NPM : 17040014
GROUP : 1G5
2017/2018
MENETAPKAN NORMALITAS LARUTAN KMNO4 DENGAN LARUTAN
STANDAR ASAM OKSALAT (HCOOH)2 0,1000N
Pengamatan :
18, 8 ml
= 9,4 ml
V. PERSAMAAN REAKSI
VI. PERHITUNGAN
V1 X N1 = V2 X N2
(asam oksalat) (KMnO4)
10 X 0,1000N = 9,4 X N2
N2 = 10 X 0,1000
9,4
= 0,1063 N
Kadar KMnO4 (g/l) = NKMNO4 X BEKMNO4
= 0,1063 X 31,6
= 3,35 gram/liter
VII. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini zat yang digunakan adalah KMnO4 sebagai penitar yang
bersifat oksidator. Sehingga tidak membutuhkan indikator dalam proses titrasinya.
Umumnya titrasi larutan KMnO4 menggunakan larutan yang tidak berwarna karena
KMnO4 sendiri sudah berwarna violet. Titrasi permanganometri harus dalam suasana
asam kuat sehingga harus digunakan H2SO4 sebagai pengasamnya. Hal ini
dilakukan karena jika tidak berada dalam suasana asam kuat maka perubahan
warna KMnO4 tidak akan terlihat. Volume H2SO4 yang digunakan hanya 10 ml
karena kadar H2SO4 sudah sangat pekat yaitu 4N. Karena H2SO4 bersifat keras
dan berbahaya jika terhirup dan jika terkena kulit, maka pengambilannya dengan
menggunakan gelas ukur. Dalam reaksi ini H2SO4 hanya berfungsi sebagai
pengasam sehingga H2SO4 tidak ikut bereaksi, maka keakuratan volume H2SO4
tidak mempengaruhi hasil titrasi.
Larutan ini kemudian harus dipanaskan sampai suhu 40 - 70 ˚C agar proses
titrasi berjalan dengan sempurna. Jika pemanasan dibawah 40 0 proses titrasi akan
berjalan lambat dan jika pemanasan diatas 70 ˚C akan menyebabkan KMnO 4 pecah
menjadi KO2 dan MnO2.
Untuk menetapkan titar larutan KMnO4 dan kadarnya dapat dilakukan dengan
cara titrimetri. Titrimetri adalah cara analisa jumlah berdasarkan pengukuran volume
larutan pereaksi yang mempunyai kepekatan tertentu yang direaksikan dengan
larutan contoh yang sedang ditetapkan kadarnya. Dalam percobaan ini metode
penitaran yang digunakan adalah titrasi oksidimetri yaitu dengan cara
permanganometri. Dalam titrasi permanganometri digunakan larutan penitar KMnO 4
(Kalium permanganat) yang merupakan suatu oksidator. Dan larutan yang digunakan
sebagai pengasam adalah larutan H2SO4 4N karena H2SO4 bersifat asam kuat.
Larutan baku standar yang digunakan dalam titrasi ini adalah Asam Oksalat
( HCOOH )2 0,1000 N. Larutan baku standar adalah suatu larutan yang mempunyai
kestabilan yang baik yaitu dalam penyimpanan yang lama dan tidak mudah memuai
serta tidak mudah berubah. Larutan baku Asam Oksalat biasanya digunakan sebagai
larutan baku standar untuk titrasi alkalimetri (pada NaOH) dan pada titrasi oksidimetri
(cara permanganometri dengan larutan KMnO4).
Dalam percobaan titrimetri ( cara permanganometri ) pada larutan KMnO 4 0,1
N dengan larutan baku Asam oksalat 0,1000 N. tidak terjadi banyak kesalahan.
Selama percobaan berlangsung, kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir karena
langkah percobaan yang cukup mudah, alat-alat praktikum dalam kondisi baik, dan
waktu percobaan yang singkat. Keadaan ini tentu sangat memudahkan praktikan
untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dan pada praktikum ini pun sama dengan
praktikum sebelumnya dilakukan 2 kali percobaan atau 2 kali proses titrasi dengan
banyak larutan yang sama agar mendapatkan hasil yang akurat dalam menentukan
kadarnya.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Normalitas KMnO4 adalah 0,1063
N dan kadar KMnO4 adalah 3,35 gram/liter.
V. PERSAMAAN REAKSI
2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
VI. PERHITUNGAN
Dalam praktikum ini zat yang akan dititar adalah H2O2 yang biasanya
dalam proses tekstil digunakan dalam proses bleaching. H2O2 bersifat
oksidator sehingga tidak memerlukan indikator dalam proses titrasinya.
Umumnya titrasi larutan KMnO4 menggunakan larutan yang tidak
berwarna karena KMnO4 sendiri sudah berwarna violet. Titrasi
permanganometri harus dalam suasana asam kuat sehingga harus
digunakan H2SO4 sebagai pengasamnya. Hal ini dilakukan karena jika
tidak berada dalam suasana asam kuat maka perubahan warna
KMnO4 tidak akan terlihat. Volume H2SO4 yang digunakan hanya 10 ml
karena kadar H2SO4 sudah sangat pekat yaitu 4N. Karena
H2SO4 bersifat keras dan berbahaya jika terhirup dan jika terkena kulit,
maka pengambilannya dengan menggunakan gelas ukur. Dalam proses
reaksi ini H2SO4 hanya berfungsi sebagai pengasam sehingga
H2SO4 tidak ikut bereaksi, maka keakuratan volume H2SO4 tidak
mempengaruhi hasil titrasi.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum diata dapat disimpulkan bahwa kadar H2O2 adalah 314,43
gram/liter atau 3,14 %
Pengamatan 25 ml :
1. 0,00 - 14,00 = 14 ml
2. 6,7 - 20,70 = 14 ml +
28 ml
Rata – rata = 28 ml
= 14 ml
V. PERSAMAAN REAKSI
2 NaNO2 + H2SO4 Na2 SO4 + 2HNO3
2 KMnO4 + 5HNO2 +3H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + 2H2O + 5HNO3
VI. PERHITUNGAN
Hasil timbang :
1. Kertas minyak = 0,2487 gram
2. Berat NaNO2 = 0,5035 gram +
0, 7522 gram
VII. PEMBAHASAN