Anda di halaman 1dari 20

AKHLAK TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT

MAKALAH

Diajukan kepada Bapak Ahmad Patih Ghozali, S.Pd.I, MM.

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akhlaq Tasawuf dan Aqidah Islam

KELOMPOK 7

Disusun Oleh :

Nurlatifah

Irpan Pahrezi

Program Studi : S2-Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL KARIMIYAH

Jl. H. Maksum No.23 Sawangan Baru Kota Depok 16511

Telp. /Fax. 0251-8617335

1
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiiim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah


yang Maha Agung, karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat kami selesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf dan
Aqidah Islam. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan juga kepada kita selaku
umatnya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah


membantu demi terselesaikannya makalah ini. Terkhusus kepada dosen pengampu
Bapak Ahmad Patih Ghozali, S.Pd.I, MM.

Harapan penulis, semoga membawa manfaat bagi para mahasiswa Pasca


Sarjana STAI AL KARIMIYAH Sawangan Depok. Penulis pun menyadari bahwa
sangat mungkin masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini.
Oleh karna itu, kepada para pembaca, saran dan kritik yang konstruktif selalu
dinantikan oleh penulis demi perbaikan dan penyempurnaan berikutnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................6
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................7
D. Sistematika Penulisan.......................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................8
A. Pengertian Akhlak............................................................................................8
B. Akhlak Terhadap Keluarga..............................................................................9
C. Akhlak Terhadap Masyarakat........................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki dua hubungan yaitu hubungan vertikal kepada Allah


SWT sebagai hamba-Nya, dan hubungan horizontal kepada sesama makhluk
hidup sebagai makhluk sosial. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai
makhluk sosial manusia memerlukan manusia lainnya dan membutuhkan
lingkungannya, manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa manusia lain, dan
manusia juga tidak akan bisa hidup tanpa lingkungannya. Sebagai makhluk
sosial, manusia harus bertindak sesuai dengan moral yang baik (dalam kontes
ini adalah akhlak), tanpa adanya akhlak yang baik maka sudah dapat dipastikan
akan terjadinya kekacauan dalam hubungan antar sesama individu maupun
hubungan dengan masyarakat, dan hanya akan memberikan ketidaknyamanan
dalam kehidupan umat manusia.1

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu dalam diri seseorang
seperti sifat, sabar, sifat kasih sayang atau sebaliknya sifat pemarah benci,
dendam, iri hati serta dengki yang berakibat dapat memutuskan tali hubungan
silaturrahmi serta menimbulkan permusuhan2. Kedudukan akhlak dalam
kehidupan manusia menempati tempat yang penting baik sebagai individu
maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat dan bangsa, sebab jatuh
bangunnya suatu masyarakat tergantung pada bagaimana akhlaknya. Akhlak
bukan hanya sopan santun, tata krama yang bersifat lahiriyah dari seorang
terhadap orang lain, melainkan lebih dari itu. Akhlak merupakan fondasi bagi
Islam, maka dari itu manusia harus memiliki akhlak yang baik sebagai fondasi
yang kuat untuk terciptanya hubungan baik manusia dengan Penciptanya,
manusia antar manusia maupun manusia dengan lingkungannya. Kata akhlak
berasal dari bentuk jamak dari kata khuluq (khuluqun) yang memiliki arti budi

1
Ira Suryani, dkk, 2021: 22

4
pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak merupakan intitusi yang
dapat dipergunakan untuk mendorong manusia bagaimana seharusnya berbuat
baik kepada khaliq (Allah) dan makhluk (sesama manusia). Dalam berinteraksi
di kehidupan sehari-hari kita mebutuhkan Akhlak islami sebagai landasan
fondasi kehidupan. Akhlak Islami adalah tingkah laku manusia yang
diwujudkan dalam bentuk perbuatan, ucapan dan pikiran yang sifatnya
membangun, tidak merusak lingkungan dan tidak pula merusak tatanan sisoal
budaya dan tidak pula bertentangan dengan ajaran agama Islam yang
berlandaskan pada Alquran dan hadis.3

Keluarga mempunyai peran dalam pembentukan akhlak anak, oleh


karena itu keluarga harus memberikan pendidikan atau mengajar anak tentang
akhlak mulia atau baik. Hal itu tercermin dari sikap dan perilaku orang tua
sebagai teladan yang dapat dicontoh oleh anak. Beberapa ahli ilmu mengatakan
bahwa Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban dari setiap orang tua
tentang apa yang mereka lakukan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, orang
tua harus memiliki kesadaran dan usaha sebagai penanggungjawab pendidikan
anak dalam keluarga, terutama pendidikan agama.4

Apabila akhlak dan tingkah laku seseorang itu baik dalam kehidupannya,
maka orang itu akan menerima hasil yang baik pula, sehingga semua persoalan
dan urusan insya Allah akan mudah untuk dilaksanakan, masyarakat di
sekelilingnya akan menghargai dan membantunya, bahkan dia termasuk orang
yang berwibawa, sehingga yang diucapkan dan disampaikannya akan diterima
oleh orang banyak serta diikuti, dan ia akan terhindar dari fitnah dan
gunjingan.5

beberapa landsan terkait keharusan kita berakhlak dalam quran surat


Albaqarah ayat 83

2
Aliasan, 2015: 33
3
Ira Suryani, dkk, 2021: 22
4
Zaenal Abidin, dkk, 2018: 86
5
Aliasan, 2015: 34

5
ِ ‫ين َو قُ ولُ وا ل َِّلن‬
‫اس‬ ِ ‫ام ٰى َو ْال َم َس‬
ِ ‫اك‬ َ ‫ـه َو ِب ْال َو الِدَ ْي ِن ِإ حْ َس ًان ا َو ِذ ي ْال قُ رْ َب ٰى َو ْال َي َت‬
َ َّ‫ون ِإ اَّل الل‬
َ ‫اَل َت عْ ب ُُد‬
‫ُح سْ ًن ا‬

Artinya: “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat


baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-
orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,” (QS Al-
Baqarah: 83).

Dalam hadits nabi disebutkan :

 ‫اِئه ْم ُخ لُ ًق ا‬
ِ ‫ِس‬ َ ‫ُخ لُ ًق ا َو خ َِي ا ُر ُك ْم خ َِي ا ُر ُك ْم لِن‬

Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia


yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik diantara kalian adalah yang
terbaik akhlaknya kepada pasangannya,” (HR At Tirmidzi).

Dalam hadits lain bersabda:

‫اس ِب ُخلُ ٍق َح َس ٍن‬ َ ‫ َوَأ ْت ِب ِع ال َّس ِّيَئ َة‬، َ‫هللا َحي ُْث َما ُك ْنت‬
َ ‫ َو َخال ِِق ال َّن‬،‫الح َس َن َة َت ْم ُح َها‬ َ ‫ا َّت ِق‬

Artinya: “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun berada. Iringilah


perbuatan buruk yang sudah dilakukan dengan perbuatan baik yang dapat
menghapusnya. Dan berakhlaklah kepada orang-orang dengan akhlak yang
baik.” (HR at-Tirmidzi)

Selain itu nilai-nilai akhlaq atau adab terkandung jelas didalam Pancasila

B. Rumusan Masalah
Adalah sebuah keniscayaan adanya akhlak menjadi factor penyeimbang dalam
kehidupan bermasyarakat. Menyesuaikan dengan kondisi tersebut, penulis
menentukan rumusan masalah yaitu “ Bagaimana Implementasi Akhlak Terhadap
lingkungan Keluarga dan masyarakat” ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatanmakalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
akidah akhlak juga agar mahasiswa mengerti dan memahami akan

6
1. Pengertian Akhlak secara umum
2. Pengertian Akhlak terhadap keluarga
3. Pengertian akhlak terhadap masyarakat serta mengimplementasikan
kesemua itu dalam kehidupan sehari-hari.

D. Sistematika Penulisan
Untuk Mempermudah dalam memahami isi makalah ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab satu berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan.

Bab dua berisi pengertian tauhid dan ilmu alam, pembagian tauhid, dalil dalil
tauhid dan pengertian ilmu kalam.

Bab tiga berisi kesimpulan dan saran-saran.

Daftar pustaka.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Akhlak merupakan bentuk jamak dari khulq, yang secara etimologi berarti
kebiasaan, prilaku, sifat dasar dan perangai. Dari beberapa kata ini dapat dilihat
bahwa ia merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh seseorang. Selain beberapa
sifat itu Mu'jam Lisan AlArab menambahkan bahwa akhlak merupakan agama.
Hal itu karena didalamnya terdapat perintah, larangan serta arahan guna
perbaikan seseorang.6

Akhlak dalam kamus Al-Munjid mempunyai arti budi pekerti, perangai,


tingkah laku atau tabi'at. Adapun pengertian akhlak menurut tata bahasa
(terminology) ada beberapa pengertian antara lain pertama, di dalam Da'iratul
Ma'arif pengertian akhlak dikatakan sebagai berikut: "akhlak adalah sifat-sifat
manusia yang terdidik".

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa akhlak adalah sifat-sifat


manusia yang dibawanya sejak lahir, yang tertanam dalam jiwanya dan selalu
ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, yang disebut dengan
akhlak yang mulia dan juga bisa lahir perbuatan yang buruk, yang disebut
dengan akhlak yang tercela, yaitu sesuai dengan pembinaan ahkhlak seseorang
tersebut. Kedua "akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk,
mengerangkan apa yang seharusnya yang dilakukan oleh manusia dan
menyatakan tujuan yang seharusnya dituju oleh manusia dalam perbuatannya
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukian olch
manusia itu sendiri".7

Menurut al-Ghazali akhlak adalah ungkapan tentang sesuatu keadaan yang


tetap di dalam jiwa, darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
gampang, tanpa membutuhkan pemikiran dan penelitian. Apabila dari keadaan
ini muncul perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syariat
6
Yoke Suryadarma, 2015: 368
7
Aliasan, 2015: 36

8
seperti halnya jujur, bertanggung jawab, adil dan lain sebagainya, maka
keadaan itu dinamakan akhlak yang baik, dan apabila yang muncul perbuatan-
perbuatan buruk seperti berbohong, egois, tidak amanah dan lain sebagainya,
maka keadaan itu dinamakan akhlak yang buruk. Dalam kehidupan sehari-hari,
akhlak sering diidentifikasikan dengan moral dan etika. Akhlak sebenarnya
berbeda dari formula moral atau etika, kerena akhlak lebih menunjukkan
kepada situasi batiniah manusia. Akhlak juga berarti berkurangnya suatu
kecenderungan manusia atas kecendrungan-kecendrungan lain dalam dirinya,
dan berlangsung secara terus-menerus itulah akhlak.8

B. Akhlak Terhadap Keluarga

Sikap keteraturan yang ditampakkan oleh Allah SWT dalam mengelola


alam semesta serta keteraturan yang harus dimunculkan ketika beribadah harus
terimplementasi dalam kehidupan berkeluarga. Seorang kepala keluarga
berkewajiban mengatur dan mengelola sistem yang akan diberlakukan di dalam
keluarganya tersebut. Sistem yang dibangun tersebut seyogyanya
mengakomodasi kepentingan-kepentingan anggota keluarganya secara
keseluruhan, dan sebagai konsekwensinya seluruh anggota harus mempunyai
komitmen untuk tidak keluar dari peraturan yang disepakati, sehingga dengan
demikian diharapkan terjadi keharmonisan di antara anggota keluarga tersebut.
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:
1. Tanggung jawab
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa keluarga – sebagaimana
halnya bangsa – tidak dapat hidup tenang dan bahagia tanpa suatu
peraturan, kendali dan disiplin yang tinggi tidak terkecuali rasa tanggung
jawab.
Tanggung jawab ini tidak hanya dibutuhkan oleh sang pemimpin tapi juga
harus menjadi karakter setiap anggota keluarga, bahkan seluruh anggota
masyarakat dan bangsa.

8
Yoke Suryadarma, 2015: 368-369

9
2. Kerjasama
Keutuhan keluarga tentu tidak akan berjaya jika tidak ditunjang kerjasama
dari seluruh anggota keluarga itu sendiri, dengan demikian keharmonisan
serta keteraturan dalam sebuah keluarga akan sukses jika didukung oleh
semua pihak yang terlibat di dalamnya.
3.  Disiplin
Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting.
Untuk mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu
memiliki sikap disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan
istirahat, demikian juga seorang anak, untuk menggapai cita-citanya dia
harus rela mendisiplinkan diri dan waktunya untuk belajar, bermain,
ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan, keteraturan hidup susah tercapai.
Begitu juga dalam kehidupan bermasyarakat
4.  Kasih sayang
Di antara perasaan-perasaan mulia yang ditanamkan Allah di dalam
keluarga adalah perasaan kasih saying.
Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh aspek kehidupan
berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat akan terasa mudah.
Dan sebaliknya, jika seseorang hatinya kosong dari cinta atau maka orang
tersebut akan cenderung bersifat keras dan kasar, dan pada akhirnya bisa
berakibat tidak baik bagi kelangsungan hidup berkeluarga, seperti
timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah termasuk golongan kami, orang-
orang yang tidak mengasihi anak kecil di antara kami dan tidak
mengetahui hak orang besar di antara kami.
 Rasulullah SAW bersabda:
“Allah menjadikan kasih sayang di dalam hati orang-orang yang
dikehendaki-Nya dari para hamba-Nya. Dan sesungguhnya Allah hanya
mengasihi hamba-hamba –Nya yang suka mengasihi

Terkait akhlak anak terhadap orang tua mendapat perhatian khusus dalam
ajaran Islam, karena banyak ayat-ayat Al quran yang menerangkan tentang hak
kedua orang tua, anjuran untuk berbakti dan berbuat baik kepada keduanya.

10
Sudah sewajarnya sebagai seorang anak, wajib untuk berbakti kepada kedua
orang tua setelah takwa kepada Allah. Hal ini disebabkan karena antara orng
tua dan anak memiliki hubungan bathin yang sangat kuat dan erat. Kedua
orang tua memiliki jasa yang sangat besar bagi kita, merekalah yang
membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang besar, segala
kebutuhan kita dipenuhi dari mulai kita sejak lahir hingga kita dewasa. Orang
tualah yang mendidik kita supaya bisa menjadi orang yang bahagia dan
berguna. Keduanyalah yang mengasuh dan mendidik kita dengan tulus tanpa
menginginkan imbalan sedikit pun. Oleh sebab itu, kita harus benar-benar
menjaga adab, tingkah laku atau akhlak kita kepada kedua orang. Allah
berfirman dalam surah Al-Isra' ayat 23-24:

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 23-24:

َ ‫ك َأاَّل تَ ْعبُد ُٓو ۟ا ِإٓاَّل ِإيَّاهُ َوبِ ْٱل ٰ َولِ َد ْي ِن ِإحْ ٰ َسنًا ۚ ِإ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِعن َد‬
ٍّ‫ك ْٱل ِكبَ َر َأ َح ُدهُ َمٓا َأوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُل لَّهُ َمٓا ُأف‬ َ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ض ٰى َرب‬
‫َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُل لَّهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما‬

Artinya:

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik.”
Ayat di atas menjelaskan betapa pentingnya kita dalam menghormati,
berbuat baik kepada kedua orang tua karena pengorbanan mereka yang begitu
banyak. Terlebih lagi saat keduanya mulai tua, jangan sekali-kali kita menyakiti
hati dan menyinggung keduannya. Saat berbicara maka ucapkanlah perkataan
yang baik dan sopan. Kita juga diperintahkan untuk selalu mendoakan keduanya,
baik ketika keduanya masih hidup maupun saat sudah meninggal agar dosa-dosa
mereka diampuni oleh Allah SWT. Berbakti kepada kedua orang tua, besar
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat .9

9
Ira Suryani, dkk, 2021:23

11
Adapun bentuk penghormatan yang harus dilakukan terhadap kedua orang tua,
sebagai berikut:

1) Memanggil, berbicara, tidak mengucapkan kata kasar dan menyakiti,


panggilan yang menunjukkan rasa hormat dan menjaga nama baik
keduanya, kehormatannya dan tidak mengambil apapun milik orang tus
tanpa meminta izin terlebih dahulu.

2) Melakukan hal-hal yang meringankan mereka walaupun tanpa diperintah


dan selalu bermusyawarah dengan orang tua dalam setiap pekerjaanmu
dan meminta maaf kalau ada perselisihan paham.

3) Bersegera memenuhi panggilan keduanya dengan wajah yang berseri seri


dengan mengeluarkan kata-kata yang lembut dan bijak, jangan membantah
dan jangan pula menyalahkan keduanya. Jika meminta sesuatu dari orang
tuamu, maka berlemah lembutlah, berterima kasihlah atas pemberiannya,
dan maafkanlah jika mereka menolak permintaanmu.

4) Menghormati kawan dan karib kerabat dari keduanya baik ketika mereka
masih hidup maupun saat sudah meninggal. Perbanyaklah melakukan
kunjungan terhadap orang tuamu, beri hadiah, ucapkan rasa terima kasih
atas bantuan dan kepeduliannya serta Jika kedua orang tuamu berselisih
maka bertindaklah yang bijaksana untuk mendamaikannya.

5) Jangan membantah perintah keduanya dengan mengeraskan suaramu


terhadap keduanya dan Jangan mencela mereka saat ada hal yang tidak
kamu senangi.

6) Bangunlah jika kedua orang tuamu masuk ke ruanganmu dan bantulah


kedua orang tua baik di rumah maupun di tempat kerjanya.

7) Jangan pergi sebelum mendapatkan izin dari keduanya, mintalah ridha


kepada keduanya sebelum melakukan sesuatu, karena ridha Allah terletak
pada ridah keduanya, dan murkanya Allah terletak pada murkanya orang
tua.

12
Jangan masuk ke ruangan meraka tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari keduanya, jangan
menyelonjorkan kakimu dengan sombong di hadapan kedua orang tua serta
jangan sombong dan merasa malu akan nasib orang tuamu. Kunjungilah kedua
orang tuamu ketika masih hidup dan sesudah matinya, bersedekahlah atas
nama keduanya dan perbanyaklah doa untuk keduanya.10

Bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya tidak hanya sebatas
ketika mereka masih hidup, namun juga tetap harus berbakti ketika orang
tuanya ketika sudah meninggal dunia. Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa
seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, yang artinya :

"Ya Rasulullah, adakah sesuatu kebaikan yang masih dapat saya kerjakan
waktu ibu bapak saya sesudah keduanya meninggal dunia? Rasulullah
menjawab: "Ada, yaitu mensholatkan jenazahnya, meminta ampun baginya,
menunaikan janjinya, meneruskan silaturahimnya, dan memuliakan
sahabatnya"." (HR Abu Daud)
Hadis di atas menunjukkan bagaimana cara kita untuk berbuat baik kepada
orang tua yang sudah meninggal dunia dengan cara:

1) Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya, mulai dari memandikan,


mengafani, mensholatkan sampai menguburkannya.

2) Melunasi hutang-hutangnya, melaksanakan wasiatnya dan menepati janji-


janjinya.

3) Meneruskan silaturahim yang dibina orang tua ketika masih hidup baik
dengan sanak familinya atau pun dengan teman-temannya, menghormati
dan memuliakan sahabat-sahabat dari kedua orang tua.

4) Mendoakan keduanya tentang kebaikan selama di dunia maupun di alam


kubur

Perlakuan yang baik dan bijak terhadap kedua orang tua adalah salah satu
sifat karakter dari seorang muslim sejati. Memperlakukan kedua orang tua

10
Ira Suryani, dkk, 2021:23-24

13
dengan baik dan penuh rasa hormat merupakan salah satu ajaran yang paling
agung dalam Al-quran dan sunnah Rasul SAW.

Terkait akhlak antara suami istri, Allah menjadikan nikah sebagai tabiat
dan kebutuhan makhluk hidup di dunia ini untuk saling memberikan
ketenangan, bereproduksi dan memperbanyak keturunan. Rumah tangga
muslim akan terbentuk dengan adanya pernikahan dan suami istri adalah
pondasiya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk berbuat baik terhadap
pasangannya. Rasulullah adalah teladan yang baik dalam menerapkan akhlak
mulia terhadap para istrinya, diantaranya; memberi nafkah dengan baik sesuai
dengan kemampuannya. Memperlihatkan rasa kasih sayang dengan melakukan
hal-hal yang melanggengkan hubungan suami istri. Memberikan naschat,
bimbingan dan pendidikan yang baik kepada istri Memotivasi istri untuk cinta
dan gemar beribadah dan berprilaku baik dan menghindarkan diri dari hal-hal
yang terlarang dalam mendidik, memberi hukuman, serta dalam menggauli
istri.

Sesuai syariat islam bahwa suami harus berakhlak kepada istrinya, maka
hal sebaliknya juga berlaku untuk istri, istri harus berakhlak dengan baik
terhadap suaminya, karena hak suami terhadapnya sangat besar dan mentaati
suami adalah kewajiban bagi istri selama tidak bertentangan dengan perintah
Allah SWT. Berikut adalah tuntunan akhlak istri terhadap suami, yaitu;
membantu suami memenuhi kebutuhannya, mengatur harta yang diberikann
oleh suami dengan baik, dan tidak memberikannya kepada orang lain kecuali
atas izin dari suami, dan memenuhi dan tidak menolak ajakan suami untuk
bersenggama

Bukan hanya anak yang harus berakhlak yang baik terhadap orang
tuanya. Namun sebaliknya, orang tua juga harus berakhlak mulia kepada anak-
anaknya sebagai contoh kehidupan. Memberi contoh kepada anak dalam
berakhlak mulia, sebab orang tua yang tidak berhasil menguasai dirinya
tentulah tidak sanggup meyakinkan anak anaknya untuk memegang akhlak
yang diajarkannya. Maka sebagai orang tua harus terlebih dahulu mengajarkan
pada dirinya sendiri tentang akhlak yang baik sehingga baru bisa memberikan

14
contoh pada anak-anaknya. Menyediakan kesempatan kepada anak untuk
mempraktikkan akhlak mulia. Dalam keadaan bagaimanapun, sebagai orang
tua akan mudah ditiru oleh anak anaknya, dan di sekolah pun guru sebagai
wakil orang tua merupakan orang tua yang akrab bagi anak. Memberi tanggung
jawab sesuai dengan perkembangan anak. Pada awalnya orang tua harus
memberikan pengertian dulu, setelah itu baru diberikan suatu kepercayaan pada
diri anak itu sendiri. Mengawasi dan mengarahkan anak agar selektivitas dalam
bergaul. Jadi orang tua tetap memberikan perhatian kepada anak-anak, di mana
dan kapanpun orang tua selalu mengawasi dan mengarahkan, menjaga mereka
dari teman-teman yang menyeleweng dan tempat-tempat maksiat yang
menimbulkan kerusakan. Berbuat adil kepada anak-anak, tidak boleh
melebihkan atau mengkhususkan antara satu dengan yang lain. Tidak memaksa
anaknya, terutama dalam urusan pernikahan, yaitu dengan menjodohkannya
tanpa menanyakan persetujuan anaknya terlebih dahulu. Dalam membentuk
akhlak anak tidak bisa langsung jadi, oleh sebab itu anak-anak harus diajari
atau dicontohkan dan dibiasakan secara terus-menerus. Apabila anak itu sudah
dibiasakan untuk mengamalkan yang baik, maka anak itu pun akan tumbuh
dengan baik dan menonjolkan akhlak yang baik pula, dengan begitu anak-anak
akan selamat didunia maupun diakhirat.11

C. Akhlak Terhadap Masyarakat

Istilah tetangga bentuk tunggalnya yakni al-jaar((Kata ini berasal dari ja-
wa-ra(Kata jawara yang juga berarti tetangga adalah orang yang memiliki
fungsi sosial dan mengerti akan hak dan kewajibannya kepada orang lain.
Tetangga ialah orang yang tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal
seseorang, sejak dari rumah pertama hingga rumah ke 40,atau penghuni yang
tinggal disekeliling rumah kita, yang selalu mengetahui keadaan kita terlebih
dahulu dibandingkan saudara dan famili-familinya yang berjauhan. Tetangga
adalah orang pertama yang akan membantu kita di kala kita sedang
membutuhkan pertolongan, apabila kita sedang mengalami musibah kematian

11
Ira Suryani, dkk, 2021:24-25

15
contohnya, maka tetanggalah yang akan membantu kita untuk menjalankan
fardhu kifayahnya.

Oleh sebab itu, hormatilah tetangga sesuai dengan firman Allah dalam surah
An Nisa (4) ayat 36:

 ‫َوا ْعبُدُوا هّٰللا َ َواَل تُ ْش ِر ُك ْوا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِا ْل َوالِ َد ْي ِن اِ ْح َسانًا َّوبِ ِذى ا ْلقُ ْر ٰبى َوا ْليَ ٰتمٰ ى َوا ْل َم ٰس ِك ْي ِن َوا ْل َجا ِر ِذى ا ْلقُ ْر ٰبى‬
‫سبِ ْي ۙ ِل َو َما َملَ َكتْ اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِنَّ هّٰللا َ اَل يُ ِح ُّب َمنْ َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخ ْو ًر ۙا‬
َّ ‫ب َوا ْب ِن ال‬
ۢ
ِ ‫ب ِبا ْل َج ْن‬
ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ِ ُ‫َوا ْل َجا ِر ا ْل ُجن‬
َّ ‫ب َوال‬

Artinya:

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua,
karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan
tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri." (An-Nisa : 36)
Dalam surah An Nisa tetangga diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: tetangga
dekat dan tetangga jauh. Tetangga dekat adalah tetangga yaang memiliki ikatan
agama, sedangkan tetangga yang jauh adalah tetangga yang bukan mempunyai
ikatan agama tetapi menjadi tetangga kita dalam sebuah komplek/kampung
tempat tinggal.

Rasulullah SAW menekankan untuk berkahlak yang baik terhadap


tetangga, karena tetangga adalah orang pertama yang akan datang ketika kita
mendapat musibah, saat kita sedang dalam keadaan bahaya maka bantuan
pertama yang akan datang adalah dari tetangga, baik tetangga dekat maupun
tetangga jauh, maupun ketika kita membuat acara maka tetanggalah yang akan
kita undang telebih dahulu. Oleh sebab itu sudah seharusnya kita menghormati
tetangga. Karena begitu pentingnya tetangga sehingga Rasulullah
SAWmenganjurkan kepada siapa saja yang akan membeli rumah untuk
mempertimbangkan siapa yang akan menjadi calon tetangganya.

Islam mengatur umatanya untuk berprilaku yang baik terhadap tetangga,


bahkan tetangga adahal orang yang berhak menerima penghormatan, karena
pada tetanggalah harapan setiap orang untuk saling membutuhkan pertolongan.

16
Tetangga merupakan sahabatyang paling dekat setelah anggota keluarga
sendiri. Dialah yang lebih mengetahui suka-duka dan dialah yang lebih cepat
dapat memberikan pertolongan pertama jika terjadi kesulitan pada diri orang
itu, dibandingkandengan keluarga kita yang berjauhan tempat tinggalnya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Jika engkau memasak, perbanyaklah kuahnya, lalu perhatikan


tetanggamu, dan berikanlah kepadanya dengan cara yang baik." (HR
Muslim)
Dalam hadis ini dikatakan bahwa hendaknya memperbanyak kuahnya
dan memberikan sebagiannya kepada tetangganya, hal ini mengandung
pendidikan akhlak yaitu motivasi agar sesorang memperhatikan kondisi
tetangganya, berusaha untuk membantu sesuai dengan kemampuannya, dan
tidak merendahkan sekecil apapun kebaikan yang sudah diberikan. Menurut
ajaran Islam, baik itu muslim maupun yang tidak muslim memiliki hak dan
kewajiban. Berbuat baik kepada tetangga dengan menjaga hak-haknya
merupakan tindakan akhlak yang mulia karena dengan begitu akan muncul rasa
persaudaraan yang baik dan timbul rasa kasih sayang yang akan membantu
orang itu sendiri. Berikut adalah akhlak kepada tetangga:

1) Menghindari tingkah laku kita yang menyebabkan terganggunya tetangga


baik secara moral maupun material.

2) Mempererat silaturahmi dengan saling mengunjungi tetangga, contohnya


menjenguknya saat sakit, mengucapkan selamat ketika mendapatkan
kebahagiaan seperti kelahiran atau pemikahan dan sebagainya.

3) Bersikap murah hati kepada tetangga, saling memberi dan menghormati,


serta menjalin hubungan baik dengan menghindari gosip dan fitnah.

4) Menghindari berprilaku buruk terhadap tetangga, tidak menyakiti hati


tetangga baik dengan ucapan maupun perbuatan.

5) Membantu tetangga baik dalam kebahagiaan maupun dalam keadaan sulit,


artinya berhubungan baik bukan hanya dengan setangga sebelah rumah
namun juga dengan semua tetangga.

17
6) Seorang muslim harus mampu menjaga rahasia tetangganya dan
membicarakan hal-hal yang baik tentang tetangganya, kita harus bisa
memelihara nama baik dari tetangga kita

Dalam pandangan Islam tetangga mempunyai hak dan kewajiban yang


harus dipenuhi dan dilaksanakan. Kewajiban terhadap tetangga dapat
dibedakan menurut klasifikasi tetangga itu sendiri. Jika tetangga itu muslim
dan masih satu famili ada 3 kewajiban yang harus ditunaikan, yaitu kewajiban
memuliakan, menghormati hak keislamannya dan kesamaan hak karena adanya
hubungan keluarga. Jika tetangga hanya muslim saja (tidak ada hubungan
keluarga) maka kewajiban yang harus ditunaikan, yaitu kewajiban memuliakan
tetangga dan menghormati hak keislamannya. Jika tetangganya tidak muslim
dan juga tidak memiliki hubungan keluarga maka, hanya ada satu kewajiban,
yaitu kewajiban memuliakan tetangga.

Setelah kewajiban yang harus ditunaikan, akhlak yang baik kepada


tetangga adalah dengan memperhatikan hakhak bertetangga antara lain:

1) Mengucapkan salam terlebih dahulu dan bersikap lemah lembut.

2) Menjenguknya ketika sakit, menghiburnya ketika terkena musibah dan


mengucapkan selamat atas kebahagiaannya.

3) Mentolelir kekeliruannya, memaafkan jika bersalah, dan tidak


mempersempit ruang gerak mereka.

4) Tidak mencuri mendengar pembicaraannya dan menundukkan pandangan


dari istrinya.

Banyak sekali cara untuk berbuat baik kepada tetangga, maka dari itu
berbuat baiklah kepada semua tetanggamu tanpa mengharap imbalan. Dua hal
yang penting yang perlu diperhatikan dalam kehidupan bertetangga adalah
sudahkah kita mempelakukan tetangga dengan baik, dan bersabarlah saat
disakiti oleh tetangga, oleh sebab itu akhlak terhadap tetangga sebagai tuntunan
hidup sangat penting bagi kehidupan manusia. Bila orang-orang mengabaikan
akhlak dalam bertetangga, maka tidak dapat dipungkiri yang akan terjadi justru

18
tidak adanya rasa aman dan kenyamanan dalam kehidupan bertetangga, inilah
yang menyebabkan betapa pentingnya penerapan akhlak terhadap tetangga
seperti yang sudah diajarkan Rasulullah SAW.12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ajaran Islam yang paling mendasar adalah keluhuran akhlak. Sifat ini
banyak menentukan karakter dari seseorang. Jika baik akhlak seseorang maka
akan disegani, dihormati dan bahkan akan dijadikan panutan dalam kehidupan.
Pembentukan akhlak dimulai dari lingkungan keluarga, jika orang tua mampu
menjadi contoh yang baik dalam bertingkah laku terhadap anak anaknya maka
tidak bisa dipungkiri akan menghasilkan anak-anak yang berakhlak baik pula.
Dalam pembentukan akhlak di lingkungan keluarga perlu diperhatikan tentang
kewajiban dan hak dari setiap anggota keluarga. Suami istri sebagai orang tua
dituntut untuk mampu menjadi contoh panutan dalam pembiasaan akhlak baik
kepada anak anaknya. Selain, akhlak yang harus ditunjukkan orang tua kepada
anaknya, sebagai anak juga harus memiliki akhlak yang baik kepada orang
tuanya. Selain harus memiliki akhlak yang baik terhadap keluarga, sebagai
manusia yang saling membutuhkan dengan manusia yang lainnya. Tetangga
adalah orang terdekat kita setelah keluarga yang akan membantu kita disaat

12
Ira Suryani, dkk, 2021:25-26

19
kesulitan dan juga yang ikut bahagia saat sedang merasakan kebahagiaan. Kita
sebagai makhluk sosial kita dituntut untuk berprilaku yang baik kepada orang
yang ada di sekitar kita.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Aliasan. 2015. Akhlak Sebagai Azas Kebahagian Keluarga dan Masyarakat.


Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Ira Suryani, dkk. 2021. Implementasi Akhlak terhadap Keluarga, Tetangga, dan
Lingkungan, Jurnal Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.

Zaenal Abidin, dkk. 2018. Akhlak Mulia Ditinjau Dari Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Suryadarma. Yoke. 2015. Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali, Jurnal


At Ta'dib, Universitas Darussalam Gontor.

20

Anda mungkin juga menyukai