Anda di halaman 1dari 18

SATUAN PEROSES

(ETER DAN EPOKSIDA)


Nama kelompok :
Dwi Septiyani
Jerra Novia .A
Juwita Arrahma .W
Novian Aradex .C
Sintah Mardiyana

3.KI.A

Eter atau Alkoksi Alkana

Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung


gugus ROR', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.
Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan
anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan
biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung
pada senyawa karbohidrat dan lignin.

1. Rumus Umum
Eter atau alkoksi alkana adalah golongan senyawa yang
mempunyai dua gugus alkil yang terikat pada satu atom
oksigen. Dengan demikian eter mempunyai rumus umum :
ROR1 dimana R dan R1 adalah gugus alkil, yang boleh
sama boleh tidak.
Contoh :
CH3CH2OCH2CH3
R = R1(eter homogen)
CH3OCH2CH2CH3
R-R1(eter majemuk)
Jika R=R atau Ar=Ar maka dinamakan eter simitrik (eter
sederhana)
RR atau ArAr maka dinamakan eter asimitrik (eter
campuran)

2. Ikatan dan Struktur


Struktur Eter :
Eter berbeda dari alkohol, dimana atom oksigen dari suatu
eter terikat pada dua atom karbon. Gugus hidrokarbon
dapat berupa alkil, alkenil, vinil, atau aril.
Eter memiliki rumus umum R-O-R atau R-O-R dimana
R adalah gugus alkil yang berbeda dari gugus R.
Eter = air dimana kedua atom hidrogen diganti dengan
gugus alkil.

Struktur Serupa :
Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis
berikut yang mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah
sebahagian daripada sistem aromatik.
Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan
dengan oksigen terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
Ester R-C(=O)-O-R
Asetal R-CH(-O-R)-O-R
Aminal R-CH(-NH-R)-O-R
Anhidrida R-C(=O)-O-C(=O)-R

Contoh struktur :
Sudut yang dibentuk oleh gugus eter (-O-) sebesar 109,50
dan panjang ikatan C-O- 0,142 nm.
Eter memiliki ikatan yang bersudut ikat sekitar 110
rotasi ikatan C-O sangatlah rendah
Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada
senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif dibanding dengan karbon
sehingga hidrogen pada posisi alfa relatif terhadap eter
bersifat lebih asam dibanding hidrogen senyawa hidrokarbon
namun tidak lebih asam dari alfa hidrogen keton

3. Eter Primer, Sekunder, dan


Tersier
Bentuk perkataan "eter primer", "Eter sekunder", dan "eter
tertiar (peringkat ketiga) " adalah penggunaan bermusim
dan merujuk kepada atom karbon bersebelahan dengan
oksigen eter . Dalam eter primer karbon ini dikaitkan hanya
kepada karbon lain seperti dalam dietil eter CH3-CH2-OCH2-CH3. salah Satu contoh eter sekunder adalah
diisopropil eter (CH3)2CH-O-CH(CH3)2 dan contoh ether
tertiar adalah di-tert-butil eter (CH3)3C-O-C(CH3)3

4. Penamaan Eter
Ada dua penamaan eter yaitu :
A.IUPAC
Nama sistematik eter adalah alkoksi alkana. Alkil terkecil
dianggap sebagai alkoksi, dan yang terbesar dianggap
alkana.

Tentukan nomor terikatnya gugus alkoksi.

Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen , sehingga


penulisan namanya harus berdasarkan urutan abjad huruf
pertama nomor substituen.

Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan


dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang
tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-,
dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.

Contoh lainya

B. Trival
Tentukan gugus-gugus alkil (substituen) yang mengikat gugus eter (O-).

Tambahkan akhiran eter setelah nama-nama subtituen.

Penulisan substituen alkil tidak harus menurut urutan abjad.


Rumus Struktur Eter Nama IUPAC Nama Trivial :
CH3CH2OCH2CH3 Etoksi etana Dietil eter / etil etil eter
CH3OCH2CH2CH3 Metoksi propane Metil propil eter
CH3CH2OCH2CH2CH3 Etoksi propane Etil propil eter

Contoh lainya

Tabel contoh penamaan trival dan


IUPAC berikut

5. Sifat Fisik dan Kimia Eter


A. Sifat fisik

Titik didih rendah sehingga mudah menguap


Sulit larut dalam air, karena kepolarannya rendah
Sebagai pelarut yang baik senyawa-senyawa organik
yang tak larut dalam air
Mudah terbakar
Pada umumnya bersifat racun
Bersifat anastetik (membius)
Eter sukar bereaksi, kecuali dengan asam halida kuat
(HI dan H Br)

Eter memiliki titik didih yang sebanding dengan


hidrokarbon dengan berat molekul yang sama.
Titik didih dietil eter (MW = 74) adalah 34,6C, dan
pentana (MW = 72) adalah 36C.
Molekul-molekul alkohol dapat berikatan satu sama lain
melalui ikatan hidrogen, sementara eter dan hidrokarbon
tidak dapat.
Meskipun demikian, eter juga dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan senyawa-senyawa seperti air.
Eter memiliki kelarutan dalam air yang sebanding dengan
alkohol dengan berat molekul yang sama.

B. Sifat kimia
1. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat
dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida.

2. Reaksi dengan asam iodide


Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan
campuran alkohol dengan alkil halida.

3. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan
menghasilkan alkohol.

4. Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen.
Substitusi terjadi pada atom H.

Anda mungkin juga menyukai