Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS

Pada percobaan ini menggunakan titrasi oksidi permanganometri. Karena


pada percobaan ini, menggunakan larutan standar kalium permanganat (KMnO4)
sebagai titrannya.

Percobaan 1 memiliki tujuan untuk menentukan standarisasi larutan


KMnO4 dengan larutan Na2C2O4. Langkah pertama yaitu, menimbang serbuk
Na2C2O4 berwarna putih sebanyak 0,67 gram. Kemudian, dilarutkan dengan
aquades tidak berwarna di dalam gelas kimia. Setelah larut, dimasukkan kedalam
labu ukur dan ditambahkan aquades sampai tanda batas, kemudian dikocok sampai
larutan menjadi larutan homogen yang tidak berwarna. Setelah larutan homogen,
diambil 10 ml menggunakan pipet gondok. Lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
ukuran 250 ml. Lalu, diambahkan 2 ml larutan H2SO4 4 N menjadi laruan tidak
berwarna. Kemudian dipanaskan sampai suhu 70℃ (sampai muncul sedikit
gelembung. Kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 berwarna ungu kehitaman
dalam keadaan masih panas sampai warna larutan berubah menjadi merah muda.
Titrasi dilakukan dengan pengulangan 3 kali dengan volume I2 berturut-turut dari
pengulangan 1, 2, dan 3 adalah 9,1 ml. 9,5 ml, 9 ml.

Reaksi yang terjadi pada percobaan 1 adalah sebagai berikut :

1. Na2C2O4(s) + H2O(l)→ Na2C2O4(aq)


2. 2MnO4-(aq) + 5C2O42-(aq) + 16H+(aq) → 10 CO2(g) + Mn2+(aq) +8H2O(l)
3. MnO4-(aq) + 8H+(aq) +5e → Mn2+(aq) +4H2O(l)
4. C2O42-(aq) → 2CO2(g) + 2e
5. 2 Mn2+(aq) +16H+(aq) + 5 C2O42-(aq) → 2 Mn2+(aq) + 8H2O(l) +10CO2(g)

Percobaan 2 memiliki tujuan untuk menentukan jumlah kristal air dalam


asam oksalat H2C2O4.x H2O. Langkah pertama yaitu, menimbang serbuk H2C2O4.x
H2O berwarna putih sebanyak 0,63 gram. Kemudian, dilarutkan dengan aquades
tidak berwarna di dalam gelas kimia. Setelah larut, dimasukkan kedalam labu ukur
dan ditambahkan aquades sampai tanda batas, kemudian dikocok sampai larutan
menjadi larutan homogen yang tidak berwarna. Setelah larutan homogen, diambil
10 ml menggunakan pipet gondok. Lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer ukuran
250 ml. Lalu, diambahkan 2 ml larutan H2SO4 4 N menjadi laruan tidak berwarna.
Kemudian dipanaskan sampai suhu 70℃ (sampai muncul sedikit gelembung.
Kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 berwarna ungu kehitaman dalam
keadaan masih panas sampai warna larutan berubah menjadi merah muda. Titrasi
dilakukan dengan pengulangan 3 kali dengan volume I2 berturut-turut dari
pengulangan 1, 2, dan 3 adalah 8,9 ml. 9,2 ml, 9,6 ml.

Reaksi yang terjadi pada percobaan 2 adalah sebagai berikut :

1. H2C2O4.XH2O(s) + H2O(l) → H2C2O4(aq)


2. MnO4- (aq)+ 8H+(aq) + 5e- → Mn2+(aq) + 4H2O(l)
C2O42-(aq)→ 2CO2(g) + 2e-

3. 2 MnO4-(aq) + 5 C2O42-(aq) → 2Mn2+(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g)


PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, fungsi dari penambahan H2SO4 adalah untuk


memberikan suasana asam pada reaksi yang terjadi. Hal ini disebabkan karena
MnO4- dapat tereduksi dalam suasana asam, jika dalam suasana netral kemungkinan
yang terjadi adalah terbentuk endapan berwarna coklat sehingga menyebabkan titik
akhir titrasi sulit diketahui. Dalam pengasaman juga diharuskan menggunakan
larutan H2SO4 karena H2SO4 berperan sebagai katalis yang tidak menghasilkan
reaksi samping. Penyebab lainnya yaitu karena kalium permanganat (KMnO4)
merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam maka, titrasi harus
dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat (H2SO4). Sebaliknya, jika dipakai
asam klorida dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor
dan reaksi ini mengakibatkan dipakainya permanganat dalam jumlah berlebih.

Fungsi dari pemanasan sampai 70℃ adalah untuk mempercepat terjadinya


reaksi. Proses pemanasan sendiri juga tidak boleh lebih dan kurang dari 70℃.
Karena jika suhunya kurang dari 70℃, reaksinya lebih lambat, sehingga
menyebabkan volume titran yang dibutuhkan semakin banyak. Tetapi, jika suhunya
melebihi 70℃, reaksinya semakin cepat berlangsung, sehingga menyebabkan
volume titran yang dibutuhkan semakin sedikit. Hal ini menyebabkan nilai galat
yang cukup besar pada perhitungan data hasil percobaan. Di percobaan ini tidak
menggunakan indikator karena untuk mengatahui terjadinya titik ekivalen, karena
-
MnO4 yang berwarna ungu dapat berfungsi sebagai indikator sendiri ( auto
indicator ).

Pada percobaan ini, untuk membakukan kalium permanganat menggunakan


larutan natrium oksalat yang merupakan standar primer yang baik untuk
permanganat dalam larutan asam. Saat proses titrasi, larutan KMnO4 yang berperan
sebagai titran, harus menggunakan buret gelap. Hal ini bertujuan untuk
menghindari cahaya dari sekitar dikarenakan larutan KMnO4 mudah tereduksi pada
cahaya matahari (panas).

Dari data hasil percobaan 1, volume KMnO4 yang dibutuhkan untuk


mentitrasi larutan Na2C2O4 berturut-turut adalah sebagai berikut : pada
pengulangan 1 volume KMnO4 yang dibutuhkan adalah 9,1 ml, pada pengulangan
ke-2 volume KMnO4 yang dibutuhkan adalah 9,5 ml, pada pengulangan ke-3
volume KMnO4 yang dibutuhkan adalah 9 ml. Dari hasil percobaan tersebut dapat
diketahui konsentrasi Na2S2O3 standar melalui rumus

V KMnO4 × M.KMnO4 = V Na2C2O4 × M Na2C2O4

Dari perhitungan tersebut didapat molaritas KMnO4 dalam (M) berturut-turut


adalah : pada pengulangan 1 sebesar 0,054 M, pada pengulangan 2 sebesar 0,052
M, pada pengulangan 3 sebesar 0,055 M. Dengan M Na2C2O4 diperoleh dari
perhitungan rumus :
𝑳
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 (𝒈𝒓𝒂𝒎) 𝟏𝟎𝟎𝟎 ( )
𝒎𝒍
M Na2C2O4= 𝒈𝒓𝒂𝒎 ×
𝑩𝑴 ( 𝒎𝒐𝒍 ) 𝑽 (𝒎𝒍)

Dari perhitungan tersebut, dihasilkan molaritas larutan Na2C2O4 adalah 0,05 M.


Dari hasil perhitungan molaritas KMnO4 tersebut, dicari rata-rata molaritas KMnO4
𝑀1 + 𝑀2 + 𝑀3
dengan rumus 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑀 = . Dihasilkan rata-rata M KMnO4
3
sebesar 0,053 N.

Dari data hasil percobaan 2, volume KMnO4 yang dibutuhkan


untuk mentitrasi larutan H2C2O4.x H2O berturut-turut adalah sebagai berikut : pada
pengulangan 1 volume KMnO4 yang dibutuhkan adalah 8,9 ml, pada pengulangan
ke-2 volume KMnO4 yang dibutuhkan adalah 9,2 ml, pada pengulangan ke-3
volume KMnO4 yang dibutuhkan adalah 9,6 ml. Dari hasil percobaan tersebut dapat
diketahui konsentrasi H2C2O4.x H2O standar melalui rumus

V KMnO4 × M.KMnO4 = V H2C2O4 × M H2C2O4

Dari perhitungan tersebut didapat molaritas H2C2O4 dalam (M) berturut-turut


adalah : pada pengulangan 1 sebesar 0,047 M, pada pengulangan 2 sebesar 0,048
M, pada pengulangan 3 sebesar 0,050 M. Dengan M KMnO4 diperoleh dari
perhitungan molaritas KMnO4 hasil standarisasi dengan Na2C2O4 yaitu sebesar
0,053 M
Dari perhitungan tersebut, dicari massa molekul relatif dari H2C2O4.x H2O dari
rumus
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝟏𝟎𝟎𝟎
M H2C2O4= ×
𝑴𝒓 𝑽

Dari rumus perhitungan tersebut dihasilkan besarnya Mr pada tiap-tiap


pengulangan adalah sebagai berikut : pada penglangan 1 adalah sebesar 134,042.
pada penglangan 2 adalah sebesar 131,25. pada penglangan 3 adalah sebesar 126.
Kemudian masing-masing Mr dari tiap-tiap pengulangan dimasukkan ke dalam
rumus Mr H2C2O4.x H2O untuk mencari jumlah kristal air dalam senyawa asam
oksalat. Rumus Mr H2C2O4.x H2O adalah

Mr H2C2O4.x H2O = Mr H2C2O4 + x ( H2O )

dari rumus tersebut dihasilkan nilai x sebagai jumlah krital air dalam senyawa asam
oksalat dari masig-masing pengulangan adalah sebagai berikut : pada penglangan 1
adalah sebesar 2,4. pada penglangan 2 adalah sebesar 2,3. pada penglangan 3 adalah
sebesar 2. Kemudian dicari rata-rata dengan cara

𝒙𝟏+𝑿𝟐 + 𝑿𝟑
rata-rata x =
𝟑

dari rumus tersebut dihasilkan rata-rata nilai X = 2,2 ≈ 2. Jadi, jumlah kristal air
dalam senyawa asam oksala adalah sebesar 2. Hasil perhitungan data percobaan
yang kami lakukan sesuai dengan hipotesis kami.

Anda mungkin juga menyukai