Oleh:
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Sejarah Mushaf Qur’an Kudus?
2. Bagaimana deskripsi dan karakteristik Qur’an Kudus?
3. Bagaimana Analisis Penulisan pada Qur’an Kudus?
4. Kelebihan dan kekurangan Qur’an Kudus?
1
Ahmad Sarwat, Sejarah al-Quran, (Jakarta, Lentera Islam), hal. 8
2
Annas Zaenal Muttaqin “Sejarah Dan Rasm Mushaf Al-Qur’an Pojok MenaraKudus,”
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian serta sejarah dari mushaf Qur’an Kudus
2. Untuk mengetahui deskripsi dan karakteristik dari mushaf Qur’an
Kudus
3. Untuk mengetahui dan mengkaji penulisan pada mushaf Qur’an
Kudus
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mushaf Qur’an Kudus
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Laili Noor Azizah, “Mushaf Al-Quran Pojok Menara Kudus Sebagai Simbol
Lokalitas,” Tafsir Al Quran Referensi Tafsir di Indonesia, February 6, 2021,
https://tafsiralquran.id/mushaf-al-quran-pojok-menara-kudus-sebagai-simbol-lokalitas/.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.
4
Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara vol. 3, no. 1 (July 9, 2018),
https://doi.org/10.32495/nun.v3i1.13. hal. 4
5
Fina Izzatul Muna, “Menelisik Sejarah Dan Karakteristik Mushaf Al-Qur’an Pojok
Menara Kudus,” Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q, May 21, 2021,
https://almunawwirkomplekq.com/menelisik-sejarah-dan-karakteristik-mushaf-alquranpojok-
menara-kudus/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.
3
Quran Pojok menara. Dikarenakan PT. Menara Kudus ini yang pada awal
beroperasinya dengan hanya tujuh orang karyawan dapat berkembang
dengan pesat. Ketika menyerahkan mushaf tersebut, KH. Arwani berpesan
agar tidak merubah apapun dan apabila ada yang tidak paham, maka
langsung ditanyakan kepada beliau. Namun, naskah asli yang diberikan
KH. Arwani kepada pihak PT. Menara Kudus tersebut diduga ikut
terbakar pada saat terjadi musibah kebakaran pada bagian reproduksi PT.
Menara Kudus yang terjadi sekitar tahun 2000-an. Meski tidak ditemukan
mushaf asli tersebut, KH. M. Ulil Albab masih menyimpan mushaf milik
KH. M. Arwani Amin terbitan al-Maktab al-‘Arabi, Damaskus, Syria yang
sama persis dengan mushaf Bahriyyah yang hilang tersebut.
Mushaf Pojok Menara Kudus diterbitkan pertamakali pada tahun
1974 M dan dikoreksi oleh tiga ulama ahli Qur’an asal kota Kudus, yaitu
KH. M. Arwani Amin, KH. Hisyam Hayat, dan KH. Sya’rani Ahmadi.
Kemudian mushaf ini mendapatkan izin beredar dari Lembaga Lektur
Keagamaan pada tanggal 29 Mei 1974 setelah terlebih dahulu
mendapatkan tanda tashih dari Lajnah Pentashih Mushaf Alquran
Kementerian Agama RI pada tanggal 16 Mei 1974 atau 23 Rabi’ul Awal
1394 H yang saat itu diketuai oleh Hamdani Ali dan Sujono sebagai
sekretaris.6
Selain itu, dari tiga tokoh ahli Al Qur’an yang berjasa meneliti mushaf
Menara tempo dulu, dua di antaranya telah wafat. Ketika sejarah baru
Qur’an Kudus yang masih sugeng (hidup dalam bahasa Jawa halus)
hanyalah KH. M. Sya’roni. Atas pertimbangan inilah kemudian Yayasan
Masjid dan Makam Menara Kudus berinisiatif untuk menuliskan kembali
mushaf Menara. Mushaf al-Qur’an Pojok Menara Kudus ini memiliki
wajah baru yang mana penulisan Mushaf Menara ini telah dimulai dengan
lafadz basmalah yang digores langsung oleh KH Sya’roni Ahmadi.
goresan awal ini ditulis menggunakan tinta Jepang. Setelah goresan itu,
nantinya akan dilanjutkan oleh sembilan kaligrafer hingga selesai 30 juz.
Sembilan kaligrafer yaitu Huda Purnawadi, Kholis Fuad, Miftahul Huda,
Ahmad Jamal, Sittu Attiyah, Ahmad Muslim, Ahmad Turmudzi El Faiz,
Rizki Aria, dan Darmawan Saputra. Kaligrafer-kaligrafer yang mendapat
tugas menulis ini pun sangat berkompeten dan merupakan kaligarfer
berprestasi baik tingkat Nasional maupun Internasional.7 Namun tidak
6
Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 5
7
Zainal Abidin, “Sejarah Baru! KH.Sya’roni A, Gus Musa,Tulis Ulang Mushaf Menara
Kudus,” Tafsir Al Quran, Referensi Tafsir di Indonesia, October 30, 2020,
https://tafsiralquran.id/sejarah-baru-kh-syaroni-ahmadi-gus-mus-dansembilankaligraferakan-
tulis-ulang-mushaf-menara-kudus/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.
4
semua Qur’an Pojok yang beredar di Indonesia merupakan hasil cetak
ulang atas Al-Qur’an dari Turki.
5
sebuah iluminasi yang terdapat pada bagian pinggir halaman dan di bagian
tengahnya terdapat tulisan dan angka berbahasa Arab. Adapun sebagai
tanda sebuah ayat, dalam Mushaf Pojok Menara Kudus ini menggunakan
model yang sangat sederhana, yakni hanya berbentuk lingkaran biasa
dengan sebuah angka di dalamnya yang menunjukkan urutan ayatnya.
Mushaf ini memiliki tanda hizb (seperempat juz) dan menggunakan
12 tanda waqaf dan wasal yang mengikuti kaidah waqaf qasal dari Imam
al-Sajawandi. Pada ayat-ayat sajdah tertentu disertakan keterangan
menurut imam mazhab. Penggunaan bentuk harakat yang sudah berlaku
dan familiar di kalangan masyarakat Indonesia dan memiliki tanda baca.
Rasm-nya ditulis menurut rasm campuran, yaitu rasm usmani dan rasm
imla’i. Hal itu mengacu pada enam kaidah penulisan rasm usmani yakni
kaidah hazf, kaidah ziyadah, kaidah hamz, kaidah badal, kaidah fasl, dan
kaidah washl. 10
Dalam Mushaf al-Qur’an Pojok Menara Kudus ditemukan perbedaan
dengan Mushaf Madinah dalam penentuan status makkiyah dan
madaniyah sebuah surah pada Surah al-Ra’d, al-Rahman dan al-Nas.11
Mushaf Pojok Menara Kudus juga dilengkapi dengan keterangan
tambahan atau panduan singkat yang berada di bagian belakang mushaf.
Keterangan itu berkaitan dengan:12
1. Bacaan-bacaan yang perlu diperhatikan. Keterangan berisi tabel
penjelasan seputar panjang pendek sebuah bacaan, makhraj huruf
tertentu di ayat tertentu, tatacara baca sebuah kalimat jika
disambung maupun berhenti, dan lain-lain.
2. Peringatan bagi pembaca mushaf ini untuk memperhatikan tanda-
tanda waqf yang ada dan penjelasan tatacara waqaf dan washal
yang benar.
3. Penjelasan singkat seputar adab dan sopan santun bagi pembaca
Alquran.
4. Penjelasan ayat-ayat sajdah beserta tatacara melakukan sujud
tilawah, meliputi syarat dan bacaan yang dibaca dalam sujud.
10 Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 6-10
11
Afrizal Qosim, “Mengenal Mushaf Pojok: Sejarah, Perkembangan Dan
Karakteristik ,” Pondok Pesantren Almunawwir, February 9, 2020,
https://almunawwir.com/mengenal-mushaf-pojok-sejarah-perkembangan-dan-karakteristik/.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.
12 Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 20-21
6
C. Analisis Penulisan Mushaf Qur’an Kudus
Pada aspek penulisan harakat, Mushaf Pojok Menara Kudus
menggunakan bentuk-bentuk harakat yang sudah berlaku dan familiar di
kalangan masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk tersebut berjumlah enam,
yakni fathah, kasrah, dhammah, fathahtain, kasratain, dan dhammatain.
Adapun harakat sukun dalam mushaf ini terdapat dua bentuk, yaitu: sukun
yang bentuknya menyerupai kepala huruf kha’ tanpa titik dan sukun
berbentuk bulat utuh/ sifr mustadir.
Menurut KH. M. Ulil Albab Arwani, mushaf ini dalam masalah waqf
mengikuti mazhab Imam al-Sijawandi dalam kitab ‘Ilal Wuquf. Mazhab
ini banyak digunakan di mushaf-mushaf yang diterbitkan di kawasan
Timur, meliputi Turki, India, Pakistan dan Mesir. (Musa’id al-Tayyar,
Wuquf Al-Qur’an wa Atharuha fi al-Tafsir). Meskipun al-Sijawandi
membagi waqf menjadi 5 tingkatan, tetapi ia menegaskan ada 6 tanda yang
ia gunakan. Seperti yang terdapat dalam tabel berikut:
7
Hizb yang berjumlah 60 dalam mushaf Alquran, pada Mushaf Pojok
Menara Kudus dalam satu juz terdapat 4 buah hizb, yakni kelompok ayat
yang semestinya menjadi 1 hizb dibagi lagi menjadi 2, sehingga dalam 1
juz terdapat 4 buah hizb. Tanda hizb terletak di bagian pinggir lembaran
dengan tanda sebuah iluminasi yang di bagian dalamnya tertulis kalimat
hizb ()حزبdan sebuah angka yang menunjukkan urutan hizb dalam juz
tersebut.13
Adapun tanda ( )عbiasa disebut dengan tanda ruku’, seperti yang
terdapat pada Mushaf Pojok Menara Kudus. Menurut Musa’id al-Tayyar,
tanda itu merupakan hasil kreasi ulama benua India. Maksudnya adalah
ayat yang terdapat tanda tersebut merupakan sebuah kisah yang sempurna,
dan ayat sesudahnya seperti sebuah paragraf baru sehingga bagi orang
yang salat sendiri maupun menjadi imam dianjurkan untuk rukuk pada
ayat tersebut, dan melanjutkan dengan ayat sesudahnya pada rakaat
selanjutnya. Tanda ( )عdiletakkan di atas lingkaran kecil yang memuat
nomor ayat. Dalam Mushaf Pojok Menara Kudus, hanya pada surah al-
Baqarah yang terdapat penjelasan jumlah ruku’ yang dimuat di dalamnya,
yaitu berjumlah 40.14
Rasm yang digunakan pada mushaf al-Qur’an ini menggunakan rasm
campuran, yaitu rasm utsmani dan imla’i. Karena hal ini sama dengan
mushaf Bariyyah pada umumnya.15
8
D. Kelebihan dan Kekurangan Mushaf Qur’an Kudus
Kelebihan Mushaf al-Qur’an Pojok Menara Kudus diantara lain,yaitu:
1. Pada tiap awal halaman terdapat awal ayat dan memiliki jumlah 20
halaman tiap juz yang memudahkan dalam mengingat dibandingkan
dengan mushaf yang tidak demikian.
13
Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 13
14 Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 13-14
15
Rif’atun Najikha, Mushaf Menara Kudus Cetakan 1974; Analisis Rasm dan Sumber
Acuan Penulisan, Jurnal STAI Al-Anwar Sarang Rembang: 2019, Vol. 5.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebutan lain Qur’an Kudus adalah Mushaf Pojok Menara Kudus.
Mushaf Menara Kudus merupakan mushaf Al Qur’an yang dicetak
dengan menggunakan sistem pojok. Sistem ini mengakhiri setiap sudut
lembarannya dengan akhiran ayat dan berjumlah 15 baris pada setiap
lembarnya. Mushaf Menara ini biasa digunakan oleh para santri
penghafal Al Qur’an, dan merupakan hasil reproduksi dari mushaf
penerbit Usman Bik Turki. Adapun master mushaf ini dulu ditulis oleh
kaligrafer berkebangsaan Turki yang bernama Mustafa Nazif dan
diterbitkan pada Jumadil Ula 1370 H.
3. Menurut KH. M. Ulil Albab Arwani, mushaf ini dalam masalah waqf
mengikuti mazhab Imam al-Sijawandi dalam kitab ‘Ilal Wuquf. Mushaf
al-Qur‘an Kudus memiliki 8 tanda waqaf yang lazim digunakan.
6. Mushaf ini pertamakali diterbitkan pada tahun 1974 M, dan pada tahun
yang sama mendapat tanda tashih dan ijin beredar dari Lajnah
Pentashihan Mushaf Alquran Departemen Agama Republik Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali. “Qur’an Kudus (1).” Accessed Mei 12, 2023. http://quran-
nusantara.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html.
Azizah, Laili Noor. 2021. “Mushaf Al-Quran Pojok Menara Kudus Sebagai
Simbol Lokalitas.” Tafsir Al Quran Referensi Tafsir di Indonesia.
https://tafsiralquran.id/mushaf-al-quran-pojok-menara-kudus-sebagai-
simbol-lokalitas/.
Muna, Fina Izzatul. 2021. “Menelisik Sejarah Dan Karakteristik Mushaf Al-
Qur’an Pojok Menara Kudus.” Pondok Pesantren Al-Munawwir
Komplek Q. https://almunawwirkomplekq.com/menelisik-sejarah-
dankarakteristik-mushaf-al-quran-pojok-menara-kudus/.
Muttaqin, Annas Zaenal. 2010. Sejarah Dan Rasm Mushaf Al-Qur’an Pojok
Menara Kudus. Yogyakarta: Institutional Repository UIN Sunan
Kalijaga.
Najikha, Rif’atun. 2019. Mushaf Menara Kudus Cetakan 1974; Analisis Rasm
dan Sumber Acuan Penulisan, Jurnal STAI Al-Anwar Sarang
Rembang. Vol. 5, No. 1.
Nashih, Ahmad. 2018. “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan
Karakteristik.” Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara Vol. 3
No. 1. https://doi.org/10.32495/nun.v3i1.13.
11
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1
Lampiran 2
12
13
Gambar 2. Cover dan isi Qur’an Pojok Cetakan Menara Kudus
14