa
ialah berbaring, namun dalam hadis diatas kata ( )فَ َعلَى َج ْنبmemiliki arti
berbaring diatas lambung. Dan dalam hadis tersebut, tidak menjelaskan sisi
mana ke kanan ataupun ke kiri sehingga yang utama ialah yang termudah
dari keduanya. Apabila miring ke kanan lebih mudah maka itu yang lebih
utama dan bila miring ke kiri yang termudah maka itu yang lebih utama.
Para ulama juga sepakat bahwa bagi yang tidak mampu berdiri,
maka diperbolehkan shalat sambil duduk. Jika tidak mampu sambil duduk,
boleh shalat sambil berbaring miring dengan menghadap kiblat, dan
dianjurkan miring disebelah kanan. Jika tidak mampu shalat sambil
berbaring miring, maka boleh shalat sambil berbaring terlentang.
Kedua hadis diatas sama-sama memiliki arti bahasa atau arti yang
sama yakni dalam pelaksanaan shalat jika tidak mampu berdiri maka bisa
duduk, jika masih tidak mampu diperbolehkan berbaring. Bahkan dalam
hadis lain dalam Sunan Abu Dawud juga memiliki arti yang sama seperti
hadis Sunan Ibnu Majah dan Shahih Bukhari, namun makna dalam hadis
tersebut berbeda dengan makna hadis dalam Shahih Bukhari.
2. عماد الدين
Hadis riwayat Al-Baihaqi No. Indeks 2550
7
Majd al-Di>n Abu> al-Sa’ada>t al-Muba>rak bin Muh}ammad, al-Niha>yah fi Ghari>b al-H}adi>th wa al-
Athar, Vol. 3, H}arf al-‘Jim, Ba>bal-‘nuun ma’a al-Ba}, (Bairu>t: al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 1979), hal.
167
5
ْ َْحَ ُد بْ ُن ُُمَ َّم ِد بْ ِن أ
ِ َْحَ َد بْ ِن ُش َعْي
ب بْ ِن َه ُارو َن ْ َخ َََبَن أَبُو َح ِامد أ ُ ِاحلَاف
ْ أ،ظ ْ للِ أَخَبََن أَبو عب ِد
ْ َ ُ ََ ْ
ب بْ ُن
ُ َخ َََبَن َوْه ُّ وسى بْ ِن إِبْ َر ِاه َيم الن َّْي َسابُوِر
ْ أ،ي
ِ
َ حدثنا َزَك ِرََّّي بْ ُن ََْي ََي بْ ِن ُم،ُوسى الْ َفقيه
َ بْ ِن ُم
ِ ول
لل َ ََّي َر ُس:ال َ َ ق، َع ْن ُع َمَر، َع ْن ِع ْك ِرَم َة، َع ْن قَتَ َاد َة،ُ حدثنا ُش ْعبَة،َج ِرير
َ فَ َق، َجاءَ َر ُج ٌل:ال
َع ِن ابْ ِن، " ِع ْك ِرَمةُ ََلْ يَ ْس َم ْع ِم ْن عُ َمَر َوأَظُنُّهُ أ ََر َاد:ِال أَبُو َعْب ِد لل ِ الص َالةُ ِعماد
َ َالدي ِن " ق َُ َّ َو
8
عُ َمَر
ِ ِ ِ ِ َّ
ين
َ دمها فَ َقد َه َد َم الد
َ من َه َ فَ َم ْن أقَ َامها فَق ْد أقَ َام الد، ماد الدي ِن
ْ َو، ين ُ الصالةُ ع
8
Abu Bakr Ahmad bin Husain Al-Baihaqi>, Syu’abul Ima>n, Vol. 4 (Al-Rushd; Riyadh, 1432 H)
hal. 300
6
Disampaikan dalam sebuah mahfudzhat yang di pelajari kalimat tersebut
senada dengan hadist nabi, hal ini diketahui dari pernyataan
para muallif (penyusun) dalam kitab-kitab. Kalimat yang mengandung kata
ماد ِ
gharibnya adalah ُ عyang artinya tiang atau penopang atau bisa dikatakan
dengan penyangga. Asal dari kata ini banyak makna namun para ulama
menyebutkan dalam kitab Syu’abul Iman bahwa shalat adalah tiang agama.
Namun atau juga bisa disebutkan pondasi dari agama adalah shalat.
Satu lagi alasan sholat merupakan tiang agama Islam adalah bahwa sholat
itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar seperti yang difirmankan
Alloh:
7
َّ َاء َو ْال ُم ْنك َِر َولَ ِذ ْك ُر
َّللاِ أ َ ْكبَ ُر ِ صالة َ ت َ ْن َهى َع ِن ْالفَحْ ش ِ ي إِلَيْكَ ِمنَ ْال ِكت َا
َّ ب َوأَقِ ِم ال
َّ صالةَ إِ َّن ال ِ ُ اتْ ُل َما أ
َ وح
ْ َ َّللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت
)٥٤( َصنَعُون َّ َو
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al ‘Ankabuut: 45 )
9
Novi Amanah, Memahami Hadis Shalat Itu Tiang Agama, https://assajidin.com/memahami-
hadist-shalat-itu-tiang-agama/ dikutip pada 28 maret 2022, 22.00
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikianlah makalah kami hadis tentang shalat yang telah penulis
paparkan. Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat memberi
pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Baihaqi>, Abu Bakr Ahmad bin Husain. Syu’abul Ima>n, Vol. 4 Al-Rushd;
Riyadh.
Al-Ja’fi, Muhammad bin Isma‘iil Abu ‘Abdi Allah al-Bukhari, 1422 H.Shahih al-
Bukhari Vol. 2, Dar-Tawqu al-Najah.
Al Qazwini, Ibnu Ma>jah ‘Abu Abd Alla>h Muhammad bin Yazi>y>, 1431 H. wa Ma>jah
ismu ‘Abiyh Yazi>dua, Sunan Ibnu Ma>jah, Vol. 1, Al Arabiyah: Da>r Ihya>’ al
Kitab.
al-Ṭaḥḥān, Maḥmūd. 2003, Taysīr Muṣṭalaḥ alḤadiṡ Jeddah: al-Ḥaramayn.
Fathullah, Ahmad Lutfi. 2010, CD Metode Belajar Interaktif Hadis & Ilmu Hadis
Jakarta: PKH Baitul Mughni.
Ilham Firdaus Alviansyah, Abas Mansur Tamam, dan Nirwan Syafrin, “Konsep
Pendidikan Perempuan Menurut Hadits-Hadits Dalam Kitab Riyadhus
Shalihin Karya Imam AnNawawi,” Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam 10, no.
1, 19 Februari 2019. https://doi.org/10.32832/tawazun.v10i1.1155.
Muh}ammad, Majd al-Di>n Abu> al-Sa’ada>t al-Muba>rak bin. 1979H. al-Niha>yah fi
Ghari>b al-H}adi>th wa al-Athar, Vol. 3, H}arf al-‘Jim, Ba>bal-‘nuun ma’a al-Ba},
Bairu>t: al-Maktabah al-‘Ilmiyah.
Amanah, Novi. Memahami Hadis Shalat Itu Tiang Agama,
https://assajidin.com/memahami-hadist-shalat-itu-tiang-agama/ dikutip pada 28
maret 2022, 22.00
Zahrah, Abū. 1948H al-Ḥadīṡ wa al-Muḥaddiṡūn: ‘Ināyah al-Ummah al-
Islāmiyyah bi al-Sunnah alNabawiyyah, Beirut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī.
10