Anda di halaman 1dari 20

I.

Judul Percobaan : DISTILASI


II. Tanggal/Hari Percobaan : Selasa, 16 Oktober 2017, Pukul 13:00 WIB
III. Selesai Percobaan : Selasa, 16 Oktober 2017, Pukul 15:30 WIB
IV. Tujuan Percobaan :
1. Memisahkan dan memurnikan zat cair.
2. Menentukan titik didih zat cair
V. Tinjauan Pustaka :
1. Pengertian Distilasi
Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode
pemisahan yang didasarkan karena adanya perubahan titik didih antara
komponen-komponen yang dipisahkan. Secara teoritis pula, bila
perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan
secara distilasi akan berlangsung baik yaitu hasil yang diperoleh makin
murni. Distilat digunakan untuk menarik senyawa organik yang titik
didihnya dibawah 250oC. Pendistilasian senyawa dengan titik didih
terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan diditilasi
diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi (peruraian). Pada
distilasi senyawa yang akan diambil komponen yang diinginkan
didihnya dan uapnya dilewatkan melalui suatu pendingin sehingga
mencair kembali. Proses pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran
udara dipermukaan. Bila suatu cairan dipanaskan, maka pendidihan akan
terjadi pada suhu dimana tekanan uap dari cairan yang akan didistilasi
samadengan tekanan uap dipermukaan. Tekanan uap dipermukaan
terjadi oleh adanya udara diatmosfir. Bila pendidihan terjadi pada 700
mmHg maka pendidihan ini disebut pendidihan normal dari titik
didihnya disebut titik didih normal.
Distilasi pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Yunani sekitar
abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama
oleh tingginya permintaan atas spirtus. Hypathia dari Alexandria
dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus
dari Alexandrialah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat
tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli
kimia Islam pada masa kekhalifahan Abhasiah, terutama oleh Al-Razi
pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui
atal alembik. Bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang
memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead
dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyam yang lebih dikenal
dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar.
Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang
bahkan masih dipakai sampai saat ini. Distilasi atau yang dikenal
penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volalitas) bahan atau
biasanya didefinisikan juga teknik pemisahaan kimia yang berdasarkan
perbedaan titik didih. Dalam penyulingan campuran zat didihkan
sehingga menguap dan uap ini didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan konsep dan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Ranult
dan Hukum Dalton.
Pengaruh variabel suhu terhadap rendemen yang dihasilkan yaitu
bahwa suhu yang menghasilkan rendemen minyak yang paling banyak
adalah pada suhu 120oC. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka
volume minyak yang dihasilkan pada permulaan penyulingan juga
makin banyak dan hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan
bahwa suhu yang tinggi dan pergerakan air yang disebabkan oleh
kenaikan suhu dalam ketel penyuling, mempercepat proses dari difusi.
Sehingga dalam keaadan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat
dalam jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar
lagi.
Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah teknik kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi
biasanya ini untuk memperoleh senyawa resmi atau murni. Senyawa
yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih
masing-masing.
Alkohol mempunyai persamaan geometris dengan air, sudut ikatan
R – O – H mendekati nilai tetahedral dan atom hidrogen berikatan
dengan atom oksigen yang elektronegatif. Alkohiol dapat membentuk
ikatan yang intramolekuler sehingga mempunyai titik didih lebih besar
dari eter yang bersesuaian. Faktor lain yang menentukan besar kecilnya
titik didih suatu hidrokarbon adalah berat molekul dari bentuk
molekulnya (lurus atau bercabang). Dengan naiknya jumlah atom
karbon pada alkohol maka naik pula titik didihnya, sebaliknya titik didih
akan menurun dengan adanya rantai bercabang. Alkohol mempunyai
titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang
memiliki berat molekul yang lebih besar daripada alkohol. Hal ini
karena alkohol sama seperti air yang mempunyai ikatan hidrogen.
Meskipun aldehid dan eter mempunyai oksigen, namun hidrogennya
hanya berikatan dengan atom karbon. Ini mengekibatkan atom hidrogen
relatif tidak bermuatan positif dan tidak dapat mengakibatkan mengikat
oksigen.
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran
dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sampel distilasi
sederhana. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih
yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari capurannya yang
berwujud padat. Distilasi uap dilakukan untuk memisahkan suatu zat
yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnya yang
relatif tinggi atau memiliki Mr yang tinggi.
Distilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari konsep-
konsep dasar tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Distilasi
digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan perbedaan tekanan
uap yang kecil (tapi tidak campuran azetrop). Distilasi merupakan
metode isolasi/pemurnian.
Proses pemurnian minyak atsiri bisa dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu secara fisika dan kimia. Proses
pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi ulang
minyak atsiri yang dihasilkan (redestilation) dan distilasi fraksinasi
dengan pengurangan tekanan. Dalam proses secra fisika yaitu metode
redistilasi dalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan
air pada perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu distilasi,
kemudian campuran didistilasi, minyak yang dihasilkan akan terlihat
lebih jernih. Hasil penyulingan ulang pada minyak atsiri dengan metode
redistilasi ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan dari
4% menjadi 83,4%) dan menurunkan kadar Fe dari 509,02 ppm menjadi
19,60 ppm. Untuk distilasi fraksinasi akan jauh lebih baik karena
komponen kimia dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Komponen kimia yang terpisah sesuai dengan golongannya. Distilasi
fraksinasi bertingkat adalah suatu distilasi yang dilakukan dengan
refleksi parsial karena luas permukaan dalam kolom fraksionasi yang
digunakan memungkinkan terjadinya kesetimbangan uap-cari. Butir-
butir uap yang terbentuk akan mendingin kembali, ketika menempuh
kolom dan mengembun menjadi zat cair, lalu menguap lagi. Bila
kolomnya efisien uap yang berhasil mencapai puncak kolom akan hanya
terdiri atas komponen yang lebih volatil (bertitik didih rendah). Oleh
karena itu, semakin panjang kolomnya semakin bagus karena pemisahan
dua zat cair volatil atau lebih akan makin sempurna.

VI. Alat dan Bahan :


1. Alat
 Labu Distilasi 250 mL 1 Buah
 Pendingin (Kondensor) 1 Buah
 Termometer 1 Buah
 Tabung Reaksi 2 Buah
 Gelas Kimia 100 mL 2 Buah
 Batu didih 2 Buah
 Pembakar, Kaki Tiga, dan Kassa 1 Buah
 Klem dan Statif 2 Buah
2. Bahan
 NaCl Padat 1 gram
 AgNO3 0,1 M secukupnya
 Aquades 100 mL
 Air Laut 100 mL

VII. Alur Percobaan :


Percobaan 1 (NaCl)

NaCl Padat

Ditimbang sebanyak 1 gram


Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditambah 100 mL aquades
Diaduk
Dihasilkam larutan NaCl 100 mL

Larutan NaCl 100 mL

Reaksi : NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)

Larutan NaCl 100 mL

Dimasukkan pada labu distilasi


Ditambahkan beberapa butir batu didih yang berfungsi sebagai
pemerata titik didih
Dialirkan air pada alat pendingin (Kondensor)
Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih
Diamati kenaikan temperatur hingga konstan
Dihasilkan distilat 10 mL
Distilat 10 mL
Reaksi :NaCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Distilat

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan distilat murni

Distilat murni

Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l) AgNO3(aq)

Larutan NaCl

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan endapan AgCl

Endapan AgCl berwarna putih

Reaksi : NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(aq) + NaNO3(aq)

Percobaan 2 (Air Laut)

Air Laut 100 mL

Dimasukkan pada labu distilasi


Dimasukkan beberapa butir batu didih yang berfungsi sebagai
pemerata titik didih
Dialirkan air pada alat pendingin (Kondensor)
Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih
Diamati kenaikan temperatur hingga konstan
Dihasilkan distilat 10 mL

Distilat 10 mL
Distilat

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan distilat murni

Distilat murni
Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l)

Air Laut

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan endapan AgCl

Endapan AgCl berwarna putih


Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l)
VIII. Hasil Pengamatan
No. Hasil Pengamatan
Prosedur Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
perc Sebelum Sesudah
1. Percobaan 1 (NaCl) Na Cl padat 1 gram Distilat yang setelah dilakukan Proses destilasi berhasil
dihasilkan jernih distilasi akan diperoleh memisahkan dan
NaCl Padat
Aquades jernih tak distilat yang murni dan memurnikan zat cair
Ditimbang sebanyak 1 gram berwarna Tetes pertama jernih
Dimasukkan ke gelas kimia distilat muncul Titik didih larutan NaCl
Ditambah 100 mL aquades Larutan Na Cl agak pada suhu 98C pada larutan NaCl akan adalah 98 C
Diaduk keruh tak berwarna terpisah antara NaCl
Dihasilkam larutan NaCl 100 mL Suhu konstan 98C dan pelarutnya yaitu air

Larutan NaCl 100 mL Suhu larutan Na Cl


32C Pada larutan NaCl begitu juga pada air laut
Reaksi : NaCl (s) + H2O (l) Muncul endapan akan diperoleh air
NaCl (aq) Larutan AgNO3 putih (AgCl) jernih
Larutan NaCl 100 mL jernih tidak setelah
berwarna penambahan saat distilat ditambah
Dimasukkan pada labu distilasi AgNO3 AgNO3 tidak terbentuk
Ditambahkan beberapa butir endapan karena distilat
batu didih yang berfungsi Destilat menjadi adalah akuades
sebagai pemerata titik didih agak keruh setelah
penambahan saat larutan NaCl
Dialirkan air pada alat AgNO3 ditambah AgNO3 akan
pendingin (Kondensor) terbentuk endapan putih
Dipanaskan labu distilasi
sampai mendidih begitu juga air laut yang
Diamati kenaikan temperatur ditambah AgNO3 akan
hingga konstan terbentuk endapan putih
Dihasilkan distilat 10 mL
NaCl(s)+ H2O(l)
Distilat 10 mL
NaCl (aq)
Reaksi :NaCl (aq) NaCl (aq) +
H2 O (l) NaCl (aq) NaCl
Distilat (aq) + H2 O (l)

Dimasukkan pada tabung


Reaksi
Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan distilat murni AgNO3 (aq)+ H2 O(l)
AgNO3 (aq)
Distilat murni
NaCl(aq)+AgNO3(aq)

Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l)


AgNO3(aq) AgCl(aq)+NaNO3(aq)

Larutan NaCl

Dimasukkan pada tabung


Reaksi
Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan endapan AgCl

Endapan AgCl berwarna putih

Reaksi : NaCl(aq) + AgNO3(aq)


AgCl(aq) + NaNO3(aq)
Percobaan 2 (Air Laut)

Air Laut 100 mL Air laut agak keruh Air laut menjadi Proses destilasi berhasil
tak berwarna jernih setelah memisahkan dan
Dimasukkan pada labu distilasi destilasi memurnikan air laut
Ditambahkan beberapa butir AgNO3 jernih tak
batu didih yang berfungsi berwarna Destilat air laut Titik didih air laut
sebagai pemerata titik didih yang diberi adalah 98C
Dialirkan air pada alat Suhu air laut 32C AgNO3 tetap
pendingin (Kondensor) jernih, tidak keruh,
Dipanaskan labu distilasi dan tidak muncul
sampai mendidih endapan putih
Diamati kenaikan temperatur
hingga konstan Air laut yang
Dihasilkan distilat 10 mL diberi
AgNO3 menjadi
Distilat 10 mL
keruh dan muncul
endapan putih
Distilat

Dimasukkan pada tabung


reaksi
Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan distilat murni Tetes pertama pada
destilasi air laut
Distilat murni
Reaksi : AgNO3( muncul pada suhu

Air Laut 98C

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan endapan AgCl

Endapan AgCl berwarna putih


Reaksi : AgNO3(aq) +
IX. Analisis Data
Pada percobaan distilasi ini disispakan alat dan bahan berupa labu
distilasi 250 mL 1 buah, pendingin (kondensor) 1 buah, termometer 1
buah, tabung reaksi 2 buah, gelas kimia 100 mL 2 buah, batu didih 2 buah,
pembakar, kaki tiga, dan kassa 1 buah, klem dan statif 2 buah, NaCl padat
1 gram, AgNO3 0,1 M secukupnya, aquades 100 mL, dan air laut 100 mL.
Pada percobaan distilasi yang pertama yaitu proses distilasi pada
Larutan NaCl. Pada langkah pertama, pembuatan larutan NaCl dari 1 gram
NaCl padat dengan aquades. Reaksi yang terjadi adalah :
NaCl(s) + H2O(l) NaCl(aq)
Kemudian pada saat proses distilasi dari 100 mL larutan NaCl dihasilkan
Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan
konstan pada suhu tersebut. Pada saat proses distilasi berlangsung reaksi
yang terjadi adalah :
NaCl(aq) NaCl(aq)+ H2O(l)
Lalu, distilat yang dihasilkan dibuktikan kemurniannya dengan ditetesi
AgNO3 0,1 M. Seharusnya yang dihasilkan adalah distilat jernih namun,
Dari percobaan kami, yang dihasilkan adalah distilat yang agak keruh. Ini
terjadi karena perlakuan kami yang kurang berhati-hati saat memasukkan
larutan NaCl ke dalam labu distilasi, sehingga ada sedikit larutan NaCl
yang masuk ke dalam kondensor. Akhirnya kami memutuskan untuk
mengulangi percobaan pertama, dan hasilnya pun belum menghasilkan
distilat yang jernih ketika ditetesi AgNO3. Setelah kami analisis ternyata
factor kebersihan alat-alatlah yang menyebabkan hasil distilat tidak
maksimal. Seharusnya setelah alat-alat dicuci dengan air keran harus
dikeringkan agar tidak mempengaruhi hasil destilasi. Dan reaksi yang
berlangsung adalah:
AgNO3(aq) + H2O(l) AgNO3(aq)
Dan langkah terakhir yaitu Larutan NaCl ditetesi AgNO3 maka terdapat
endapan AgCl berwarna putih. Dan reaksinya adalah :
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(aq) + NaNO3(aq)
Percobaan kedua yaitu proses distilasi pada Air Laut. Pada
langkah pertama, saat proses distilasi dari 100 mL Air Laut dihasilkan
Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan
konstan pada suhu tersebut. Lalu, distilat yang dihasilkan dibuktikan
kemurniannya dengan ditetesi AgNO3 0,1 M. Dari percobaan kami, yang
dihasilkan adalah distilat murni karena tidak terdapat endapan. Dan
langkah terakhir yaitu Larutan Air Laut ditetesi AgNO3 maka terdapat
endapan berwarna putih.

X. Pembahasan
Distilasi merupakan pemisahan komponen-komponen dalam
satu larutan berdasarkan distribusi substansi-substansi pada fase gas
dan fase cair dengan menggunakan perbedaan titik didih dari
komponen-komponennya yang cukup besar. Proses distilasi yang
berlangsung pada Larutan NaCl dan Air laut sebenarnya sama. Pada
percobaan pertama (Larutan NaCl) yang dilakukan adalah pembuatan
larutan dari NaCl padat sebanyak 1 gram dan aquades 100 mL. Kemudian
Larutan NaCl dimasukkan ke dalam labu distilasi, lalu dimasukkan batu
didih yang berfungsi sebagai pemerata titik didih. Kemudian yang
dilakukan yaitu merangkai alat destilasi , mengalirkan air dari lubang
bagian bawah ke atas. Gerakan air pada kondensor adalah bergerak dari
bawah ke atas dengan bantuan tekanan. Dengan gerakan berlawanan, maka
air pada kondensor dapat lebih efektif mengembunkan uap, karena pada
awal air masuk, air pertama bertemu dengan uap yang relatif hangat,
sehingga dapat mendinginkan uap yang masih panas lalu dipanaskan untuk
menguapkan cairan sehingga akan melewati kondensor dan akan menjadi
cairan murni di akhir destilasi.
Termometer yang diletakkan di bagian pertigaan lubang labu
distilasi berfungsi untuk mengukur suhu uap larutan yang ada pada labu
distilasi. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap yang masuk,
kemudian mengubahnya menjadi dalam bentuk cairan yang murni sebagai
destilat. Suhu awal larutan adalah 30C, Diperoleh suhu pada tetesan
pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Dan pada
Air laut suhu awal adalah 30C, diperoleh suhu pada tetesan pertama
distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Titik didih air dalam
percobaan ini tidak mencapai 100oC dikarenakan air mendidih pada suhu
100°C jika tekanan berada pada 1 atm dan pada suhu ruang 25oC (STP).
Titik didih air akan turun jika tekanan turun dan akan naik jika tekanan
udara naik. Dalam percobaan ini titik didih NaCl maupun air laut lebih
tinggi daripada titik didih air sehingga ketika diuapkan yang menguap
lebih dahulu adalah air sehingga menghasilkan distilat berupa air murni
jernih tak berwarna. Selanjutnya membandingkan NaCl murni yang
ditambahkan dengan AgNO3 dengan hasil distilasi yang ditambahkan
AgNO3. Sebelum ditambahkan AgNO3 larutan NaCl dan distilat berupa
larutan jernih tak berwarna. Setelah ditambahkan AgNO3 larutan NaCl
terdapat endapan AgCl berwarna putih, sedangkan pada distilat larutan
NaCl seharusnya yang dihasilkan adalah distilat jernih namun, Dari
percobaan kami, yang dihasilkan adalah distilat yang agak keruh. Ini
terjadi karena perlakuan kami yang kurang berhati-hati saat memasukkan
larutan NaCl ke dalam labu distilasi, sehingga ada sedikit larutan NaCl
yang masuk ke dalam kondensor. Akhirnya kami memutuskan untuk
mengulangi percobaan pertama, dan hasilnya pun belum menghasilkan
distilat yang jernih ketika ditetesi AgNO3. Setelah kami analisis ternyata
factor kebersihan alat-alatlah yang menyebabkan hasil distilat tidak
maksimal. Seharusnya setelah alat-alat dicuci dengan air keran harus
dikeringkan agar tidak mempengaruhi hasil destilasi. Namun pada
pengujian distilat air laut kami berhasil memperoleh distilat yang jernih
setelah ditetesi AgNO3. Fungsi AgNO3 pada percobaan ini adalah sebagai
indikator untuk mengetahui apakah destilat tersebut telah murni atau
belum.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Percobaan 1
 Proses distilasi berhasil memisahkan dan memurnikan zat cair.
Proses distilasi NaCl menghasilkan distilat murni yang mana ketika
ditambahkan AgNO3 tidak menghasilkan endapan. Sedangkan jika
distilat yang dihasilkan masih mengandung NaCl maka terdapat
endapan AgCl berwarna putih.
 Titik didih Zat cair adalah 98C

Percobaan 2
 Distilasi Air Laut menghasilkan distilat murni yang mana ketika
ditambahkan AgNO3 tidak menghasilkan endapan. Sedangkan jika
distilat yang dihasilkan masih mengandung Air laut maka terdapat
endapan berwarna putih.
 Titik didih Zat cair adalah 98C

XII. Pertanyaan
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan
aliran distilat ?
Jawab : yang dimaksud berlawanan adalah bergerak dari bawah ke atas
dengan bantuan tekanan. Dengan gerakan berlawanan, maka air sebagai
pendingin dapat lebih efektif mengembunkan uap. Karena pada awal air
masuk, air pertama bertemu uap yang relative hangat sehingga masih dapat
mendinginkan uap yang masih panas (arahnya berlawanan). Aliran air
dibuat berlawanan juga agar seluruh ruang dikondensor terisi penuh oleh air,
jika aliran air dibuat searah (dari atas ke bawah) aka nada ruang yang tidak
terisi di kondensor karena air akan langsung mengalir ke bawah, dan akan
mengurangi keefektifan pendinginan dari kondensor.
XIII. Daftar Pustaka
Armid. 2009. Penentuan Praktikum Metode Pemisahan Kimia Unhalu.
Kediri.
Ibrahim, Sanusi H.M, dan Sitorus, Marham. 2013. Teknik Laboratorium
Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keenan, Charles W dkk.1991. Ilmu Kimia untuk Universitas, Jakarta:
ERLANGGA
Riswayanto, S, Drs. M.Si. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Setya, N. N, Budiarti, Mahfud. 2012. Proses Pengambilan Minyak Atsiri
dari Daun Nilam dengan Pemanfaatan Gelombang Mikro
(Microwave). Jurnal Teknik ITS. Vol 1. Hal 2
Soebagio dkk. 2003. Kimia Analitik II, Malang: Universitas Negeri Malang
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Merangakai alat destilasi

Memasukkan larutan ke
Membuat larutan NaCl
dalam labu destilasi
Memanaskan Labu Tetes pertama destilat
destilasi

Mencatat suhu pada tetes


pertama
Membandingkan Larutan
Menambahkan larutan
NaCl dan destilat setelah
AgNO3 pada destilat dan
ditambah larutan AgNO3
larutan mula-mula

Membandingkan Air laut dan


destilat setelah ditambah
larutan AgNO3

Anda mungkin juga menyukai