BIOKIMIA
“IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1.2 TUJUAN
1. Mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam sampel melalui penambahan
pereaksi atau reagen tollesn dan benecdit.
2. Mempelajari dan mengamati perubahan yang terjadi disaat dilakukan penambahan
reagen atau pereaksi.
3. Mampu menggolongkan karbohidrat apakah termasuk monosakarisda, disakarida
atau polisakaroda melalui percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Fruktosa
Fruktosa disebut juga levulosa atau gula buah. Fruktosa merupakan suatu gula
kristal yang terdapat bersama glukosa dalam madu dan buah-buahan. Reaksi
kimia dan analisis yang menunjukkan bahwa molekul fruktosa mengandung lima
gugus hidroksil dan gugus karbonil keton pada C-2 dan rantai enam karbon
(Keenan, 1986).
c. Galaktosa
Galaktosa jarang terdapat di alam bebas. Umumnya berikatan dengan glukosa
dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai
rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa
mempunyai sifat memutar bidang cahaa terpolarisasi ke kanan. (Poedjiadi, 1994).
2. Disakarida
Disakarida merupakan dua monosakarida yang digabungkan menjadi satu..
Disakarida dikelompokkan 6 dalam tiga golongan yaitu Glukosa, Fruktosa dan
Fruktosa (Nurul, dkk 2019).
a. Sukrosa
Molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu
antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada
fruktosa melalui atom oksigen. Madu lebah sebagian besar terdiri atas gula invert
sukrosa dan dengan demikian madu mempunyai rasa lebih manis daripada gula.
Sukrosa memiliki sifat mudah larut dalam air dan kelarutannya akan meningkat
dengan adanya pemanasan. Titik leleh sukrosa adalah pada suhu 160 C dengan
membentuk cairan yang jernih, namun pada pemanasan selanjutnya akan
berwarna coklat atau dikenal dengan proses browning (Buckle, 1987).
b. Laktosa
Laktosa adalah suatu disakarida yang terbentuk antara ikatan galaktosa dan
glukosa yang terjadi antar atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon
nomor 4 pada glukosa. Dalam susu terdapat lakotsa yang sering disebut gula susu.
Pada wanita yang sedang dalam masa laktasi atau masa menyusui, laktosa
kadang- kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat rendah.
Dibandingkan dengan glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis
(Buckle, 1987).
c. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa.
Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan karbon nomor 4.
Maltosa merupakan hasil antara proses hidrolisis amilum dengan asam maupun
dengan enzim. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa yang lebih
manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa (Buckle,1987).
3. Olisakarida
Olisakarida adalah suatu polimer yang berasal dari dua sampai beberapa unit
monosakarida (Sukardiman, dkk 2020).
b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang memiliki struktur kimia terdiri dari
molekul gula sebanyak tiga atau lebih yang saling bersangkutan dalam suatu
rantai molekul
terdiri dari :
Polisakarida
Pada umumnya, polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks
daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas
banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya, polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan
tidak mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari
beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air
akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya
ialah amilum, glikogen dan selulosa (Dahlqvist,1987).
a.Amilum
Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis
juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amylase (Poedjiadi, 1994).
b. Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel.
Serat kapas boleh dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Selulosa tidak dapat
terhidrolisis dengan asam encer, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapt
terhidrolisis menjadi selobiosa dan D-glukosa (Poedjiadi, 1994).
c. Glikogen
Pada tubuh manusia, glikogen terdapat dalam hati dan otot. Glikogen yang
terlarut dalam air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol. Endapan
yang terbentuk apabila dikeringkan erbentuk serbuk putih. Glikogen dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994).
d. Pati
Pati adalah karbohidrat polimer glukosa,yang terdiri atas amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan bagian polimer linier dengan ikatan α-(1−> 4)
unit glukosa. Amilopektin merupakan polimer α-(1−> 4) unit glukosa dengan
rantai
samping α-(1−> 6) unit glukosa (Herawati H, 2009). Berikut adalah struktur pati
(Herawati H, 2009):
Dalam Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel
terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH– membentuk asam
karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil
sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat. Uji fehling digunakan
untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat denganmengetahui adanya gugus
aldehid (Fitri dan Fitriana 2020).
Prinsip : larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direaksikn oleh gula yang
mempunyai gugus aldehida sehingga cupri oksida (CuO) tereduksi menjadi Cu2O
yang berwarna merah bata (Mulasari,2013).
2.3.1.3 UJI BENEDICT
Uji benedict pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama
Stanley Rossiter Benedict. Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil
positif dengan uji benedict, disakarida pereduksi seperti maltosa dan laktosa juga
menunjukkan hasil positif. Disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan jenis-
jenis polisakarida tidak bereaksi positif dengan uji ini. Uji benedict adalah uji
kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi Gula pereduksi
meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan biasa
diuraikan menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karakteristik gula
pereduksi adalah tidak larut atau bereaksi langsung dengan reagen Benedict.
Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu 2+
dalam suasana alkalis akan menjadi Cu+, yang mengendap sebagai CU2O
berwarna merah bata. Dengan reaksi sebagai berikut :
2.3.1.4 UJI SELIWANOFF
Uji selliwamof adalah sebuah uji kimia yang membedakan antaram gula aldose
dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldose via gugus fungsi keton/aldehida gula
tersebut. Jika gula tersebutu mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya
jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldose. Prinsipnya berdasarkan
konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh asam
hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan dengan
resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk
ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan
memberikan reaksi positif dengan uji selliwanof yang akan memberikan warna
jingga pada larutan (Winarno, FG, 2004).
4.1 HASIL
Adapun hasil yang didapat pada praktikum adalah:
4.2. PEMBAHASAN
Dari berbagai uji yang diamati menunjukkan sampel air tebu mengandung
fruktosa,glukosa dan mungkin juga sukrosa karena sukrosa terbentuk dari fruktosa
dan glukosa.Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa
karena mempunyai sifat sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan.Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi kekiri dan karenanya disebut juga levulosa. Pada umumnya
monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Sukrosa adalah gula yang
kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit.Dengan
hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.Beberapa
karbohidrat memiliki gugus fungsi yang berbeda sehingga hal ni sangat
diperlukan untuk identifikasi pada karbohidrat yang berbeda.
Percobaan kali ini dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif, yaitu:
1) Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan
adanya karbohidrat pereduksi. Hasil uji menunjukkan bahwa glukosa dan
sukrosa merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai
karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa golongan karbohidrat
monosakarida dan disakarida positif terhadap kegiatan mereduksi larutan
fehling tersebut. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat kemudian dipanaskan,
akan terbentuk endapan merah bata. Pereaksi fehling dapat direduksi selain
oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh
reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A
dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4dalam air, sedangkan
larutan fehling B adalah larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam air.
Dari hasil praktikum maka dapat kita ketahui bahwa pada uji Fehling air
tebu mengandung karbohidrat tetapi golongan monosakaridanya negatif . Dari
sampel sampai penambahan Fehling A dan fehling B, pada pemanasan
sampel terjadi perubahan warna (endapan coklat) pada titik akhir positif
mengandung karbohidrat.
2) Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu
larutan denganindikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi
merah bata. Benedict Reagen digunakanuntuk menguji atau memeriksa
kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan yang dapat dibuktikandengan
terbentuknya endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak
selamanya warna larutanatau endapan yang terbentuk berwarna merah bata,
hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung
oleh tiap- tiap larutan uji.Pada uji benedict, pereaksi Benedict (berwarna biru)
berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium
sitrat.
Pada Uji Benedict air tebu juga mengandung karbohidrat, dari sampel
sampai penambahan Benedict A dan pemanasan sampel terjadi perubahan
warna (warna coklat) pada titik akhirnya juga positif mengandung
karbohidrat.
3) Uji Biuret
Reaksi Biuret adalah reaksi antar tembaga sulfat dalam alkali dengan
senyawa yang berisi dua atau lebih ikatan peptida seperti protein yang
memberikan warna ungu biru yang khas. Fungsi reagen biuret adalah untuk
membentuk kompleks sehingga yang dikandung dapat diidentifikasi.
Dengan uji biuret pada saat sampel ditambah dengan biuret tidak terjadi
reaksi dan pada saat sudah dipanaskan terjadi perubahan warna ke merah bata
sehingga mengandung karbohidrat golongan disakarida pada air tebu.
4) Uji Iodin
Pada uji iodium, kondensasi iodine dengan karbohidrat dapat
menghasilkan warna yang khas.Misalnya amilum dengan iodium dapat
membentuk kompleks biru, sedangkan dengan dekstrin akan membentuk
warna merah anggur yang menandakan hasil positif terhadap kandungan
polisakaridadalam larutan tersebut. Hal ini disebabkan karena molekul
amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul
dari larutan iodium tetapi untuk larutan uji monosakarida dan disakarida tidak
menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang
ditunjukkan negatif, karena monosakarida dan disakarida tidak mengandung
amilosa dan amilopektin.
Pada uji iodin, air tebu dengan pereaksi iodin terbentuk larutan berwarna
kuning dan setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan artinya tidak
mengandung polisakarida.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa sampel air tebu
mengandung monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa dan tidak mengandung
polisakarida. Selain itu sampel diduga mengandung sukrosa karena karena hasil
hidrolisis sukrosa adalah glukosa dan fruktosa.Dari hasil praktikum maka dapat
kita ketahui bahwa pada Uji air tebu mengandung karbohidrat. Dari sampel
sampai penambahan Fehling A dan fehling B, pada pemanasan sampel terjadi
perubahan warna (coklat) pada titik akhir positif mengandung karbohidrat.Pada
Uji Benedict pati kentang juga mengandung karbohidrat, dari sampel sampai
penambahan Benedict A dan pemanasan sampel terjadi perubahan warna (warna
coklat) pada titik akhirnya pati kentang juga positif mengandung karbohidrat.
Namun kedua uji ini memiliki perbedaan dalam mengidentifikasi
karbohidrat yang terdapat didalam air tebu yaitu pada uji fehling karbohidrat
dalam pati air tebu ini lebih sedikit dibandingkan pada uji benedict, ini dapat
dilihat dari hasil yaitu endapan yang dihasilkan pada uji fehling lebih sedikit dari
uji benedict. Pada uji biuret sampel mengandung karbohidrat golongan disakarida
dan pada uji iodin sampel tidak terjadi perubahan warna artinya tidak terjadi
reaksi atau sampel tidak megandung polisakarida.
DAFTAR PUSTAKA