Syarah Al-Manzhumah
Al-Baiquniyyah
Pengantar ............................................................................................ 11
Muqaddimah ...................................................................................... 25
Hadits Shahih....................................................................................... 36
َ ُ ٍّ َ ْ َ َّ َ ُ َ َ ً ِّ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ َ
ِب أ ْر ِـل
ِ ُ ْي
ِ ُمٍ ٍػ ع.. أةػأ ةِاْلٍ ِػ مصييا َع- ١
1- Aku memulai dengan pujian (kepada Allâh) dan bershalawat
kepada Muhammad, Nabi terbaik yang diutus
ْ ُ َ َّ ُ َ ُ َ ْ ْ َّ ْ ُ َّ أَ َّول ُ َٓا- ٣
إـِاد ُه َول ًْ يَلؼ أ ْو ح َػو .. يص َوْ َٔ ٌَا اح َصوالص ِط
َْ َ ٌ ْ ْ َ َ ٌْ
ِّ ٌُػخَ ٍَػ ِِف طتْ ِػ ِّ َوجل ِي.. ِّ يَ ْؽ ِوي ِّ َغػل طاةِ ٌع خ َْ ٌِر ِي- ٤
4- Yang diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari yang
semisalnya, yang diakui kedhabitan dan penukilannya
ْ ْ َ ُُ َ
َّ ال ََك ْ َ َ َ ً ْ ُ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ َْ َ
يص اكخَ َٓ َؽتط
ِ ِ لص اُلسر
ِ .. ت واْلفَ الٍػؽوف غؽكا وؽػ- ٥
ُ ْ ْ ُ ُ ُ ْ َّ َ ُ
َو ٌَا ِ َِلاةِ ٍع ْ َٔ ال ٍَل ُػٔع.. َو ٌَا أ ِطيؿ لِيِ ِِب ال ٍَ ْؽـٔع- ٧
ْ ْ َ َ ْ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ِّ ُ ْ َ َ َ
إـِاد ُه لِي ٍُص َػَف ـال ٍُ َّخ ِصو .. او ح َّخ ِصو
ٍ وٌا بِفٍ ِع ُك ر- ٩
9- Hadits yang didengar semua perawi dan bersambung
sanadnya hingga Al-Musthafa adalah hadits Muttashil
َْ ْ َ َّ َ َ َ ُ ْ ََ َ ُْ ٌ ْ
اَّلل أجتَ ِاِن اىف ََّت
ِ و اٌأ و رٌِ .. َت ُم َفي َفو كو ٌَا ََع َو ْص ٍؿ أ- ١١
َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ
ضػذ ِِن حبَ َّف ٍَا أو بػػ أن.. نؼاك كػ ضػذنِي ِّ كائٍِا- ١١
12- Hadits ‘Aziz adalah yang perawinya dua atau tiga, dan
hadits Masyhur perawinya lebih dari tiga
َ َ ْ َ َّ َ َ ُ ُّ َ َ َ ُ ُ َ ْ َّ َ َ ُّ ُ َ
اَّلي كػ ُ َؾال
ِ و ِطػه ذاك.. وُك ٌا كيج ِرساُل غل- ١٤
14- Setiap hadits yang perawinya sedikit disebut hadits ‘Ali, dan
kebalikannya adalah hadits Nazil
َ َ َ َ َ َ ٌ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُّ َ َّ ُ ْ ٌ َ ْ ُ َ
او ذل ْع
ٍ وكو ؽ ِؽيب ٌا روى ر.. ومؽـو ٌِِّ الصط ِاِب ـلع- ١٦
16- Hadits Mursal adalah bila perawi Shahabat gugur, dan
katakanlah hadits Gharib itu bila perawinya hanya satu
َ ُ َُْ ُُ َ ْ
َ األ ْو َ ْ َّ َ ْ َ َ ُّ ُ َ
ال
ِ ص إـِاده ٌِل ِػع.. ال
ِ وُك ٌا لً حخ ِصو ِِب- ١٧
18- Hadits Mu’dhal adalah bila perawi yang gugur dua, dan
hadits Mudallas ada dua macam
َْ َُ َ َ ََُْ َْ َّ َ َْ
ُ أل َّو ُل ْاال ْـ َل
حِلو خ ٍَّ َْ ـ ْٔكّ ةِ َػ َْ َوأن.. اط لِيليْ ِظ َوأن ِ ا- ١٩
ْ َْ َ َُ َ ْ َ ُ ُ ُْ َ
أ ْو َصاـّ ةِ ٍَا ةِ ِّ ال حِ َػ ِؽف.. س َْ يَ ِصؿ
ِ ان ال يف ِلػّ ى
َّ َ
ِ واثل- ٢١
َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ُّ َّ َ َ َ ْ ْ ٌ َ ْ َ ُ َ َ
ان حل
ِ ٍ ـاللاذ واَللئب كِف.. وٌا ُيا ِىؿ ذِلث ِذي ِّ الٍل- ٢١
َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َ ْ َّ َ َ ُ ْ َ َ
ُص ََع ِر َوايَ ِث
ٍ أو َج ٍع أو ك.. واىفؽد ٌا ريػحّ ةِ ِرل ِث- ٢٣
23- Hadits Fard adalah yang periwayatannya diikat dengan satu
perawi tsiqah, banyak, atau terbatas
َْ َُ َْ ْ َْ َْ َ َ َ ْ َُ
َِّ ُمظ َػ ِؽ ٌب ِغِػ أْيْ ِو اىف.. ْت
ِ ٌ وذو اع ِخل ِف ـِ ٍػ أو- ٢٥
ْ ْ ًّ َ ُ ْ ْ َ ٌ َّ َّ ُ ْ َ ْ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ
ّضلا َواجخَ ِغ ّ ٌػةز ـاغ ِؽـ.. ّيَ خَ أ ِع
ٍ وٌا روى ُك ك ِؽ- ٢٧
27- Setiap hadits yang diriwayatkan oleh perawi segenerasi dari
saudaranya adalah hadits Mudabbaj, maka ketahuilah ini
dengan baik
ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ُ ُّ َ ْ َّ ُ ً ّ َ َ ً ْ َ ٌ َّ ُ
َتق
ِ و ِطػه ِذيٍا ذنؽُا الٍف.. ٌخ ِفق ىفظا وعػا ٌخ ِفق- ٢٨
28- Hadits yang lafazh dan tulisan perawinya sama disebut
hadits Muttafiq, dan kebalikan apa yang kami sebutkan
adalah hadits Muftariq
َ َ ْ َ ْ َ ٌ ْ ُ ُّ ََ ٌ َْ
َو ِطػهُ ُمخَ ِيؿ ـاعق اىؾي ْع.. ُمؤح ِيؿ ٌُ َّخ ِل ُق اخل َ ِّع ذل ْع- ٢٩
َ َ َّ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ
اِلف ُّؽدا تػ ِػييّ ال ْي ٍِو.. او ؽػا
ٍ والٍِهؽ اىفؽد ةِ ِّ ر- ٣١
30- Hadits Munkar adalah yang perawinya menyendiri dan
keadilannya tidak diakui saat menyendiri
ُ َ َ َّ َ َ ُ ُ ْ َ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ
الٍ ْٔ ُطٔع
َ م
ِ َع انل ِِب ـؼل.. واله ِؼب الٍغخيق الٍصِٔع- ٣٢
ُ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ َ َْ َ ْ ََ ْ َ َ
ُِه
ٔن
ِ ل يابل ثٌٔظ ٌِ آ خ يٍ ـ .. ٔن
ِ ٍ وكػ أحج َكجلْٔ ِؽ ال- ٣٣
َ َّ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ
ْ ٍَ ِب ْْي ُعخ
ج ِ ٍ ِ ً أبياتٓا ذ.. ـٔق اثلل ِثْي ةِأرب ٍع أحج- ٣٤
Amma Ba’du,1
َّ ََالؽ ْح
ًِ ْالؽ ِضي
َّ
َّ اَّلل
ِ ِ ِمْسِب
َّ
Adapun Mudhaf Ilaih, yaitu pada lafazh Jalalah ()اَّلل
َّ
Contohnya : apabila seseorang membaca ِمْسِب اَّلل, dan ia ingin
َّ
membaca nazham (bait-bait syair), maka taqdir-nya adalah ْ ِمْسِب اَّلل
ُ َْ
( أك َؽأbismillah saya akan membaca). Dan apabila yang membaca ِْمْسِب
َّ ِّ َ ُ َّ
اَّللadalah penyusun nazham, maka taqdir-nya adalah ًُ ِمْسِب ْاَّلل ْأجظ
(bismillah saya akan menyusun nazham).
ْ
Adapun kata (ًٌ )اـ, para ulama mengatakan : kata tersebut
ُّ yaitu : ُّٔ ُ( اىْ ُػيtinggi).
adalah pecahan dari kata (ِّٔ ٍُ )الف
َّ
Karena alasan tersebut, kelaziman dari ucapan kita ِمْسِب ْاَّلل
‚dengan nama Allah‛, maknanya adalah : ‚dengan setiap nama
dari nama-nama Allah yang indah‛.
َ َ ُ َ َ َٰ َ ۡ َ ٓ َ ُ ۡ ُ َ َ َ َ ۡ ْ ُّ ُ َ
٣٤ ٞ نفارٞنس َو لظلَمٱۡل
ِ ِإَون تعدوا ى ِعهج ٱّللِ َل ُتصٌَا ۗٓ إِن
َّ
Huruf ba' pada : ِمْسِب ْاَّلل, apakah berfungsi untuk Isti'anah
(memohon pertolongan) atau untuk Mushahabah (membersamai)?
َّ
( )اَّللAllah : Lafazh Jalalah yang merupakan nama untuk Dzat
Yang Maha Tinggi, yang tidak bernama dengan nama tersebut
selain-Nya. Lafazh tersebut adalah pecahan dari kata Uluhiyyah.
Asalnya adalah lafazh Ilah, kemudian dihapus hamzahnya, dan
َّ
diganti dengan ( الalif-lam) maka menjadi lafazh ()اَّلل.
َ ٌْ َ
Berdasarkan hal tersebut, maka kata ( )إُِلbermakna ()ٌألٔه, yakni
: yang diibadahi.
َ ُ ٍّ َ ْ َ َّ َ ُ َ َ ً ِّ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ َ
ِب أ ْر ِـل
ِ ُ ْي
ِ ُمٍ ٍػ ع.. أةػأ ةِاْلٍ ِػ مصييا َع- ١
Aku memulai dengan pujian (kepada Allah) dan bershalawat
kepada Muhammad, Nabi terbaik yang diutus
ْ ْ َُ َ
Perkataan penulis rahimahullah (" )أةْػأ ْةِاْلٍَ ِػAku memulai
dengan pujian," mengisyaratkan bahwa beliau tak menyebutkan
basmalah. Kalau sekiaranya beliau memulai dengan basmalah,
niscaya basmalah lebih utama. Karenanya, orang-orang menjadi
ragu, apakah penulis (Imam Al-Baiquni) memulai dengan
basmalah ataukah tidak?
ً ِّ ْ ْ
Perkataan penulis rahimahullah (" ) ِةاْلٍَ ِػ ْ ُم َصيياdengan pujian
ً ِّ ُ
dan bershalawat,". Kata ()م َصييا kedudukannya manshub sebagai
َُ َ
hal (keadaan) dari dhamir pada kata ()أةْػأ. Taqdir (perkiraan)
tersebut adalah : ‚Aku dalam keadaan bershalawat‛.
ْ ْ
Makna ( )اْلٍَػsebagaimana yang dikatakan oleh para ulama :
Al-Hamd adalah menyifati yang dipuji dengan kesempurnaan
disertai rasa cinta dan pengagungan. Jika seseorang menyifati
yang dipujinya dengan kesempurnaan, namun tanpa cinta dan
ْ ْ
Perkataan penulis ()ةاْلٍَ ِػ
ِ "dengan pujian" beliau tidak
menyebutkan siapa yang dipuji. Akan tetapi hal tersebut dapat
diketahui dengan indikasi keadaan. Karena penulis merupakan
seorang muslim, maka Al-Hamd (pujian) yang beliau maksudkan
adalah pujian kepada Allah Ta'ala.
َ ۡ ُ َ َ ُ ٞ َۡ َ َ ۡ َّ ّ ٞ ََ َ ۡ َۡ َ َ َُْ
١٥٧ َوأ ْو َٰٓلئِم ٌ ُم ٱل ُه ٍۡ َخ ُدونٞۖ ۡحثأو َٰٓلئِم علي ٍِم صلوَٰت نِو رب ِ ٍِم ور
َ ُ ٍّ َ ْ َ َّ َ ُ
Kemudian perkataan penulis (ِب ْأ ْر ِـل
ِ ُْ ْي
ِ " )ُمٍ ٍػ ْعMuhammad
sebaik-baik nabi yang diutus."
ۡ ُ ََٓ َََ
ۡ ٱۡلَ ّي َنَٰج كَالَُا ْ َهَٰ َذا ش
ٞ ر ُّنتٞ ِح
٦ نيِ ِ ِ ِ فلها جاءٌم ة
َْ
Dari sisi lain : jika penulis rahimahullah mengatakan (ْي ْ َر ُـٔل
ِ )ع
‚sebaik-baik Rasul", maka lafazh rasul mencakup rasul malaki
(dari kalangan malaikat) yaitu Jibril 'alaih salam, dan juga
mencakup rasul basyari (dari kalangan manusia) yaitu
Muhammad ﷺ. Akan tetapi, bagaimanapun keadaannya, pada
ucapan penulis rahimahullah terdapat kata "Muhammad", maka
tidak termasuk darinya Jibril 'alaihi salam.
َ ُ
Dan adapun huruf alif pada kata ()أ ْر ِـل, para ulama
menamakannya dengan Alif Ithlaq, yakni : Ithlaq Ar-Rawi.
َّ
Perkataan penulis : () ِغػه, yakni : jumlah yang tidak banyak.
َّ ََ ُّ ُ
Perkataan penulis (ْاض ٍػ ْأَت ْ َو َضػه
ِ " ) َوُك ْ َوyang masing-masing akan
disebutkan bersama definisinya.", yakni : bahwa masing-masing
dari bagian-bagian ini akan disebutkan oleh penulis.
َّ َ
Huruf waw disini adalah waw ma'iyyah, sedangkan kata (ْ)ضػه
adalah maf'ul ma'ah. Disini terdapat kaidah, yaitu : ‚jika huruf
waw di-'athaf-kan (disambungkan) kepada dhamir mustatir (kata
ganti yang tersembunyi), maka yang lebih fashih, waw tersebut
adalah waw ma'iyyah (huruf waw yang menunjukkan
kebersamaan), dan me-nashab-kan kata setelahnya‛.
َّ َ
Makna kata ()ضػ ْه yakni : definisinya.
ْ ُ َ َّ ُ َ ُ َ ْ ْ َّ ْ ُ َّ أَ َّول ُ َٓا- ٣
إـِاد ُه َول ًْ يَلؼ أ ْو ح َػو .. يص َوْ َٔ ٌَا اح َصوالص ِط
Contohnya : hadits yang ada pada kitab Sunan, bahwa Nabi ﷺ
melarang berpuasa apabila telah mencapai pertengahan Sya'ban 3.
Hadits ini dari segi sanad La Ba'sa Bih (tidak mengapa).
ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ ْ َّ َ َ ُ ُ َ َ
ًَتض َغييْس ج إِال ِذيٍا اذ
ِ ال حصٔمٔا ئم الفت
"Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali pada puasa yang
diwajibkan atas kalian" 5
ْ ُ َ
Perkataan penulis (‚ )أ ْو ْح َػوataupun ‘illah (cacat)‛, maknanya
yakni : suatu hadits yang termasuki padanya suatu 'illah (cacat),
yang menghalangi diterimanya hadits tersebut.
ُ َّ ْ
Adapun makna kataْ ْاى ِػيثpada asalnya adalah : suatu sifat
yang menyebabkan badan keluar dari tabiat yang normal.
َْ َ ٌ ْ ْ َ َ ٌْ
ِّ ٌُػخَ ٍَػ ِِف طتْ ِػ ِّ َوجل ِي.. ِّ يَ ْؽ ِوي ِّ َغػل طاةِ ٌع خ َْ ٌِر ِي- ٤
ٌْ
Perkataan penulis : (‚ )يَ ْؽ ِوي ِّْ َغػلdiriwayatkan oleh perawi yang
adil‛ yakni : perawi harus merupakan seorang yang adil. Ini
adalah syarat ke-4 dari syarat-syarat shahih-nya suatu hadits.
ُْ ْ َُ َ ْ
Kata اى َػػل ‚adil‛, makna asalnya adalah : اٌثِاالـ ِخل
(istiqamah/lurus). Apabila suatu jalan lurus dan tidak ada
padanya kebengkokan, maka dikatakan : ini adalah jalan yang
'Adl, yakni : lurus. Dan yang semisal dengan itu adalah tongkat
yang lurus, ia dikatakan 'Adalah, demikianlah asal usulnya.
َ ْ ُ ُ َ ْ ٓ ُ َ َ َ َ َ َ َۢ ُ َ ۡ ُ َ ٓ َ ْ َ َ َ َ َ ُّ َ َ
يتَا ك َۡ َنَۢاان ُي َٓا إِن جاءكم فاشِق ةِنتإ ٖ فخبييَا أن ح ِص يأيٍا ٱَّلِيو ء َٰٓ
َ
٦ ِِٖبَ َهَٰلث
ُ َ َ ْ َۡ
٢ َوأش ٍِ ُدوا ذ َو ۡي ع ۡد ٖل ّنِيك ۡم
Dan jika salah satu dari kedua belah pihak tidak merinci, atau
kedua belah pihak sama-sama merinci mengenai status keadilan
seorang perawi, disini kita katakan : apabila jarh atau ta'dil tidak
dirinci, maka hendaknya kita bersikap tawaqquf (berdiam diri).
Apabila kita tidak mendapati sesuatu yang menguatkannya,
maka yang wajib dilakukan adalah bersikap tawaqquf (tidak
menghukumi) keadaan orang tersebut.
َ
Perkataan penulis : (‚ )ط ِاة ٌعperawi yang dhabith‛, ia adalah
perawi yang hafal tatkala tahammul (mengambil) dan adaa’
(menyampaikan) apa yang ia riwayatkan.
َ ُّ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ ۡ َۡۡ
ٱكرأ وربم٢ ٱۡلنسو نِو عل ٍقِ خلق١ ٱكرأ ةِٱش ِم ربِم ٱَّلِي خلق
َ َۡ ََ َ ۡ َۡ
٤ ٱَّلِي عل َم ةِٱللل ِم٣ ٱۡلك َر ُم
Pembahasan Pertama
Pembahasan Kedua
َّ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ُْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ
أ ُّي ذيْ َِ تلػ ُم/ ار ِّي َو ُم ْف ِي ًٍ * ََل َّي َوكال ْٔا
ِ تلاسؽ كٔم ِِف ابل
غ
َ َِالص
ِّ َض ْف َ َ َ َ ً َّ َ ُْ َ َ ْ ََ ُ ْ ُ َ
ًُ اغ ِث ُم ْف ِي ِ
ُ ِف
ْ ِ اق ار ُّي ِصطث * نٍا ـ
ِ ذليج ىلػ ـاق ابلغ
Suatu kaum berselisih mengenai Al-Bukhari dan Muslim
Pembahasan Ketiga
ْ ْ َّ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ ً ْ ُ ُ ْ َْ ُ َ ْ َ
يص اكخَ َٓ َؽت
ِ ِرساُل ال َكلص ِط.. واْلَفَ الٍػ ُؽوف غؽكا وؽػت- ٥
ً ُ َْ
Penulis mengatakan dalam definisinya : (الٍػ ُؽ ْوف ْ ُغ ْؽكا), yakni :
yang diketahui jalan-jalannya. Contohnya : diketahui perawi ini
meriwayatkan dari penduduk Bashrah, yang ini dari penduduk
Kufah, yang ini dari penduduk Syam, yang ini dari penduduk
Mesir, yang ini dari penduduk Hijaz, dan yang semisal dengan
itu.
ْ َّ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ
Perkataan penulis : (لص ِطي ِص‚ ) َوؽػت ْ ِرساُل ْال َْكtetapi perawinya
tidak seperti hadits Shahih‛, yakni : para perawinya lebih
rendah (tingkatan dhabt-nya –pent) daripada para perawi hadits
Shahih.
ْ ْ ْ َّ َ َ
Oleh karena itu, penulis mengatakan : (لص ِطي ِص ْاكخَ َٓ َؽت)ال َْك
"kemasyhurannya tidak seperti hadits Shahih‛.
Atas dasar ini, maka definisi hadits Hasan yaitu : suatu hadits
yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, khafif (ringan) dhabt-
nya, dengan sanad yang bersambung, tanpa ada syadz dan ‘illah
yang merusak.
1) Shahih,
2) Hasan,
3) Dha'if
1) Shahih li dzatihi,
2) Shahih li ghairihi,
3) Hasan li dzatihi,
4) Hasan li ghairihi,
5) Dha'if
11 Lihat : hal. 65
َ ُ َ َ َ ُ َ ٌ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ْ ِّ َ َ َّ َ ْ َ
َ ْ الَكذب
ْي ِِ د يؽى أُّ نؼب ذٓٔ أضػ ٍ ٌَ ضػث خِن ِِب ِػي
ُ ْ ْ ُ ُ ُ ْ َّ َ ُ
َو ٌَا ِ َِلاةِ ٍع ْ َٔ ال ٍَل ُػٔع.. َو ٌَا أ ِطيؿ لِيِ ِِب ال ٍَ ْؽـٔع- ٧
1) Marfu'
2) Mauquf, yang ini belum disebutkan oleh penulis disini, dan
akan beliau sebutkan nanti.15
3) Maqthu'
َ ْ ِّ ُ َ َّ َ َ َ َّ
َاأل ْخ ٍَ ُال ةانلِّي
ئ ٌَا ُ َٔى ؽ
ٍ ِ ام ك ى
ِ اٍ ج إ
ِ و ات
ِ ِ ِإجٍا
َ َ ۡ ُ َ َ ُ ۡ َ َ ُ ۡ
اس َوَل ي َ ۡصخَخفَن ن َِو ٱّلل ِ َوٌ ََ َن َع ٍُ ۡم إِذ يُبَ ّي ِ ُخَن َنا َل
ِ َي َ ۡص َخخفَن ن َِو ٱنل
َۡ َٰ َ يَ ۡر
١٠٨ ض ِن َو ٱلل َۡ ِل
ُ َْ ُ
Perkataan penulis : (الٍل ُػ ْٔعْ َٔ ْْ ‚ ) َو ٌَا ْ ِ َِلاةِ ٍعhadits yang
disandarkan ke tabi’in adalah hadits Maqthu’.
19 Al-Mughni (3/328)
20 HR. Bukhari (1046) dan Muslim (903)
21 HR. Bukhari (1335)
ُ ُ ْ ْ
إِن يُ ِػيْ ُػ ْٔا أةَا ةَس ٍؽ َوخ ٍَ َؽ يَ ْؽك ُػ ْوا
"Jika mereka mentaati Abu Bakar dan Umar, niscaya mereka akan
mendapat petunjuk." 24
Bahasan kita kali ini, hal-hal yang berkaitan dengan sanad ada 5 :
1) Musnad
2) Musnid
3) Musnad ilaih
4) Isnad
5) Sanad
ْ َ
Perkataan penulis (‚ ) َول ًْ ْيَ ِبdan tidak terputus‛, ini adalah
ْ ََْ َ
tafsir dari kata al-ittishal (bersambung) yakni : ( ل ًْ ْحِل ِػعtidak
terputus). Jadi, Al-Musnad menurut beliau adalah hadits Marfu'
yang bersambung sanad-nya.
Dan yang benar dalam masalah ini : kata isnad secara mutlak
dapat digunakan untuk pendapat pertama dan kedua. Kata isnad
terkadang digunakan untuk sanad, yang mana mereka adalah
para perawinya, dan terkadang digunakan untuk penisbatan
suatu hadits kepada perawinya. Seperti dikatakan : ‚Hadits itu
di-isnad-kan (disandarkan) kepada Fulan, di-isnad-kan kepada
Abu Hurirahah, di-isnad-kan kepada Ibnu 'Abbas. di-isnad-kan
kepada Ibnu 'Umar‛, dan semisalnya.
ْ ْ َ َ ْ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ِّ ُ ْ َ َ َ
إـِاد ُه لِي ٍُص َػَف ـال ٍُ َّخ ِصو .. او ح َّخ ِصو
ٍ وٌا بِفٍ ِع ُك ر- ٩
Hadits yang didengar semua perawi dan bersambung sanadnya
hingga Al-Musthafa adalah hadits Muttashil
َ ْ ُ ْ َّ
Perkataan penulis ()الٍص َػَف diambil dari kata ()الصف َٔة, yang
artinya : sesuatu yang paling baik. Dan asalnya dalam bahasa
َ ْ ُ
adalah dari kata ()الٍص َخَف dengan huruf ta’.
َ ْ ْ
Huruf ( لlam) pada kata ()لِي ٍُص َػَف, bermakna (‚ )إَِلke‛. Yakniْ:
kepada Al-Musthafa.
َْ ْ َ َّ َ َ َ ُ ْ ََ َ ُْ ٌ ْ
اَّلل أجتَ ِاِن اىف ََّت
ِ و اٌأ و رٌِ .. َت ُم َفي َفو كو ٌَا ََع َو ْص ٍؿ أ- ١١
ْ َ ْ ِّ َ َّ ُ َّ َ ِّ ُ ُ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ْ ِّ
ِن ََع ِذن ِؽ َك اليًٓ أ ِغ/ ِن أ ِض ُّتم ـل حػخ ََّ أن تل ْٔل دةُ َؽ ُك َصل ٍة ِإ
َ َ ْ ُ
َوكه ِؽ َك َو ُض ْف َِ ِغتَادحِم
ََ ْ َ ُْ ٌ ْ
Perkataan penulis, (‚ ) ُم َفي َفو ْكو ْ ٌَا ْ ََع ْ َوص ٍؿ ْأَتKatakanlah, hadits
Musalsal adalah yang datang dengan sifat tertentu‛ yakni :
hadits yang datang di atas satu sifat dari para perawinya, baik
sifat dalam bentuk penyampaiannya ataupun mengenai keadaan
perawinya. Apabila para perawinya bersepakat di atas suatu hal,
baik pada bentuk penyampaian atau keadaan perawinya, maka
hadits tersebut dinamakan Musalsal.
َ ْ َََْ ََ ُْ
Perkataan penulis (ِن ْاىف ََّت ِ ‚ ) ٌِرو ْأٌا ْ َواseperti : Demi Allâh
ِ هلل ْأجتأ
seorang pemuda telah mengabarkan kepadaku‛ telah
disebutkan contoh ini, yaitu setiap perawi mengatakan ‚Ia
berkata : telah mengabarkan kepadaku Fulan. Ia berkata : telah
mengabarkan kepadaku Fulan.‛ hingga akhir sanad. Maka kita
menamainya Musalsal, karena para perawinya bersepakat pada
hadits tersebut di atas satu bentuk penyampaian.
Dan yang semisal dengan itu adalah : suatu hadits yang para
perawinya bersepakat di atas bentuk : (ج ُ )ـٍ ْػ
َ
ِ ‚aku telah
َ َ
mendengar‛, atau (‚ )كالia telah berkata‛ atau yang semisal itu.
Semua ini dinamakan Musalsal.
َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ
ضػذ ِِن حبَ َّف ٍَا أو بػػ أن.. نؼاك كػ ضػذنِي ِّ كائٍِا- ١١
َْ ََ َ َ َ َ ْ َْْ
ُ ُٓ َم ْل.. ّْ َلذ
ّٔر َم ْؽ ِوي ـ ْٔق ٌَا ذلذ ْي أو ذ َْ ُ َ
ِ غ ِؾيؾ مؽ ِوي اذن- ١٢
Hadits ‘Aziz adalah yang perawinya dua atau tiga, dan hadits
Masyhur perawinya lebih dari tiga
ََْ َ ْ
Perkataan penulis (ّأو ْذلذ ) ‚atau tiga‛, kata ‚atau‛ disini
menunjukkan tanwi’ (bermacam-macam). Adapun dari segi
shighah (redaksi), maka kemungkinannya adalah untuk
menunjukkan adanya khilaf (perbedaan).
َ َ ُ ُٓ َم ْل
Namun, karena penulis mengatakan setelahnya (ْٔرْ َم ْؽ ِوي ْـ ْٔق
َ
َْ َ
ّ‚ ) ٌَا ْذلذhadits Masyhur perawinya lebih dari tiga‛, maka kita
mengetahui bahwa kata ‚atau‛ disini menunjukkan tanwi’
(bermacam-macam). Yakni, bahwa hadis ‘Aziz adalah hadits yang
diriwayatkan oleh dua orang, dari dua orang, sampai dengan
akhirnya, atau yang diriwayatkan oleh tiga orang, dari tiga
orang, sampai dengan akhirnya. Maka dari itu, hadits yang
diriwayatkan oleh 3 orang, dari 3 orang, sampai akhir sanad,
menurut pendapat penulis dianggap sebagai hadits ‘Aziz, karena
hadis tersebut kuat dengan dua jalur lainnya.
َ ْ ِّ ُ َّ َ َ َّ
َاأل ْخ ٍَ ُال ةانلِّي
ات َو ِإج ٍَا ىِك ام ِؽ ٍء ٌَا ُ َٔى
ِ ِ ِإجٍا
َْ ََ َ َ ُ ُٓ ‚ ) َم ْلhadits Masyhur
Perkataan penulis (ّٔر ْ َم ْؽ ِوي ْـ ْٔق ْ ٌَا ْذلذ
perawinya lebih dari tiga‛, ini merupakan pendapat penulis.
Adapun menurut pendapat yang rajih kita katakan : hadits
Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari dua
orang, sedangkan hadits Masyhur menurut perkataan penulis
yaitu : yang diriwayatkan oleh empat orang atau lebih. Dan
menurut pendapat yang benar : hadits Masyhur adalah hadits
yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, akan tetapi tidak
mencapai batas Mutawatir.
َ ِّ ُ َ َ ِّ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ
حػ عْي األـٍا ِء ٌا ختػ و
ْ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َّ َ َ ْ َ ُّ َ َ
َِ َالؽح اَّلل وختػ
ِ اَّلل ختػ
ِ أضب األـٍا ِء ِإَل
َ ْ ََ ٌ َالٔ َغ ُّ ُ
ان
ِ ٍاإلح
ِ ِ ِ َ ضب
ُ َْ ُ
ًْ يَ ْٔ ُم َص ْٔ ٌِس ًْ يَ ْٔ ُم َن ِؽك
َ َ َْ َْ َ ُ ُ
ط ُؽ ْون َِراةِ َػث َر َسب ؽ َّؽة َر َمظان ِذيٓا ت
ۡ ۡ َ َ ٓ َ ۡ َۡ َ ََۡ ََ
٤٥ ِيٍا أن ٱنلَف َس ة ِٱنلَف ِس وكخبيا علي ٍِم ف
ََۡۡ ُ ۡ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ُّ َ َٰٓ َ
ُ ك ُم ۡٱلل َص
١٧٨ۖ اص ِِف ٱللخَل ِ يأيٍا ٱَّلِيو ءانيَا نخِب علي
‚Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga
sebab‛ (diantaranya) ‚jiwa dengan jiwa (membunuh)‛ Al-Hadits.39
َ
Al-Mu’an’an diambil dari kata َْ ( خdari), yaitu : yang
َ
disampaikan dengan shighah (redaksi) َْ خ.
َ َ
Sehingga, perkataan penulis (ًْ او ْل ًْ ْي ُ َف َ
ٍ ‚ )ٌا ْ ِذي ِّ ْرjika ada perawi
yang tidak disebutkan namanya‛, maknanya adalah : yang di
dalam sanadnya terdapat perawi yang tidak disebutkan
namanya.
ُ ۡ ّلل ٱ ّٗ ُ َ
ُ َ ُك َو َع َد ٱ
َٰ َ ل ۡص
١٠ ن و
ٓ َ َ ُ َ ُ ۡ َ َ ُ ٓ َ َ ٓ ُ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ٞ َ َ ُّ
٢٩ ٞۖۡحا ُء ةَ ۡي َي ٍُ ۡم ُّمهد رشَل ٱّللِِۚ وٱَّلِيو نعًۥ أشِداء لَع ٱلهفارِ ر
َ َ ْ َ َّ َ َ ُ ُّ َ َ َ ُ ُ َ ْ َّ َ َ ُّ ُ َ
اَّلي كػ ُ َؾال
ِ و ِطػه ذاك.. وُك ٌا كيج ِرساُل غل- ١٤
ُ ُ ج ر َس
Inilah yang disebutkan oleh penulis (…اُل
ْ َّ َ َ
‚ )ٌا كيyang
ِ
perawinya sedikit…‛. Maka, setiap sanad yang sedikit
perawinya disebut hadits ‘Ali. dan setiap sanad yang banyak
perawinya disebut hadits Nazil. Hal itu dikarenakan, apabila
jumlah perawinya sedikit maka perantaranya mejadi pendek.
Dan setiap kali perantaranya makin pendek, semakin sedikit pula
kemungkinan terjadinya kesalahan. Hal ini menjadi jelas dengan
permisalan :
Yaitu jika para perawi dalam sanad lebih kuat hafalan dan
keadilannya daripada sanad lainnya. Misalnya : apabila ada
sebuah hadits yang diriwayatkan dengan jalur yang jumlahnya 3
orang, dan juga diriwayatkan dari jalur lain yang jumlahnya 3
orang, akan tetapi perawi pada jalur pertama lebih rendah dalam
segi hafalan dan keadilannya daripada jalur kedua. Maka tak
diragukan lagi bahwa jalur kedua lebih kuat dan lebih tinggi
(اب َ ْ َ َ َُْ َ َ
ِ ‚ )أطفخّ ْ ِإَل ْاألصطyang engkau sandarkan kepada para
sahabat‛, yakni yang engkau sandarkan wahai para perawi,
kepada para sahabat.
اب َ ْ َ ٌ ْ َ ٌ ْ َ
ِ األصطadalah bentuk jamak dari صطب, dan صطبadalah isim
jamak dari اضب َ
ِ ْص.
ْ َ
Perkataan penulis : (‚ ) ٌِ َْ ْك ْٔ ٍل ْ َوـِػ ٍوberupa ucapan dan
perbuatan‛.
َ ُّ َ َّ ُ ْ ٌ َ ْ ُ َ
اِب َـل ْع
ِ ومؽـو ٌِِّ الصط- ١٦
Hadits Mursal adalah bila ada perawi sahabat gugur,
ََ َ ََ َ ٌ َ َُْ
او ذل ْع
ٍ وكو ؽ ِؽيب ٌا روى ر- ١٦
Dan katakanlah hadits Gharib itu bila perawinya hanya satu
ََ َ ََ َ ٌ َ َُْ
Perkataan penulis, (او ْذل ْع
ٍ ‚ )وكو ْؽ ِؽيب ٌْا ْروى ْرDan katakanlah
hadits Gharib itu bila perawinya hanya satu‛, Al-Gharib diambil
dari kata Al-Gharbah (asing). Al-Gharib dalam sebuah negeri
adalah seseorang yang bukan merupakan penduduknya.
ُّ ُ
Perkataan penulis, (‚ ) َوُك ْ ٌَاdan setiap‛, yakni : setiap hadits
atau setiap sanad. Tetapi secara zhahir, maksudnya adalah :
ُ َ ْ ْ َّ َ َ
setiap hadits. Berdasarkan perkataannya, (‚ )ل ًْْحخ ِصوْإـِاد ُهsanadnya
tidak bersambung‛, yakni, setiap hadits yang sanadnya tidak
bersambung dalam berbagai macam keadaan, maka dinamakan
Munqathi’ (terputus).
.. ان
َْ ُ ُ َّ ُ َ ْ ُ ْ
ِ ِ والٍػظو الفا ِكع ٌِِّ اث- ١٨
ُ َ ُْ
Perkataan penulis, ()الٍػظو ‚hadits Mu’dhal‛, adalah mubtada’,
َّ َّ
dan (‚ )الفاكِعgugur‛ adalah khabar-nya. Perkataan penulis, (ْ الفاكِ ُع
ُ
َْ ُ
ان
ِ ِ‚ ) ٌِِّ ْاثbila perawi yang gugur dua‛, yakni secara berurutan,
bukan terpisah.
َْ َُ َ َ ََُْ َْ َّ َ َْ
ُ أل َّو ُل ْاال ْـ َل
حِلو خ ٍَّ َْ ـ ْٔكّ ةِ َػ َْ َوأن.. اط لِيليْ ِظ َوأن ِ ا
ْ َْ َ َُ َ ْ َ ُ ُ ُْ َ
أ ْو َصاـّ ةِ ٍَا ةِ ِّ ال حِ َػ ِؽف.. س َْ يَ ِصؿ
ِ ان ال يف ِلػّ ى
َّ َ
ِ واثل
َّ ْ َ َ َّ َ
ٌَ َْ ؽق ـيي َؿ ٌِِا
َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ُّ َّ َ َ َ ْ ٌ َ ْ َُ َ َ
ان حل
ِ ٍ ـاللاذ واَللئب كِف.. وٌا ُيا ِىؿ ذِلث ِذي ِّ الٍل- ٢١
Dua hadits ini merupakan bagian ke-21 dan ke-22 dari bagian-
bagian hadits yang disebutkan dalam manzhumah ini, yaitu hadits
Syadz dan hadits Maqlub.
َ ْ َُ ۡ َ ۡ َ َ ُ َ َۡ َ َ
٨٨ َبوا نِو ك َۡ ِنًِۦ كال ٱلهل ٱَّلِيو ٱشخه
ََ ْ
ان ال َٔ ِـيْيث
َ َّ َ ُ َ لة اى ْ َلآئ
َ َّ َّ َّ اَل ْغ َٔة
َّ اليٓ ًَّ َر َّب ْؼه
ُ
ِ ػ ٍ ُم آت
ِ ث
ِ ٍ ِ ِ اِلآٌ ِث َوالص ِ ِِ
َّ ً ْ ُ ْ َ ً َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ َ
اَّل ْى
ِ الؽ ِذيػث َوابػرّ ٌلاٌا ُمٍٔدا واىف ِظييث والَّشف واَلرسث اىػ ِاَلث
َ ْ ُ ْ ُ َ َ َّ ُ َ ْ
( َو َغػحّ ) ِاُم الُت ِيؿ ال ٍِيْ َػاد
‚Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan
shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan
َ ْ ْ ُ ْ ُ َ َ َّ
Sebagian orang mengatakan bahwa tambahan ِاُم ْالُت ِيؿ ْال ٍِي َػاد
‚Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji‛ adalah syadz.
Karena kebanyakan perawi meriwayatkannya tanpa tambahan
ini. Maka, riwayat yang menyendiri ini syadz. Sebab, riwayat ini
menyelisihi banyak riwayat yang tsiqah, meskipun perawinya
juga tsiqah.
ُ ُۡ َ َ َ ۡ َ ُۡ َ َ َٰ َ َ دت َيا
لَع ُر ُشل ِم َوَل ت ِزىا يَ َۡ َم ٱللِ َيَٰ َهثِۖ إِىم َل تل ِف
َ َ َ َ َ ََ َََ
ربيا وءاح ِيا نا وع
َ َ ۡ
١٩٤ يعاد ٱل ِه
‚Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada
kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami
pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.‛
(QS. Ali Imran : 194)
َ َ ۡ ُ ۡ ُ َ َ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ
١٩٤ يعادوَل ت ِزىا يَم ٱللِيهثِۖ إِىم َل تل ِف ٱل ِه
ُ َْ َ َ َ َْ َ
ُ ان ـَل حَ ُص
ٔمٔا إِذا اجخصؿ كػت
ً ْ َ ُ ْ ُ َ َ َ ٌ ُ َ َّ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ َ َ َ
ْي ِإال رسو َكن يصٔم صٌٔا ِ ٌٔال تلػمٔا رمظان ةِصٔمِ ئمٍ وال ي
ُ َْ
ٍّْ ـييَ ُص
ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ ْ َّ َ َ ُ ُ َ َ
ًَتض َغييْس ج إِال ِذيٍا اذ
ِ ال حصٔمٔا ئم الفت
55 An-Nasa’i (5167)
56 HR. Bukhari (978) dan Muslim no. 885
57 HR. Muslim (2090)
1. Mahfuz
ََ َ ْ ُ ُ َْ َ
Perkataan penulis (ان ْحل
ِ ٍ‚ )واَللئب ْكِفdan hadits Maqlub ada 2
macam, bacalah‛, ini merupakan pelengkap dari bait. Yakni,
ََ
bacalah bersama hadits Syadz. Hanya saja, kata tersebut ( )حلtidak
memiliki makna, hanya sebagai pelengkap bait saja.
َ َ َ َ ََ َ ٓ ُ ُ َ َ إ َن
ٗ ص
٥٨ ريا ِ ٱّلل َكن َش ِهيعَۢا ة ٱّلل ىِعِ َها يَعِظكم ةًِِۗٓۦ إِن ِ
1. Pertama, yang disebutkan oleh penulis (ًُ او ْكِ ْف َ َ )إة ْ َػ ُال ْ َر
ٍ او ٌْا ْ ِةؽ
ٍ
‚mengganti perawi dengan perawi lain‛, ini yang dinamakan
dengan Qalb al-Isnad (sanadnya terbalik).
َْ َْ ُ ََْ
2. Kedua, yang disebutkan oleh penulis : (ًُ ْت ْكِ ْف
ٍ ٍِ)وكيب ْإـِا ٍد ْل
‚membalik sanad dari matan‛.
ُ ُّ َّ َّ َ ّ ْ ُ ُ ُ ُّ ُ ٌ َ ْ َ
... ِّف ِظ ِي ِّ يَ ْٔ َم ال ِظو ِإال ِظي
ِ ـتػث ي ِظيًٓ اهلل
ُ ْ ُ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ٌ ُ َ َ
ُِّْاُل ٌَا تِ ِف ُق يَ ٍِيٍورسو حصػق ةِصػك ٍث ـأعفاْا ضَّت ال تػيً ِك
َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ٌ ُ َ َ
ُ ُ ٍَ اْا َض ََّّت َال َت ْػيَ ًَ يٍَيُِْ ُّ ٌَا ُتِْف ُق ك
اُل ِ ِ ِ ورسو حصػق ةِصػك ٍث ـأعف
َ ُ ُ ْ ُ َ َ ْ ُّ َْ َ َ َ َ ٌ ْ َ َّ ْ َ ْ َ ُ َّ َ
اهلل ل َٓا ار ـظو خ ٍَّ َْ دعي َٓا ٌِ َْ أْ ِو اَلجيا ذين ِِشء ِ أُّ حتَق ِِف انل
َ
َّ ًُ ُٓ ُأكْ َٔاٌا ً َذيُ ْػ ُعي
َ انل
ار
ً َ ْ َ ُ ُ ْ ُ َ َ ْ ُّ َْ َ َ َ َ ٌ ْ َ َّ ْ ْ َ ْ َ ُ َّ َ
ِف اجلَِ ِث ـظو خ ٍَّ َْ دعي َٓا ٌِ َْ أْ ِو اَلجيا ذين ِِشء اهلل أكٔاٌا ِ أُّ حتَق
َ َّ ْ ُ ْ َ
ذيُػ ِعي ُٓ ًُ اجلَِث
َ َ ُ َّ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َّ َ َ ُ َ َ َ
اَّلل ت َػاَل ْو ٌَِ م ِؾي ٍػ ضَّت يظع/ ال حؾال سًِٓ ييَق ِذيٓا و ِِه تلٔل
كع
َ ََُُْ َْ َ ُ َْ َََْ ُ َ َ َ ََْ َ
ٍ ك ٍع/ غييٓا كػٌّ ذيْن ِوي بػظٓا ِإَل بػ ٍض وتلٔل
َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َْ ُ ُْ َ َ َ ْ ُْ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
ِّ ْْي َوَلَظ ْع يَػيْ ِّ رتْو ُرنتَتيِإذا ـشػ أضػزً ـل حْبك نٍا حْبك ابل ِػ
‚Jika salah seorang dari kalian turun untuk sujud, janganlah ia turun
sebagaimana turunnya unta ketika menderum. Hendaknya dia letakkan
tangannya sebelum lututnya.‛ 61
َ ْ َ َ َ َ ْ
ِّ َْوَلَظ ْع يَػيْ ِّ رتْو ُرنتَتي
yang benar :
َ َ َ َ ْ َ ْ
ِّ َْوَلَظ ْع ُرنتَتيْ ِّ رتْو يَػي
َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َ ْ َّ َ َ ُ ْ َ َ
ُص ََع ِر َوايَ ِث
ٍ أو َج ٍع أو ك.. واىفؽد ٌا ريػحّ ةِ ِرل ٍث- ٢٣
Hadits Fard adalah yang diikat dengan satu perawi tsiqah,
banyak, atau terbatas periwayatannya
َ ْ ِّ ُ َ َّ َ َ َ َّ
َاأل ْخ ٍَ ُال ةانلِّي
ئ ٌَا ُ َٔى ؽ
ٍ ِ ام ك ى اٍ
ِ ِ ِج إ و ات ِ ِإجٍا
َ ْ َ ْ
3. Perkataan penulis rahimahullah (ُص ْ ََع ْ ِر َوايَ ِث
ٍ ‚ )أو ْكatau terbatas
periwayatannya‛
َ ْ َ ُ َ ْ ٌ َّ َ َ َ ُ ُ َّ َ
ٌُ َػيو ِغِػْ ًُ كػ ُغ ِؽـا.. ٔض أ ْو عفا
ٍ ٍ َوٌا ةِ ِػي ٍث د- ٢٤
Adapun yang
berpendapat dengan ‚Ma’lul‛, mereka
َّ ُ ْ َّ
mengambilnya dari kata ( ) ِغيثseperti halnya () ِكػة ْـٓٔ ْ َملػود, maka
ُْ َ
mereka pun menamainya dengan ( )ٌػئلkarena ia diambil dari
fi’il tsulatsi (yang terdiri dari 3 huruf).
َْ َُ َْ ْ َْ َْ َ َ َ ْ َُ
َِّ ُمظ َػ ِؽ ٌب ِغِػ أْيْ ِو اىف.. ْت
ِ ٌ وذو اع ِخل ِف ـِ ٍػ أو- ٢٥
1. Ifrad
2. Tamattu’
3. Qiran
َْ َُْ َْ ٌ ْ
Perkataan penulis (َِّ ‚ ) ُمظ َػ ِؽب ْ ِغِػ ْأْي ِو ْاىفhadits Mudhtharib
menurut ahli hadits‛, seseorang mungkin berkata, ‚Kenapa
penulis men-tasghir (mengecilkan makna) kata ( ?)أْوapakah
patut mengecilkan ahli ilmu?‛
ُ ُ ُ َ َ ْ َ ً َ ُ ً ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َ
ْي خِا ٍء واجلُُِٔن ذُِٔن
ِ اظؽا ةِؾ
ِ ٌِ تٍِيج أن تٍ ِِس ـ ِليٓا
Di awal hadits.
Di tengahnya.
Di akhirnya.
َّ ْ َْ َْ ٌَْ
Yang Marfu’ adalah perkataan, ار
ِ اب ْ ٌَِ ْانل
ِ ‚ ويو ْلِلخلcelakalah
tumit yang tersentuh api neraka‛.
َ
Adapun perkataan, ٔءَ ‚ أ ْـت ْؼ ْال ْ ُٔ ُطSempurnakanlah wudhu‛,
ِ
adalah perkataan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
َ ْْلِد ٱىْ َ َ َ ُّ ُ ُ َ َ
ًي
ِ ظِ ػ ِ ِ وَكُٔا ي ُِصون َع ٱ
ْ َ ْ َ َّ َ ُ ًّ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َّ ُ َّ
ار ال ُٔ ُطٔ ِء
ِ ِإن أٌ ِِت يػغٔن ئم اى ِلياٌ ِث ؽؽا ُمش ِيْي ٌَِ آذ
‚Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada Hari Kiamat dengan
wajah, tangan dan kaki mereka yang bersinar karena bekas air wudhu‛
َ ُ ُ ُ َّ َ ُ َ َ َ ُ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ
ّي ُه أولٔ اىػؽـانٍوأةٔ ْؽيؽة كال ذا ٌَ نيفّ ذؾػا ح
1. Dengan nash, yakni ada nash yang datang dari jalur lain yang
menjelaskan bahwa hadits tersebut Mudraj.
ْ َ َّ ََْ َْ ْ
Perkataan penulis, (الؽ َوا ِة ْاح َصيج
ُّ ْ اظ
ِ ‚ ) ٌَِ ْبػ ِض ْأىفyang tersambung
ْ َ َّ
dengan sebagian lafazh perawi‛. Kalimat ( )اح َصيجadalah hal dari
ْ َ َ
fa’il ()أحج, yakni lafazh yang tersambung dengan hadits tanpa
adanya penjelasan.
ْ ْ ًّ َ ُ ْ ْ َ ٌ َّ َّ ُ ْ َ ْ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ
ّضلا َواجخَ ِغ ّ ٌػةز ـاغ ِؽـ.. ّيَ خَ أ ِع
ٍ وٌا روى ُك ك ِؽ- ٢٧
Setiap hadits yang diriwayatkan oleh perawi segenerasi dari
saudaranya adalah hadits Mudabbaj, maka ketahuilah ini
dengan baik
َ
(َ )اىل ِؽيyaitu : teman dari orang yang meriwayatkan darinya,
yang umurnya sebaya atau sama-sama mengambil dari seorang
syaikh.
َ ُ َ ْ َ َ َّ
Contohnya : saya meriwayatkan hadits (اتِ ) ِإجٍا ْاألخٍال ْ ِةانلِّيdari
َ ُ َ َ َ ُ َّ ُ َ ْ َ َ
teman saya, dan dia meriwayatkan hadits (ْاَّلل ْ َصلة ْأ َض ِػز ًْ ْ ِإذا ْ ال ْحلتو
َ َّ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ
)أضػثْضَّتْحخٔطأdari saya. Maka ini disebut hadits Mudabbaj.
Atau bisa juga dia meriwayatkan dari saya hadits yang sama
dengan yang saya riwayatkan darinya. Sehingga saya
meriwayatkan darinya hadits dari suatu jalur, dan dia
meriwayatkan dariku hadits dari jalur yang lain, maka ini juga
disebut dengan Mudabbaj.
ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ُ ُّ َ ْ َّ ُ ً ّ َ َ ً ْ َ ٌ َّ ُ
َتق
ِ و ِطػه ِذيٍا ذنؽُا الٍف.. ٌخ ِفق ىفظا وعػا ٌخ ِفق- ٢٨
Hadits yang lafazh dan tulisan perawinya sama disebut hadits
Muttafiq, dan kebalikan apa yang kami sebutkan adalah hadits
Muftariq
َ َ ْ َ ْ َ ٌ ْ ُ ُّ ََ ٌ َْ
َو ِطػهُ ُمخَ ِيؿ ـاعق اىؾي ْع.. ُمؤح ِيؿ ٌُ َّخ ِل ُق اخل َ ِّع ذل ْع- ٢٩
َ َ َّ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ
اِلف ُّؽدا تػ ِػييّ ال ْي ٍِو.. او ؽػا
ٍ والٍِهؽ اىفؽد ةِ ِّ ر- ٣١
Hadits Munkar adalah yang perawinya menyendiri dan
keadilannya tidak diakui saat menyendiri
ٌ َ َ
Penulis telah mendefinisikannya dengan perkataannya, (ْاضػ
ِ ٌاْو
ْ َْ
‛ )ةِ ِّْاجف َؽدyang perawinya menyendiri‛.
ْ َ َْ
Perkataan penulis ( )ذٓ َٔ ْن َؽدyakni haditsnya tertolak. Huruf kaf
disini hanyalah tambahan dari sisi makna.
ُ َ َ َّ َ َ ُ ُ ْ َ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ
الٍ ْٔ ُطٔع
َ م
ِ َع انل ِِب ـؼل.. واله ِؼب الٍغخيق الٍصِٔع- ٣٢
َ
Penulis telah mendefinisikannya dengan perkataannya, (َْواله ِؼ ُب
َ ْ ُ
)الٍغخَي ُق ‛Hadits dusta yang direka-reka…dst.‛
َ ُ َ َ َ ُ َ ٌ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ْ ِّ َ َ َّ َ ْ َ
َ ْ الَكذب
ْي ِِ د يؽى أُّ نؼب ذٓٔ أضػ ٍ ٌَ ضػث خِن ِِب ِػي
ُ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ َ َْ َ ْ ََ ْ َ َ
ُِه
ٔن
ِ ل يابل ثٌٔظ ٌِ آ خ يٍ ـ .. ٔن
ِ ٍ وكػ أحج َكجلْٔ ِؽ ال- ٣٣
ْ ََ
Perkataan penulis, ( )أحجdhamir pada kata tersebut kembali
kepada manzhumah ini.
َ َ
Perkataan penulis ( )َكجل َ ْْٔ ِؽyakni : seperti mutiara. Huruf kaf
berfungsi untuk tasybih (menyerupakan).
ْ ََ
Kata ( )أحجadalah fi’il madhi yang fa’il-nya tersembunyi.
َ َ
Sedangkan kata ( )َكجل َ ْْٔ ِؽkedudukannya manshub sebagai hal
(keadaan), sehingga maknanya : ‚telah datang seperti mutiara‛.
ُْ َ
Perkataan penulis (ٔن
ِ ِ )الٍهyakni : yang terjaga dari matahari,
angin, dan debu, sehingga selalu indah dan mulia.
َُْ ََ َُْ
Perkataan penulis (ٔنِ )ٌِظٌٔث ْابليل, beliau menisbatkan kepada
namanya karena beliau sendiri yang menyusun manzhumah-nya.
ْ ََ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ
Perkataan penulis (ْي ْ ِةأ ْر َب ٍع ْأحج )ـٔق ْاثلل ِثyakni : manzhumah ini
terdiri dari 34 bait.
ْ ُ ْ َ َّ
Perkataan penulis (ْي ْع ِخ ٍَج َُ ََْ
ٍ )أبياتٓا ْذً ْ ِِبyakni : bait-bait di
manzhumah ini terdiri dari 34 bait kemudian ditutup dengan
kebaikan.