Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI DAN SESAMA

MANUSIA DAN MAKHLUK ALLAH LAINNYA

Oleh:

KELOMPOK V

DIVA SAKINA WAHDA 60500121036

RIMAWATI 60500121075

AUFA RAFIQY 60500121054

WARDAH KAMARUDDIN 60500121021

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN KIMIA
2021
KATA PENGANTAR

ِ ‫ْــــــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّحي ِْم‬ ِ ‫بِس‬

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt.

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini telah kami susun semaksimal

mungkin. Meski kami telah menyusun makalah semaksimal mungkin, kami

menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata

sempurna. Karena itu dengan kerendahan hati kami menerima masukan, kritik, dan

saran yang memotivasi, membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku Dosen penanggung

jawab yang memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah pengetahuan

dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan serta bermanfaat bagi para pembaca.

Gowa, Maret 2022

PENULIS
KELOMPOK V
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………..

BAB II ISI

A. Akhlak Kepada Diri


Sendiri…………………………………………………….
B. Akhlak Kepada Sesama
Manusia……………………………………………….
C. Akhlak Kepada Makhluk Allah
Lainnya……………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keyakinan yang kokoh di dalam hati menjadi amal bagi manusia maka termasuk

dalam dimensi akhlak. Akhlak dalam segi bahasa berasal dari bahasa arab khuluq jamaknya

akhlak yang bisa berarti budi pekerti, etika atau moral hal tersebut dinyatakan dalam

Al-Qur’an Surah Al-Qalam ayat 4 yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar

budi pekerti yang baik” ayat ini menjelaskan makna akhlak sebagai perangai atau budi

pekerti.1 Sedangkan definisi akhlak yaitu tingakh laku seseorang yang didorong oleh suatu

keinginan secara sadar untuk melakukan kebaikan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan terlebih dahulu.2

Akhlak dalam diri sendiri mutlak harus ada pada setiap manusia khususnya umat

muslim, setiap muslim yaitu pemimpin bagi dirinya sendiri. Akhlak secara bahasa

(etimologi) adalah perilaku, kebiasaan, watak, perangai, baik yang terpuji maupun tercela.

Dalam islam akhlak disebut dengan akhlaqul islamiyah atau akhlaqul karimah yang berarti

perbuatan dan tingkah laku yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Akhlak dibagi

menjadi dua yaitu akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk Allah.3

1
Kutsiyyah, Pembelajaran Akidah Akhlak (Jawa Timur: Duta Media Publishing, 2017), h. 1-4.
2
Muh. Asroruddin Al Jumhuri, Belajar Akidah Akhlak (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2019), h.
14.
3
Ummu Fayyadh Yakhsyallah, Pesona Para Ratu Bidadari Surga (Jakarta: PT. Gramedia, 2019), h. 78.
Akhlak itu suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai baik atau

buruk. Dari penjelasan akhlak diatas dikemukakan bahwa meskipun memiliki suatu

pengertian yang berbeda-beda tetapi dalam artian yang sama. Oleh sebab itu akhlak

dinyatakan memiliki empat hubungan yaitu hubungan akhlak kepada Allah, hubungan

akhlak kepada diri sendiri, hubungan akhlak kepada sesama, dan makhluk Allah lainnya. 4

Berdasarkan latar belakang diatas maka akhlak sangat berpengaruh dalam kehidupan

terutama umat islam.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu

1. Pengertian akhlak kepada diri sendiri

2. Pengertian akhlak kepada sesama manusia

3. Pengertian akhlak kepada makhluk Allah lainnya.

C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini yaitu

1. Mengetahui pengertian akhlak kepada diri sendiri.

2. Mengetahui pengertian akhlak kepada sesama manusia.

3. Mengetahui pengertian akhlak kepada sesama makhluk Allah lainnya.

4
Khoirotu Alkahfil Qurun, Muqadimah Percikan Filsafat (Jawa Barat: Guepedia, 2021), h. 212.
BAB II
ISI

A. Akhlak kepada Diri Sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri merupakan perkara yang penting yang perlu diperhatikan

seorang muslim dengan cara menjaganya. Berakhlak kepada diri sendiri berarti melakukan

sesuatu yang membuat dirinya selamat atau bisa menjaga dirinya, dengan menjaga dirinya

berarti dia bisa memegang dan menjaga amanat yang telah Allah berikan kepada dirinya.

Menjaga diri berarti mengupayakan keselamatan dirinya dari segala sifat buruk dan

menjaga ghiroh untuk senantiasa berbuat baik. Dengan sekuat tenaga seseorang berusaha

untuk menjauhkan diri dari kerusakan dengan meninggalkan maksiat dan mendekati diri

pada Allah SWT dengan menjalankan semua perintahnya.5

Akhlak terhadap diri sendiri berarti menyayangi diri sendiri dari perbuatan buruk.

Berakhlak pada diri sendiri berarti melakukan perbuatan dengan menjaga dan memelihara

hati agar memiliki hati bersih dan jernih, selalu berbicara dengan hati nuraninya sendiri.

Membersihkan hati berupa menahan dan mengendalikan keinginan-keinginan atau

dorongan-dorongan hati yang membawa kearah tidak baik. Hati yang bersih akan

melahirkan ucapan-ucapan dan perilaku yang baik yang merupakan gambaran akhlak yang

5
Chotibul Umam, Pendidikan Akhlak (Jawa Barat: Guepedia, 2021), h. 28-29.
mulia. Ucapan yang baik digambarkan dalam tutur kata yang sopan, jika hati bersih pikiran

ikut bersih karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, iri, dengki kepada orang lain.6

Akhlak kepada diri sendiri ada bermacam-macam pertama berakhlak terhadap

jasmani seperti senantiasa menajaga kebersihan, menjaga makan dan minumnya, menjaga

kesehatan, dan berbusana islami. Kedua berakhlak terhadap akal seperti menuntut ilmu dan

mengajarkan kepada orang lain. Ketiga, berakhlak pada jiwa seperti bertaubat dan

menjauhkan diri dari dosa besar, muraqabah (selalu merasa diawasi oleh Allah SWT),

muhasabah (menyempatkan diri untuk menghitung hitung amalan hariannya), mujahadah

(berjuang, bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu).

Ada beberapa manfaat akhlak pada diri sendiri diantaranya berakhlak terhadap

jasmani itu akan jauh dari penyakit karena sering menjaga kebersihan, tubuh menjadi sehat,

dan selalu bugar, menjadikan badan kuat dan tidak mudah lemah. Kedua manfaat berakhlak

terhadap akal yaitu memperoleh banyak ilmu, dapat mengamalkan ilmu yang kita peroleh

untuk orang lain, membantu orang lain, mendapatkan pahala dari Allah SWT. Ketiga,

manfaat berakhlak terhadap jiwa yaitu selalu dalam lindungan Allah SWT, jauh dari

perbuatan yang buruk, selalu ingat kepada Allah SWT. 7

B. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Seorang muslim tidak cukup sekadar membangun hubungan baik dengan Allah

SWT atau Hablum minallah saja, tetapi juga harus membangun hubungan baik dengan

sesama manusia atau Hablum minanas.

َ‫اِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوةٌ فَاَصْ لِحُوْ ا بَ ْينَ اَخَ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن‬

6
Dr. H Darmadi S.Ag., M.M, Arsitektur Akhlak dan Budi Pekerti dalam Interaksi Lintas Budaya
(Lampung: Swalova Publishing, 2019), h.31.
7
Miftahul Huda, Reformasi Akhlak (Jawa Barat: CV. Jejak, 2021), h, 125-132.
Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara

kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah SWT. agar kamu

mendapat rahmat. (Q.SAl-Hujurat ayat 10).

Akhlak terhadap sesama manusia dikatakan juga sebagai akhlak sosial. Akhlak

kepada sesama manusia mempunyai arti sikap atau perilaku baik terhadap sesama manusia.

Dalam hal ini yaitu suatu perilaku yang baik dalam berhubungan dan berkomunikasi

kepada sesama manusia di kehidupan sehari-hari.

Akhlak kepada sesama manusia diantaranya yaitu sebagai berikut:

a) Akhlak terhadap keluarga atau orang tua

Sebagai seorang muslim, wajib untuk mentaati dan menghormati kedua orang tuanya, yaitu

dengan berbakti, mentaati perintahnya dan berbuat baik kepadanya, berperilaku sopan

santun. Allah berfirman dalam QS. Al-isra’/17:23 yang artinya: “Dan Tuhanmu telah

memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat

baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau

kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan pada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan

ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”(QS.Al-isra’/17:23).

b) Akhlak terhadap guru

Akhlaq mulia kepada guru yaitu berperilaku dan bersikap baik terhadap guru. Sikap dan

perilaku baik terhadap guru dapat dilakukan dengan menghormatinya, berlaku sopan

kepadanya, mematuhi perintah-perintahnya, baik di hadapannya maupun di belakangnya,

karena guru merupakan seseorang yang telah berjasa memberi ilmu dan pendidikan akhlak

kepada kita.8

8
Siti Suwaibatul, Evi Zulianah, Minnatul Maula Pendidikan Akhlak dengan Literasi Islami
(Lamongan, Nawa Litera Publishing, 2021), h.3.
c) Akhlak terhadap masyarakat

Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan bantuan dari orang lain dalam

menjalani kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam berinteraksi dengan sesama manusia,

harus mempunyai akhlak sosial yang baik. Akhlaq terhadap masyarakat dalam menjalani

kehidupan sosial diantaranya yaitu dengan memuliakan tamu, menjaga silaturahmi, gotong

royong, tolong menolong, bersikap adil, bertanggungjawab, hidup rukun, bermusyawarah

yang berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dan pada dasarnya setiap muslim dan sesama

manusia adalah harus saling bersaudara. َSeperti pada surah yang dijelaskan oleh Allah

Artinya:“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong

menolong dalam berbuat dosa danpermusuhan. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS. Al-maidah/5:2).

C. Akhlak Kepada Makhluk Allah Lainnya

Akhlak terhadap sesama makhluk hidup dan semesta selain harus mempunyai akhlak

terhadap sesama manusia, sebagai manusia juga harus mempunyai akhlak yang baik

terhadap sesama makhluk ciptaan Allah, yang dimaksud dengan sesama makhluk atau

semesta disini adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, seperti baik binatang,

tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda yang tidak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang

diajarkan Al-qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di

bumi. Binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tidak bernyawa semuanya diciptakan

oleh Allah SWT dan menjadi milik-Nya, serta semuanya memiliki ketergantungan kepada-

Nya.Jadi, dalam hal ini kita sebagai manusia harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar

dan tidak merusaknya.9


Akhlak terhadap makhluk Allah lainnya yaitu:

9
Dr. Saifuddin Amin, Pendidikan Akhlak Berbasis Hadist Arba’in Anawawiyah (Jawa Barat: CV.
Adanu Abimata, 2021), h. 24.
a.) Akhlak terhadap Lingkungan Hidup
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Memakmurkan alam adalah mengolah
sumber daya yang berada di alam sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan
manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi yang subur ini untuk
diolah oleh manusia dengan kerja keras dan dipelihara sehingga mampu melahirkan nilai
yang tinggi. Kekayaan alam yang berlimpah disediakan oleh Allah untuk digunakan oleh
manusia dengan cara mengambil dan memberi manfaat, baik dari dan kepada alam serta
melarang segala bentuk perbuatan yang merusaknya. Alam dan lingkungan yang terkelola
dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan
atau hanya diambil manfaatnya akan mendatangkan malapetaka bagi manusia.
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan daratan terjadi akibat manusia tidak
menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk
akhlak terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan
diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang
seharusnya bertugas memakmurkan, dan melestarikan alam. Firman Allah SWT. dalam
Surah Ar Rum Ayat 41. Artinya :Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
Karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).10
b.) Akhlak Terhadap Binatang
Hewan diciptakan oleh Allah untuk kepentingan dan kesejahteraan hidup manusia.
Dalam ajaran islam maka akhlak bukan hanya terbatas pada bangsa manusia saja,
melainkan juga kepada hewan-hewan yang berkeliaran disekeliling manusia.
Binatang/hewan ternak yang halal dikonsumsi memang tidak lain tidak bukan diciptakan
Allah SWT untuk keperluan manusia , namun sungguh tidak berarti kita bebas berlaku
sewenang–wenang terhadap mereka. Tidak sekedar menyembelih dengan membaca
Bismillah, namun tata cara menyembelihpun tidak diabaikan oleh agama yang sejatinya
merupakan rahmat untuk seisi dunia.
10
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Jakarta: Mizan, 2007), h.358.
Jauh sebelum muncul organisasi pencinta hewan yang menyerukan hak–hak untuk
binatang, jauh sebelum ada suaka margasatwa, perlindungan atau penangkaran hewan
langka. Umat Islam telah diberi panduan bagaimana memperlakukan hewan dengan
semestinya. Memberdayakan mereka sesuai fitrahnya dan tidak mengeksploitasi mereka
kelewat batas. Kita harus memiliki akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam hewani
sengaja diciptakan oleh Allah bagi kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya
manusia. Manusia juga dapat belajar mengenai bermacam hal dari hewan- hewan tersebut.
Hewan ada yang bersifat liar, jinak, atau hewan peliharaan. Ada juga hewan yang terbang
di angkasa, berenang di air, tetapi semua itu adalah jenis makhluk yang memiliki banyak
persamaannya dengan manusia yang merasakan lapar, haus, berkelamin, hidup
berkelompok, dan sebagaimana kehidupan makhluk manusia.11
c.) Akhlak Terhadap Makhluk Ghaib
Selain Allah SWT menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin. Jin
merupakan makhluk gaib yang harus kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin
yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin yang tidak patuh dan taat kepada Allah
SWT diantaranya iblis dan setan. Iblis dan setan adalah makhluk Allah SWT yaitu sejenis
jin yang diciptakanNya dari api yang sangat panas, jauh sebelum diciptakanNya Nabi
Adam a.s.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan Maha kuasa
serta Maha berkehendak, sedangkan semua makhlukNya termasuk jin, iblis dan setan
berada di dalam kekuasaanNya. Oleh karena itu, cara menyikapi adanya jin, iblis dan setan
adalah jangan menuruti langkah-langkah setan, tidak terganggu dan terjebak dalam
kehidupan jin, iblis dan setan, selalu mengingat Allah dan memohon pertolonganNya dari
segala godaan iblis dan setan, dan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi
laranganNya.12

11
Muh. Hikamuddin Suyuti S.S., M.Si Ilmu Akhlak Tasawuf (Jawa Tengah: Lakeisha, 2021), h. 84.
12
Dr. Hasbi W.A P.,Par., S.Pd., M.Pd. Pendidikan Agama Islam Era Modern (Yogyakarta:
Leutikaprio, 2019), h.99.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Akhlak terhadap diri sendiri berarti menyayangi diri sendiri dari perbuatan

buruk. Berakhlak pada diri sendiri berarti melakukan perbuatan dengan

menjaga dan memelihara hati agar memiliki hati bersih dan jernih, selalu

berbicara dengan hati nuraninya sendiri.

2. Akhlak kepada sesama manusia mempunyai arti sikap atau perilaku baik

terhadap sesama manusia. Dalam hal ini yaitu suatu perilaku yang baik dalam

berhubungan dan berkomunikasi kepada sesama manusia di kehidupan sehari-

hari.

3. Akhlak kepada makhluk Allah lainnya yaitu memperlakukannya dengan baik

seperti tumbuhan, hewan dan mempercayai atau meyakini bahwa terdapat

makhluk Allah yg gaib atau tak kasat mata.


DAFTAR PUSTAKA

Chotibul Umam, “Pendidikan Akhlak” Jawa Barat: Guepedia, 2021.


Dr. H Darmadi S.Ag., M.M, “Arsitektur Akhlak dan Budi Pekerti dalam Interaksi Lintas
Budaya”. Lampung: Swalova Publishing, 2019.
Dr. Saifuddin Amin, “Pendidikan Akhlak Berbasis Hadist Arba’in Anawawiyah” Jawa
Barat: CV. Adanu Abimata, 2021.
Dr. Hasbi W.A P.,Par., S.Pd., M.Pd, “Pendidikan Agama Islam Era Modern” Yogyakarta:
Leutikaprio, 2019.
Kutsiyyah, “Pembelajaran Akidah Akhlak”. Jawa Timur: Duta Media Publishing, 2017.
Khoirotu Alkahfil Qurun, “Muqadimah Percikan Filsafat” Jawa Barat: Guepedia, 2021.
Muh. Asroruddin Al Jumhuri, “Belajar Akidah Akhlak”. Yogyakarta: Deepublish
Publisher, 2019.
Miftahul Huda, “Reformasi Akhlak” Jawa Barat: CV. Jejak, 2021.
M. Quraish Shihab, “Membumikan Al-Qur’an” Jakarta: Mizan, 2007.
Muh. Hikamuddin Suyuti S.S., M.Si, “Ilmu Akhlak Tasawuf” Jawa Tengah: Lakeisha,
2021.
Siti Suwaibatul, Evi Zulianah, “Minnatul Maula Pendidikan Akhlak dengan Literasi Islami”
Lamongan, Nawa Litera Publishing, 2021.
Ummu Fayyadh Yakhsyallah, “Pesona Para Ratu Bidadari Surga”. Jakarta: PT. Gramedia,
2019.

Anda mungkin juga menyukai