Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1

KELOMPOK 1

REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK DALAM SINTESIS C-4


METOKSIFENILKALIKS [4] RESORSINARENA

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si.

Praktikan:

Alita Selvi Prihantoro (K3319008)

Indah Wahyuni (K3319037)

Iqbal Candra Maulana (K3319040)

Sahda Nabilah Qurrotul’aini (K3319061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2020
I. JUDUL
Reaksi Substitusi Elektrofilik dalam Sintesis C-4-Metoksifenilkaliks [4]
Resorsinarena
II. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan sintesis senyawa kaliksarena melalui reaksi
substitusi elektrofilik aromatik.
III. DASAR TEORI
Reaksi substitusi elektrofilik aromatik merupakan reaksi dimana satu atau
lebih atom hidrogen pada cincin aromatik digantikan oleh elektrofil. Kerapatan
elektron π yang tinggi pada inti benzena dapat menyebabkan benzena dapat
menarik spesies yang bermuatan positif (elektrofil), sehingga benzena mudah
sekali mengalami reaksi substitusi elektrofilik. Sebagian besar reaksi substitusi
elektrofilik pada senyawa aromatik terjadi melalui mekanisme ion arenium.
Mekanisme tersebut berlangsung dalam dua tahap, yaitu:
1) Serangan elektrofil pada cincin benzena menghasilkan zat antara
(intermediet) bermuatan positif yang disebut ion benzenonium.
2) Pelepasan gugus pergi dari ion benzenonium menghasilkan produk.
Kaliksarena (Calixarenes) merupakan suatu kelompok senyawa
makromolekul siklik yang tersusun atas satuan-satuan senyawa aromatik yang
saling terhubung melalui jembatan metina membentuk suatu rongga dengan
gugus aktif di dalamnya. Salah satu jenis kaliksarena adalah turunan resorsinol
atau kaliks [4] resorsinarena yang dapat disintesis dari resorsinol (atau senyawa
turunannya) dan berbagai jenis aldehid, baik alifatik maupun aromatik dengan
katalis asam. Jenis aldehid yang berbeda akan menghasilkan struktur jembatan
metina yang berbeda yang apada akhirnya akan menghasilkan struktur
kaliksarena yang berbeda pula (Tim Dosen Kimia Organik 1, 2020).
Pada reaksi substitusi elektrofilik, spesies penyerang dan gugus perginya
adalah suatu elektrofil (asam menurut konsep Lewis). Pada dasarnya, perubahan
yang terjadi pada reaksi substitusi elektrofilik adalah suatu elektrofil (asam
menurut konsep Lewis) membentuk sebuah ikatan baru dengan atom karbon
substrat dan salah satu substituen pada karbon tersebut lepas tanpa membawa
pasangan elektronnya. Elektrofilnya dapat berupa ion positif, atau ujung positif
suatu dipol, atau dipol terinduksi.
Pada mekanisme reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik, jika
spesies penyerang berupa ion positif (misalnya E+), maka serangan pada
senyawa aromatik (misalnya benzena) akan menghasilkan karbokation yang
tahapan umumnya adalah sebagai berikut.

Senyawa aromatik adalah suatu tipe senyawa yang memperoleh kestabilan


cukup banyak oleh delokalisasi elektron phi. Suatu senyawa yang bersifat
aromatik harus siklik dan datar (Fessenden, 1986). Reaksi substitusi elektrofilik
tidak hanya terjadi pada senyawa aromatik monosiklik (benzena, fenol,
resorsinol) tetapi juga pada polisiklik (naftalena dan senyawa heteroaromatis
seperti finol dan tiofena). Reaksi penting dalam substitusi aromatik elektrofilik
antara lain reaksi nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik,
asilasi serta alkilasi reaksi Friedel-Crafts (Subandi, 2010).
Rongga hidrofobik yang dimiliki menyebabkan kaliks [4] resorsinarena
berfungsi sebagai molekul inang dalam sistem inang tamu. Kaliks [4]
resorsinarena banyak digunakan sebagai komponen membran elektroda selektif
ion perak dan agen pelarut NMR Kiral. Peningkatan pemanfaatan turunan
kaliksarena ini dilakukan melalui fungsionalisasi gugus gugus aktifnya
(Handayani, 2013).
Metode refluks adalah metode ekstraksi cara panas (menurunkan
pemanasan dalam prosesnya). Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah tertentu yang relatif
konstan dengan adanya pendinginan balik. Prosedur refleks meliputi
pencampuran sampel dengan pelarut selektif, pemanasan larutan sampel,
kondensasi uap ke dalam campuran atau larutan panas. Dan kedua proses
pemanasan serta pendinginan /kondensasi yang berlangsung berulang (Jaya,
2017). Prinsip metode refluks ialah pelarut volatil yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi namun akan didinginkan dengan kondensor refluks
dan turun lagi ke dalam reaksi sehingga akan tetap ada selama reaksi
berlangsung.
Rangkaian alat refluks :

Keterangan dan fungsi alat :


1. Statif untuk menyangga kondensor dan labu alas bulat.
2. Klem untuk menahan labu alas bulat dan kondensor.
3. Labu alas bulat sebagai wadah atau bejana sampel yang akan dipanaskan.
4. Kondensor spiral untuk mendinginkan uap larutan.
5. Selang masuk sebagai penghubung air menuju sirkulator melalui kondensor.
6. Selang keluar sebagai penghubung keluarnya air dari kondensor menuju
penampung
7. Sirkulator sebagai alat untuk sirkulasi air.
8. Hot plate unuk memanaskan sampel dalam labu alas bulat.
9. Batu didih untuk mencegah terjadinya bumping.
10. Penampung untuk menampung hasil proses refluks.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam percobaan reaksi substitusi elektrofilik dalam
sintesis C-4 metoksifenilkaliks [4] resorsinarena, yaitu perangkat refluks, kertas
saring, pemanas, kaca arloji, tabung reaksi, gelas beker, alat pengaduk, dan
temperatur.
Bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi substitusi elektrofilik dalam
sintesis C-4 metoksifenilkaliks [4] resorsinarena, yaitu resorsinol, etanol
absolut, fenilmetoksi benzaldehid, HCl pekat, dan akuades.
V. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan reaksi substitusi elektrofilik dalam sintesis
C-4 metoksifenilkaliks [4] resorsinarena, yaitu merangkai alat refluks.
Kemudian melarutkan 1,36 gram kristal resorsinol 10 mmol kedalam 75 ml
etanol absolut. Lalu menambahkan 1,21 ml fenilmetoksi benzaldehid 10 mmol.
Mengaduk larutan hingga tercampur. Selanjutnya, menambahkan 1 ml HCl
pekat, mengaduknya hingga tercampur rata dan mulai menjalankan proses
refluks selama 1 jam sampai terbentuk endapan. Menghentikan proses refluks
dan mendinginkannya. Menyaring endapan kemudian mencuci dengan
etanol:air = 1:1. Mengeringkan endapan hingga mendapat berat konstan.
Menentukan melting point.
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
No. Cara Kerja Hasil Pengamatan

1. Merangkai alat refluks. • m kristal resorsinol : 1,36 gram


2. Melarutkan 1,36 gram • v etanol absolut : 75 ml
kristal resorsinol 10 mmol • V fenilmetoksi benzaldehid 10
kedalam 75 ml etanol mmol : 1,21 ml
absolut. Lalu • v HCl pekat : 1 ml
menambahkan 1,21 ml • m kaliksarena + kertas saring :
fenilmetoksi benzaldehid 0,93 gram
10 mmol. • m kertas saring : 0,34 gram
3. Mengaduk larutan hingga • Suhu pemanasan 115oC
tercampur. • Etanol absolut : bening
4. Menambahkan 1 ml HCl
• Fenilmetoksi benzaldehid :
pekat, mengaduknya
kuning pudar
hingga tercampur rata dan
• Etanol + fenilmetoksi benzaldehid
mulai menjalankan proses
refluks selama 1 jam : bening, timbul asap
sampai terbentuk endapan + HCl pekat : timbul gelembung
5. Menghentikan proses • Setelah refluks + pendinginan :
refluks dan endapan putih, filtrat coklat
mendinginkannya. • Disaring : endapan krem
6. Menyaring endapan • Dicuci dengan etanol dan air (1:1)
kemudian mencuci dengan : endapan putih
etanol:air = 1:1. • Warna awal setelah didiamkan 3
7. Mengeringkan endapan hari : krem
hingga mendapat berat • Warna setelah meleleh : merah
konstan. kecoklatan
8. Menentukan melting point. • Kristal resorsinol : coklat
mengkilap
• Kristal resorsinol + etanol absolut
: coklat
• Melting point :302oC
B. Perhitungan
1. Menentukan volume 4-metoksibenzaldehid
m
v = ρ , dimana m : massa resorsinol

𝜌 : massa jenis 4-metoksibenzaldehid


1,36 gram
v = 1,121 gram/ml = 1,2132 ml

2. Menentukan endapan kaliksarena


a. m teori = n x Mr, dimana n kaliksarena : 2,5 x 10-3 mol
= 2,5 x 10-3 mol x 912 g/mol
= 2,28 gram
b. m percobaan = (m kaliksarena + kertas saring) – m kertas saring
= 0,93 gram – 0,34 gram
= 0,59 gram
3. Menentukan rendemen
(m kaliksarena+kertas saring)−m kertas saring
Rendemen = x 100%
m teori
0,59 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
2,28 gram

= 25,877 %
VII. PEMBAHASAN
Percobaan ini berjudul “Reaksi Substitusi Elektrofilik dalam Sintesis C-4-
Metoksifenilkaliks [4] Resorsinarena” dan memiliki tujuan agar mahasiswa
dapat melakukan sintesis senyawa kaliksarena melalui reaksi substitusi
elektrofilik aromatik.
Prinsip dasar percobaan ini yaitu reaksi substitusi elektrofilik merupakan
suatu reaksi organik dimana sebuat atom (biasanya hidrogen) yang hanya
terikat pada sistem aromatik diganti dengan elektrofil. Elektrofil adalah reagen
yang menyukai atau mencari pusat negative yang memiliki elektron berlebih.
Reaksi yang paling umum terjadi pada senyawa aromatik adalah substitusi
atom atau gugus lain terhadap hidrogen pada cincin. Reaksi substitusi
elektrofilik terjadi pada senyawa aromatis polisiklik seperti naftalena dan
senyawa heteroaromatis seperti furon, pirol, dan tiofena.
Gambar reaksi umum:

Prinsip kerja percobaan ini yaitu merangkai alat refluks. Kemudian


melarutkan 1,36 gram kristal resorsinol 10 mmo yang berwarna coklat
mengkilap kedalam 75 ml etanol absolut yang berwarna bening, menghasilkan
larutan coklat. Lalu menambahkan 1,21 ml fenilmetoksi benzaldehid 10 mmol
yang berwarna kuning pudar. Mengaduk larutan hingga tercampur,
menghasilkan larutan bening dan timbul asap. Selanjutnya, menambahkan 1 ml
HCl pekat, mengaduknya hingga tercampur rata menghasilkan timbulnya
gelembung dan mulai menjalankan proses refluks selama 1 jam sampai
terbentuk endapan. Menghentikan proses refluks dan mendinginkannya,
terdapat endapan putih dan filtrat coklat. Menyaring endapan yang didapatkan
endapan berwarna krem kemudian mencuci dengan etanol:air = 1:1, diperoleh
endapan putih. Selanjutnya endapan yang telah dicuci tadi dikeringkan hingga
mendapat berat konstan, warnanya berubah menjadi krem. Saat dilelehkan
warnanya berubah menjadi merah kecoklatan. Kemudian diperoleh massa
kertas saring dan endapan kalikserena sebesar 0,93 sedangkan massa kertas
saringnya sendiri sebesar 0,34 gram serta diperoleh melting point sebesar 302
o
C.
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
4-resorsinol + 4-metoksibenzaldehid kaliksarena / C-4-metoksifenilkaliks
[4] resorsiarena

Apabila dalam reaksi tersebut dimasukkan jumlah mol masing-masing zat


yang bereaksi maka akan dihasilkan:
Berdasarkan perhitungan dan reaksi di atas dapat diketahui bahwa
kaliksarena yang dihasilkan sebanyak 2,5 mmol dengan perbandingan koefisien
sebagai berikut :

resorsinol : 4-metoksibenzaldehid : kaliksarena

4 : 4 : 1

Berdasarkan percobaan diperoleh melting point kaliksarena sebesar 302 oC.


Menurut teori, melting point kaliksarena yaitu > 300 oC. Sehingga percobaan ini
telah sesuai dengan teori. Sedangkan massa kaliksarena berdasarkan percobaan
diperoleh sebesar 0,59 gram. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh
rendemen sebesar 25,877%. Berdasarkan teori, rendemen yang harus diperoleh
adalah 90,35%. Dari percobaan diperoleh kaliksarena bewarna merah
kecokelatan sedangkan menurut teori warna kaliksarena yang seharusnya yaitu
putih. Oleh karena itu ada beberapa percobaan yang tidak sesuai dengan teori
hal ini karena tumpahnya endapan dalam kertas saring dan kurangnya ketelitian
saat menyaring endapan.

Fungsi penambahan zat dan perlakuan pada percobaan ini adalah :

1. Etanol berfungsi sebagai pelarut resorsinol.

2. HCl pekat berfungsi sebagai katalis.

3. 4-metoksibenzaldehid berfungsi sebagai bahan utama atau zat yang akan


direaksikan
4. Resorsinol sebagai bahan yang disintesis.

5. Campuran etanol dan air digunakan untuk mencuci endapan.

6. Magnetic stirrer sebagai pengaduk dan mempercepat reaksi pada saat


proses refluks

7. Pencucian endapan menggunakan etanol dan air berfungsi untuk


menghilangkan zzat-zat pengganggu yang masih terdapat dalam endapan

8. Pemasukan endapan ke dalam eksikator berfungsi untuk mengeringkan


endapan sehingga dapat memperoleh berat konstan.

VIII. KESIMPULAN
1. Reaksi substitusi elektrofilik aromatik merupakan reaksi dimana satu atau
lebih atom hidrogen pada cincin aromatik digantikan oleh elektrofil.
2. Kaliksarena merupakan suatu kelompok senyawa makromolekul siklik yang
tersusun atas satuan-satuan senyawa aromatik yang saling terhubung melalui
jembatan metina membentuk suatu rongga dengan gugus aktif di dalamnya.
3. Hasil percobaan:
a. Volume 4-metoksibenzaldehid = 1,2132 ml
b. Massa kaliksarena = 0,59 gram
c. Rendemen = 25,877%, percobaan tidak sesuai teori karena berdasarkan
teori, rendemen yang harus diperoleh adalah 90,35%.
d. Melting point = 302oC, perobaan sudah sesuai teori karena menurut teori,
melting point kaliksarena yaitu > 300 oC.
e. Warna kaliksarena = merah kecokelatan, percobaan tidak sesuai teori
karena menurut teori warna kaliksarena seharusnya putih.
4. Reaksi yang terjadi:
4-resorsinol + 4-metoksibenzaldehid kaliksarena / C-4-metoksifenilkaliks
[4] resorsiarena
IX. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, dkk. (1986). Kimia Organik I. Jakarta : Erlangga
Handayani, Desi Suci, dkk. (2013). Sintesis dan Karakterisasi C-4 hidroksi-3-
Metoksifenilkaliks[4] Resorsinarena Sukfonat Al-Chemy. Jurnal
Penelitian Kimia. Vol IX (2)
Hart atau Suminar Achmadi; (1987), Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat.
Jakatra: Penerbit Erlangga.
Jaya, Firman. (2017). Produk-produk Lebah Madu dan Hasil Olahannya.
Malang : UB Press
Morrison & Boyd, 1970., Organic Chemistry, 2nd. Ed., Worth Publishers, Inc.
Subandi. (2010). Kimia Organik. Yogyakarta : Dee Publish
Tim Dosen Kimia Organik 1. (2020). Petunjuk Praktikum Organik I. Surakarta :
Lab Kimia FKIP UNS
X. LAMPIRAN
Empat Laporan Individu Praktikum Kimia Organik I Berjudul Reaksi
Substitusi Elektrofilik dalam Sintesis C-4-Metoksifenilkaliks [4]
Resorsinarena.

Anda mungkin juga menyukai