Nama Mahasiswa
: Sulpia
Nim
: 153145453154
Angkatan / Kelas
: 2015 / Anakes_15D
Kelompok
: 4 (genap)
Rekan Kerja
Penilaian
Nim 153145453132
2) Nagawati
Nim 153145453142
3) Selfiani Suhardim
Nim 153145453152
4) Zulham
Nim 153145453160
Makassar, 18 Januari
2016
Dosen Penanggung Jawab
Praktikan
Sulpia
NIM. 153145453154
sampel
yang
digunakan.
a.
C. LANDASAN TEORI
Pengertian Turbidimeter
Turbidimeter adalah pengukuran spesies hamburan cahaya dalam larutan
mliputi
pengukuran
cahaya
yang
diteruskan.
Turbiditas
b)
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai
suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang
diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran. Karena menggunakan jumlah
cahaya yang diabsorbsi untuk pengukuran konsentrasi, maka jumlah cahaya yang
diabsorbsi akan bergantung pada :
o Jumlah partikel
o Ukuran partikel.
Semakin besar dan banyak jumlah partikel, maka jumlah cahaya yang
diabsorbsi akan semakin besar.
Dalam analisa besaran kekeruhan harus dipertahankan stabil selama
pengukuran untuk itu perlu ditambahkan emulgator (zat penstabil). Contoh
emulgator untuk klorida adalah amilum, dan untuk sulfide adalah tween 80.
f) Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk dan ukuran partikel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tersuspensi :
Konsentrasi cuplikan
Konsentrasi pereaksi
Lamanya didiamkan
Kecepatan dan urutan pencampuran reagen
Suhu
pH
kekuatan ion
E. CARA KERJA
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mencuci botol sampel dengan botol semprot.
3. Keringkan botol sampel dan masukkan sampel mizone pada botol sampel 1
dan sampel pocari sweat pada botol sampel 2.
4. Aktifkan alat dengan menekan tombol power sampai aktif.
Catatan : sebelum menggunakan alat turbidimeter, alat harus di kalibrasi terlebih
dahulu dengan menekan tombol cal.
5. Botol sampel yang telah berisi mizone dan pocari sweat di masukkah kedalam
tempat sampel pada alat turbidimeter. Batas putih pada botol sampel harus
sejajar dengan garis putih pada alat turbidimeter.
6. Sebelum di masukkan, sampel terlebih dahulu di homogenkan dan botol
sampel di lap dengan kain lembut untuk membersihkan alat agar botol
terbebas dari debu.
7. Setelah berada di dalam tekan tombol zero untuk menolkan dan tekan tombol
test.
8. Alat akan mengukur tingkat kekeruhan pada sampel mizone dan pocari sweat.
9. Perhatikan angka yang muncul pada alat turbidimeter.
F. HASIL PENGAMATAN
Berikut adalah table hasil pengamatan :
N
o
1
2
Sampel
Mizone
Pocari Sweat
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan ini adalah untuk mengenal,
mengetahui dan memahami atau mempelajari alat pengujian kekeruhan bahan
yang berupa cairan seperti mizone dan pocari sweat yaitu turbidimeter sekaligus
mengukur tingkat kekeruhan pada pada beberapa sampel dengan menggunakan
alat turbidimeter. Sampel yang di uji diantaranya mizone dan pocari sweat. Pada
praktikum ini turbidimeter yang digunakan mempunyai botol kecil yang dipakai
untuk wadah sampel dan standar. Penggunaan alat turbidimeter ini sangat mudah,
kita cukup menyimpan sampel dan standar pada botol kecil yang merupakan
bagian dari alat. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu harus diset (dilakukannya
kalibrasi), angka yang tertera pada layar harus 0, kemudian melakukan
pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara menekan tombol
zero hingga nilai yang tertera pada layar turbidimeter sesuai dengan nilai standar.
Sebelum sampel diambil dari botolnya, botol harus dikocok terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan agar larutan homogen. Oleh karena kekeruhan disebabkan oleh
bahan-bahan tersuspensi yang ukurannya bervariasi, saat sebelum dikocok
dimungkinkan bahan tersuspensi tersebut sedang dalam keadaan mengendap. Pada
metode penambahan standar tunggall, pengadukan dengan stirer dilakukan agar
larutan srandar dengan sampel dapat tercampur dengan baik. Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan selama percobaan, yaitu pengenceran yang dilakukan
haru benar, akurat. Selain itu, larutan harus didiamkan dulu sebelum
dianalisis.untuk menunggu terjadinya reaksi.
Setelah itu sampel dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada
turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera
pada layar dengan jelas. Akan tetapi pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak
3 kali dengan menekan tombol test untuk setiap pengulangan agar pengukuran
tepat atau valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan. Dari hasil data yang telah
diperoleh dan dirata-ratakan diketahui bahwa pada sampel mizone tingkat
kekeruhan yaitu 0,00 NTU dan pocari sweat yaitu 46,454. Setiap sampel
mempunyai tingkat kekeruhan yang berbeda satu sama lain, hal ini tergantung dari
sampel apa yang digunakan serta kondisi suhu pada sampel. Tingkat Kekeruhan
tertinggi adalah pada sampel pocari sweat.
Pada percobaan ini dilakukan beberapa kali dikarenakan ,
konsentrasi sampel 1 dan 2 tidak dapat ditentukan karena
volume larutan standar yang diperoleh tidak berada dalam range
volume pada percobaan yang dilakukan. Jika tetap dihitung,
maka akan diperoleh galat yang sangat besar. Hal ini bisa terjadi
karena jika dilakukan percobaan pada volume standar yang lebih
besar belum tentu persamaan garis yang diperoleh tetap sama.
Oleh karena itu konsentrasi sampel tidak dapat ditentukan. Galat
yang cukup besar dapat disebabkan oleh kalibrasi alat yang
kurang tepat, penambahan volume standar yang tidak tepat,
atau pembacaan nilai %T yang kurang tepat disebabkan angka
yang muncul tidak stabil. Nilai kekeruhan yang diperoleh tidak
sama pada pengukuran 1, 2 dan 3 dapat disebabkan karena
spektrofotometer yang digunakan pada pengukuran 1, 2 dan 3
berbeda, begitu pun dengan praktikannya.
Pada saat praktikum di mulai semua bahan bahan harus di siapkan. Setelah
semua langkah kerja telah dilakukan hasil akhirnya adalah bahwa setiap sampel
memiliki tingkat kekeruhan yang berbeda-beda. Seperti halnya pada sampel yang
digunakan kali ini yaitu mizone dan pocari sweat.
H. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dari hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan
bahwa :
1. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu : Pengukuran perbandingan intensitas cahaya, pengukuran efek
ekstingsi dan intrumen pengukur perbandingan tyndall.
2. Sesuai pada percobaan kali ini didapatkan hasil kekeruhan pada sampel 1
dengan metode kurva kalibrasi adalah 0,00 NTU dan pada sampel 2
kekeruhan dengan metode kurva kalibrasi adalah 46,454 NTU.
3. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kekeruhan setiap larutan
(cairan) berbeda-beda tergantung jenis dan sumber larutan tersebut.
Walaupun, sampel air sekalipun memiliki tingkat kekeruhan yang beda-beda.
b. Saran
Berdasarkan hasil kerja yang telah dilakukan, sebagai praktikan saya
menyarankan :
1. Sebaiknya periksa kondisi alat sebelum melakukan percobaan guna
2.
3.
I. DAFTAR PUSTAKA
J.D. Ingle, Jr & SR. Crouch. 1998. Spectrochemical Analysis. Prentice Hall
International, Inc. p.513-515.
Anonim.
http://bahtera.
org/kateglo/?mod=