Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

NAMA : LUTFIYAH AINI MUFIDAH

NPM : 17040014

GROUP : 1G5

DOSEN : Dra. Hj.Sri Iriani, M.M.

Asisten Dosen : Andri. S dan Minda N.,S.Si,MT

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2017/2018
MENETAPKAN NORMALITAS LARUTAN KMNO4 DENGAN LARUTAN
STANDAR ASAM OKSALAT (HCOOH)2 0,1000N

I. MAKSUD DAN TUJUAN :


Agar praktikan dapat menentukan normalitas larutan KMnO4 dengan larutan baku
oksalat (HCOOH)2 0,1000N

II. DASAR TEORI :


Untuk menetapkan normalitas larutan KMnO4 dan kadarnya dapat dilakukan dengan
cara titrimetri. Pada percobaan ini metode penitaran yang digunakan adalah metode
Permanganometri atau oksidimetri. Dalam titrasi permanganometri atau oksidimetri
digunakan larutan penitar KMnO4 (kalium permanganat) yang merupakan suatu
oksidator kuat . penitaran larutan KmnO4 tidak membutuhkan suatu indikator karena
larutan KMnO4 sudah berwarna merah violet. Penggunaan larutan KMnO4 di industri
tekstil banyak digunakan sebagai oksidator untuk membuat efek lusuh pada
penyempurnaan kain denim.
Syarat–syarat berlangsungnya titrasi cara permanganometri atau oksidimetri adalah :
- Suasana asam kuat karena PH yang harus dicapai adalah ≤ PH 4.
0
- Suhu antara 40 – 70 C . apabila suhu dibawah 400 C maka proses titrasi akan
melambat.
- Tidak Menggunakan Indikator Karena KMnO4 Sudah Berwarna
Ada dua lingkungan PH yang dapat mempengaruhi daya oksidasi larutan KmnO4
sehingga daya oksidasi tersebut berbeda kekuatannya. Dalam suasana asam
reaksinya sebagai berikut :
2KMnO4 + 3H2SO4         K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O
BM dari KMnO4 tergantung dari kondisi PH pada titrasi. Dalam PH asam :
2 KMnO4 = 5O = 10H
1 KMnO4 = 5H
Sehingga BE KMnO4 (asam) = 1/5 BM
Dalam PH netral atau basa reaksinya sbagai berikut :
2 KMnO4 + H2O         2MnO2 + KOH + 3O   
Untuk lingkungan basa/ netral :
2 KMnO4 = 3O = 6H
1 KMnO4 = 3H
Sehingga BE KMnO4 (basa) = 1/3 BM
Menurut reaksi diatas oksidasi paling kuat terjadi dalam PH asam, larutan
standart yang digunakan adalah asam oksalat (HCOOH)2 0,1000 N.
Larutan standart adalah suatu larutan yang mempunyai kestabilan yang baik
yaitu dalam penyimpanan yang lama dan tidak mudah memuai serta tidak mudah
berubah. Larutan baku asam oksalat (HCOOH)2 biasanya digunakan sebagai
lartan standart untuk titrasi alkalimetri (pada NaOH ) dan pada titrasi oksidimetri
(cara permanganometri dengan larutan KMnO4).
Larutan yang digunakan sebgai pengatut PH asam adalah larutan H 2SO4 4N
karena H2SO4 bersifat asam kuat. Reaksi oksidasi akan dipercepat apabila
berlangsung pada suhu yang agak tinggi yaitu antara 60-700 C , sehingga
biasanya sebelum dititar larutan dipanaskan sampai 60-700 C kemudiaan baru
dititrasi dengan larutan KMnO4 . pada titrasi KMnO4 tidak diperlukan indikator
karena KMnO4 sudah berwarna sehingga titik akhir ditunjukkan oeh warna
KMnO4 yaitu merah jambu. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
2 KMnO4 + 3H2SO4         K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O
5 (COOH) 5H2O + 5CO2
2 KMnO4 + 3H2SO4 +  5 (COOH)2 K2SO4 + 2MnSO4 + 5CO2 + 8 H2O + 5O
III. ALAT DAN BAHAN
 Alat alat
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet volume 10 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Piala gelas 100 ml
- Corong gelas
- Pemanas listrik
 Bahan – bahan pereaksi
- Larutan standar H2C2O4 0,1000N
- Larutan KMnO4
- Larutan H2SO4
IV. CARA KERJA DAN PENGAMATAN
Cara kerja
1. Menyiapkan Buret
 Buret
- Bersihkan
- Bilas dengan KMnO4
- Isi dengan KMnO4 yang akan ditetapkan normalitasnya
2. Menyiapkan Larutan
 Larutan (HCOOH)2 0,1000 N
- Pipet 10 ml
- Masukkan ke Erlenmeyer
- Diasamkan dengan 10 ml larutan H2SO4 4N
- Dimasukkan ke gelas ukur
- Dipanaskan hingga 60 – 700C
3. Dititrasi
 Larutan masih panas siap dititar
- Dititrasi meggunakan larutan KMnO4
- Dicatat volume titrasi
- Ditentukan normalitas KMnO4 dan kadarnya dalam satuan g/l
- Larutan setelah dititrasi berwarna merah jambu

Pengamatan :

Titrasi 1 = 0,00 - 9,4 = 9,4 ml

Titrasi 2 = 9,4 – 18,8 = 9,4 ml +

18, 8 ml

Rata – rata = 18,8 ml +

= 9,4 ml

V. PERSAMAAN REAKSI

2 KMnO4 + 3H2SO4         K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O


5 (COOH) 5H2O + 5CO2

2KMnO4 + 3H2SO4 +  5 (COOH)2 K2SO4 + 2MnSO4 + 5CO2 + 8 H2O + 5O

VI. PERHITUNGAN

V1 X N1 = V2 X N2
(asam oksalat) (KMnO4)
10 X 0,1000N = 9,4 X N2
N2 = 10 X 0,1000
9,4
= 0,1063 N
Kadar KMnO4 (g/l) = NKMNO4 X BEKMNO4
= 0,1063 X 31,6
= 3,35 gram/liter

VII. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini zat yang digunakan adalah KMnO4 sebagai penitar yang
bersifat oksidator. Sehingga tidak membutuhkan indikator dalam proses titrasinya.
Umumnya titrasi larutan KMnO4 menggunakan larutan yang tidak berwarna karena
KMnO4 sendiri sudah berwarna violet. Titrasi permanganometri harus dalam suasana
asam kuat sehingga harus digunakan H2SO4 sebagai pengasamnya. Hal ini
dilakukan karena jika tidak berada dalam suasana asam kuat maka perubahan
warna KMnO4 tidak akan terlihat. Volume H2SO4 yang digunakan hanya 10 ml
karena kadar H2SO4 sudah sangat pekat yaitu 4N. Karena H2SO4 bersifat keras
dan berbahaya jika terhirup dan jika terkena kulit, maka pengambilannya dengan
menggunakan gelas ukur. Dalam reaksi ini H2SO4 hanya berfungsi sebagai
pengasam sehingga H2SO4 tidak ikut bereaksi, maka keakuratan volume H2SO4
tidak mempengaruhi hasil titrasi.
Larutan ini kemudian harus dipanaskan sampai suhu 40 - 70 ˚C agar proses
titrasi berjalan dengan sempurna. Jika pemanasan dibawah 40 0 proses titrasi akan
berjalan lambat dan jika pemanasan diatas 70 ˚C akan menyebabkan KMnO 4 pecah
menjadi KO2 dan MnO2.

Untuk menetapkan titar larutan KMnO4 dan kadarnya dapat dilakukan dengan
cara titrimetri. Titrimetri adalah cara analisa jumlah berdasarkan pengukuran volume
larutan pereaksi yang mempunyai kepekatan tertentu yang direaksikan dengan
larutan contoh yang sedang ditetapkan kadarnya. Dalam percobaan ini metode
penitaran yang digunakan adalah titrasi oksidimetri yaitu dengan cara
permanganometri. Dalam titrasi permanganometri digunakan larutan penitar KMnO 4
(Kalium permanganat) yang merupakan suatu oksidator. Dan larutan yang digunakan
sebagai pengasam adalah larutan H2SO4 4N  karena H2SO4 bersifat asam kuat. 

Larutan baku standar yang digunakan dalam titrasi ini adalah Asam Oksalat
( HCOOH )2 0,1000 N. Larutan baku standar adalah suatu larutan yang mempunyai
kestabilan yang baik yaitu dalam penyimpanan yang lama dan tidak mudah memuai
serta tidak mudah berubah. Larutan baku Asam Oksalat biasanya digunakan sebagai
larutan baku standar untuk titrasi alkalimetri (pada NaOH) dan pada titrasi oksidimetri
(cara permanganometri dengan larutan KMnO4).
Dalam percobaan titrimetri ( cara permanganometri ) pada larutan KMnO 4 0,1
N dengan larutan baku Asam oksalat 0,1000 N. tidak terjadi banyak kesalahan.
Selama percobaan berlangsung, kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir karena
langkah percobaan yang cukup mudah, alat-alat praktikum dalam kondisi baik, dan
waktu percobaan yang singkat. Keadaan ini tentu sangat memudahkan praktikan
untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dan pada praktikum ini pun sama dengan
praktikum sebelumnya dilakukan 2 kali percobaan atau 2 kali proses titrasi dengan
banyak larutan yang sama agar mendapatkan hasil yang akurat dalam menentukan
kadarnya.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Normalitas KMnO4 adalah 0,1063
N dan kadar KMnO4 adalah 3,35 gram/liter.

IX. DAFTAR PUSTAKA

[1].Abdul Hadi. 2015. “Kimia Penetapan Titar KMnO4”. Dalam situs :


http://www.softilmu.com/2015/11/kimia-penetapann-titar-kmno4.html
[2].Odeyoni. 2014. “Kimia Larutan Standart Asam Oksalat”. Dalam
situs:http://www.Odeyoni.com/2015/kimia-larutan-standart-asam.html
[3].Softilmu. 2015. “ Penetapan Normalitas Larutan KMnO4”. Dalam situs
http://www.softilmu.com/2015/sifat-teori-asam -basa.html
[4].Sri Iriani, Juju Juhana, Wulan Safrihartini Atikah. 2016. PEDOMAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR SEMESTER 1. Bandung: Politeknik STTT Bandung
MENETAPKAN KADAR H2O2 SECARA PERMANGANOMETRI ATAU
OKSIDIMETRI

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara menetapkan kadar
H2O2 secara permanganometri.

II. DASAR TEORI


Penetapan kadar H2O2 berdasarkan reaksi redoks dengan KMnO4
atau dengan cara permanganometri atau oksidimetri. Pada metode
permanganometri atau oksidimetri titran yang digunakan adalah kalium
permanganat (KMnO4).
Prinsip dari titrasi permanganometri atau oksidimetri adalah
berdasarkan reaksi oksidasi atau reduksi. Kalium permanganat yang
digunakan adalah oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara yang
berbeda-beda , bergantung dari PH larutannya. Kekuatannya sebagai
oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada PH
yang berbeda itu. Reaksi yang beraneka ragam in disebabkan oleh
keragaman valensi mangan.
Reduksi MnO4- berlangsung sebagai berikut :
a. Larutan asam [H+] 0,1 N atau lebih
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
b. Larutan netral,
MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O
c. Larutan basa, [OH-] 0,1 N atau lebih
MnO4- + e+ MnO42-
Hdrogen peroksida dikenal sebagai dihidrogen dioksida,
hidrogen dioksida, oksidol dan peroksida, denga rumus kimia H2O2
PH 4,5, cairan bening, tidak berwarna dan tidak berbau, dan lebih
kental dari air. Memiliki sifat oksidator yang sangat kuat dan
digunakan sebagai bahan pemutih, juga sebagai desinfektan. Pada
industri tekstil H2O2 banyak digunakan dengan memanfaatkan sifat
oksidatornya antara lain sebgaizat pengelantang dan sebagai
pembangkit warna pada proses pencelupan dengan zat warna bejana.
Hidrogen peroksida mempunyai sifat-sifat sebgai berikut :
a. Bukan asam, tetapi dapat mengubah arna lakmus menjadi merah
b. Larutan pekat hidroogenn peroksida dapat merusk kulit
c. Memiliki daya desinfektan
Menurut Farmakope Edisi IV (1995) larutan baku kalium permanganat
hanya digunakan untuk menetapkan kadar hidrogen peroksida dengan
cara titrasi. Dimana tiap ml larutan kalium permanganat 0,1000 N setara
dengan 1,701 mg hidrogen peroksida. Pada penetapan kadar tersebut,
reaksi yang terjadi adalah sebgai berikut :
2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
Karena 5 mol H2O2 setar dengan 10 elektron, maka valensinya adalah 2
aehingga berat ekivalen (BE) sama degan berat molekul dibagi 2 atau
BE = BM/2 (tanda panah kearah bawah pada ion ppermanganat dalam
persamaan reaksi diatas menunjukkkan bahwa ion permanganat
sebagai pentiter.

Permanganometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor


dengan jalan dioksidasi dengan larutan baku Kalium Permanganat
(KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat encer. Metode permanganometri
didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini
berlangsung dalam suasana asam, netral, dan alkalis, dimana kalium
permanganate merupakan oksidator yang kuat sebagai titran. Titrasi ini
didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium
permangant inilah yang telah digunakan meluas lebih dari 100 tahun.
(Shevla, 1995).

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat- Alat
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet volume 10 dan 25 ml
- Buret 50 ml
- Labu ukur 100 ml
 Bahan -Bahan pereaksi
- Larutan KMnO4
- Larutan H2O2 encer
- Larutan H2SO4
IV. CARA KERJA DAN PENGAMATAN
Cara kerja
1. Menyiapkan Buret
 Buret
- Bersihkan
- Bilas dengan air suling
- Isi buret dengan KMnO4
2. Menyiapkan Larutan
 Larutan H2O2
- Dipipet 25 ml
- Dimasukkan ke labu ukur
- Diencerkan dengan air suling sampai dengan tanda garis
 Larutan H2O2 yang telah encer
- Dipipet 10 ml
- Dimasukkan ke erlenmeyer
- Diasamkan dengan 10 ml larutan H2SO4
Pengamatan 25 ml:
Titrasi 1 = 0,00 – 43,5 ml = 43,5 ml
Titrasi 2 = 0,00 – 43,5 ml = 43,5 ml +
87,0 ml

Rata rata = titrasi 1 + Titrasi 2


2
= 43,5 + 43,5 = 43,5 ml
2

V. PERSAMAAN REAKSI
2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O

VI. PERHITUNGAN

mg/l = ml titrasi X N KMNO4 X BEH202 X P


100 1000
= 43,5 X 0,1063 X 17 X 400 P25ML = X
25 10
= 31.443,54 Mg/L = 400
= 314,43 gr/l
% = gr/l X 100 %
1000 X Bj
= 314,43 X 100 %
1000 X 1
= 3,14 %
VII. PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion
MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik
titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat.Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar
belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini
banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Prinsip
permanganometri adalah berdasrkan reaksi oksidasi dan reduksi. Pada
percobaan permanganometri ini, secara garis besarnya terbagi atas 2
komponen yaitu zat pentiter dan zat yang dititer.

Dalam percobaan titrimetri (cara permanganometri) untuk


menetapkan kadar H2O2 yang bersifat oksidator digunakan larutan
KMnO4 0,1052 N sebagai penitar yang juga bersifat oksidator. Dalam
percobaan ini tidak terjadi banyak kesalahan karena selisih antara
volume awal titrasi dan volume akhir titrasi adalah nol. Selama percobaan
kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir karena langkah percobaan yang
cukup mudah, alat-alat praktikum dalam kondisi baik, dan waktu
percobaan yang singkat. Keadaan ini tentu sangat memudahkan
praktikan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Dalam praktikum ini zat yang akan dititar adalah H2O2 yang biasanya
dalam proses tekstil digunakan dalam proses bleaching. H2O2 bersifat
oksidator sehingga tidak memerlukan indikator dalam proses titrasinya.
Umumnya titrasi larutan KMnO4 menggunakan larutan yang tidak
berwarna karena KMnO4 sendiri sudah berwarna violet. Titrasi
permanganometri harus dalam suasana asam kuat sehingga harus
digunakan H2SO4 sebagai pengasamnya. Hal ini dilakukan karena jika
tidak berada dalam suasana asam kuat maka perubahan warna
KMnO4 tidak akan terlihat. Volume H2SO4 yang digunakan hanya 10 ml
karena kadar H2SO4 sudah sangat pekat yaitu 4N. Karena
H2SO4 bersifat keras dan berbahaya jika terhirup dan jika terkena kulit,
maka pengambilannya dengan menggunakan gelas ukur. Dalam proses
reaksi ini H2SO4 hanya berfungsi sebagai pengasam sehingga
H2SO4 tidak ikut bereaksi, maka keakuratan volume H2SO4 tidak
mempengaruhi hasil titrasi.

Sama halnya dengan praktikum sebelumnya, praktikum ini juga


dilakukan dengan prosedur atau cara kerja yang hampir sama. Namun
pada praktikum ini tidak ada pemanasan sebelum larutan H2O2 dititrasi
dengan larutan KMnO4.

Pada praktikum penetapan kadar H2O2 secara permanganometri atau


oksidimetri ini untuk menentukan kadar H2O2 nilai Normalitas KMnO4
yang digunakan adalah nilai Normalitas pada perhitngan praktikum
sebelumnya.

VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum diata dapat disimpulkan bahwa kadar H2O2 adalah 314,43
gram/liter atau 3,14 %

IX. DAFTAR PUSTAKA


[1].Cici Haiyani. 2015. “ Laporan Praktikum penetapan kadar H2O2 ”
Dalam situs :http://cicihaiyani.blogspot.com/2015/05/laporan-praktikum-
penetapan-kadar- H2O2.html
[2].Intan Milasari. 2015. “Laporan Kimia Permanganometri”. Dalam situs:
http://intanmilasary.blogspot.co.id/2015/12/praktikum-kimia-
permanganmetri.html
[3].Sri Iriani, Juju Juhana, Wulan Safrihartini Atikah. 2016. PEDOMAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR SEMESTER 1. Bandung: Politeknik STTT
Bandung
[4]. Wikipedia Bahasa Indonesia. “permanganometri ” Dalam situs:
https://id.wikipedia.org/wiki/permanganometri.html
PENETAPAN KADAR NATRIUM NITRIT (NaNO2)

I. MAKSUD DAN TUJUAN :


Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara menetapkan kadar
Natrium Nitrit (NaNO2)

II. DASAR TEORI


Salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri, yakni
pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume
larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk oereaksi secara stoikiometri
degan zat yang ditentukan dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu reaksi
asam basa, reaksipengendapan, reaksi pembentukan kompleks atau
komplekstometri, dan terakhir reaksi redoks.
Salah satu contoh reaksi oksidas reduksi adalah metoda
oksidimetri.dalam prosesnya digunakan kalium permanganat sehingga
metoda ini dikenal pula sebagai metoda permanganometri karna
didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
Natrium nitrit ini memepunyai sifat mudah terbakar, beracun dan tidak
berbau. Natrium nitrit bersifat sebagai oksidator dengan BM 69. Dalam
proses tekstil natrium nitrit digunakan untuk proses oksidasi setelah
pencelupan zat warna belerang yaitu untuk mencelup kain denim tua. Zat
warna belerang tidak larut dalam air, sehingga agar dapat larut
ditambahkan reduktor alkali. Dalam proes penentapannya dilakukan
pemanasan dalam water bat dalam suhu 40 – 600C yang dimaksudkan
untuk mempercepat reaksi. Jika pemanasan dilakukan melebihi 700 C
maka larutan akan mengendap.
Prinsip daru penetapa kadar senyawa NaNO2 metode
permanganometri dengan menggunakan prinsip titrasi balik berdasarkan
reaksi oksidasi reduksi antara sampel yang bersifat reduktor dengan titran
sekaligus indikator larutan baku KMnO4 yang oksidator dalam suasana
asam dengan titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan
tidak berwarna menjadi larutan merah muda yang stabil. Asam sulfat
merubah natrium nitrit menjadi asam nitrit pada suasana asam akan
mengoksidasi permanganat yang bermuatan negatif dan berwarna merah
ungu menjadi mangan sulfat yang tidak berwarna.
Reaksi yang berlangsung :
2 NaNO2 + H2SO4 Na2 SO4 + 2HNO3
2 KMnO4 + 5HNO2 +3H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + 2H2O + 5HNO3
III. ALAT DAN BAHAN
 Alat-alat
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet volume 25 ml
- Labu ukur 100 ml
- Buret 50 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Piala gelas 100 ml
- Corong gelas
- Pipet tetes
- Neraca analitik
 Bahan – bahan pereaksi
- NaNO2
- Larutan KMNO4 0,1000 N
- Larutan H2SO4

IV. CARA KERJA DAN PENGAMATAN


Cara kerja
1. Menyiapakan larutan NaNO2
 Larutan NaNO2
- NaNO2 ditimbang 500 mg
- Larutkan menggunakan labu ukur 100 ml
- Diencerkan dengan air suling s/d tanda batas
- Dihomogenkan
2. Menyiapkan buret
 Buret
- Dicuci
- Diisi dengan larutan NaNO2
- Buret siap digunakan
3. Titrasi
 Larutan NaNO2 siap dititrasi
- Dipipet 25 ml KmnO4 kedalam Erlenmeyer
- Asamkan dengan 20 ml H2SO4
- Panaskan sampai suhu 400
- Dititar dengan larutan NaNO2 sampai tidak berwar na
- Tentukan kadar NaNO2
- Larutan selesai dititrasi

Pengamatan 25 ml :

1. 0,00 - 14,00 = 14 ml
2. 6,7 - 20,70 = 14 ml +

28 ml

Rata – rata = 28 ml

= 14 ml

V. PERSAMAAN REAKSI
2 NaNO2 + H2SO4 Na2 SO4 + 2HNO3
2 KMnO4 + 5HNO2 +3H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + 2H2O + 5HNO3

VI. PERHITUNGAN
Hasil timbang :
1. Kertas minyak = 0,2487 gram
2. Berat NaNO2 = 0,5035 gram +
0, 7522 gram

N NaNO2 = V KMnO4 X N KmnO4


V NaNO2
= 25 X 0,1063
14
= 0, 1898 N

Kadar NaNO2 = 0,1898 X 34,5 X 100%


0,5035 X 1000
100
= 130,05 %

VII. PEMBAHASAN

Natrium nitrit merupakan zat tambahan pangan yang digunakan


sebgai pengawet. Natrium nitrit juga dapat diartkan sebagai bahan
peledak dan dalam bahan bakar padat roket,juga pada kaca dann pelapis
tembikar. Ciri-ciri natrium ntrit :
- Merupakan bahan kristal yang berwarna atau sedikit semu knng
- Dapat berbentuk sebagai bubuk , butir-butir atau bongkahan
- Tidak berbau dan
- Bersifat karsinogenik
Pada praktikum ini berbeda dengan praktikum sebelumnya. Pada
praktikum ini larutan NaNO2 dijadikan sebagai penitar dan larutan KMnO4
dijadikan titar. Padahal seharusnya pada titrasi permanganometri larutan
yang dijadikan penitar adalah larutan KMnO4. Hal ini dikarenakan larutan
NaNO2 (natrium nitrit) memiliki sifat mudah terbakar, beracun dan tidak
berbau. Dalam proses tekstil natrium nitrit digunakan untuk prosses
oksidasi setelah pencelupan zat warna belerang yaitu untuk mencelup
kain denim tua.
Dan pada praktikum kali ini pula NaNO2 (natrium nitrit) berbentuk
serbuk. Jadi sebelum dititrasi, NaNO2 ditimbang lalu dilarutkan dahulu di
labu ukur menggunakan aquades sampai pada tanda garis labu uur,
setelah itu kocok 12 X, kemudan di isikan kedalam buret. Setelah itu
larutan KMnO4 yang telah di masukkan kedalam erlenmeyer dipanaskan
dahulu hingga mencapai suhu 40 – 600C . jika pemanasan melebihi suhu
600 C larutan akan mengendap,, dan bila mengendap larutann harus di
larutkan terlebih dahulu. Sebelum dipanaskan tidak lupa ditambahkan
H2SO4 10 ml 4N.

Pada praktikum NaNO2 ini, hasil yang didapatkan seharusnya adalah


tidak lebih dari 100 %. Tetapi hasil yang didapatkan melebihi 100 %
adapun kesalahan pada saat praktik ialah mungkin praktikan kurang teliti
dalam menimbang atau mungkin kurangnya ketelitian saat melakukan
praktikum ini sehingga berpengaruh pada kadarnya.
VIII. KESIMPULAN

Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa N NaNO2 adalah 0,1898


N dan kadar NaNO2 adalah 130,05%

IX. DAFTAR PUSTAKA


[1].Buku Kimia. 2015 “ Pengertian Nattrium Nitrit” Dalam situs :
https://buku- kimia-blogspot.com/2015/06/pengertian-natrium-nitrit.html
[2]. Wikipedia Bahasa Indonesia. “Pengertian dan ciri-ciri Natrium Nitrit”
Dalam situs: https://id.wikipedia.org/wiki/pengertian-natrium-nitrit
[3]. Wiwik Haiyani. 2015. “ Penetapan Kadar Natrium Nitrit ”Dalam
situs :http://wiwikhaiyani.blogspot.com/2015/05/penentapan-kadar-
natrium-nitrit.html
[4].Sri Iriani, Juju Juhana, Wulan Safrihartini Atikah. 2016. PEDOMAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR SEMESTER 1. Bandung: Politeknik STTT
Bandung

Anda mungkin juga menyukai