KUANTITATIF
Compiled by:
Sulistyo Saputro
Larutan Standard
Yaitu larutan yang sudah diketahui dengan
pasti konsentrasinya.
6. Perhitungan : N1. V1 = N2 . V2
N NaOH = N H2C2O4 2H2O x V H2C2O4 2H2O
V NaOH
Pembuatan larutan baku primer H2C2O4 2H2O 0,0100N
sebanyak 100,0 mL ( BE H2C2O4 2H2O= 126/2)
• Titrasi Langsung
Larutan ion logam dititrasi langsung dengan
larutan standar EDTA yang telah dibuffer pH
10
• Titrasi Kembali
Larutan ion logam ditambah larutan standar
EDTA berlebih dan kemudian dibuffer pH 10
Kelebihan larutan EDTA dititrasi kembali
dengan larutan standar ion logam lain
Penggunaan Titrasi
Kompleksimetri
• Penentuan Kesadahan air
Dilakukan pada pH ≥10, sampel dibuffer dan indikator
yang digunakan EBT
Jika ion Mg 2+ diperkirakan tidak ada, titrasi dilakukan
secara langsung. Tapi jika ada, ion Mg diendapkan
dulu dengan larutan NaOH. Kemudian sesudah
Mg(OH) 2 mengendap, titrasi dilakukan dengan larutan
baku EDTA pada pH 13
• Penentuan ion Al, Zn, dan Pb
Orang yang keracunan Pb diselidiki dengan larutan
standar EDTA sebagai berikut :
• Pb (II) + Na 2EDTA → Pb-EDTA + Na (II)
( badan ) ( badan )
STANDARISASI LARUTAN Na 2 EDTA
1. Tugas : Standarisasi larutan Na 2 EDTA
2. Prinsip : Pembentukan senyawa kompleks.
3. Reaksi : Zn 2+ + Na2EDTA→ Na2ZnY + 2 H +
4. Reagen : - Larutan Na2EDTA 0,01M
- Larutan standar primer ZnSO4 0,0100 M
- Larutan buffer pH 10 & Indikator EBT
5.Cara Kerja : 1. Dipipet 10,0 ml Larutan standar primer
ZnSO47H2O 0,0100 M masukkan dalam
erlenmeyer
2. Ditambahkan 1 mL buffer pH 10 dan sedikit EBT
3. Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01M sampai
terjadi perubahan warna dari merah anggur
menjadi biru
6. Perhitungan : M1. V1 = M2 . V2
M Na2EDTA = M ZnSO4 x V ZnSO4
V Na2EDTA
3. Titrasi Pengendapan
• Titrasi Pengendapan didasarkan reaksi
pengendapan analit oleh larutan standar /
titran yang secara spesifik dapat
mengendapkan analit
• Metode ini banyak digunakan untuk
menetapkan kadar ion halogen dengan
pengendap Ag +
Ag+ + X- → AgX(s)
( X- = Cl -, Br -, l -, SCN -)
Metode Argentometri ada 3 macam :
Mohr, Volhard, dan Fayan`s
a. Metoda Mohr (reaksi pengendapan bertingkat)
Ion halogen, misalnya ion klorida, indikator yang dipakai K2CrO4 ,
dan suasana reaksi netral.
Cl- + Ag + → AgCl mengendap putih Ksp= 1,20 x 10-10
CrO42- + 2Ag+ → Ag2CrO4 mengendap merah Ksp= 1,70 x 10 -12
Untuk menetralkan larutan yag terlalu asam → garam MgO
5. Perhitungan : N1. V1 = N2 . V2
N KMnO4 = N H2 C2 O4 x V H2 C2O4
V KMnO4
STANDARISASI LARUTAN Na2S2O3
1. Tugas : menentukan kadar Na2S 2O3
2. Prinsip : Reaksi reduksi – oksidasi
3. Metoda : Iodometri
4. Reaksi :
KIO3 + 5 KI + 3 H 2 SO4→ 3 K 2 SO4 + 2 H 2 O+ 3 I 2
I2 + 2 Na2S 2O3 → 2 NaI + Na2S 4O6
5. Reagen : - Larutan baku primer KlO3 0.0100 N
- H 2 SO4 2 N
- Larutan Na2S 2O3 0,01 N
- Indikator Amylum 1%
6. Prosedur :
Dipipet 10,0 mL larutan standar KlO 3 dan masukkan dalam stop erlenmeyer.
Tambahkan 5 mL KI 5% dan 5 mL asam sulfat 2 N Titrasi dengan Na2S 2O3 0,01 N
sampai terjadi warna kuning muda (kocok pelan-pelan, titran cepat)
Tambahkan dengan indikator Amylum 1% → biru.Titrasi dilanjutkan dengan Na2S 2O3
0,01 N sampai warna biru tepat hilang (kocok kuat, titran tetes demi tetes)
7. Perhitungan : N1. V1 = N2 . V2
N Na2S 2O3 = N KlO3 x V KlO3
V Na2S 2O3
2. Titrasi Tak Langsung (Iodomotri)
Zat yang akan ditentukan direaksikan dengan iod
digunakan larutan KI berlebih
Zat oksidator direduksi dengan membebaskan I 2 yang
jumlahnya ekivalen. I2 kemudian dititrasi dengan
S2O3 2- sehingga terjadi reaksi:
KIO3 + 5 KI + 3 H2SO4 → 3 K2SO4 + 2 H2O+3 I2
I2 + S2O3 2- → S4O6 2- + 2 I -