Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

“IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : DESY WULANDARI BERUTU


NIM 2248201012

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SENIOR
MEDAN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam
yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman
yang berklorofil,karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbondioksida dan
molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut fotosientesis (Tim Dosen,
2010).
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan
dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan
merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat
yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan
dalam akar, batang, dan biji sebagai pati(amilum). Karbohidrat dalam tubuh
manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino,gliserol lemak, dan
sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah.
Karbohidrat yangdihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu
dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara (Almatsier, 2010).

1.2 TUJUAN
1. Mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam sampel melalui penambahan
pereaksi atau reagen tollesn dan benecdit.
2. Mempelajari dan mengamati perubahan yang terjadi disaat dilakukan penambahan
reagen atau pereaksi.
3. Mampu menggolongkan karbohidrat apakah termasuk monosakarisda, disakarida
atau polisakaroda melalui percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI KARBOHIDRAT


Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai sebagai
penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah
sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah
polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n
(Yazid & Nursanti, 2015).
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang bisa dihidrolisis menjadi
polisakarida, aldehid dan keton. Karbohidrat pada tumbuhan berupa amilum atau
pati. Pati merupakan polimer yang dibentuk dari glukosa jenis monomer, yang
dihubungkan dengan rantai yang mirip dengan maltosa, misalnya amilosa dan
amilopektin. Amilosa dapat memberikan warna biru). sedangkan amilopektin
akan memberikan warna merah ungu jika dilarutkan dengan iodin (Nurcahyani,
dkk 2019
Karbohidrat memiliki peran yang berharga dalam kehidupan sehari-hari,
karena merupakan salah satu sumber kebutuhan penting bagi manusia dan hewan.
Karbohidrat memiliki beberapa unsur, antara lain karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O). Rumus molekul utama dari karbohidrat Cn(H2O) atau (CH2O)n. Ada
beberapa bentuk karbohidrat yang terpenting yaitu monosakarida, disakarida,
olisakarida dan polisakarida (Nurfadilah, dkk 2019).

2.2. KLASIFIKASI KARBOHIDRAT


Karbohidrat dapat dibagi menjadi 2 yaitu Karbohidrat Sederhana dan
Karbohidrat Komplek.
a. Karbohidrat Sederhana
Menurut Mappanyukki(2019), karbohidrat Sederhana merupakan suatu
karbohidrat yang memiliki molekul gula sebanyak satu atau dua terdiri dari :
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan molekul yang paling kecil dalam karbohidrat.
Monosakarida dalam tubuh manusia langsung ditampung oleh dinding usus halus
kemudian masuk kedalam darah.Monosakarida dalam tubuh tidak lagi dapat
dihidrolisis menjadi karbohidrat sederhana dengan larytan asam dalam air (Bahri,
dkk 2018).
a. Glukosa
Glukosa (C6H12O6) adalah suatu aldohesosa dan sering disebut dekstrosa
karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di
alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam medis,
glukosa sering disebut gula darah sebab glukosa diketahui dalam aliran darah
cukup melimpah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau
konsentrasi yang tetap yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah.(Poedjiadi,
1994).

b. Fruktosa
Fruktosa disebut juga levulosa atau gula buah. Fruktosa merupakan suatu gula
kristal yang terdapat bersama glukosa dalam madu dan buah-buahan. Reaksi
kimia dan analisis yang menunjukkan bahwa molekul fruktosa mengandung lima
gugus hidroksil dan gugus karbonil keton pada C-2 dan rantai enam karbon
(Keenan, 1986).

c. Galaktosa
Galaktosa jarang terdapat di alam bebas. Umumnya berikatan dengan glukosa
dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai
rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa
mempunyai sifat memutar bidang cahaa terpolarisasi ke kanan. (Poedjiadi, 1994).

2. Disakarida
Disakarida merupakan dua monosakarida yang digabungkan menjadi satu..
Disakarida dikelompokkan 6 dalam tiga golongan yaitu Glukosa, Fruktosa dan
Fruktosa (Nurul, dkk 2019).
a. Sukrosa
Molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu
antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada
fruktosa melalui atom oksigen. Madu lebah sebagian besar terdiri atas gula invert
sukrosa dan dengan demikian madu mempunyai rasa lebih manis daripada gula.
Sukrosa memiliki sifat mudah larut dalam air dan kelarutannya akan meningkat
dengan adanya pemanasan. Titik leleh sukrosa adalah pada suhu 160 C dengan
membentuk cairan yang jernih, namun pada pemanasan selanjutnya akan
berwarna coklat atau dikenal dengan proses browning (Buckle, 1987).

b. Laktosa
Laktosa adalah suatu disakarida yang terbentuk antara ikatan galaktosa dan
glukosa yang terjadi antar atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon
nomor 4 pada glukosa. Dalam susu terdapat lakotsa yang sering disebut gula susu.
Pada wanita yang sedang dalam masa laktasi atau masa menyusui, laktosa
kadang- kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat rendah.
Dibandingkan dengan glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis
(Buckle, 1987).
c. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa.
Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan karbon nomor 4.
Maltosa merupakan hasil antara proses hidrolisis amilum dengan asam maupun
dengan enzim. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa yang lebih
manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa (Buckle,1987).
3. Olisakarida
Olisakarida adalah suatu polimer yang berasal dari dua sampai beberapa unit
monosakarida (Sukardiman, dkk 2020).
b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang memiliki struktur kimia terdiri dari
molekul gula sebanyak tiga atau lebih yang saling bersangkutan dalam suatu
rantai molekul
terdiri dari :
 Polisakarida
Pada umumnya, polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks
daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas
banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya, polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan
tidak mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari
beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air
akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya
ialah amilum, glikogen dan selulosa (Dahlqvist,1987).
a.Amilum
Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis
juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amylase (Poedjiadi, 1994).

b. Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel.
Serat kapas boleh dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Selulosa tidak dapat
terhidrolisis dengan asam encer, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapt
terhidrolisis menjadi selobiosa dan D-glukosa (Poedjiadi, 1994).

c. Glikogen
Pada tubuh manusia, glikogen terdapat dalam hati dan otot. Glikogen yang
terlarut dalam air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol. Endapan
yang terbentuk apabila dikeringkan erbentuk serbuk putih. Glikogen dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994).

d. Pati
Pati adalah karbohidrat polimer glukosa,yang terdiri atas amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan bagian polimer linier dengan ikatan α-(1−> 4)
unit glukosa. Amilopektin merupakan polimer α-(1−> 4) unit glukosa dengan
rantai
samping α-(1−> 6) unit glukosa (Herawati H, 2009). Berikut adalah struktur pati
(Herawati H, 2009):

2.3 UJI KARBOHIDRAT


2.3.1ANALISA KUALITATIF
2.3.1.1 UJI MOLISH
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji
Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari
Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan
munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang
terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H 2SO4 pekat
perlahan- lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.
Prinsip : bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan H2SO4
pekat akan terhidrolisis membentuk furural. Furfural ini akan membentuk
persenyawaan dengan naftol ditandai dengan terbentuknya warna violet (cincin).
Oleh karena H2SO4 dapat menghidrolisis oligosakarida dan polisakarida
(Winarno, FG, 2004).

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


2.3.1.2 UJI FEHLING
Reagen yang digunakan untuk melakukan uji fehling adalah Fehling A (CuSO4)
dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Reaksi yang terjadi dalamuji fehling
adalah :

Dalam Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel
terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH– membentuk asam
karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil
sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat. Uji fehling digunakan
untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat denganmengetahui adanya gugus
aldehid (Fitri dan Fitriana 2020).
Prinsip : larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direaksikn oleh gula yang
mempunyai gugus aldehida sehingga cupri oksida (CuO) tereduksi menjadi Cu2O
yang berwarna merah bata (Mulasari,2013).
2.3.1.3 UJI BENEDICT
Uji benedict pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama
Stanley Rossiter Benedict. Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil
positif dengan uji benedict, disakarida pereduksi seperti maltosa dan laktosa juga
menunjukkan hasil positif. Disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan jenis-
jenis polisakarida tidak bereaksi positif dengan uji ini. Uji benedict adalah uji
kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi Gula pereduksi
meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan biasa
diuraikan menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karakteristik gula
pereduksi adalah tidak larut atau bereaksi langsung dengan reagen Benedict.
Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu 2+
dalam suasana alkalis akan menjadi Cu+, yang mengendap sebagai CU2O
berwarna merah bata. Dengan reaksi sebagai berikut :
2.3.1.4 UJI SELIWANOFF
Uji selliwamof adalah sebuah uji kimia yang membedakan antaram gula aldose
dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldose via gugus fungsi keton/aldehida gula
tersebut. Jika gula tersebutu mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya
jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldose. Prinsipnya berdasarkan
konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh asam
hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan dengan
resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk
ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan
memberikan reaksi positif dengan uji selliwanof yang akan memberikan warna
jingga pada larutan (Winarno, FG, 2004).

2.3.1.5 UJI IODIUM


Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat
menghasilkanwarna yang khas. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati,
terdapat unit-unit glukosayang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unitglukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekuliodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua padakompleks tersebut
(Fessenden, 1986).
Pati (starch) merupakan poliodsakarida yang terdapat pada sebagaian tanaman,
terutama dalam golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung
atau padi. Pati terbagi menjadi dua fraksi, yaitu : Fraksi terlarut disebutamilosa
(±20%), dan struktur makromakuler linier yang dengan iodiummemberikan warna
biru dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (±80%) dengan struktur
bercabang. Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks
adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan
warnabiru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah
coklat (Mustaqim, 2012).

2.3.2 ANALISA KUANTITATIF


Banyaknya cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya karbohidrat
dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi,cara fisik,cara
ensimatik,atau biokimiawi,dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat yang
termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan
sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisis
dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu.
 Metode Luff Schoorl
Prinsip analisa ini adalah gula dalam contoh direaksikan dengan luff schoorl
berlebih. Kelebihan luff dititrasi dengan larutan baku Na.thiosulfat. Pada
penentuan gula cara luff schoorl yang ditentukan bukan kuprooksida yang
mengendap tetapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum
direaksikan dengan gula reduksi [titrasi blangko] dan sesudah direaksikan dengan
gula reduksi [titrasi sample]. Penentuanya dengan titrasi menggunakan Na
thiosulfat. Selisih titrasi blangko dengan titrasi sample ekuivalen dengan
kuprooksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang
ada di dalam bahan atau larutan. Reaksi yang terjadi selama penentuan
karbohidrat cara ini,mula-mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan
membebaskan iod dari garam K-iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan
ekuivalen dengan titrasi menggunakan Na thiosulfat. Untuk mengetahui bahwa
titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator amilum. Apabila larutan sudah
berubah warnanya dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Agar
perubahan warna dari biru menjadi putih dapat tepat maka penambahan amilum
diberikan pada saat titrasi blangko dan titrasi sample kemudian
dikonsultasikan dengan tabel yang sudah tersedia yang menggambarkan hubungan
antaara banyaknya Na thiosulfat dan banyaknya gula reduksi.
 Metode Enzimatis Penentuan gula dengan cara enzimatis sangat tepat
terutama untuk tujuan penentuan gula tertentu yang ada dalam suatu campuran
berbagai macam gula. Cara kimiawi mungkin sulit untuk penentuan secara
individual yang ada dalam campuran itu,tetapi dengan cara enzimatis ini
penentuan gula tertentu tidak akan mengalami kesulitan karena tiap enzim sudah
sangat spesifik untuk gula yang tertentu. (Slamet S, Bambang H, Sukardi,2003)
 Metode Kromatografi Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi
adalah dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu
campuran. Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran
berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase
bergerak. Fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas,sedangkan fase tetap dapat
berupa zat atau zat cair. Apabila zat padat sebagai fase tetapnya maka disebut
kromatografi serapan, sedang bila zat cair sebagai fase tetapnya disebut
khromatografi partisi (S Sudarmadji, B Haryono, Suhardi, 2003).

2.4 PEREAKSI PADA UJI KARBOHIDRAT


2.4.1 Reagen molisch
Reagen molisch adalah larutan alfa-naftol dalam alkohol. Fungsi α-naftol sebagai
pereaksi agar terbentuknya cincin ungu sedangkan alkohol berfungsi untuk
melindungi agar karbohidrat tidak rusak ketika H2SO4 dimasukkan ke dalam
sampel . Terjadi reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan alfa naftol yang
akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Di mana asam sulfat
berfungsi sebagai pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen kondensasi
(Nur MN, 2014).
2.4.2 Reagen benedict
Reagen benedict berisi larutan kristal natrium sitrat dan natrium karbonat anhidrat
dalam air yang disaring. Setelah itu dilakukan penambahan kupri sulfat yang telah
dilarutkan dalam air dan dilakukan pengenceran menjadi larutan sebanyak 1 L.
Proses reduksi ion kupri dalam suasana basa perlu ditambahkan zat pengompleks
yang berfungsi untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium
karbonat (Haris H, 2014).
2.4.3 Reagen barfoed
Reagen Barfoed merupakan asam lemah dan hanya dapat mereduksi
monosakarida. Reagen barfoed berisi larutan kupri asetat dalam air dan asam
asetat glasial. Reagen ini harus selalu dalam keadaan segar (Haris H, 2014).
2.4.4 Pereaksi fehling
Terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan
Fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah
larutan garam KNatartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini
disimpan terpisah dan baru tercampur menjelang digunakan untuk memeriksa
suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu ++ direduksi menjadi ion Cu+ yang
dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
2 Cu+ + 2 OH- Cu2O + H2O
(endapan)
Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling
menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan
yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna
hijau kekuningan (Poedjiadi, 1994).
2.4.5 Larutan Dekstrin
Dekstrin adalah glukosa yang terdiri dari polimer sakarida dengan ikatan α-1,4 D-
glucose, memiliki rumus umum yang sama dengan pati tetapi lebih kecil dan
sedikit kompleks. Polisakarida ini diproduksi dengan hidrolisa pati, yang dapat
dicapai dengan bantuan enzim (Pudiastuti L et al, 2013). Berikut adalah gambar
stuktur dekstrin (Loto, 2013):
2.4.6 H2SO4
H2SO4 atau asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan utama termasuk
pemrosesan sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak
(Gimantoro H, 2008).
2.4.7 Larutan yodium
Larutan yodium berisi Larutan 0,127 g I2 dalam 100 mL air yang mengandung
3 g KI. Larutan ini berfungsi sebagai larutan yang diadsorpsi oleh larutan
polisakarida dan akan memberikan warna. Warna yang dihasilkan akan
bergantung pada jenis polisakarida pengadsorpsi (Haris H, 2014).

2.5 MANFAAT KARBOHIDRAT


Manfaat karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai berikut :
a) Sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari
karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktivitas tubuh dan sebagian
lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Ada beberapa jaringan
tubuh seperti sistem saraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang
berasal dari karbohidrat saja.
b) Mencegah agar protein tidak diolah sebagai penghasil energi.
c) Apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan tubuh
dan jika tidak terdapat cukup lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang
disimpan di dalam tubuh sangat sedikit, maka protein akan menggantikan fungsi
karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian, protein akan
meninggalkan fungsi utamanya.
d) Membantu metabolisme lemak dan protein, sehingga dapat mencegah
terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
e) Didalam hati, karbohidrat berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
f) Beberapa jenis karbohirat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa
misalnya, berfungsi membantuk penyerapan kalsium. Ribosa merupakan
komponen yang penting dalam asam nukleat.
g) Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
mengandung serat berguna untuk pencernaan untuk memperlancar defekasi.
h) Bahan pembentuk asam amino esensial, metabolisme normal lemak,
menghemat protein, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus, mempertahankan
gerak usus, meningkatkan konsumsi protein, mineral, dan vitamin
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. LOKASI PRAKTIKUM


Praktikum dilakukan di Laboratorium mikrobiologi Program Studi Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Senior Medan. Jl. Djamin Ginting Km. 8,5 No 13,
Mangga, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara.

3.2. ALAT DAN BAHAN


3.2.1 ALAT
Alat yang digunakan pada percobaan adalah: tabung reaksi, pencepit
tabung spot plate.
3.2.2. BAHAN
Adapun bahan yang digunakan adalah :larutan karbohidrat,larutan
amilum,larutan dekstrin,pereaksi fehling, larutan sukrosa,laktosa, pereaksi
benedict.

3.3. PROSEDUR PRAKTIKUM


3.3.1. Reaksi Fehling
1) Pada tabung reaksi dalam kondisi bersih dan kering dimasukkan 1ml larutan
karbohidrat yang akan diperiksa.
2) Tambahkan pereaksi Fehling, amati reaksi atau perubahan yang terjadi pada
suhu kamar.
3) Lakukan pemanasan pada air yang telah mendidih ± 3menit.
4) amati perubahan yang terjadi dan dicatat. Jika terbentuk endapan merah bata
menunjukkan larutan sampel karbohidrat memiliki gugus fungsi aldehid .
3.3.2 Reaksi Benedict
1) Kedalam tabung reaksi masukkan 1ml larutan karbohidrat yang akan diselidiki
kemudian tambahkan 2ml larutan benedict. dikocok hingga larutannya homogen
2) Dipanaskan pada air yang mendidih selama ± 10menit.
3) Amati perubahan yang terjadi dan dicatat hasil pengamatannya.
Pembuatan larutan benedict yaitu dengan mencampurkan CuSO4, 5H2O, Na2CO3,
6H2O, natrium citrat dan aquadest.
3.3.3 Reaksi Biuret
1) Pada tabung reaksi pastikan dalam kondisi bersih dan kering dimasukkan 3 ml
laritan karbohidrat yang akan diperiksa
2) Tambahkan ± 1 ml pereaksi biuret
3) Amati dan catat perubahan yang terjadi
3.3.4 Reaksi Iodin
1) Kedalam tabung reaksi masukkan 1 ml larutan karbohidrat yang akan diselidiki
2) Kemudian tambahkan 3-5 tetes larutan iodin. Dikocok hingga larutannya
homogen
3) Amati perubahan yang terjadi di catat hasil pengamatannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Adapun hasil yang didapat pada praktikum adalah:

Gambar 1. Sampel air tebu


4.1.1 UJI FEHLING

Gambar 2. Sampel dengan Gambar 3. Reaksi fehling


setelah penambahan larutan fehling dipanaskan
sebelum dipanaskan
4.1.2 UJI BENEDICT

Gambar 4. Sampel dengan gambar 5. Reaksi benedict


setelah Penambahan larutan benedict dipanaskan
sebelum dipanaskan

4.1.3 UJI BIURET

Gambar 6. Reaksi biuret


sebelum dan sesudah dipanaskan
4.1.4 UJI IODIN

Gambar 7. Reaksi iodin


sebelum dan sesudah dipanaskan

4.2. PEMBAHASAN
Dari berbagai uji yang diamati menunjukkan sampel air tebu mengandung
fruktosa,glukosa dan mungkin juga sukrosa karena sukrosa terbentuk dari fruktosa
dan glukosa.Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa
karena mempunyai sifat sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan.Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi kekiri dan karenanya disebut juga levulosa. Pada umumnya
monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Sukrosa adalah gula yang
kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit.Dengan
hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.Beberapa
karbohidrat memiliki gugus fungsi yang berbeda sehingga hal ni sangat
diperlukan untuk identifikasi pada karbohidrat yang berbeda.
Percobaan kali ini dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif, yaitu:
1) Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan
adanya karbohidrat pereduksi. Hasil uji menunjukkan bahwa glukosa dan
sukrosa merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai
karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa golongan karbohidrat
monosakarida dan disakarida positif terhadap kegiatan mereduksi larutan
fehling tersebut. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat kemudian dipanaskan,
akan terbentuk endapan merah bata. Pereaksi fehling dapat direduksi selain
oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh
reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A
dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4dalam air, sedangkan
larutan fehling B adalah larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam air.
Dari hasil praktikum maka dapat kita ketahui bahwa pada uji Fehling air
tebu mengandung karbohidrat tetapi golongan monosakaridanya negatif . Dari
sampel sampai penambahan Fehling A dan fehling B, pada pemanasan
sampel terjadi perubahan warna (endapan coklat) pada titik akhir positif
mengandung karbohidrat.
2) Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu
larutan denganindikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi
merah bata. Benedict Reagen digunakanuntuk menguji atau memeriksa
kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan yang dapat dibuktikandengan
terbentuknya endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak
selamanya warna larutanatau endapan yang terbentuk berwarna merah bata,
hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung
oleh tiap- tiap larutan uji.Pada uji benedict, pereaksi Benedict (berwarna biru)
berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium
sitrat.
Pada Uji Benedict air tebu juga mengandung karbohidrat, dari sampel
sampai penambahan Benedict A dan pemanasan sampel terjadi perubahan
warna (warna coklat) pada titik akhirnya juga positif mengandung
karbohidrat.
3) Uji Biuret
Reaksi Biuret adalah reaksi antar tembaga sulfat dalam alkali dengan
senyawa yang berisi dua atau lebih ikatan peptida seperti protein yang
memberikan warna ungu biru yang khas. Fungsi reagen biuret adalah untuk
membentuk kompleks sehingga yang dikandung dapat diidentifikasi.
Dengan uji biuret pada saat sampel ditambah dengan biuret tidak terjadi
reaksi dan pada saat sudah dipanaskan terjadi perubahan warna ke merah bata
sehingga mengandung karbohidrat golongan disakarida pada air tebu.
4) Uji Iodin
Pada uji iodium, kondensasi iodine dengan karbohidrat dapat
menghasilkan warna yang khas.Misalnya amilum dengan iodium dapat
membentuk kompleks biru, sedangkan dengan dekstrin akan membentuk
warna merah anggur yang menandakan hasil positif terhadap kandungan
polisakaridadalam larutan tersebut. Hal ini disebabkan karena molekul
amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul
dari larutan iodium tetapi untuk larutan uji monosakarida dan disakarida tidak
menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang
ditunjukkan negatif, karena monosakarida dan disakarida tidak mengandung
amilosa dan amilopektin.
Pada uji iodin, air tebu dengan pereaksi iodin terbentuk larutan berwarna
kuning dan setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan artinya tidak
mengandung polisakarida.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa sampel air tebu
mengandung monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa dan tidak mengandung
polisakarida. Selain itu sampel diduga mengandung sukrosa karena karena hasil
hidrolisis sukrosa adalah glukosa dan fruktosa.Dari hasil praktikum maka dapat
kita ketahui bahwa pada Uji air tebu mengandung karbohidrat. Dari sampel
sampai penambahan Fehling A dan fehling B, pada pemanasan sampel terjadi
perubahan warna (coklat) pada titik akhir positif mengandung karbohidrat.Pada
Uji Benedict pati kentang juga mengandung karbohidrat, dari sampel sampai
penambahan Benedict A dan pemanasan sampel terjadi perubahan warna (warna
coklat) pada titik akhirnya pati kentang juga positif mengandung karbohidrat.
Namun kedua uji ini memiliki perbedaan dalam mengidentifikasi
karbohidrat yang terdapat didalam air tebu yaitu pada uji fehling karbohidrat
dalam pati air tebu ini lebih sedikit dibandingkan pada uji benedict, ini dapat
dilihat dari hasil yaitu endapan yang dihasilkan pada uji fehling lebih sedikit dari
uji benedict. Pada uji biuret sampel mengandung karbohidrat golongan disakarida
dan pada uji iodin sampel tidak terjadi perubahan warna artinya tidak terjadi
reaksi atau sampel tidak megandung polisakarida.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka


Bahri, Syamsul, amri Aji & Fadlina Yani (2018), ’Pembuatan Bioetanol dari Kulit
Pisang dengan Cara Fermentasi menggunakan Ragi Roti’. Jurnal
Teknologi Kimia Unimal. Vol. 7, No. 2.
Buckle. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta
Dahlqvist, A. 1987. Karbohidrat. Dalam:Pengetahuan Gizi Mutakhir:Energi dan Zat-
zat
Gizi. RobertE. Olson (Ed). PT. Gramedia, Jakarta.Fennema, O.R. 1996. Food
Chemistry. 2nd.
Fitri, A.S., & Fitriana, Y.A.N. (2020). Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
Sainteks, 17(1): 45-52
Haris, Hasrah. 2014. Uji Kualitatif Karbohidrat. Makassar: Universitas Hasanuddin
Herawati, H. 2010. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai
Pangan Fungsional. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah.
30(1): 31-39.
Keenan., (1986), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat,
Erlangga, Jakarta.
Loto, C.A. and Loto, R.T. 2013. Effect of Dextrin and Thiourea Additives on the
Zinc Electroplated Mild Steel in Acid Chloride Solution. International
Journal of Electrochemical Science 8: 12434-12450
Mappanyukki, Andi Atssam, Ichsani & Ihsan (2019). ‘Perbandingan Pemberian
Karbohidrat Kompleks terhadap Daya Tahan Kardiovaskular pada Pemain
Sepak Bola Tim SSB Taeng’. Prosiding Seminar Nasional Lembaga
Penelitian Universitas Negeri Makassar.
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Mustaqim. (2012). Uji Identifikasi Karbohidrat . http://nizamora.blogspot.com
/2012/09/ uji-identifikasi-karbohidratedisi.html. Diakses 19 November,
2015.
Nurcahyani, Endang, Nurul Aniqotun Mutmainah & Salman Farisi (2019).
’Analisis kandungan karbohidrat terlarut total planlet buncis (Phaseoulus
vulgaris L.) menggunakan metode fenolsulfur secara in vitro’, Analytical
and Environmental Chemistry, Vol 4, No. 01.
Nurfadilah, Anton Yuntarso & Dheasy Herawati (2019). ‘Perbandingan metode
standar nasional Indonesia dalam penentuan kadar karbohidrat total’ Jurnal
SainHealth, Vol. 3, No. 2, hh 37-38. Reymon, Nur Saadah Daud & Feny
Alvianty (2019). ‘Perbandingan Kadar Glukosa pada Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas Var ayamurasaki ) Menggunakan Metode Luff Schoorl’
Jurnal Warta Farmasi, Vol. 8, No. 2. Nuringtyas D P & Annis C
Nurul Ilmi’ah Lestari, Weni Kurdanti & Nur Hidayat (2019) Skripsi Thesis.
‘Asupan Karbohidrat, Asupan Lemak, Aktivitas Fisik dan Kejadian
Obesitas pada Remaja di Kota Yogyakarta. Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Nurul, I. A. L., Weni, K., & Nur, H. (2019). Asupan Karbohidrat, Asupan
Lemak,
Nurul, I. A. L., Weni, K., & Nur, H. (2019). Asupan Karbohidrat, Asupan
Lemak,
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar
:Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Slamet, Sudarmadji, dkk. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Kanisius.
Sukardiman, Mangestuti Agil, Bambang Prajogo EW & Abdul Rahman (2020),
Buku Ajar Farmakognosi-Jilid 1.
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU.
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar : UPT MKU
Utama
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Yazid Estien dan Lisda Nursanti. (2015). Biokimia Praktikum Analis Kesehatan.
Jakarta:EGC.Yogyakarta (Doctoral dissertationYogyakarta (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Anda mungkin juga menyukai