Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

Nama : Avita Trista Ningrum

NIM : 1900023047

Kelas : 3A

Golongan/Kelompok : 2/6

Hari/Tgl Praktikum :

Dosen : Mustofa Ahda., M.Sc

Pernyataan Keaslian :

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan yang


saya buat adalah hasil karya sendiri dan atau tidak memanipulasi data.
Jika terbukti ada bagian yang merupakan hasil meniru karya orang lain
dan atau memanipulasi data, maka saya siap menerima sanksi yang
semestinya.

Yang menyatakan,

(Avita Trista Ningrum)


a

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2020
PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Mengetahui sifat-sifat senyawa karbohidrat.
- Mengidenifikasi adanya senyawa karbohidrat dalam sampel.
- Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi senyawa karbohidrat.
- Memahami prinsip dasar penetapan kadar glukosa darah dengan metode
enzimetic photometric test GOD-PAP.
- Menetapkan kadar glukosa pada serum.

II. DASAR TEORI


Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat
di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”, sehingga disebutlah
karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan “hidat dan karbon”
merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya karbohidrat adalah polihidraksi
aldehida dan keton atau turunan keduanya. (Fessenden, 1986)
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus
molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alcohol
polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks.
(Girinda, 1986)
Karbohidrat yang dihasilkan tanaman merupakan cadangan mekanan yang
disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan
sebagain besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
(Sirajuddin dan Najamuddin, 2011)

A. Pengolongan Karbohidrat
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai
molekul yang berda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang
mempunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul
500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu
golongan monosakarida, golongan oligosakarida, dan golongan polisakarida.
(Poedjiadi, 1994)

1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yangs ederhana, dalam arti molekulnya
hanya terdiri dari beberapa atom C saja dan tidak dapat diuraikan dengan
cara hidrolisis dalam kondidi lunak menjadi karbohidrat lain. Beberapa
monosakarida yang penting. (POedjiadi, 1994)
a) Glukosa
Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah.
Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida
dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.
Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus
digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa.

6CO2+6H20 Sinar Matahari C6H12O6+6O2


Klorofil

Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau


konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100mg tiap 100ml darah.
Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan sumber
karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa
darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang
menderita diabetes meatus atau kencing manis, jumlah glukosa
darah lebih besar dari 130mg per 100ml darah.
b) Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya
berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang
terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manit
daripada glukosa dan kurang larut dalam air.
2. Oligosakarida
Oligosakarida (bahasa yunani “sedikit”) terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
(Maggy, 1990)
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri
atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang
berikatan satu dengan yang lain membentuk satu molekul disakarida.
Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga
molekul monosakarida dan tetrasakarida yaitu terbentuk dari empat
molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat dalam
alam ialah disakarida. (Poedjadi, 1994)
a) Sukrosa
Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan
fruktosa, yaitu antara karbon nomor 1 pada glukosa dengan asam
karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Sukrosa
merupakan gula yang dikenal dalam sehari-hari , baik yang berasal
dari tebu maupun dari bit selain itu, sukrosa juga terdapat pada
tumbuhan lain, seperti buah nanas dan wortel.
b) Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-
glukosa, karena itu laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan
galaktosa dan glukosa atom karbon nomor 4 pada glukosa.
Senyawa ini biasanya ditemukan pada susu.
c) Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul
glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan
atom karbon nomor 4. Maltosa mudah larut dalam air dan
mempunyai rasa yang lebih manis dari laktosa, tetapi kurang manis
pada sukrosa.
d) Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga
molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa, glukosa,
dan fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan
atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada
fruktosa.
e) Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis
sempurna, stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 molekul
glukosa, dan 1 molekul fruktosa.
f) Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks daripada mono dan digosakarida. Molekul polisakarida
terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut
homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain
disebut heteropolisakarida. Polisakarida yang dapat larut dalam air
akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang
penting diantarnya ialah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.
(Poedjadi, 1994)

B. Sifat Kimia Karbohidrat


Sifat Kimia Karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang terdapat
pada molekulnya, yaitu gugus –OH, gugus ldehida, dan gugus keton.
(Poedjadi, 1994)
1) Sifat Mereduksi
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat
mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat ini dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif.
Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton
besar dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi
ion logam misalnya ion Cu2+ dan Ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi
tertentu. Beberapa pereaksi tersebut adalah:
a. Pereaksi Fehling
b. Pereaksi Benedict
c. Pereaksi Barfoed
2) Pembentukan Furfual
Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida
umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang
pekat, monosakarida menghasilkan furfual atau derivitnya. Reaksi
pembentukan furfual ini adalah reaksi dehidrasi atau penetapan
molekul air dari suatu senyawa yang dijadikan dasar dari pereaksi
maisch untuk mengidentifikasi keberadaan karbohidrat.
3) Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrozin
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur
yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting
karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan
merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida.
4) Pembentukan Ester
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya
ester apabila direaksikan dalam asam. Monosakarida mempunyai
beberapa gugus-OH dan dengan asam fosfat dapat menghendakinya
menghasilkan ester asam fosfat. Ester yang penting dalam tubuh adalah
∝-glukosa-6-fosfat dan ∝-D-fruktosa-1,6-difosfat. Proses esterifikasi
dengan asam fosfat yang berlangsung dalam tubuh disebut juga proses
fosforilasi.
5) Isomerisasi
Glukosa dalam larutan basa encer akan berubah sebagian menjadi
fruktosa dan manosa. Ketiga monosakarida ini ada dalam keadaan
keseimbangan. Demikian pula, apabila yang dilarutkan itu fruktosa
atau manosa. Keseimbangan antara ketiga monosakarida akan tercapai
juga. Reaksi ini dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruin Van
Eckenstein yang berlangsung melalui proses enolisasi.
6) Pembentukan Glikosida
Apabila glukosa direaksikan dengan metil alcohol, menghasilkan dua
senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan
keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Senyawa yang terbentuk
adalah suatu asetat dan disebut secara umum glikosida ikatan yang
terjadi antara gugus metil dengan monosakarida disebut ikatan
glikosida dan gugus –OH yang bereaksi disebut gugus –OH glikosidik.
C. Analisis Kualitatif Karbohidrat
I. Uji Molish
Uji molish adalah uji pendahuluan atau uji umum adanya karbohidrat.
Prinsip dasarnya adalah karbohidrat dihidrolisis oleh asam sulfat pekat
menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi
menjadi furfura atau hidroksimetilfurfural. Kedua senyawa tersebut
bereaksi dengan reagen ∝ naftol membentuk kompleks berwarna biru
keunguan atau ungu.

II. Uji Benedict


Uji Benedict adalah khas untuk mengidentifikasi senyawa gula atau
karbohidrat pereduksi (reduktor). Dasar reaksinya adalah senyawa gula
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana alkalis menjadi ion Cu+ yang mengendap sebagai
senyawa Cu2O yang berwarna merah bata.

III. Uji Barfoed


Uji Barfoed adalah uji yang digunakan untuk membedakan antara gula
pereduksi golongan monosakarida dan disakarida. Uji ini dilakukan
dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi
golongan monosakarida.
IV. Uji Osazon
Uji ini merupakan uji untuk membedakan bermacam-macam
karbohidrat berdasarkan gambar Kristal osazonnya. Dasarnya adalah
semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
akan membentuk hidrozon atau osazon apabila dipanaskan bersama
fenilhidrozin berlebih. Bentuk reaksi antara Glukosa dengan
Fenilhidrozin HCL.

V. Uji Seliwanoff
Prinsip uji ini hamper sama dengan uji molish, namun pereaksi yang
menghidrolisis karbohidrat adalah asam klorida panas. Fruktosa akan
diubah menjadi asam levulinat dan hidroksi metil metil-furfural
berkondensasi dengan resorsinol menghasilkan senyawa
komplekswarna merah. Sukrosa memberikan reaksi positif dengan uji
seliwanoff karena pada pendidihan lebih lanjuy mengalami hidrolisis
menjadi gluksa dan fruktosa. Sedangkan aldose-aldosa tersebut diubah
oleh asam klorida menjadi ketosa.

D. Glukosa dalam darah


Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan
sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glucagon, dua hormone
yang berasal dari pancreas, dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Insulin
diperlukan untuk permeabilitas membrane sel terhadap glukosa untuk
transportasi glukosa ke dalam sel. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat
memasuki sel. Glukagon menstimulasi glikogenolisis (perubahan glikogn
cadangan menjadi glukosa) dalam hati.
Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia)terjadi akibat asupan
makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin.
Jika terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), berarti insulin yang
beredar tidak mencukupi, kondisi ini disebut sebagai diabetes mellitus. Kadar
gula darah puasa yang mencapai > 125mg/dl biasanya menjadi indikasi
terjadinya diabetes, dan untuk memastikan diagnosis saat gula darah mencapai
kadar tepat di garis normal atau agak di atasnya, harus dilakukan uji gula dara
pasca prandial/pasca makan, dan atau uji toleransi Glukosa.
Uji gula darah 2 jam pascaprandial biasanya dilakukan untuk
mengukur respons klien terhadap asupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah
makan (sarapan pagi atau makan siang). Uji ini dilakukan untuk pemindaian
terhadap diabetes, normalnya dianjurkan jika kadar gula darah puasa normal
tinggi atau sedikit meningkat. Glukosa serum >140mg/dl atau kadar glukosa
darah lebih besar dari 120mg/dl merupakan kadar abnormal, dila demikian,
diperlukan uji lebih lanjut. (Kee, 2008)

E. Analisis Kuantitatif Glukosa darah Metode Enzymatic Photometric Test


Metode penetapan kadar glukosa pada serum darah dengan metode
enzimatik ialah enzymatic test dengan reagen GOD-PAP (glucose Oxidase-
Phenal Aminoantipyrin). Enzim yang digunakan pada metode ini adalah
glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD), dan aseptor oksigen. Dalam
metode ini β-D glukosa oleh glukosa oksidase diubah menjadi asam glukonat
dan hydrogen peroksida (H2O). Hidrogen peroksida yang terjadi oleh per
oksidasi dan aseptor oksigen (4-aminoantipirin dan fenol) akan diubah
menjadi quinonimin yang berwarna merah. (indriati 1986). Berikut Reaksinya:
III. METODE KERJA
A. Analisis Kualitatif Karbohidrat
1) Uji Molish
a. Alat
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
b. Bahan
- Sampel darah - Glukosa 1%
- Pereaksi Molish - Fruktosa 1%
- Asam Sulfat - Sukrosa 1%

c. + tetes larutan uji


+ 3 tetes pereaksi molish

1ml H2SO4

Masukkan 5 tetes larutan uji


ke dalam tabung reaksi dan Alirkan 1ml asam sulfat
tambahkan 3 tetes pereaksi pekat melalui dinding
molish, campur dengan baik. tabung (miring).

Amati hasil percobaan,


Hasil positif, jika terbentul gunakan glukosa 1% dan
cincin berwarna ungu. sukrosa 1% sebagai
pembanding.

Tulis reaksi yang terjadi


sesuai struktur sampel
2) Uji Benedict
a. Alat
- Tabung reaksi
- Alat Pemanas/Penangas
- Pipet Tetes
b. Bahan
- Sampel Darah - Fruktosa 1%
- Pereaksi Benedict - Sukrosa 1%
- Glukosa 1%
c. Cara Kerja

+ 5 tetes larutan uji


+ 15 tetes pereaksi Benedict

(didihkan)

Masukkan 5 tetes larutan uji


Didihkan dengan ke dalam tabung reaksi dan
menggunakan api kecil, tambahkan 15 tetes reagen
dinginkan perlahan Benedict, campur dengan
baik.

Amati hasil percobaan,


gunakan glukosa 1%, fruktosa
1% dan sukrosa 1% sebagai
pembanding

Tulis reaksi yang terjadi sesuai struktur


sampel
3) Uji Barfoed
a. Alat
- Tabung Reaksi
- Alat pemanas/penangas
-Pipet tetes
b. Bahan
- Sampel darah
- Glukosa 1%
- Fructosa 1%
- Maltosa 1%
c. Cara Kerja

+ 5 tetes larutan uji


+ 10 tetes reagen Benedict

(didihkan)

Masukkan 5 tetes larutan uji


ke dalam tabung reaksi dan Didihkan menggunakan api
tambahkan 10 tetes reagen kecil, akan terbentuk
Barfoed, campur dengan endapan merah bata
baik.

Gunakan glukosa 1%,


Tulis reaksi yang terjadi Fruktosa 1%, Maltosa 1%,
sesuai struktur sampel Laktosa 1%, dan sukrosa 1%
sebagai pengembang.
4) Uji Osazon
a. Alat
- Mikroskop - Tabung Reaksi
- Alat Pemanas - Pipet Ukur
b. Bahan
- Sampel darah - Laktosa 1%
- Glukosa 1% - Sukrosa 1%
- Fruktosa 1% - Fenilhidrozin-Hidroklorida
- Galaktosa 1% - Natrium Asetat
- Maltosa 1%
c. Cara Kerja

+ 5 tetes larutan uji


+ Fenilhidrazin HCL natrium asetat

(didihkan)

Masukkan 5 tetes larutan uji


Panaskan dalam penangas air kedalam tabung reaksi dan
mendidih selama beberapa tambahkan seujung stopel
menit fenilhidrazin-hidroklorida dan
Kristal natrium asetat.

Identifikasi menggunakan
Dinginkan perlahan-lahan dibawah
mikroskop, perhatikan kristal
air kran.
yang terbentuk.

Bandingkan gambar kristal


osazon sampel dengan glukosa
Ambil kristal dengan pengaduk,
1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%,
letakkan di Deckglaser
maltosa 1%, laktosa 1%, dan
sukrosa 1%

Tulis Reaksi yang terjadi


sesuai struktur sampel.
5) Uji Seliwanoff
a. Alat
- Penangas air
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet ukur
b. Bahan
- Sampel darah - Sukrosa 1%
- Glukosa 1% - Reagen Seliwanoff
- Fruktosa 1% - HCL
- Maltosa 1%
c. Cara Kerja

+ 3ml reagen Seliwanoff


+ 3 Sampel

(didihkan)

Masukkan 3ml reagen


Seliwanoff ke dalam tabung
reaksi dan tambahkan 3 tetes
sampel

Panaskan diatas
penangas air sampai
terlihat warna merah.
Ulangi percobaan dengan
glukosa 1%, fruktosa 1%,
maltose 1%, sukrosa 1%
sebagai pembanding

Tulis reaksi yang terjadi.


B. Analisis Kuantitatif Karbohidrat
a. Alat
- Mikropipet
- Sentriufuge
- Spektrofotometer Visibel
b. Bahan
- Sampel darah
- Larutan glukosa 100mg/dl
- Reagen kit GOD-PAP
- Aquadest
c. Cara Kerja
1. Preparasi Sampel Darah

Darah Pasien Diambil sebanyak +/- 1,5ml.

Dimasukkan ke dalam tabung Sentrifuge mikro.

Disentrifuge selama 15 menit pada putaran 4000rpm.

Serum akan terpisah dari komponen darah dan berada di atas serum
berupa supernatant yang jernih.

Diambil memakai pipet berskala.


2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Dipipet 10, 10mikroliter larutan standart.

Dicampur dengan 100 mikroliter reagen GOD-PAP.

Dihomogenkan dan diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25


derajat Celsius atau 10 menit pada suhu 37 derajat celsius

Ukur Absorbansinya dengan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang


gelombang 500-600nm.

Tentukan Panjang gelombang maksimumnya.


C. Penetapan Kadar Glukosa Darah
Dimasukkan kedalam tabung reaksi (dengan mikro pipet) sbb:
Larutan JUmlah Reagen GOD-PAP
Serum darah (supernatan darah) 10 uL 1000 uL
Standart glukosa 100mg/dl 10 uL 10 uL
Aquadest 10 uL 1000 uL

Replikasi sebanyak 3 kali.

Larutan dengan formula


seperti diatas dicampur dan
diinkubasi selama 20 menit
pada suhu 20-25 derajat
Celsius atau 10 menit pada
Larutan dimasukkan ke dalam kuvet
suhu 37 derajat Celsius,
1cm dan dibaca absorbansinya
menggunakan spektrofotometer Uv-
Vis pada panjang gelombang 546nm.
Lakukan terlebih dahulu.

Dicatat absorbansi masing-masing dan


dihitung kadar glukosa darah dalam
satuan mg/dl.

Interpretasikan hasil perhitungan


kadar gula darah dengan data klinik
referensi.

Kadar gula darah dihitung dengan rumus


Kadar Glukosa Darah (c) = As/Ast x dl
- As = Absorbansi sampel
- Ast = Absorbansi glukosa standar
IV. Data Klinik Referensi
1. Glukosa-Gula darah puasa (Kee, 2008)
Dewasa : Serum dan plasma : 10-110 mg/dl
Darah lengkap : 60-100 mg/dl
Nilai ponik : <40mg/dl dan >700mg/dl
Anak : Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl
Anak : 60-100 mg/dl
Lansia : 70-120 mg/dl
2. Glukosa-Postprandial (Kee, 2008)
Dewasa : Serum atau plasma : <140mg/dl / 2jam
Darah : <120mg/dl /2 jam
Lansia : Serum : <160mg/dl / 2 jam
Darah : <140mg/dl /2 jam
Anak : <120 mg/dl / 2 jam
RANCANGAN ANALISIS

Jenis Uji Sampel Uji Hasil teoritis Hasil Praktikum


Serum Darah Cincin warna Ungu
Glukosa 1% Cincin warna Ungu
Molish Fruktosa 1% Cincin warna Ungu
Sukrosa 1% Cincin warna Ungu

Serum Darah Endapan merah Bata


Benedict Glukosa 1% Endapan merah Bata
Fruktosa 1% Endapan merah Bata
Sukrosa 1% Endapan merah Bata

Serum Darah Endapan merah Bata


Glukosa 1% Endapan merah Bata
Barfoed Fruktosa 1% Endapan merah Bata
Maltosa 1% Endapan merah Bata
Laktosa 1% Endapan merah Bata

Serum Darah Kristal


Glukosa 1% Kristal Jarum
Fruktosa 1% Kristal Jarum
Osazon Sukrosa 1% Kristal Jarum
Galaktosa 1% Kristal Jarum
Maltosa 1% Kristal Halus
Laktosa 1% Kristal Halus

Glukosa 1% Larutan Merah


Seliwanoff Fruktosa 1% Larutan Merah
Maltosa 1% Larutan Merah

Glukosa 1% Larutan Merah


Barfoed Fruktosa 1% Larutan Merah
Maltosa 1% Endapan Merah Bata

Anda mungkin juga menyukai