PEMBELAJARAN
TILAWATIL QUR’AN
Ketentuan Pidana
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kata Pengantar
Penulis
DAFTAR ISI
lidah.
Yaitu Makhorijul Huruf yang dilafalkan lewat mulut
atau lisan, atau makhrojnya ada di (lidah).
3. Antara dua bibir atau Syafatain ) ِ ْ َ َ ( َ َّشل
Yaitu Makhorijul Huruf yang dilafalkan lewat bibir
atau makhrojnya ada di bibir.
4. Rongga atau Jauf ) ٌ ْ َ َْ( yang berarti
kerongkongan.
Yaitu Makhorijul Huruf yang dilafalkan lewat
kerongkongan atau makhrojnya ada di
kerongkongan. Biasanya hanya digunakan untuk
اى ٍحلييرٍك ي
اى ٍى ٍ ي
ؼ الٍ ى ُّدد
Keluar dari
ٍك ٍم
ؼ
tengah-tengah
mulut
3
ٍ ؼ
bagian tengah
احلىٍل ي
Pangkal lidah
bagian dalam
5 ؽ menempel pada
kerongkongan
اى ٍحلىٍر ي
atas
ؼ اٍألىقٍ ى
اىللِّ ى ا يف
Pangkal lidah
bagian luar
صى
الٍ ى ٍ ي tengah
ؼ
اى ٍحلىٍر ي Di tepi lidah
8 ض kanan atau kiri
ا ٍىٍن ي melekat pada gigi
Ujung lidah
melekat pada
10 ف langit-langit
اى ٍحلىٍر ي
depan bagian
ؼ اللَّىر ي
bawah
Ujung lidah
ؼ
melekat pada
11 ر langit-langit
depan bagian
atas
Ujung lidah
12 ط د ت menempel pada
gusi atas
13 ص س ز diantara gigi
bawah dan gigi
atas
Ujung lidah
14 ظ ث ذ melekat pada
ujung gigi atas
Ujung gigi
ؼ
اى ٍحلىٍر ي
15 melekat pada
الٍىلٍ ي
ؼ bibir bawah
َّ اى
ً لل ى ى
ؼ
اى ٍحلىٍر ي
ب ـ ك
اف
Berada diantara
16
الل ى ي
dua bibir
َّ
rongga hidung
اى ٍى ي
17
ؼ الٍ ينَّ ي
يل ٍ يـ
Keterangan:
cara memperaktikkan makharijul huruf yang masyhur di
kalangan kita adalah sebagaimana rumus dibawah ini :
أىنًأى, ىمئًٍيػ ػأن, ًم ى الٍ ي ػ ٍػؤ ًف, أ ٍيكأى ٍف أ ًىف أىأٍ ىف, ٍأى إً أي بىأ
بىنً اى, ىمػً ٍػينا, ً ًم ى الٍ ي ٍػ, ْب ً
بػي ٍ بى ٍ بىنى ٍ ى, ٍ ب بى بب ي
ً
ى
8|Pembelajaran Tilawatil Qur’an
BAB III
SIFAT-SIFAT HURUF
NAMA HURUF-
NO PENGERTIAN RUMUS
SIFAT HURUFNYA
ك, ـ, ظ, ع
ى ِّ ٍ ىكٍز ىف قاىرئ ذل ى ٍّض ى ػ َّػد ىلى ى ا, ؽ, ف, ز,
( اى ٍىه ػػٍرtampak atau terang)
Apabila diucapkan /
dimatikan tidak
mengeluarkan desis
ل, ذ, ء, ر,
ً ًو
(nafas tertahan)
1
disebabkan tekanan
huruf-huruf
ج, ض, غ,
tersebut pada
makhrajnya.
ؿ, ط, د,
ب,
َّ ً ٍ ي
Apabila huruf
ث ى ٍّض ي َّ ى ٍ و
diucapkan/Dimatik
an suaranya
ؼ, ظ, ح,
terlepas atau
2 berjalan beserta
ك, ش, ض,
huruf-huruf itu
ل, ز, ص,
ص ًز ٍل ى ا وق
disebabkan
lunaknya tekanan
huruf-huruf itu ق, ا, س,
pada makhrajnya.
ا, ؾ,ؿ
ػاؿ
م أى ى ك ىد ع و ىػىزى ا َّ لىه ي ر ب ىي و
ى ٍ ى ي ٍ ىى
, د, ج, ك,ذ
Apabila melafalkan
, ت, ع,س
(terbuka)
huruf, lidah
merenggang dari
4 langit-langit mulut , ا, ؾ, ز,ؼ
ketika
اىٍ نٍ ػ ي
, ؿ, ؽ,ح
ٍ ى ي ٍ ى
mengucapkan huruf
ًً
(mulut terbuka)
ػاح
, غ, ز,ج
Apabila huruf
, ا, س,ث
(menahan atau diam)
tersebut diucapkan,
huruf-huruf ini agak
, ث, د,ص
ث ىق ن إً ٍذ ىك ٍ يهي ىي ُّد ى
َّ ي ٍز ى
ً
lamban/kurang
cepat ketika
ث ى ا ً و ً ٍد
tidak bertempat di
ً
ؾ,ض
ٍ ى ى ُّدهي ى ٍ ه ى ىك
dimatikan berdesis
(su-ara terlepas) , خ, ش, هػ
6 terang) ka-rena lemahnya
tekanan huruf itu , ؾ, س,ص
pada makhrajnya,
sifat ini lawan dari ت
ت
sifat jahr.
Huruf apabila
diucapkan/
dimatikan suara
terta-han/berhenti , ؽ, د, ج,أ
(kuat)
tekanan huruf-
لل ػ َّػد ةي
makhrajnya. Sifat
ini lawan dari sifat
Rikhwah
Huruf apabila
( اىلَّػ ػ ى ُّد يtengah-tengah)
diucapkan/
dimatikan suaranya
di-antara tertahan
, ـ, ع, ف,ؿ
لً ٍ ي ػ ى ٍر
8
dan terlepas
(diantara sifat
ر
Syiddah dan
Rikhwah)
ٍ ًي َّ ى ٍ و ق
lidah terangkat ke
terangkat)
9 atas atau naik ke ,غ,ض
langit-langit mulut.
Sifat ini lawan dari ظ, ؽ,ط
sifat Istifal.
ىه
langit-la-ngit mulut
, ط, ض,ص
اد ى ه
ketika atau
10
Huruf-huruf yang
keluar dari ujung
, ـ, ر,ؼ
( اىٍ ً ٍذ ى يؽujung)
lidah/ujung bibir,
ً َّػر ًم ٍ ليػ ٍّض
Huruf-huruf yang
ىهى ه
ً اد ز
mempunyai su-ara
س, ز,ص
َّ اى
لص ػ ً ٍيػ ير
12
seruit bagai-kan siul
ام ٍه
burung/ belalang.
(Goncang/Memantul)
diucapkan/dimatik
an terjadi ب, ط,ؽ
قىػلٍ ي ى وػد
اىلٍ ىق ػ ٍل ىقػلى ي goncangan pada
13
makhrajnya
sehingga terdengar د, ج,
pantulan suara yang
kuat.
Mengeluarkan
huruf secara lunak
( اىللِّ ػ ػ ٍ يlunak)
Condongnya huruf
dari makhrajnya
(condong)
اىٍ ً ٍ ػًىر ي
Ujung lidah
16
bergetar ketika
mengucapkan huruf
ر
Ra’.
tersebar)
dalam mulut ketika
17 mengucapkan huruf
ش
Syin sehingga
bersambung
dengan makhraj.
Memanjangkan
(memanjang)
18
lidah hingga
pangkal lidah
ض
(bersambung
اىٍ ً ٍ ً ػلىالى ي
dengan makhrajnya
huruf).
sukun
C. Praktik Fashahah
Kegiatan ini adalah latihan yang dipandang lebih
efektif untuk meningkatkan kefasihan dalam melafalkan
makhraj huruf dengan sifat-sifatnya yang benar. Latihan
ini hendaknya dilakukan setiap hari secara konsisten
agar memperoleh hasil yang optimal dan lebih cepat.
Tentunya dengan bimbingan seorang guru Al-Qur’an.
Metode latihan ini disusun ke dalam dua format
rumus pelafalan dengan irama khusus, yaitu:
1. Rumus Pertama
HURUF HIJAIYAH
Rumus Latihan Cara Membacanya
َ ِ ُ َ َّش a i u a’a
َ ِ ُ َ َّش Ba bi bu bab ba
َ ِ ُ َ َّش Ta ti tu tat ta
ُ َ َّش ِ َ Ja ji ju jaj ja
ُ َ َّش ِ َ Ha hi hu hah ha
ُ َ َّش ِ َ
Da di du dad da
ُ َ َّش ِ َ
Dza dzi dzu dzadz dza
َ َّش ُ ِ َ Ro ri ru ror ro
َ َّش ُ ِ َ Za zi zu zaz za
َ َّش ُ ِ َ Sa si su sas sa
َ َّش ُ ِ َ Sya syi syu syas sya
َ ِ ُ َ َّش Sho shi shu shos sho
َ ِ ُ َ َّش Dho dhi dhu dhodh dho
َط ِط ُط َظطَّش Tho thi thu thot tho
َظ ِظ ُظ َػغَّش Dhzo dhzi dhzu dhzodhz dhzo
َع عِ ُع َؾ َّشؽ ‘a ‘I ‘u ‘a’a
َغ غِ ُغ قَ َّشف Gha ghi ghu ghagh gha
َ ِ ُ َ َّش Fa fi fu faf fa
2. Rumus Kedua
ًَ ِنئ ً َ ِ ْئ ْ ُ ْ ِا َِ َ ْأ َا َ ِا ُ ْو َ ْا
A. Idhar
a. Idzgham Bighunnah
Idgham Bighunnah adalah apabila dalam
suatu kalimat terdapat Nun Mati atau Tanwin
bertemu dengan salah satu huruf yang empat,
maka hukum bacaannya wajib dibaca Idgham
Bighunnah atau dengung selama 2 harkat / 1 alif.
Hukum Penyebab Huruf Contoh
bacaan
ْ ْ كَ ْو ِ ُلنَّش Bertemunya ي ُ ْ َو ْا َّشُي
ِإ Nun Mati
Idgham atau tanwin ا ٍ َ ِو ْا ِ ْا
Bighunnah dengan
atau salah satu و ًَ ْ ً ُو ِ ْن
dengung huruf yang
selama 2 empat
و ِو ْا َو َ ِا
harkat / 1 dalam satu
alif kalimat
Pada kasus ini terdapat pengecualian, bila
mana Nun Mati atau tanwin bertemu dengan salah satu
huruf yang empat dalam satu kalimat, maka tidak boleh
dibaca idzgham bi ghunnah, melainkan wajib dibaca
idhar atau jelas. Seperti pada kalimat: – َ ُْنْ َي ٌا – َدلُّم ن
ِ نْ َ ٌا – ِ ْن َ ٌا
a) Idzgham Mutamatsilain
Adalah apabila dalam suatu kalimat
terdapat huruf yang sama, yang pertama mati
sedangkan yang kedua hidup. Maka cara
membacanya ialah dengan meleburkan bunyi
huruf pertama pada huruf kedua.
b) Idzgham Mutajanisain
Yaitu memasukkan huruf yang mati kepada
huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya
yang ada sesudahnya
Idzgham
Mutaqoribain
bertemu ُ َ ْ َّش َ َـ ُو
ِ ْ َ ِ ِ ْ كَ ْو ُ َ َق bertemu ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْق ُّم
c. Iqlab
Apabila terdapat Nun Mati atau Tanwin bertemu
dengan salah satu huruf ba’ ( ), maka suara Mim Mati
ت اب
ىم ٍ تى ى
Ikhfa’nya
1
اىألى ٍلىى lebih lama
dari د ً ََنْد
(tinggi) Ghunnahny
a ط ُ ِ ي َ ْن َع
ِل
Ikhfa’nya
lebih ؽ اؿ ىم ٍ قى ى
2 اىأل ٍىد ى pendek
َ ْا ََك َا
(rendah)
dari
Ghunnahn ؾ ٍ ََ
ya
َ آ ٓ ًا َ َّشَث ًج
3 اىٍ ىٍك ى ي Ikhfa’ dan
َ ْ َجآ ٓ َا
Ghunnahn
(perteng
ahan/sed
ya Sama /
sedang
َ ْ َ َّش َِّل ْي
ang) ً ْ ُ ي َ ْ َ ِ ٍذ
H. Zainol Hasan & Moh. Afandi |27
ِ َّشا ْ ِْلا ْ َ َا
ؿَ َذ ًًب َ ِديْد
َ ِْ ِ َ ً َْ
ٍ ُ ْ ِ َر
ٍَ ِ َ
Selain hukum ikhfa’ di atas, terdapat pula bacaan
kalimat di dalam Al-Qur’an yang wajib dibaca Ikhfa’
meskipun tidak dihului oleh Mim Mati atau Tanwin.
Inilah yang disebut dengan Ikhfa’ Bi Ma’na Al-Jadid (ikhfa’
dengan makna baru). Hukum ikhfa’ ini terjadi karena
bertemunya dua sukun di akhir bacaan sebuah kalimat
dimana salah satunya bukanlah huruf mad ( ، وdan)ي.
HUKUM SYARAT HURUF CONTOH
ٍ ٍال ىقل
1. Terletak
إخفاء بمعنى diakhir ب
الجديد kata.
(Ikhfa’ 2. Disukun ر ال ى ٍ ٍر
Bima’na Al- karena
Jadid) waqof.
3. Didahului ض ض
ٍ األ ٍىر
Melafalkan
احلىٍ ٍل
oleh huruf
huruf mati yang ؿ
dengan
ً
asli
samar ـ ٍ ٍالعل
(bukan
(suara lirih) huruf
ف ٍ ٍ َّ ال
sehingga mad)
suara 4. Huruf
hampir tak tersebut
terdengar tidak م ا ىٍدم
ditasydid
Idzhar
Syafawi
Huruf Contoh Kalimat
ِ ْظ َى ْ َ َ ِ ْي
CONTO
NO. JENIS HUKUM HURUF
H
ٍـDimasukkan
ٍ إ ٍد ى ٍاـ م ٍػلى ٍ ً إ ٍ ى
ً ً ً
ـ
ىكيه ٍ ىما
ى ى يػ ٍا
1
serta dengung
ٍـDisamarkan
2 antara
إً ٍ ىه ٍار- إً ٍد ى ٍاـ
Semua
ـ،ب
dengung)
ٍـlebih jelas
إً ٍ ىه ٍار ى ٍر ً ى
4 dibanding
ك،ؼ
إً ٍ ىه ٍار ى ى ًم
A. Ghunnah
Apabila dalam suatu kalimat terdapat “Nun
Tasydid” dan “Mim Tasydid”, maka hukum bacaannya
dibaca Ghunnah atau dengung dengung 2 harkat / 1 alif.
Perhatikan contoh pada tabel di bawah ini:
Dibaca Idhar
huruf hijaiyah ُ ْ ن َ َـ ْ – ُ ْ َن
selain lam dan
ra’
bertemu dengan
huruf hijaiyah
ِّ َ ْ ُ
Dibaca Idzgham
selain lam dan
ْ ُُ ْ َي
ra’
b. Al-Syamsyiyah
Apabila dalam suatu kalimat didahului “Al”
yang setelahnya bertemu dengan salah satu huruf
Syamsiyah yang 14, maka disebut Al-Syamsiyah
yang hukum bacaannya wajib dibaca Idzgham
(dimasukkan/dileburkan pada huruf setelahnya).
Jumlah hurufnya adalah sebagai ا
طظ yang terkumpul dalam lafal:
َشيْ ً ِا ْ َ َر ْو
ِ َ ْ ُ ِّ ِظ ْ ُ َّش ِ ْ َ ْ ً َ ُ ْز ِ ْ َ ِن َـ ْ ۞ َ ْع ُ ْ َا َػ
Hukum Huruf Contoh
–ا ُ َ نَّش ْ ُو – َ تَّش َّش
– َ ث َّش ِ ُ – َدلَّش ى ُْر
As-Syamsiyah – ُ ْ ِ َ َِّّل ْ ُر – َ َّشر
ْ َ َ َّشل ْ ِ ُس – ِ ْ ُ َ ُّم- َ َّشزْ َز َ َُل
Wajib dibaca
idzgham – َُ َّشل ْ ِ – َ َّشص َ د
–ط َ ْ َ ضَّش ْ ُ – َ ِّع ِ ّ ِب
–ظ ِ ْ َ َّشؼ ِ ْ َ – َ َّش
berharkat kasrah.
Hukum Penyebab Contoh
ْ َ ْ ِخ/ ْ َ ْرِ ي
Jatuh setelah
(boleh huruf yang dibaca ُ َ َ َ َو
tebal/tipis)
imalah
A. Pengertian Qalqalah
Qalqalah adalah memantulnya bacaan huruf
tertentu ketika dalam keadaan mati atau sukun karena
ada tekanan yang terjadi sebab pelafalan makhraj dan
sifat yang benar. Dengan demikian, apabila ketika
melafalkan huruf qalqalah dengan makhraj dan sifat
yang tidak benar, maka dengan sendirinya tidak akan
terjadi pantulan apapun.
Dari definisi ini menjadi jelas, bahwa pantulan pada
qalqalah akan benar apabila memenuhi kriteria sebagai
barikut:
1. Terjadi karena pelafalan makhraj dan sifat benar
2. Terjadi Karena adanya tekanan kuat
3. Pantulan tidak boleh menjadi bunyi harakat fathah
Adapun huruf qalqalah yaitu ada 5 yang terkumpul
dalam kalimat:
َطْ ُ َ ٍد
B. Pembagian Qalqalah
Qalqalah sendiri menurut pengelompokannya
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Qalqalah Sughra
Qalqalah Sughra adalah pantulan yang terjadi
ketika huruf qalqalah tidak berada di akhir kalimat.
Dalam keadaan seperti ini pantulan tidak kuat,
sebatas
2. Qalqalah Kubra
Qalqalah Kubra adalah pantulan suara yang
terjadi ketika huruf qalqalah berada di akhir kalimat
dan dibaca waqaf. Dalam keadaan seperti ini
pantulannya harus keras sehingga terdengar sangat
jelas.
Perhatikan contoh pada tabel di bawah ini:
Hukum Huruf Penyebab Contoh
َ ْ َق َ َْل ُ ْ ٰار Huruf
(Pantulan
qalqalah ، َ ْ ُ َ ُّم
lebih kuat)
berada di
ط akhir ، ْ ِؾ َق
kalimat dan
dibaca
ّ َ َو
waqaf
اىلٍ ي ى َّ ى ي
Pantulannya Sukun
ringan ditengah
ى ٍ هل
اىلٍ ي ىػ ى ِّ لى ي
Pantulannya Sukun
sedang diakhir ٍ ىكقى
Sukun di
اب ً
akhir, ٍ ىق
sesudah Mad
اىلٍ ي ىػ َّقلى ي
Pantulannya
kuat
Di akhir dan
، ٌ ىكتى
bertasydid
ٍ ًب
ِّ احلى
A. Pengertian Mad
Mad adalah memanjangkan bacaan suatu huruf
apabila betemu dengan salah satu huruf mad ( ي، و، ).
B. Pembagian Mad
Secara garis besar, Mad terbagi menjadi dua macam,
yaitu mad thabi’i/mad ashli dan mad far’i/cabang.
1. Mad Thabi’i
Mad Thabi’i adalah mad asli yang terjadi ketika
dalam suatu kalimat terdapat fathah diikuti alif,
dammah diikuti wawu sukun dan kasrah diikuti ya’
sukun. Panjang bacaan Mad Thabi’i adalah 1 alif atau
2 harkat.
Berikut penjelasan singkat tentang Mad Thabi’i.
Jenis Hukum Huruf Penyebab Contoh
Sebelumnya
ada lafadz
ٍك yang قىاليٍا
berharkat
Dibaca panjang 1 alif
مد أ لى/مد يعي
dhommah
atau 2 harkat
Sebelumnya
ada lafadz
ٍم yang قًٍي ىل
berharkat
kasrah
Sebelumnya
ا ada lafadz قى ىاؿ
yang
2. Mad Far’ie
Mad yang panjangnya melebihi Mad Thobi’ie
dan terbagi menjadi tiga belas macam, diantaranya:
a. Mad Wajib Muttashil
Mad Wajib Muttasil adalah Mad yang
terjadi karena huruf mad bertemu dengan
hamzah dalam satu kalimat. Seperti namanya,
mad ini wajib dibaca panjang 3 Alif atau enam
harakat.
Jenis Hukum Sebab Contoh
Mad Wajib Wajib Huruf mad
Muttasil dibaca bertemu
ْ ِ َ ْد َو
panjang dengan ُ ْ َا، َجآ ٓ َا
3 alif hamzah
ْ ُ َّش ِص
atau dalam ِ ْ َا،
enam satu
harakat kalimat
c. Mad Shilah
Mad Silah adalah Mad yang terjadi pada
dlamir “hu” ( ) ُوatau “hi’() ِو. Mad Shilah terbagi
menjadi dua bagian:
a. Mad Shilah Qashirah yaitu apabila dlamir itu
bertemu dengan selain hamzah, panjang
bacaannya satu alif atau dua harkat.
b. Mad Shilah Thawilah yaitu apabila dlamir itu
bertemu dengan hamzah. Panjang bacaannya
dua setengah alif atau lima harkat.
Mad Jenis Sebab Contoh
َ ْد ِ يْ َ َْل ِن َّشو‘ ُى َ َّش ِ ْ ُؽ
َ ْد ْ َ ِ ْي َر dlamir
bertemu ْ ِ ْ َـ
(Dibaca
ِ ي َ َْل panjang
dengan
satu alif
selain
hamzah
ْ ُِ َر ّ ٖهِو َ َن
atau dua
harkat)
e. Mad ‘Iwad
Mad ‘Iwad adalah Mad yang terjadi karena
waqaf pada tanwin fathah. Panjang bacaannya satu
alif atau dua harkat.
Jenis Hukum Sebab Contoh
Mad ‘Iwad Dibaca
waqaf
ْ َ ْ َ ْد ِؾ panjang
pada
ً ْ َ ِب
satu alif
h. Mad Tamkin
Mad Tamkin adalah apabila dalam satu
kalimat berkumpul dua huruf mad (ya’). Yang
pertama berharakat kasrah dan bertasydid,
sedangkan yang kedua sukun. Ya’ yang pertama
dibaca panjang satu alif atau dua harkat.
Jenis Hukum Sebab Contoh
Mad Berkumpul
Tamkin dua huruf
ْ ِ ْ َ َ ْد Dibaca
mad (ya’).
Yang pertama
panjang
berharakat ْ ُ ْ ُّ ِي
satu Alif
atau dua
kasrah dan َ ْ ّ ِ َ نَّش ِب
Harkat bertasydid,
sedangkan
yang kedua
sukun.
j. Mad Farq
Mad Farq adalah bacaan panjang pada hamzah
istifham yang sudah menjadi mad badal karena
bertemu dengan tasydid. Panjang bacaannya adalah
tiga alif atau enam harkat:
Jenis Hukum Sebab Contoh
Mad Farq ِ ُ ْ ٓ َّشَّل َ َرْي
ٌ َ ْد َ ْر Hamzah
Asalnya
istifham/
Tiga Alif mad ِ ُ ْ َ َ َّشَّل َ َرْي
atau badal
enam yang
Harkat bertemu ٌَْ ُ ٓ ْ ُ
dengan
Asalnya
tasydid
ٌ ْ َ ُ ََ ْ ُ
H. Zainol Hasan & Moh. Afandi |49
BAB IX
pada ْ ِ ِ ْ ُ ُ َ َ َ ُ ؿَ ٰا.
keduanya.
ْ َ ِ ْ َ َ ٍ ُ ِب 12 ْ ُ ْ ُي 80
َ ْ ّ ِ َ َ يْ ٌ ِ ْ ُ َص 30 َ ْ َ ُؾ ْ َا 4
E. Ibtida’
Ibitida’ adalah memulai atau mengulang kembali
bacaan Al-Qur’an setelah diwaqafkan. Ibtida’ bisa saja
terjadi pada suatu kalimat yang terdapat tanda waqaf
atau tidak terdapat tanda waqaf. Sebab itulah penting
ِ ْ ِ ِ ْ ِ ِ َّشر ْ ٰا ِ َّشر
ْ ِ َ َ ِ َّشا
(Dengan menyebut
Nama Allah yang maha (Sesungguhnya Allah
Pengasih lagi maha tiga)
Penyayang)
َ ْ ِ َ َ ْ َح ْ دُ ِ ٰا ّ ِلِل َ ِ ّ ْ َـ ٌ ْ ِ َّشا َ َ ِق
(Segala puji bagi Allah (sesungguhnya Allah
tuhan semesta alam) itu faqir)
Nama :
Semester :
JUMLAH NILAI
JUMLAH KET.
PENGURANGAN AKHIR
NO MATERI
SALAH SALAH
JALI KHAFI
1 Makharij Al-Huruf
2 Sifat Al-Huruf
3 Ahkam Nun wa At-Tanwin
4 Ahkamual-Mim As-Sakinah
5 Ahkam Ar-Ra’
6 Ahkam Lam Al-Jalalah
7 Ahkam Lam Fi’il wa Al
8 Ahkam al-Qalqalah
9 Ahkam Al-Mad Wa Al Qashr
10 Ahkam Al-Waqf Wa Al-Ibtida’
FORMAT PENILAIAN
PEMBELAJARAN TILAWATIL QUR’AN
BIDANG PENGUASAAN MATERI
Nama :
Semester :
NILAI
NILAI KETERANGAN
AKHIR
NO MATERI
KURANG
BENAR SALAH
BENAR
1 Makharij Al-Huruf
2 Sifat Al-Huruf
3 Ahkam Nun wa At-Tanwin
4 Ahkamual-Mim As-Sakinah
5 Ahkam Ar-Ra’
6 Ahkam Lam Al-Jalalah
7 Ahkam Lam Fi’il wa Al
8 Ahkam al-Qalqalah
9 Ahkam Al-Mad Wa Al Qashr
10 Ahkam Al-Waqf Wa Al-Ibtida’