Anda di halaman 1dari 8

ADABUL BAHTSI WAL MUNADHARAH

Dalam Al-qur'an & Hadis

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

ADABUL BAHTSI WAL MUNADHARAH

Disusun oleh :

Hilaliyah Islamiyah achmad (07010520008)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Zainul Arifin, MA

Nurul Qomariya.S. Th. I M.Ag

KELAS E2
PROGRAM STUDI ILMU HADIST
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Adabul bahtsi wal munadharah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk mengetahui Pengertian Adabul bahtsi wal munadharah dari segi Al-qur'an
maupun hadis. Juga mengajak seluruh masyarakat untuk perhatian lebih terhadap
ilmu yang mengajarkan adab didalam debat maupun berdiskusi..

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Prof. Dr. H. Zainul
Arifin, MA & Nurul Qomariya.S. Th. I M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah
Adabul bahtsi wal munadharah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
pelajari. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena dalam penyusunan makalah ini tentu terdapat kesalahan dan
kekurangan sebab terbatasnya kemampuan tim penyusun. Semoga dalam
tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, maka dari itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun

Bangil, 07 Maret 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Adabul bahtsi wal munadharah................................................2


2. Adabul bahtsi wal munadharah dari aspek Al-
qur'an..........................................................................................................2
3. Adabul bahtsi wal munadharah dari aspek Hadis......................................3
4.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................4
B. Saran ...........................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Debat adalah sebuah kegiatan berpendapat 2 orang atau lebih dengan tujuan
untuk menentang pendapat orang lain. Adabnya ya harus sopan santun, tidak boleh
menyakiti/menyinggung perasaan orang lain, tidak memotong disaat orang lain
bicara.
Sehubungan dengan situasi tersebut, secara sadar maupun tidak sadar peserta
debat tersebut telah melakukan kegiatan berbahasa dengan berposisi sebagai penutur
dan mitra tutur. Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan
fungsi pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sementara itu, mitra tutur
adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur didalam pentuturan.
Peran penutur dan mitra tutur dilakukan silih berganti dalam sebuah tindak tutur.
Pelaku tuturan yang semula berperan sebagai penutur pada tahap tuturan berikutnya
dapat menjadi mitra tutur begitu juga sebaliknya (Rustono, 1999: 27).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Pengertian Adabul bahtsi wal munadharah?
Bagaimana adabul bahtsi wal munadharah dalam segi aspek Al-qur'an & Hadis?
Bagaimana adab berdebat dalam ruang lingkup Al-qur'an & Hadis?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengajak mahasiswa mengetahui apa arti pembelajaran Adabul bahtsi
wal munadharah, cara penerapannya dalam segi Al-qur'an & Hadis begitu juga untuk
mengenalkan adab berdebat diruang lingkup Al-qur'an & Hadis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Adabul bahtsi wal munadharah

Kata Adab dalam kamus besar bahasa indonesia yang berarti sopan santun, berbudi ba
ik, mendidik, etika.1
Kata Bahs dalam bahasa arab artinya adalah penelitian, sedangkan secara bahasa Mun
adzarah berarti diskusi atau debat. Adabal bahs al munadzarah adalah etika dalam penelitian
diskusi atau debat. Katadiskusi berasal dari bahasa Latin Discutio berarti bertukar pikiran.
Dalam bahasa inggris digunakan kata discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan2,
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia diskusi adalah pertemuanilmiah un
tuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah3.
Sedangkan debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal den
gan saling memberialasan namun tetap mempertahankan argumen masing-masing
Diskusi dan debat merupakan salah satu cara untuk mencapai titik temu dari berbagai
perbedaan, maka akan terjadi salah satu dari dua tiga kemungkinan yaitu, menggabungkan
setiap perspektif karena memang saling melengkapi, memilih salah satu dari berbagai
perspektif yang ada atau tetap dalam perspektif masing-masing.
Tentang aturan dan etika berdebat, yang paling utama adalah mengikhlaskan niat
karena Allah, dan bahwa tujuan dari debat tersebut adalah untuk menunjukkan kebenaran
serta mematuhi etika berdebat

2.2 Adabul bahtsi wal munadharah dari aspek Al-qur'an

Ketentuan moral atau akhlak tentang apa yang baik dan buruk untuk dilakukan dalam
hal adu argumentasi demi mendapatkan kebenaran yang bersifat deduktif.
Etika diskusi dan berdebat yang disarikan al-Qur‟an, yakni: niat tulus dan benar,
memperhatikan dan mendengarkan lawan bicara dengan baik, berbekal ilmu dan argumentasi
yang kuat-akurat, menggunakan retorika yang jelas.
Niat tulus yang benar. Niat yang tulus karena Allah pernah dicontohkan oleh Nabi Isa
ketika ia berdiskusi dengan kaumnya seputar seruan untuk menyembah Allah dan agar
mereka percaya dengan agama yang telah dibawanya. Ia menutup seruan Allah itu dengan
menyatakan, Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku
datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari
apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
(kepada)ku".(Qs. az-Zukhruf: 63).

1
https://kbbi.web.id/adab.html
2
Andre karo, Etika (Jakarta: Erlangga), 67
3
https://kbbi.web.id/diskusi.html

2
2.3 Adabul bahtsi wal munadharah dari aspek Hadis

ِ َ‫ع َْن عَائِ َشةَ تَرْ فَ ُعهُ قَا َل أَ ْبغَضُ ال ِّر َجا ِل إِلَى هللاِ ْاْلَلَ ُّد ْالخ‬
‫ص ُم [رواه البخاري‬

Dari Aisyah (diriwayatkan) secara marfu‟ dia berkata, orang yang paling Allah benci adalah
orang yang suka membantah lagi sengit [HR. al-Bukhari, no. 4523].

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang lain:


‫صم‬ َ َّ ‫الر َجا ِل إِلَى‬
َ ‫َّللاِ األلَ ُّد‬
ِ ‫الخ‬ ِّ ‫ض‬َ ‫إِنَّ أَ ْب َغ‬
“Orang yang paling dibenci oleh Allah Ta‟ala adalah orang yang suka berdebat (paling lihai
dalam berdebat).” (HR Bukhari no. 2457 dan Muslim no. 2668).

Larangan hadits ini adalah berdebat yang tujuannya bukan untuk mencapai kebenaran
tetapi untuk mencari kemenangan atau berdebat untuk mencari kebenaran tetapi tidak
menjaga adab.
Karena itu, ingatlah bahwa debat itu sering memicu permusuhan antar saudara
meskipun dalam rangka mencari kebenaran.
Jika tidak disertai adab-adab yang syar‟i maka perdebatan sebaiknya ditinggalkan,
lalu berdo'a berharap agar dibangunkan istana di surga oleh Allah Ta‟ala.

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adab al bahs al munadzarah adalah etika penelitian dalam berdiskusi, dan didalam
diskusi harus memiliki etika agar tidak terjadi keegoisan dalam mememtingkan dirinya
sendiri.
Adab al bahs al munadzarah bertujuan agar manusia ketika berdiskusi saling
menghargai pendapat orang lain, agar mencapai kebaikan dan kebenaran yang kemudian
di serahkan kepada Allah SWT.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya. Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
memperbaiki makalah-makalah yang akan kami susun dikemudian hari.

4
DAFTAR PUSTAKA

Machendrawati, N. dan Kusnawan, A. (2003). Teknik Debat dalam Islam. Bandung: Pustaka Setia.

https://kbbi.web.id/adab.html

https://kbbi.web.id/diskusi.html

Anda mungkin juga menyukai