Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka reaksi redoks harus
memenuhi persyaratan umum sebagai berikut :
1. Reaksi harus cepat dan sempurna,
2. Reaksi berlangsung secara stiokiometrik, yaitu terdapat
kesetaraan yang pasti antara oksidator dan reduktor,
3. Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan
indikator redoks atau secara potentiometric
Banyak unsur-unsur mempunyai lebih dari satu tingkat oksidasi, maka
dikenal beberapa macam titrasi redoks yaitu :
1. Titrasi permanganometri
2. Titrasi Iodo-Iodimetri
3. Titrasi Bromometri dan Bromatometri
4. Titrasi serimetri
2 S2O32- → S4O62-
1 mol Na2S2O3 = 1 ekivalen
(1 mol Na2S2O3 mengikat 1 e)
Pada titik ekivalen :
jumlah ekivalen I2 = jumlah ekivalen S2O32-
Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada
25oC), tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Larutan
iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan
Oksidator + KI → I2
4. Indikator
Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah kanji /amylum.
Amylum tidak mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi dengan
air, membentuk kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi dengan
iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi. Penambahan
amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning pucat dan dapat
menimbulkan titik akhir titrasi yang tiba-tiba. Titik akhir titrasi ditandai
dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan menjadi bening.
Persamaan reaksinya adalah :
I2 + 2 S2O32- → 2I- + S4O62-
Kekurangan kanji sebagai indicator adalah :
Kanji tidak larut dalam air dingin.
Suspensinya dalam air tidak stabil.
Bahan :
1. Na2S2O3 secukupnya
2. Aquades secukupnya
3. KIO3 0,357 gram
4. Pemutih ± 2 mL
5. KI 20% 10 mL
6. HCl 2,5 mL
7. KI 3 gram
8. H2SO4 secukupnya
9. Ammonium molibdat 3% 3 mL
10. Larutan kanji 5 mL
- Diambil 10 mL
menggunakan pipet - Diambil beberapa mL ke
seukuran dalam buret untuk
membilas
- Dimasukkan ke dalam
- Dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL
buret sampai tepat skala
- Ditambahkan 2 mL larutan
nol
KI 20%
- Ditambahkan 1 mL HCl 4 N
2 mL pemutih
Kadar Cl2
1. 4,07 %
2. 4,10 %
terlibat dalam titrasi adalah reaksi antara iodine dengan tiosulfat. Mengingat
1 mmol iodat menghasilkan 3 mmol atau 6 meq iodine, berat ekivalen dari
1
iodat untuk menyelesaikan proses adalah 6 dari berat molekularnya. Maka
IO3- = 6 .
Pada saat titik ekivalen, I2 dititrasi denganS2O32-.Reaksi yang terjadi
adalah :
2e- + I2 → 2I-
2S2O32- → S4O62- + 2e-
+
2S2O32- + I2 → S4O62- + 2I-
Dengan diketahuinya massa Cl2 maka dapat dihitung kadar Cl2 dengan
rumus :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑙2
% Cl2= 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Dari persamaan diatas, maka diperoleh kadar Cl2 sebesar 4,07 % dan
4,10 % sehingga kadar CL2 rata-rata dalam pemutih merk “Proclin”
sebesar 4,085 %.
XI. PERTANYAAN
Titrasi iodimetri
- Iodimetri merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan
untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan
iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan
iodine dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat.
- I2 sebagai oksidator
- Reaksi :
Reduktor + I2 → 2I-
2Na2S2O3 + I2 → 2NaI +Na2S4O6
- Indikator kanji
Kanji + I2 → biru keunguan
Kanji + I- → tidak berwarna
- S2O32- distandarisasi dengan HAsO2
0,1125+0,1125+0,1077
N rata-rata Na2S2O3 = 3
= 0,3327 / 3
= 0,1109 N
Reaksi :
2 IO3- + 12 H+ + 10 e- → I2 + 6 H2O | x1
2 I- → I2 + 2e- | x5
2 IO3- + 12 H+ + 10 e- → I2 + 6 H2O
10 I- → 5 I2 + 10 e-
2 IO3- + 12 H+ + 10 I- → 6 I2 + 6 H2O
IO3- + 6 H+ + 5 I- → 3 I2 + 3 H2O
Menimbang KIO3
sebesar 0,3572 dengan
menggunakan neraca
3. analitik sebelum
digunakan untuk
standarisasi Natrium
tiosulfat
Larutan dalam
10. erlenmeyer ditambahkan
1 mL HCl 4N
Larutan dalam
12. erlenmeyer dititrasi
dengan Na2S2O3
Menimbang garam KI
untuk dua kali percobaan
1. dengan menimbang
dengan massa 0,30048
dan 0,30097
Mengambil 2 mL
pemutih dengan
3. menggunakan pipet dan
dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL
Mengukur aquades
dengan menggunakan
4.
gelas ukur sebanyak 75
mL
Menambahkan KI kristal
6.
ke dalam larutan
Menambahkan H2SO4 8
9. mL ke dalam larutan di
erlenmeyer