PERMANGANOMETRI
B. Dasar Teori
Untuk menetapkan normalitas larutan KMnO₄ dan kadarnya dapat dilakukan dengan cara
titrimetri. Pada percobaan ini metode penitaran yang digunakan adalah titrasi
permanganometri/oksidimetri yaitu dengan cara permanganometri/oksidimetri. Dalam titrasi
permanganometri/oksidimetri digunakan larutan penitar KMnO₄ (Kalium permanganat) yang
merupakan suatu oksidator kuat. Penitaran larutan KMnO₄ tidak membutuhkan suatu
indikator karena larutan KMnO₄ sudah berwarna merah violet. Penggunaan larutan KMnO di
industri tekstil banyak digunakan sebagal əksidator untuk membuat efek lusuh pada
penyempurnaan kain denim.
Syarat-syarat berlangsungnya titrasi cara permanganometri/oksidimetri adalah:
- Suasana asam kuat karena pH yang yang harus dicapai adalah s pH 4.
- Suhu antara 40-70 °C
- Tidak menggunakan indikator karena KMnO₄ sudah berwarna
Ada dua lingkungan pH yang dapat mempengaruhi daya oksidasi larutan KMnO₄ sehingga
daya oksidasi tersebut berbeda kekuatannya. Dalam suasana asam reaksinya sebagal berikut:
2KMnO4 + 3H2SO, K₂SO₄ + 2MnSO4 + 3H2O + 50
BM dari KMnO₄ tergantung dari kondisi pH pada saat titrasi. Dalam pH asam:
2 KMnO4 = 50 = 10 H
1 KMnO4 = 5H
sehingga BE KMnO4 (asam) =1/5~BM
Dalam pH netral atau basa reaksinya sebagai berikut:
2KMnO₂ + H₂O → 2MnO₂+KOH+3O
Untuk lingkungan basa/netral:
2 KMnO4 =3O =6H
1 KMnO4 = 3H
sehingga BE KMnO₄ (basa)=1/3 BM
Menurut reaksi di atas oksidasi paling kuat terjadi dalam pH asam. Larutan standar yang
digunakan adalah asam oksalat (HCOO)₂ 0,1000 N.
Larutan standar adalah suatu larutan yang mempunyai kestabilan yang baik yaitu dalam
penyimpanan yang lama dan tidak mudah memuai serta tidak mudah berubah. Larutan baku
asam oksalat (HCOOI )₂ biasanya digunakan sebagai larutan standar untuk titrasi alkalimetri
(pada NaOH) dan pada titrasi oksidimetri (cara permanganometri dengan larutan KMnO₄).
Larutan yang digunakan sebagai pengatur pH asam adalah larutan H₂SO₄ 4N karena H₂SO₄
bersifat asam kuat. Reaksi oksidasi akan dipercepat apabila berlangsung pada suhu yang agak
tinggi yaitu antara 60-70˚C sehingga biasanya sebelum dititar larutan dipanaskan sampai 60-
70˚ C kemudian baru dititrasi dengan larutan KMnO₄. Pada titrasi KMnO₄ tidak diperlukan
indikator karena KMnO₄ sudah berwarna sehingga titik akhir ditunjukkan oleh warna
KMnO₄ yaitu (merah jambu) Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:
2KMnO₄ + 3H₂SO₄
5(COOH)₂ → K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O +50→ 5H₂O+5CO₂
2KMnO₄+3H₂SO₄+5(COOH)₂ →K₂SO₄ + 2MnSO4 + 5CO₂ +8 H₂O +5O
C. Alat dan Bahan
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet volume 10 ml dan 25 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Piala gelas 100 ml
- Corong gelas
- Pembakar
- Larutan KMnO₄ 0,1 N
- Larutan H₂O₂
- Lautan H₂SO₄ 4 N
D. Cara Kerja
Bersihkan buret dan bilas dengan air suling
Isi buret dengan larutan KMnO4 yang akan ditetapkan normalitasnya
10 mL larutan baku asam oksalat di pipet ke dalam Erlenmeyer
Diasamkan dengan 10 mL larutan H2SO4 4,0000 N (pakai gelas ukur)
Panaskan sampai 60 – 70 derajat celcius
Selagi masih panas dititar dengan larutan KMnO4 dari buret sampai titik akhir
berwarna merah jambu muda
Hitunglah normalitas KMnO4 dan kadarnya dalam g/L.
E. Perhitungan
VH 2 C 2 O 4 x N H 2C 2O 4
N KMnO4 =
V KMnO 4
Mr KMnO₄ = K + Mn + 4O
= 39 + 55 + 4 (16)
= 39 + 55 + 64
=138
BM
BE =
5
158
= = 31,6
5
Data Percobaan
Data Titrasi
Normalitas
VH 2 C 2 O 4 x N H 2C 2O 4
Konsentrasi KMnO₄ =
V KMnO 4
10 x 0 ,1
=
4 , 40 mL
= 0,2272 N
gr/L = V x BE KMnO4
= 0,2272 x 31,6
= 7,1795 gr/L
B. Teori Dasar:
Penetapan kadar H2O2 berdasarkan reaksi redoks dengan KMnO4 atau
dengan cara permanganometri dan titran yang digunakan adalah kalium
permanganat.
Prinsip dari titrasi permanganometri berdasarkan reaksi oksidasi dan
reduksi. Kalium permanganat yang digunakan adalah oksidator kuat yang dapat
bereaksi dengan cara yang berbeda – beda, bergantung dari pH larutannya.
Oksidator juga berbeda – beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang
berbeda. Reaksi yang beraneka ragam disebabkan oleh keragaman valensi
mangan. Reduksi MnO4 berlangsung sebagai berikut:
a. Dalam larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebih
MnO4 + 8H + 5e Mn² + 4H2O
b. Dalam larutan netral
MnO4 + 4H + 5e Mn² + 4H2O 2H2O
c. Dalam larutan basa, [OH-] 0,1 N atau lebih
MnO4 + e MnO4
Hidrogen perioksida dikenal sebagai dihidrogen dioksida, hidrogen
dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H2O2 pH 4.5, cairan bening,
tidak berwarna dan tidak berbau, dan lebih kental dari air. Memiliki sifat oksidator
yang sangat kuat dan digunakan sebagai bahan pemutih, dan digunakan sebagai
disenfektan. Dalam tekstil H2O2 memanfaatkan sifat oksidatornya antara lain
sebagai zat pengelantang dan sebagai pembangkit warna pada proses
pencelupan dengan zat warna bejana.
Hidrogen peroksida mempunyai sifat – sifat sebagai berikut:
Bukan asam, tetapi dapat mengubah warna lakmus menjadi merah
Larutan pekat hidrogen peroksida dapat merusak kulit
Memiliki daya desinfektan
Larutan baku kalium permangat hanya untuk menetapkan kadar hidrogen
peroksida dengan cara titrasi. Tiap mL larutan kalium permanganat 0,1000 N
setara dengan 1,701 mg hidrogen peroksida. Reaksi yang terjadi pada
penetepan kadar:
2MnO4 + 6H + 5H2O2 2Mn² + 5O2 + 8H2O
5 mol H2O2 setara dengan 10 elektron, valensinya adalah 2 sehingga
berat ekivalen (BE) sama dengan berat molekul dibagi 2 atau BE = BM/2 (tanda
panah ke arah bawah pada ion permangat persamaan reaksi bahwa ion
permangat sebagai pentiter).
C. Alat dan Bahan:
Alat – alat
Erlenmeyer 250 mL
Pipet volume 10 mL dan 25 mL
Pereaksi
Larutan KMnO4 0,... N (diketahui titarnya)
Larutan H2O2 encer
Larutan H2SO4 4,0000 N
D. Cara Kerja:
Bersihkan buret dan dibilas dengan air suling
Isi buret dengan KMnO4 0,... N
25 mL larutan H2O2 dipipet ke dalam labu ukur 100 mL lalu diencerkan dengan
air suling sampai tanda garis
10 mL larutan encer dipipet ke dalam Eerlenmeyer
Diasamkan dengan 10 mL larutan H2SO4 4,0000 N
Langsung dititar dengan larutan KMnO4 0,... N dari buret sampai titik akhir
berwarna merah jambu muda
Hitunglah kadar (%) H2O2 asal (Bj larutan dianggap 1)
E. Perhitungan
g /L
Kadar H2O2 (%) =
BJ x 1000
Data Percobaan
Data Titrasi
1. Titrasi awal + Titrasi akhir (10 mL) = 0,00 + 21,50
= 21,50 mL
2. Titrasi awal + Titrasi akhir (10 mL) = 0,00 + 22,00
= 22,00 mL
Rata – Rata Titrasi (25 mL)
2 ,30+2 , 20
= 2,25 mL
2
Kadar H2O2 (Mg/L) = mL Titrasi x N KMnO4 x BE H2O2
2 ,25 x 0,2272 x 17
=
10
= 0,8690 mg/L
mg /L
Kadar H2O2 % = x 100%
1000 x 1
0,8690
= x 100%
1000 x 1
= 0,08%