Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“KARBOHIDRAT”
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah karbohidrat berasal dari glukosa sebagai karbohidrat pertama yang berhasil
diperoleh secara murni. Glukosa dengan rumus molekul C 6H12O6 atau (CH2O)6 disangka
sebagai senyawa hidrat dari karbon. Tetapi kemudian istilah ini diketahui merupakan
istilah yang salah karena karbohidrat merupakan suatu polihidroksi dari aldehid dan keton
atau turunannya.
Karbohidrat diperoleh dari tanaman melalui proses fotosintesis. Dengan bantuan
sinar matahari maka CO2 dan H2O akan diubah menjadi glukosa dan O 2. Karbohidrat ini
menjadi sumber energy apabila dikonsumsi melalui proses metabolisme dalam tubuh.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi
lainnya, yaitu sebagia sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai (glukosa) menjadi
alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi. Karbohidrat juga memiliki
beberapa bahan bakar metabolisme, cadangan makanan, serta materi pembangun.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan makhluk hidup.
Pengertian karbohidrat secara singkat adalah senyawa organik yang tersusun dari
unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Klasifikasi karbohidrat sendiri
dikelompokkan berdasarkan banyaknya gugus gula.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara
pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah golongan karbohidrat yang terdiri atas 1 gugus gula dan tidak
dapat terhidolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, contoh gugus gula
monosakarida adalah glukosa, fruktosa serta laktosa. Disakarida adalah golongan
karbohidrat yang terdiri atas 2 gugus gula dan dapat dihidrolisis menjadi Monosakarida.
Contoh gugus gula disakarida adalah sukrosa (glukosa+fruktosa), maltosa ( 2 glukosa),
serta laktosa ( glukosa+galaktosa). Oligosakarida adalah golongan karbohidrat yang
terdiri atas 3-6 monosakarida, contoh gugus gula oligosakarida adalah maltotriosa.
Polisakarida adalahgolongan karbohidrat yang terdiri lebih dari 6 monosakarida,
contohnya adalah pati atau amilum, selulosa dan glikogen.
2.1 Maksud praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah mempelajari struktur, tata nama dan
penggolongan senyawa karbohidrat serta sifat-sifat karbohidrat.
3.1 Tujuan praktikum
Adapun tujuan praktikum adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur,
tatanama, dan pengolongan senyawa karbohidrat dan mampu menganalisis sifat dan
penggolongan karbihidrat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum

Karbohidrat adalah sumber energi yang utama. Ada 2 jenis karbohidrat yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Dalam tubuh keduanya diubah menjadi
gula darah untuk sumber energi. Karbohidrat sederhana adalah aneka jenis gula yang
langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan sumber
kalori yang mengandung vitamin, mineral, dan serat serta lebih bermanfaat untuk tubuh.
Kebutuhan karbohidrat dalam sehari dianjurkan sebanyak 60% dari kebutuhan kalori
sehari. Sumber karbohidrat adalah nasi, jagung, roti, ubi, tepung-tepungan, dan hasilnya
seperti mie, macaroni dan lain-lain (Soenardi, 2002).

Selain karbohidrat, nutrien yang dapat menghasilkan energi adalah protein dan
lemak. Namun jika protein dan lemak dijadikan sebagai sumber energi, maka
penggunaannya sangat tidak efisien. Hal tersebut disebabkan oleh protein merupakan
nutrien yang berfungsi sebagai zat pembangun tubuh dan lemak sebagai bahan bakar di
dalam proses metabolisme tubuh. Oleh karena itu sebagian besar energi yang diserap
tubuh adalah energi yang berasal dari karbohidrat. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka sangat penting dalam melakukan pengujian terhadap bahan pakan untuk
mengetahui kandungan nutriennya sehingga penggunaan sumber energi dapat diperoleh
dari bahan pakan yang sesuai. (Monruw, 2010).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara
pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang
tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil.
Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan
akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut
aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida
seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan
satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden, 1990)
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan
monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida
dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika
mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut
ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12 O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan
pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah
fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa
disakarida (Morrison,1983).
Klasifikasi karbohidrat:
a. Monosakarida
Karbohidrat ini, umumnya dirujuk sebagai gula yang mengandung 3 sampai 9
atom karbon. Kebanyakan maonosakarida yang umu di alam mempunyai 5 karbon
pentose atau 6 hektose. (satyajit,2009)
Beberapa monosakarida yang lazim adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
(mustamin,2010)
1) Glukosa, nama lain adalah gula darah ( dijumpai dalam darah), gula anggur
(dijumpai dalam buah anggur), dektrosa (memutar bidang polarisasi ke kanan).
2) Fruktosa, disebut juga levulosa ( memutar bidang polarisasi ke kiri) merupakan gula
termanis terdapat dalam buah-buahan dan madu dalam sukrosa (gula tebu)
3) Galaktosa terdapat dalam laktosa (gula susu)yang terikat dengan glukosa.
b. Di-,tr--,dan tetra-sakarida
Karbohidraat ini merupakan dimer,trimer dan tetramer monosakarida dibentuk
dari 2,3 atau 4 molekul manosakarida, dengan eliminasi satu, dua, atau tiga molekul air.
(satyajit,2009)
Beberapa disakarida yang lazim adalah maltose, laktosa, dan sukrosa. (mustamin,
2010):
1) Maltose yaitu disakarida terdiri dari dua satuan D-glukopiranosa. Maltose digunakan
dalam makanan bayi dan susu belmalt.
2) Laktosa yaitu disakarida yang terdiri dari 2 satuan D-glukopiranosa dan D-
galaktropinasa.
3) Sukrosa yaitu disakarida disebit juga gula tebu.
c. Oligosakarida
Nama oligosakarida merujuk pada sakarida-sakarida yang mengandung 2 sampai
10 monosakarida, sebagai contoh rafinosa, ditemukan dalam biji dan kacang-kacangan,
merupakan oligosakarida yang tersusun dari 3 unit monosakarida, yakni galaktosa,
glukosa, dan fruktosa. (satyajit, 2009)
d. Polisakarida
Polisakarida tersusun dari monosakarida yang dangat banyak, dan banyaknya
molekul monosakarida yang meyusu sering diketaui sebagai kurang lebih sebagai
contoh, selulosa dan amilum merupakan polisakarida yang tersusun dari satuan glukosa.
(satyjit, 2009).

Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menetukan karkteristik bahan


makanan, misalnya raasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral dan berguna untuk membantu matabolis melemak dan protein
(mulyono,2006)

Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang
berfunsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan funsional dalam proses
metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan jenis-jenis
karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat
secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed, Benedict, Selliwanof
dan uji Iod (Morrison,1983).

Banyak tes digunakan untuk mengetahui kerakteristik karbohidrat, uji molish adalah
pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat
untuk mengalami dehidrasi asam katalis. Uji seliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa
(enam karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldose (enam karbon aldehid
pada ujung). (pudjatmaka,2004)

Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakarida dan disakarida yang


mengandung gugus aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri
pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida
yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk
menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton,1980).
Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi Benedict akan terjadi
perubahan warna dari biru-hijau-kuning kemudian kemerah-merahan dan akhirnya
terbentuk endapan merah bata kupro oksida apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi
cukup tinggi. Seperti halnya pereaksi Fehling, dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi
akan teroksidasi menjadi asam onat, sedangkan pereaksi Benedict (sebagai Cu ++) akan
tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi, dalam uji ini terjadi proses oksidasi dan proses
reduksi (Eaton,1980).

Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan


adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam potassium iodide. Reaksi antara
polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya
membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan
karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk
struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodine (Monruw, 2010).

Fungsi karbohidrat yaitu :

1. Sebagai sumber energi utama bagi tubuh


2. Penting untuk metabolisme lemak normal karena jika karbohidrat kurang, maka
lemak digunakan sebagai sumber energi.
3. Pada hati, glucorinic acid mempunyai fungsi yang penting dalam pengikat racun
kimia dan bakteri (Asmadi,2009)
2.2 Uraian Bahan
a. Air suling (FI V : 63)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
kegunaan : sebagai pelarut
b. Amilum (FI III : 720)
Nama resmi :AMYLUM
Nama lain : amilum
Rumus molekul : C6H20O10
Rumus struktur :

Pemerian : serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil, tidak


berbau, tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalm etanol (95%) P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
kegunaan : sebagai sampel
c. Asam sulfat (FI V : 165)
Nama resmi : ASAM SULFAT
Nama lain : asam sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Berat molekul :98,07 g/mol
Rumus struktur :
Pemerian : cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam
dan korosif. Bobot jenis lebih kurang 1,84
Kelarutan : bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan
menimbulkan panas
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
d. Glukosa (FI V : 296)
Nama resmi : GLUKOSA
Nama lain : dekstrosa
Rumus molekul : C6H12O6.H2O
Berat molekul : 198,17 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : habur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih,
tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan : sangat mudah laruta dalam air mendidih, mudah larut dalam
air, larut dalam etanol mendidih, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah dosis tunggal, sebaiknya dari kaca tipe I atau
tipe II
kegunaan : sebagai sampel
e. Sukrosa (FI IV : 762)
Nama resmi : SUKROSA
Nama lain : sukrosa
Rumus molekul : C12H22O11
Rumus struktur :
Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, mass hablur atau berbentuk
kubus, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis,
stabil di udara, larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
kegunaan : sebagai sampel
f. Iodium (FI V : 571)
Nama resmi : IODUM
Nama lain : iodium
Rumus molekul : I2
Berat molekul : 129,90 g/mol
Rumus struktur : I—I
Pemerian : keping atau granul, berat, hitam keabuan-abuan, bau khas,
berkilau seperti metal
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam karbon
disulfide dalam kloroform, dalam karbon tetraklorida dan
dalam eter, larut dalam etanol dan dalam larutan iodide, agak
larut dalam gliserin.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

g. Pereaksi molisch
1. α-naftol (FI V : 1725)
Nama resmi : α-NAFTOL
Nama lain : 1-naftol
Rumus molekul : C10H7OH
Berat molekul : 144,17 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna atau agak merah
muda
Kelarutan : larut dalam natrium hidroksida, encer dengan air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
kegunaan : sebagai pereaksi
2. Etanol (FI V : 399)
Nama resmi : ETANOL
Nama lain : alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78%,
mudah terbakar.
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua
pelarut organik
Penyimpanan :dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
kegunaan : sebagai pereaksi
h. Pereaksi fehling (FI III : 692)
Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tatrat dalam NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
kegunaan : sebagai pereaksi

i. Pereaksi benedict
1. C6H5Na3O7 (FI V : 926)
Nama resmi : NATRII CITRAS
Nama lain : Natrium sitrat
Berat molekul : 258.07 g/mol
Rumus molekul : C6H5Na3O7
Rumus struktur :
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih
Kelarutan : dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam
etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan
minuman
2. Na2CO3 (FI V : 1729)
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Nama lain : Natrium Karbonat
Berat molekul : 105,99 g/mol
Rumus molekul : Na2CO3
Rumus struktur :

Pemerian : serbuk hablur putih


Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan air mendidih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : zat tambahan
3. CuSO4 . 5H2O ( FI III : 731)
Nama resmi : CUPRI SULFAS
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
Berat molekul : 249,69 g/mol
Rumus molekul : CuSO4 . 5H2O
Rumus struktur :

Pemerian : serbuk hablur atau keabuan bebas sedikit warna biru


Kelarutan : larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi

j. Pereaksi barfoed
1. Tembaga (II) asetat
Nama resmi : CUPRI (II) ASETAT
Nama lain : tembaga (II) asetat
Rumus molekul : (C2H3O2)2. CuH2O
Berat molekul : 60,05 G/MOL
Pemerian : serbuk atau hablur, hijau biru, bau lemah asam asetat
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) dan gliserol
2. Asam asetat ( FI V : 143)
Nama resmi : ACETIC ACID
Nama lain : asam asetat
Rumus molekul : C2H4O2
Berat molekul :60,05 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : cairan, jernih tidak berwarna, bau khas menusuk, rasa asam
yang tajam
Kelarutan :dapat bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan
gliserol
Penyimpanan : dalam wadah tertutu rapat
kegunaan : sebagai pereaksi

k. Pereaksi seliwanoff
1. Resorsinol (FI V : 1089)
Nama resmi : RESORSINOL
Nama lain : resorsinol
Rumus molekul : C6H6O2
Berat molekul : 110,11 g/mol
Rumus struktur :
Pemerian : serbuk atau hablur bentuk jarum, putih atau praktis putih, bau
khas lunak, rasa manis diikuti rasa pahit. Olrh pengaruh
cahaya atau udara, berwarna agak merah muda.
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol dalam gliserol dan dalam
eter, sukar larut dalam kloroform. Larutan (1 dalam 20)
bereaksi netral atau asam terhadap kertas lakmus
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya
kegunaan : sebagai pereaksi
2. Asam klorida (FI V : 156)
Nama resmi : HYDROCHLORIC ACID
Nama lain : asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46 g/mol
Rumus struktur : H—Cl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika
diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap hilang.
Bobot jenis lebih kurang 1,18.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
kegunaan : sebagai pereaksi

l. Fenilhidrazin-hidroklorida (FI V : 1709)


Nama resmi : FENILHIDRAZIN-HIDROKSIDA
Rumus molekul : C6H5NHNH2.HCl
Berat molekul : 144,60 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : serbuk, putih atau hampir putih


Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
kegunaan : sebagai zat tambahan

m. Natrium asetat (FI III : 709)


Nama resmi : NATRIUM ASETAT
Rumus molekul : CH3O2Na

Berat molekul :136.,08 g/mol


Rumus struktur :

Pemerian : hablur putih, kelabu pucat atau coklat sangat pucat


Kelarutan : sangat mudah larut dalam air

BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat
Tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, gegep kayu, rak tabung, plat tetes, lampu
spirtus, alat pemanas, dan mikroskop.
3.2 Bahan
Amilum, sukrosa, glukosa masing-masing dalam larutan 1%, larutan asam sulfat
pekat (H2SO4), pereaksi molisch,larutan iodium, pereaksi fehling A dan fehling B,
pereaksi benedict, pereaksi barfoed, pereaksi seliwanof, fenilhidrazin-hidroksida dan
natrium asetat.
3.3 Cara kerja
1. Uji molisch
1) Siapkan 3 tabung reaski
2) Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi
larutan amilum
3) Dimaukkan 15 ttetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
4) Ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch
5) Dicampurkan dengan baik
6) Dimiringkan tabung reaksi lalu di alirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4
7) Diamati pembentukan cincin berwarna ungu
2. Uji iodium
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
3) Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
4) Diamati warna spesifik yan terbentuk
3. Uji fehling
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi
larutan amilum
3) Dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 10 tetes pereaksi
fehling A dan fehling B, homogenkan
4) Dipanaskan perlahan-lahan, dinginkan
5) Diperhatikan warna dan endapan yang terbentuk
4. Uji benedict
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi
larutan amilum
3) Dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 15 tetes pereaksi
benedict, homogenkan
4) Panaskan pada lampu spirtus, dinginkan
5) Diperhatikan warna dan endapan yang terbentuk.
5. Uji barfoed
1) Siapkan 2 tabung reaksi
2) Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa
3) Dimasukkan 10 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 10 tetes pereaksi
barfoed, homogenkan
4) Panasakn pada tangas air
5) Diamati warna atau endapan yang terbentuk
6. Uji seliwanof
1) Siapkan 2 tabung reaksi
2) Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa
3) Dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 15 tetes pereaksi
seliwanof ke dalam tabung reaksi
4) Panasakn pada lampu spiritus
5) Diamati warna larutan, hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan
berwarna merah orange
7. Uji osazon
1) Siapkan 2 tabung reaksi
2) Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa
3) Dimasukkan 2 ml larutan uj kedalam tabung reaksi
4) Ditambahkan seujung sepatel fenilhidrazin-hidroksida dan Kristal natrium asetat
5) Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa menit
6) Didinginkan perlahan-lahan di bawah air keran
7) Diamati Kristal yang terbentuk dan diidentifikasai di bawah mikroskop
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No. A. Golongan karbohidrat Sampel Keterangan
1. Monosakarida Glukosa, galaktosa, dan Terdiri 1 gugus cincin
fruktosa
2. Disakarida Sukrosa dan maltosa Terbentuk dari
gabungan molekul
monosakarida
3. Polidisakarida Amilum, tepung tapioka, Karbohidrat kompleks
dan tepung maizena
B. Pereaksi spesifik Perubahan yang terjadi Golongan karbohidrat
dalam kerbohidrat
4. Uji molisch Terbentuk cincin ungu Seluruh jenis
karbohidrat
5. Uji iodium Membentuk kompleks biru Polisakarida
6. Uji fehling Warna merah bata Karbohidrat pereduksi
7. Uji benedict Larutan hijau, merah, monosakarida dan
orange, atau merah bata, glukosa pereduksi
serta adanya endapan
8. Uji barfoed Endapan merah orange Monosakarida
9. Uji seliwanoff Katosa berwarna merah Aldosa dan ketosa
tua dan aldose berwarna
merah muda
10. Uji osazon Membentuk kristal Monosakarida dan
disakarida
1. Uji Molisch

No. Sampel uji Hasil uji molisch Karbohidrat (+/-)


1. Glukosa 1% Membentuk cincin ungu +(lambat)
2. Sukrosa 1% Membentuk cincin ungu ++(sedang)
3. Amilum 1% Membentuk cincin ungu +++(cepat)

2. Uji Iodium

No. Sampel uji Hasil uji iodium Polisakarida (+/-)


1. Glukosa 1% Membentuk larutan kuning -
2. Sukrosa 1% Membentuk larutan kuning -
3. Amilum 1% Membentuk larutan biru tua +

3. Uji Fehling

No. Sampel uji Hasil uji fehling Gula reduksi (+/-)


1. Glukosa 1% Membentuk endapan merah +
bata
2. Sukrosa 1% Tidak membentuk endapan -
3. Amilum 1% Tidak membentuk endapan -

4. Uji Benedict

No. Sampel uji Hasil uji benedict Gula reduksi (+/-)


1. Glukosa Membentuk endapan merah +
bata dan larutan hijau
2. Sukrosa Tidak membentuk endapan -
3. Amilum Tidak membentuk endapan -

5. Uji Barfoed

No. Sampel uji Hasil uji barfoed Monosakarida (+/-)


1. Glukosa Membentuk endapan merah +
orange
2. Sukrosa Tidak membentuk endapan -
3. Amilum Tidak membentuk endapan -

6. Uji Seliwanoff

No. Sampel uji Hasil uji seliwanoff Ketosa (+/-)


1. Glukosa Membentuk merah orange +
2. Sukrosa Tidak terbentuk endapan -
3. Amilum 1% + reagen Tidak terbentuk endapan -
seliwanoff

7. Uji Osazon

No. Sampel uji Hasil uji osazon Gambar osazon


(mikroskop)
1. Glukosa Membentuk endapan serabut +
putih
2. Sukrosa Tidak membentuk endapan -
serabut putih
3. Amilum Tidak membentuk endapan -
serabut putih
Kesimpulan:

Reagen Monosakarida Disakarida Polisakarida


Molisch   
Iodium 
Fehling  
Banedict  
Barfoed 
Seliwanoff 
Osazon   

4.2 Pembahasan

Karbahidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai dialam, terutama


sebagai penyusun tumbuh-tumbuhan, nama lain karbohidrat adalah sakarida (Saccharum
= gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang
mengandung unsur unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus
empiris total (CHnO). karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida diantaranya
glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.

Percobaan pertama pada praktikum ini yaitu, Uji molisch. Pengujian yang paling
umum dilakukan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Adapun larutan spesifik
yang di gunakan pereaksi uji molisch adalah asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan
glikolisik menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan
turunannya. Larutan uji yang dipakai Pada percobann ini adalah amilum, sukrosa, dan
glukosa masing-masing dalam 1% larutan yang telah di tetesi dengan pereaksi mochlisch
kemudian akan di hidrolisis dengan asam sulfat pekat maka terjadi pemutusan ikatan
glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi di sakarida dan monosakarida.
Maka hasil yang di dapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang di uji adalah
karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada ketiga tabung
tersebut.

Percobaan kedua yaitu, uji iodium. Larutan uji yang dipakai Pada percobaan ini
adalah glukosa , fruktosa dan amilum masing-ma sing dalam larutan 1% dengan
menggunakan preaksi spesifik yaitu larutan iodium di mana didapatkan hasil yang
direaksikan dengan iodium menghasilkan larutan biru pekat yang menandai hasil positif
jika mengandung polisakarida sedangkan pada sampel glukosa dan sukrosa tidak
menghasilkan warna yang spesifik, oleh karena itu hasil yang di tunjukkan negatif.
Terbentuknya warna biru di sebabkan molekul Amilosa dan amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul larutan iodium.
Pada percobaan ketiga yaitu uji fehilng dengan menggunakan sampel yaitu glukosa,
sukrosa, dan amilum yang akan direaksikan dengan pereaksi fehling A dan fehling B
ketika glukosa direaksikan dengan larutan fehling a dan fehling B menghasilkan larutan
berwarna biru tua. Namun setalah dipanaskan terbentuk endapan merah bata. Hal ini
disebabkan karena larutan fehling yang terdiri dari campuran cupri sulfat. Na-kalium
tartrat dan natrium hidroksida dengan gula reduksi yang dipanaskan akan membentuk
endapan yang berwarna hijau, kuning orange, jingga atau merah, tergantung dari macam
gula reduksinya. Alasan digunakannya larutan fehling A dab B karena larutan fehling
dapat menunjukkan uji postif yang ditandai dengan adanya endapan merah bata.

Dalam percobaan uji benedict yaitu menghasilkan reaksi positif yang berarti adanya
karbohidrat yang tergolong monosakrida dan disakarida yang menunjukkan adanya
endapan berwarna merah bata pada larutan glukosa dan sedangkan pada larutan sukrosa
serta amilum tidak terjadi endapan. Dari hasil yang didapatkan, sesuai dengan teori,
menurut teori uji benedict dengan glukosa dan sukrosa akan menghasilkan endapan
merah mata yang tidak larut, akibat reaksi dari ion tembaga II direduksi menjadi
tembaga I. Benedict digunakan untuk membuktikan adalanya gula pereduksi.

Percobaan ke lima yaitu uji barfoed merupakan uji umum untuk menunjukkan
adanya monosakarida pada sampel. Dimana pada uji barfoed menggunakan sampel
glukosa dan sukrosa kemudian akan direaksikan dengan pereaksi barfoed. Uji positif di
tujnjukkan dengan terbentuknya endapan merah oren pada praktkum yang telah
dilakukan di dapat kan hasil bahwa pada uji barfoed pada tabung 1 yang berisi glukosa
menunjukkan adanya endapan berwarana merah orange.

Dalam percobaan uji seliwanoff yaitu menghasilkan reaksi positif yang berarti
adanya disakarida dalam sampel dan membentuk warna merah arange. Pada uji ini
glukosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni merah orange yang
mengidentifikasi adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida. HCI
yang terkandung dalam seliwanoff ini mendehidrasi fruktosamenghasilkan
hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol
membentuk larutan yang berwarna merah orange. sedangkan pada larutan sukrosa dan
amilum tidak membentuk endapan atau warna orange.

Pada uji terakhir adalah uji osazon semua karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon bila di panaskan bersama
fenildidrazin berlebih. Osazon yang terjadi akan membentuk kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon disakarida larut dalam air mendidih dan membentuk kembali ketika di
dinginkan. Namun berbeda dengan sukrosa tidak membentuk osazan karena gugus
aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. dalam percobaan
uji osazon yaitu menghasilkan reaksi postif yang berarti adanya monosakrida, disakarida,
polisakarida dalam sampel tersebut dan membentuk endapan serabut putih dalam larutan
glukosa sedangkan larutan sukrosa dan amilum tidak membentuk endapan serabut putih.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum ini, dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Pada uji Molisch terhadap sampel glukosa, sukrosa, amilum terjadi reaksi positif
karena membentuk cincin ungu.
2. Pada uji lodium sampel glukosa 1% dan sukrosa 1% menunjukkan reaksi yang
negative karena membentuk larutan kuning, sedangkan amilum 1% menunjukkan
reaksi positif karena membentuk larutan biru tua.
3. Pada uji Fehling terhadap sampel glukosa, sukrosa, dan amilum yang ditambahkan
pereaksi Fehling A dan B hanya glukosa saja yang menunjukkan reaksi positif
yaitu membentuk endapan merah bata.
4. Pada uji Benedict terhadap sampel glukosa, sukrosa, dan amilum yang
ditambahkan pereaksi Benedict hanya glukosa saja yang menunjukkan reaksi
positif yaitu membentuk endapan merah bata.
5. Pada uji Barfoed terhadap sampel glukosa, sukrosa, dan amilum. Hanya glukosa
yang menghasilkan reaksi positif membentuk endapan merah bata.
6. Pada uji Seliwanof terhadap sampel glukosa, sukrosa, dan amilum. Hanya glukosa
yang menghasilkan reaksi positif membentuk merah orange.
7. Pada uji Osazon sukrosa membentuk endapan, serabut putih. Sedangkan sukrosa
tidak membentuk endapan, serabut putih.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu diharapkan lebih teliti dalam mengamati setiap
perubahan yeng terjadi pada sampel yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2009, Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klei. Jakarta: Salemba Medika

Ditjen POM,1979, Farmakope Indonesia Edisi Ke III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ditjen POM 2014, Farmakope Indonesia Edisi Ke V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Eaton,David C. 1980. The World Of Organic Chemistry. New York:Mc-Graw-Hill Book

Company

Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Monruw. 2010. Uji Iod. Pola Hidup Sehat Berpantang Daging. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edition. New York:

New York University.

Mustamin. 2010. Buku Ajaran Edisi 2 Kimia Umum Kesehatan. Makassar: Kretakupa Print

Mulyono. 2010. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara

Pudjatmaka, Hadyana. 2004. Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka

Satyajit. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia Organik Alam Dan Umum.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Soenardi, Tuti. 2002. Seri Menu Anak: Makanan Sehat Penggugah Selera Makan Balita.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai