Anda di halaman 1dari 22

BIOLOGI

(NUT 115)

MODUL 4
MAKROMOLEKUL

DISUSUN OLEH
VITRIA MELANI, S. SI., M. SI

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 22
VISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan


kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan
Tridarma Perguruan Tinggi.

MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL


1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
2. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
3. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

VISI PRODI ILMU GIZI


Menjadi Program Studi Ilmu Gizi yang unggul dalam bidang gizi olahraga yang
berwawasan global berbasis riset dan berjiwa enterpreneurship, inovatif dan tangguh.
Visi tersebut disingkat menjadi Program Studi Ilmu Gizi yang Unggul GO GREAT
yang mengandung kata kunci yaitu Unggul, Gizi Olahraga, Global, Riset,
Enterpreneurship, inovAtif dan Tangguh.

MISI PRODI ILMU GIZI


1. Menyelenggarakan program pendidikan yang bermutu dalam rangka
mengembangkan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam
bidang gizi.
2. Melaksanakan penelitian yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang gizi.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang selaras dengan pendidikan dan
hasil penelitian serta kebutuhan masyarakat guna meningkatkan status gizi
dan kesehatan masyarakat.
4. Melakukan dan mengembangkan jejaring kerjasama dengan stakeholder
terkait untuk mendukung tri darma perguruan tinggi yang bermanfaat bagi
seluruh pemangku kepentingan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 22
MAKROMOLEKUL

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan pengertian, jenis, serta struktur Karbohidrat
2. Menjelaskan pengertian, jenis, serta struktur Protein
3. Menjelaskan pengertian, jenis, serta struktur Lemak
4. Menjelaskan pengertian, jenis, serta struktur Asam Nukleat

B. Karbohidrat
1. Definisi Karbohidrat

Karbohidrat merupakan contoh polimer alami. Karbohidrat berasal dari tumbuh-


tumbuhan dan terdiri atas unsur C, H, dan O dengan rumus molekul Cn(H2O)n.
Istilah karbohidrat diambil dari kata karbon dan hidrat (air). Selain itu, karbohidrat
juga dikenal dengan nama sakarida (Saccharum =gula). Senyawa karbohidrat
mudah ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di dalam gula pasir,
buah-buahan, gula tebu, air susu, beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang,
singkong, dan kapas. Apakah yang membedakan bahan-bahan tersebut?
Berdasarkan jumlah sakarida yang dikandungnya, karbohidrat dapat digolongkan
menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Gula pasir dan buah-buahan
mengandung monosakarida, gula tebu dan air susu mengandung disakarida,
sedangkan beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, singkong, dan kapas
mengandung polisakarida.

2. Jenis Karbohidrat
➢ Monosakarida

Monosakarida sering disebut gula sederhana (Simple Sugars) adalah


karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana
lagi. Monosakarida tidak berwarna merupakan kristal padat, yang mudah larut
dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Kebanyakan
monosakarida mempunyai rasa manis, dengan rumus emperis (CH2O) n,
dimana n = 3 , atau jumlah yang lebih besar lainnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 22
Berdasarkan banyaknya atom karbon (C) di dalam melekulnya, monosakarida
dapat dibedakan menjadi triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom C), pentosa (5 atom C),
heksosa (6 atom C) dan heptosa (7 atom C). Berdasarkan gugus karbonil
fungsionalnya, maka monosakarida dibedakan menjadi aldosa, jika mengandung
gugus aldehida dan ketosa, jika mengandung gugus keton. Contoh :

Masing-masing senyawa monosakarida ada dalam dua kelompok yaitu:


aldotriosa dan ketotriosa, aldotetrosa dan ketotetrosa, aldopentosa dan ketopentosa
dan sebagainya. Golongan heksosa yang mencangkup aldoheksosa, yaitu D-glukosa
dan ketoheksosa yaitu, D-fruktosa adalah monosakarida yang paling banyak
dijumpai di alam. Golongan aldopentosa, yaitu D-ribosa dan 2- deoksi-D-ribosa,
adalah komponen asam nukleat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 22
Struktur Monosakarida

Struktur monosakarida Rumus bangun monosakarida (aldosa dan ketosa)


menurut Fischer, merupakan rantai lurus. Beberapa reaksi dan sifat-sifat karbohidrat
tidak dapat diterangkan dengan rumus bangun ini, misalnya adanya dua isomer dari
Dglukosa. Haworth (1925) mengajukan suatu rumus bangun yang berbentuk cincin
dengan ikantan hemiasetal antara gugus aldehida pada posisi C-1 dan gugus
hidroksil (alkohol) dari C-4 atau C-5.

Pembentukan hemiasetal atau hemiketal menciptakan suatu atom karbon


asimetris tambahan (C-1) dalam molekul, menjadi lima, dan dengan demikian
terdapat dua buah isomer, yaitu α dan β dari struktur cincin. Dua isomer D-glukosa
adalah αD-glukosa, dengan gugus OH pada C-1 berturut-turut disebelah kanan dan
kiri dari rantai C. Pusat asimetris yang baru disebut karbon anomerik, dan isomer α
dan β disebut anomer.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 22
Bentuk α dan β dari D-glukosa dapat saling dikonversikan, bila dilarutkan
dalam air, sehingga reaksi optiknya berubah sanpai mencapai nilai tertentu.
Penomena spontan ini disebut mutarotasi , yang disebabkan oleh perubahan bentuk
α menjadi β atau sebaliknya.

➢ Disakarida
Disakarida adalah gula yang tersusun atas dua molekul monosakarida.
Gula yang termasuk disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa
a. Sukrosa
Sukrosa ( gula tebu ) merupakan disakharida yang disusun oleh glukosa
dan fruktosa karena ikatan glikosida terbentuk dari gugus hidroksil
anomerik, dari kedua satuan monosakharida, maka sukrosa bukanlah
gula pereduksi dan tidak mengalami mutarotasi .Sukrosa dapat
dihidrolisis baik secara enzimatik dan secara kimia untuk menghasilkan
suatu campuran keseimbangan dari glukosa dan fruktosa yang lebih
manis untuk berat yang sama dari pada sukrosa. Campuran ini disebut
gula invert karena hidrolisis disertai dengan pembalikan putaran optik
dari searah jarum jam (dektrorotasi) menjadi berlawanan arah jarum jam
( levorotasi ). Madu merupakan bentuk yang terdapat dialam yang terdiri
sebagian besar dari gula invert.
b. Laktosa
Laktosa atau gula susu hanya terdapat dalam susu. Laktosa bila
dihidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa berikatan
melalui ikatan α (1→ 4) glikosida laktosa mempunyai atom karbon
hemiasetal sehingga termasuk gula pereduksi
c. Maltosa
Maltosa adalah disakharida yang paling sederhana, mengandung dua
melekul D-glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida antara
atom C-1 ( karbon anomer ) dari melekul glukosa yang pertama dan
atom C -4 dari glukosa yang kedua. Konfigurasi atom karbon anomer
dalam ikatan glikosida diantara kedua melekul D-glukosa adalah bentuk
α dan ikatan ini dilambangkan sebagai α (1→ 4). Kedua molekul glukosa
pada multosa berada dalam bentuk piranosa. Maltosa adalah gula
pereduksi , karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 22
bebas yang dapat dioksidasi. Melekul glukosa kedua dari maltosa dapat
berbentuk α dan β. Maltosa dihidrolisis menjadi dua melekul D-glikosa
oleh enzim yang bersifat spesifik bagi ikatan α (1→ 4).

Struktur disakarida
a. Sukrosa

b. Laktosa

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 22
a. Maltosa

➢ Oligosakarida

Oligosakharida umumnya didifinisikan sebagai suatu melekul


karbohidrat yang mengandung 2 sampai 10 unit melekul monosakarida.
Oligosakharida yang paling umum adalah disakharida (Cn (H2O)n-1), yang
tersusun dari dua satuan melekul monosakharida, yang digabungkan oleh
ikatan glikosida. Disakharida yang penting, yang banyak terdapat dialam
adalah sukrosa, laktosa dan maltosa.

➢ Polisakarida
Polisakharida merupakan karbohidrat yang dijumpai di alam dalam
jumlah yang paling besar.Polisakharida dapat berfungsi sebagai bentuk energi
simpanan dan sebagai fungsi struktur di dalam dinding sel dan jaringan
pengikat. Hidrolisis sempurna terhadap polisakharida oleh asam atau enzim
spesifik, menghasilkan monosakharida atau turunannya. Polisakharida dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Homopolisakarida, yang hanya mengandung satu unit jenis
monosakharida. Polisakharida yang pada hidrolisis menghasilkan
heksosa disebut heksosan , contohnya glikogen, pati dan selulosa.
Polisakharida yang menghasilkan pentosa disebut pentosan , contohnya
gummi arabikum.
2. Hetropolisakarida , yang mengandung dua atau lebih jenis
monosakharida yang berbeda misalnya asam hialuronat pada jaringan
pengikat, yang mengandung N-asetil glukosamin dan asam glukoronat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 22
C. Protein
1. Definisi Protein
Protein (akar kata protosdari bahasa Yunani yang berarti “yang paling
utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi strukturalatau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat
dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasihara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa,
selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul
yang paling banyak diteliti dalam biokimia.

2. Jenis Protein
Penggolongan Protein Berdasarkan Bentukdan sifat fisik
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas :
- Protein globular
Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh.
Protein ini larut dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis,mudah
berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah
mengalami denaturasi.Contohnya meliputi enzim, hormon dan protein
darah, insulin, albumin, globulin plasma, kasein dan banyak ensim.
- Protein serabut (fibrous)
Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu
sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 22
fibrousmempunyai bentuk molekul panjang seperti serat atau serabut,
tidak larut dalam air. mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan
tahan terhadapenzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-
unsur struktur tubuh. Contohnya meliputi kolagen, miosin, fibrin, gluten,
elastin dan keratin pada rambut, kuku, dan kulit.

Penggolongan Protein Berdasarkan Kelarutannya


a. Albumin: Larut dalam air dan larutan garam. Tidak mempunyai asam
amino khusus, misalnya albumin telur dan albumin serum.
b. Globulin: Sedikit larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam.
Tidak mempunyai asam amino Khususmisalnya, Glutenin
(gandum), orizenin (padi).
c. Prolamin: Larut dalam 70 –80 % etanol tetapi tidak larut dlm air dan
etanol absolut. Kaya akan arginin, misalnya Gliadin/gandum,
zein/jagung.
d. Histon: Larut dalam larutan garam, tidak larut air.Bersifat basa,
cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalamsel. Globin bereaksi
dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Misalnya
globulin serum dan globulin telur.
e. Skleroprotein:Tidak larut dalam air atau larutan garam. Kaya akan
glisine, alanine dan pro.
f. Protamin: Larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas.Contoh
Salmin dalam ikan salmon.

Penggolongan protein berdasarkan kandungan senyawa bukan


hanya protein
a. Fosfoprotein: Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein
pada susu, vitelin pada kuning telur.
b. Kromoprotein: Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase
mengandung Cu.
c. Fosfoprotein: Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein
pada susu, vitelin pada kuning telur.
d. Kromoprotein: Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase
mengandung Cu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 22
e. Protein Koenzim: Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.
f. Lipoprotein: Mengandung asam lemak, lesitin.
g. Metaloprotein: Mengandung unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg).
h. Glikoprotein: Gugus prostetik karbohidrat, misalnya musin (pada air liur),
oskomukoid (padatulang).
i. Nukleoprotein Protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan
valensi sekunder) misalnya pada jasad renik.

Penggolongan protein berdasarkan fungsi biologi


1. Enzim (ribonukease, tripsin)
2. Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)
3. Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur,
kasein/susu, feritin/jaringan hewan)
4. Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
5. Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion)
6. Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)
7. Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid

3. Struktur Protein
a. Struktur Primer
Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan
oleh ikatan kovalen antararesidu asam amino yang berurutan yang
membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di gambarkan sebagai
rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.
b. Struktur Sekunder
Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus,
lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah
protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen
antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus
amino (N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan
terbentuknya konfirasi spiral yang disebut strukturhelix.
c. Struktur tersier

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 22
Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada
asam-asam amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga
membentuk struktur kompak dan padat suatu protein.
d. Struktur kuartener
Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua
rantai polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan
struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang
besar dan aktif secara biologis.

D. Lemak
1. Definisi Lemak
Lemak adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air,
tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan benzen. Unsur
penyusun lemak antara lain adalah Karbon(C), Hidrogen (H), Oksigen(O), dan
kadang-kadang Fosforus (P) serta Nitrogen (N) (Hardinsyah, 2014).
Di dalam tubuh kita, lemak mempunyai beberapa fungsi penting,
diantaranya adalah: sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah, pelarut vitamin A,
D, E, dan K, pelindung alat-alat tubuh vital (antara lain jantung dan lambung), yaitu
sebagai bantalan lemak, penghasil energi tertingggi, penahan rasa lapar, karena
adanya lemak akan memperlambat pencernaan, apabila pencernaan terlalu cepat
maka akan cepat pula timbulnya rasa lapar, bahan penyusun membran sel, bahan
penyusun hormon dan vitamin (khususnya untuk sterol), bahan penyusun
empedu, asam kholat (di dalam hati), dan hormon seks (khususnya untuk
kolesterol). pembawa zat-zat makanan esensial.

2. Klasifikasi Lemak
Berdasarkan komposisi kimianya, lemak terbagi menjadi 3 (Hardinsyah, 2014),
yaitu :
a. Lemak Sederhana / Netral (Trigliserida) Lemak sederhana tersusun oleh
trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak
(Hardinsyah, 2014). Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax),
malam, atau plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar),
dan minyak (lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 22
b. Lemak Campuran Lemak campuran merupakan gabungan antara lemak
dengan senyawa bukan lemak. Contoh lemak campuran adalah
lipoprotein (gabungan antaralipid dan dengan protein), fosfolipid
(gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin (yang merupakan
gabungan antara lipid, fosfat, dan kolin).
c. Lemak Asli (Derivat Lemak) Derivat lemak adalah senyawa yang
dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, misalnya kolesterol dan asam lemak.
Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2
(Hardinsyah, 2014), yaitu:
- Asam lemak Jenuh
Bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan pada
umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal
dari lemak hewani, misalnya mentega. krim, keju, minyak samin, lemak
babi, es krim , dan lemak yang menempel pada daging.
- Asam lemak tidak jenuh
Bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umunya
berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari
lemak nabati, misalnya minyak zaitun, minyak canola, minyak dari biji
matahari, minyak wijen, minyak kacang, alpukat, buah zaitun, aneka
kacang ( kacang mete, kacang tanah, almond ). Sedangkan hasil tanaman
yang mengandung banyak lemak jenuh diantaranya adalah minyak
kelapa, minyak biji kapas, minyak inti sawit, dan mentega coklat. Produk
dan makanan yang diproses dari bahan dengan lemak jenuh dipastikan
akan mengandung lemak jenuh tinggi.

3. Struktur Lemak
Gliserin dan asam lemak merupakan komponen utama penyusun
lemak dan minyak. Pembahasan berikut akan menjelaskan kedua senyawa
tersebut yang mencakup struktur kimia, tata nama, klasifikasi, sifat fisikokimia,
dan reaksi-reaksi kimia yang melibatkannya.

➢ Struktur Kimia Gliserin


Gliserin adalah senyawa organik polar yang terdiri atas tiga atom
karbon yang mengikat tiga gugus hidroksil (-OH) . Ketiga gugus karboksil ini

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 22
bersifat reaktif dan dapat diesterifikasi oleh asam lemak. Dari ikatan dengan
asam lemak yang beragam jenisnya, dapat dihasilkan juga jenis lemak yang
beragam. Struktur molekul gliserin dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1. Struktur molekul gliserin

➢ Struktur Kimia Asam Lemak


Asam lemak atau asam karboksilat adalah senyawa organik polar yang
mengandung 2 hingga 24 atam karbon (C) dengan gugus fungsional
utamanya adalah gugus karboksil (-COOH). Jumlah atom C pada asam lemak
umumnya genap, yaitu 2, 4, 6 , 8, 10, 12, 14, 16 dan seterusnya. Asam lemak
terpendek adalah asam asetat (2 atom karbon) dan yang terpanjang adalah
asam tetrakosanoat (24 atom karbon). Asam lemak yang terdapat dalam
bahan pangan sumber lemak umumnya berkisar antara C12 dan C22.
Gugus karboksil dari asam lemak bersifat polar. Gugus ini terikat pada
C1 dari rantai asam lemak. Posisi atom karbon pada rantai asam lemak
dihitung dari posisi C1 yang mengikat gugus karboksil. Atom hidrogen (H)
terikat pada atom C berikutnya (C2, C3, C4 dan seterusnya). Untuk
membentuk ikatan jenuh, atom karbon pada C2 sampai Cn -1 dapat mengikat
maksimal 2 atom H, sedangkan atom karbon pada Cn (posisi ujung) mengikat
3 atom H atau disebut gugus metal (Gambar 2). Gugus metal pada Cn ini
bersifat non-polar. Dengan demikian, asam lemak memiliki ujung polar pada
gugus karboksil dan ujung non-polar pada gugus metal.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 22
Gambar 2. Struktur (a) asam lemak jenuh (b) asam lemak tak jenuh

Setiap atom karbon pada asam lemak akan berikatan dengan atom hidrogen
dan atom karbon lainnya, dimana masing-masing akan membentuk 4 ikatan kovalen.
Rantai karbon pada struktur asam lemak dapat jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak
jenuh (saturated fatty acid) disusun oleh rantai atom karbon penyusunnya yang
berikatan tunggal/mengikat dua atom hidrogen, sedangkan asam lemak tidak jenuh
(unsaturated fatty acid) mengandung satu atau lebih atom karbon yang berikatan
ganda (double bond) sehingga hanya mengikat satu atom hydrogen. Asam lemak
tidak jenuh dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah ikatan gandanya, yaitu asam
lemak dengan ikatan tidak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acid atau MUFA)
dan asam lemak dengan ikatan tidak jenuh jamak (poli-unsaturated fatty acid atau
PUFA).

E. Asam Nukleat
1. Definisi Asam Nukleat
Nukleotida yang merupakan monomer asam nukleat (building block) memiliki
banyak fungsi dalam metabolisme selular. Sebagai konstituen asam nukleat,
deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), nukleotida berfungsi
sebagai gudang informasi genetik. Struktur protein dan metabolisme biomolekul
dan komponen selular lainnya merupakan produk informasi yang sudah
terprogram dalam nukleotida. RNA juga terdiri atas nukleotida yang memiliki
banyak fungsi. Ribosomal RNA (rRNA) adalah komponen ribosom yang
bertanggungjawab pada sintesis protein. Massenger RNA (mRNA) merupakan
intermediet yang membawa informasi genetik dari suatu gen ke ribosom.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 22
Transfer RNA (tRNA) adalah molekul yang menerjemahkan informasi pada
mRNA untuk menentukan asam amino spesifik. Selain gudang genetik,
nukleotida juga merupakan bagian dari koenzim, donor gugus fosforil (ATP dan
GTP), donor gula (UDP dan GDP-gula) atau donor lipid (CDP-asilgliserol).
Bentuk energi pada metabolisme tubuh tergantung pada adanya transfer gugus
fosforil.

Nukleotida dan Nukleosida


Nukleotida memiliki tiga karakteristik komponen yaitu basa nitrogen
heterosiklik, gula pentosa dan gugus fosfat. Molekul nukleotida yang gugus
fosfatnya mengalami hidrolisis dinamakan dengan nukleosida. Basa dan gula
pentosa penyusun nukleotida merupakan bentuk senyawa heterosiklik. Struktur
nukleotida dan nukleosida dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. Struktur (a) Nukleotida (b) Nukleosida

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 22
Basa nitrogen heterosiklik yang menyusun nukleotida yaitu purin dan
pirimidin. Ada empat basa nitrogen yang merupakan unit pembentuk DNA
yaitu adenin (A), guanin (G), sitosin (C) dan timin (T). Sedangkan pembentuk
RNA yaitu adenin (A), guanin (G), sitosin (C) dan urasil (U). Adenin dan
guanin merupakan basa nitrogen jenis purin sedangkan sitosin, timin dan
urasil adalah derivat pirimidin.

Gambar 4. Struktur purin dan Pirimidin

Gambar 5. Basa Nitrogen Penyusun DNA dan RNA

Gula pentosa penyusun nukleotida memiliki bentuk furanosa. Dalam


nukleotida penomoran atom karbon pada gula pentosa menggunakan tanda
prime (‘). Gula pentosa penyusun asam nukleat yaitu 2-deoxy-D-ribosa dan D-
ribosa. Basa nitrogen heterosiklik terikat secara kovalen dengan pentosa
dalam ikatan N-β-glikosil. Ikatan N-β-glikosil terjadi antara karbon 1’ pada
pentosa dengan nitrogen nomor 1 pada pirimidin dan nitrogen nomor 9 pada
purin. Gugus fosfat terikat pada karbon 5’ gula pentosa melalui mekanisme
esterifikasi sehingga dinamakan ikatan fosfoester.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 22
Gambar 6. Struktur Gula Pentosa

Ribonukleosida dan deoksinukleosida dalam sel tidak hanya berbentuk


5’-monofosfat tetapi juga dapat berbentuk 5’-difosfat dan 5’-trifosfat.
Nukleosida 5’-difosfat dan 5’-trifosfat (NDP dan NTP) merupakan asam kuat
yang terdisosiasi dengan tiga dan empat proton dari kondensasi gugus
fosforik. Oleh karena itu, NDP dan NTP dapat membentuk kompleks divalen
dengan Mg2+ dan Ca2+. Dalam sitoplasma, NDP dan NTP ditemukan dalam
bentuk kompleks Mg2+. Gugus fosforik dapat mengalami hidrolisis dengan
bantuan enzim membentuk molekul fosfat anorganik. ATP adalah salah satu
contoh NTP yang memiliki gugus fosfat dan pirofosfat serta berperan pada
transfer energi kimia pada reaksi enzimatik. ATP bisa mengalami defosforilasi
menjadi ADP, sebaliknya ADP dapat mengalami refosforilasi menjadi ATP
pada proses respirasi. Selain sisten ATP-ADP, transfer gugus fosfat pada sel
dapat melibatkan GTP, UTP dan CTP. Akan tetapi, sistem GTP, UTP dan
CTP hanya berlangsung pada bagian biosintesis spesifik

DNA
Organisme menterjemahkan informasi spesifik berupa jenis asam
amino yang akan menyusun protein dari nukleotida yang menyusun DNA.
Kode pada DNA terdiri dari banyak kombinasi 4jenis basa nitrogen pada
nukleotida. Informasi yang diterjemahkan dari DNA akan digunakan pada
setiap metabolisme pada organisme. Rantai tunggal DNA selalu memiliki
gugus 5’ fosfat bebas pada satu ujung dan gugus 3’ hidroksil pada ujung
lainnya. Molekul DNA pada organisme berupa dua rantai doble heliks. Jika
suatu rantai DNA memiliki kode GTCCAT maka susunannya adalah 5’
pGpTpCpCpApT – OH 3’. Aturan Chargaff menyatakan bahwa proporsi A
selalu sama dengan T dan proporsi G selalu sama dengan C (A=T dan G=C)
sehingga proporsi purin sama dengan pirimidin. Rosalind Franklin membuat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 / 22
struktur tiga dimensi berdasarkan studi X-ray Diffraction yang kemudian
diperbaiki oleh James Watson dan Francis Crick. Double heliks terjadi karena
adanya ikatan dua basa nitrogen yang ada pada dua rantai membentuk
pasangan basa. Molekul dupleks DNA terdiri dari rantai paralel dan antiparalel
dimana satu rantai 3’ ke 5’ dan rantai lainnya 5’ ke 3’. Pasangan basa
membentuk ikatan planar yang menghasilkan interaksi hidrofobik yang
menstabilkan molekul. Model DNA Watson and Crick menyatakan bahwa
adenin membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin dan guanin membentuk
tiga ikatan hidrogen dengan sitosin.

Gambar 7. Model DNA (a) Rosalind Franklin (b) Watson and Crick

Gambar 8. Ikatan Hidrogen pada Pasangan Basa

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 / 22
RNA
RNA memiliki struktur yang mirip dengan DNA tetapi memiliki dua
perbedaan. Pertama, molekul RNA mengandung gula ribosa dimana karbon
nomor 2 berikatan dengan gugus hidroksil, sedangkan pada struktur DNA
gugus hidroksil tersebut diganti dengan atom hidrogen. Kedua, molekul RNA
mengandung basa nitrogen urasil sedangkan DNA mengandung timin. Jika
struktur tiga dimensi DNA adalah double heliks, maka struktur RNA adalah
rantai tunggal. RNA dapat dihidrolisis oleh alkali menjadi 2’,3’ diester siklik
mononukleotida.

Gambar 10. (a)Struktur Double Heliks DNA (b) Struktur Rantai Tunggal DNA

Molekul RNA pada sitoplasma yang menjadi template sintesis protein


dinamakan dengan messenger RNA (mRNA). Molekul ribosomal RNA (rRNA)
berkontribusi pada formasi dan fungsi ribosom sedangkan transfer RNA
(tRNA) melakukan translasi informasi RNA menjadi polimer asam amino. RNA
juga memiliki struktur sekunder dimana antar basa nitrogen penyusunnya
memiliki ikatan hidrogen.

Gamar 11. (a) Struktur sekunder RNA (b) Struktur tRNA

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 / 22
Latihan

1. Sebutkan penggolongan protein berdasarkan kelarutannya !


2. Jelaskan perbedaan struktur nukleotida dan nukleosida !

Kunci Jawaban

1. Penggolongan protein berdasarkan kelarutannya


a. Albumin: Larut dalam air dan larutan garam. Tidak mempunyai
asam amino khusus, misalnya albumin telur dan albumin
serum.
b. Globulin: Sedikit larut dalam air tetapi larut dalam larutan
garam. Tidak mempunyai asam amino Khususmisalnya,
Glutenin (gandum), orizenin (padi).
c. Prolamin: Larut dalam 70 –80 % etanol tetapi tidak larut dlm
air dan etanol absolut. Kaya akan arginin, misalnya
Gliadin/gandum, zein/jagung.
d. Histon: Larut dalam larutan garam, tidak larut air.Bersifat basa,
cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalamsel. Globin
bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin).
Misalnya globulin serum dan globulin telur.
e. Skleroprotein:Tidak larut dalam air atau larutan garam. Kaya
akan glisine, alanine dan pro.
f. Protamin: Larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh
panas.Contoh Salmin dalam ikan salmon.

2. Perbedaan nukelotida dan nukleosida


Gambar (a) struktur nukelotida dan (b) struktur nukleosida

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 / 22
F. Daftar Pustaka

1. Campbell. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta


2. Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(02), 38-44.
3. Katili, A. S. (2009). Struktur dan fungsi protein kolagen. Jurnal Pelangi
Ilmu, 2(5).
4. Mamuaja Christine F. 2017. Lipida. Unsrat Press : Manado

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 21 / 22

Anda mungkin juga menyukai