Monosakarida:
atau
Glukosa
atau
Fruktosa
Disakarida:
Sukrosa laktosa
Polisakarida:
Amilosa
a. Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari hanya satu unit
polisakarida aldehid atau keton. Menurut Lehninger (1982),
monosakarida yang paling sederhana yaitu gliseraldehid dan
dihidroksiaseton. Contoh monosakarida yang penting yaitu glukosa,
fruktosa, galaktosa, dan pentosa. Monosakarida.
1. Glukosa
Glukosa adalah monosakarida berkarbon enam (heksosa)
yang digunakan sebagai sumber dasar energi oleh kebanyakan sel
heterotrofik (Stansfield, 2006).
Glukosa adalah bahan bakar universal bagi sel manusia dan
merupakan sumber karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa
lainnya. Semua jenis sel manusia menggunakan glukosa untuk
memperoleh energi. Gula lain dalam makanan (terutama fruktosa
dan galaktosa) diubah menjadi glukosa atau zat antara dalam
metabolisme glukosa (Williams, 2005).
6. Ailum
Pati atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat
banyak di alam terutama pada sebagian besar tumbuhan. Amilum
terdapat pada umbi, batang, daun, dan biji-bijian. Amilum terdiri
atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer
dari glukosa, yaitu amilosa (20 - 28%) dan sisanya amilopektin.
Amilum dapat dihidrolisis dengan sempurna menggunakan enzim
amilase (Marzuki, 2010).
Amilosa
Amilopektin
Ada beberapa uji kualitatif Karbohidrat diantaranya yaitu :
1. Uji Molish
Pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi ini sangat
efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat
pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang tersubtitusi. Seperti
hidroksimetilfurfural. Warna merah ungu yang terasa disebabkan oleh
kondensasi furfural atau turunannya dengan α-naftol.
Selain dari furfural dapat terkondensasi dengan bermacam-macam
senyawa fenol atu amin memberikan turunan yang berwarna. Uji molish
adala uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan merupakan
reaksi yang spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negatif merupakan
petunjuk yang jelas tidak adanya karbohidrat dalam sample (Yazid dan
Nursanti, 2006).
2. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan
ketosa. Uji ini didasarkan atas terjadinya perubahan fruktosa oleh asam
klorida panas menjadi asam levulenat dan 4-hidroksimetil furfural, yang
selanjutnya terjadi kondensasi 4-hidroksimetil furfural dengan resorsonol
(1,3-dihydroksibenzen) yang dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa
memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohidrat lain
dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama (Yazid dan
Nursanti, 2006)..
3. Uji Barfoed
Pereaksi Barfoed merupakan larutan tembaga asetat dalam air yang
ditambahkan asam asetat atau asam laktat. Pereaksi ini digunakan untuk
membedakan monosakarida dan disakarida dengan cara mengontrol kondisi
Uji Benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ oleh
karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau ketom bebas. Pereaksi
Benedict mengandung CuSO4, Na2CO3 dan Na-sitrat. Pada proses reduksi
dalam dalam ssuasana basa biasanya di tambah zat pengompleks, seperti
sitrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium
bikarbonat. Larutan tembaga alkalis dapat di reduksi oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid bebas atau monoketo bebas.
Disakarida seperti maltosa dan laktosa dapat mereduksi larutan
Benedict karena mempunyai gugus keto bebas. Uji Benedict dapat pula
dipakai untuk memperkirakan konsentrasi karbohidrat bebas karena berbagai
konsentrasi karbohidrat akan memberikan intensitas warna yang berlainan
(Winarno, 1992).
7. Hidrolisa
Hidrolisa merupakan proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi
sederhana. Uji ini dilanjutkan dengan uji Fehling. Karbohidrat dengan berat
molekul tinggi akan terhidrolisis oleh asam, menghasilkan gula yang
penyusunnya sederhana. Uji ini dilakukan dengan mengubah polimer menjadi
monomer-monomer (Handayani, dkk, 2013).
8. Reaksi Pati dengan Iodium
Pati jika direaksikan dengan Iodium akan menghasilkan senyawa
kompleks yang berwarna biru/ungu. Iodine akan berada di bagian tengah
polimer amilosa yang berbentuk heliks. Akan tetapi struktur atau ikatan
antara iodium dengan pati belum diketahui dengan pasti. Intensitas warna
biru yang terjadi tergantung pada panjang unit polimer amilosa. Dextrin
dengan iodium akan menghasilkan warna merah anggur (Yazid dan Nursanti,
2006).
a. Reagen Molisch
Molisch yang (dinamai ahli botani Austria Hans Molisch)
adalah reagen kimia sensitif untuk mendeteksi karbohidrat, berdasarkan
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau asam klorida untuk
menghasilkan aldehida, yang mengembun dengan dua molekul fenol
(biasanya α- naftol, meskipun fenol lain (misalnya resorsinol, timol)
juga memberikan produk berwarna), menghasilkan senyawa-merah
atau ungu berwarna. Larutan uji dikombinasikan dengan sejumlah kecil
Molisch yang reagen (α-naftol dilarutkan dalam etanol) dalam tabung
reaksi. Setelah pencampuran, sejumlah kecil asam sulfat pekat
ditambahkan secara perlahan menuruni sisi miring tabung, tanpa
pencampuran, untuk membentuk lapisan. Reaksi positif ditunjukkan
dengan munculnya cincin ungu pada antarmuka antara asam dan uji
lapisan. Semua karbohidrat - monosakarida, disakarida, dan
polisakarida - harus memberikan reaksi positif, dan asam nukleat dan
glikoprotein juga memberikan reaksi positif, karena semua senyawa ini
akhirnya dihidrolisis menjadi monosakarida oleh asam mineral kuat.
Pentosa kemudian dehidrasi untuk furfural, sementara heksosa
mengalami dehidrasi sampai 5-hydroxymethylfurfural (Harisha, 2005).
b. H2SO4
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik)
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam
sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk
utama industri kimia. Massa molar 98, 08 g/mol. Cairan bening tak
berwarna dan tak berbau. Derajat keasamannya memiliki pH 3.
Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak (Agamanolis, 2005).
c. Larutan Yodium
Yodium (bahasa Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada
tabel periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini
diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen
yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif.
Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah reaktivitasnya dan
lebih elektropositif dari pada yodium, tapi kelangkaan astatin membuat
sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini. Yodium terutama digunakan
dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya semua
unsur halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk molekul diatomik
(Agamanolis, 2005).
d. Reagen Barfoed
Barfoed adalah reagen kimia yang digunakan untuk mendeteksi
adanya monosakarida. Hal ini didasarkan pada pengurangan tembaga
(II) asetat untuk tembaga (I) oksida (Cu2O), yang membentuk endapan
batu bata merah (Flinn, 2011).
RCHO + 2Cu2+ + 2H2O → RCOOH + Cu2O ↓ + 4H +
(Disakarida juga bereaksi, tetapi reaksi jauh lebih lambat.) Kelompok
aldehid dari monosakarida yang biasanya membentuk hemiasetal siklik
teroksidasi menjadi karboksilat tersebut. Sejumlah zat lain, termasuk
natrium klorida, dapat mengganggu. Hal ini ditemukan oleh kimiawan
Denmark Christen Thomsen Barfoed dan terutama digunakan dalam
botani. Reagen ini mirip dengan larutan Fehling untuk aldehida (Flinn,
2011).
e. Reagen Benedict
Larutan Benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula
pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip pengujiannya sama dengan uji
menggunakan larutan Fehling. Gula pereduksi yang dapat diuji berupa
monosakarida, disakarida kecuali sukrosa. Larutan Benedict akan
menguji keberadaan gugus aldehida dan keton pada gula aldosa dan
ketosa. Larutan Benedict mengandung sodium sitrat, natrium karbonat
anhidrat, dan tembaga sulfit. 7H2O, dan semua garam tersebut
dilarutkan dalam air. Hasil positif yang ditunjukkan dari uji ini adalah
terbentukan endapan berwarna merah bata yang tidak larut. Endapan
merah bata diakibatkan reaksi dari ion logam tembaga(II) direduksi
menjadi tembaga (I) (Nigam, 2007).
d. Sukrosa
Pada hasil percobaan sukrosa, setelah penambahan H2SO4 larutan
berubah warna menjadi merah (++). Kemudian setelah ditambahkan 5 ml air,
warna larutan berubah menjadi ungu (++) hal ini mengindikasikan bahwa
sukrosa merupakan senyawa karbohidrat. Hasil percobaan tersebut sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa Sukrosa adalah disakarida yang kita
kenal sebagai gula pasir (Marzuki, 2010). Dimana disakarida merupakan jenis
karbohidrat yang terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida.
Perubahan warna disebabkan karena sukrosa terhidrolisis oleh H2SO4
sehingga ikatan glikosida terputus menjadi glukosa dan fruktosa, kemudian
glukosa yang merupakan kelompok monosakarida tersebut terdehidrasi
menjadi senyawa hidroksimetil furfural berwarna merah. Kemudian setelah
didiamkan dan diencerkan dengan 5 ml air, larutan berubah menjadi berwarna
ungu yang disebabkan karena terbentuknya senyawa kompleks furfural yang
berikatan dengan ion naftol dari reagen Molisch. Mekanisme reaksi yang
terjadi dalam percobaan ini adalah:
e. Fruktosa
Pada hasil percobaan fruktosa, setelah penambahan H2SO4 larutan
berubah warna menjadi merah (+++). Kemudian setelah ditambahkan 5 ml
air, warna larutan berubah menjadi ungu (+++) hal ini mengindikasikan
bahwa fruktosa merupakan senyawa karbohidrat. Hasil percobaan tersebut
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa fruktosa atau gula buah,
adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan
merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa
dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan
(Habibana, 2014). Dimana monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
terdiri dari hanya satu unit polisakarida aldehid atau keton. Perubahan warna
disebabkan karena fruktosa terdehidrasi oleh H2SO4 menjadi senyawa
hidroksimetil furfural berwarna merah. Kemudian setelah didiamkan dan
diencerkan dengan 5 ml air, larutan berubah menjadi berwarna ungu yang
disebabkan karena terbentuknya senyawa kompleks furfural yang berikatan
dengan ion naftol dari reagen Molisch. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam
percobaan ini adalah:
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data bahwa glukosa,
fruktosa, sukrosa, amilum, dan laktosa merupakan jenis senyawa karbohidrat.
2. Tes Seliwanof
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gugus ketosa
pada sampel. Uji selliwanof dalam pengujian ini golongan aldosa bereaksi,
sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk membentuk 4-hidroksi
metil furfural yang kemudian mengalami kondensasi dengan resorsinol, dan
akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah
orange. Dilakukannya pemanasan pada bahan uji yang telah diberi pereaksi
Selliwanof adalah untuk mempercepat laju reaksi ketika dehidrasi dan
kondensasi pembentukan senyawa kompleks berwarna. Reaksi positif terjadi
jika, larutan berwarna merah.
J. KESIMPULAN
K. DAFTAR PUSTAKA
L. LAMPIRAN