Anda di halaman 1dari 5

VI.

Pengolahan Data
Massa anh asetat = x v = 1.08 gr/ml x 6ml = 6.48 gram
Mol anhidrida asetat =
Mol glukosa =

=
=

M 5.556x 10-3 mol

0.0635 mol

R 5.556x 10-3 mol

0.0107 mol

= 0.0635

= 5.556 x 10-3

5.556x 10-3 mol

---------------------------------------------------------------------------------------------S -

0.0528 mol

5.556x 10-3 mol

Massa produk glukopiranosa = 5.556x 10-3 mol x 390 gr/mol =2.167 gram
Massa percobaan = 1.6 gram -0.9 gram =0.7 gram
% KR =
% yield =

x 100 % = 67.697 %
= 32.302 %

VII.

Pengamatan
1. Glukosa dimasukkan dalam larutan zinc klorida + anhidrisa asetat
agak kecoklatan
2. Saat pendinginan terbentuk Kristal putih halus.

VIII. Pembahasan
Pada

pembuatan

1,2,3,4,6-penta-o-asetil--D-glukopiranosa

reagen

utama yang digunakan yaitu glukosa dan anhidrida asetat. Glukosa merupakan
salah satu jenis karbohidrat yang merupakan monosakarida dan sangat berguna
bagi makhluk hidup karena berfungsi sebagai sumber energi. Glukosa merupakan
suatu aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke
arah kanan. rumus molekul glukosa yaitu C6H12O6 atau H-(C=O)-(CHOH)5-H,
dengan lima gugus hidroksi tersusun spesifik pada enam atom karbon. Dalam
larutan, glukosa rantai terbuka berada dalam kesetimbangan dengan beberapa
isomer siklis. Siklisasi glukosa diakibatkan adanya reaksi antara gugus aldehida (C=O)H pada C1 dengan gugus hidroksi -OH pada C4 atau C5, membentuk
hemiasetal -C(OH)H-O-. Glukosa rantai tertutup (siklis).
Pada prinsipnya pembuatan pembuatan 1,2,3,4,6-penta-o-asetil--Dglukopiranosa menggunakan reaksi asetilasi. Reaksi asetilasi ini dapat terjadi
karena glukosa mengandung gugus OH sehingga semua gugus OH pada bentuk
siklik dapat terkonversi menjadi ester.
Hal yang harus dilakukan pertama kali yaitu mereaksikan anhidrida
asetat dengan ZnCl2 kemudian memanaskannya selama 8 menit. Fungsi dari
anhidrida asetat yaitu sebagai reagen utama yang akan menyumbangkan gugus
asetil ( CH3CO+) yang selanjutnya akan bereaksi dengan gugus OH pada Dglukosa, sedangkan fungsi dari ZnCl2 yaitu sebagai katalis yan akan mempercepat
reaksi dengan cara bereaksi dengan gugus asetil pada anhidrida asetat sehingga
ion asetat lebih mudah dilepaskan untuk bereaksi dengan D-glukosa.
Selanjutnya memasukkan glukosa ke dalam larutan tersebut . glukosa
merupakan reagen utama yang mempunyai gugus OH yang bereaksi dengan
gugus aetil dari anhidrida asetat. Larutan glukosa tidak dicampurkan sejak awal

yaitu untuk menghidari terbakarnya glukosa menjadi

karamel.

Kemudian

campuran ini direfluks selama 1 jam. Refluks bertujuan untuk mempercepat


jalannya reaksi. Prinsip dari refluks adalah pemanasan dan kondensasi.
Pemanasan akan meningkatkan tumbukan antar molekul sehingga reaksinya
berjalan cepat dan uap yang terbentuk dari pemanasan ini akan terkondensasi
sehingga masa campuran ini akan tetap sama, tidak berkurang. Refluks
menggunakan sistem tertutup dimana lingkungan luar tidak akan mempengaruhi
jalannya reaksi, terdiri dari heating mantle untuk mengatur pemanasan dan
kondensor sebagai pendingin yang akan mendinginkan uap sehingga berubah
menjadi bentuk cairnya kembali. Setelah direfluks, larutan kemudian didinginkan
sebentar dalam suhu ruang kemudian didinginkan dalam bak es dengan tujuan
untuk mempercepat kristalisasi.

Selanjutnya kristal yang terbentuk disaring

dengan menggunakan corong buchner. Hasil yang diperoleh menunjukkan persen


KR yang besar yaitu 67.696 % hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan pada
penimbangan reagen,reaksi yang berjalan kurang sempurna dan kristalisasi yang
belum berjalan sempurna.
Mekanisme reaksi yang terjadi pada pembuatan pembuatan 1,2,3,4,6penta-o-asetil--D-glukopiranosa yaitu sebagai berikut :

XI. kesimpulan
1. Pembuatan

1,2,3,4,6-penta-o-asetil--D-glukopiranosa menggunakan

prinsip reaksi asetilasi.


2. Anhidrida asetat berfungsi untuk menyumbangkan gugus asetil
3. Sistem refluks yang digunakan agar reaksi berjalan sempurna dan tidak
ada massa yang berkurang serta tidak ada gangguan dari lingkungan luar.
4. 1,2,3,4,6-penta-o-asetil--D-glukopiranosa yang terbentuk yaitu 0.7 gram
5. % KR yang diperoleh yaitu 67.697 % sedangkan % yieldnya yaitu 32.302
%

XII. Daftar Pustaka


Tim KBI kimia Organik . 2014. Diktat penuntun Praktikum Sintesis Organik.
Depok : Departemen Kimi FMIPA UI.
Fessenden & Fessenden . 1982. Kimia Organik edisi 3 . Jakarta : Erlangga
http://www.ilmukimia.org/2013/05/glukosa.html

XIII. Lampiran ( MSDS )


1. Anhidrida asetat
Nama

: anhidrida asetat

Rumus molekul

: (CH3CO)2

Bentuk fisik

: cairan

Berat molekul

:102.09 gr/mol

Titik didih

:139.9oC

Titik leleh

:-73.1oC

Densitas

:1.08 gr/ml

Toksisitas

: iritasi kulit, mata , inhalasi, dan pencernaan.

2. D-glukosa
Rumus molekul

: C6H12O6

Bentuk fisik

: padatan putih

Berat molekul

: 108.16 gr/mol

Titik leleh

: 146oC

Densitas

: 1.54 g/cm3

Toksisitas

: iritasi kulit, mata

3. ZnCl2

Nama

: Zinc Klorida

Rumus molekul

: ZnCl2

Bentuk fisik

: padatan serbuk putih

Berat molekul

:136.29 gr/ml

Titik didih

:732oC

Titik leleh

: 290oC

Densitas

: 2.907 gr/ml

Solubilitas

: larut dalam air

Toksisitas

:sangat berbahaya bila terjadi kontak kulit, kontak

mata, pernapasan, pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai