“KARBOHIDRAT”
Oleh :
CHINTYA GIBSY
NIM. 2021E0B050
PROGRAM STUDI
D3 FARMASI
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MATARAM TAHUN AJARAN
2022/2023
BAB I
KARBOHIDRAT
TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut,
maka senyawa ini pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai
karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat dari karbon”
merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa yang
mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat (Tim Dosen,
2010).
Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus CH2O
atau HCHO. Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau
dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya (Tim
Dosen, 2010).
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat
pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton). Gugus-gugus
fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada
pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan
polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis (Tim
Dosen, 2010).
Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal
dari karbohidrat. Menurut Neraca Bahan Makanan 1990 yang dikeluarkan oleh Biro
Pusat Statistik, di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah
energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-negara maju seperti
AmerikaSerikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai
energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2010).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat
kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul
(Almatsier, 2010).
Karbohidrat sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) :
1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air,
yaitu [C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5];
2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom
C ada 11 molekul air [C12(H2O)11];
3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida
4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa,
dan fruktosa.
Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa,
pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai
aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa
tersebut (Murray dkk, 2009).
Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah
ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari
gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-
masing membawa gugus hidroksil (Tim Dosen, 2010).
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini
secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,
dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom
hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom
inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain
ketiga monosakarida tersebut (Almatsier, 2010).
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak
begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa
ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara
atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan
melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam
bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul
monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida;
monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa (Almatsier, 2010).
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada
empat jenis gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol terdapat
di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Sorbitol banyak
digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman
ringan, selai dan kue-kue. Manitol dan dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari
monosakarida manosa dan galaktosa. Secara komersial, manitol diekstraksi dari sejenis
rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
Sedangkan inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol
terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia. Bentuk esternya
dengan asam fitat menghambat absorpsi kalsium dan zat besi dalam usus halus
(Almatsier, 2010).
Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida.
Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray
dkk, 2009).
Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat di dalam biji
tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan.seperti halnya polisakarida nonpati,
oligosakarida ini di dalam usus besar mengalami fermentasi (Almatsier, 2010).
Untuk karbohidrat kompleks terdiri atas (Almatsier, 2010):
Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat
diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab
itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk
memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total
berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula
sederhana.
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Pipet tetes
5. Plat tetes
6. Pemanas spritus BAHAN :
1. Pereaksi benedict
2. Perekasi molisch
3. Pereaksi barfoed
4. Perekasi seliwanoff
5. Larutan iodium
6. HCl 2N
7. H2SO4 pekat
8. NaOH 2%
9. Larutan karbohidrat, seperti : 0,1 M Sukrosa; 0,1 M Glukosa; 0,1 M Arabinosa; 0,1 M
Maltosa; 0,1 M Galaktosa; 0,1 M Fruktosa; 0,1 M Laktosa; Larutan Pati (amilum) 1%.
CARA KERJA
1. Uji Molisch
a. Masukkan 1 mL larutan karbohidrat (glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, larutan 1%
amilum) kedalam tabung reaksi yang berbeda-beda
b. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch
c. Kocok perlahan dan tambahkan 1 mL H2SO4
d. Amati perubahan warna yang terjadi
2. Uji Benedict
a. Masukkan masing-masing larutan karbohidrat sebanyak 1 mL kedalam tabung reaksi
yang berbeda-beda.
b. Tambahkan 1 ml pereaksi benedict
c. Campurkan dan panaskan di atas api spirtus selama 5 menit
d. Dinginkan dan amati perubahan warna serta endapan yang terjadi
3. Uji Barfoed
a. Masukkan masing-masing larutan karbohidrat sebanyak 1 mL kedalam
tabung reaksi yang berbeda-beda.
b. Tambahkan 1 ml pereaksi barfoed
c. Panaskan diatas pemanas spritus sampai mendidih selama 1-2 menit
d. Dinginkan pada air mengalir selama 2 menit
4. Uji Seliwanoff
a. Masukkan 1 mL larutankarbohidrat (sukrosa, glukosa, galaktosa, fruktosa,
arabinosa)
b. Tambahkan 1 mL perekasi seliwanoff
c. Didihkan diatas api kecil sampai mendidih selama 1 menit
d. Amati perubahan warna yang terjadi.
SKEMA KERJA
Uji Molish
2 ml glukosa, sukrosa, pati
1% ditambahkan dua tetes pereaksi Molish ke dalam setiap tabung
diaduk dengan baik
ditambahkan 5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung
Hasil
Hasil
Hasil
3.3.4 Uji Barfoed
1 ml glukosa, fruktosa, sukrosa 1%
ditambahkan reagen barfoed 3ml
ditempatkan dalam penangas air 1 menit sampai terlihat adanya reaksi reduksi
Hasil
Hasil
2 ml sukrosa 1%
ditambahkan 1 ml HCl pekat
dipanaskan dalam penangas air 15 menit
didinginkan
ditambahkan 8 ml NaOH 10% untuk penetralan
diuji dengan pereaksi Molish, benedict, barfoed, seliwanoff, Tauber
Hasil
3.3.7 Hidrolisis Pati
25 ml pati 1%
ditambahkan 1 ml HCl pekat
dipanaskan dalam penangas air 15 menit
didinginkan
ditambahkan 8 ml NaOH 10% untuk penetralan
diuji dengan pereaksi Molish, benedict, barfoed, seliwanoff, Tauber
Hasil
Hasil
Tabung I Larutan pati 1% Tabung III gum arab 1%
Tabung II dekstrin1%
DAFTAR PUSTAKA
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
https://www.academia.edu/44766426/Laporan_Praktikum_Uji_Kualitatif_Karbohidrat