\u=Eilr- ffi
'-f)
=H
i! : ' 'rlTm'.., ,itlrrli
' !
rulj^r '"';a
t ..^ t t, lllirlt
---t
q
*t
.D
E
D
Teriemah
SUarah al.-tUaraqat
Darul Azka
Nailul Huda ,J-
l\.4 unawir Ridlwan -,4friivo pnnss
Darul Azka
Na ilul Huda
Munawwir Ridlwan
59ar17
fll-V' araqat
Penjelasan dan Tanya Jawab Ushul Fiqh
PENGANTAR PENYUSUN
aKyt 1tti;'tt'ClL'l'IJi
'i3?3; it #;;'
JJt
L:G
- i-*ii;
l_
Penyrsun
SYARH AI-WARAQAT, Pe njelosan Don Tonyo )owab Ushul Fiqh
DAFTAR ISI
Pengantar Penl'usun -3
Daftar Isi - 5
Mukaddimah
A. Definisi ashlu dan far'u - 9
B. Definisi ftqh - 12
C. Pembagian hukum - 15
D. Hukum wajlb - 17
E. Hukum sunnah - 19
F. Hukum mubah - 20
G. Hukum haram - 22
H. Hukum makruh - 23
I. Hukum sah - 25
J. Hukum bztal - 26
K. Perbedaan istilah ilmu dan frqh - 29
L. Jahl (bodoh) dan pembagiannya - 30
M. Macam-macam ilmu - 32
N. Definisi nadhar, istidlal, dalll, dhan dan iyak-33
,4ar (Perintah)
A. Definisi arzr- 51
B. Shighat-shighat amr - 56
C. Tuntutan takrar (pengulangan) - 58
D. Tuntutan faur (disegerakan) - 61
E. Penyempurna sebuah kewajiban - 52
F. Pengertian ijza'(menc'.:.kuol) - 64
G. Golongan obyek dari khithab - 65
H. Khithab pad,a orang kafir - 58
I. Hubungan kebalikan amr d.an nahi - 7l
Nahi (l.arangan)
A. Definisi nahi - 74
B. Konskuensi nahi mudak - 76
C. Dua puluh enam makna arzr - 81
Lafudz'Am
A. Definisi 'arz - 85
B. Lafadz-la{ad,z 'am - 87
C. Sifat umum dalam perbuatan - 94
17za' (Kesepakatan)
A. Definisi ijma'- L40
B, Eksistensi ijma' - 143
C. Syarat-syarat ijma' ' 1'45
D. Bentuk-bentuk ijma' - i47
E. Pendapat kalangan shahabat RA - 149
Akhbar
A. Definisi khabar- 150
B. Pembagian khabar - 152
C. Pembagian khabar ahad - 154
D. Khabar 'an'anah - 157
E. Bahasa riwayat dar, tahammul - 159
SYARH AL.WARAQAT, Penjelason Don Tonyo )owab UshulFiqh
Qlyas (lnalogi)
A. Definisi qiyas - 163
B. Pembagian qiyas - 166
C. Qjyas illah - 166
D. Qjyas dalalah - 1.68
E. @yas Syabah - 172
F. Syarat far'u (kasus cabangan) - 173
G. Syarat asrl1u (kasus asal) - 174
H. Syarat 'illat (alasan hukum) - 175
I. Syarat hukum - 178
Urutaa Dalil-Dalil
A. Dalll jaliy, khafi, yaqin dan dhan - 784
B. Dalil ucapan, qiyas d.an istishhab - lB5
Syattt Mufri dan Mustrti
A. Syarat-syarat mufti - 1,87
B. Syarat-syarat mustafri - 190
MUKADDIMAH
ui (-:11
i.:..v--Jv)Y,. .ri1l ,ir1 .i) Dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
ra 'Li:.:) ii:[ .iri) (38-,-, Usai membaca basmalah, bahwa karya
,;.i, ,",i t.tt -<'- tulisan ini adalah lembaran yang sedikit,
\:-i\t Qs'\ ;i4 )P *f memuat pengetahuan fasf,al-fashal
(a)-t) .y4 masalah ushul fiqh yang dapat
",ea!\ A,'& dimanfaatkan oleh pelajar tingkat dasar
.y 3*l at wi tt ii dan yang selainnya. Lafadz ushul fiqh
tersusun dari dua juz yang keduanya
;lr'il :r G;'
jr
-t1i
{ mufrad, dari pengertian mufrad yang
lawan katanya tarkib brkan lawan katanya
,.
I u 4J
. -
-. .-!"s_;r-
!.,,!
2.-, ' 1i,,',,. jamak. Suatu susunan dapat diketahui
!-rJ'+!I,
L-eJ
-r= --r ' melalui bahan yang vane digunakan
dieunakan untuk
I menyusun.
. i Ashl yang merupakan bentuk mufrad
-t -a',.-
\ 'F 'r^ &;J1 U".a)u)
yang menjadi jtz yang pertama (dari
ushul fiqh) adalah sesuatu yang adanya
-, *e
4li-- " ,d -r' u) ,.lj"il
--
, -., perkara lain dibangun di atasnya. Seperti
.+=ft &l ,lil\ J:\5 asalnya tembok yaitu pondasi tembok
"[.!
{- \.\t \2.21- ,-t --. .tu asalnya pohon yaitu akar yang menancap
9- ?*' tP-r 9' er+' di dalam tanah. Sedangkan {ar'u (lawan
,lW;; ;i' <L:l:t) ,e-t'lt kata dari ashl)
ashll adalah sesuatu vang
, , i, dibangun di atas perkara lain,
Jc G+ r.,) J", )r sebagaimana cabangnya pohon yang
,-, .(, ir, berdiri di atas pangkalnya dan juga seperti
9)J '
tti+a I -..
Lz^\ -.,2=Lhb beberapa cabangnya fiqh yang berdiri di
j.,
,,, :_:,
{-ra I 1'4\ atas ushulnya.
Penielasan :
2. Fiqh
Mufrad di sini memiliki beberapa pengertian :
1. e:.illr 4,!5ll &tilll iJt (mufrad yang lawan katanya tatsniyah dan
jamak)
2. !.,+5lill &1illl \';j7 (mufiad yartg lawan katanya tarkib)
Pengertian mufrad al-muqabil lit tatsniyah wal jam'i merupakan
pengertian mufrad yang terdapat dalam ilmu nahwu, yakni lafadz yang
memiliki arti satu seperti lafadz Jf; (laki-laki satu). Sedangkan lali,an
katanya (&ul,ll) adalah tatsniyah dan jamak. Ketika lafadz tersebut tidak
menunjukkan arti satu, maka tidak dinamakan mufrad. Dan
dinamakan tatsn;yah apabila menunjukkan arti dua, serta jamak jrka
menuniukkan arti banyak.
Pengertian mufrad al muqabil lit tarkib merupakan mufrad dalam
pengertian ilmu Mantiq. yakni ir-i- ;:>,* l':'> Ll5 U,J.Ji (suatu lafadz
yang disusun dari dua atau beberapa bagian yang setiap bagiannya
tidak mempunyai arti). Seperti lafadz \-) (terdiri bagian-bagian berupa
za', ya dan dal) dan dari tiap bagian ini tidak dapat menun.jukkan arti
manakala terpisah.l
Ashl mernpakan mufrad dari lafadz ushul. Makna secara lughat
ialah sesuatu yang ad.anya perkara lain dibangun di atasnya, seper.i
asalnya tembok yaitu pondasi, asalnya pohon yaitu akar yang berada di
dalam tanah,
Catatan
i. Pengarang kitab W'araqat adalah al-Imam al-'Alamah Abu Al-lr4a'ali
Abdul Malik bin Yusuf }luhammad al-Juwaini a1-'Iraqi asy-Syaf i.
Beliau lahir pada tahun 419 H dan wafat pada tahun 478 H,
dengan demikian usia beliau i 59 tahun. Gelar beliau ialah Imarn
al-Haramain (imam dua tanah haram). Gelar ini diberikan karena
beliau menjadi mufti di Makkah dam Madinah. Imarn al-Ghazali
merupakan salah satu dari murid beliau 2.
2. Orang pertama yang membuat dan membukukan ilmu ushul 6qh
adalah imam asy-Syaf i. Hasil pembukuannya yang pertama diberi
nama Ar-Risalah yang memuat tentang amr, nahi, bayan, khabar,
1An-Nafahat
hal 12
'7An-Nafahat hal 1o
10
SYARH AI-WARAQAT, Penjelason Don fonyo lowab Ushulfiqh
PertanYaan :
Pertan]raaL!
Kenapa ldl Ji-l dikatakan dua juz yang keduanya berupa mufrad,
semestinya memandang ushul fiqh sebagai nama ilmu, maka kata-kata
yang benar adalah ushul fiqh merupakan dua juz yang keduanya
dihukumi satu mufiad.
Iawab :
Karena yang dikehendaki oleh pengarang adalah lafadz ushul fiqh
sebelum dijadikan sebuah nama fan ilmu.
3
Lathaif aFlsyarah hal 04 dan An-Nafahat hil 9
i1
SYARH AI-WARAQAT, Penjelzsan Don Tlnya Jdwob UshulFiqh
Referensi :
.t$ iG'j ri1!y 'f ru * +!# i'ri; -;Sr ia; + .b.j;; j* N ;i' 'a
-,i; i5 6i,:i ;nr r:;,.1-:'ir li il Ct Sr ls g a,, sU i ;: qr* eu.i
(12..--:,vjd]\ i,?":r
Seandainya tuan bertanya : ketika mufrad yang dikehendaki adalah
makna ini (mufrad dalam ilmu mantiq), semestinya ucapan anda yang benar,
'Tafadz ushul fiqh ialah mufrad', karena ushul fiqh adalah nama ('alam
laqab) yang tentunya setiap bagiannya tidak mempunyai arti. Tapi mengapa
pensyarah mengtcapkan "disusun dari dua juz yang keduanya mufrad)"?.
Maka saya jawab : ini tidaklah janggal kecuali jika pengarang mengatakan;
'Tafadz ushul rtqh adalah dua juz yang mu{rad keduanya", dan pengarang
tidak mengatakan seperti ini, tapi mengatakan; "lafadz ushul rtqh
tersusun...dan seterusnya". Artinya, bahwa asal dari Zlam laqab ini adalah
ucapan yan& tersusun dari dua mufrad"
Pertanyaan :
Apa yang di maksud i4-.,,11 dalam lafadz r$-.,$ rJ,-tiXll ;JtJl & ?
Iawab :
Suatu lafadz yang tersusun dari dua atau beberapa bagian, yang
setiap bagiannya mempunyai arti sendiri.
Referensi :
;vL, *, 4'j
LL *,s it .:t;* j:' i\ f\. #: {," jl ; 2w,\ r,;i lJfut
I
(36
-. );2j\;:yt :?;;
'Kemudian lafadz dipandang dari sisi lain terbagi menfadi murakkab
dan mufrad. Karena apabila juz (bagnn) yang merupakan susunan lafadz,
mempunyai arti sendiri, maka dinamakan murakkab berbentuk tarkib isnadi.
Lontoh : ds +) (zatd berdtfl,)' -'.
12
SYARH AL-WARAQAT, Pe njellson Ddn T0ny0lowab UshulFiqh
Penielasan :
Pertznyaan :
Apa yang dimaksud makrifit (dalam lafadz ma'rifatul ahkam) ?
Jawab :
13
SYARH AI"WARAQAI Penklason Don lonyo Jawcb UshulFiqh
Refetensi :
S4 y W # * r9rpr 6* .r+
jlu-, ii"jr ; A;l
d:+;A\ E;i .... 1';;
14
SYARH AL.WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo Jawob Ushul fiqh
1. F,ukrm I'aklifi
15
SYARH AI-WARAQAT, Pe nielason Don Tany| )0w0b Ushul Fiqh
2. Htkum W'adl'i
lHukum taHifi talah hukum yang berhubungan dengan perbuatan
mukalla{ baik bersifat tuntutan, atau bersifat memilih (mengerjakan
atau meninggalkan). Kemudian diperinci sebagai berikut;
1. Khithab yang menuntut sebuah perbuatan dengan tuntutan
yang bersifat mengharuskan, maka dinamakan wajib.
2. Khithab yang menuntut sebuah perbuatan dengan tuntutan
yang bersifat tidak mengharuskan, maka dinamakan sunnah
(nadbu).
3. Khithab yang menuntut ditinggalkannya sebuah perbuatan
dengan tuntutan yang bersifat mengharuskan diseb.ut haram.
4. Khithab yang menuntut ditinggalkannya sebuah perbuatan
dengan tuntutan yang bersifat tidak mengharuskan, disertai
larangan yang khusus disebut makruh.
5. Khithab yang menuntut ditinggalkannya sebuah perbuatan
dengan tuntutan yang bersifat tidak mengharuskan, disertai
larangan yang tidak khusus disebut khilaful 'aula.
5. Khithab yang berbentuk pilihan (mengerjakan atau
meninggalkan) namanya mubah.s
Huku'm Wadf i
ialah khithab Allah swt yang menjadikan sesuatu
sebagai sabab, syarat, mani'(pencegah), shahih (sah) atau fasid (ruak).
Pertanyaan :
Ada berapa macam hubungan (ta'alluq) khithab dengan perbuatan
mukallaO
IaE&-t
Ada dua.
l. Maknawi yang disebut juga shuluhi qadim, yakni hubungan
sebelum wujudnya mukallaf dengan arti sewaktu-waktu
seseorang ditemukan telah memenuhi persyaratan taklid maka
sebuah khithab akan terhubung dengannya.
2. Tanjiz,i, yakni setelah wujudnya mukallaf dan setelah bi'tsah
(diutusnya seorang utusan). Ini merupakan hubungan dengan
ciptaan yang baru (hadits) setelah wujud.
s
An Nafahat 16
to
SYARH AL-WARAQAI Penjelosln Dln Tlnyo )owab UshulFiqh
Referemi :
,. '-"'- ... '=i
\':?-1J }-j lii /.1 G# .-P
(3s
--:;,4\L,Y *ii;:5
"Ta'alluq ada maknawi yang disebut juga shuluhi qadim, yakni
hubungan sebelum wufudaya mukallaf, dengan arti sewaktu-waktu seseorang
ditemukan telah mcmenuhi persyaratan taklif, maka sebuah khithab akan
terhubung dengannya. Dan ada tanjizi, yakni setelah wujudnya mukallaf dan
setelah bi'tsah (diutusnya seorang utusan), karena sebelum bi'xah tidak ada
hukum. Ini merupakan hubungan yang hadix".
Pertanyaan :
(t7
-avJ1i). jui'i, +;-4 f;j6uy:;',
"(Hukum sah) dan {asad (rusak) tergolong khithab wadli dan
sebentar
lagi engkau akan mengetahuinya. Pengarang tidak menyebutkan khithab
wadl'i yang lain, yakni sabab, syarat, dan maii', barangkali karena tujuan
meringkas "
17
SYARH AI".WARAQAT, Penjeloson DonTonyo lowab Ushtiifiqh
Penielasan :
Ta'rif (definisi) dalam pembahasan ushul fiqh sama dengan
pembahasan yang ada dalarn ilmu mantiq. Macam ta'rif ada tiga.
1. -la'rif hadd
2. Ta'rif rasm
3. Ta'rif lafdli
Ta'rif hadd talah suatu ta'rif (definisi) yang menggunakan rangkai
La{adz kulli jinsi dan fashl- Contoh, ,jHr Ll;; itJj!]l (Manusia adalah
hewan yang bisa berfikir). Definisi ini menggunakan la{adz kulli jinsi
(binatang) dan fashl (brsa berfikir).
Ta'rif rasms ialah ta'rif yang menggunakan kulli jinsi dan sifat
khusus. Contoh, manusia ,d"lrh birrrt"rrg yang dapat tertawa. Lebih
jelasnya lihat dalam buku mantiq dalam pembahasan de{rrisi rasm.
Definisi hukum wajib yang disampaikan pengarang (musannifl di
atas memandang dari sisi akibat hukum. Artinya, definisi tersebut
berbentuk rasm, karena menggunakan akibat hulium, sebagaimana
keterangan di atas.
Pertanyaan :
t
Rrsm secal.a lughat a dala h a kibat.
1B
SYARH AL-WARAQAT, Pe njelosln Dan Tonyo J0w0b Ushul Fiqh
didefinisikan dengan ta'rif hadd, seperti diucapkan, waiib ialah sesuatu yang
dituntut untuk dikcriakan dengan tuntutan yazg mantap (mengharuskan)"7 .
J+ J: Gr:'"tl\i)
'^i-"r Mandub (sunnah), dilihat dari sisi
perkara itu dinamakan mandub yaitu
'i: * & +ri t) rj3! sesuatu yang dapat pahala jika dikerjakan
(r5 iaJ\il dan tidak mendapat siksa bila
ditinggalkan.
Penjelasan :
lstllah mandub, mushtahab, tathawwu', dan sunnah merupakan
kata-kata muradif(tiga lafadz satu pengertian)i yakni,
j
$ e \ru;.i; l; &,iri i;
'sesuatu yang dapat pahala iika dikerjakan dan tidak mendapat siksa
jika ditinggalkan".
al-Qdhi Husein dan ulama lain, istilah
Sedangkan menurut Imam
mushtahab tathawwu', sunnah tidak sama pengertiannya (bukan
muradifl. Defrnisi masing-masing adalah sebagai berikut.
Sunnalt adalah perbuatan yang dilakukan Nabi saw secara terus
menerus. Mustahab, adalah yang dilakukan Nabi saw satu atau dua kali
dan tidak secara terus menerus- Sedangkan tatlawwu'ialah yang sama
sekali belum pernah dilakukan oleh Nabi saw. Hanya saja perbuaian
tersebut merupakan kebiasaan (wiria) yang dibuat oleh manusia.
Pertanyaan :
Disebutkan di
atas bahwa sunnah boleh ditinggalkan (tidak
disiksa). Apakah boleh memutus di tengahtengah setelah dikerjakan?
.Lrydi
Menurut Imam as-Syaf i ra diperbolehkan, sedangkan menurut
Imam Malik ra dan Abi Hanifah, tidak diperbolehkan dan wajib
disempurnakan.
Rcfereosi-
!-l\ t+ i\-'iL i6,lr3r; ;utur
'* * eAU-+j3l iur! ,+\ ;li
7
An-Nafahat hal 07
10
SYARH AL.WARAqAT, Pe njeloson Don Tonyo lowob Ushul fiqh
f .:, -,rlil' o'iri ir;!,---.i v:y 9u:.,iit ,r "i.G pyat ,,F J.6i C-'i ;,i
a$ 12 a-;jg 'iJi J\
''.23 ,#'j *.; b 3 ii 6$ ;::rK ps.-ir 6 ",Ji 'ti
p_)?t p*j { ;.ilr 6u19 ue" 3 A 4 VF ;KK' tii\i e\ o ):Lx\
i\S s\u:i:\;lj'iia;i.E.A:r*u g &?:ir -+u*f itr;L=iU
') 6' ,P 56 'i;) {-i tidak mendapat pahala ataupun siksa jika
.'r ittg-r ,i---
--L:l -i) iLr r .(li +!-e
,.. d;kerjakan
-- atau ditinggalkan. Artinya,
"- " n,'," ., -' o ,., .=..--',.'. pahala ataupun siksa tidak ada keterkaitan
='a ") '.- )! 4J'= nJ.4-ttj-'2-= dengan melakukan atau meninggalkannya.
LJl,.r. lrL)l!
Penjelasan :
Mubah secara bahasa artinya dilapangkan atau diluaskan.
Sedangkan secara istilah ialah,
-\L.-rv.
S':
'j'. ^rii E.:u-: 'j u
"sesuatu yang melakukan dan meninggalkannya tidak mendapat
pahala dan siksa"
Mubah juga dapat disebut iaiz atau halaf, contoh makan dan
minum.
Pertanyaan :
8
Lathaif al-lsyarah hal 12 dan an-Nafahat ha1 19
21
SYARH AI.WARAQAT, Pe njellsln Dln Tonyo lowob Ushul fiqh
pahala jika dilakukan dengan niat tha'at", sebagaimana ucapan lbnu Ruslan
(dalam syair):
Akan tetapi ketika makan disertai niat agar kuat
Untuk tha'at pada Allah swt, maka baginya (pahala) dari niat itu".
Maka pensyarah menjawab, bahwa mubah iru tidak ada kaitannya
dengan pahala mcmandang dari sisi sesuatu itu dihukumi mubah. Tidak
munutup kemung*inan melakukan hal yang nubah mendapat pahala karna
dari sisi tha'at-nya"
Pertanyaan :
Apa perbedaan antara haram dan makruh tahrim?
Iawab :
Hukum haram ditetapkan berdasarkan dalil qath'i (arah maknanya
pasti), sedanSkan makruh tahrim dengan dalll dhanni (mungkin
diarahkan pada makna lain).
sYARH At .WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo lowob Ushu!tiqh
Referensi :
j;4i #
,gt"
r* ''"+ e. v;i''^-^\5
t". 4$.tti,,trat ,y.rr,4 ea.ui\+\
$l--,-,iuaf,1;e-riais;z
"Haram ialah sesuatu yang dilarang berdasarkan dalil qath'i (pasti
dilatahnya) yang tidak mungkin diarahkan pada makna lain. Makruh tahrim
adalah setiap per*ara yang dilarang berdasarkan sebuah dalil yang
memungkinkan diarahkan pada makna lain".
*'c -
',. | .- . r,"?-\t.t
.-'.' Makruh dilihat dari sisi sebagai
r: \-)'- - ')' perkara yang makruh yaitu perkara yang
,<' L"'-;) --,."\r apabila ditinggalkan disertai niat untuk
(+, & eu? 1^!>rir rienjalankan '" perintah Allah akan
1,. i. ,:r-, r1-r rir;-.r mendapat pahala dan apabila dilakukan
/\1J+
i !-r": u/lY' tidak akan mendapat siksa.
Penielasan :
Pengertian makruh;
e &4i\ti.i; iri.;r6;3e +u] u
"setiap perkara yang meninggalkanaya dengan diniati karena AlJah
akan mendapat pahala dan melakukannya tidak akan mendapat siksa".
Pertanyaan :
Apakatr acia perbedaan antara makruh tahrim dan maktuh tanzih?
Jawab :
Ada, yakni melakukan makruh tanzih tidak mendapat siksaan, dan
melakukan makruh tahrim mendapat siksaan'
SYARH AI,-WARAQAT, Penjeloson Don Tonya lowob Ushul Fiqh
Refetensi :
Pertanyaan :
Apakah ada perbedaan antara makruh dengan khilaful aula?
Iawab :
Menurut ulama ushul dan mutaqaddimin dari golongan fuqaha,
keduanya sama. Menurut ulama mutaakhirin dari golongan fuqaha,
keduanya beda.
Referensi :
f'; 3. ,jp8,( .E'# ;j'?4:l ''-K u *; &'j, .r)t+ j"Lii' d, (eFJr)
S'fitv>y;l5:i'*: '"+ ;*,ts ",i.1!,"!l 3i u,rlji i r\:i: il oiijr,jl
J)q 4\A\i;5iu jj'ii tj;; G;lt ;i':: ,ra;\ srri, j+ + iE j!
(21..-.3\r1-r]\) &\\
fUcapan pengarang: mafuuh) mencangkup khilaful aula yakni yang
tidak menggunakan shighat larangan khusus (jelas), seperti larangan
meninggalkan sunnah-sunnah yang diambil dari perintah-perintah sunnah.
Karena perintah atas sesuatu adalah larangan untuk melakukan kebalikannya.
Ini adalah asal istilah dari ahU ushul, meskipun tidak disepakati sebagian
fuqaha mutaakhirin, termasuk pengarang. Mereka menentukan yang pertama
(disertai shighat larangan khusus) dengan nama makruh, dan yang kedua
(tanpa shighat larangan khusus) dengan nama khilaful aula"
24
SYARH AI,-WARAQAT, Pe njelasan Don Tonyo Jowoh Ushul Fiqh
Penielasan :
Pertanyaan :
Apakah standar atau tolak ukur sah tidaknya ibadah atau akad?
Jawab :
L+, fi tij.;:\',4 -r\i i4y"';\ ,\+\ &j; i rrf; iir ,"i; .xtt trt .1_u
:',ilJi 3 ;r1r J u.-, i.-i'Jt i'i L\;'. JJlr .g ;' ;,':\ e;+Jl;-''!r i"L :-,:
ot
(22 rvJjt) t)' t: i:',; Lti Jq; ,i4; ii'; i; i +
-
'(Ucapan pensyarah: tidak melengkapi).....tolak ukur melengkapi syarat
"_\
tlt-
@) t.-
c-.- J: (&\rb) Bathil ditinjau dari sesuatu itu disifati
l'i;rr
.
- iL; r'ut
, .-,- "1 .t ,
batal yaitu perkara yang tidak berkaitan
dengan nufudz dan i'tidad. Yakni di saat
L- '.-: ---r J ,_,L {a.,
. -,.- a .- 1 -- perkara tersebut belum melengkapi hal-hal
Jl 06 l-Li-e .\cri
yang dipertimbangkan syara', baik berupa
- ll, rPU , 2 .' akad atau ibadah.
frl-\:-c".i,-.'rr,, . d': ),t')\
"--\,-t Akad disifati dengan nufudz dan
lo
SYARH AL.WARAQAT, Pe njelason D1n Tany| lowob Ushul Fiqh
Peajclaoag-
Batal merupakan lawan kata dari shahih (sah) dengan demikian
batal ialah,
*+ xt )r.r!l4i J.Ljr )u
Sesuatu Jang belum berAubungan dengan nufudz dan i'tidad"
Dari pengertian bathil ini, ketika sebuah ibadah dinyatakan batal,
maka artinya syarat dan rukun didalamnya belum terpenuhi (daLam
ibadah tidak ada istilah nu{udz) Dan ketika sebuah akad, seperti jual
beli dinyatakan batal, maka artinya jual beli tersebut belum berkaitan
dengan dua hal. Pertama, nufud, d'engan pengertian pembeli tidak
boleh menggunakau barang yang dibeli, begitu juga pihak penjual
belum mendapat hak milik atas uang yang diterima. Kedua itidad,
dengan pengertian si pembeli dan pen.jual belum melaksanakan rukun
dan syarat dalam jual beli.
Peranyaan :
Apakah sama batal dengan fasad?
Iawab :
tanpa memenuhi sebagian rukun atau syaratnya. Atau menganh pada sifatnya
ibadah, maka dinamakan fasad, seperti puasa pada hari raya kurban, karena
berpaling dari suguhan Allah bagi manusia berupa daging kurban yang telah
di syariatkan di hari itu".
Pertanyaan :
Apakah khilaf di atas (bahwa batal apakah sama dengan fasad)
tergolong lafdhi atau ma'nawi?
,Iawab :
Pertanyaan :
Mengapa definisi sah dan batal dalam Waraqat tidak sama dengan
kebanyakan kitab ushul?. Seperti dalam Jam'ul Jawami dam Lubbul
Ushul definisi sah ialah,
ar't lqfi '5) J'4'
+:'6-.
aa'b' '',.."dt)
,'
"Sah ialah kesesuaian perbuatan yang adanya memiliki dua wafah dan
terjadi dengan syari'a t'
Definisi batal ialah,
? p\V;) Jiri\ q' 14t i,":ri,,[ aJul\i].A\ Gi '4\.'c,j
'Kebalikan dari sah adalah batal, yakni tidak sesuainya perbuatan yang
adanya memiliki dua wajah dengan syari'at".
Iasabi
Karena definisi yang terdapat di Al-W'araqat termasuk la'rif rasm,
SYARH AL.WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo lowob Ushultiqh
Catatan
Mulai dari pengertian wajib, sunnah, mubah, haram, makruh, sah
dan batal yang terdapat dalam A1-Waraqat semuanya menggunakan
ta'rif rasm. Untuk lebih jelasnya, pengertian ta'rif hadd ata:u rasm daprt
dilihat dalam kitab ilmu mantiq.
e-i;il ,+3r
'{-r
:iu ri-i;r"t Fiqh dengan arti syar'i mempunyal
makna lebih sempit daripada ilmu, karena
r^1! #r ,]*C (gr j" ;;."k,,p;;#';h,;;;;^;;;
? i.,'-:- ^;" K ,:it lainnya. Maka setiap fiqh pasti ilmu akan
,- tetapi tidak setiap ilmu dinamakan fiqh.
k4 # Ilmu ialah pengetahuan pada perkara
.-i r-.1.-ir i:
lrr...r (,r
slrl
.:
,i ir-r yang diketahui, maksudnya menemukan
\lt).r,-tl 4)p fJ+\)
' -'
. . .: ;' perkara yang keadaannya perkara tersebut
1;, \; .r\' ) j-: :' 9L: i u me-ungkinkan untuk diketahui, se suai
,;i .,-:.i, 9lr)p
4ru ut-rll t -,-i, 3.. dengan kenyataan yang ada. Seperti
.r.,," (rjlrr
'(: - --. pengetahuan pada manusia, bahwa
fu'J 3V manusia ialah hewan yang dapat berfikir.
Penielasan :
Iebih sempit dari pada makna ilmu, karena setiap fiqh pasti ilrnu, dan
ilmu bisa mencakup fiqh dan yang lainnya, seperti ilmu nahwu, sharaf
dan lainnya. Dari pengertian ini, ilmu memiliki pengerlian yang sangat
luas dibandingkan dengan pengertian yang ada dalam fiqh.
Pengertian ilmu adalah,
64'u ja
at* ili;i
1i: u J53l i
"Menemukan (idrak) perkara yang memung;kinkan untuk diketahui
sesuai kenyataan yang ada".
':. - ':' :
Penjelasan :
Pertanyaan :
JI
SYARH AI.WARAQAT, Pe njelasan Dan Tonyl lawlb Ushu! tiqh
Penjelasan :
Ilmu terbagi menjadi dua macam :
1. Ilmu dlaruri, yakni ilmu yang diperoleh tanpa melalui proses
berfikir dan tanpa menggali dalil. Seperti pengetahuan yang
dihasilkan mata manusia bahwa sebuah benda berwarna hitam
atau putihll
2. Ilmu muktasab, adalah ilmu yang diperoleh melalui proses
berfikir dan menggunakan da1il. Seperti pengetahuan bahwa
alam adalah ciptaan baru. Pengetahuan tersebut dicapai melalui
pemikiran tentang alam dan segala keadaan yang
melingkupinya. Dimulai dari kenyataan bahwa alam berubah-
ubah, dari ada menjadi hilang, dari tidak ada menjadi wujud
dan lain sebagainya. Dari perubahan inilah, hati menyimpulkan
pengetahuan bahwa alam adalah ciptaan baru.
i i-Eili)
.'.(!:it ,\t; ri '<-ill An-Nadhar ialah berfikir mengenai
sesuatu yang difikirkan agar sampai pada
ejXlt jig:g 1# s.suatu y?\c dicari. Istidlal ialah
, pencarian
j'i*:!ll)
dalil agar sampai pada sesuatu
G41 (J=lXl ..J,: vang dicari. Sehingga trrjuan an-Nadhar
dan istidlal adalah sama. Pengarang
/s\ ,stiJ ?jgit j) itsbat
mengumpulkan keduanya dalam kalam
dal: kalam nafi bertujuan untuk
-€3
Lg ,l'J,;-)u mengukuhkan.
!,
t,"at.t.1t--l-i\rr.:r-,:!-
Dalil ialah sesuatu yang menunjukkan
u JDI llqJ.)rq L.&+: pada perkara yang dicari. Karena dalil
'-,.r
merupakan tanda dari adanya perkara
yang dicari.
.i-- l-ri--,:(r Dhan ialah menganggap adanya
"* qr)!'I kemungkinan dari dua perkara, dimana
.:-:i ,: 5 tf
'-i r;;i \),!.)t'' i,E,r) t'l"h satunya dianggap lebih kuat dari
-)2)'- )/ yanr lainnya menurut orang yang
;a\ +ctJ, ; -'T,)?r"',ffi'rT.nr".,rpo adanya
t;-1 ..j e'
.:-:i t j .rt_lr-"t kemungkinan pada dua perkara, yang
''r' - '' salah satunya tidak dianggap lebih kuat
,'-;jt i- - (Yj\ji ii g^;'1 dari yang lain menurut orang yang
mempunyai anggapan. Keraguan atas
berdiri dan tidaknya Zaid secara
seimbang, dinamakan syak. Dan jika
disertai anggapan lebih kuatnya salah satu
di antara berdiri dan tidak berdiri, maka
dinamaken dhan.
Penielasan :
Nadhar adalah berfikir tentang keadaan dari perkara yang
difikirkan supaya sampai pada kesimpulan yang dicari (al-matlub).
Istidlal ialah pencarian dalil yang dapat menun;ukan pada
J5
SYARH AI.-WARAQ T, Pe njeloson Dan fonya Jawab Ushul tiqh
Pertanyaan :
Apa maksud pernyataan pengarang telah mengumpulkan keduanya
(nadhar dan istidlal) dalam kalam itsbat dan dalam kalam zal?
Iaryabj
Maksud pengarang mengumpulkan keduanya dalam kalam itsbat
adalah dalam definisi ilmu muktasab. Dan dalam kalam na ,
maksudnya adalah dalam deltnisi llmu dlaruri.
Referensi :
'rii iG J+;-li:ir ,r4 ,-4,r4_u.ffi i+' eijr*:51 (J,r, +tr') j)
i \1 i\3 a--;- \$F)i Jrr ,--a_;i ,l. ri! 6+r tsr,j J'J-,iirj ,Er & i j;r
(30.._.. j\;"Ii)r.j.4:\jF **
'(dalam kalam isbat dan nafi) pengarang menghendaki dengan itsbat"
adalah mengumpulkan nadhar dan istidlal dalam deiinisi ilmu muktasab
dengan perkataan : LlU3tL- .Ulj )Lill cJL ;' ;ii)ll. Scdangkan maksud kalam nafi
adalah mengumpulkan nadhar dan istidlal dalam definisi ilmu dlaruri dengan
perkataan : ,U:l-!b ,A: G i;; U t;."
34
SYARH AI,-WARAQAT, Pe njeloson Don Tanya lowob Ushul Fiqh
# t1.).5!t G\ \1''4\
a
35
SYARH AI.WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo lowob Ushul Fiqh
Penjelasan :
Ushul fiqh yaitu disiplin ilmu yang mencakup tiga pembahasan.
1. Dalil-dalil frqh yang global (ijmal)
2. Teori pengambilan dalil ijmali dari sisi perinciannya, bukan dari
sisi kaidah umumnya.
3. Syarat-syarat seorangmujtahid.
Pertanyaan :
Apakah pengerti an dalil ijmali
Jagah-i
Dalil yang belum berkaitan dengan sebuah permasalahan yang
SYARH AL-WARAQAT, Pe njellsln Dln Tlnya lowab Ushul Fiqh
Pertanvaan
Apakah pengerti an dalll tafrhili dan bagaimana contohnya?
Iawab
Dalll tafshili ialah dalil yang bersifat terperinci (juz't) yang telah
berkaitan dengan sebuah permasalahan khusus serta menjelaskan
hukum yang khusus.
Referensi :
U ,*"+l fr,, ^:,v
& !u+,,ii 3.iLi *
;::ar ii,'11 , r:.r, aj,-1,
+.1'
!4 # -a; j1; ui '5;+ 3t-: \14 ( 'rL;vre Lr?) Jt'i rry J,, ";)L
ja i;:.,q;.ji 6u+ :;',! -r +*" # ej!: ;W)' --e g , t--v
iq &t J ,?" '"r* "LZ r $a:- ;u3 ;:*v 'rK i1 j1t t;p'tg
c- ';- Jtrs
(ls...- i\L_:--4r#,_I-,r1) ir\L?'rtu,?Y # e
'Dalil talihili ialah
sebuah dalil yang bersifat (juz'i) yang
terperinci telah
berkaitan pada sebuah permasalahan khusus dan juga menjelaskan pada
hukum yang khusul Seperti lirman Allah: (diharamkan atas kamu
(mengawini) ibumu). Ini adalah dalil ta{shili, yakni dalil juz'i yang
bcrhubungan dengan permasalahan khusus yaitu mcnikahi seorang ibu dan
juga menunjukkan hukum khusus yaitu ltaramnya menikahi seorang ibu. Dan
rtrman Allah swt: (Dan fanganlah kamu mendekati zina sesunqguhnya zina
itu pcrbuatan yaag keji dan suatu jalan yang buruk). Ini merupakan dalil juz'i
(teryerinci) yang berkaitan dengan permasalahan khusus yaitu zina dan fuga
37
sYARH AI.WARAQAT, Pe njelasan Dan fInyo lawlb Ushulttqh
Pertanyaan
Dalam masalah tju.:l:.!.]l i;iJ<r (teori pengambilan dalii), terjadin;,a
ta'arudl apakah antara dalil tafshili dan tafshiii atau ijmali dEngan
ijmali?
Iawab
Antara dalil tafshili dan tafshili.
Refetensi :
-+*.jr p4t l.i'+)i Li,Si;tAt ii, j)r J, A, jr.i
.J
35=r eh;i+
;i :r "U \i.-i! 1'-K-ir rirSl 3 rir.j';r G qI-+ +.1, i .ilu.l e=- ;r
. -t , iL:i)ixi
(r7-.-rr,-u'rr ;;:,\2 u*ir \)'eY-.;iirJY.i:;l OL*1;ilr;.urr
. . - -/- .- L ;ir
Lr e
'Uhul frqh adalah dalil-dalil figih yang global dan tata cara peng&alian
daltl (hukun) dengan menggunakaa dalil rtqh g!,:bal tersebut, akan tetapi
bukan ditinjau dari segi globalnya, melainkan ditinjau dari segi ta{shilhya
kctika terjadi pertentangan di dalam menghasilkan hukum-hukum, karena
dalildalil tersebut sebatas dugaan (dhan). Di antaranya, mcndahultikan dali]
khusus atas dalil umum, cialil muqalyad atas rialil mutlak ,lan daiil mubalyan
atas dalil mujmal serra teori-reori lainnya".
Pertanyaan
Apa perbedaan wilayah kerja ulama ushul fiqh dan fiqh?
Jawab
Tugas ahli fiqh adalah berbicara bahwasanya amr (perintah) dalam
ayar i)..1)1 t:,ll;i menunjukkan hukum wa.jib dan nahi (larangan) dalam
^y^t
\JJ\
V?: rjl menunjukkan hukum haram. Lain halnya dengan ahli
ushul fiqh, dia berbicara mengenai tuntutan dari amr dan nahi, tanpa
memandang pada satu contoh khusus".
Referensi :
-
r;;i * J )i, i: V'S:; ig irJ.,"*2,
-l\;j d,! 3 A,j'; *r-,!;>Lir J -- ! _ L., I
Penielasan :
Setelah menjelaskan definisi ushul fiqh, pengarang menjelaskan
beberapa bab pokok kajian dalam ushul fiqh. Di antaranya adalah, t2
1. Bab kalam dan pembagiannya, terdiri dari amr, nahi, lafad'am,
khash, mudah muqalyad, mujmal, mubayyan, dhahir, dan
muawwal
2. Bab beberapa perbuatan Nabi saw
3. Bab nasikh-mansukh
4. Bab ijma'
5. Bab akhbar
5. Bab qiyas
7. Bab al-hadhru dan ibahah
8. Bab urutan dalil-dalil
9. Bab syarat mufti dan mustafti
10. Bab hukum dari mufti atau mujtahid
39
SYARH AI-WARAqAT, Pe nylosan Don Tonyo lowob Ushul Fiqh
S-;; v jl'tl
iJ<tr iu;i U-'u; Beberapa pembagian kalam. Batas
.4,6.,, ;ia,- ,,i ,-.,,..,,.i,,, minimal susunan kalam adakalanya dua
)il)| -.iE
-"=) r
3 .i[--l
- ;\ll 4:,
isim, contoh iil! '+i atau isim dan fiil,
&r'ri) :i.5 { ? (*: Fl .o.,toh $i iE atau fiil dan hurul contoh
.. '. t '- ;:-'.i .:ri t- ,".7 i.- - lli u' ditetapkan oleh sebagian ulama dan
4r)\ (a\l \, r5- r.
"
a--,...aL t!.,>!
-
:i, . ,.,, .,. '-, _o :. t\ !,t. ri_
'
) ' \'.'.1 iil k-K "; " Menurut jumhur, dhamir tersebut
-16
'J";;
t
dihit rtrg satu kalimat. Atau isim dan
3K JY ijY';i ,t\'l\'q44 huruf yang terdapat dalam nida', contoh
.i ,, -1. +j !, walaupun maknanya adalah "saya
; - .-i ^i ., )'Pl
.
'+i +)ul Jl f menyeru atau memanggil Zaid"
Penielasan :
Batas minimal susunan sebuah kalam adalah dua kalimat, yakni;
1. Terdiri dari dua isim, dapat dipilah dalam empat benruk.
No Susunan Contoh
1. Mubtada dan khabar ':tr "a;@aid yang berdiri)
Mubtadak dan fail yang
2.
menempati kedudukan khabar
3:-;
fti:i (Apakah Zaid berdiri)
Mubtadak dan naibul fail yang (Apakah Zaid dipukul)
3.
menempati kedudukan khabar )\1j,3.);i
4. Isim fiil dan fail '":416l{5 $auh sekali iembah Aqid
2. Isim dan fiil contoh "+; iu (Zaid berdiri)
3. Fiil dan huruf contoh ,st" (Zaid tidak berdiri)
4. Isim dan huruf contoh $-.,r I fVahai Zaid)
Pertanyaan :
Mengapa dalam lafadz eBv, dhamir dlkatakan sebagai sesuatu yang
tidak nampak?
40
SYARH AL-WARAQAI Penjelasqn Dln lonyo lowab Ushultiqh
Iawab :
e.3
(37 --.- rYil\) ili
'Dan sesungguhnya tidak dihitungnya dhamir karena tidak nampak,
karena dhamir merupakan gambaran akal yang kabcradaannya tidak bka
din;,atakan dan tidak wuiud dalam kenyataan, sebab tidak berbentuk lafadz
dan juga tidak ada lafadz yang dibuat untuknya"
?(itt;\i!:,;';ij3!) ,
Kalam terbagi menjadi,
Amr. contoh p
r,, rL> .J: I lr -.9
^;-a, -I4
4
Nahi, contoh 'rjii 1l
-'6
Khabar, contoh '+j
istikhbar, yakni istifham, contoh:
fli .l! ,) maka dijawab ya atau tidak.
Penjelasan :
Dari sisi kandungannya, kalam terbagi beberapa macam :
1. Amr, yaitu kalam yang mengandung arti menuntut dilakukannya
pekerjaan, contoh p (berdirilah!).
2. Nahi, yaitu kalam yang yang mengandung arti menuntut
ditinggalkannya pekerjaan, ssnl6h j.ii u (jangan duduk!).
3. Khabar (berita), yaitu kalam yang mengandung arti sebuah berita
yang mungkin benar dan bohong secara d.zatiyah, contoh !j i6
(Zairi telah datang).
4. Istikhbar (istifharn), yaitu kalam yang mengandung arti tunrutan
untuk menjelaskan sesuatu, contoh: !li-j iu Ui (Apakah Zaid
41
SYARH AL'WARAQAT, Pe nielasln DdnTonyq lawab UshulFiqh
Penielasan :
Mengenai definisi hakikat, terdapat dua pendapat.
1. Pendapat pertama, hakikat adalah lafadz yang digunakan sesuai
makna asal lughatnya, contoh;
. Lafadz t\ digunakan untuk makna hewan buas
. Lafadz;11: -\ digunakan untuk makna berdoa kebaikan
. Lafadz:ilill digunakan untuk makna setiap binatang melata di
muka bumi
2. Pendapat kedua, hakikat adalah la{adz yang digunakan dalarn
makna yang dijadikan istilah perbincangan (istilah at-takhathub),
meskipun telah keluar dari makna lughatnya. Contoh;
. Lafadz ;tfut digunakan untuk makna ibadah dengan tatacara
tertentu oleh kelomPok fuqaha.
. La{adz dlSl digunakan untuk makna hewan berkaki empat
seperti kambing kelompok urf (manusia umum).
Maskipun kedua makna di atas telah keluar dari makna lughatnya.
--,, .i(t (.3
r., -(-!,i .--,, L,
. ,,- -i, ,
Majaz adalah suatu lafadz yang keluar
\L2*ll! )
dari makna asalnya. Pengertian ini apabila
i;ll ia \;; ( ^e"j1.i '-,L\ berdasarkan makna hakikat yang pertama.
\;:-r. ritrl
-:,
ia;..U;jJ,t::il
-.1 Jika memandang arti hakikat yang
.1- . ,: .' .,"' . - . , k.du", maka definisi majaz adalah suatu
*t cy"'' t' rie e J=':-r lafadz yang digunakan di selain makna
*'A\ :r yang dibuat istilah oleh mukhathibin'
Penielasan :
Dua pendapat mengenai pengertian hakikat, mempengaruhi
difinisi Cari majaz. Berpijak dari pendapat pertama, majaz ialah,
,__*;,:r:?U
"La{adz yang digrnakan pada selain arti lughatnya"
4J
SYARH AL.WARAQAT, Pe nklosdn Don Tonyl Jawlb Ushul Fiqh
Contoh;
. Lafadz ;rr1-ll dianggap majaz apabila golongan ahli fiqh
menggunakannya untuk makna doa. Karena makna asal yang
dibuat oleh mereka adalah ibadah dengan tatacara tertentu.
. Lafadz :il-ril dianggap malaz apabila golongan ahli urfr
menggunakannya untuk makna binatang yang melata di muka
bumi. Karena makna asal yang dibuat oleh mereka adalah
hewan berkaki empat.
Dalam majaz diharuskan memenuhi dua persyaratan, adanya
'alaqah dan qarinah. 'Alaqah adalah sesuatu yang menghubungkan
antara makna pertama dan makna kedua yang digunakan, sehingga
dengan perantara ini hati berpindah menuiu makna kedua. Dan
qarinah adalah sesuatu yang berbarengan yang menunjukkan pada
makna yang dimaksud dan memastikan bukan makna pertama yang
dikehendaki. Persyaratan adanya qarinah ini menurut ulama yang
15.
melarang penggunaan makna hakikat dan majaz secara bersamaan
Dari pengertian maiaz di atas, disimpulkan bahwa dalam maiaz
disyaratkan terlebih dahulu harus ada wadl'u (penetapan lafadz untuk
sebuah makna) atas makna pertama, namun tidak disyaratkan ter)ebih
dahulu ada isti'mal (per,gg'anaan makna).
Catatan
Menurut pendapat Ashah, ketika sebuah lafadz mashdar
digunakan dalam makna aslinya, maka lafadz yang musltaq (tercetak)
dari mashdar tersebut sah dibuat majaz, meskipun mashdar tersebut
tidak terpakai pada musytaq lahu (perkaru yang dibuatkan lafadz
musttaq). Contoh, laf'Ldz'i^j!\ tercetak dari mashdar 'a\-.s, dan
mashdar ini terpakai daiam makna aslinya, yakni kelembutan hati.
Namun makna ini tidak sah dipakai dalam musytaq lalta (perkara yang
dibuatkan lafadz musytaq), yaitu Allah sw! karena muhal (ticiak
diterima akal). Sehingga pembuatan malaz dalam ij'L'J'\ dianggap
sudah sah 15.
15
Ghayah al-Wushul hal 48, dan Syarh al-Kawakib as-sathi'vol I hal 124
t" An-N"frh"t h"l 42
sYARH AI.WARAQAI Penjel\sdn Dln Tsnyo lowlb UshulFiqh
Per-.anvaan :
Apa faktor dan alasan perpindahan hakikat menuju majaz?
Iawab :
Faktor-faktornya adalah sebagai berikut;
1. Lafadz dari makna hakikat berat pengucapannya. Contoh lafadz
;i;!!,1 yang berarti marabahaya, dipindah menjadi lafadz i:.,j.
2. Kurang enak didengar, misalnya lafadz ii.l't;, artinya kotoran yang
diganti dengan iafadz L.tz, arti hakikatnya dataran rendah.
3. Ketidaktahuan baik dari mutakallim atau mukhathab atas makna
h a kikat, bukan makna majaznya.
45
SYARH AL-WARAqAT, Pe nielosan Dan Tonyo lawah lJshul Fiqh
*.ilji
.o'* Dan berbentuk syar'i1yah, yang
- . dibuat oleh pemegang syariat' Contoh,
,prAl t r;zt i\(+-rl (lj) shalat untuk makna ibadah dengan cara
;)L.'-Il ; -)t..alo terientu.
Serta berbentuk 'urfilyah, yang dibuat
.,,i,-.-- ti
L!!l r.{,-.,J J!<+j as oleh ahli urfi umum, contoh lafadz ad-
dabbah ,tnwk hervan berkaki emPat,
5;(ji +rl 1il,iK i,;Jt ,iil seperti himar. Lefadz ini secara lughat
,9a+Y &-*l rc.-:tu+< beimakna setiap heq'an melata di muka
bumi- Dan oleh ahli urfi khash, seperti
Penjelasan :
Hakikat terbagi menjadi beberapa macam'
1. Hakikat iughawi (bahasa), yaitu lafa'iz yang dibuat dan digunakan
oleh ahli iughat untuk menunjukkan makna asal secara bahasa'
seperti lafadz as-shalat digunakan untuk makna doa'
Z. Uakikat syar'i (syari'at), yaitu lafadz yang dibuat dan digunakan
oleh pembuat syariat untuk menunjukkan makna asal secara syara"
,.p.rii l.frd, as-shalat digunakan untuk -makna perbuatan dan
....p"n y"rlg dimulai dengan takbir dan ciiakhiri -dengan salam'
3. Hakikai urfi (terlaku di tengah manusia), yaiw lafa'dz yang dibuat
dan digunakan oleh ahli urf untuk menunjukkan makna asal urf'
Terbagi dua;
Uri ' A-, yaitu makna urf yang pencetusnya tidak ditentukan
". dari satu jolongan. Contoh lafadz ad-dabbah yang digunakan
untuk menunjukkan makna hewan berkaki empat-
b. Urf Khash, yrit, -rkn" urf yang pencetusnya dari kelornpok
tertentu. Contoh lafadz al-fi'lu yang digunakan oieh kelornpok
ahli nahwu untuk makna l,afadz yang dapat menunjukkan
5YARH AI-WARAQAT, Pe njeloson Don Tanyo )owob Ushul fiqh
47
SYARH AI-WARAQAT, Pe njeloson Dln Tonyl lowob Ushul Fiqh
, jlY: 4,f;;u+>i:;arUl
Contoh majaz isti'arah, firman Allah
, t:: " :,-.si
(
uL"+'oi';;. yl swt' L6{ 'ai '{"r llr.; (dinding rumah yang
2
hampir roboh\, maksud kata :;i! adalah
,.:1,, i, ti,- -.::
i)lr! -? 4r:. 4i-! Lrl -.,. Miringnya ternbok yang akan roboh
'iLJl !.ll
disamakan dengan menghendaki roboh
dt sV;y t-e Ct >',11tt yang merupakan sifat makhluk hidup
bukan benda mati. Majaz yang didasarkan
,F 'tf.zt 3Vtt:.;il 6;l pada penyerupaan ini dinamakan *ti'arah.
) . .a :-r '",c.--i:ll
i.t.r-l
Penielasan :
Majaz terbagi meniadi beberapa macam.
!. Majaz ziyadah (penambahan), yaitu lafadz yang digunakan pada
selain makna asalnya karena \laqah (hub'tngan) berbentuk
penambahan kalimat. Penambahan ini tidak memiliki arti, namun
ada fungsi tertentu seperti menggukuhkan. Contoh:
:., d+' .-;J
"Tiada sesuatu yang menyerupai allah"
17
Menurut segolongan ulama, huruf kafdalam contoh tersebut blkan ziyodoh' Dari sini ada
kemungkinan lafadz 'mitslu' dimaknai dzat, atau shifat dan lain sebagainya-Lathaif al
lsyarah hal 22
SYARH AL-WARAqAT, Penjeldsan Dan Tlnyo Jawab UshulFiqh
Dalam contoh ini ada penguran Ean lafadz iJil (penduduk) dengan
qarinal4 tidak mungkin bertanya pada desa yang berwujud benda
mati18.
3. Majaz zagl (memindah), yaitu pemindahan makna oleh ahli urf
'am (umum) dari makna lughat menuju makna yang dipakai
sebagai istilatr oleh manusia umum. Contoh lafadz B\ \, dipindah
dari arti lughat yaitu tanah yang rendah yang digunakan untuk
membuang kotoran, menuju arti kotoran yang keluar dari
marusia.
4. Majaz istia'rah, yaitu lafadz yang digunakan pada selain makna
asalnya karena 'alaqah (bubwgan) berbentuk keserupaan. Contoh,
firman Allah swt:
;;4;i'";-\s'
'Dinding rumah yang; hampir roboh"
Miringnya tembok yang akan roboh disamakan dengan
menghendaki roboh yang merupakan siFat makhluk hidup bukan
untuk benda mati.
Pertanvaan :
Naql atau manqul dalam kitab lain dimasukkan dalam bagian
hakikat, mengapa pengarang memasukkannya dalam bagian majaz?
Iawab :
Karena maksud pengarang di sini adalah pengertian naql secara
lughat, yakni pengalihan secara mutlak dari makna satu ke makna
lainnya. Dan Beliau tidak menghendaki naql secara istilah, yakni
pemindahan dari makna pertama ke makna kedua disertai adanya
kesesuaian (munasabah) dan dengan meninggalkan makna pertama-
Sedangkan naql atau manqulyang termasuk bagian hakikat adalah
naqlyang menggunakan definisi secara istilah.
Referensi :
49
SYARtl AL'WARAQAT, Pe nielqsln DcnTonyl Jownb Ushu! Fiqh
Pertanyaan :
Ada kemiripan istilah di saat sebuah lafadz memiliki beberapa
pemahaman makna, yakni musytarak, naql, murtajal dan mafaz bi an'
naql. Apa perbedaan istilah-istilah ini?
Jawab :
,4r1fi (PERTNTAH)
r.:i! ,e-
r:,ir
i,+r :r;',-.r
,'^\t:r
eu.,!\ )a )9i Amr adalah tuntutan dilakukannya
Jro9
=) ' - sebuah perbuatan dengan menggunakan
1-ojr
\ /.) r";,ia
,nr
iei J1i,,:;
v ' ucapan dari orang yang lebih rendah
9-!
secara wajib.
$J\:)\ jt:\tj.,-)1 .rK iF Apabila permintaan ditujukan kepada
. ,i 1t.
dinamakan su'a-1 (permohonan).
1.
"-
if.j\ )i:" LP Lf=: 1 ,:t1 Sedangkan permintaan yang
-.t,ti,,,,,: ,*2,,.=, zi disampaikan tidak secara wajib, yakni
{r 'r'6uirr )'4\
.,J b- dY permintaan (atas sesuatu) yang boleh
ii.'si ,r"iI
;Lit ditinggalkan, maka dzahirnya- permintaan
-':2- a-Y ini bukanlah amar secara hakikat.
Penjelasan :
Pertanvaan :
Pertanyaan :
Apakah tingginya status orang yang menuntut dan lebih
rendahnya status orang yang dituntut menjadi syarat mutlak dalani
amr?
Jawab :
Ada dua istilah dalam persyaratatt ,-t, !l! dan i$':1"1.
lebih tingginya derajat penuntut dibandingkan orang
^d^l^h
dituntut. Seperti tuntutan Allah swt pada hamba-Nya- FIal ini
yang"N,
merupakan sifat dari mutakallim (penuntut).
;)u&i adalah tuntutan yang bernada tinggi, neskipun sebenarnya
JI
SYARH AL-WARAQAT, Pe njeioson Don Tonyo )awob Ushul tiqh
(132..--'*:i) ifr\
"Uuww adalah keluarnya tJntutan dari yang lebih tingginya deraiat
kcpada yang lebih rendah. Seperti tuntutan Allah swt pada hamba-Nya,
pemimpin pada rakyatnya, dan tuan pada budak atau pembantunya. Isti'la'
adalah keluarnya tuntutan dari penun rt dengan nada besar dan tinggi,
meskipun sebenarnya penuntut tidak tinggi deralatnya. Seperti prajurit ytng
menuntut komandannya, namun dengan keras dan bernada tinggi, orang
fakir yang menuntut orang kaya dengan keras dan nada tinggi- Uuww
merupakan sifat dari mutakallim (penuntut). Dan isti'|a' merupakan sifat dari
kalam (tuntutan)" (Al-Wajiz hal 132).
6; L- b-G ej )rt }\i 3,';:tt i ,-)1 ';J\ 3'r<i-ic 3\ 3y-6"r:, ; 5:" i;;1
Pertanyaan :
Apakah perbuatan yang sunnah (.:ii'!JI) termasuk sesuatu yang
drtuntut (1J:rFL-)i
Jrybj
Dalam hal ini ada dua pendapat:
1. Tidak termasuk r+ l:.t, karena perbuatan sunnah tidak harus
dilakukan. Diungkapkan oleh Imam Abu Bakar ar-Razi, al-Karkhi,
al-Jashash, as-Syarkhasyi, Abu al-Yasar dan Muhaqqiqin dari
Ashhab as-Syaf i. Mereka rnenggunakan dua dalil : (1) Firman
Allah QS. Thaha:93:
.s;i
'Maka apakah kamu teiah (sengaia) menciurhakai perintahku?"
Referensi :
;1 j31 \G
;s-ic ::\ rll i;ar &i (-,j,l.rl ,l* * i';l
r-A-rt'rlU -f--i
;i ,->.:yt 3*3.r ;;i 13U ,;.:4 &\:;+\) '+5l1t, ls-tl\ F i\ js -) ;i
-
"J
\ -r';aitAii )\311,'€.-1 €1 * A\ liS';'l-, *,1" l-
1i .g;'a;w" ii q-tst i,;;tj {i,5 4;,t)';iJ * i}iat 'j.*,ty\
s-3.*'aXu
=H 'J
' 'Y.lEil .'' )'),i-:i:]r ,'E: tu:ri 6G1 Lu :.,;:"tt ij\\ ;jr*) 7l;i
jur ,4"5
(s0-.-i';Al 3):;i:a;3,':ry'r*X |i-r.Q;1\ 1i' ,ii ?\'if ;ra ill' .pr
"Llcapan pengarang : secara wajib) artinya harus dilakukan - s/d -
mengikuti pena.lSiran ini, perbuatan sunnah tidak termasuk perbuatan yang
diperintahkan (ma'mur bih), karena perbuatan sunnalt tidak harus dilakukan.
Diitngkapkan oleh Imam Abu Bakar ar-Razi, al-Karkhi, al-Jashash' as-
Syarkhaiyi, Abu al-Yasar dan Muharlqiqin dari Ashhab as-Syfti. Mereka
ierdalil, .sea:tdainya perbuatan sunnah adalah ma'mur bih, maka
meninggaikannya disebut kemaksiatan- Allah berfirman ; "Maka apakah
lramii telah mendurliakai perintahku?". Sehingga menctapkan aPa lang
diperkirakan sunnah meniadi waiib. Bersiwak sunnah hukumnya' daa
birsiwak bukan ma'mur bih berdasarkan sabda Nabi saw : 'Jikalau saja Aku
tidak memberatkan umatku, pastilah Aku perintahkan mereka bersiwak". Di
dalam perbuatan sutneh fuga tidak ada unsur herat, dan dalam ma'mur bih
ada unsur berat berdasarkan hadits tersebut. Al-Qtdhi Abu Bakar dan
segolongan ulama lain nemilih pendapat bahwa Perbuatan sunnah adalah
ma'mur bih dengan dua alasan. (1) ?erbuatan sunnalt disepakati merupakan
ketaatan, sedangkan ketaatan merupakan perbuatan ma'mur bih. /2) Ahli
lughat mcnyep;kati bahwa amr terbagi menjadi amr wajib dan sunnah.
ACanya pembagian iri mengindikasikan adanya *yink (titik Pe{samaan
SYARH AL.WAMQAT, Pe ellsln Dan Tlnyo Jawob Ushul Fiqh
? (P\|k'aiat'"^z.at'r1 Shighat
adalah J',l
yang menunjukkan
(berbuatlah), contoh
arnr
4j;!
,- i"ti'p jil -.,J,1 (pukullah), i-Sf (mulyakanlah), +rl
(minumlah).
* >bat:;Xr)t e;) ,,s Shighat ini ketika dimutlakkan dan
tanpa disertai qarinah yang memalingkan
.,F4i lJl * *;at G+j\ d^ri tuntutan dilakukannya sebuah
oerbuatan, maka diarahkan pada wajib,
p,-$1ja+i tila ji) .ontoh;ulrr r;gi (dirikantahilatat) qp.
Al-An'am:72. Kecuali shighat yang
.1;ar
ji u ;y;I i;:i diarahkan oleh sebuah dalil bahwa yang
"lu
dikehendaki dari shighat tersebut adalah
kr:1r ri,:ur i:, ; \')\'Ji Jt sunnah atau ibahah (mubah), maka harus
Penielasan :
Shighat yang me nunjukkan amr adalah iFl dan yang semakna.
Shighat ini ketika dimutlakkan (tanpa disertai qarinah) diarahkan pada
wajib. Kecuali ada dalil yang mengarahkannya ke sunnah atau ibahah,
maka harus diarahkan pada sunnah atau ibahah.
Hal ini selaras dengan pendapat Jumhur bahwa amr secara hakikat
SYARH At-WAmqAT, Pe njelason Don Tonyo lowab Ushul tiqh
Pertanyaan :
Jawab :
Shighat amr adalah setiap shighat yang menunjukkan amr, seperti
&il ,LLrLl ,r-l1il ,x+l ,il+l juga f il mudhari'yang ditambahi lam amr
contoh UllJ dan isim f il amr s6116h {-. Pengarang menggunakan
redaksi 'iFl' dikarenakan shighat ini yang banyak digunakan.
Referensi :
F; *, 3i n ;it& i:i u 3 *.;4t: e.a;\ t e; o- iu(.6J'"i;t)
,1,r dl-\arl...-^ 12 fi)r i.! ,l.-\ jii j+, .Jrj;-' .';ii,yit,S+i
"'-r ,". -a,i .\..
',.. )l Y'\ -
Peranyaan :
Bagaimana posisi amr sebelum ditemukan qarinah (bukti) yang
memalingkan dari makna hakikatnya?
Iawab :
57
SYARH AL-WARAQAT, Pe njelosln DanTonyo )0w0b Ushul Fiqh
Referensi :
Penielasan :
Substansi amr adalah mewujudkan a;all (hakikat dan tujuannya),
SYARH AI-WARAQIT, Pe nieloson Dan Tanya Jowlb Ushul Fiqh
i:,t;:. aiV
\4i 2:ti S'e't+u O-gV *A\
"Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina,
maka deralah tiaptiap seorang dai keduanya setarus kali dera"-
Pertanyaan :
Apa maksud 'harus menjalankannya sebisa mungkin selama
hidupnya' menurut pendapat muqabil as-shahihT
]awab:
Maksudnya adalah menjalankan di setiap waktu dengan tanpa
disertai adanya t-J.e iJ":!.j 1 i-ilt (kesulitan yang lazimnya tidak mampu
ditanggung). Sehingga mengecualikan waktu-waktu dzarurat, seperti
waktu untuk makan, minum, tidur dan lainlain.
Referensi :
tlpt\ :>t3ii ; \* tj:\j ffi q i:,v Jsi \ {* ;a U gi 1r5! u rl; I
*(Ucapan
(ss
-. \Y,a\) \$i;.'r Gli #j fi :r
pensyarah : menjalankannya sebisa mungkin selama hidupnya)
artinya adalah dengan tanpa disertai adanya kesulitan yang lazimnya tidak
mampu ditanggung menurut dzahirnya. Sehiagga hal ini mengecualikan
waktu-waktu dzarurat, seperti waktu uatuk maka4 minut4 tidur dan lain-
lain" (A*Nafahat hal 55).
21An-Nafahat
hal 54
60
SYARti AI..WARAQAT, Pe nklason Don Tlnya Jowob Ushul Fiqh
Penielasan :
Menurut pensyarah, selaras dengan amr yang tidak menuntut .&ur
(segera dilakukannya perbuatan yang dituntut), maka amr juga tidak
menuntut tarakhi (ditundany.a perbuatan tersebut). Amr hanya
menunl'ukkan tuntutan dilakukannya sebuah perbuatan. Pendapat ini
diungkapkan Imam As-Syaf i dan Ashhabnya dan dipilih oleh al-
Amudi, al-Baidhawi dan Ibn Hajib serta dishahihkan dalam kitab
Jam'u al-Jawami'. Pendapat kedua menyatakan bahwa amr menuntut
Euz Diungkapkan oleh sebagian Ashhab as-Syaf i, dan al-Karkhi dari
kalangan Hanafiyah. Mengambil dalil Qg. ltL-A'rzf : 12 :
e;yi\1-,4::ii a;;Y
'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?".
Pertanyaaa :
Menurut pendapat bahwa amr tidak menetapkan Eur (disegerakan
di waktu awal), diperbolehkan melaksanakan perbuatan yang
diperintahkan di setiap waktu dari semua waktu yang ditentukan syara'.
Apakah wajib melakukan azm (niatfbertekad) untuk melaksanakannya,
2'zAn-Nafahat
hai 55
ot
SYARH AI.WARAqAT, Penieiason Dan fanyo )owob Ushul Fiqh
g-;
*.) ,- ,j,.jt-,) Perintah untuk mereai.isasikan sebuah
-- rii ei'-r-
, ftif ,U+U
r-r:i-,'r' perbuatan merupakan perintah atas
7.
-
.,'t'),.A,; jllt ii -'! oerbuatan
r.S
- 2)!
tersebut, sekaligus aras segala
fu yang menjadi p."ny.-pr rn ^ny".
Contoh perintah menjalankan shalat
iF (\il! y-31t f,@\ |i melakukan
adalah. s&aligus merupakan perintah
bersuci y^ng menjadi
,..o, , .-<1) .'\t,,, perantaranya, dikarenakan shalat tidak sah
c/-Jt C? oP' hukumnya tanpa bersuci.
Penielasan :
Hal-tral yang menjadi penyemourna sebuah kewajiban, baik berupa
sabab23 atau syaraP4 menurut pendapat aslarl dihukumi wajib dengan
" sabab adalah sesuatu yan8 keberadaannya menetapkan adanya sebuah perkara dan
ketiadaannya juge menetapkan tidak adanya perka.a tersebut.
SYARH A|-WARAQAT, Pe niellsln Dln Tanya llwab Ushul tiqh
dua syarat :
Pertanyaan :
Apakah wajib meninggalkan hal-hal yang mubah (boleh dilakukan)
apabila hal itu menjadi penyempurna meninggalkan perbuatan haram?
lrab-
lUajib. Contoh, air sedikit yang kemasukan najis26. Memakai
keseluruhan air tersebut dihukumi haram, karena meninggalkan
pemakaian air secara keseluruhan menjadi satu-satunya cara agar
terhindar dari memakai najis. Contoh lain, ketika seorang suami
menjumpai istrinya bercampur dengan wanita lain, hingga sulit
dibedakan karena kemiripannya. Maka suami haram menyetubuhi
keseluruhan wanita tersebut. Karena dengan cara inilah, suarni akan
terhindar dari menyetubuhi wanita lain yang diharamkan.
Referensi :
2a
Syarat adalah sesuatu yang ketiadaannya menetapkan tidak adanya sebuah perkara,
namun keberadaannya tidak menetapkan ada dan tidaknYa perkara tersebut.
"?6 Al-w"1i. hulEg-70
Mengikuti pendapat bahwa airtersebuttetap suci {Al-Wajiz hal 71)
SYARH AI-WARAqAT, Pe nleloson Dan Tanya )awob Ushul Fiqh
1zss.-. $\t
"Apabila perbuatan haram sulit ditinggalkan kecuali dengan
meninggalkan perkara lain dari hal-hal mubah (boleh dikerjakan). sepcrti air
sedikit yang kemasukan atr kencing, maka rrajib meninggalkan perkara lain
tersebut, karena meninggalkan sesuatu yang diharamkan yang hukumnya
wajib, tergantung dengan ditinggalkannya perkara tersebut. Atau bercampur
(menjadi sulit Cibedakan) antara istri yang dinikahi dari seorang suami
dengan wanita lain, Maka keduanya diharamkan bagi suami, artinya haram
bagi suami mendekati keduanya". (Syarah a|-Mahalli 1la./ant'i al-Jawami' iuz I
'.
.si f;.:j- 'u.t! (# ribl Pada saat perbuatan yang
'9 ,",i-i, .,i-1, diperintahkan sudah dilaksanakan, maka
',ri, 4 \.'t)\
r-rLJl 7,1)
ILi il .r,tl',', :ri1"7, orang vang diperintah dinvatakan lepas
!r-€-e Gl (!{nl
l-:s ,t)t dari tuntutan, serta perbuatan yang telah
,ti)! j-41 dilakukan dikategorikan ijza' (mencukupi).
Penielasan :
Dilaksanakannya perbuatan yang diperintahkan (l )-r-t) sesuai
dengan ketentuan syara' melepaskan seseorang dari tuntutan arnr.
Artinya, melakukan perbuatan tersebut menetapkan staus ijza'
(mencukupi). Pendapat ra.jih (unggul) ini berpilak dari pengertian ijza'
yang didefinisikan dengan t lul ,trij" *., {lisil (mencukupi dalam
melepaskan tuntutan). Karena seandainya amr masih tetap mengikat
perbuatan yang dikerjakan setelah perbuatan tersebut terlaksana, maka
hal tersebut sama halnya menuntut sesuatu yang sudah berhasil
ditunaikan.
Menurut sebagian pendapat, melakukan perbuatan tersebut tidak
menetapkan ijza'. Yersi ini berpijak pada pendapat bahwa ijza'adalah
e[:ill lG]"J (menggugurkan tuntutan qadla'). Karena bisa jadi perbuatan
yang telah dikerjakan masih belum melepaskan seseorang dari runtutan
qadla' atau masih butuh dikerjakan untuk kedua kalinya. Seperti shalat
dari seseorang yang menyangka suci, namun kemudian terbukti nyata
27.
telah berhadats
27
An-Nafahat hal 58
64
SYARH AI.WARAQAT, Penjeloson Don Tonyo lowah Ushul tiqh
Pertanyaan :
Apa makna pengertian bahwa ijza' adalah ,--JUl 11,"" ; i:.u5tt
(mencukupi dalam melepaskan tuntutan)?
Jawab :
Maknanya, khithab yang pada awalnya berhubungan dengan
perbuatan mukallaf dengan cara tertentu, apabila dikerjakan sesuai
dengan cara dan ketentuan tersebut, maka terputuslah ikatan khithab
tersebut dari dirinya.
Referensi :
'li xa,t
,-r"j:^, 2.i * *+, 5; +tv+t ,.it t-t:" e #\ ;u5'yrrr up. ;ir
;ori*ir ,,;i; .y'r^ \nj ..u!' 3fu .;. +i 4i alr . ,-ikir ;i r;g
.}.i.lr
r" j;\t\l$ u.Ar j:ti)
(zss
"A.l-Ijza' adalah mencukupinya melakukan perbuatan yang ditunrut
untuk melepaskan amr. Artinya, sesungguhnya khithab berhubungan dengan
perbuatan mukallaf dengan cara tertentu, sehingga apabila mukallaf
melakukannya sesuai dengan ketentuan tersebut, maka terputuslah ikatan
khithab tersebut dari dirinya. Ini adalah pendapat ulana Mutakallimin". (Al-
Bahr al-Muhith juz I hal 255)
u,- uhiili- ;11 ,j,l;'i.ejr) Otang yang masuk dan yang tidak
: =" masuk dalam amr dan nahi
,, Jti) Gj t* (ji!'j K"rr" ,"rk-i" -r"rk dalam khithab
(oijfl J\;i r.i'rt -rri Allah swt, sedangkan pembahasan
, mengenai orang-orang kafir akan diulas di
duJ!) JUil ') i#\ }W bawah nanti. o."og ymg lupa, anak kecil
,i,';.1'li ,;,i..ijt:.lt; dan orang gila, semuanya tidak masuk
"-' .- dalam khithab. Disebabkan tidak adanya
d* +:s;:, 'u+)r (yulr taklif pada diri mereka.
Penielasan :
Termasuk mereka yang terkena khithab adalah orang mukmin,
lakilaki dan perempuan. Yakni mereka yang sudah mencapai baligh
dan berakal. Dan ada tiga orang yang tidak terkena khithab;
1. .,etill 212., i3tLli, yakni orang yang tidak mengetal-rui. Di
SYARH AI,.WARAQAT, Pe nielasln Don Tonyo l0w0b Ushul Fiqh
Pertanvaan :
Apa perbedaan s+[Jl dan .,+'i-1]l?
Ja:s'abj
ef,ll adalah keadaan lupa yang kembali menjadi teringat ketika
diingatkan. Sedangkan c+ftr kebalikannya (tidak perlu diingatkan)'
Dalam kitab lain dijelaskan, '.i.lJt adrl"h lupa atas sebuah
pengetahuan, namun hanya sebentar dan akan teringat jika diingatkan.
Sedangkan ii;:Jl adalah hilangnya pengetahuan dalam waktu lama dan
untuk mengembalikannya butuh diulaugi dari awal.
Referensi :
(se.... r\^i *\4
) ej,lt It
isir-;1 6uI 6t duLl, ,r.at &Vj:
*lllama membedakan s-fl| dan cr+ l brhwa e:r"Lill ketika kamu
mengingatkannya, maka akan teringat dan ,:atJl sebaliknya" (An-Nafahat hal
5e).
66
SYARH AL-WARAQAT, Pe nieloson Don T\nyo lawob Ushul Fiqh
9u .t,- ----.'
rr-ir : harta benda vans dirusakannva.
Penielasan :
Hal-hal yang wajib dilakukan oleh *4[Jl (orang yang lupa) setelah
kembali sadar adalah mengganti kewajiban yang ditinggalkan seperti
shalat dan puasa, serta mengganti kerugian yang diperbuat pada orang
lain, seperti merusak harta orang lain. Sedangkan yang wajib dilakukan
anak kecil ketika baligh dan orang gila setelah akalnya kembali adalah
mengganti rugi kerusakan yang diperbuat semasa kecil dan gilanya,
namun tidak diperintahkan mengganti shalat yang ditinggalkan.
Pertanyaan :
(61...-:'v,Ei\);risl," S.+1
a;1r 6.-rrr .7u+ \ii ;>i-.il i,
'Apabila orang yang lupa tidak terkcna khithab, kenapa baginya wajib
mengqodlo' dan mengganti barang yang dirusakkannya?. Dijawab oleh ulama,
bahwa hal itu tidak menyaiahi kctentuan tercegahnya tuntutan saat luPa.
Karcna perintah tcrsebut akibat dari mendahuluinya sabab yang ditetapkan as-
Syari' (pembuat spriat) saat scseorang mengalami lupa. Yakni seperti
mentadikan merusak sebagai sabab mengganti rugi dan masuknya waktu
SYARH AI.WARAQAT, Pe njelason Don f0ny0 lowdb Ushul Fiqh
sebagai sabab dari kewajiban shalat. Ini adalah bagian dari khithab wadl'i
yarlg tidak terkhusus pada oraag-orang mukallafsaja". (An-Nafahat hal 51)
Pertatryaan :
Mengapa anak kecil dan orang gila tidak diperintahkan mengganti
shalat yang ditinggalkan setelah mereka menginjak usia baligh atau
kembali berakal?
Jawab:
Karena untuk meringankan mereka dan dikarenakan shalat adalah
murni hak Allah yang didasari atas prinsip tri.tiJ"ll (meringankan).
Referensi :
*: *rat i't a-y: i>, t>A\ Af -g f WWW L\2il :-4 C\ {
(61-.- c,viti) a"[:11 & ,j*
"sesunggthnya tidak wajib qadla'bagi keduanya (anak kecil dan orang
gila) untuk meringankan keduanya. Sekaligus keberadaan ibadah seperti shalat
termasuk hak-hak Allah swt yang murni. Dan hal semacam ini didasari atas
prinsip meringaakan" (An-Nafahat hal 51)
orang-orang
Filt .tet-khirhabi
eJ "r' -irdjri)
\.2 , i',jlE
,i\',k\ ?-\'L -' menjalankan masalah-masalah syariat
-. sekaligus hal yang menjadi pengantar
i>Ult -F; t)l [f '! u,j keabsiha.,nyr, yritl islam. Beidaiarkan
firman Allah swt Q!. Al-Mud atsir: 4243:
;p; 3 "!9k u d\;r 4-'3
- (Apakah yang memasukkan kamu ke
dalam Saqar (neraka)?" Mereka meniawab:
-.- "Kami dahulu tidak termasuk oranS-orang
"."'- .' *JIJ !(- ,!', yang mengerjakan shalal
( 15,At
'-
Penjelasan :
Pertanyaan :
Apa yang dimaksud s.variat dalam keterangan di atas?
Jawab :
Adalah ushuluddin dan furu' (cabang-cabang). Ushul berupa
tauhid dan hal-hal yang terkait, maka ulama sepakat orang-orang kafir
terkena khithab. Sedangkan furu' adalah hukurn-hukum takiifi, berupa
wajib, haram dan selain keduanya, serta hukum wadi'i.
Syariat yang dimaksud di atas adalah syariat nabi-nabi. Artinya
orang-orang kafir dari setiap rasul terkena khithab men.jalankan furu'
as-syari'ah (masalah-masalah syariat) nabi-nabinya.
Referensi :
-l,,uJ'i|!g i*e ,u t,!#r;, .="?rtrjpl' u'u Liii 3;i '+],jjt :i :t-,.
(62-.-. rva,):a:;Sgu;jerV-f :V4l-4:53, iic..lt Uj1j,u'i; iu ii
'Ketahuilah bahwa sesungg;uhnya beberapa syariat adalah ushuluddin
dan furu' (cabang+abang). [Jshul berupa rauhid dan hal-hal yang terkait,
maka ulama sepakat oran7-orang kafir terkena khithab. Sedangkan furu'
adalalt hukum-hukum taUi{i, berupa wajib, haram dan selain keduanya, scrta
hukun w. adl'i". (An-Nafahat hal 52)
'ri* ,a./'
LiA't)i,ve ,l; "S
*\ ,ti ii iu; ,u""lr 'eW &i ('e\A\ i';.)
$2- i;.;:J')
"(Ucapan pengaratg : beberapa syariat) maksudnya syariat nabinabi,
yaDg artirlya orang-orang kalir dari setiap rasul terkera khithab mcnjalankan
furu' a*syari'ah (masalah-masalah s,uariat) nabinabinya". (An-Nafahat hal 52)
Pertanvaan :
Bidang syariat apa sajakah yang keabsahannya ditentukan dengan
adanya niat?
Jarab-
Sebagian dari perintah-pcrintah (Lt-;r:LJI; seperti shalat dan yang
sejenis. Sebagian perintah yang lain seperti memerdekakan hamba
sahaya, .jihad dan yang sejenis, serta larangan-laranga n (.l*-.Jl) secara
mcnyeluruh tidak membutuhkan niat.
69
SYARH AI.WARAQAT, Pe njelosan DonTanyo )outob Ushul tiqh
Referensi :
( r Sa
r. j;'Ji ip. i 9u-r' .ia ; )'uiEj +Wt J,',,3 \' !;1 i ;\ii-'i ;'!( ;\r
"Ses ungguhnya pengarang m en ga takan'sebagian besar luru' as-syari'ah',
karena yang membutuhkan niat sescungguhnya adalah sebagian dari perintah-
pcrintah scperti shalat dan yang sejenis. Dan tidak termasuk sebagian perintah
yang lain seperti memerdekakan hamba sahay4 iihad dan yang sejcnis, serta
laranganJarangan secara menyeluruh" (Hasyiah al-Banani juz I hal 154)
Penjelasan :
I(hithab pada orang-orang kafir memiliki faedah, yakri
diberlakukannya siksaan bagi mereka atas meninggalkan kewajiban Can
melanggar larangan. Hal ini menepis pendapat muqabil al-ashah,
bahwa perbuatan yang keabsahannya tergantung dengan syarat Islam,
maka khithab pada orang kafir untuk menjalankannya tidak herfaedah'
Karena tidak mungkin dilakukan dalam keadaan kafir'
Seandainya ada yang mengatakan, seharusnya ada kewaiiban qadla'
bagi orang kafir setelah masuk Islam, karena saat kafir mereka terkena
khithab. iritanggapi bahwa ha1 itu memang benar, namun as-Syari'
(pembuat syariat) telah meringankan sekaligus membuat mereka
simpati pada Islam.
Pertanyaan :
Apa maksud siksaan bagi oiang-orang kafir?
SYARH A|..WARAQAT, Pe nieloson Dan Tonyo lowab Ushul Fiqh
Jawab :
Pertanvaan :
Kenapa orang-orang kafir disiksa, padahal tidak mungkin
melaksanakan hal-hal yang diperintatrkan saat khithab datang?
-lrysbi
Karena mereka mungkin dan mampu menghilangkan penghalang
berupa kekufuran, namun mereka teledor tidak menghilangkannya.
Bcfele4q-i
Iq raci'ur 9'! :,u+r
jr 1 r;'nr glil +fiI pie e rAt g c;)L v\)
(63-..- ,r;.tri\) '& ,y't"xt *!\l prc ,j G)-31; $v 'J4\ 4i en\
"sunggth orang-orang kafir disiksa di akhirat padahal tidak
mcmungkinkan melakukan Perbuatan yang diperintahkan saat ada tuntutan,
karena saat mereka memungkinkan untuk menghilangkan pencegah, berupa
kckafiran. mereka tclcdor dengan tidak menghilangkannya padahal mampu
dilakukan". (An-Na{ahat hal 63)
71
SYARH AL-WAMqAT, Pe nieldsan Dln Tonyl lawob Ushul tiqh
Penielasan :
Ketika seseorang memerintahkan orang lain supaya duduk, maka
ada dua kebalikan yang terkandung;
1. Kebalikan secara dzatiyah, yakni tidak duduk.
2. Kebalikan secara kelaziman yang disebut (dhiddu), seperti
berdiri atau tidur miring. Dengan batasan setiap makna yang
bertentangan dengan perbuatan yang diperintahkan.
Mengenai permasalahan ini, terdapat tiga pendapat;
1. Perintah melakukan sebuah perbuatan merupakan larangan
melakukan perbuatan yang bertentangan (dhiddu)'
2. Perintah melakukan sebuah perbuatan bukanlah larangan
melakukan perbuatan yang bertentangan (dAiddu). Dan hanya
menunjukkan secara kelaziman. Pendapat ini adalah yang
shahih versi al-Lnam dan pengikutnya, juga pendapat al-
Amudi.
3. Perintah meiakukan sebuah perbuatan sama sekali tidak
menunjukkan larangan melakukan perbuatan yang
bertentangan (dhiddu). Disampaikan oleh ibn al-Hajib.
Peranyaan :
Apa kandungan hukum dari perbuatan yang dilarang sebagai
kebalikan dari amr (perintah) wajib dan sunnah?
Iawab :
menyimpulkan larangan bersifat haram atas
Amr waiib
kebalikannya. Dan Amr sunnah menyimpulkan larangan bersifat
makruh dan tanzih atas kebalikannya.
72
SYARH AL:WARAQAT, Pe njeloson Don Icnyo )owab Ushul Fiqh
&efrrerrcr :
Pertanyaan :
Apa tsamratul khiiaf (ekses dari perbedaan ulama) dalam dua
kaidah, (1) Perintah (arnr) melakukan sebuah perbuatan merupakan
larangan (nahi) melakukan perbuatan yang bertentangan (dhiddu), dart
(2) Larangan (nahi) melakukan sebuah perbuatan merupakan perintah
(amr) melakukan perbuatar vang bertentangan (dhiddu)!.
Jas4bi
Tsamratul khilaf terlihat dalam masalah ketika seorang mukallaf
menyalahi perirtah atau larangan, apakah nantinya disiksa sebab
meninggalkan perintah saja dalam amr, dan sebab melakukan larangan
saja daiam nahi, atau sekaligus sebab melakultan kebalikan dari
keduanya?
Menurut pendapat pertama (mu'tamad), orung tersebut disiksa
akibat meiakukan larangan dan meninggalkan kebaiikannyz dalam
nahi, dan akibat meninggalkan perintah dan melakukan kebaiikannya
dalam amr. Sedangkan dua pendapat berikutnya menyatakan, dia tidak
disiksa kecuali akibat melakukan larangan saja dalam nahi, dan akibat
meninggalkan perintah saja dalam amr.
Referensi :
v
.t &hX\;
Y J-'e,'.- r*:,Y,pi ;'Ulr;
Y r.Jq
.,3 :ru j;lr iL:, ., +)t+i ;i1
-1, ,Ji"Ji
Y.-. _- .Y
ri' a:a ,,r4, 5.. +$41 U:-i* Je '3t
ikJ, ';i
,* ;i ,="'s'
J+ $ -iu-,-:;r1 J:\, J# U{f a!':u+ll;i ,,*1,+ i5 * 1;y.tr,4,
t-,. , t .'i,,... ,;..,, ,.- ,(,,
):i --i; ) .-r,j ri'q 1 "J.b 1-,! r'JJr :i';
- )r, Y'-9.'''2 . pi .
jEl' J l;i, f\
.
^l:.ar, -Je'Y Y-".+
( 6s 64- Ju-.;rit,-'ir.l"X: l?, Jpr F,Yl i.il J;iJ\ J;
"Tsamratul kltila{ (dampak perbedaan) pada masa}ah pertama cian kedua,
yakni perintah (amr) melakukan sebuah pcrbuatan mcrupa*an larangan
SYARH AL'WARAQAT, Pe nieloson Don Tanyo lawob Ushul Fiqh
Nlfl/(LARANGAN)
PEsi"lauai
Nahi adalah tuntutan yang harus dilakukan dan berbentuk ucapan
agar sebuah perbuatan ditinggalkan yang datang dari orang yang lebih
tinggi kepada orang sebawahnYa.
--P.rb.d""r,
ulama mengenai persyaratan 1& (lebih tingginya derajat
penuntut) dan "")-i{:,1 (bernada tinggi) dalam nahi sarna dengan bab
Nr-l:t yang membedakan dengan amr, nahi mudak menetapkan
"*r-
13"]1 (disegerakan) dan iilSl (dijauhi selamanva)2e.
Pertanvaafl :
--fti..rg"p" nahi ketika dimutlakkan menetapkan it3xt (dijauhi
selamanya)?
Iawab :
Karena daiam nahi mutlak terdapat kemutlakkan Larangan yang
memuat larangan melakukan satu Persatu dari perbuatan yang dilarang'
Atau karena mematuhj larangan tidak mungkin diwuiudkan tanpa
74
SYARH AL'WARAQAT, Pe njeloson Don Tanyo lowab Ushul Fiqh
menjauhi selamanya.
Referensi :
"S "*
-rG )\ 'j #-gFLiLr + #\ 9x!) ,i)-tll i,e ivl\ Lrl$\CY-)
tF lt u:,st't;ta tg j$ tirr qu; ,:"t, Ju;yt3 '4t l:'$i +G ,lu+:lt
+.j -,g u[-t ,.-#ta# 3i',u1t t;:a i;' lu: l:K i'Ir Ju."'iE Fbll\
,Ft' ;.]E "rr ;:lii';At 'j:;; 'i Cu, l;rK p',lt v.: :F 1 -er'-'\
"i^i$ (65--- r\;A)
"sesungguhnya nahi mcnetapkan dawam (diiauhi selamanya), karena
dalam nahi mutlak terdapat kcmutlakkan larangan yang metnuat larangan
melakukan satu Persatu dari perbuatan yang dilarang. Atau karena mematuhi
larangan tidak mungkin diwuiudkan tanpa menjauhi selamanya' Schingga
laraigan dan mematuhinya tergantutg dengan masa berlakunya nalti' Apabila
nahi berbentuk muttak (tidak dibaasi waktu) maka akan menetaPka!)
larangan yang bersi{at dawam (dijauhi selamanya) dan harus dipatuhi terus
*rrrrrr. Seperti lirman Allah swt QS. N-Isra':32: 'Dan ianganlah kamu
mendekati zina". Dan apabila nahi berbentuk khusus, maka akan menetapkan
larangan dan kepatuhan yang fuga bersifat khusus, tidak bersifat se/amanya-
Srpeii lirmrn Altah QS. Al-Maidah:95: 'Janganlah kamu membunuh
binatang buruan, ketika kamu sedang ihram". Di sini haramnya membunuh
hewan Luruan, dibatasi dalan keadaan ihram". (An-Na{ahat hal 55)
75
SYARH AL-WARAQAT, Pe nielsson Don Tlnys llwob Ushul Fiqh
Penjelasan :
Nahi mutlak menunjukkan {asad (rusaknya) perbuatan yang
dilarang. Kaidah ini berlaku dalam beberapa bidang fiqh.
1. Bidang Ibadah, apabila sasaran nahi diarahkan pada aspek sebagai
berikut;
a. liEll lr. yakni dzatiah (bentuk) atau faktor internal (&11 -rl).
SYARH AI.WARAQAT, Pe nylason Dan Tanyo )awab Ushul fiqh
30
lual beii mulamasah ialah ketika penjual mengatakan, ".iika menyentuh kain {tanpa
melihatnya dalamnya), maka harus rnembeli". Munabadzah. ketika penjual mengatakan,
"jika aku melemparmu baju ini, maka harus membeli".
t' Sh"lat yrng dilarang adalah shalat yang tidak memiliki waktu khusus atau tidak
dilatarbelakangi sabab yang mendahului {i'ii1,) seperti shalat yang diqadla', atau sabab
yang membarengi (L:rlL) seperti shalat janazah.
37
Yakni saat terbit matahari, istiwa' di selain hari Jum'at, setelah shalat ashar dan subuh,
dan saat kuningnya matahari menjelang tentgelam.
SYARH AL'WARAQAT, Pe nieloson Donlonyo lawob Ushultiqh
tt Ad" b"b"r"pu penafsiran boi' hoshdt, !) Penjual mengatakan, "aku jual pakaian yang
terkena lemparan kerikil dari beberapa pakaian Yang ada di sini". 2) salah satu dari dua
oranB yang bertransaksi meneatakan, "iika kamu melempar kerikil ini, maka baju ini diiual
dengan harga seribu". 3). Penjual mengatakan, "aku jual barang ini, dan kamu berhak
khivar sampai adanya lemparan batu". {Tuhfah al-Muhtaj vol lV hal'294)'
SYARH AI-WARAQAI, Pe nielosot DanTonyo lowab Ushul tiqh
Peranyaan :
Apa yang dimaksud dengan fasad (rusaknla) perbuatan yang
dilarang?
jaryah-!
Maksucinya, apabila perbuatan tersebut dilakukan, maka dianggap
tidak memenuhi kriteria syara'.
Refereosi :
Pertan)'aan :
Pertanvaan :
Alasan apa yang membedakan hukum shalat di waktu makruh dan
shalat di tempat makruh?
80
SYARH AI-WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo lowob Ushul Fiqh
]a.wab :
Perbedaannya adalah waktu makruh merupakan perkara yang tidak
terlepas, dimana ketika shalat rr,ulai dilaksanakan pada waktu tersebut,
maka waktu tidak mungkin dilepaskan dan diganti dengan sifat lain.
Sedangkan dalam tempat makruh memungkinkan dilepaskan dengan
cara merubahnya menjadi sifat lain, seperti merubah pemandian hangat
menjadi masjid dan lain sebagainya.
Referensi :
;el Jr- j:r1 ii ;'u.:r i;i 35"1r s ,;;'l;'1 ;6-rr .ik ,i; \') )\3)\ i;; 3A\i
".K:
o".*ix\.)Klt s,;ta1jr,I!r..;a+ {b ^<K$\&;;\ u"-}),3t 6u}t g
tu3;\'4i:-1 E \:,.:J {;rs'6}i ir* qe.tt ats-i gi^:; t'K+t 3+i'.;j
(67 ".,. .,Y,Ai),,,:r.Ei\ r\i+')
'?erbedaan antara waktu dan tempat (sekira hal pertama sasaran nahi
pada amr lazim, tidak pada hal kedua) adalah bahwa perbuatan saat
diwujudkan pada waktu tertentu, maka wakru tidak mungkin dilepaskan.
Berbeda dengaa perbuatan saat diwujudkan di tempat tertentu, fiaka
mungkin dilepaskan dengan cara merubahnya meniadi sifat lai4 seperti
merubah pemandian hangat menfadi masjid dan membeli bumi yang
dighashab". (An-Nafahat hal 67)
;lt L:.-l ;'i .'r;i t!;il Shighat amr (pada keadaan tertentu)
ditemukan, sedangkan maksud y^ng
;'ilj si (* ;t?\S
1L\iyrl dikehendaki adalah mubah, seperti contoh
- y^ng disebutkan di awal bab amr. Ada
\iAl ? (++iiJ!i) 6J-i: t:( pula maksud yang dikehendaki menakut-
nakuti, seperti contoh; " lakukanlah
ii\i'-f,\?G1;i|\';4v sp2putl yaig kalian kehendaki.!', atau
menyamakan dua keadaan, seperti contoh;
tll ? <G--Sayt\) \\,; \ "kalian bersabar atau tidak bersabai', dan
atau meniadikan, seperti contoh; 'kdilah
i31 k-ukny"nghii..l".
Penielasan :
8'1
SYARH AL.WARAQAT, Pe njelason Don Tonyo lowob Ushul tiqh
No Makna Contoh
ti-. _ul iutll e1;l I
5.
Li)l dl3.$
(mengijinkan) "Masuklah!" (saat ada orang mengetuk pintu).
;rl-ir.ll ar lrtS
6.
(r..boi.hk"n) "Makanlah dari makanan yang baik baik".
;t^'q:i;-l
Jlti::"ur illJl
7. "Berilah el<u aiy minum!". (saat orang haus meminta
(ingin dijalaokan)
minum pada orans lain).
iri!r ;.,,i.1
"u-"J
ri J:,!l
8.
(memulyakan) "Masuklah ke dalamnya Cengan sejahtera lagi aman"
,{Xl IJS!
S,6jJ ''..
9. "Maka makanlah yang hala1 iagi baik dari rezki yang telah
(memberi anugrah)
diberikan Allah kepadamu".
irixr '.Li t l J;.1
10.
(menakut-nakuti) "Pcrbuadah apa yans kamu kehendaki"
JEll Jl SJ*:; LF l;ifi
11.
llliur '-1i
"Katakanlah: "Bersenang-senaoglah kamu, karena
(memberi peringatan)
sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka".
13.
(meremehkan) "Lemparkaniah apa yang hendak kamu iemparkan."
l.,;ai)"Li trrg lirS
14. (merubah wuiud) "Tadilah kamu kera yanr hina"
15_
irt* .]r
(meniadikan) "Kun (jadilah)", maka iadilah ia
A'
SYARH AL.WARAQAT, Pe nielason Don Tanyo lowab Ushul Fiqh
-i- * t ,4r
1.6.
(melemahkan) "Buatlah satu surat (saia) yang semisal Al Qur'an itu".
17.
lirr
(mentamakan)
.Sle c! ul. !r.ilU.! lrrEL!
"Maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu".
LJ J9cl e+!l
18. (doa) 'Ya Allah ampunilah aku"
. r-:r uF:Ll.tr i$r ul ul
19. tngatlah wahai malam yang panjang, hendaklah menjadi
(berkhayal)
tctang -
rjjs lrs#rr tlJi I s=tli
20. "Mala mereka akan terta'wa sedikit dan menangis
(mengabari)
banyak".
AEijJ l,r. diilt ii lrl(
z1 "Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami
(memberi nikmat)
berikan kepadamu".
::4-dr ,J.bliEfu(J;iu
22. (m "Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan".
enycrahkan)
Ml .i! G.j; i i:< Jti{
23. "Lihadah bagaimana mereka membuat perumpamaan-
(terherao-herao) perumDamaan terhadapmu"
Pertanyaan :
Apa perbedaan ;
1. Antara LriJt, {-311t, d21rl-i:-jJlJ
2. Antara
'it1.9i,
LUiUl, danil;ill?
3. Antara 1r-!jll dan ll:i!ll?
{- A.11x12 ]Jlill danlBUlr
5. Antara 'liiJl dafl Lcrstll?
Jaisabj
1. .rllr untuk tujuan pahala akhirat, ..+rEll bertujuan membersihkan
3o
Maiam yang pan;anE diposisikan sebagai sesuatu yang mustahil hilang berganti siang'
83
SYARH A!-WARAQAT, Pe njeloson Dan Tonyo )owob Ushul fiqh
;yi'ir :-+iJ .-,b,1 ,;r.j, .-,r!!J -r3r ji .it .--..1' ,,,, j (+)ulr ijj)
t)- &''a r
"^
* i,_*s! 4*Xt 4ut'" 54 fi $ "+ t-j ,lLi;), rK; ;.riuu \a.i. L-
._t
i;'r' ;;+,
€4A,
-&
d p, tA *i ( Lxl iF j'i'i, + ;; i #, .-.
(287..--
fucapan pengarang ' '.,l)lJl,\ ) istilah ini maknanya dekat dengan +t$1.
Hanya saja U!)l unlul< tuf uan pahala akhirat, ',+:lJJl bcrtujuan membersihkan
afhhk adar kebiasaan. Dan juga fr'..$\ maknanya dekat
ln,,le:perbaiki
dengan t+)UJl. Hanya saja tujuannya adalah kemashlahatan dunia. Sedangkan
\#l adalah menakut-nakuti dan'--tl$l dekat maktanya, yakni menyampaikan
sesuatu dibarengi dengan menakut-nakuti".
lr 3l'i ii, o\t, '? a;u)t 5f +C)t ei:.: *; 3$ti-Jr: oi dl-,j\:;.)t J,rEr
(e3
'Kedelapaa: ,iL,1.\l....perbedaan ap7212 11,fii"\l dan Lqll adalah 'l.-L:)l
berbentuk murni izin, dan L"ii,t)l (selain izin) harus disertai penycbutan
kebutuhan makhluk atau ketidakmampuan atas hal tersebut".
SYARH AL-WARAQAT, Penjellton Donfanya Jct/tb UshulFiqh
I-ATADZ'AM
Lafadz 'am yaitu lafadz yang
mencakup dua perkara atau lebih tanpa
f:tt A ,-; k j4 (\"t\;1 batas. Diambil dari ucapan seseoran&
"aku mengumumkan Zaid dan. Umar
3 t\t \ \:-s-j L: u--*-L dengan pemberian" dan ucapan "aku
a...,r. ,. _ mengumumkan
"- c---i
s\ ( r'E-iJL ."tr| LF
semua manusia dengan
pemberian", yang artinya aku membagikan
e . .c secara merata pemberian pada mereka.
Jr; pul t# !,{iLj Dalam lafadz 'am terdapat pemerataan.
85
SYARH AI"-WARAQAT, Pe niellsan Dln Tonyl Jowlb Ushul Fiqh
Penjelasan :
Lafadz 'am yaitr laladz yang mencakup dua perkara atau lebih
tanpa batas. Contoh;
&t-lj, irli\:
*Maka
bunuhlah orang-orang musyrik"
Perintah membunuh berlaku pada setiap orang yang memiliki
kriteria musyrik.
Uraian definisi :
l- Lafadz: mengecualikan makn4 karena 2rz termasuk sifat dari
lafadz.
2. Mencakup dua perkara atau lebih: mencakup satu persatu dari
perkara yang pantas masuk di dalamnya dalam satu tahapan (a;i).
Mengecualikan;
a. Lafadz muthlak. Lafadz ini tidak menunjukkan lljl Gatu
persatunya) dari perkara yang pantas masuk di dalamnya.
b- Nakirah dalam rangkaian kalimat itsbat (positif), baik mufrad,
tastniah atau jamak. Seperti lafadz ',"-I':..: +li: 'qJ-. -r'
c. Isim 'adad sePerti lafadz i;rl:'i.
Catatan; sub b dan c mencakup perkara yang pantas masuk di
dalamnya dengan cara mengganti (l.i+), tidak secara umum dan
menghabiskan keseluruhannya (l!l-!+")).
Contoh;
- $J irSl (mulyakanlah seorang lakilakil)
- ef;" ;j*t S1;;' (berseCekahiah sepuluh dirhaml)
Lafadz )>-.s tidak mencakup setiap laki-laki, dan orang yang
diperintah lepas dari tuntutan dengan nemuliyakan satu laki
laki tanpa ditentukan. Dan lafadz !F tidak mencakup setiap
'sepuluh', dan orang yang diperintah cukup bersedekatr
sepuluh dirham satu kali tanpa ditentukan.
3. Tanpa batas: mengecualikan isim'adad dipandang dari sisi :lJ!l
(satu persatunya). Dimana secata 7a{adz isim 'adad menghabiskan
afrad-nya, namun hanYa terbatas.
Contoh, lafadz l-;fr, menghabiskan afrad tidak lebih dari jumlah
yang terbilang.
SYARH AI-WARAqAT, Pe njeloson Don \onyo Jawob Ushul Fiqh
87
SYARH AI-WAMqAT, P€ njeloson Don Tcnyo lowob Ushul tiqh
Penielasan :
Pembagian keseluruhan shighat 'am (umum) adalah sebagai
berikut;
I. Umum berdasarkan ketetapan (wadla') lughar Terbagi 2;
A. Ketetapan lughat murni ttnpa qarinah. Ada 5 macam;
1. Seimbang digunakan pada yang berakal dan tidak berakal.
I-afadznya adalah sebagai berikut;
a. lJ(, termasuk shighat paling kuat. Contoh:
-:,i\4\',"45
"Tiaptiap yang berjiwa akat merasakan meti"
a;L,t-irl3i
'Mulyakan orang laki-laki yang mendatangimu"
riri-U :.-:, q:ct .r:riy
'Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di
antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya".
dll iilr+r uj'.:;q;jr;
'Dan orang^orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar-benar akan Kami tunf*kan Kepada mereka
jalan-ialan Kami".
d- .Jl, contoh:
.,t;L.a-.j' :3i
\1
'Mulyakan seorang perempuan yang mendatangimu"
e. g+, Contoh :
t.iJr
!+ !L>
rJ tr .
ol
SYARH AI.WARAqAT, Penjeloson Don fonya )owob Ushul Fiqh
3l-
'1,'.1
L"
LFi
'Tidak ada seorang 'jtx' " di dalam rumah"
lakilakipun
Hal-hal yang semakna dengzn nafi hukumnya disamakan.
Seperti alr, contoh:
, -i. .--.,
lr>t J.F )
"Janganlah kamu memukul seseorang"
Urf dalam hal ini memindah lafadz dalam contoh di atas menuju
makna segala macam perbuatan menyakiti yang lebih tinggi
dibanding perkataan "ah", seperti memukul dan lain-Iain.
s2
SYARH AI-WARAQAT, Pe njelason Don Tonyo lawob Ushul tiqh
*?otonglah
fluJ'"^.' iil
"1t:,.;27t t "t
mcncuri"
cr.!r r-i
I
Pertanvaan :
Bagaimana klasifikasi dari lafadz umum?
]awahj
Ada 2 pembagian.
1- Umum bentuk lafadz dan maknanya, yakni yang lafadznya
berbentuk jarnak dan maknanya istighraq (menghabiskan
afradnya), baik ada bentuk mufradnya, contotr iJ6-ll atau tidak
ada bentuk mufradnya, 66n16[ i.J!,-L!i.
2. Umum maknanya saja, yakni yang lafadznya berbentuk mufrad
dan maknanya i*ighraq. Terbagi dua macam;
a. La{adz yatrg mencakup kumpulan, tidak setiap
individunya. Dan hukum ditetapkan pada individu karena
masuk dalam kumpulan tersebut. Contoh lafadz li-.,11
(sekumpulan), 'r'tdt (kaun), i;.ll (bangsa jin), cr,")t (bangsa
manusia), dan !;t (selurultnya).
b. Lafadz yang mencakup tiap individu secara menyeluruh,
dan hukum mengikat setiap satu persatu baik saat kumpul
atau sendiri-sendiri. Contoh;
94
sYA R H AL-WARAQAI Pe njelosln Dln fonyo lowob Ushul Fiqh
Penielasan :
Umum (2rz) adalah sifat dari perkataan. Perbuatan yang
ditetapkan (r-,l{'ll i-!.ii) tidak bisa disif-ati dengan umum, seperti contoh
shalat jamak di atas. Berbeda halnya jika perbuatan tersebut dinafikan
(;u1 ill,l), maka memiliki sifat umum, karena disetarakan dengan isim
nakirah.
Ketetapan hukrm (qadlaya) seperti penetaPat hak syufah36 bagi
tetangga dan kafarat bagi orang yang tidak puasa juga tidak bisa disifati
umum37.
Pertanyaan :
Mengapa perbuatan dan ketetapan hukum tidak bisa bersifat
umum?
Ia.wabj
Karena perbuatan tersebut terjadi pada satu sifat dan keadaan.
Apabila sifat diketahui, maka hukum ditentukan dengan sifat tersebut.
Namun jika tidak diketahui, maka akan menjadi dalil mujmal. Dan
ketetapan hukum dalam beberdpa 'ain (benda), iuga tidak bisa disifati
umum karena ada kernungkinan ketetapan tersebut didasarkan sifat
khusus yang ada dalam sebuah kasus. Contoh Nabi saw menetapkan
. hak syufah pada tetangga, maksudnya adalah yang memiliki sifat
bersekutu dalam kepemilikan, bukan tetangga secara umum.
Referensi :
z;-at.:tu
i \\:"A\ o)-Sj S,! r1 .jl|'l a
-y)
q, -;,,' jF i,r!
ltf i
-ALy
"Cr',Lt
{l. .l' 1r.- att ::, s-:t Jl Ji" .4i-ki .jJ, si: )A i iE!'
*+ ,* C"t or^,
"+t
:*y3 ,r.\li {ji Lj ;;u<it ru;-l}l } @: |r;ts- v^:ty
-t"r-l
(7 5.... :,VAi \e.;;.-+ 1"s- rV'*Ay li';S ;'l- * ii ;', 1
Penjelasan :
Lafadz khash yait'i. lafadz yang tidak mencakup dua perkara atau
lebih tanpa batas, seperti contoh di atas.
Tahshish adalah membedakan sebagian jumlah, atau mengeluarkan
(mengecualikan) sebagian jumlah yang tercakup oleh sebuah khithab.
SYARH AI.WARAQAT, Pe njelosan Don Tonyo lowob UshulFiqh
Pertanyaan :
Apa perbedaan istilah' khash' dan' khushui?
Iawab :
Pertanyaan :
Apa perbedaan' takhsish' dan' naskh'?
Jawab :
Naskh diberlakukan untuk mengeluarkan sebagian a{rad (perkara-
perkara yang terkandung) setelah mengamalkan tuntutan dari dalil
umum. Terkadang diberlakukan mengeluarkan keseluruhan. Di sisi lain
takhsish hanya berlaku untuk mengeluarkan sebagian afrad serta tidak
SYARH AI-WARAQAT, Pe njelason Don Tonyo )owab Ushul Fiqh
Penielasan :
Mukhashish Qtentahshish) terbagi dua, muttashil dan munfashil
Mukhashish muxashil adalah yang tidak mampu berdiri sendiri
dalam menghasilkan makna, dan tergantung dengan lafadz umum
sebelumnya, sehingga harus dibarengkan a1ar berfaedah. Meliputi
38.
empat macam; istitsna', syarath, shifat dan ghayah
Pertanyaan :
Apakah mukhassish tertentu berbentuk lafadz saja?
Iaxcabi
Tidak, maksud dari mukhashish (pentahshish) adalah sesuatu yang
menunjukkan dan berfaedah tahshish, baik berupa lafadz, atau selain
98
SYARH AI'WARAQAT, Pe njelason Dan Tanyo lowob Ushul fiqh
99
SYARH AI-WARAQAT, Pe njelosan Don Tonyo )owob Ushul Fiqh
Penjelasan :
Pertanyaan :
Apakah istitsna' dari selain jenis mustatsna minhu (istitsna'
munqathi) termasuk istitsna' secara hakikatnya dan termasuk bagian
dari mukhasshishl
JaEab-i
Istixna' munqathi'tidak disebut istitsna' secara hakikat, namun
disebut rsrrrsza' secara majaz, serta bukan termasuk bagian dari
mukhasshish.
Referensi :
\3V'\\.iA\iG'dF 4i,ji13r ;? *,Jr,iiJr iv ir,'ua*;i; riiLi
€Y 'G- r-iil\,:- F,i i jull 'a\.1t;173 4, ;'\+-r \ r\-G;i ';i \ t"t
100
SYARH AL-WARAQAT, Penjelosan Don Tanyo Jowab UshulFiqh
Penjelasan :
f.6-l u
Gri -;+ Jl;'- Ol
lika Bani Tamim datang kepadamu, maka mulyakanlah!"
oo
Al-w"1i, h"l 188-rB9
101
SYARH AL-WARAQAT, Pe njeldsln Don Tlnya )lwab Ushul fiqh
Pertanyaan :
Mengapa pengarang menyebutkan kaidah " syarat yang menjadi
pentakhsish boleh didahulukan dari mashruth", padahal hukum asal
dari syarat memang harus didahulukan?
Jas,ab :
Karena untuk menolak anggapan bahwa syarat yang menjadi
mukhasshish wajib diakhirkan, sebab kaidah dalam takhsish, perkara
yang mentakhsish (mukhasshish) semestinya terietak lebih akhir dari
perkara yang ditakhsish (mukhasshash).
Referensi :
*1- 66"1N;+r t;a\ 4 t3;tt 'Jt L-Ja\ r*n )V4+:jjr L
E:\\ 3i E
;1 .rrjl; 5; d#,),ae; iA,# .,"2 1 l)!\ J ;)f ii 51r jrl;
Y -;a i1 ,";;;tt ii.i i);H r\
;ist:-- p-zt\\_ ,.p
\:
i; i6 \:.;; LK Ui -E;ilr
*'^::i J..\\ +)+ Ja ,,p;v ii\,: 1t'^'^:'L :";:1t * ^.2 ri 7;u'.t
( 82...- ,tv,li) rzA l) i_:Vi irra\ jil ;\
'Apa faidah mengingatkan bahwa boleh mendahulukan syarath dari
masyruthny4 padahal hukum asal syarath adalah didahulukan? seharusnya
tidak mungkin ada salah arggapan. Kesimpulan tanggapan, bahwa
pembahasan pengarang adalah mcagenai syarath yang menjadi mukltasshish-
Maka dalam hal ini mungkin ada salah anggapan bahwa syarath tidak bolch
diciahulukan. Karena syaratA di saat menjadi mukhassh*h, seharusnya ada di
akhir, meaimbang kaidah perkara yarg mentakhsish (mukhxshish)
semestinya terletak lebih akhir dari perkara yang ditakhsish (mukhasshaslt-
dengan {athah shad-nya). Maka terkadang ada anS1gapan baltwa di saat syarath
dijadikan mukhasshish, tentunt? s),arath wajib diakhirkan menyalahi hukum
asalnya. Sehingga pengaraag mengiagatkan bahwa dalam hal ini syaratA boleh
juga didahulukan (dari maqruthnJy' meskipun menfadi mukhashsish".
Penielasan :
Lafadz mutlak secara bahasa memiliki arti lafadz yang tidak
disertat qayytd (pembatasan) dan syarat. Secara istilah adalah lafadz
yang menunjukkan mahiyah (hakikat sebuah perkara) tanpa batasan,
satu atau banyak.
Ketika ada dua lafadz, salah satunya mutlak dan yang lain
muqayyad (dibatasi), maka mengenai diarahkan tidaknya, terdapat
beberapa perincian;
1. Hukum keduanya berbeda. Dalam ha1 ini apabila sabab
hukumnya berbed4 maka ulama sepakat lafadz mutlak ddak
diarahkan pada muqayyad. Contoh;
"?akaikantai baju lenis Hatwiy' (:-n L.j i-rsl
"Berilah makan makanan' U\,;,L'?rLfJ
tU5
SYARH AL-WARAQAT, Pe njelason Dln lonyl lowlb Ushul tiqh
PertanJ&En :
ar
At Tamhid vol I hal418-422 dan An-Nafahat hal 83
104
SYARH AI.WARAQAT, Penjelosdn DInT0ny0 J0w0b Ushultiqh
) : \ o1:j ii .- ; *\ iika
""\; \,,j'1l ,
kamu sakit...s/d...kemudian kamu
tidak mendapat air, maka bertayamumlah
\',11# hr*u'ts - Meskipun kemudian As-sunnah
:: 3U aili c,i-,-. ,,,\i juga menjelaskan tentan8 tayammum
UL1
-"
--- ,. ,r setelah ayat tersebut turun.
--ti,
. Ili ,ri (4) Mentakhsish as-Sunnah dengan as-
t-.t\\
(3-! -ttr, ,, r;-..
$rr
Sunnah, seperti takhsish dalam hadits
e1e1i ) shahih Bukhari-Muslim: 'Dalam tanaman
a'?Qs.
Al-Baqarah : 221
" qs. Ai-M"id"h os
'
"a es. An,Nisa : 11
"5 es. An-Nisa':43
105
SYARH AL-WARAQAT, Pe njelason Don fonyo lowob Ushul Fiqh
,.;;:,j1 c.; ;.-),! yang diairi dengan air hujan ada kewajiban
. zekat sepersepuluh'i Ditakhsish dengan
4+)1.r:J\;r..Jr c-,,- u+
\- .o .-
'a-'\t,\.'r
hadits shahih Bukhari_Muslim: "Tidak ada
kewajiban zakat dalam hasil panen yang
kurang lima wasaq".
(5) Menrakhsish ucapan dengan qiyas,
\'
, l.-'.,
i.1- i,-. i., 1.. t,tu maksud ucapan di sini adalah firman
Y--rJl v"')
, 1.3 . , l\ri 4!l , I .l .;.b.:l!
t : Allah swt dan sabda Rasulullah saw. Hal
-
. -t
U41 i) (-&: 4; all
i,.. \..-. ,. "p ini
i,'.,-
dikarenakan qiyas seial:u disandarkan
pada dalil nash, baik berupa Al-Kitab
ul\,j rXl', L.,u) ,'* '.aJ cJ! ri:,-.:_ '
,,.;,,'tit<-r'.i
J;t)t lj6.-i fl .i1 nrsh inilah pentakhsish-nya.
Penielasan :
106
SYARH AI-WARAQAT, Pe nieloson DonTlnyo J\wob Ushulfiqh
^zr'r1 t1
t;:t
i"; u 'l: :;+
'ri ) Li'i
"irr
rjj,a-t ;uli jj;-
'Altah menciptakan air .suci mcnsucikan, tidak b*a dinajiskan
sesuatu kecua air yang berubah rasa atau wana atau baunya"
ot
n!wu;i, hrt t9+-1ss
107
SYARH A|.WAMQAT, Pe njeloson Don Tlnyo llwab Ushul fiqh
108
SYARH AI-WARAQAT, Penjelosan Don Tonyo lawob Ushul tiqh
Pertanyaan :
Ada berapakah pembagian mujmal
IalraL:
Ada tiga macam.
l. Lafadz yang secara lughat tidak dipahami rnaknanya.
o'
Alw rli.. h"l 220-222
109
SYARH AL-WARAQAT, Pe njelason DanTonya lawb UshulFiqh
Pertanyaan :
Apa perbedaan mujmal dan musytaraQ
Jawab :
Mujmal memunculkan dua kernungkinan makna yang sama dari
sisi pemahaman, baik wadla -nya hakikat keduanya, atau hanya salah
satunya. Musltarak dua kemungkinan makna dipandang dari sisi
wadla' (pembuatannya). Jika tidak sama dari sisi pemahaman, maka
tidak disebut mu;mal.
110
SYARH AL-WAMQAI, Pe nieloson Don fonyo )owab Ushu! Fiqh
Referensi :
*lU f:-1,* qVV;:, q.J'.+\ :>r:,;i t:-.:- ):.1)t'oi g;Ati J;ji ;" jlt
* uit iu=:ir; a:-* rit c- 1 jV r++i J ri aL;Lt ;i J' vl tfu 'er |51
e*Jr i!l.j\j s:uli: *jr jt#lg 6jv1r.3 3jl:tl .)p #ril ii {jij!
(46 ..,. J.)\A\'+\ s*a\ |t\) t'4'arLi X
"Perbcdaan antara mujmal dan musytarak, bahwa muimal memunculkan
dua kemungkinan makna yang sama dari sisi pemahama!, ..baik wadla'-nya
hakikat keiuanya, atau saiah iatunya maiaz ying lain hakikat Mujmal stsi
'k"-rnjkirrn ,dirh
pandansnva pem"hr*an. Dan bahwa musytarak terkadang (dua
,rrkna) ,r-, dipandang dari sisi wadla],namun tidak sama
dari siii pemahaman, maka menjadi tidak disebut muimal".
Penielasan :
Pengertian nash secara lughat adalah jelas dan tinggi' Secara istilah
ada beberapa versi, di antaranya;
i.
Nash adalah lafadz yang tidak memiliki kemungkinan makna,
kecuali satu makna saja.
2. Nash adalah la{adz yang penjelasan dan pemahaman maknanya
sesuai turunnya lafadz tersebut, tanpa membutuhkan hal lain'
3. Nash adalah lafadz yang kejelasan maksudnya melebihi yang
dihasilkan dari dalil dhahir.
111
SYARH AI-WARAqAT, Pe njellsan Dan Tonyo lowlb Ushul Fiqh
Pertanyaan :
Apa perbedaan nash dan dhahil
Iawab :
Imam ar-Rauyani membedakan antara nash dan dhahir dari dua
sisi. Pertama, nash adalah yang lafazdnya menjadi dalil, dan dhahir
adalah lafrdz dimana makna yang dikehendaki mudah ditangkap oleh
pemahaman pendengar. Kedua nash tidak dihadapkan pada
kemungkinan makna lain, dan dhahir adalah yang dihadapkan pada
kemungkinan makna lain.
Refetensi :
Us U;s is u ;st\'S uilti AW ir^ti,lat 6*,iis\ d A\ i )1r'1\
O- i\ij
;€1 y',,rE:ti ju+, +t'*. {) 5 u, 3 r ;Etr-, ^44;,i jy ;',t';
.-..J.\9='.-.1-"*. u ywr3 :;
(zt s ..-- tj\t +\ v*a\ ;1\) iu;;-r +t
"Imam ar-Rauyani berkata dalam kitab al-Bahr dalam membedakan
antara nash dan dhahir dari dua s*i. Pertama, nash adalah yang lafazdnya
menjadi dalil, dan dhahir adalah lafadz dimaaa makna yang dikehendaki
mudah ditangkap oleh pemahaman pendengar. Kedua, nash yang tidak
dihadapkan pada kemungkinan makna lain, dan dhabir adalah yang
dihadapkan pada kemungkinan makna lain".
112
SYARH AI.'WARAQAT, Pe njelason Don Tonyo lowob Ushul fiqh
= us ,ti
L>'-'t"r''
(,l.ir\- l'.arE Termasuk contohnya firman Allah swt:
jL tiri:1;;|:jlu
;Ct| Jr; i, +: i::t 'Dan lzngit itu Rami bangun dengan
,, .,. -!|J
,i .- ,-,._ kekuasaan (Kaml'<a
(.U)! -! rt -ElE l.arsiJ
D
Laladz +r secara Chahir adalah jamak
t\ i ,. i\.. :,,. i,-t dari kata * (tangan). Namun hal ini
Jl r,-.ar ultri ,-u1 .i' d JV muhal bagi Aliah iwt. Sehinggn lafadz ,5f
r,.,i ,:-i, L.,ir, -jri, -.- diarahkan pada arti t? (kekuatan) dengan
ti t)- \2-'
''r ., mengguna,I(an Oalli DeruPa kePastlan al(al.
Penielasan-;
Pengertian dhahir secan iughat adalah .je.las. Dan secara istilah
acialah lafadz yang memiliki dua kemungkinan makna, dimana salah
satun.va lebih jelas menurut akal daripada yang iain. Atau dikatakan
dalam kitab lair,, lzfadz yang menunjukkan pada makna aslinya
(wadla) secara dhanni (dugaan), serta ada kemungkinan makna lairr.
Iiaktor yang menjadikan makna lebih.jelas secara akal adalab wadla'
(peletakan lafadz atas makna tertentu), seperti contoh li,l"i lri l"ilJ di
atas. Atau faktor dominannya penggunaarr arf, contoh lafadz L-ull yang
menunl'ukkan makna perkara (kotoran) yang keiuar dari manusia.
Makna ini lebth rajih (unggui) secara urf dariprda makna tempat yang
cekung di atas muka bumi (makna marjuh).
Ta'wil sectra. bahasa artinya kembali. Dan secara istilah adalah
mengarahkan lafadz, dhahir pada kemungkinan mahna yang marjuh
(diungguli). Contoh seperti di atas.
Ta'wil berdasarkan sah - fasid-nya terbagi tiga macam;
L. Ta'wil Shahih, yakn.i ta'rvil yang dilakukan berdasarkan dalil.
ae
es. Adz-Dzariyat : 47
I rc
SYARH AI-WARAQAT, Pe nieloson Don Tonyo lawob Ushul tiqh
Pertanvaan :
Apa yang dimaksud dengan dalil yang digunakan dalam ta'wil
Iasabj
Adalah dalil yang benar-benar disebut dalil, bukan hanya dalam
persangkaan pentakwil, sehingga menjadikan ta'wil fasid, atau bahkan
tidak bisa disebut dalil sama sekali, sehingga menjadikan perkataan
^iJ\2'\-
a-
( .:u; 'U;)
^I i;-:'1i.tt ''
Perbuatan dari pemilik (penyampai)
syariaq yakni Nabi Muhammad saw tidak
6rr+'il '.l-1,t;:z *t V iepas adakalanya dilakukan sebagai
"-.ri, a- '1. ..'-.
\a\
fi
)?.) .F dJ=-: ,.)' pendekatan diri dan ketaatan, atau tanpa
(i]/;. i:ianat: ada unsur selrracam ini.
ot
An-N"f"h"t hul gl dan Al wajiz hal 231-232
114
SYARH AI.WARAqAT, Pe nielason DlnTonyo )owsb Ushul tiqh
'115
SYARH At-wARAqAT, Pe njeldson Dln Tonya lawlh Ushul Fiqh
116
SYARH AL,WARAQAI, Pe nielosan Dan T0ny0 tawoh Ushul tiqh
Pertanvaan :
Apa perbedaan qurbah (pendekatan diri), tha'ah (taat) dan ibadah?
Iawab :
M€nurut sebagian ulama, tha'ah adalah mentaati perintah dan
larangan. Qtbah adalah sesuatu yang digunakan mendekatkan diri
dengan syarat mengetahui dzat yang hendak didekati. Dan ibadah
adalah sesuatu yang digunakan untuk menyembah dengan syarat niat
dan mengetahui dzat yang disembah.
Referensi :
e..;ftnu 4ati jttg }\t Jri;"J i;rgr 3) ,iC{, f.})t ;C L\h\ "4]-4 jC
(91-. Ly.fr.i),i;xt *r4: +?t Ila *',',1i y i:,y,4\j 41,;12.X\ !i,.; L.h
'Sebagian ulama mengatakan, tha'ah berbeda dengan qurbah dan ibadah.
Karena tha'ah adalah mentaati perintah dan larangan. Qurbah adalah sesuatu
yang digunakan mendekatkat diri dengan syarat mengetahui dzat yang
ltendak didckati. Dan ibadah adalah sesuatu yang digunakan uotuk
metlycmbah dengat syarat niat dan mengetahui dzat yang disembah".
to
Al-wa1i, hrl :74-276
117
SYARH AL.WARAqAT, Pe njelason Donfonyo Jawab UshulFiqh
Penielasan :
Iqrar secara bahasa adalah mengakui. Secara istilah iqrar atz-it taqtir
adalah Nabi saw diam (tidak mengingkari) atas sebuah perkitaan atau
118
SYARH AL-WARAQAT, Penjelosin Dln Tonya lowab UshulFiqh
Pertanvaan :
Apa syarat iqrar atau taqrirbisa menjadi huljah?
Jawab :
Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut;
1. Nabi sawmengetahui. Jika Nabi saw tidak mengetahuinya,
maka tidak dapat menjadi hujjah.
2. Kondisi Nabi saw mampu mengingkarinya.
3. Orang yang diakui ucapan atau perbuatannya termasuk mereka
yang runduk dan taat syariat. Jika orang tersebut kafir atau
munafiq maka iqrar tidak menunjukkan bolehnya perbuatan
yang dilakukan.
Referensi :
ui.r\ . L.l :r4t *."i{ c jF . {: jf uri *:.{a# ,;tt 3F;au
:3A\ 35 ,t)a\ \i\\...:,j;j.---iii ,r Ju ir rtr-i)jl & [)\5 6;=: oi i\i-Jl
r, i'; "; i ', -it, ,:, A) ! isi( iajiu \1J-: r:-t: z 'jLi '3r-ii u."]r p
, .
Pertanyaan :
119
SYARH AI'WARAQAT, Pe nielosan Don Tanya lowab Ushul Fiqh
51.
sampai tidaknya kabar pada nabi
Referensi :
s fi;u, y.- :l'gdut '4;K s-u 4-'& ler'.,x 3 S4vts u: /r-:
'+\ y>,1\ ?.!,),\ id:J\ ^.ic (J,J\ tli liu+f iu+i il; c-, i):t +1"+i;
(273...- el-.Jt
*Mengrcualikan (dai perbuatan dimasa Nabi yang dikeahui) perbuatan
yang dilaiukan di masa Nabi saw yang berupa hal-hal yang umumnya tidak
'terllhat,
seperti ucapa shahabat "kami bersetubuh dan mengalami kendur"'
Serta perbuatan yang dilakukan di masa Nabi saw dan tidak diketahui
tersebarnya kabar hingga sampai pada Nabi saw".
NASAKH-MANSUKH
t' contoh berzakat dengan susu yang dikentalkan shahabat berkata, "Kami mengeluarkan
fitrah di jaman Nabi saw satu sha' berbentuk susu kental" Daf tidak diketahui apakah
zakat yang dilakLlkan shahabat ini kabarnya sampai pada Nabi saw atau ridak-Al-Bahr al-
Muhith vol Ill hal 273
120
sYARH AL-WARAQAI, Penkloson Don T0ny0lawob UshulFiqh
121
SYARH AI-WARAQAT, Pe njellsln Don Tonyl lawob Ushul fiqh
Penielasan :
122
SYARH AL-WARAQAT, Pe nielasan Dln Tonyl lowab Ushul Fiqh
Pertanyaan :
Bagaimana kita mengetahui penasakh turun lebih akhir?
Iawab :
Dengan beberapa cara;
1. Dengan ijma'
2. Penjelasan Nabi saw. Contoh Nabi saw mengatakan, "dalil ini
menasakh dalil sebelumnya", "dalil ini setelah dalil
sebelumnya"
3. Dengan dalalah. Contoh hadits tentang ziarah kubur.
4. Menjelaskan perbedaan dengan dalil Pertama. Seperti
menyebutkan sesuatu berbeda dengan apa yang disebutkan
pertama kali.
5. Ucapan perawi. Contoh perawi mengatakan, "dalil ini lebih
dahulu dari dalil itu".
Referensi :
is'ck * 6at *;+;f 1\:>!! ct)1 a*i ta\ ei" lq'&t \;t: <,4t)
123
SYARH A|"WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo )owob Ushul Fiqh
,A\ t-,V JL'4 eS 4:: e{+*( rl11t ji 1K'x li; ji lKl t5 1:;
4;'ti"gi *-'"5"'v +)+ .!6 vi l'4ik rj"lr +y+ aE ,ia\:ie ;rj
(1oe --- ,i-uar)oljui
a]a &r 1r fr9r
"(Penutup) nasakh diketahui dengan penanggalan penasakh yang lebih
akhir. Hal ini dapat dikeahui dengan ijma', atau penjelasan Nabi saw; seperti
Nabi saw mengataka4 *dalil ini menasakh dalil sebelumnya", *dalil ini
setelah dalil sebelumaya". Atau dengan dalalala seperti I{R. Muslim; "Aku
telah melarang kalian ziarah kubur, maka (sekarang) ziarailah kuburan!'l atau
menjelaskan perbedaan dengan dalil pertama, seperti menyebutkan sesuatu
berbeda dengan apa yang disebutkan pertama kali- Atau ucapan perawi,
*dalil
ini lebih dahulu dari dalil itu".
Pertanyaan :
Mengapa dali1 khash yang datang setelah dalil 'am (umum)
diamalkan dinamakan nasakh, bnkan dinamakan takhsish?
Iasabj
Karena seandainya dinamakan takhsish, maka akan mewajibkan
adanya bayan (menjelaskan) sebelum dalil 'am diamalkan. Jika tidak
demikian, maka akan terjadi penundaan bayan dari waktu hajat (saat
dibutuhkan) yang tidak diperbolehkan.
Referensi :
i,,t;-, .
Lj t 5-,\ Diperbolehkan menasakh rosm
'r^Llt
t
'J .,Jt
(tulisan) dan menetapkan hukumnya.
\:j-r rir jAli-. )at .'5 contoh:
4iui.;*}: ri; rir i;jir; i;_iLr
*Lakilaki tua dan r+enira rua kerika
.iiJl Ui#',U keduanya
berzina, maka njamlah keduanya dengan pasti"
124
SYARH AI-WARAqAT, Penjelassn Don Tanyl llwob Ushul Fiqh
DiPerbolehkan juga
menasakh hukum
i;3t; o5u it-it r.i:- udn
^ ,mene_tapkan
..,
ros_mnya. Contoh:
- ,:.- ,-,i.r r, .,,-..-.t
E& lEi) | a"J-,.,,"i ..t.., -,.i,-
t,1 t ,=,' ,,.-'- .- i, :..-' +i)' 4)4) €4 at* Jt*')
,* \e"jt ,\bt l:9.\ e*) (240:;Jrl) Jpl J!
'Dan orang-orang yang akan meninggal dunia
a LL-j e+ a*)a ,l)1) di antara kamu dan meninggalkan isteri,
berwasiat untuk i.tteri-isterinya, (yaitu)
Z, - ,. ,-,i hendaklah
uu; . ,-'(, 4:-)
it V\)\ diberi nalkah hingga setahun lamanya"
Dinasakh dengan ayat:-
,
of \ ;r-:f
-.i t : r,i
'.:i - . =-=. !!
C+ 9J,-r
,
ffrj ji,\,q\-l"r;\j*j;
'(hendaklah paru isteri in) menangguhkan
,'.- 1.-"i
"i ta)\ ditinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hati"
t/:,ta ,q:\
Dan juga menasakh hukum dan rosm
!. . t.t t,"-
(jJ-I> .r- t \,r
.-.,,
'Jrll
,..-'
z--"1r,
sekaligus. Contoh HR. Muslim dari
'Aisyah ra :
,,--' e,..t.- rt;;
LJ Jb 4+tc Ot * 3aj:'U')JJ :'V 'tK Jjt::
'Ada dalam perkara yang dinrunkan, sepuluh
susuan yang diketahui dapat menladikan mahram"
-",-t ''.,".-t-.,-
.jtrs= t->u9t* a-,as,
r'-,i,-2...-
-,.-! J'r -1 t. "Lima susuan yatg diketahui daPat
j'f 9-"' 4"'a ,H meniadikan mahrem"
Penielasan :
Pembagian nasakh berdasarkan hukum, bacaan (tilawah) dan
tulisan (rasz) secara lebih terperinci;
1. Manasakh hukum, menetapkan tilawah dan rasrz. Contoh ayat
tentang iddah di atas. Contoh ini terdapat banyak dalam al-
Qur'an.
2. Menasalrh hukum, menetapkat tilawah d.an rasm, serta
menghilangkan tilawah ayat penasakh dan menetapkan
125
SYARH AI-WARAQAT, Pe njelason DonTonyo lowab Ushuifiqh
Pertanyaan :
Apa maksud menasakh rasnr?
Jawab :
Maksudnya adalah menasakh lafadz al-Qrr'an. Artinya,
menghilangkan wajibnya meyakini sifat qur'aniyah dalam lafadz
tersebut, serta menghilangkan hukum-hukum khrisus di dalamnya,
seperti haramnya menyentuh bagi orang yang berhadats dan haramnya
membaca bagi yang junub.
Referensi :
, u ';'is 4;\'3 , bt; i',', qij ruil ,-,;, C 4\ 9i1t 5; 1;1t i61
3\
(103 -..- 3-l.iijl)! \ u;L\rr\;, ++:)\
"(lJcapan pengarang: rasm) maksudnya adalah (menasakh) lafadz al-
Qtr'an- Artinya, menghilangkan wa.iibnya meyakini sifat qur'aniyab dalam
lafadz tersebut, serta menghilangkan hukum-hukum khusus di dalamnya,
seperti haramnya menyentuh bagi orang yang berhadats dan haramnya
membaca bagi yang junub"-
lZO
'lanyo
SYAHh Ai..$i;;BQAi Pp njeioson Dan )awob Ushrtl tiqh
Penielasan :
Nasakh terbagi menjadi dua;
to
es. Al-Muladilah : 12
5s
c15.Al-Baqarah: 184
t"
es. Al-Anfal , E5
127
SYARH AI.WARAQAT, Penjellsln Don Tonyo llwob Ushul tiqh
128
SYARH AL-WARAQAT, Penjelosan DIn f ony| llwab Ushul Fiqh
a:1^tU ,-U_dr
e e e_<*.,
,: .1L Pengarang tidak menjelaskan tentang
- menasakh al-Kitab dengan as-Sunnah dan
menurut sebagian pendapat hal ini
diperbolehkan. Dicontohkan dengan
't --i ... .,.' - ,
fs--Ie !+
"1-
lrJ firman Allah swt: 'Diwajibkan atas kamu,
apabila seorang di antara kamu
+-,j\ W i5 j! c,;i iedatangan (tanba+anda) maut, iika ia
- ,. _,-i\,_ .,,_, , meninggalkan harta yang banyak,
,
s"r+- e oy)! ++b! berwasiat unruk ibu-bapak dan karib
_
. t.t
)' i. - (r' 'r---)
.i - - , ,.1, kerabatnya'i Dinasakh dengan HR. At-
erJ- Tirmidzi dan selainnya : "Tidak ada wasiat
=-l '1)
:i ,l\4r1i'- - .)\>!
4Jl .t i '-. :i l,,. i-91{
le 4ru
t'^,- ldiperbolehkan) bagi ahli waris"
'
Pendapat ini tidak diserujui dengan
,i; .U-,jL ,jt-jjt ;:; j alasan haciits yang digunakan berupa
Penielasan :
Perincian nasakh yang diperbolehkan sebagai berikut;
1. Menasakh al-Kitab dengan al-Kitab, contoh dalam dua ayat
tentang 'iddah dan mushabarah (bertahan dalam peperangan)
di atas.
2. Menasakh as-Sunnah dengan al-Kitab, contoh tentang
rnenghadap Masjidil Haram di atas
3. Menasakh as-Sunnah dengan as-Sunnah, contoh HR. Muslim :
t;nj r_rr' i :V: rs'-L{j- jS
'Aku tclah melaraog kalian ziarah kubur, maka (sckarang) ziarailah
kuburan!"
4. Menasakh ai-Kitab riengan as-Sunnah, contoh Q!. Al-
Baqarah:180 dan hadits at-Tirmidzi di atas. Dan bagian ini
masih diperdebatkan ulama.
129
SYARH AI.WARAQAT, Pe njeloson Dan Tonya Jawob Ushul Fiqh
Pertanyaan :
Mengapa takhsish dinllai lebih ringan dibanding nasaffii?d.an apa
perbedaan keduanya?
Iawab :
Karena nasakh menghilangkan hukum secara keseluruhan, beda
dengan takhsish. Perbedaan keduanya, takhsislt adalah menjelaskan dan
mengkompromikan dua dalil, sedangkan nasakh membatalkan dan
menghilangkan.
Referensi :
g ',jtt Ju ulaat+>e r:Kr\:l ;i-Lt 5';;,At
L,- L a\_
-- \l
(;)\ ,r j*i I;l
( l 08 ..-- .)-r--ll ) 3' ;-l ;; ju:.-l
r
; :j:.iit';i Js . ;-,;t, i\,'.:i+r.:i,,
i5 t'z--.,c
*(Ucapan pensyarah: e,,- r
& il'Jlg ii-ll d31 adrl"h hrkum, dan dalalah (arah makna)
" atas hukum dari dalil mutawatir bersifat
;r'JK a;:L;7[:r! dhanni (dtgaar) sebagaimana dalil ahad.
Penielasan :
130
SYARH AL-WARAQAT, Pe nieloson Don Tonya Jowob Ushul Fiqh
Pertanyaan :
Mengapa dalalah (arah makna) dari dalil mutawatir berci{at dhanni
(dugaan) menurut pendapat Rajih?
,Iawab :
Karena ada kemungkinan makna yang dikehendaki adalah selain
yang sudah ada.
Referensi :
(108 -- 3-*ill)-.\c\;-;$',tA\ J;L;-b\ )\A &\(ryi$)
"(Ucapan pensyarah: bersifat dugaan) karena ada kemungkinan makna
yang dikehendaki adalah selain yang sudah ada".
PERIENTANGAN DALILDALIL
tJt
SYARH AI-WARAQAT, Penleloson Don Tonyo lowob Ushul Fiqh
'132
SYARH AL-WARAQAT, Perleloson Don Tonyo lowob Ushul Fiqh
Penielasan :
Apabila dua dalil ucapan bertentangan, maka dipilah sebagai
berikut:
1. Keduanya 'am (umum)
2. _ Keduanya khash (khusus)
3. Salah satunya umum dan yang lain khusus
4. Masing-masing dari keduanya memiliki sisi umum, dan sisi lain
yang khusus.
Pertaayaan :
133
SYARH AI-WARAQAT, Pe njelasan Don Tonyo )owob Ushul tiqh
134
SYARH AL.W;;IAQAT, Penjelosln Don [anya )awab Ushu]fiqh
Pertaavaan :
menyamainya tidak wajib. Sebab perbuatan tidak bersifat umum, dan ada di
akhirnya salah satu perbuatan tidak menjadikannya menasakh secara hakikat,
karena perbuatan yang peftama tidak selalu berurutan di setiap waktu yang
akan datang Dan juga tidak mcnunjukkan pengulangan. Ini ditetapkan oleh
Al-@dli Abu Bakar dan ulama ushul lain dalam berbagai tingkatan. Ibn al-
Atabi meriwayatkan tiga pendapat dalam kiab al-Mahshul. Pertama, boleh
memilih (antara beberapa perbuatan)- Kedua, mendahulukan yang akhir,
sebagaimana beberapa ucapaa saat sebagian ada di akhir. Ketiga, terjadi
pertentangan da, menuntut tarjih dari faktor luar. Seperti yang disepakati
dalam shalat khau{ (takut musuh) yang dilakukan dalam dua puluh empat
cara yang enam belas di antaranya shahih. Imam Ahmad memperbolehkan
memilih. Imam Malik dan as-Syaf i diunggulkan cara yang lebih mendekati
tata cara shalat. Dan seba6ian ulama mengunggulkan cara yang paling akhir
jika dikctahui....Imam al-Qtrthubi mengatakan, boleh teqadi pertentanga,
antara dua perbuatan, merurut ulama yang mengatakan bahwa perbuatan
menunjukkan hukum wajib. Jika penanggalannry diketahui" maka nasakh,
iika tidak, maka tarjih. Jika tidak keduanya maka keduanya bertentangan
seperti dalil ucapan. Namun meflurut pendapat bahwa perbuatan
menunfukkan sunnah atau ibahah (boleh) maka tidak pertentangan"
A5 il|i
-i.. ;. +,, tl*i .,.. dikompromikan (jam'u), maka harus
t) *- 4x' dr' o' *r dikompromikan, seperti hadits bahwa
','.l1; r:;:J o^!i.
-ri: 'ii.; Nabi saw berwudhu' dan membasuh
-- '1 e kedua kakinya. Hadits ini masyhur dalam
e,.-)1 VjL') tj";lv-Zst .i shahih Bukhari-Muslim dan selainnya.
,..t.
Ai-le
t. -,-i, z-- iz..,si
-' (,lc rLJl ;.r t.;rrJ 4rl
Serta hadits bahwa Nabi saw berwrrdlu'
dan memerclkl(an alI pada Reoua telapaK
liLiJ\ lti-,
vc ;j;_:.:t i
)) ,Y' i-ri,-, kakinya yang ada di dalam sandal,
- .
j diriwayatkan Imam an-Nasa'I, al-Baihaqi
\l!l.i t+ Y ;'ij ,;1)\i --, - _i,
dan selainnya. Kemudian dikompromikan
bahwa memercikkan air adalah dalam
.v-i \:< ,.i;11 lu- , i . i1l ,iL
2-. a keadaan tajdid (memperbaharui wudlu'),
? U l*: U6 i!..rll ,_ro sebagaimana sebagian riwayat menjelaskan
. bahwa hal ini merupakan wudhu
&# ,.r.or"rg yang belum hadais.
tJo
SYARH AI-WARAQ T, Pe njeloson Don Tanyo lawob Ushul Fiqh
137
SYITRH AI-WARAQAT, Penjellsln Dan fonyo Jowob Ushul Fiqh
Penielasan :
Apabila kedluanya khash, maka diperinci sebagai berikut;
1. Keduanya mungkin dikompromikan (/m'u), maka harus
dikompromikan, seperti hadits bahwa Nabi saw berwudhu' dan
membasuh kedua kakinya di atas.
2. Keduanya tidak mungkin dikompromikan, maka;
a. Penanggalannya tidak diketahui, maka keduanya
ditangguhkan sampai munculnya muraj.jih. Contoh hadits
tentang hal-hal yang halal di saat haid di atas.
b. Penanggalan diketahui, maka dalil khas yang terdahulu
dinasakh dengan dalil khas yang akhir, seperti yang telah
lewat dalam hadits tentang ziarah kubur.
Apabila salah satunya umum dan yang lain khusus, maka dalil
umum ditakhsish dalil khusus. Contoh hadits tentang zakat di atas.
138
SYARH AL"WARAQAT, Penjeloson Don Tonyo lawob Ushulfiqh
Peaielasan :
Apabila masing-masing dari dua dalil tersebut umum dari satu sisi
dan khusus dari sisi yang lain, maka diperinci;
1. Jika memungkinkan, keumuman masing-masing ditakhsish
dengan kekhususan dalil yang lain. Contoh hadits tentang
masalah air di atas.
2. Jlka hal di atas tidak memungkinkan, maka dibutuhkan rarTiri
(pengunggulan) antara keduanya pada bagian yang
dipertentangkan. Contoh hadits tentang wanita murtad di atas.
139
SYARH AI,-WARAQAI Pe njelasan Dln Tanyo lowob Ushul Fiqh
/nr'l'(KESEPAKATAI.o
Penielasan :
Ijma' merupakan sumber hukum ketiga setelah Al-Qrr'an dan As-
Sunnah yang disepakati umat Islam. Ijma' secara bahasa memiliki dua
makra. Pertama, azm (mengazam;bertekad bulat melakukan), seperti
ucapan;
'iN gii
1-f 3a
"Fulan mengazam atas sesuatu"
Terkadang kata ini mencapai (muta'adi) pada maful (obyek) tanpa
hurufjar, termasuk contohnya Q!. Yunus:71:
{;it;u
itu bulatkanlah keputusanmu"
"Karena
Kedua, memlbki makna sepakat.
Secara istilah ijma adalah kesepakatan ulama yang ahli berijtihad
dari umat Muhammad saw atas sebuah masalah baru di suatu masa
selain masa hidupnya Nabi saw.
Uraian definisi:
1. Maksud kesepakatan adalah sama dalam keyakinan hukum yang
ditunjukkan oleh ucapan, perbuatan, ketetapan, atau susunan dari
140
SYARH AL-WARAQAT, Pe nklason Dln l0ny0 )owab lJshul Fiqh
t'Al-waji,
hal 33t-332 dan An-Nafahat hal 119
s3
An-Nafahat hal 124
141
SYARH AI-WARAQAT, Pe njeloson Dln Tonya Jowob Ushul tiqh
Pertanyaan :
Apakah ijma' merupakan htljah qath'i atau dhannt?
Iasebi
Menurut pendapat shahih, yang dijadikan pijakan jumhur,
kehujjahan ijma' bersifat qath'iyyah (pasti), sebagaimana al-Kitab dan
as-Sunnah, dimana hukum-hukum syariat ditetapkan secara yakin dan
didahulukan dari dalil-dalil dhanni lainnya iika bertentangan.
Referensi :
* ,:'iii l!Lr; .-i(tr ;:-;,( I'-:i
-- eg"y1 '*
;k ,r*
Y- :-;11,
,'i ','.1:lt
\: r L--
(336.- jili)it ';*J\L 'ri-*B\ i;11 :f ,i"e tts
& i;al rkl J:; Ja iKill
"Menurut pendapat shahil4 yang dijadikan pijakan jumhur, bahwa
kehujjahan iima'bersifat qatA'iyyah (pasti) sebagaimana al-Kitab dan as-
Sunnah. Hukum-hukum syariat ditetapkan dengan ijma' secara yakin dan
didahulukan dari dalildalil dhanni linnya jika bertentangan".
Pertanyaan :
Apakah pelaku ijma' harus mencapai 'adad at-tawatw (jum\ah
banyak)?
Iasah-i
Tidak disyaratkan, namun menurut pengarang dalam kitab lain
disyaratkan.
Referensi :
v .J,
;,;)\ Si ,ug 0,4 -;Vt 3*e i(++:il ,t !'j:A't'ii :i*rt o Sii
(123.... c,Y,A'1s'.jvJJ-$: lt:-i vjt y* *;i 4 .t;l\ .i;q
i6A\ ):'L $:,
'Dari definisi difihami bahwa tidak disyaratkan para pelaku ijma'
mencapai bilangaa tawatur (baayak) karena kata-kata ulama pada suatu mase
dapat mencakup bilangan yang tidak mencapai tev,atur. Namun pengarang
berbeda pendapat di sebagian kitab-kitabnya, dan mensyara*an hal tersebut
karena memandang kebiasaaa yang terjadi".
Pertanyaan :
Apakah dalam mencapai kesepakatan hukum, para pelaku ijma'
disyaratkan memiliki sandaran dalil?
Iarye-i
Disyaratkan memiliki sandaran dalil. Namun menurut sebagian
ulama tidak disyaratkan.
142
SYARH AL.WARAQAT, Pe njeloson Don Tanyo )owob UshulFiqh
Referensi :
..t
'I rl !=
a> ' -:'-',)l
ai
.. .-',-,
rr,t 7' tll.l
'\_-'. Ijma' umat ini (umat Muhammad
...';'..:.'.<''..: saw) adalah hujjah (sumber hukum), tidak
rLl *rc 4l! J".a dJ4l ta_Ac
selain umat Muhammad saw. Karena
tV @\::, e ,4'e+ \ sabdaNabi saw, "Umatku tidak bersepakat
"", - -. "!\l dalam kesesatan", diriwayatkan oleh At-
''." Tirmidzi dan selainnya. Dan syara' telah
(4;'jl e+{4 t)-t?\) menjelaskan terjaganya umat ini, karena
iG'it-.t .ir u.rit ri--;:
\_ t r' -J_ ) --- adanya hadits ini dan hadits-hadits lain.
Penielasan :
\'+4ct;Y1'&+X',
'Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginy, dan mengikuti jalaa yang bukan falan orang-orang mukmin,
Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya iru
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam iru
seburuk-b uruk tempat kem bali "
i)tl JL G;\'e'Ir
"Umatku tidak bersepakat dalam kesesatan"
Ijma' menjadi hujjah bagi (orang-orang) di masa kedua dan orang-
orang setelahnya. Serta di setiap masa, yakni masa shahabat dan orang-
orang setelahnya.
Pertanyaan :
Apa maksud ijma' menjadi hujjah bagi orang-orang tetsebut di
atas?
EE&-i
Maksudnya adalah mereka wajib mengambil ijma' sebagai sumber
hukum dan dilarang berbeda pendapa! baik bagi mujtahid maupun
muqallid (pengikut). Karena terdapat larangan merusak ijma'.
Referensi :
cr*+:rr -,y snL {.;\i
y, ilt
,t.;.3 5'i U -JL'4'- a\h)l ililb +j+
(tzr....,iY,aD LF.lt af -,V p*t i i;Jt\
"Maksud ijma sebagai hujjah aas orarg-oraag tersebut adalah mereka
wajib meagambil ijma' sebagai sumber hukum dan dilarang berbeda
pendapat, baik bagi mujtahid maupun muqallid (pengikut). Kareaa tidak
diperbolehkan merusak ijma'"
Peranyaan :
Apa yang dikehendaki dengan ' (orang-orang) di masa kedua'?
Iaryab-:
Maksudnya adalah orang-orang yang ada setelah ijma' terjadi, baik
mujtahid maupun selain mujtahid.
Referensi :
(121...- c.,v.Ei') 'e;gro,x#rr c,,
a*) t qi'S Eiat;;,:r ;'
ir;.:l gt ii
"Bahwa sungguh yang dimaksud orang-oraat di masa kedua adalah
orang-orang yang ada setelah ijma' terjadi, baik muitahid maupun selaie
mujahid".
Pertanyaan :
Apakah ijma' .luga menjadi hujiah bagi orang-orang yang hidup di
saat ijma' terjadi?apa dasar alasannya?
144
SYARH AL-WARAQAT, Penjeloson Dan Tonyo )awob Ushultiqh
Iawab :
Ya, ijma juga menjadi hujjah bagi orang-orang yang hidup saat
ijma' terjadi. Mereka adakalanya para pelaku ijma' atau orang awam.
Ijma' menjadi hujjah bagi pelaku ijma', karena mereka telah melakukan
iqrar (pengakran). Dan iqrar seseorang adalah hujjah bagi dirinya
sendiri. Ijma' juga menjadi hujjah bagi kaum awamnya karena mereka
wajib bertaqlid.
Referensi :
.J!.t.! if '-i ;t?\ j';:;: *l +f
r\ -*i :i-ji:$ tt;r)r ,:r Jii L'ij
.,11'
4jil, -;;.*.-rr;.ll 3a .---i ":-< r."i, ,;Li iu:
. Z. " l.:
'r';,,, y.
"r;:st tlG>U G+;1,
(121...- :,t;,;A\1
4;t;
"Orang-orang yang hidup di masa ijma' terjadi juga (waiib) mengambil
ijma'sebagai hujjah. Mereka adakalanya para pclaku ijma'atau orang awam.
Iima' meajadi huijah bagi pelaku ijmal karena mereka telah melakukan iqrar
(pengakuan). Dan iqrar seseorang adalah hu1'jah bagi dirinya sendiri. Ijma'
iuga mcnjadi hujjah bagi kaum awamnya karena mereka wa/b bertaqlid".
145
SYARH A|-WARAqAT, Pe njeloson Don Tanya Jov'nb Ushul fiqh
Penjelasan :
Peranyaan :
Mengapa menurut pendapat kedua paru pelaku ijma'
diperbolehkan mencabut hukum yang telah dihasilkan dari ijtihad
mereka dalam ijma'?
Iawab :
Karena pada saat mereka masih hidup iima' belum istiqrar (tetap).
146
SYARH AL-WARAQAT, Pe njelasln Dln lonyo )swlb Ushul fiqh
Hal ini disebabkan ada kemungkinan mereka melihat dalil baru yang
bertentangan dengan ijma' yang sudah ada.
Referensi :
Penjelasan :
Ijma' terjadi dan dianggap sah apabila terdiri dari unsur sebagai
berikuq
1. Ucapan seluruh pelaku ijma'
2. Perbuatan seluruh pelaku ijma'
3. Ucapan sebagian pelaku, dan perbuatan dari sebagian yang lain
4. Ucapan sebagian pelaku, dan diamnya sebagian yang lain.
5. Perbuatan sebagian pelaku, dan diamnya sebagian yang lain.
Ijma' model ketiga dan keempat dinamakan ijma' sukuti. Ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi;
147
SYARH AL-WAMq T, Pe njelason Dln Tonya lowab Ushul Fiqh
Pertanyaan :
Apa maksud tersebar luas dalam persyaratan di atas?
Iawabi
Maksudnya adalah ucapan atau perbuatan dari sebagian pelaku
i.jma' kabar beritanya sampai pada muitahid yang lain dan telah
melewati masa yang memungkinkan muitahid yang lain secara
kebiasaan (adat) melakukan analisa. Serta masalah yang ada berupa
masalah yang boleh dii.jtihadi dan bercorak taHif(anatan).
Referensi :
Peranyaan :
Apa maksud sebagian mendiamkan dan tidak mengingkari dalam
persyaratan di atas?
Jawab :
Maksudnya adalah tidak mengingkari serta tidak ada tanda-tanda
ridlo atau tidak suka dari mereka. Sebab apabila ada tanda-tanda ridlo,
maka dipastikan hal itu merupakan ijma'. Dan apabila ada tanda-tanda
tidak suka, maka dipastikan hal itu bukan ijma'.
Rderensi :
"i, ,LA\ )i (.b)\ iiy\ -:# 't, t:si i ii *i.-3 + ,,ri toavl -s4 i";)
.tv,Jui) \1,8 LG,\ A ';r3 ],;lt;'ru; 'ri ffi LAy* 63j\,')\1\ -;iL \"1\1i
(124..,-
"(Ucapan pengarang: mujtahid yang lain diam) yakni dalam dua masalah
(ucapan dan pcrbuatan dari sebagian pelaku iima). Dengan cara mereka tidak
148
SYARH AI.WARAqAT, Penjells\n Dln Tqnys Jawob Ushul tiqh
mengingkari serta tidak ada tanda-tanda ridlo atau tidak suka dari mereka.
Apabila ada tandaianda ridlo, maka dipastikan hal itu merupakan ijma'. Dan
apabila ada tanda-tanda tidak suka, maka dipastikan hal itu bukan ijma"'.
Penielasan :
Ucapan satu atau beberapa orang ulama dari golongan shahabat
Nabi, bukan huj.jah bagi shahabat lainnya menurut kesepakatan ulama.
Juga bukan huj.jah bagi selain shahabat menurut qaul Jadid. Namun
menurut qaul QLdim, merupakan hujjah
Pertanyaan :
Ucapan shahabat yang bagaimana yang tidak bisa dijadikan hujjah?
Jawab :
Yaitu ucapan yang keluar dari hasil ijtihad mereka.
Referensi :
"Tempat dari tidak adanya hujjah adalah pada hukum yang diucapkan
dari hasil ijtihadnya. Sedangkan selain hal tersebut (hasil ijtihad) dapat
dijadikan hujjah, karena hal ini dihukumi sama dengan hadits marrtt'. Seperti
ucapan scorang shahabat; "Nabi telah memcrintahku begini", 'Kami dilaran6
mclakukan bagini", "Termasuk sunnah adalah bagini", atau "Nabi
meringankan dalam hal begtni"
149
SYARH A|-WARAqAT, Pe njelascn Dan Tonya lowab Ushul fiqh
AKHBAR
Penielasan :
Kalam orang Arab terbagi dua, khabar dan insya'. Insya'adalah
kalam yang menunjukkan pada amr, nahi, su'al, du'a', istifham, nicia ,
ramanni, taralji, 'ardhu, haddhu, dan nafr. Dan didefinisikan dengan
kalam yang tidak memiliki kemungkinan benar dan bohong.
Kalam khabar secara lughat berasal dari kata 'khabir' yang artinya
tanah yang lunak. Karena khabar mendatangkan faidah, sebagairnana
tanah lunak menimbulkan debu saat dilewati. Secara istilah khabar
adalah kalam yang memiliki kemungkinan benar dan bohong secara
dzatiah ({aktor kalam itu sendiri). Mengecualikan khabar Allah swt dan
Rasululloh yang dipastikan kebenarannya berriasarkan amrin khariji
(faktor eksternal) bahwa Allah swt tidak mungkin berbohong dan
bahwa Rasul terjaga dari kebohongan. Dan mengecualikan khabar yang
pasti bohong, seperti khabar lvfusailamah al-Kaddzab. Dipastikan
bohong berdasarkan qarinah kharijiaA (bukti eksrernal) bahwa tidak
ada nabi setelah Nabi Muhammad saw.
Isi dalam kalam khabar adalah nisbat (penyandaran), yakni
penyandaran hukum pada sesuatu yang dihukumi. Contoh Zaid
SYARII AI-WARAQAT, Pe njeloson Dan Tonyo lawob UshulFiqh
Eetauyaasi
Apa yang disebut srir'dgu (benar) dan kidzbu ftohong)l
Jawab :
Menurut pendapat yang kua! definisi benar adalah sesuainya
hukum yang dipahami dari lafadz dengan nisbat kharijiyah
(penyandaran yang bersifat kenyataan di luar kalam) yang dihasilkan
antara dua arah makna dari dua sisi. Sedangkan bohong adalah tidak
sesuainya nisbat kalamiyah (penyandaran hukum dalam lafadz) dengan
nisbat kharijiyah, dengan gambaran, keduanya berbeda tetapnya atau
tidak tetapnya.
Referensi :
Perta$yaan :
Ada berapakah macam nisbat?dan bagaimana pengertiannya?
JaE&-i
Ada 3 macam, kalamiyyah, dzihniyyah dan kharijiyyah.
l. Nisbat kalamilyah, yaitu yang dipahami dari sebuah kalam
berupa ditetapkan atau ditiadakannya hukum pada sesuatu
yang dihukumi.
2. Nisbat dzihniyyah, yaittt yang ada di dalam hati, berbentuk r'ga'
to
At wali, hal 285-286 dan lain-lain
1 5'1
SYARH AI-WARAQAT, Pe njeloson Dan Tonyo )awab Ushul Fiqh
!r- ,
, "r_. ,,. ,, ,i. i. -.+5
.r u-r-"'- * )pi
rs.r 4l-c *irll ,ll -,- mukhbar 'anhu (pembawa khabar
tt: -- pertama). Maka pada asalnya (tingkat
s_
-,'- --- ,-' v -r', ,rtihad, seperti khabar dari para filosof
152
SYARH AI-WARAq T, Pe njelason DonTanyo )awob UshulFiqh
(1\;-.i!) JEJI r-,4 4:-iilt tentang sifat qidam (dahulu) alam semesta.
Berikutnya khabar ahad, yakni
ait *:) ;V\ i.\ii ,^j pembanding mutawatir. Adalah khabar
r-i \r , ., \t.
). :--",
, ., yang menetapkan amal (diberlakukan)
'l -
t -,rrJl L+d LJI r.:!
'--
'
namun tidak menetapkan yakin, karena
# ,uir ,lu;-) adanya kemungkinan ialah di dalrmoya.
Penjelasan :
Khabar terbagi dua, ahad dan mutawatir. Mutawatir adalah khabar
yang diriwayatkan jamaah (banyak orang) dari sesamanya dan
seterusnya sampai mukhbar 'anhu (pembawa khabar). Mutawatir
menetapkan yakin dengan beberapa syaraq
1. Bilangan tawatur (banyak orang) ada di setiap tingkatan
perawlnya.
2. Pembawa khabar bersandar pada musyahadah (menyakstkan
langsung) atau sama'(mendengar langsung), bukan dari ijtihad.
Seperti contoh, mengkhabarkan melihat langsung kota Nlakkah
atau mendengar langsung khabar Allah swt dari Nabi saw. Lain
halnya dengan mengkhabarkan hasil ijtihad, seperti khabar dad
para filosof tentang sifat qidam (dahulu) alam semesta.
3" Para pembawa khabar lebih dari empat orang. Empat orang
atau sebawahnya tidak menetapkan yakin.
4. Penerima khabar tidak memahami madlul (arah makna) dari
khabar secara dzarurah (pasti tahu)-
Sedangkan khabar ahad adalah khabar yang menetapkan amal
(diberlakukan) namun tidak menetapkan yakin, karena adanya
kemungkinan salah di dalamnya. Baik berbentuk g:harib,' aziz, masyhur
atau. mustafidh. Khabar ahad tidak diamalkan dalam persoalan
akidah51.
Pertanyaan :
Apa maksud 'menetapkan yakin' dalam keterangan di atas?
Jawab :
Maksudnya secara 'adiy (kebiasaan) menetapkan keyakinan yang
tt Al-wa1i,
hal 294-295
153
SYARH AI-WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo iawab Ushul tiqh
lj-l:-. u j ".-:'
it ,.,:;jj' \: :!1i)
, Khabar ahad terbagi menjadi dua
'i'. bagian,
'^. y : mursal dan musnad. Musnad
jt (;1u'-! j'-tl u i.' u adalah khaba, yang muttasil (bersambung)
. ,te ,t'., . . , sanadnya. Dengan cara p^ra perawi
f+D {ticr
menjelaskan sanadnya secara keseluruhan.
iL (;lu:t jel lY ,S-itt:l Dan mursal adalah khabar yang tidak
jd .iK i-U) s\, ,i'4 5t1\ bersambung sanadnya. Dengan cara
!' .-,.-i sebagian perawinya ditiadakan. Apabila
llll ,-.r. t arL>-all -!'n! L*l J
9" ' termasuk khabar-khabar mursal selairt
01,l\:+', G+,;{")'&L shahabat ra, maka tidak bisa dijadikan
iy e:'t at\t\ aH hujjah. Karena ada kemungkinan perawi
yang ditiadakan dinilai cacat. Kecuaii
- , ,.
'i. +
Jr \:a=-Jr khabar-khabar mursal Said ibn Musayyab
,.2.i
r^ I ".
Ail,
r.,
.{Lll ,-.,i ,i:-Ei\ ra dari kalangan Tabi'in. Beliau
meniadakan seorang perawi shahabat dan
oxl J.. G*I] tA lJcJ i)1.2.-all menyandarkan langsung pada Nabi saw.
,.;,,' 2.-; .-!i qt' (Khabar beliau ini) dapat dijadikan hujjah,
..1
& lantaran setelah diteliti, diternukan khabar-
cr.r>.j3) kj.g. 1.5, u Gj+ khabar (y"rrg diriwayatkan) ternyata
(,.,t;-:it;'J ug; khabar-khabar musnad. Dalam arti,
diriwayatlian langsung kepada beliau oleh
154
fYARtt AL-wAl'lAQtti F: fielasan Don Tonyo )awab Ushul liqh
*^
;ir1 rr.:
* .L ,L.":-i . j1
z-,Jt
n,*: , seora.rg shahabat dari Nabi saw. Dan
.5 ": shahabat tersebut mayoritas mertuanya
;J"ir ';ut a i: '8: # sendiri, bapak dari istrinya, Abu Hurairah
!t .-..-t t1 ..- )1
.43 alJl ,-c, , ; J .a ul a:>! i !l ra. Sedangkan khabar-khabar mursal
shahabat, yaitu seorang shahabat
,r "'i ,1;L
e-r_)' -, --
;:',6;J\ 9--)
U.-l'i tli meriwayatkan dari shahabat yang lain dari
,t
a-b arll L "Jl .-c irlr,-^a
-L)\zU*-, nabi saw, kemudian shahabat kedua
.'," o-., ,'-
t'r !, '.: ,lt!l \
ditiadakan, maka tetap menjadi hujjah,
,1 ) 4r.r!9 .-l-.
- '-\
-12j-,,1 -r \ ' karena para shahabat semuanya dinilai
adil.
Penielasan :
t' lvl"nurut As-syafi'i, hadits mursal dari pemuka tabi'in dapat dijadikan hujjah dengan
beberapa persyaratan. syarat dalam haditsnya, minimal di kuatkan salah satu faktor di
antaranya, 1). Ada periwayatan secara musnad darijalur lain. 2). Ditemukan hadits mursal
semakna dari perawi lain yang semua jalu. periwayatannya berbeda dari hadits pertama.
3). Semakna dengan pendapat sebagian shahabat. 4). sesuai dengan pendapat mayoritas
ahli ilmu (ulama). syarat dalam perawi, perawi mursal seandainya menyebutkan perawi
yang ada di atasnya tidak dengan status moihul (tidak jelas) dan tidak morghAb 'onh ltidak
disukai) dalam periwayatannya_{Manhaj ah-Naqd dan Iain-lain)
'155
SYARH AI-WARAqAT, Penjeloson Don fonyo lowob UshulFiqh
Pertanvaan :
Apa beda pengertian mursal menurut ahli ushul dan ahli hadits?
JaEab-!
Perbedaannya, mutsal menurut ahli ushul adalah khabar yang di
dalamnya perantara antar perawi dihilangkan, sehingga memasukkan
khabar munqatAi', mu'dhal, dan mublla{a versi ahli hadits.
Sedangkan menurut ahli hadits, mursal adalah khabar yang di
dalamnya seorang perawi shahabat digugurkan. Dengan cara seorang
tabi'in menyandarkan langsung pada Nabi saw, baik secara sharih atau
kinayah, baik tabi'in biasa, seperti Abi Hatim dan Yahya bin Sa'id atau
pembesar tabi'in, yakni yang mayoritas riwayatnya dari shahabat,
seperti Ibn al-Musayyab dan QLis ibn Hazim.
Referensi :
ae Jq)r l,\u,;;:e:t:y "u,-t: k|
,*+ d1l\'.,r ai {:.a; i}1
,"e .j,!r, ,1:;lt', 'r\ilt )4> J'+ riL &rgjt & -+rg\ !, &A\
k r{t,Stbvi;J., iVU.y* + Et Y &':I; d;:;::r ',:e tir....;fi";,tt
k'is i',^t W :i t*; r;,g-I ;.Y 6k'av t1.;,;'<j5 3i e;'S-i {k it
t5i)
SYARH Al..WARAQfl Pe njelzson Don Tonyl tawlb Ushul Fiqh
*(Ucapan
pengarang: terbagi) yakni khabar ahad terbagi menjadi dua,
mursal dan musnad. Pengarang meringkas menjadi dua, karena pengertian
memursalkan menurut ahli ushul adalah menghilang*an perantara antar
perawi, sehiagga memasukkaD khabar munqathi', mu'dhal, dan mu'allaq versi
ahli hadits.....Sedaagkan menurut ahli hadits, mursal adalah khabar yang di
dalamnya seorang perawi shahabat digugarkan. Dengan cara seorang tabi'in
menyandarkaa langsung pada Nabi saw; baik secara sharih atau kinayah" baik
tabi'in biasa, seperti Abi Hatim dan Yahya bin Said atau pembesar tabi'i4
yakni yang mayoritas riwayatnya dari shahaba7 seperti Ibn al-Musayyib dan
@is ibn Hazim".
Perauvaan :
Apa maksud bersambung (muttashil) dalam sanad?
Iawab :
Maksudnya adalah bersambung secara dhahir (lahiriyyah), sehingga
mencakup ldtabar munqathi' khafi (munqathi' yang samar) seperti
khabar 'an'anah dari seorang muddalis (orang yang mengkaburkan
khabar) atau orang yang semasa dan tidak bisa dipastikan pernah
bertemu.
Referensi :
157
SYARH At WAflAqAT, Pe nielosan Don Tonyo )owob Ushul Fiqh
Penielasan :
Khabar 'an'anah atar mu'an'an adalah khabar yang diriwayatkan
dengan dengan dl ;)" L; ;;,pa $L Qelah meriwayatkan hadits kepadaku,
fulan dai fulan dst) tanpa penjelasan telah ada periwayatan khabar
atau telah mendengar sebuah khabar.
Eksistensi khabar ini dihukumi musnad, karena sanadnya secara
lahiriyah bersambung. Dan bisa dihukumi shahih, hasan,dan dha'if
tergantung pada kualitas matan dan sanadnya.
Pertanvaan :
Mengapa khabar mubn'an oleh pengarang disebutkan khusus di
sini, tidak khabar-khabar musnad yang lain? Dan apa syarat khabar
mu'an'an dihukumi musnad?
Jalab-:
Karena dalam l<\abar mu'anb, terdapat perbedaan pendapat
ulama mengenai hr.tkum musnadnya. Menurut Jumhur ahli hadits dan
selainnya, khabar mu'an'an termasuk muttashil dengan syarat orang
yang menyamp alktn mu'an'an selamat dari radlls (mengkaburkan
khabar) dan disyaratkan juga dipastikan pernah bertemu dengan orang
yang menyampaikan riwayat mu'an2n kepadanya, menurut pendapat
yang dipilih Imam Bukhari dan gurunya Ibn al-Madini dan selain
keduanya dari ahli hadits. Namun imam Muslim tidak mensyaratkan
syarat kedua ini, dan mencukupkan kepastian bahwa kedua orang
tersebut dari satu masa, meskipun sama sekali tidak pernah didengar
kabar bahwa keduanya berkumpul atau berdialog dengan bertatap
muka.
Referensi :
'^;;b &i\1 t l,'\::1 pl
5*Lt,-ij) .,i::-rr'#.. di:' ;L ;a 6Y.)
E
6* v'i&; & #;1r.;).t t-4 S43xt :y'ni e;Oj G3-3;i\'rit;
",J.',.rrl
*n n u.-;i'1 gan\ Gt ii\i|,3tu+r #i +s u di {.at {.e ib ol +)u
r q *? i:Y: *t3 a* qw;-s --A;:lt ,.1; ;utt iib-i'#i 4!\
(133-- J,L;.;;li) \ir6;ii.=t'rj.ii 6
"Pengarang mengingatkan tentang khabar mu'an'an, tidak khabar musnad
yang lain, karena dalam khabar mu'an'an terdapat perbedaan pendapat ulama
158
SYARH AL.WAMQAT, Penjeloson DonTonyo Jawab Ushul Fiqh
;J:: a':L',
.J.,.1: rijJt i-i Apabila seorang guru membaca dan
rir-"1
yang lain
mendengarkannya, maka
,i .-.' Jtf? ,.i ,,,, r.,;\ diperbolehkan bagi perawi mengatakan
i.L' a\ irt4 ,e)
_:r -+-l>
ugL (telah menyampaikan hadits padaku),
(-- j'-(: ij i-:
;ir - ,',t; i-[f atau ;;12\ (telah membei khabar padaku).
-' ,--r' Apabila orang tersebut membaca di depan
(,:; i;j !; 3_--i ij# srtu, maka boleh mengatakan .,;iil tidak
boleh mengatakan .iL, karena guru
tersebut tidak menyampaikan hadits
padanya. Sebagian ulama
memperbolehkan bahasa iL. Dan
pendapat ini yang terpakai sebagai urf
(kebiasaan) ahli hadits, karena tujuannya
adalah memberitahukan tentang adanya
riwayat dari guru. Apabila guru
mengijazahi tanpa membaca, maka dia
boleh mengatakan .,.-j61 (telah memberi
ijazah padaku) atau i-rE) ;j;l (telah
membei khabar padaku dengan ijazah).
Penjelasan :
Pembahasan ini mengenai lafadz-lafadz riwayat dan tahammul
(mengambil khabar dari orang lain). Sandaran penukilan hadits terbagi
dua, sandaran shahabat dan selain shahabat.
1. Sandaran (mustanadl shahabat. Terbagi dua macam;
a. Yang tidak diperselisihkan. Yakni ketika lafadz yang digunakan
159
SYARH A|-WARAQAT, Pe njellsln Don Tonyo llwob Ushul.Fiqh
\K;r,er:tt4entJ;t^i .
"Rasulullah telah memerintahkan kami / melarang hal demikian"
4;"1, ti.( i',- 1\K ::.3i 1ts o1-ui 1t:au,ri .
\:3
'Kami diperintah / dilarang / diwajibkan /diharamkan /
diringa nkan hal demiki an "
i:'a,'aAt;-s;1\S -Ut'di\c,; li.S ,A\ J4 .
*Demikian termasuk sunnah Nabi
/ sunnah telah
memberlakukan demikian / sunnalt terdahulu begini"
i:S eraar-6'oli.i,Ell iKTr:5e,,r*; J-S;C .
'Kami telah melakukan di mxa Beliau saw perbuatan
demikian / Manusia telah menfalankan begini semasa Nabi saw"
tou
SYARH AL-WARAQAT, Pe njellsln Don fonyo lawlb Ushul tiqh
161
SYARH AL.WARAQAT, Penjeloscn Dan T1nya Jowlb Ushultiqh
Pertanyaan :
Apa perbedaan GI' dan 'ni+if ?
Iawab:
lfL
menunjukkan bahwa yang terjadi adalah guru membaca
Lafadz
dan orang lain mendengarkan. Sed.angkan t-,,!1 rnenunjukkan hal yang
lebih umum.
Referensi :
tt
Al-\,vuji. h"l 322-324
162
SYARH AL.WARAQAT, Pe nieloson Don Tanyo )lwob Ushul tiqh
Qlvl4s(ANATOGD
..ir i- -' ,. '
.]i, .LP' :: J{- ".\, r,.i-
JY+' *y Qy"r adalah menyamakan kasus
.obrfrrn rerhadap kasus asal karena
. :, '-',-.i .i j-,,(i, ad+nyi illat (kausa) yang menyatukan
r+L\ J. u*'1 !2 '' k.ir.'".ry^ drlr* ' - r,rr-tu huku^.
.e
otf'- ;.;[ff;t- ,rii,r"'1s
S"bagaimana mengqiyaskan al-aruz (beras)
rjr .2 !i jt i,u ndu ) di dalam
.,r, ,- hukunr riba, dikarenaka n adanya jami'
,*"' eu+ (titik ternu) al-thu'mu (makanan).
Penielasan :
juga
Qyas mertpakan salah satu dari empat dalil syara'' Qyas
dijadikan sebagai hujjah dalam masalah-masalah agama dan selainnya'
Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT.
,u*'l' 4riii,r;;r:
'Maka ambillah (keiadian iru) untuk meniadi .pelajaran, hai orang-
bb
orang yang memiliki pandangan". (QS. Al-Hasyr: 02)
t,l\'P'ru:
"seseorang diserupakan dengan orang lain"67
66
Lathai{ al-lsyarah hal 51
67
Latha,f al-lsyarah hal 52
163
SYARH AI.WARAQAI Penjelasan DonTonya )owoh UshulFiqh
Pertanyaan :
Apakah yang dikehendaki dengan al-Ashlu?
Jawab :
Al-Ashlu (kasus asal) adalah suatu kasus yang telah diketahui
ketetapan hukumnya. Kasus asal ini dikenal pula dengan nama al-
ntaqis 'alaih (kasus yang diqiyasi).
Referensi :
Pertanyaan :
Apakah pengerti an al-{ar'u?
Jawab :
Al-far'u (kasus cabangan) adalah suatu kasus yang dikehendaki
untuk ditetapkan hukumnya. Kasus cabangan ini dikenal pula dengan
nama al-Maqis (yang diqiyaskan).
Referensi :
( 1 3 7 ...- r,Hii1 ) + #=r1,r\+i ij,)i ", it ;;tt 6 Q;r)\',t i)r)
"(Ungkapan Pengarang mengembalikan kasus cabangaa), kasus cabangan
adalah obyek kasus yang dikehendaki unruk dicarikan ketetapan hukumnya"
Peranyaan :
Apakah yang dikehendaki dengan hukmul ashli itr I
eryab-t
Hukmul asfr.h (hukum kasus asal) adalah hukum yang telah
ditetapkan terhadap kasus asal, baik berdasarkan al-Qrr' an, al-Hadits
maupun al-Ijma' .
Referensi :
.-,.: . , i:, , ,., ,i, , .. - ..., '- ,..-i, i t
#". '.-+1 rijl.',: J:)r Lu=)' ;j; .y ,+ L\})t s' ?f i,r3
-",,
\J 3; '\=-L,
Q32--.i7";'li+' i*it ;V;l'';;i ,:jr +uli'
164
SYARH AL.WARAQAT, Pe njellsln Don Tlnyo llwob Ushul Fiqh
1l{ukum asal adalah suatu hukum yang terdaPat dalam kasus asal yang
ditetapkan melalui nash ataupun ijma' menurut ulama yang meagakuinya
sebagai dalil esal yang didalamnya dipertimbangkan adanya sisi keserupaan
yang menetapkan terhadap qiyas."
Pertanvaan :
Pertanvaan :
toJ
SYARH AI-WARAQAT, Penjel7s?n D1nT0ny0 J0w0b Ushulfiqh
Pertanyaan ;
Apa sebenarnya maudhu' (sasaran) dari qiyas?
.IaEabj
Sasaran (maudhu) dari qiyas adalah mencari hukum dari beberapa
kasus cabangan yang masih didiamkan hukumnya dari beberapa kasus
asal yang berupadalil nash dengan adanya 'illat yang diperoleh dari
ma'na dalil nash tersebut untuk mempertemukan kasus cabangan
dengan kasus asal.
Refqrensi-
;y ra:i, a.r(it Ult ecL\ * eir"s aE;f iu ,,-p; a.g-urr ir-:r
r
.(217 .....j-;t)\
"Bab yang kedua di dalam menerangkan maudhu' (sasara4 obyek) qiyas,
Imam ArRauyani berkomentar "sasaran dari qiyas adalah mencari hukum-
hukum kasus cabangan yang masih didiamkan syara'dari beberapa asal
dengan berbekal bebcrapa'illat yang didapat dari makna dalil nesh, supaya
kasus cabangan dapat ditemukan, disamakan dengan kasus asal".
Penjelasan :
Al-Qyas terbagi menjadi tiga macam :
1. Qlyas 'illat,2. Qlyas dalalah,3. Qyrzs syabah.
Qiiyi illrt yang juga dapat disebut dengan qiyas ma'na'illat
adalah
suatu tentuk pengqiyasan dengan berdasarkan sebuah yang
mengharuskan tetapnya hukum terhadap kasus cabangan' Seperti
menlqiyaskan berkata kasar (yang diharamkan lewat dalil. al-Qrr'an)
d..,g"n-p.k.rjaan lain, seperti memukul. Contoh qiyas 'illah adalah
-.rigqiyrrkrn memukul kedua orang tua terhadap haramnya berkata
kas"i ('.p.'ti ah, cih). NIah t*1L::l3?Oalam QS. al-Isra'"23:
J 1 L.+r J"tu j{r
"Maka sekali-kali fanganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkaraal "ah,cih". lQj. Al-lsraa' 23).
Dari ayat Allah mengharamkan berkata 'ah', 'cih' terhadap
di atas
kedua orang tua, dikarenakan perkataan tersebut menyeb abkan idzaa'
(menyakitkan hati) keduanya. Sedangkan 'illat idza. ' ini juga ditemukan
ialam memukul, Bahkan bentsk idzaa' yang terdapat dalam memukul
lebih sempurna dibanding berkata 'ah', 'cih'. Sehingga secara akal tidak
layak jika hukum haram berkata 'ah', 'cih' terhadap kedua orang tua
tidak iitetapkan pula terhadap memukul kepada keduanya6e-
Pertanyaan :
lo/
SYARH AL-\llARAQAl Pe njellsln Dan Tonyl lowab Ushul Fiqh
tbat
SYARH AL-WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo )owob UshulFiqh
Penjelasan :
Lqtanyaarij
Apa honsekwensi .iari penjelasan Ci atas ?
Jawab :
Kcn-sek:,ensinya, Dikarenakan 'illat dalam qiyas dalalah ini tidak
sempai nenetapkan hukum, tapi hanya sebatas sebagai bukti atau
perunjuk atas hukum, nraka tidak diarggap buruk secara akal jika
hukurn kasus cabangan (far'u) tidak sama dengan hukum kasus asal.
Sebagairnana dalam kasus harta anak kecil di atas, Imam Abu ilanifah
berpendapat bahwasanya harta anak kecil tidak wajib dizakati, karcna
diqiyaskan dengan masalah haji, yaitu wajib atas orang dewasa namun
tidak wajib atas anak kecil.
Rerterensi :
lao
SYARH ALWARAQAT, Penjellson Dlnllnyo llwob UshulFiqh
"Qyas jenis ini adalah yan6 paling sering dari berbagai macam bentuk
qiyas, yaitu suaru qiyas yang mana ketetapan hukumnya disebabkan adanya
'illat yang digali dari nash yang diperbolehkan untuk menjalarkannya pada
far'u, dan juga bolch untuk tidak menjalar pada far'u. Jcnis qiyas ini lcbih
lemah diband.ing qiyas yarg pertama. Karena 'illat pada qiyas ini acialah 'illat
yang mcnunjukkan atas hukum, namun tidak jelas yang sekiranya tidak
dianggap baik untuk mcnyalahi hukum kasus asal. Sebagaimana
mengqiyaskan harta anak kecil pada harta orang dewasa, dalam hal wajib
zakat, dcngan adanya persamaan (aly'ami) mampu memenuhi kebutuhan
orang fakir dengan satu bagian dari harta yang dapat berkembang.
Sebagaimana ungkapan an-Nadhim "scbagaimana ungkapan kita harta anak
kecl wajib dizakati sebagaimana harta orang dewasa, maksudnya karena harta
tersehut berkembang. Maka titik tcmu (al-Jami) nya adalah sama-sama harta
yang berkembant. Dan ini adalah 'i||at dari ditetapkann;',a hukum. Dan
mem.rngkinkan juga untuk menyalahinya, maka dapat dikatakan (tanpa ada
unsur men$fck)'tidak wajib zakat atas harta anak kecil" sebagaimana yang
diungkapkan oleh Imam Abu Hanil1h dengan diqiyaska,t rerhadap haji,
sesungguhnya haj; walib atas orang dewasa dan tidak wajib atas anak keci|".
Pertanyaan :
Mengapa dinamakan dengan qiyas dalalah?
IarsaL :
Sebab al-Jami'(titik temu) yang terdapat pada qiyas ini bukanlah
jati diri 'ilIat itu sendiri (nalSul 'illal, namun hanya sebatas dalil
(petunjuk) saja.
Referensi :
G)E\ ;" \'ji )\ rJ4t
7,;g s" G2\ G;r'e'd] rrru-ii r"r 4.f nl.rtr 6n r g r
-1-,r') il, ;ij 'i il' jJi e+' + rJU, Oj-( at # q-<li .,,,. u<; ri
(44....'e\1\;+\ viJ\
"Macatn ke empat adalah qiyas ad-dalalah, yairu bilamana aly'ami'(tttik
temu)nya berupa si{at lazim (mcnetap) dari beberapa kelaziman 'il}at, atau
dampak (axar) dari bebcrapa dampak illat, atau hukum dari beberapa
ltukumnya 'illat. Dinamakat qiyas addalaalah dikarenakan hal terscbut
adalah petunjuk (dalil) dari 'illat bukan 'illatnya scndiri".
Pertanyaan :
Apakah perbedaan antara qiyas illat dengan qiyas dilalah?
170
SYARH AL-WARAQAT, Pe nieloson Don Tonyo )owab Ushul Fiqh
]aryabj
Dalam qiyas dilalah, 'illat tidak mewaiibkan adanya hukum karena
secara akal tidak dianggap cacat seumpama hukum yang terdapat pada
asal tidak terjadi pada far'u.
Versi Jam'u al-Jawami', qiyas 'illat adalah suatu pengqiyasan
dengan langsung menyebutkan 'illatnya. Dimana 'illat tersebut meniadi
titik temu antara asal dan far'u. Seperti nabidz adalah haram
sebagaimana khamr, karena memabukkan. Sedangkan qiyas dalalah
ialah suatu pengqiyasan dengan menyebutkan sifat yang selalu melekat
pada 'illat yang ,.bena.nya, atau menyebutkan salah satu dari pengaruh
'iIlat, atau menyebutlan salah satu hukum 'illat.
Referensi :
tenebut fien/adi titik temu di antara asal dan far'u, seperti nabidz adalah
haram seperti khamr, karena memabukkan. Sedangkan qiyas diialah ialah
suatu pergqiyasan dengan nenyebutkan sifat yang selahL melekat paCa ilat
yang sebenarnya, atau menyebutkan salah saru ,lari pengaruh ilat, atau
menyebutkan salah satu hukum ilat. Contoh pertama merlgqiyaskan nabidz
dengan khamr dengan adanya titik tcmu berupa bau me yengat yang
merupakan si{at Jang nelekat pada ilat yakni (ilat yang berupa iskar). Contolt
kedua adanya qisos pembunultan dengan memakai benda tunpul dengan
diqiyaskan pada pembunuhan dengan benda tafam dengan titik temu yang
berupa dosa besar. Dosa besar bukanlah ilat yang sebenarnla tapi sebuah
pengaruh dari ilat dan ilat sebenarnya ialah pembunuhan dengan seagaja
secara penganiyaan. Contoh yang ketiga dipotong tanganlyr bcberapa orang
karena nrcreka memoton& tangan seseorarg. Diqiyaskan dcngan dibunuhnya
beberapa orang karena mereka membunuh satu orang, tlcngan tiiik temu
berupa wajibnya membayar diyat (iika penbunuhanya tidak disengaja).
Wajibnya membayar diyat sebenarnya bukan ilat tapi hukum deri ilat. Dan
yakni ilat sebenarnya ialah memotcngan dalam kasus pertama (pemorongan
tangan) dan memhunuh dalam kasus kedua (pembunuhan)"
Penielasan :
172
SYARH AL.WARAQAT, Pe njelasIn Dln Tonyo iow\h UshulFiqh
jika dilihat dari segi sifat+ifat yang ada memiliki keserupaan dengan
dua ashl. Dan selanjutnya al-far'u disamakan dengan salah satu asI.1
yang n:emiliki lebih banyak kemiripan dengannya.
Sebagaimana dalam kasus budak yang memiliki dua sifat yaitu ;
harta sebab ia dimiliki oleh tuannya dan manusia karena ia juga
memiliki sifat sebagai manusia. Maka ketika ia dibunuh lantas apakah
ia diserupakan dengan binatang ternak ataukah disamakan dengan
manusia?. Dalam kasus ini mayoritas ulama cenderung memilih
menvamakan budak dengan binatang ternak dikarenakan sisi kesamaan
antara budak dengan binatang ternak lebih banyak dibanding jika
disamakan dengan manusia merdeka. Sebab seorang budak boleh untuk
diperjualbelikan, diwakafkan dan diwaris sebagaimana binatang ternak.
Sehingga konsekwensinya bagi orang yang membunuh budak tersebut
harus membayar denda (dhaman) sebesar nominal (qimah) dari harga
budak tersebut, sebagaiinana jika ia merusak harta benda orang lain.
Penielasan :
Far'u disyaratkan harus serasi (munasabah) dengan ashl dalam
'illat yang menyatukannya. Seperti dalam kasu nabidz (tuak) yang
diqiyaskan dengar khamr. Far'u dalam hal ini adalah nabidz memrbki
kesamaan, keserasian dengat ashl yakni khamr Calam masalah rs*ar
(memabukkan).
Pertaayaan :
Dalam ungkapan pengarang, sisi munasabah (keserasian) manakah
yang dikehendaki?
Iawab :
Dalam perkataan pengarang tidak secara jelas menentukan stsl
munasabah antara far'u dengan ashl. Namun, Syaikh Ahmad bin
173
SYARH AL-WAMQAT, Penjeloson Don Tonyo )awob Ushul fiqh
ii tt;t rb[!i d; ly j<ii t;at jAt &i (rr5] vv1 abt ii i'])
\:it url vF & grz )"J< :f #4 i 37: r;c J.-.t\: Z/, ;j4 s--
.,,2.: ,\\ L:tji -t.j 1--. Di antara syarat kasus asal adalah
"-- harus berdasarkan dalil yang telah
dr* ;f- ,l-a E[ dit.prkrti oleh kedua belah fihak vang
,I Lrr>'-r ,- .; , berbeda pendapat, aSar qiyas dapat
,,r_, J6."a+
' dijadikan hu.iiah aras fihak yang
'
.. ., ,i .i
1\.-.^.ar Il i1
!:) - J,!1,v'
menentang. Kemudian jika tidak
ri \'- =| v *is ditemukan fihak yang menentang, maka
-
c,F -Au disyaratkan tetaPnya hukum kasus asal
"*!i "i-: haruslah dengan dalil yang diakui orang
#ult * "$j $': yrrg melakukan qiyas.
174
SYARH AI.'WARAQAT, Pe niellsln Don Tanyo lawob Ushul Fiqh
EeajclaiaL!
Kasus asal disyaratkan hukumnya harus ditetapkan melalui dalil
nash maupun ijma' dan dalil tersebut juga harus disepakati oleh kedua
belah fihak yang berselisih, yakni berselisih di dalam tetapnya hukum
kasus asal terhadap kasus cabangan. Hal ini disyaratkan supaya qiyas
dapat dijad.ikan sebagai hujjah atas fihak yang menentang'
Namun, jika tidak ada fihak yang menentang, maka disyaratkan
hukum tersebut ditetapkan berdasarkan dalil yang diakui oleh a1gars
(orang yang melakukan qiyas).
Pertanyaan :
Mengapa harus disyaratlan sedemikian rupa?
Lawab :
Semua itu disyatatkan agar qiyas betul-betul dapat dijadikan
sebagai hujjah atas fihak yang mengingkarinya.
Referensi :
Pertanyaan :
,,fu',
,. :,,1 J"r\\ * )ui;...Ju'ai J1...*t: jb,G6;t--l x+jt*
"r\.
'Dan
terkadang muncul permasalahan Tang menyebutkan .seanriainya
hukum kasus asal disepakati namun tidak dengan dalil nash, akan tetaPi
dengan metodc taqlid, sebab sesungguhnya qiyas tidak hanya ditentukan
terhadap mujtahid muthlaq saia, sebagaimana iang diielaskan oleh bitkan
hanS,a seorang ulama safa.... Dan diiawab dari permasalahan perrama ini
bahwa saya taqlid adalah dalil bagi muqailid, scbab nash muitahid baginya
bagaikan nash a*syari' bagi mujtahid"-
5g;.
- -'
pembunuhan orang tua terhadap anaknya,
i dimana pembunuhan ini tidak
o-iKJ\ ++ iUjok U-gr! menetapkanwajib Qshas.
i., .,--r, Yang kedua, sebagaimana dikatakan,
1,.,< ,-.i, --,.
J\i? i+"i\ ritr prl ,=i:F\ *aiib mengeluarkan z-akat ternak
- dikarenakan untuk membantu kebutuhan
'ir l!+\ ge:F.y-dj J):i or^rg fakir. 'lllat ini menjadi rusak sebab
1 . . .,,.- ditemukan dalam intan bedian, namun
W ;bj tidrk ada kewajiban zakar di dalamnya.
176
SYARH AIWARAQAT, Pe nj?llson Dan Tonya )awob Ushul Fiqh
Penielasan :
'lllatdisyaratkan harus berlaku pada setiap kasus yang di'illati.
Maksudnya, 'illat harus menyertai setiap hukum di manapun berada.
Sebagaimana 'lllat iskar (memabukkan) harus ada dalam setiap kasus
yang dihukumi haram dengan diqiyaskan terhadap khamr, seperti
harus ada pada nabidz, narkoba, sabu-sabu dan lainlain. Maka tidak
diperbolehkan terjadinya cacat baik dari segi lafadz maupun makna.
Cacat dari segi lafadz adalah bilamana 'illat dari segi lafadznya
ditemukan pada suatu kasus, namun hukum kasus asal tidak dapat
diterapkan karena adanya suatu pencegah (marr). Seperti dikatakan
membunuh seseorang d.engan menggun akan mutsaqqal $enda tumpul)
menetapkan hukum qishas sebagaimana pembunuhan dengan
muhaddad (benda taiam) dengan adanya 'illat yang berupa tiga sifat,
yaitt; al-qatl (pembunuhan), al-Zmdu (disengaja) dan al-'udwan
(mengandung unsur penganiayaan). Namun 'illat ini ternyata cacat
ketika dihadapkan pada kasus pemtunuhan orang tua terhadap
anaknya. Dalam kasus ini ternyata orang tua tidak diqishas meskipun
terdapat tiga unsur 'illat, pembunuhan, disengaja dan mengandung
unsur penganiayaan. Maka dari segi la{adznya yaitu algatl
(pembunuhan), al-'amdu (disengaja) dan al''udwan (mengandung unsur
penganiayaan), tidak dapat diiadikan 'illat dalarn masalah qishas.
Sedangkan cacat dari segi makna adalah .jika makna dari 'illat
hukum ditemukan pada suaiu kasus, namun hukum tidak diterapkan.
Semisal kewajiban mengeluarkan zakat pade. hewan ternak karena ada
unsrr dafu hajatil faqir (membantu kebutuhan faqir). Namun berlian
yang juga mengandung unsrr dafu haiatil faqir tidak terkena hukum
wajib zakat.
Dapat disimpulkan bahwa kerusakan (cacat) 'illat bermuara pada
wujudnya 'illat namun tanpa disertai adanya hukum.
Pertanyaan :
Kalau memang muaranya sama, yaitu wujudnya 'illat namun tanpa
wujudnya hukum, lantas mengapa pengarang membedakannya dalam
d,aa bal laldzi dar, ma'nawiy'
Iawab :
Pada dasarnya dalam hal ini jika melihat tidak adanya hukum dari
177
sYARH AI.WARAQAT, Pe njellsan Don Tanya lqwlb Ushul tiqh
segi lafadz, maka dinamakan cacat lafdzi dan jika dilihat dari segi
ma'nawiy, maka dinamakan cacat ma'nawiy. Walaupun jika terjadi
cacat dari salah satunya, maka juga menetapkan juga cacat pada segi
yang lain.
Referensi ;
178
SYARH At -WARAQAT, Pe njelasan Don fonyo )owob Ushul Fiqh
Penielasan :
H"kr* kasus asal disyaratkan harus selalu menyertai 'illat' baik
tatkaia ditemukannya 'illat atauPun tidak' Sebagaimana isykaar yang
menjadi 'illat dari Lukum diharamkannya khamr, maka tatkala 'iilat
isykaar ditemukan pada sesuatu, maka hukum haram harus ditetapkan
juga. Hal ini senada dengan sebuah kaidah :
\J,-,", \:);i
44 ri+'e D 4'€L\ J\i
"sesungguhnya hukum selalu menyertai 'illat dan sebabnya dari segi
wujud dn ttdaknya".
179
SYARH AI.WARAQAT, Pe nieloson Don fonyo lowob Ushul ttqh
Penielasan :
Ulama ter.jadi perbedaan dalam menanggapi permasalahan hukum
asal dari segala hal setelah bi'xah (diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Secara garis besar perbedaan ini dapat digolongkan dalam dua
kelompok.
Sebagian ulama menyatakan bahwasanya hukum asal dari segala
hal adalah haram selama tidak ada dalil yang menyatakan boleh
(ibahah). Sehingga bila ada suatu perkara yang belum ada ketetapan
hukumya, maka hukumnya adalah haram.
Sebagian yang lain menyatakan bahwasanya hukum asal dari segala
hal adalah boleh. (ibahah) selama tidak ada dalil yang menyatakan
haram. Sehingga bila ada suatu perkara yang belurn ada ketetapan
hukumya, maka hukumnya adalah boleh.
Perbedaan ini akan nyata bila kita terapkan dalam sebuah contoh.
Sebagaimana televisi, dalam hal ini menonton televisi menurut
pendapat pertama hukumnya adalah haram, sedangkan menurut
pendapat kedua hukumnya adalah boleh.
Namun pendapat yang Shahih adalah yang menyatakan hukum
dari segala hal adalah dipilah-pilah (tafshil), yakni segala hal yang
membahayakan, baik pada dirinya maupun pada diri or:rng lain, maka
hukumnya adalah haram. Dan hal-hal yang memberikan manfaat, baik
180
SYARH AL.WARAQAT, Penjeloson DanT0ny0 Jowlb UshuiFiqh
pada dirinya ataupulr pada orang lain, maka hukumnya adalah boleh.
Maka hukum menonton televisi, menurut pendapat ini adalah
terperinci. Yaitu, jika menonton tersebut memberikan dampak negati{
maka haram. Dan jika memberikan dampak yang positid maka boleh.
lJiama .juga terjadi perbedaan pendapat dalam menyikapi
permasalahan hukum ketika masa fathrah (masa kekosongan dari
seoiang rasul pemba'r'a Syari'at). Secara garis besar perbedaan tersebut
dapat digolongkan dalam dua golongan ;
llenurut kaum Asya'irah (pengikut faham Imarn Asy'ari), orang-
orang yang hidup sebelurn bi'tsah (diutusnya Na'bi Muhammad SAW)
tidak akan mendapat siksa. Dan menurut kar,r:- fu{u'tazilah, mereka
tetap dituntut untuk menjalankan hukum slzriat dengan menggunakan
analisa rasio (akal). Maka, apa saja ,vang menurut pertimbangan akal
dinilai baik, maka hukumn'r,a boieh. Sebaliknya apa yang menurut
pertimbangan akal i,'rrui:, maka hukumnya adalah haram, meskipun
berada di masa fathrah.
Pertanyaan :
Apakah Nabr Muhammad SAW sebelum diutus menjadi rasul juga
diperintahkan untuk menjalankan sebuah syari'at?
Iawab :
Dalarn masaiah ini ulama berbeda pendapat.
1. Mentiadakan adanya tuntutan uniuk menjaiankan syarl'at
tertentu kepada Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi Nabi.
2- Menetapkan adanya tuntutan untuk menjalankan syari'at
tertentu kepada Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi Nabi.
3. Tawaqqu{ (menaagguhkan masalah ini sampai ada nash
yang jelas) pendapat inilah yang diplllh (al-mukhta).
B€fElc4sli
'j:i
r rsi:;1 ; r;irujil;iirIi+,-.:r 'i3):-',ik^ir\ L,Jr ui
- ) o. , r--
<_r : l-, \;
(t4B a. L\6JA)\i; jij:,;€k G!,')ujJ\j j']\ J;lilja\"t G e
'Adapun Nabi Muhammad SAV, para ulama berbcda pcndapat apakah
Bcliau dituntut beribadah dcngan scbuah syara' ataukah tidak. Sebagian
ulama menalikan,\al terscbut, scbagian yang lain menetapkanrya, namun
peadapat yang dipilih adalah mcnangguhkan masalah ini-"
181
SYARH AI.-WARAqAT, Pe niellsdn Dln Tanyl lowlb Ushul Fiqh
Perta:n an :
Apakah yang dikehendaki dari hukum boleh hanya terbatas dalam
mubah saja?
Jawab :
Pertanyaan :
Apakah dalil yang dipakai oleh pendapat shahih hukum asal
sesuatu yant membahayakan adalah haram?
Jawab :
Dalil yang diiadikan landasan adalah hadits Nabi Muhammad
*janganlah engkau
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan selainnya :
berbuat kerusakan pada dirimu dan janganlah engkau membuat
kerusakan pada orang lain".
Refetensi :
ya: xl &i r-,V QL \': -r?\')1i
4-4- ie i5) i\'"J;
(148 -.- 3v,7i) *'F t),A\', !-:ii
"(ungkapan ?engarang aus hukum haram) .... ha| tersebut berdasarkan
sabda Raiulitlah SAW ianganlah engkau berbuat kerusakan pada dirimu dan
janganlah engkau membuat kerusakan pada orang lain".
,".
j1 (, iAt .5a))\ ,'jJ',) Pengertian istishhabul hal yang daptt
dijadikan huijah, sebagaimana keterangan
{;-A::3\ G\.; r:f r i.:i yang akan latang, adalah melanjutkan
,: , ,',',, hukum asal, yaitu ketiadaan hukum yang
i:e) iF ("U;'!t
il ir;.ll ,gl secara asal, tatkala tidak ditemukannya
t..'e
, -,,1, 1.,,i ,"-,r,,,.,,., dalil syar'i, sekira seorang Mujtahid
r'€j?'-Jl '+4 ,J! (J--^!r
C #{' setelah melakukan pembahasan yang
. -i, -.- secara mendalam dengan mengerahkan
* -!JJ'
.i, a.ir
)'''i' -? i->!' --
'a- = -\!
segala kemampuannya, sebagalmana la
182
SYAR H AL-WABAqAT, Pe njelosln Don Tanyl l0w0b Ushul Fiqh
i; ri,r'.
u- 2H'5ia i- :"* tl tidak mampu menemukan dalil atas
u" ;-;tf
:1 .1.i(
kewajiban melaksanakan puasa Rajab,
4t ir;? :i: r-* .,,p1 lantas ia berkata, " Puasa Rajab hukumnya
F-rnr Gr
- ')'o\\ qw-z+^\ hukum asal, yakni ketiadaan hukum
,,". t,, -,-
U > *<* .-6r:Lr)l"(:,
, secara asal". Dan istishhabul hat ad'alah
"r 4- n t5'" hujjah secara pasti (tanpa ada perbedaan).
-
Penjelasan :
183
SYARH A|'WARAQAT, Pe nielasan Dln Tsnyo )lwob Ushul tiqh
Pertanvaan :
-- S._i",,,h manakah yang dikehendaki dengan 'tidak adanya dalil
syara" sebagaimana dalam definisi pertama?
Jawab :
dikehendaki adalah tidak adanya dalil syara' menurut hasil
analisa dan kajian yang dilakukan oleh mujtahid, meskipun pada
-Y^ng
kenyataannya ada dalil syara' yang menegaskannya'
Referensi :
URUIAN DALILDAIIL
z-t ti '.i, '.i-t
ll4\ pr-!
(l--. &J eJ) )t tr lJ ,, Adapun beberapa dalil, maka
I
didahulukan dalil yang jelas daripada yang
,+uJs 4?l samar. Seperti dalil dhahir dan yang
ditakwil. Juga didahulukan lafadz daiil
tifu yang digunakan dalam makna hakiki atas
c.!lqr.qrh-.Jl v-)
.\t
t . t\p1 t^.11 t\1'-.- i-- dalil yang digunakan dalam makna malaz.
--:'- -)' .LlJ F.
Dalil yang menetapkan keyakinan
:4?, (p ?';1 & J4- didahulukan atas dalil yang menetapkan
dugaan. Hal tersebut seperti dalil
it t"ri: i-';i Yiti;u;tK mutawatir dan dalil ahad, maka
184
SYARH AL.WARAQAI Pe njelotan Don Tonyo Jlwab Ushul Fiqh
._,\K 1- (,rj.al\ , i :,: ,,,1.i) Jika dalam dalil ucapan baik al-Kitab
, - a- 'Y Y- )) "r maupun as-Sunnah ditemukan sesuatu
ajir (,r (p.jt 'A\;) l:)\ ketiadaan secara asal yang p€netapannya
.1i.-.,i yang dapat merubah hukum asal, yaitu
Penielasan :
185
SYARH AL-WARAqAT, Pe njeloson Don lanya )owob Ushul Fiqh
Pertanyaan :
Apa yang dikehendaki dengan dalil ai-Jaliy dan dalll al-Khafif
lrahj
Yang dikehendaki dengan al-Jaliy ad'alah dalil yang jelas dalam
menunjukkan terhadap makna yang dikehendaki, sebagaimana
menggunakan makna Shalat untuk setiap pekerjaan dan perkataan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam Sedang yang
dikehendaki dengzn al-KAafry adalah dalil yang tidak jelas dalam
menunjukkan terhadap makna yang dikehendaki.
Referensi :
iui"i! itr"ii d-t\A\ )vqK +;-'Y;r.+#i;,::.1;
'Yang dikehendaki dengan a|-Jaliryi adalah dalil yang jclas cialam
Yf;'i;
men unjukkan tcrltadap makna ya ng dikehendaki, sebagaimana mengg:unakan
makna Sholat untuk setiap pekcriaan dan perkataan yang diawali riengan
takbir dan diakhiri dengan salam. Sedang yang dikehendaki dengan a!-
Kholilyi adalah dalil yang tidak ielas dalam menunjukkan tcrhadap makna
yang dikchendaki".
Pertanvaan :
Gambarkan kasus ketika istishhabul ltal bertentangan dengan dalil
186
SYARH AL-WARAQAT, Pe nielasan Dcn Tonyo lowob Ushul Fiqh
ucapan !
Jawab :
Yaitu, seumpamanya kita mendapati suatu perkara Yang
bermanfaat, maka berdasar atas istishhabul hal barang tersebut boleh
untuk kita man|aatkan. Namun jika kita menemukan dalil nash
menyatakan bahwa barang tersebut dihukumi haram, maka istishhabul
hal harus kita tinggalkan dan da1il nash wajib diamalkan.
Referensi :
,:,-e*;ii\aU;Xpt,*a G: W 4 i'S a.t, t&;r$'HY i';>
pi\t;;', t u+a J-t'i' ,; +>r; Ji F,
i.- " -a'- . ' i. i.t, , t,.-t,.
.ri';t-t; *t';J ny +"yt i'n)
,-,-".- 2\a
187
SYARH AI-WARAQAT, Pe njellson DIn Tonyo Jawlb Ushul Fiqh
Penielasan :
'1 88
SYARH A|-WAf,AQAT, Penjells1n Dan Tanya Jowob UshulFiqh
Pertanyaan :
- c,GrSt
a; .y *v:t' 4:L; pi.ir
Q2 i g':ti '
"Ungkapan pengarang sempurna perabotnya) yang dikebendaki adalah
adanya perabor iitihad haruslah sempunla hasil pada mulii, dan tidak
ligh untuk mencapai deralat tertinggi, namun
di.syaratkan dalam nahw.u ciari
cukup sampai pada detajat sedang yaitu sesuatu yang sudah cukup untuk
digunakan sebagai ;arana menggali hukurn".
Pertanyaan :
Sejauh manakah standar mengetahui akan perawi hadits yang
disyaratkan bagi seorang mufti ?
Iawab :
Standarnya tidak harus mengerti secara langsung atau rirvayat dari
syaikl-rnya, namun dapat dicukupkan dengan berpedoman terhadap
kzrya-karyz ahli hadits sebagaimana Imam Ahmad, lmam Bukhari,
Imarn Muslim dan lain-lain.
189
SYARH AI"WARAQAT, Pe njeloson Don Tonyo lowob Ushul Fiqh
Referensi :
-';i '*;rt A;)
G"rYtg uu;jr +;4r &i iLG)'!ui e- QE])\ Fi
122..- iu;t v.; $ lt;at lr-1 ulu ,-E+;,:t .J- r.9& 1.r4 7-j3) #)
TUnEkapan pengarang mengetahui perawi-perawi hadits) dan sudah
cukup pada jaman kitaini, untuk merujuk terhadap ahli hadix. Sebagaimata
Imant Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan selainnya. Maka bagi mul?i
sudah cukup dcngan berpedoman pada mereka, dalam masalah keadilan dan
kecacatan perawi badi ts ".
,.,..2-i j :-i)
,:\i -:, :.til -), Di antara syarat orang yang meminta
", .:ti'i t'l.t,.
7- .-' ,'i i" . fatwa, haruslah termasuk ahli taqlid, maka
.,1.r1
+- €"Jr
9
luJ :\:Y;rl J'6\ .r (jika tergolong ahli taqlid), ia harus
(r-lii1 mengikuti seorang mufti dalam fatwanya.
"1 ,r -" Jika seseorang tidak termasuk ahli
I Jp
-
"
J^l ..r: '1?tI taqtid,yaitu termasuk ahli ijtihad, maka ia
rr.ii'i1 , Fi ,''4 Ub dq tidak diperbolehkan meminta fatwa.
Sebagaimana ucapan pengarang: "tidak
j\: \S d;j:- jiii il u';I .,i
diperbolehkan bagi seorang alim, yakni
zi,, , ., \i ,-i t r,,"r .,i ., mujtahid, bertaqlid kepada mujtahid lain,
dr/ {'ir7-J I f I \dr"+ #J/ sebab ia mampu melakukan ijtil-rad
,...i. - g5-:rl
rk;)\ i.-,,.1.,
(.1t4 sendiri".
d.,"
Penielasan :
],fiustarti adalah orang yang mencari fatrva kepaCa orang lain atau
orang yang meminta fatwa tentang masalah hukum syariat.
Orang yang diperbolehkan untuk bertanya atau meminta fatu'a
adalah orang yang belum n-rencapai derajat muitahid atau masih
termasuk ahli taqlid. Sehingga termasuk di dalamnya adalah orang
yang masih bodoh ataupun sudah memiliki keilmuan namun belum
sarnpai derajat mujtahid.
Maka, .jika seseorang termasuk golongan mustafti wajib baginya
untuk rneminta fatwa kepada mufti. Sedangkan orang alim (mujtahid),
yaitu seseorang yang secara keilmuan sudah mencapai derajat mujtahid
mutlaq, maka baginya tidak boleh bertaqiici. Baik telah berijtihad
namun belum sampai menemukan hasil, atau sama sekali belum
190
SYARH AL.WARAQAT, Pe niellsan Don Ilnyo lowlb Ushul Fiqh
berijtihad.To
Periaoyaan :
Ulama sepakat bahwa mujtahid mutlaq seperti as-Syaf i boleh
berfatwa. Apakah selain muitahid mudaq diperbolehkan berfatwa?
,Iawab ;
Pada dasarnya semua muitahici selain mujtahid mutlaq
diperbolehkan untuk berfatwa. Namun ada perincian sebagai berikut :
eV\ A!' Q
-,F: *A
3. 4l +\;''! --\$;J\ P.,'c ;q .si,r:i)l jrF +- *\6
::Y',;i y.a* \t.!u ;\&?\ el' lF);ii:f, i;:r' ,'-,t:,* r'\*
;ll ;F'uriru;'i' i- !'J' r;r e; i t)'.j]j\ iG ^j; dii tA.)'tll
(159.... LVA\)
"(Llcapan pergararg : maka ia harus bcrtaqlid).... adapun mujtahid
Madz-hab, maka baginya menurut pendapat Ashah boleh untuk berfawa
sesuai madzhab imam mujtahid yang ia saksikan dalil pengambilatnya dan
diyakininya mudak, walaupun ditemukan adanya muftahid muthlaq.
70
An-Nafahat htsl 161
,1 0'1
SYARH AI.WARAQAT, P? njeloson Don Tanya )owob Ushul Fiqh
Pertanyaan :
Apa syarat bagi seorang mufti yang dapat riimintai fatwanya?
Iaeej
Disyaratkan harus muitahid yang adil, diyakini serta masyhur
keahlian dan sifat adiinya. Atau yang diduga kuat meniiiki keahiran.
Begitu juga selain orang yang adil jika diyakini kebenarannya dengan
beberapa qarinah (tand.a-tanda) ataupun meyakininya atas hal-hal yang
sudah jelas.
Referensi :
!! f:lii rius.*:rt r)\4 4.;i;;irJi;.1 i6lat si tE -l r1;1
";,stt tK.,vat3 JK 3\J r:;r:. i6!9 ',(ii) . '^',ir
)\ +,-" +qJr,a; \il J,ill ;i
(160 ".,- c.'\;i;11) 'g!'J,)JnL\
TAu.TDD/.IT ITTTAD
Taqlid ad,alzh menerima
\ #|fll ;'j 3i;'ila\) pendapat
i92
SYARH AI.WARAQAT, Pe njelosan Don Tonya )owob Ushul Fiqh
'1 Sastra semacam ini dinamakan iqtibds, yakni menyelipkan ayat Al-Qur'an atau Hadits
dalam sebuah perkataan dengan cara yang tidak menyiratkan kata-kata tersebut diambil
dari keduanya (An-Nafahat hal 162). Dalam contoh ini, ayat yang diselipkan diambil cjari
QS. an-Najm 3-4.
193
SYARH AI-WARAQAI Pe nielosan Don Tanyo )awob Ushul tiqh
Penielasan :
Pertanvaan :
Manakah pendapat yang lebih shahih tentang boleh tidaknya Nabi
Muhammad SAW melakukan ijtihad?
Erab-i
Pendapat yang shahih diperbolehkan.
Referensi :
* ii,izl:t: <$.ir jr ,rLJ))
*,ttt r* 3-'^;,:,r1#uir' :.i! ):p\
i r*- * s;\ i;jr4Jiari iK u i\ij 4p ilir i r[i)' ':'? 'iL:
* i*i il i:,L c"i .urtt i:H'Jj ,'+ ?.,* .s;i "ti ,P i* .r;\'
(162"-.c,G35) )\*\
"Pendapat yang bcnar (mengenai bolehnya rasul melakukan iitihad) .uang
diikuti olei ulama, di antaranya adalah imam Syali'i dan diakui
-ryorit"t
194
SYARH AL"WARAqAT, Pe njelosln Dan Tanyl J0w0b Ushul Fiqh
kebeaaranya dalam kitab Jam'ul Jawami dan iuga kitab-kitab lain ialah bolch
bagi Nabi SAW uatuk melakukan ijtihad. Dan hal ini bukan hanya secara
hukum jawaz tapi mcmang terfadi, karena berpijak pada firman Allah swt:
"tidak patut bagi scorang nabi mcmpunyai tawanan sebclum ia dapat
melumpuhkan musuhnya di muka bumi". Teguran dari Allah swt atas
keputusan Nabi untuk mcngambil tebusan dari tawanan perang Badar.
Sebuah tcguran tidak ditujukan pada hukum yang datang dari wahy'u. Maka
tentunya hukum tersebut murni hasil ijtihad".
195
SYARH AL"WARAQAT, Pe niela5on Don T0ny0 l\wob Ushul Fiqh
lYo
SYARH AL"WARAQAT, Pe nklIson DonTonyo l0w0b UshulFiqh
Eea,Eiarac-
Ijtihad arialah mengerahkan segenap kemampuan agar sampai pada
sebuah tujuan, yaitu memahami hukum-hukum syariat.
Seseorang jika sudah memenuhi persvaratan dan kriteria mujtahid
sebagairnana yang telah dijelaskan terdahulu, maka jika ia melakukan
ijtihaC Calam masalah"masalah furu'(cabargan) dan hasil ijtihadnya
tepat sesuai dengaa kenyataan, maka ia akan mendapatk-an dua pahala,
satu pahala atas jerih ptyahnya beriitihad dan satu pahala atas
ketepatannya dalam beri.jtihad. Namun .jika hasil iitihaCnya tidak tepat,
ia tetap rnendapat satu pahala, yaitu pahala atas jerih payahnya
berijtihad. Hal ini berciasarkan atas sabda Nabi lv{uhammad SAW.
Yang riiriwa;ratkan oleh kna:l Eui<irari Muslim
',
r\i ;\ &iiL\3 ',t;t i-) j;i "r" :,,ai ',1t;,,
i
"Barang siapa yang berijtihad ternyata benar, maka baginya mendapat
dua pal:ala, dan barang siapa berijtihad ternyata.salah, maka baginya
meadapat satu pahala"
197
SYARH AI.WARAQAT, Pe nieloson DanTonyo lowob Ushul Fiqh
Pertanvaan :
Apakah yang dikehendaki dengan furu'l
]awab :
Yang dikehendaki adalah masalah-masalah fiqh yang diijtihaCi dan
belum ada dalil yang memastikannya.
Referensi :
(t 64.... LE jJ'i\) t& .I
Gi ;:)\+:.'i r & i (
&6
\ .! )
zjij
f[Jngkapan pengarang: di dalam masa]ah-masalah {uru), yakni masalah
yaog diijtihadi yang tidak terdapat dalil qath'i di dalamnya".
Pertanyaan :
Adakah dalil lain yang digunakan oleh ulama yang berpendapat
bahwa tidak semua mujtahid benar?
Jawab :
Ada, yakni sabda Rasulullah SAW
rErl i- o'cJ ijx t',i;{"'lrr 41 A\ ",t {'\ i; J6 i\3 iie /ji1 e-:i';)-} r,
ajv.:t.ea *,+\'-i? l-.;{) A* 1d2r} A\i" ki{t 4' V
,k'_,$t6_"ruir A*' ;+ JL ,,+\- G,n 3\ u-t- I k] e''r" 4
'uit:-\L\lr1jj
*Diceritakan '
dari Buraidah RA beliau berkat, bersabda Rasulullah SA'
"tiga orang @dhi (hakin), dua orang diantaranya berada di Neraka, dan
seorang di Surga. Seseorang yang mengetahui kebenaraa dan menghukumi
dengannya, maka ia berada di surga. Dan sescorang yang mengetahui
kebenaran dan tidak menghukumi dengannya, bahkan melakukan
penyimpangan hukum, maka ia berada di neraka. Dan seseorang yang tidak
mengetahui kebenaran dan mengiukumi diantaru manusia dengan tanpa
pengetahuan, maka ia betada di neraka" (}i,k. imarn empat dan dishahihkan
oleh imam Hakim).
198
t
SYARH AL-WARAQAT, Pe njellson Don T\nyo Jnwab Ushul Fiqh
Daftar Pustaka
Jawimi'-Hidayah
Hasan bin Muhammad bin Mahmtd al- Athl,r -Hisiyah al-
',4thir, Dir El-Kotob Beirut.
'Ala'ucidin zl-Bukhari al-Asr,i r, DA.r El-Kotob el-'Alamiyah
-Kasyf
Beirut.
Sa'duddin at--fa{itzani-Syarh at-Talwih 'ala at-Tav'dhih. D?.r El'
Kotob Beirut.
Jalaluddin as-Suluthi-.$'zri al-Kawikib a*Sithi', Maktabah
Musthofa
DR. Muhamrnad Hasan llito-Al-Wajiz Fi Ushfil at-Tasyrf AJ-
Ls1in -r, Muassasah ar-Risalah Beirut.
Al-Isnawi-At-Tamhid fi Takhrij al-Furfi' 'ala al-Ushtl,
Muassasah ar-Risalah Beirut.
Abdui hamid ibn Muhammad Ali Qrdsi ibn Abdul Qdir al-
Khathib, LathAi { al-kyirah, Hidayah
Abt Zahrah-UshAl Fiqla Dar El-Fikr Eeirut
DR Nuruddin 'At-Manhaj al-Naqd Dir El-Fikr Beirut.
Ibnu Hajar al-Haitami-Tuhfah al-Muhrij', Dar as-Shadir.
199