Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MUSHAF QUR’AN KUDUS

Dosen Pengampu: Masrur Ikhwan, SQ, MA.

Oleh:

Moh. Samsul Ma’arif


Muhammad Ibnu Fadhil
Ramadani Nasution

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS PTIQ JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh


Segala puji kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat iman,
kesehatan, hidayah dan taufiq-Nya hingga hari ini. Shalawat berserta salam tak
lupa kita haturkan kepada baginda Muhammad Shallallahhu ‘alaihi wa sallam
Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang-
benderang dengan ilmu pengetahuan seperti hari ini.
Segala puji bagi Allah yang hanya dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Mengenal Khazanah
Qur’an Kudus” yang merupakan tugas dari mata kuliah “Kajian Mushaf Al-
Qur’an”.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ustadz Masrur Ikhwan, SQ, MA.
selaku dosen pengampu dari mata kuliah “Kajian Mushaf Al-Qur’an” atas
kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada kami dalam penyusunan
makalah ini. Tak lupa kami haturkan terimakasih pula kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini
dapat membawa kebaikan bagi penyusun juga pembaca sekalian sehingga
dapat menambah wawasan serta dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari para
pembaca sekalian agar tulisan ini bisa lebih baik lagi kedepannya.
Terimakasih.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Jakarta, 20 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Sejarah Mushaf Qur’an Kudus .......................................................... 3
B. Deskripsi dan Karakteristik Mushaf Qur’an Kudus ........................ 5
C. Analisis Penulisan Mushaf Qur’an Kudus......................................... 7
D. Kelebihan dan Kekurangan Mushaf Qur’an Kudus ........................ 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... 12
Lampiran 1...................................................................................................... 12
Lampiran 2...................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kitab al-Qur’an yang sering dibaca dan di dengar oleh orang-orang


mukmin memiliki fungsi yang sangat mulia diantaranya adalah sebagai
petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman, penyempurnaan kitab-
kitab suci sebelumnya, dan sumber pokok ajaran agama islam yangdibawa
oleh Nabi Muhammad Saw. Karena al-Qur’an memiliki peran penting
hingga akhir zaman, maka banyak redaksi serta berbagai penulisan mushaf
al-Qur’an yang bermunculan sehingga banyak ditemukan di berbagai
daerah versi penulisan yang bermacam-macam mengenai Mushaf al-
Qur’an.
Seperti halnya ketika sepeninggal Rasulullah, pada masa khalifah
Abu Bakar potongan tulisan tangan para sahabat dalam penulisan al-Quran
itu disusun dan diurutkan ayat per ayat hingga surat per surat. Kemudian
pada masa Utsman bin Affan, penulisan mengalami standarsasi, baik
secara teknis penulisan hurufnya, dan juga bagaimana menerbitkan
beberapa versi mushaf standar yang dapat menampung semua raqam
qira’at yang mutawatir. Lalu, dilanjutkan oleh generasi-generasi
berikutnya dalam menyempurnakan penulisan mushaf al-Qur’an.1
Di Indonesia telah banyak generasi muslim di kalangan penerbit yang
menjaga serta memelihara al-Qur’an dalam bidang penulisan. Salah
satunya, yaitu penulisan Qur’an Kudus. Qur’an Kudus ini memiliki
beberapa keunikan tersendiri dan sering diginakan oleh penghafal al-
Qur’an dalam proses belajar menghafalnya.2 Pada tulisan makalah ini
akan membahas secara lebih rinci dan jelas mengenai Qur’an Kudus yang
menjadi salah satu cetakan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Sejarah Mushaf Qur’an Kudus?
2. Bagaimana deskripsi dan karakteristik Qur’an Kudus?
3. Bagaimana Analisis Penulisan pada Qur’an Kudus?
4. Kelebihan dan kekurangan Qur’an Kudus?

1
Ahmad Sarwat, Sejarah al-Quran, (Jakarta, Lentera Islam), hal. 8
2
Annas Zaenal Muttaqin “Sejarah Dan Rasm Mushaf Al-Qur’an Pojok MenaraKudus,”

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian serta sejarah dari mushaf Qur’an Kudus
2. Untuk mengetahui deskripsi dan karakteristik dari mushaf Qur’an
Kudus
3. Untuk mengetahui dan mengkaji penulisan pada mushaf Qur’an
Kudus
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mushaf Qur’an Kudus

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Mushaf Qur’an Kudus


Qur’an Kudus atau biasa dikenal dengan mushaf al Qur’an Pojok
Menara Kudus merupakan salah satu mushaf yang lahir dan muncul
sebagai lokalitas daerah Kudus. Kata Pojok merupakan merupakan kata
dari bahasa Jawa yang memiliki arti sudut.3 Jadi, Mushaf Pojok Menara
Kudus ini dapat dipahami dengan mushaf al-Qur’an yang dicetak dan
diterbitkan oleh Percetakan dan Penerbit Menara Kudus Jawa Tengah,
dengan menggunakan sistem pojok, yakni mengakhiri setiap sudut
lembarannya dengan akhiran sebuah ayat dan dilanjutkan dengan ayat
selanjutnya pada sudut atas lembaran berikutnya. Mushaf ini berjumlah 15
baris pada setiap lembarnya, kecuali pada beberapa lembar.
Awal mula mushaf Pojok Menara Kudus adalah kepunyaan KH. M.
Arwani Amin yang didapatkan beliau saat melaksanakan ibadah haji,
kisaran tahun 1970-an.4 Mushaf pojok ini juga disebut dengan sebutan
mushaf Bahriyyah yang telah diterbitkan oleh penerbit Bahriyah Istanbul,
Turki. Karena Mushaf al-Quran Pojok Menara Kudus ini merupakan hasil
kopi ulang atau reproduksi dari Mushaf Bahriyyah terbitan Percetakan
Usman Bik di Turki tahun 1370 H yang ditulis seorang kaligrafer Mustafa
Nazif 5 dan telah ditashih oleh Hai’ah Tadqiq al-Masahif asy-Syarifah
pemerintah Turki, pada Jumada al-Ula 1370 H (Februari-Maret 1951).
Sementara rasm yang digunakan dalam mushaf Bahriyyah menggunakan
rasm campuran, yaitu terdapat rasm utsmani dan rasm imla’i. Karena
dalam mushaf tersebut terdapat lafaz-lafaz yang sesuai dengan kaidah
rasm utsmani. Namun begitu juga banyak dijumpai lafaz dengan kaidah
imla’i, yaitu sesuai dengan pengucapan bahasa arab.
Lalu KH. M. Arwani Amin memberikan mushaf pojok menara kudus
ini kepada Zjainuri Noor untuk dicetak ulang dan disebarluaskan di tengah
masyarakat. Zjainuri merupakan pendiri dari percetakan PT. Menara
Kudus yang menorehkan sejarah dalam proses percetakan Mushaf Al-

3
Laili Noor Azizah, “Mushaf Al-Quran Pojok Menara Kudus Sebagai Simbol
Lokalitas,” Tafsir Al Quran Referensi Tafsir di Indonesia, February 6, 2021,
https://tafsiralquran.id/mushaf-al-quran-pojok-menara-kudus-sebagai-simbol-lokalitas/.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.
4
Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara vol. 3, no. 1 (July 9, 2018),
https://doi.org/10.32495/nun.v3i1.13. hal. 4
5
Fina Izzatul Muna, “Menelisik Sejarah Dan Karakteristik Mushaf Al-Qur’an Pojok
Menara Kudus,” Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q, May 21, 2021,
https://almunawwirkomplekq.com/menelisik-sejarah-dan-karakteristik-mushaf-alquranpojok-
menara-kudus/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.

3
Quran Pojok menara. Dikarenakan PT. Menara Kudus ini yang pada awal
beroperasinya dengan hanya tujuh orang karyawan dapat berkembang
dengan pesat. Ketika menyerahkan mushaf tersebut, KH. Arwani berpesan
agar tidak merubah apapun dan apabila ada yang tidak paham, maka
langsung ditanyakan kepada beliau. Namun, naskah asli yang diberikan
KH. Arwani kepada pihak PT. Menara Kudus tersebut diduga ikut
terbakar pada saat terjadi musibah kebakaran pada bagian reproduksi PT.
Menara Kudus yang terjadi sekitar tahun 2000-an. Meski tidak ditemukan
mushaf asli tersebut, KH. M. Ulil Albab masih menyimpan mushaf milik
KH. M. Arwani Amin terbitan al-Maktab al-‘Arabi, Damaskus, Syria yang
sama persis dengan mushaf Bahriyyah yang hilang tersebut.
Mushaf Pojok Menara Kudus diterbitkan pertamakali pada tahun
1974 M dan dikoreksi oleh tiga ulama ahli Qur’an asal kota Kudus, yaitu
KH. M. Arwani Amin, KH. Hisyam Hayat, dan KH. Sya’rani Ahmadi.
Kemudian mushaf ini mendapatkan izin beredar dari Lembaga Lektur
Keagamaan pada tanggal 29 Mei 1974 setelah terlebih dahulu
mendapatkan tanda tashih dari Lajnah Pentashih Mushaf Alquran
Kementerian Agama RI pada tanggal 16 Mei 1974 atau 23 Rabi’ul Awal
1394 H yang saat itu diketuai oleh Hamdani Ali dan Sujono sebagai
sekretaris.6
Selain itu, dari tiga tokoh ahli Al Qur’an yang berjasa meneliti mushaf
Menara tempo dulu, dua di antaranya telah wafat. Ketika sejarah baru
Qur’an Kudus yang masih sugeng (hidup dalam bahasa Jawa halus)
hanyalah KH. M. Sya’roni. Atas pertimbangan inilah kemudian Yayasan
Masjid dan Makam Menara Kudus berinisiatif untuk menuliskan kembali
mushaf Menara. Mushaf al-Qur’an Pojok Menara Kudus ini memiliki
wajah baru yang mana penulisan Mushaf Menara ini telah dimulai dengan
lafadz basmalah yang digores langsung oleh KH Sya’roni Ahmadi.
goresan awal ini ditulis menggunakan tinta Jepang. Setelah goresan itu,
nantinya akan dilanjutkan oleh sembilan kaligrafer hingga selesai 30 juz.
Sembilan kaligrafer yaitu Huda Purnawadi, Kholis Fuad, Miftahul Huda,
Ahmad Jamal, Sittu Attiyah, Ahmad Muslim, Ahmad Turmudzi El Faiz,
Rizki Aria, dan Darmawan Saputra. Kaligrafer-kaligrafer yang mendapat
tugas menulis ini pun sangat berkompeten dan merupakan kaligarfer
berprestasi baik tingkat Nasional maupun Internasional.7 Namun tidak

6
Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 5
7
Zainal Abidin, “Sejarah Baru! KH.Sya’roni A, Gus Musa,Tulis Ulang Mushaf Menara
Kudus,” Tafsir Al Quran, Referensi Tafsir di Indonesia, October 30, 2020,
https://tafsiralquran.id/sejarah-baru-kh-syaroni-ahmadi-gus-mus-dansembilankaligraferakan-
tulis-ulang-mushaf-menara-kudus/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.

4
semua Qur’an Pojok yang beredar di Indonesia merupakan hasil cetak
ulang atas Al-Qur’an dari Turki.

B. Deskripsi dan Karakteristik Mushaf Qur’an Kudus

Mushaf al-Qur’an Pojok Menara Kudus ini ditulis lengkap dengan


jumlah 114 Surah dan 30 juz, setiap juz terdiri dari 20 halaman, kecuali
pada juz 1 mempunyai 21 halaman dan pada juz 30 yang terdiri dari 23
halaman. 8 Ukuran Mushaf Al-Qur’an Pojok Menara Kudus yang paling
banyak digunakan adalah ukuran sedang, yaitu 3 cm x 12 cm x 15 cm.
Terdiri dari 619 halaman, setiap halaman terdapat 15 baris termasuk
iluminasi dan basmalah kecuali pada halaman permulaan juz 1 yang hanya
berjumlah 7 baris dan akhir juz 30 yang berjumlah hanya 11 baris sampai
akhir surah an-Nas, atau 14 baris jika menyertakan kalimat penutup
sebagai imbuhan. Iluminasi pada permulaan surah melebar ke samping
kanan dan kiri dengan motif yang bervariasi, namun motif ukir bunga lebih
mendominasi. Pada bagian tengah iluminasi menjelaskan nama surah,
status surah, dan jumlah ayat di dalam surah. Pada setiap halaman genap
terdapat halaman berupa angka yang mengisyaratkan nama dan urutan
surah. Bila lebih dari satu surah, maka yang disebutkan hanya surahyang
terletak paling atas pada lembaran. Sedangkan pada halaman ganjil
terdapat keterangan juz.
Adapun hal yang menarik dari Mushaf Al-Quran Pojok MenaraKudus
memiliki ciri khas berbeda dengan mushaf lainnya, yaitu setiap juz
mempunyai 20 halaman. Setiap halaman terdiri dari 15 baris. Setiap baris
terdiri dari sekitar 8-10 kata.9
Permulaan juz berada pada lembar halaman bagian kiri atau bernomor
ganjil yang ditandai dengan iluminasi pada bagian pinggir halaman dan di
bagian tengah terdapat tulisan dan angka berbahasa Arab. Tanda ayat
menggunakan model sederhana yang hanya berbentuk lingkaran biasa
dengan angka di dalamnya dan sedikit berbeda dengan bentuk tanda yang
menunjukkan sesuatu yang khusus, yakni sebagai tanda ruku’ dan ayat
sajdah. Pada pojok kiri bagian bawah halaman berangka genap selalu
terdapat clue (petunjuk) untuk mengetahui awal kalimat pada halaman
selanjutnya. Sedangkan pada halaman bernomor ganjil, terdapat tulisan
yang memberi keterangan juz yang ada pada halaman itu. Misalnya juz 2,
ditulis ( ‫)الجزء الثاني‬. Begitu seterusnya sampai selesai juz 30.
Selain juz satu, semua permulaan juz berada pada lembar halaman
bagian kiri atau halaman bernomor ganjil. Permulaan ini ditandai dengan
8Fina Izzatul Muna, “Menelisik Sejarah Dan Karakteristik Mushaf Al-Qur’an Pojok
Menara Kudus,” Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.
9
Laili Noor Azizah, “Mushaf Al-Quran Pojok Menara Kudus Sebagai Simbol ;

5
sebuah iluminasi yang terdapat pada bagian pinggir halaman dan di bagian
tengahnya terdapat tulisan dan angka berbahasa Arab. Adapun sebagai
tanda sebuah ayat, dalam Mushaf Pojok Menara Kudus ini menggunakan
model yang sangat sederhana, yakni hanya berbentuk lingkaran biasa
dengan sebuah angka di dalamnya yang menunjukkan urutan ayatnya.
Mushaf ini memiliki tanda hizb (seperempat juz) dan menggunakan
12 tanda waqaf dan wasal yang mengikuti kaidah waqaf qasal dari Imam
al-Sajawandi. Pada ayat-ayat sajdah tertentu disertakan keterangan
menurut imam mazhab. Penggunaan bentuk harakat yang sudah berlaku
dan familiar di kalangan masyarakat Indonesia dan memiliki tanda baca.
Rasm-nya ditulis menurut rasm campuran, yaitu rasm usmani dan rasm
imla’i. Hal itu mengacu pada enam kaidah penulisan rasm usmani yakni
kaidah hazf, kaidah ziyadah, kaidah hamz, kaidah badal, kaidah fasl, dan
kaidah washl. 10
Dalam Mushaf al-Qur’an Pojok Menara Kudus ditemukan perbedaan
dengan Mushaf Madinah dalam penentuan status makkiyah dan
madaniyah sebuah surah pada Surah al-Ra’d, al-Rahman dan al-Nas.11
Mushaf Pojok Menara Kudus juga dilengkapi dengan keterangan
tambahan atau panduan singkat yang berada di bagian belakang mushaf.
Keterangan itu berkaitan dengan:12
1. Bacaan-bacaan yang perlu diperhatikan. Keterangan berisi tabel
penjelasan seputar panjang pendek sebuah bacaan, makhraj huruf
tertentu di ayat tertentu, tatacara baca sebuah kalimat jika
disambung maupun berhenti, dan lain-lain.
2. Peringatan bagi pembaca mushaf ini untuk memperhatikan tanda-
tanda waqf yang ada dan penjelasan tatacara waqaf dan washal
yang benar.
3. Penjelasan singkat seputar adab dan sopan santun bagi pembaca
Alquran.
4. Penjelasan ayat-ayat sajdah beserta tatacara melakukan sujud
tilawah, meliputi syarat dan bacaan yang dibaca dalam sujud.

10 Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 6-10
11
Afrizal Qosim, “Mengenal Mushaf Pojok: Sejarah, Perkembangan Dan
Karakteristik ,” Pondok Pesantren Almunawwir, February 9, 2020,
https://almunawwir.com/mengenal-mushaf-pojok-sejarah-perkembangan-dan-karakteristik/.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2023.
12 Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”

hal. 20-21

6
C. Analisis Penulisan Mushaf Qur’an Kudus
Pada aspek penulisan harakat, Mushaf Pojok Menara Kudus
menggunakan bentuk-bentuk harakat yang sudah berlaku dan familiar di
kalangan masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk tersebut berjumlah enam,
yakni fathah, kasrah, dhammah, fathahtain, kasratain, dan dhammatain.
Adapun harakat sukun dalam mushaf ini terdapat dua bentuk, yaitu: sukun
yang bentuknya menyerupai kepala huruf kha’ tanpa titik dan sukun
berbentuk bulat utuh/ sifr mustadir.
Menurut KH. M. Ulil Albab Arwani, mushaf ini dalam masalah waqf
mengikuti mazhab Imam al-Sijawandi dalam kitab ‘Ilal Wuquf. Mazhab
ini banyak digunakan di mushaf-mushaf yang diterbitkan di kawasan
Timur, meliputi Turki, India, Pakistan dan Mesir. (Musa’id al-Tayyar,
Wuquf Al-Qur’an wa Atharuha fi al-Tafsir). Meskipun al-Sijawandi
membagi waqf menjadi 5 tingkatan, tetapi ia menegaskan ada 6 tanda yang
ia gunakan. Seperti yang terdapat dalam tabel berikut:

No. Simbol Nama Cara Baca


‫م‬ Waqof Lazim Wajib berhenti. Bahkan
dikhawatirkan kufur jika
1 tidak waqf pada kasus
tertentu, yang dapat
merusak makna jika
dilanjutkan
‫ط‬ Waqaf Muthlaq Berhenti lebih baik
2 daripada melanjutkan,
kecuali terdapat sebab
Ittishal
3 ‫ج‬ Waqaf jaiz Boleh Behenti atau
melanjutkan
‫ز‬ Waqof al mujawwaz Boleh Behenti atau
4 biwajhi melanjutkan, tapi
melanjutkan lebih baik
‫ص‬ Waqaf al murokhos Boleh berhenti jika nafas
5 lidhorurotin tidak kuat, tetapi lebih
baik melanjutkan jika
nafas masih kuat
‫ال‬ Waqaf lawaqfa alaih ( Waqaf Tidak ada waqf pada
6 mamnu’) kalimat tersebut.
Melanjutkan lebih utama
sedangkan berhenti
dianggap buruk (qabih)

7
Hizb yang berjumlah 60 dalam mushaf Alquran, pada Mushaf Pojok
Menara Kudus dalam satu juz terdapat 4 buah hizb, yakni kelompok ayat
yang semestinya menjadi 1 hizb dibagi lagi menjadi 2, sehingga dalam 1
juz terdapat 4 buah hizb. Tanda hizb terletak di bagian pinggir lembaran
dengan tanda sebuah iluminasi yang di bagian dalamnya tertulis kalimat
hizb (‫)حزب‬dan sebuah angka yang menunjukkan urutan hizb dalam juz
tersebut.13
Adapun tanda (‫ )ع‬biasa disebut dengan tanda ruku’, seperti yang
terdapat pada Mushaf Pojok Menara Kudus. Menurut Musa’id al-Tayyar,
tanda itu merupakan hasil kreasi ulama benua India. Maksudnya adalah
ayat yang terdapat tanda tersebut merupakan sebuah kisah yang sempurna,
dan ayat sesudahnya seperti sebuah paragraf baru sehingga bagi orang
yang salat sendiri maupun menjadi imam dianjurkan untuk rukuk pada
ayat tersebut, dan melanjutkan dengan ayat sesudahnya pada rakaat
selanjutnya. Tanda (‫ )ع‬diletakkan di atas lingkaran kecil yang memuat
nomor ayat. Dalam Mushaf Pojok Menara Kudus, hanya pada surah al-
Baqarah yang terdapat penjelasan jumlah ruku’ yang dimuat di dalamnya,
yaitu berjumlah 40.14
Rasm yang digunakan pada mushaf al-Qur’an ini menggunakan rasm
campuran, yaitu rasm utsmani dan imla’i. Karena hal ini sama dengan
mushaf Bariyyah pada umumnya.15

8
D. Kelebihan dan Kekurangan Mushaf Qur’an Kudus
Kelebihan Mushaf al-Qur’an Pojok Menara Kudus diantara lain,yaitu:
1. Pada tiap awal halaman terdapat awal ayat dan memiliki jumlah 20
halaman tiap juz yang memudahkan dalam mengingat dibandingkan
dengan mushaf yang tidak demikian.

2. Tercantum petunjuk bacaan yang perlu untuk diperhatikan, yang


berlaku dalam hukum ilmu tajwid menurut bacaan ‘Ashim riwayat
Hafs yang bacaannya banyak berlaku di Indonesia.

3. Penggunaan rasm dalam Mushaf Pojok Menara Kudus ini


menggunakan rasm campuran. Akan tetapi lebih dominan
menggunakan rasm imla’i, dikarenakan rasm imla’i menurut sebagian
orang lebih mudah penggunaannya dibanding dengan rasm utsmani.
Kemudian kekurangan pada Qur’an Kudus ini yaitu:
1. Setiap mad thabi’i tidak diberi tanda sukun, idgham tidak diberi tanda
tasydid, iqlab tidak diberi tanda mim kecil (iqlab) dan ha’ dhamir
belum menggunakan kasrah tegak dan dhammah terbalik. Hal-hal
semacam ini terkadang membingungkan bagi para pembaca awam.

2. Banyaknya tanda waqfdalam Mushaf Pojok Menara Kudus. Bahkan


banyak diantaranya mempunyai fungsi yang sama, seperti tanda
waqaf ‫ قف‬,‫ ظ‬,‫ ج‬Padahal tanda-tanda tersebut memiliki fungsi yang
sama.

13
Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 13
14 Ahmad Nashih, “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan Karakteristik,”
hal. 13-14
15
Rif’atun Najikha, Mushaf Menara Kudus Cetakan 1974; Analisis Rasm dan Sumber
Acuan Penulisan, Jurnal STAI Al-Anwar Sarang Rembang: 2019, Vol. 5.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sebutan lain Qur’an Kudus adalah Mushaf Pojok Menara Kudus.
Mushaf Menara Kudus merupakan mushaf Al Qur’an yang dicetak
dengan menggunakan sistem pojok. Sistem ini mengakhiri setiap sudut
lembarannya dengan akhiran ayat dan berjumlah 15 baris pada setiap
lembarnya. Mushaf Menara ini biasa digunakan oleh para santri
penghafal Al Qur’an, dan merupakan hasil reproduksi dari mushaf
penerbit Usman Bik Turki. Adapun master mushaf ini dulu ditulis oleh
kaligrafer berkebangsaan Turki yang bernama Mustafa Nazif dan
diterbitkan pada Jumadil Ula 1370 H.

2. Karaktersitik Mushaf al-Qur‘an Kudus adalah Qira’at yang digunakan


menganut pada Imam Ashim riwayat Hafsh, halaman meliputi 30 juz,
114 surah, dan 619 halaman dimana setiap juz-nya memiliki 20
halaman. Setiap halaman terdiri dari 15 baris. Setiap baris terdiri dari
sekitar 8-10 kata

3. Menurut KH. M. Ulil Albab Arwani, mushaf ini dalam masalah waqf
mengikuti mazhab Imam al-Sijawandi dalam kitab ‘Ilal Wuquf. Mushaf
al-Qur‘an Kudus memiliki 8 tanda waqaf yang lazim digunakan.

4. Kelebihan Qur’an Kudus ini adalah Tiap awal halaman merupakan


awal ayat dan jumlahnya dua puluh halaman pada tiap juz serta terdapat
petunjuk bacaan yang perlu diperhatikan. Salah satu kekurangannya
adalah Banyaknya tanda-tanda waqaf yang mempunyai fungsi sama.

5. Mushaf Pojok Menara Kudus adalah reproduksi dari mushaf terbitan


Turki, kepunyaan KH. M. Arwani Amin yang diperoleh saat
melaksanakan ibadah haji pada tahun 1969/1970 M.

6. Mushaf ini pertamakali diterbitkan pada tahun 1974 M, dan pada tahun
yang sama mendapat tanda tashih dan ijin beredar dari Lajnah
Pentashihan Mushaf Alquran Departemen Agama Republik Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2020. “Sejarah Baru! KH.Sya’roni A, Gus Musa,Tulis Ulang


Mushaf Menara Kudus.” Tafsir Al Quran Referensi Tafsir di
Indonesia.https://tafsiralquran.id/sejarah-baru-kh-syaroni-ahmadi-gus-
mus-dan-sembilan-kaligrafer-akan-tulis-ulang-mushaf-menarakudus/.

Akbar, Ali. “Qur’an Kudus (1).” Accessed Mei 12, 2023. http://quran-
nusantara.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html.

Azizah, Laili Noor. 2021. “Mushaf Al-Quran Pojok Menara Kudus Sebagai
Simbol Lokalitas.” Tafsir Al Quran Referensi Tafsir di Indonesia.
https://tafsiralquran.id/mushaf-al-quran-pojok-menara-kudus-sebagai-
simbol-lokalitas/.

Muna, Fina Izzatul. 2021. “Menelisik Sejarah Dan Karakteristik Mushaf Al-
Qur’an Pojok Menara Kudus.” Pondok Pesantren Al-Munawwir
Komplek Q. https://almunawwirkomplekq.com/menelisik-sejarah-
dankarakteristik-mushaf-al-quran-pojok-menara-kudus/.

Muttaqin, Annas Zaenal. 2010. Sejarah Dan Rasm Mushaf Al-Qur’an Pojok
Menara Kudus. Yogyakarta: Institutional Repository UIN Sunan
Kalijaga.

Najikha, Rif’atun. 2019. Mushaf Menara Kudus Cetakan 1974; Analisis Rasm
dan Sumber Acuan Penulisan, Jurnal STAI Al-Anwar Sarang
Rembang. Vol. 5, No. 1.

Nashih, Ahmad. 2018. “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah Dan
Karakteristik.” Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara Vol. 3
No. 1. https://doi.org/10.32495/nun.v3i1.13.

Sarwat, Ahmad. Sejarah al-Quran. Jakarta: Lentera Islam.

Qosim, Afrizal. 2020. “Mengenal Mushaf Pojok: Sejarah, Perkembangan Dan


Karakteristik .” Pondok Pesantren Almunawwir.
https://almunawwir.com/mengenalmushafpojoksejarahperkembangan-
dan-karakteristik/.

11
DAFTAR GAMBAR

Lampiran 1

Gambar 1. Qur’an Pojok Cetakan Turki

Lampiran 2

12
13
Gambar 2. Cover dan isi Qur’an Pojok Cetakan Menara Kudus

14

Anda mungkin juga menyukai