Sintesis Dilantin
Nama
NPM
: 1106008246
Tanggal Percobaan
: 3 april 2014
Rekan Kerja
Asistan Lab
: Kiki Darmawan
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
I.
Bahan:
1. Benzil;
2. Natrium hidroksida;
3. Urea;
4. Etanol absolut;
5. Larutan HCl pekat
Prosedur kerja
Pengamatan
ditambah
HCl
produknya
dengan Endapan
warna
putih
V. Pengolahan data
Berat kertas saring = 0.44 gram
Berat kertas saring + Kristal = 0.59 gram
Berat Kristal = 0.15 gram
+ H2O
M:
1,905 mmol
3,33 mmol
1,905 mmol
1,905, mol
R :
1,905 mmol
1,905 mmol
1,905 mmol
1,905 mmol
S :
1,425 mmol
%KR =
%Yield =
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan sintesis dilantin . tujuan dari praktikum ini
adalah Mampu mensintesis dilantin dari bahan dasar benzil dan urea , mengetahui
mekanisme reaksi yang terjadi dalam sintesis ini, serta memahami prinsip dasar
dari rearrangement dan pembuatan laktam. Kondensasi katalis basa dibenzil
dengan urea dapat menghasilkan sebuah turunan heterosiklik, dilantin.
Pada percobaan ini yang dilakukan yaitu mencampurkan benzil dengan urea,
etanol dan NaOH dalam labu bulat. Benzill dan urea merupakan reagen utama
dalam pembentukan sintesis dilantin. Benzil merupakan reagen utama yang
mempunyai gugus
membentuk suatu amida siklik ( laktam ). Laktam adalah amida siklik yang
mempunyai 2 atom karbon selain karbonil. Sedangkan laktim adalah tautomernya
.
Urea
merupakan
reagen
utama
yang
mempunyai
gugus
diamida
NH2
asam . dengan adanya suatu basa H- akan dengan mudah lepas dan dapat
diserang dengan mudah oleh suatu nukleofilik ( M Arfin F nasution, 2013).
Etanol merupakan suatu pelarut yang dapat melarutkan benzil, urea, dan
NaOH sehingga campuran senyawa tersebut dapat bercampur dan homogen.
Sedangkan NaOH berfungsi sebagai pemberi suasana basa yang akan menyerang
H- pada urea sehingga urea dapat berikatan dengan benzil.
Setelah mencampurkan keempat senyawa tersebut selanjutnya yaitu
memasukkan batu didih dalam labu bulat kemudian melakuka refluks selama 1
jam. Batu didih disini berfungsi agar pada saat pemanasan menggunakan refluks
tidak terjadi bumping, sedangkan pemanasan dengan refluks ( dengan adanya
kondensor ) bertujuan agar reaksi yang terjadi berlangsung sempurna dan merata.
Prinsip dari refluks ini adalah dengan terjadi empat proses, yaitu proses heating,
evaporating, kondensasi dan cooling . kondensor berfungsi untuk mendinginkan
kembali uap yang mungkin terbentuk pada saat pemanasan ,sehingga uap akan
kembali ke bentuk cairnya lagi sehingga tidak ada massa yang lepas ( berkurang ).
Pemanasan dilakukan dalam sistem tertutup sehingga tidak materi atau energi
yang dapat keluar-masuk sistem.
Berikut ini merupakan gambar sistem refluks :
selama 10 menit. Kemudian mendinginkan larutan pada bak es, agar proses
pembuatan kristal dapat berjalan dengan baik. Kemudian menambahkan akuades
dan menambahkan dengan HCl pekat yang berfungsi sebagai pemberi suasana
asam yang dapat melarutkan kelarutan dilantin sehingga dilantin dapat
mengendap. Setelah mengendap dilakukan penyaringan dengan corong hirsch
dan mencucinya dengan air dingin. Dilantin yang diperoleh yaitu sebanyak 0.17
gram dengan %KR sebanyak 64.58 % serta % yield seebanyak
35.41 %.
kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini yaitu pada saat pendinginan es
yang digunakan sudah mencair sehingga kurang dingin, yang menyebabkan
pembentukan kristal kurang sempurna.
Dilantin mengandung phenytoin Na. Phenytoin digunakan untuk mengontrol
kejang (konvulsi) dalam pengobatan epilepsi. Obat ini juga digunakan untuk
mencegah dan mengobati kejang yang terjadi selama operasi otak. Obat ini adalah
antikonvulsan yang bekerja di jaringan otak untuk menghentikan kejang.
Obat ini akan mencegah atau sangat mengurangi insiden dan keparahan dari
kejang dalam banyak kasus, dan pasien menunjukkan sedikit kecenderungan
untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Obat ini hanya dapat diperoleh
dengan resep dokter.
Berikut merupakan mekanisme reaksi pembuatan dilantin :
VII.Kesimpulan
1. Sintesis dilantin menggunakan bahan dasar benzil dan urea.
2. Reaksi sintesis Dilantin adalah jenis reaksi Kondensasi
3. Sintesis dilantin awalnya dilakukan dari kondensasi benzoin menjadi
benzyl, namun tidak dilakukan pada percobaan ini.
4. Dilantin berfungsi sebagai antikonvulsan yang bekerja di jaringan otak
untuk menghentikan kejang.
5. Proses pemanasan dilakukan pada sistem refluks agar reaksi berjalan
sempurna dan merata
6. Dilantin yang diperoleh yaitu sebanyak 0.17 gram dengan % KR yaitu
64.58 % dan % yield 35.41 %
VIII.
Daftar Pustaka
Tim KBI Organik. Penuntun Praktikum Sintesis Kimia Organik. Depok :
Departemen Kimia FMIPA UI. 2011
Nasution, Arfin. Catatan Penting Penuntun Praktikum Sintesis Kimia
Organik. Depok : Departemen Kimia FMIPA UI. 2013.
www.chem-istry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/aldehid_dan_keton/reaksi_ad
isi_eliminasi_aldehid_dan_keton/
http://health.detik.com/read/2012/01/04/082046/1806069/769/dilantinobat-untuk-mengontrol-kejang-karena-epilepsi
NaOH
Keadaan Fisik : Cairan
Mr
:-
Titik didih
: 100C (212F)
Titik leleh
:-
Kelarutan
Stabilitas
: Stabil
Efek kronis pada manusia : Sangat berbahaya jika tercerna. Berbahaya jika
kontak kulit (iritasi), kontak mata (iritasi), sangat berbahaya jika terhirup.
Pertolongan pertama
selama 15 menit. Air hangat juga harus digunakan. Jika terkena kulit, cuci
dengan air selama 15 menit. Apabila terhirup, keluar ke udara terbuka.
Etanol
Keadaan Fisik : Cairan
Mr
:-
Titik didih
: 78.5C (173.3F)
Titik leleh
: -114.1C (-173.4F)
Kelarutan
eter, aseton.
Stabilitas
: Stabil
Efek kronis pada manusia : Sangat berbahaya jika tercerna. Berbahaya jika
kontak kulit (iritasi), kontak mata (iritasi), sangat berbahaya jika terhirup.
Pertolongan pertama
selama 15 menit. Air hangat juga harus digunakan. Jika terkena kulit, cuci
dengan air selama 15 menit. apabila terhirup, keluar ke udara terbuka.
-
HCl
Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.
Bau: pedas. Iritasi (Strong.)
Benzil
Wuwjud : padat
Berat molekul : 210.23 g/mole
Warna : kuning
Titik leleh : 95C (203F)
Kelarutan : tidak larut pada air dingin dan air panas
Efek kronis pada manusia :bahaya pada organ berikut : kulit dan sistem syaraf
Bahaya lain pada manusia :Bahaya pada kontak kulit dan pernafasan ( iritasi
paru-paru)
Urea
Wujud : padat
bau : hampir tidak berbau ;.
Rasa : dingin, pahit.
Berat molekul : 60.06 g/mole
Warna : putih
Titiik leleh 132.7C (270.9F)