Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KARBOHIDRAT

Disusun Oleh :

Nama : Maulana Abdul Rohman

NIM : 30902300178

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan
kebiasaan maupun yang hanya kadang-kadang kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu
kita memerlukan energy. Energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebit di
peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu
mengndung tiga kelpmpok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.

Di dalam dunia hayati, kita mengenal berbagai jenis karbohidrat. Baik yang berfungsi
sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses metabolisme.
Karbohidrat merupakan senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil.
Senyawa-senyawa ini menyusun sebagian besar bahan organik didunia, karena peran
multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi,
bahan bakar, dan zat antara metabolism.

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain protein dan lemak.
Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris (CHO)n ini juga mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan-
pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu
metabolism lemak dan protein.

Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai
struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dai sudut kimia dan
fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon(C), hidrogen (H), dan oksigen
(0), yang pada umumnya mempunyai rumus kimia (CHO)n. Rumus umum ini memberikan
kesan zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat.
Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok karbohidrat ini
berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah penghasil utama energi dalam
makanan maupun didalam tubuh. Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula. Molekul
dasar dari karbohidrat disebut monosakarida atau monosa, Dua monosa yang saling terikat
membentuk disakarida atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama
trisakarida atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa.
Polisakarida yang mengandung jumlah monosakarida yang tidak begitu banyak disebut
oligosakarida.

II. TUJUAN UMUM PRAKTIKUM

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka tujuan umum dalam melakukan praktikum
adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.


2. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.
3. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat.

III. TUJUAN KHUSUS PRAKTIKUM

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka tujuan khusus dalam melakukan


praktikum adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya karbohidrat secara kualitatif melalui uji molisch.


2. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat dari golongan polisakarida melalui
uji iodium.
3. Untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida melalui uji barfoed.
4. Untuk membuktikan adanya gula reduksi melalui uji benedict.
5. Untuk mengetahui adanya kandungan ketosa melalui reaksi schliwanoff.
6. Untuk membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya melalui uji
osazon.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat
di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini
pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai karbohidrat. Sejak tahun
1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang tidak benar.
Hal ini karena ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat
tetapi bukan karbohidrat.

Asam asetat dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus CH2O atau HCHO.
Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus
empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya.

Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada
molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi
itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon atau
senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis.

Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas
karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua
unit gula sederhana dalam satu molekul.

Karbohidrat sederhana terdiri atas:

1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu
[C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5].
2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom C ada 11
molekul air [C12(H2O)11].
3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida.
4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan
fruktosa.
Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa
bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa tersebut.

Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah ketosa
yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari gliseraldehida
atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-masing membawa
gugus hidroksil.

Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau
cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara
terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu
gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis
dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar
atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam
tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.

Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis disakarida
yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak begitu penting
dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui
satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom
C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat
yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat
dipecah kembali menjadi dua molekul monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada
empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.

Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada empat jenis
gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol terdapat di dalam beberapa
jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Sorbitol banyak digunakan dalam
minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue.
Manitol dan dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa.
Secara komersial, manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak
digunakan dalam industri pangan. Sedangkan inositol merupakan alkohol siklis yang
menyerupai glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam
serealia. Bentuk esternya dengan asam fitat menghambat absorpsi kalsium dan zat besi dalam
usus halus.

Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian


besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.

Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat di dalam biji tumbuh-tumbuhan
dan kacang-kacangan.seperti halnya polisakarida nonpati, oligosakarida ini di dalam usus
besar mengalami fermentasi.

Untuk karbohidrat kompleks terdiri atas :

1. Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida.


2. Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.

Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu dengan yang
lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida..

Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik.
Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk
menentukan struktur molekul polisakarida.

Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang
tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula sederhana ini terutama adalah
glukosa. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan
polisakarida nonpati.
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-
padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis
pati berbeda satu sama lain bergantung jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikat satu sama
lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah dalam proses pencernaan.

Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam
pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam
air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk
pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam
gel.

Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat diubah
menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab itu, tidak ada
ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk memelihara kesehatan,
WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat
kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Uji Molisch

Uji Molisch dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji
dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H₂SO₄ dengan hati-hati melalui
dinding tabung agar tidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin
berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

Sampel masukkan kedalam tabung reaksi 1ml larutan sampel tambahkan 2 tetes pereaksi
molish lanjut tambahkan 0,5 ml h2so4 pekat dengan dimiringkan masing masing tabungnya
lalu didiamkan jangan dikocok. Jika (+) maka terbentuk cincin ungu diantara kedua lapisan
cairan, semua hasil dalam sampel menyatakan positif. Kecuali Aquadet sebagai pembanding.
Aquadest tidak memiliki reaksi yang sama karena pada reaksi molish ini terdapat alfanatol
95% yang akan bereaksi dengan akdehiliksit untuk membentuk produk kondinensasi berwana
ungu sehingga hasilnya karbohidrat maka akan membentuk cincin ungu.
Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa semua larutan uji ketika direaksikan
dengan pereaksi Molisch, dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan
yang diujikan adalah amilum, maltosa, laktosa, sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa,
arabinosa, dan aquadest (pembanding) semuanya menunjukkan hasil yang positif, kecuali
aquadest sebagai pembanding. Hal ini membuktikan adanya suatu karbohidrat dalam larutan
tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dialirkan dengan
larutan H2SO4 pekat dengan cara memiringkan tabung reaksi. Hal ini dilakukan agar larutan
H₂SO₄ tidak bercampur dengan larutan yang ada dalam tabung, sehingga pada akhir reaksi
diperoleh suatu pembentukan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan
dalam tabung. Terbentuknya kompleks berwarna ungu ini karena pengaruh hasil dehidrasi
monosakarida (furfural) dengan a-naftol dari pereaksi Molisch.

Pada Uji Molisch, cincin ungu yang sudah terbentuk harus dihindari dari guncangan karena
bila terkena guncangan, maka partikel alkohol yang melindungi karbohidrat akan terurai dan
Asam pekat akan masuk dan merusak karbohidrat yang ada . Pemanasan tidak dilakukan
karena asam pekat sudah berisfat panas atau eksoterm. Apabila dilakukan pemanasan reaksi
kondensasi cincin ungu akan terurai cepat, sehingga tidak dapat terlihat dan karbohidrat akan
rusak terlebih dahulu.

B. Uji Iodium

Uji iodium merupakan uji khas untuk mendeteksi adanya kandungan amilum atau pati
(polisakarida). Larutan amilum apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru akibat
molekul amilosa yang membentuk senyawa amilopektin. Senyawa amilopektin dengan iodium
akan memberikan warna ungu atau merah lembayung.
Sampel, Larutan amilum 1%, Laktosa 1% ,Sukrosa 1%, Glukosa 1%, arabinose 1%,
Aquadest (Pembanding). 1ml larutan sampel lalu campur 3 tetes larutan iodium, lalu kita amati
kompleks yang terbentuk jika dia golongan polisakarida akan membentuk konpleks opsi yang
spesifik.

Biru/ungu :polisakarida (amilum)

Merah : polisakarida (glikogen)

Tidak berwarna : Bukan polisakarida

Dan hasilnya amilum yang menyatakan hasil positif.

Polisakarida dengan penambahan Iodium akan membentuk kompleks opsi berwarna yang
spesifik dan pada hasil uji ini ternyata hanya sampel amilum yang memiliki perubahan warna,
karena amilum merupakan polisakarida yang terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan
amilopektin.

C. Uji Barfoed

Uji Barfoed dilakukan untuk membedakan yang mana karbohidrat dari golongan
monosakarida dan disakarida. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian
dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu₂O
berwarna merah bata.

Sampel, Larutan amilum 1% , Maltosa 1%, Laktosa 1%, Glukosa 1%, Fraktosa 1%,
Arabinose 1%, Aquadest (pembanding). Masukkan kedalam tabung reaksi masing-masing
2ml,tambahkan masing-masing 0,5ml atau 10 tetes sampel yang berbeda kedalam tabung
reaksi, campur hingga homogen, tutup tabung reaksi dengan kapas, panaskan ke dalam
penangas air mendidih selama 5 menit.

Perhatikan adanya endapan merah yang terbentuk apabila positif (+) dalam wantu 5 menit
menunjukan monosakarida apabila lebih dapat dikatakan golongan disakarida, hal ini terjadi
karena gula-gula pereduksi atau monosodium tidak akan cepat bereaksi dengan larutan
Barfoed yang merupakan campuran Cupri Asetat dan Asam Asetat. Reaksi ini akan
menimbulkan endapan merah, kopro oksida.

Pada percobaan ini, diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan dengan
disakarida yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah dalam waktu 5 menit pada
senyawa glukosa, galaktosa, fruktosa , dan arabinose. Sedangkan pada zat uji lainnya tidak
terbentuk endapan merah , sehingga dianggap sebagai disakarida. pereaksi Barfoed mereduksi
ion Cu2+ menjadi ion Cut. Pada dasarnya, monosakarida dapat mereduksi lebih cepat
dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan
hasil positif oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna merah.

D. Uji Benedict

Uji Benedict dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan
dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar
gula pereduksi yang ada. Uji Benedict sering digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
gula pereduksi dalam uji biokimia dan pada percobaan pemisahan senyawa organik.

Sampel, Larutan amilum 1%, Maltosa 1%, Laktosa 1%, Sukrosa 1%, Glukosa 1%,
Galaktosa, Arabinosa 1%, Aquadest (Pembanding). Siapkan larutan Benedict, masukkan
kedalam tabung reaksi masing-masing 2,5ml, tambahkan masing-masing 4 tetes sampel yang
berbeda kedalam tabung reaksi yang sudah diisi larutan Benedict, tutup tabung tersebut lalu
panaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit.

Perhatikan endapan merah yang terbentuk, monosakarida dan gula pereduksi dapat
bereaksi dengan reagen Benedict karena keduanya mengandung aldehida ataupun katon bebas,
sedangan disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan jenis polisakarida tidak bereaksi positif
pada uji ini, yang tidak positif hanya amilum dan sukrosa.

Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang
berwarna merah. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk
berwarna merah, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung
oleh tiap-tiap larutan uji. Maltosa, laktosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, dan arabinosa
menunjukkan hasil yang positif. Terbentuknya endapan merah ini sebagai hasil reduksi ion
Cu2+ menjadi ion Cut oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi
Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa
tidak membentuk endapan merah dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini
membuktikan amilum dan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum
dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatif.

E. Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan
dengan terbentuknya larutan berwarna merah ceri.

Uji ini sering digunakan dalam bidang kimia dan biologi untuk mengidentifikasi senyawa-
senyawa tertentu, seperti fruktosa. Dalam uji ini, sampel diuji dengan reagen Seliwanoff, dan
hasilnya dievaluasi berdasarkan perubahan warna yang terjadi. Uji Seliwanoff dapat berguna
dalam mengidentifikasi karbohidrat tertentu dalam campuran senyawa organik. Sampel,
Larutan amilum 1%, Maltosa 1%, Laktosa 1%, Sukrosa 1%, Glukosa 1%, Galaktosa,
Arabinosa 1%, Aquadest (Pembanding). Masukkan larutan Seliwanoff kedalam tabung reaksi
masing-masing 1ml, tambahkan masing-masing 3 tetes sampel yang berbeda kedalam tabung
reaksi, tutup tabung lalu masukkan ke dalam penangas air mendidih selama 3 menit.
Perhatikan adanya warna yng terbentuk HCL dalam reagen Seliwanoff akan mendehidrasi
gula menjadi furtural yang akan bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna
merah ceri. Pada dasarnya ketosa lebih cepat terdehidrasi dibanding aldose saat dipanaskan
pada sampel yang menunjukkan hasil positif dengan perubahan warna berarti sampel itu
merupakan gugus keton. Jika tidak maka termasuk gugus aldehid.

Uji Seliwanoff bereaksi negative terhadap glukosa, laktosa, dan pati, karena pati
merupakan polisakarida, laktosa meupakan disakarida dan glukosa mrupakan aldosa dan
ketosa. Uji Seliwanoff bereaksi negatif pada ribose yang sebenarnya ribose merupakan
monosakarida yang mengandung gugus aldose. Fruktosa bereaksi positif dengan pereaksi
Seliwanoff yaitu menghasilkan larutan berwarna merah. Fruktosa yang menghasilkan larutan
berwarna merah mengidentifikasi adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis
monosakarida. HCL yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff mendehidrasi fruktosa
menghasilkan hidroksi furfural, sehingga furfural mengalami kondensasi membentuk
pelarutan berwarna merah. Sedangkan aquades, ribose, glukosa, sukrosa, laktosa, dan pati
bereaksi negatif dengan pereaksi Seliwanoff.
F. Uji Osazon

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas membentuk
hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi
mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air
mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukros tidak membentuk osazon
karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.

Sampel, Larutan amilum 1%, Maltosa 1%, Laktosa 1%, Sukrosa 1%, Glukosa 1%,
Galaktosa, Arabinosa 1%, Aquadest (Pembanding). Siapkan reagensia osazon, masukkan
kedalam tabung reaksi masing-masing 100mg pereaksi osazon, tambahkan masing-masing
1ml sampel yang berbeda ke dalam tabung reaksi, campur hingga homogen kemudian tutup
tabung, panasakan dalam penangas air sampai berbentuk kristal, bentuk kristal bisa dilihat
dengan bantuan mikroskop pada pembesaran 10/40 kali.
• Hasil Uji Osazon

Pada uji yang terakhir, yakni pada uji osazon diperoleh hasil pada sampel galaktosa,
maltosa, laktosa, glukosa, dan arabinosa memiliki reaksi yang positif ditandai dengan
adanya pengkristalan. Berikut adalah sampel yang mengalami pengkristalan :

Pada percobaan ini diperoleh data bahwa karbohidrat dapat dibedakan dari bermacam-
macam gambar kristalnya. Hal ini dikarenakan semua karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau oaszon bila dipanaskan bersama
fenilhidrazin berlebih. Maltosa, fruktosa, dan glukosa pada reaksinya terbentuk kristal.
Berbeda dengan sukrosa, ketika direaksikan tidak terbentuk kristal. Hal ini dikarenakan
gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada amilum,
sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa.
2. Polisakarida dibuktikan dengan terbentuknya kompleks berwarna spesifik, amilum berwarna biru
dan glikogen berwarna merah sehingga menandakan polisakarida.
3. Gula reduksi pada suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan berwarna
merah pada galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa.
4. Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya endapan merah pada
monosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk endapan merah.
5. Pada pengujian ketosa dibuktikan dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna merah ceri
pada fruktosa sehingga mengandung ketosa.
6. Karbohidrat tersebut dibedakan dari gambar kristalnya. Karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon. Sukrosa tidak membentuk
osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
7. Glukosa dan galaktosa dibedakan berdasarkan bentuk kristalnya, kristal glukosa bertebaran dan
sangat jarang, sedangkan kristal galaktosa tepisah-pisah dan berjauhan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hidayanto, A. P. (2017). Biokimia. Modul Praktikum.
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar : UPT MKU,
Octaviani, Azzya. Uji Karbohidrat- Molisch, Iodium, barfoed, Benedict, Seliwanoff, dan Osazon.
Youtube, diunggah oleh Azzya Octaviani, https://www.youtube.com/watch?v=bs7UD7xyhYE,
Diakses pada (2020, 5 juni).
Al-Kimia Channel. Praktikum Biokimia Umum| Uji karbohidrat Dengan Larutan Molisch.
Youtube, diunggah oleh Al-Kimia Channel, https://www.youtube.com/watch?v=cx-lcZfkrIQ,
Diakses pada (2021, 9 januari).
Al-Kimia Channel. Praktikum Biokimia Umum| Uji karbohidrat Dengan Larutan Iodin. Youtube,
diunggah oleh Al-Kimia Channel, https://www.youtube.com/watch?v=cCFwJ1n5wIk, Diakses
pada (2021, 4 januari).
Al-Kimia Channel. Praktikum Biokimia Umum| Uji karbohidrat Dengan Larutan seliwanoff.
Youtube, diunggah oleh Al-Kimia Channel, https://www.youtube.com/watch?v=XgO0koKibh0,
Diakses pada (2021, 3 Februari)

Anda mungkin juga menyukai