Ketika membaca kitab tafsir yang dapat dipahami adalah beberapa hal yaitu nama
pengarang, tahun lahir otobiografi penulis dan pembahasan tentang kitab tersebut.
Metodologi-metodologi penafsiran:
1. Metode Ijmali (Global), yaitu metode penafsiran al-Quran yang dilakukan dengan cara
menjelaskan ayat-ayat al-Quran dalam berbagai aspek baik makna lafal tertentu, susunan
kalimat, persesuaian kalimat satu dengan kalimat lain, asbabun nuzul, nasikh mansukh,
yang berkenaan dengan ayat yang ditafsirkan.
2. Metode Tahlili (Analitis), Yaitu metode penafsiran al-Quran yang dilakukan dengan cara
menjelaskan maksud al-Qur’an secara global, tidak terperinci seperti tafsir tahlili.
3. Metode Muqarrin (Perbandingan), Yaitu, metode penafsiran al-Qur’an yang dilakukan
dengan menemukan dan mengkaji perbedaan-perbedaan antara unsur-unsur yang
diperbandingkan, baik dengan menemukan unsur yang benar diantara yang kurang benar,
atau untuk tujuan memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai masalah yang
dibahas dengan jalan penggabungan unsur-unsur yang berbeda itu.
4. Metode Maudhu’i (Tematik), Yaitu, metode penafsiran al-Quran yang dilakukan dengan
cara memilih topik tertentu yang hendak dicarikan penjelasannya dalam al-Quran yang
berhubungan dengan topik tersebut.
Kitab Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Qur’an merupakan kitab tafsir karangan Abu Ja’far
Muḥammad Ibn Jarir Ibn Yazid Ibn Katsir Ibn Galib al-Ṭabari (224 H-310 H). Kitab Jami’ul
Bayan karangan Ath-thabari disebut-sebut merupakan kitab tershohih setelah Kutubus Sittah.
Kitab tersebut terdiri dari 12 jilid. Ath-Thabari dalam menafsirkan Qur’an menggunakan metode
tahlili (analisa). Tafsir ini disebut al-tafsir tahlili karena didalamnya memaparkan segala makna
dan aspek yang terkandung di dalamnya sesuai dengan urutan bacaan yang terdapat dalam
Alquran Musḥaf Utsmani. Sumber penafsiran tafsir Jamiul Bayan adalah bi al-ma’tsur, yaitu
penafsiran yang bersumber kepada ayat-ayat al-Qur’an dan riwayat yang disandarkan kepada
Nabi Saw, pendapat para sahabat dan para tabi’in. Pentahqiq kitab ini adalah Syaikh al-
Muhaddits Ahmad Muhammad Syakir dan Syaikh Mahmud Muhammad Syakir.
Metodologi yang digunakan adalah dengan Tahlili dengan perincian sebagai berikut:
Manhaj Tafsir
Zamakhsyari atau nama lengkapnya Abu Qasim Mahmud ibn Umar al-Zamakhsyari al-
Khawarizmi, lahir di Khawarizmi pada 27 Rajab 467 H. Ayahnya bernama Umar ibn
Muhammad Ibn Umar berasal dari keturunan Khawarizm (Turkistan Asia Tengah ). Al-
Khawarizmi mengarang kitab al- Kashshaf selama dua tahun beberapa bulan
Pada tahun 526-529 H ia berhasil menulis Tafsir Al-Kasyaf yang terdiri dari 4 jilid. Jilid
pertama berisi muqaddimah, yang berisi hal-hal penting mengenai penyusunan kitab tafsir ini.
Selanjutnya pada jilid-jilid selanjutnya berisi tafsir yang urut sesuai mushaf Utsmani. Tafsir Al-
Kasyaf memiliki corak Lughowi (Bahasa). Dan tafsir tersebut memiliki kecenderungan kepada
mazhab Mu’tazilah. Tafsir al-Kasyaf berorientasi pada rasio (ra’y), maka tafsir al-Kashshaf
dapat dikategorikan pada tafsir bi al-ra’y, meskipun pada beberapa penafsirannya menggunakan
dalil naql (al-Qur’an dan hadis) sebagai dalil penunjang pendapatnya.
Manhaj Tafsir:
1. Menyampaikan nama surat makkiyah atau madaniyah dan juga jumlah ayat
2. Menyampaikan ayat demi ayat Alquran secara sempurna
3. Menafsirkan dengan metode tahlili (suatu metode tafsir yang menyoroti ayat-ayat al-Qur’ân
dengan memaparkan segala makna dan aspek yang terkandung di dalamnya sesuai urutan
bacaan dalam mushaf Utsmani)
a. Tafsir kalimat
b. Analisis nahwu dan relevansinya dengan makna
c. Tafsir kata dan penjelasan maknanya
d. Analisis asal-usul katanya
Nama lengkap dari Ibnu al-Qayyim Al Jauziyah adalah Abdurrohman bin Ali bin
Muhammad bin Ali bin Ubaidillah bin Abdillah bin Hummadiy bin Ahmad bin Muhammad bin
Ja’far bin Abdillah bin Qosim Al-Jauzi Al-Qurasyi al-Tamimi al-Bakri. Lahir berasal dari
Baghdad, diperkirakan lahir pada tahun 508 H, dan ada juga yang mengatakan 510 H dana ja
yang mengatakan 514 H. Ia berasal dari keturunan Quraisy, bermadzhab Hambali. Ia memiliki
nasab yang sampai kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ibnul Qayyim Al-Jauzy menyusun karya
ilmiah di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mengejar fiqh, menyusun ilmu fiqh dan pada
bidang hadits. ia juga berhasil menulis 250 judul buku, ia menulis buku sejak berumur 23 tahun.
Diantara karya karyanya adalah Ijtima' al-Juyusy al-Islamiyyah 'ala al-Mu'aththilah wa al-
Jahmiyyah, Ahkam Ahli adz-Dzimmah, I'lan al-Muwaqi'in 'an Rabb al-'Alamin, Ighatsatu al-
Lahfan min Mashayidi asy-Syaithan, Badai' al-Fawa'id dll. Ibnu Qayyim al-Jauziyah, wafat pada
malam Jumat tanggal 12 Ramadhan 597 H. pada usia 87 tahun.
1. Muqaddimah
2. Mendefinisikan apa itu ilmu tafsir
3. Menjelaskan tentang nuzulul Quran
4. Menjelaskan ta’awudz
5. Menjelaskan basmalah
6. Dimulai dari Alfatihah diakhiri Annas
Metode penafsiran:
At-Tsa’alaby bernama lengkap Abu Zaid Abd Rahman bin Muhammad bin Makhluf
ats-Tsa’alaby al-Jazairy al-Maghraby. Beliau lahir pada tahun 786 H, dan wafat pada tahun 876
H atau pada akhir tahun 875 dalam umur 90 tahun dan dimakamkan di kota Al-Jazair. Menjadi
pengikut madzhab Maliki.
Mengenal Penulis:
Fakhruddin al-Râzî (w. 606 H) Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Umar bin al-
Hasan bin al-Husain bin ‘Ali at-Taimy al-Bakry ath-Thabrastany. Al-Razi adalah pengarang
Tafsir Mafâtîh al-Gaib. Tafsir Mafâtîh al-Gaib diakui oleh ulama karena memiliki karakteristik
yang tidak ditemukan dalam literatur tafsir yang lain yaitu pembahasan yang luas dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan. Cara pandang dalam tafsir ini kental dengan aspek kalam, Bahasa dan
legal formal/fikih, filsafat, tasawuf dan logika aristotelian. Beberapa hal ini kental dengan tafsir
ini.
Fakhruddin al-Râzî dikenal faqîh (pakar ilmu fiqh), al-Hakîm (bijaksana), al-Adîb
(sastrawan), al-Mutakallim (pakar dibidang akidah dan filsafat) dan tentunya juga seorang
mufasir. Gelar atau laqab tertinggi yang dianugrahkan kepada beliau adalah Syaikhul Islam.
At-tafsîr al-kabîr atau yang dikenal dengan mafâtîh al-ghaib dibidang Tafsir yang terdiri
dari dua puluh lima jilid dan topik tentang surat al-Fâtihah saja mencapai satu jilid besar
(telaah terhadap tafsîr mafâtîh al-ghaib) yang ditulis oleh Muhammad Azhari. Kajian ini
menelusuri teori sains Islam dan relevansi dengan sains modern dan sains juga mesti
menuju ke-esaan Allah SWT
“Ketenangan Jiwa menurut Fakhruddin al-Râzi dalam tafsîr mafâtîh alghaib” sebagai
respon dari data WHO tahun 2002 bahwa 150 juta jiwa terdampak depresi. Menurut al-
Râzî penyebab depresi itu adalah khauf, khuzn, hulu’, hubb ad-dunyâ, hasad, tafâkhur
dan takâtsur.
Ada juga kajian yang berjudul “Metodologi tafsir Fakhruddin al-Râzî, Telaah Tafsîr QS
Al-Fâtihah dalam Mafâtîh al-Ghaib” yang ditulis oleh Anas Shafwan Hamid.
Kiai di era Al-Qasimi tidak memiliki minat selain kitab-kitab fiqh dan alat musiknya.
Adapun Al-Qasimi mengalihkan perhatiannya pada segala macam ilmu yang mulai menyebar,
dan ia bertekad untuk belajar di masa mudanya dan di masa tuanya apa yang dirindukannya di
masa kecilnya. Jamal al-Din al-Qasimi meninggalkan banyak bukunya, yang jumlahnya hampir
seratus, antara buku, surat dan artikel.
2) Faslu al-Karim fii Haqiqat audi Ruh ilal Mayyiti hina al-Kalam
Metode tafsirnya: