TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat
adalah dari proses fotosintetis dimana klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari dan karbondioksida yang bersal dari tanah, udara dan air. Karbohidrat
sederhana glukosa dan oksigen yang dilepas ke udara merupakan hasil dari proses
unsur yaitu unsur karbon (C), unsur hidrogen (H), dan unsur oksigen (O) dengan
pemilihan jenis makanan yang akan dikonsimsi oleh tubuh sehingga dibutuhkan
pengetahuan gizi sangat berkaitan erat dengan kandungan karbohidrat, protein dan
lemak dari suatu makanan. Berdasarkan kekomplekan unsurnya, dalam ilmu gizi
karbohidrat dibagi menjadi dua jenis yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat
yang berjalan tanpa berhenti sehingga kebutuhan akan karohidrat sangat besar.
Manfaat lain dari karbohidrat adalah sebagai pengatur keseimbangan asam basa di
dalam tubuh, mengikat protein dan lemak untuk membentuk sel, serta membantu
3
4
menyediakan asupan energi sebesar 4000 kkal dan energi hasil proses oksidasi
serta bebagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja. Dalam tubuh karbohidrat
ada yang langsung diubah menjadi energi dan ada yang ubah menjadi bentuk lain
sebagai cadangan energi dalam tubuh, karbohidrat yang berada pada sirkulasi darah
diubah menjadi glukosa yang berfungsi sebagai energi utama. Sedangkan karbohidrat
yang terdapat didalam hati dan jaringan otot disimpan dalam bentuk glikogen.
Adapun sebagian sisa dari karbohidrat tersebut disimpan pada jarigan lemak yang
B. Klasifikasi karbohidrat
Golongan pertama adalah karbohidrat yang hanya tersusun atas macam gula yang
tersusun dari dua gugus gula yang disebut disakarida. Golongan yang ketiga adalah
karbohidrat yang tersusun atas banyaknya gugus gula yang disebut polisakarida
1. Monosakarida
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi.
Monosakarida tidak berwarna merupakan kristal padat, yang mudah larut dalam air,
tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Kebanyakan monosakarida mempunyai
rasa manis, dengan rumus emperis (CH2O) n, dimana n = 3, atau jumlah yang lebih
dapat dibedakan menjadi triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom C), pentosa (5 atom C),
gugus aldehida dan ketosa, jika mengandung gugus keton (Hazan, 2013 : 34-39).
aldotrisa dan ketotrisa, aldotetrosa dan ketotrosa, aldopentosa dan ketopentosa dan
merupakan rantai lurus, beberapa reaksi dan sifat-sifat karbohidra tidak dapat
diterangkan dengan rumus bangun ini, misalnya adanya dua isomer dari D-glukosa.
Haworth (1925) mengajukan suatu rumus bangun yang berbentuk cincin dengan
ikatan hemiasetal antara gugus aldehida pada posisi C-1 dan gugus hidroksil
asimetris tambahan (C-1) dalam molekul, menjadi lima, dan dengan demikian
terdapat dua buah isomer, yaitu α dan β dari struktur cincin. Dua isomer D-glukosa
adalah α-D-glukosa, dengan gugus OH pada C-1 berturut-turut disebelah kanan dan
kiri dari rantai C. Pusat asimetris yang baru disebut karbon anomerik, dan isomer α
dalam air, sehingga reaksi optiknya berubah sampai mencapai nilai tertentu.
Penomena spontan ini disebut mutarotasi, yang disebabkan oleh perubahan bentuk α
2. Oligosakarida
paling umum adalah disakharida (Cn(H2O)n-1), yang tersusun dari dua satuan molekul
D-glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida antara atom C-1 (karbon
anomer) dari molekuk glukosa yang pertama dan atom C-4 dari glukosa yang kedua.
Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua molekul D-
glukosa adalah bentuk α dan ikatan ini dilambangkan sebagai α (1 4). Kedua
8
molekul glukosa pada multoda berada dalam bentuk piranosa. Maltosa adalah gula
pereduksi, karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat
dioksidasi. Molekul glukosa kedua dari maltosa dapat berbentuk α dan β. Maltosa
dihidrolisis menjadi dua molekul D-glikosa oleh enzim yang bersifat spesifik bagi
residu D-glukosa tetapi senyawa ini dihubungkan dalam ikatan β (1-4) (Hazan, 2013 :
34-39).
fruktosa karena ikatan glikosida terbentuk dari gugus hidroksil anomerik, dari kedua
satuan monosakarida, maka sukrosa bukanlah gula pereduksi dan tidak mengalami
mutarotasi. Sukrosa dapat dihidrolisis baik secaea enzimatik dan secara kimia untuk
menghasilkan suatu campuran keseimbangan dari glukosa dan fruktosa yang lebih
9
manis untuk berat yang sama dari pada sukrosa. Campuran ini disebut gula invert
karena hidrolisis disertai dengan pembalikan putaran optik dari searah jarum jam
bentuk yang terdapat didalam yang terdiri sebagian besar dari gula invert
yang paling besar. Polisakarida dapat berfungsi sebagai bentuk energi simpanan dan
sebagai fungsi struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Hidrolisis
Polisakarida dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (Hazan, 2013 : 34-39):
1. Uji Iodin
Uji iodin merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk
larutan terjadi karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk
rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.
11
Bentuk ini yang menebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul
yodium yang dapat masuk kedalam spiralnya. Larutan iodin yang direkasikan dengan
kecoklatan. Prinsip dari pengujian iodin yaitu karbohidrat gologan polisakarida akan
memberikan reaksi dengan larutan iodin akan memberikan warna spesifik bergantung
pada jenis karbohidratnya. Amilum dan iodin akan berwarna biru, amilopektin
dengan iodin akan bewarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodin
akan bewarna merah coklat. Amilum pada suasana asam dan netral reaksi akan
menghasilkan hasil yang positif dan negatif pada suasana basa dikarenakan iodin
hanya bereaksi dengan larutan basa. Kelebihan dari metode iodin yaitu proses
pengujiannya mudah dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding metode yang
lain. Kelemahan dari metode iodin yaitu hasil yang diperoleh tidak akurat. Ketidak
akuratan pengujian bersifat subjektif yang menyatakan bahwa uji iodin digunakan
2. Uji Fehling
merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai karbohidrat
tersebut. Namun, sukrosa tidak memiliki gugus aldehida dan keton bebas sehingga
kemudian dipanaskan, akan terbentuk endapat merah bata pada hasil akhir. Berikut
Dalam pereaksi ini ion Cu+ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana basa
mengendap dalam suasana alkalis. Sedangkan pada sampel amilum yang tetap
bewarna biru disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat
bereaksi posistif dengan pereaksi fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak
mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara
amilum dengan larutan fehling. Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh
karbohidrat yang mempunyai siat mereduksi, juga dapat direduksi oleh redukor lain.
Perekasi fehling terdiri atas dua larutan yaitu fehling A dan fehling B adalah larutan
garam Kna-tartrat dan NaOH dalam air. Dalam pereaksi ini Cu 2+ direduksi menjadi
ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O (Fitri, A dkk. 2020 :
45-52).
3. Uji Benedict
Uji karbohidrat benedict merupakan uji yang dilakukan untuk membedakan
gula pereduksi berdasarkan reduksi ion kupri, dalam suasana alkalis. Glukosa,
fruktosa, dan maltosa mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya
sudah saling terikat. Pada uji benedict dari kata hasil pengamatan yang dilakukan
dapat diketahui bahwa sampel glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa bereaksi positif
terhadap uji benedict. Hal tersebut ditandai dengan adanya endapan berwarna merah
bata setelah dipanaskan. Sehingga glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa merupakan
13
gula pereduksi. Berdasarkan teori yang ada menyatakan bahwa sukrosa tidak
termasuk dalam gula pereduksi, dan tidak terdeteksi oleh pereaksi benedict, karena
sukrosa tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton (Fuadah S,
D. Integrasi Ayat
zat yang berbahaya bagi tubuh, tidak kadaluarsa, hygienis dan bergizi. Makanan
bergizi mengandung keseimbangan zat-zat gizi yaitu; protein, lipid, vitamin, mineral
dan karbohidrat. Karbohidrat atau disebut juga hidrat arang atau sakarida (dari
Bahasa Arab, sakkar yang berarti gula, Aceh: saka) terbentuk dari molekul-molekul