Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa

: Sulpia

Nim

: 153145453154

Angkatan / Kelas

: 2015 / Anakes_15D

Kelompok

: 4 (genap)

Rekan Kerja

: 1) Irene Priskilla Anthon

Penilaian

Nim 153145453132

2) Nagawati

Nim 153145453142

3) Selfiani Suhardim

Nim 153145453152

4) Zulham

Nim 153145453160

Makassar, 18 Januari
2016
Dosen Penanggung Jawab

Resi Agestia Waji, S.Si, M.Si


NIDN. 09 020883 03

Praktikan

Sulpia
NIM. 153145453154

A. JUDUL PERCOBAAN : TURBIDIMETER


B. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Untuk mengetahui metode yang digunakan pada penggunaan
Turbidimeter.
2. Untuk menganalisis tingkat kekeruhan dari suatu sampel minuman
Mizone dan Pocari Sweat dengan Turbidimeter.
3. Untuk mengetahui perbedaan kekeruhan setiap

sampel

yang

digunakan.
a.

C. LANDASAN TEORI
Pengertian Turbidimeter
Turbidimeter adalah pengukuran spesies hamburan cahaya dalam larutan

dengan memanfaatkan intensitas cahaya berkas masuk setelah dilewatkan melalui


larutan. Untuk uji turbidimetri, perubahan cahaya yang diserap (kebalikan dari
jumlah yang ditransmisikan) bisa dikaitkan dengan jumlah agglutimasi yang
terjadi. Dengan demikian, jumlah analit (spesies yang menyebabkan agglutimasi)
dalam sampel bisa ditentukan dengan mudah (Anonim,2010).
Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba.
Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi
jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat
dikelompokkan dalam tiga golongan. Yaitu pengukuran perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang datang; pengukuran efek
ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang mulai tidak tampak di dalam
lappisan medium yang keruh. Instrumen pengukuran perbandingan tyndall disebut
sebagai tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung.
Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidineter

mliputi

pengukuran

cahaya

yang

diteruskan.

Turbiditas

berbandinglurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung


juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio tyndall sebanding dengan
pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat
panjang gelombang (Khopkhar,2003 : 7).

b)

Metode pengukuran turbiditas


pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap
intensitas cahaya yang datang;
pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak
tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter.
Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada
nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat

dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang


tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Turbidimeter merupakan salah
satu alat yang berfungsi untuk mengetahui atau mengukur tingkat kekeruhan air.
Prinsip spektroskopi absorbsi pada turbidimeter dan nefelometer. Untuk
turbidimeter, absorbsi akibat partikel yang tersuspensi yang diukur sedangkan
pada nefelometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang diukur. Meskipun
presisi metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis, sedangkan
akuransi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Setiap
instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter. Sedangkan
nefelometer sering digunakan pada nalisis anorganik. Pada konsentrasi yang lebih
tinggi, absorbsi bervariasi secara linier terhadap konsentrasi, sedangkan pada
konsentrasi yang lebih rendah untuk sistem koloid Te dan SnCl 2, tembaga
ferrosianida dan sulfida-sulfida logam berat tidak demikian halnya. Kelarutan zat
tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelundung koloid biasanya digunakan
untuk membentuk suatu dispersi koloid yang seragam dan stabil (Tim Dosen
Kimia Analitik,2010 : 23).
Kekeruhan adalah keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang
disebabkan oleh individu partikel (suspended solids) yang umumnya tidak terlihat
oleh mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes
kunci dari kualitas air . Cairan dapat mengandung suspensi padatan yang terdiri

dari partikel dari berbagai ukuran. Sementara beberapa materi dihentikan


sementara akan cukup besar dan cukup berat untuk menyelesaikan cepat ke bagian
bawah wadah jika sampel cairan yang tersisa untuk berdiri (yang padat settable),
partikel-partikel sangat kecil hanya akan menyelesaikan sangat lambat atau tidak
sama sekali jika sampel teratur atau partikel koloid .
Standar pengukuran Kekeruhan dimulai tahun 1970-an ketika nephelometric
turbidimeter dikembangkan yang menentukan kekeruhan dengan cahaya. tersebar
di sebuah sudut 90E dari balok insiden). Sebuah sudut deteksi 90E adalah
dianggap paling sensitif terhadap variasi dalam ukuran partikel. Nephelometry
telah diadopsi oleh Standard Metode sebagai cara pilihan untuk mengukur
kekeruhan karena metodes sensitivitas, presisi, dan penerapan atas berbagai
ukuran partikel dan konsentrasi. Metode nephelometric dikalibrasi menggunakan
suspensi formazin polimer seperti bahwa nilai dari 40 unit nephelometric (NTU)
adalah kira-kira sama dengan 40. Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar
yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang
dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran
(Underwood,2002).
c) Jenis jenis turbidimeter
Ada tiga jenis turbidimeters umum yang dipakai sekarang yaitu :
1. Bench top dan
2. portabel

Bench top dan portabel turbidimeters Bench digunakan untuk menganalisa


sampel ambil atas unit Bench biasanya digunakan sebagai laboratorium stasioner
instrumen dan tidak dimaksudkan untuk menjadi portabel.
3 On-line instrumen

On-line instrumen biasanya dipasang di lapangan dan terus menerus


menganalisa aliran sampel tumpah off dari proses unit. sampling Pengukuran
dengan unit-unit ini membutuhkan kepatuhan yang ketat untuk pabrik sampling
prosedur untuk mengurangi kesalahan dari gelas kotor, udara dalam gelembung
sampel, dan partikel yang menetap.
Penggunaan alat turbidimeter ini yaitu menyimpan sampel dan standar
pada botol kecil/botol sampel. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu harus diset,
dimana angka yang tertera pada layar harus 0 atau dalam keadaan netral,
kemudian melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan
cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada
turbidimeter sesuai dengan nilai standar. Setelah itu sampel dimasukan pada
tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter, hasilnya dapat langsung
dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera pada layar dengan jelas. Akan tetapi
pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan menekan tombol
pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan agar pengukuran tepat atau
valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan.
d) Kegunaaan Turbidimeter
Kegunaan dari turbidimeter adalah sebagai berikut :
1. Penentuan konsentrasi total protein dalam cairan biologis seperti urin dan
CSF yang mengandung sedikit protein (mg/L kuantitas) menggunakan Asam
Trikoloroasetat.
2. Penentuan aktivitas amilase menggunakan pati sebagai substrat. Penurunan
kekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas amilase.
3. Penentuan aktivitas enzim lipase menggunakan trigliserida sebagai substrat.
Penurunan kekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas enzim lipase.
e) Prinsip Kerja Turbidimeter

Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai
suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang
diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran. Karena menggunakan jumlah
cahaya yang diabsorbsi untuk pengukuran konsentrasi, maka jumlah cahaya yang
diabsorbsi akan bergantung pada :
o Jumlah partikel
o Ukuran partikel.
Semakin besar dan banyak jumlah partikel, maka jumlah cahaya yang
diabsorbsi akan semakin besar.
Dalam analisa besaran kekeruhan harus dipertahankan stabil selama
pengukuran untuk itu perlu ditambahkan emulgator (zat penstabil). Contoh
emulgator untuk klorida adalah amilum, dan untuk sulfide adalah tween 80.
f) Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk dan ukuran partikel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

tersuspensi :
Konsentrasi cuplikan
Konsentrasi pereaksi
Lamanya didiamkan
Kecepatan dan urutan pencampuran reagen
Suhu
pH
kekuatan ion

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Turbidimeter
b. Botol sampel
c. Botol standar
d. Lap lembut (halus)
2. Bahan
a. Mizone
b. Pocari sweat

E. CARA KERJA
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mencuci botol sampel dengan botol semprot.
3. Keringkan botol sampel dan masukkan sampel mizone pada botol sampel 1
dan sampel pocari sweat pada botol sampel 2.
4. Aktifkan alat dengan menekan tombol power sampai aktif.
Catatan : sebelum menggunakan alat turbidimeter, alat harus di kalibrasi terlebih
dahulu dengan menekan tombol cal.
5. Botol sampel yang telah berisi mizone dan pocari sweat di masukkah kedalam
tempat sampel pada alat turbidimeter. Batas putih pada botol sampel harus
sejajar dengan garis putih pada alat turbidimeter.
6. Sebelum di masukkan, sampel terlebih dahulu di homogenkan dan botol
sampel di lap dengan kain lembut untuk membersihkan alat agar botol
terbebas dari debu.
7. Setelah berada di dalam tekan tombol zero untuk menolkan dan tekan tombol
test.
8. Alat akan mengukur tingkat kekeruhan pada sampel mizone dan pocari sweat.
9. Perhatikan angka yang muncul pada alat turbidimeter.
F. HASIL PENGAMATAN
Berikut adalah table hasil pengamatan :
N
o
1
2

Sampel
Mizone
Pocari Sweat

Angka standar (NTU)


0,00
0,00

Tingkat kekeruhan (NTU)


0,00
46,454

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan ini adalah untuk mengenal,
mengetahui dan memahami atau mempelajari alat pengujian kekeruhan bahan
yang berupa cairan seperti mizone dan pocari sweat yaitu turbidimeter sekaligus
mengukur tingkat kekeruhan pada pada beberapa sampel dengan menggunakan
alat turbidimeter. Sampel yang di uji diantaranya mizone dan pocari sweat. Pada
praktikum ini turbidimeter yang digunakan mempunyai botol kecil yang dipakai

untuk wadah sampel dan standar. Penggunaan alat turbidimeter ini sangat mudah,
kita cukup menyimpan sampel dan standar pada botol kecil yang merupakan
bagian dari alat. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu harus diset (dilakukannya
kalibrasi), angka yang tertera pada layar harus 0, kemudian melakukan
pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara menekan tombol
zero hingga nilai yang tertera pada layar turbidimeter sesuai dengan nilai standar.
Sebelum sampel diambil dari botolnya, botol harus dikocok terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan agar larutan homogen. Oleh karena kekeruhan disebabkan oleh
bahan-bahan tersuspensi yang ukurannya bervariasi, saat sebelum dikocok
dimungkinkan bahan tersuspensi tersebut sedang dalam keadaan mengendap. Pada
metode penambahan standar tunggall, pengadukan dengan stirer dilakukan agar
larutan srandar dengan sampel dapat tercampur dengan baik. Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan selama percobaan, yaitu pengenceran yang dilakukan
haru benar, akurat. Selain itu, larutan harus didiamkan dulu sebelum
dianalisis.untuk menunggu terjadinya reaksi.
Setelah itu sampel dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada
turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera
pada layar dengan jelas. Akan tetapi pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak
3 kali dengan menekan tombol test untuk setiap pengulangan agar pengukuran
tepat atau valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan. Dari hasil data yang telah
diperoleh dan dirata-ratakan diketahui bahwa pada sampel mizone tingkat
kekeruhan yaitu 0,00 NTU dan pocari sweat yaitu 46,454. Setiap sampel
mempunyai tingkat kekeruhan yang berbeda satu sama lain, hal ini tergantung dari
sampel apa yang digunakan serta kondisi suhu pada sampel. Tingkat Kekeruhan
tertinggi adalah pada sampel pocari sweat.
Pada percobaan ini dilakukan beberapa kali dikarenakan ,
konsentrasi sampel 1 dan 2 tidak dapat ditentukan karena
volume larutan standar yang diperoleh tidak berada dalam range
volume pada percobaan yang dilakukan. Jika tetap dihitung,

maka akan diperoleh galat yang sangat besar. Hal ini bisa terjadi
karena jika dilakukan percobaan pada volume standar yang lebih
besar belum tentu persamaan garis yang diperoleh tetap sama.
Oleh karena itu konsentrasi sampel tidak dapat ditentukan. Galat
yang cukup besar dapat disebabkan oleh kalibrasi alat yang
kurang tepat, penambahan volume standar yang tidak tepat,
atau pembacaan nilai %T yang kurang tepat disebabkan angka
yang muncul tidak stabil. Nilai kekeruhan yang diperoleh tidak
sama pada pengukuran 1, 2 dan 3 dapat disebabkan karena
spektrofotometer yang digunakan pada pengukuran 1, 2 dan 3
berbeda, begitu pun dengan praktikannya.

Adapun fungsi setiap perlakuan yang dilakukan dalam percobaan adalah :

Pada saat praktikum di mulai semua bahan bahan harus di siapkan. Setelah
semua langkah kerja telah dilakukan hasil akhirnya adalah bahwa setiap sampel
memiliki tingkat kekeruhan yang berbeda-beda. Seperti halnya pada sampel yang
digunakan kali ini yaitu mizone dan pocari sweat.
H. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dari hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan
bahwa :
1. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu : Pengukuran perbandingan intensitas cahaya, pengukuran efek
ekstingsi dan intrumen pengukur perbandingan tyndall.

2. Sesuai pada percobaan kali ini didapatkan hasil kekeruhan pada sampel 1
dengan metode kurva kalibrasi adalah 0,00 NTU dan pada sampel 2
kekeruhan dengan metode kurva kalibrasi adalah 46,454 NTU.
3. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kekeruhan setiap larutan
(cairan) berbeda-beda tergantung jenis dan sumber larutan tersebut.
Walaupun, sampel air sekalipun memiliki tingkat kekeruhan yang beda-beda.
b. Saran
Berdasarkan hasil kerja yang telah dilakukan, sebagai praktikan saya
menyarankan :
1. Sebaiknya periksa kondisi alat sebelum melakukan percobaan guna
2.

mendapatkan hasil yang lebih akurat.


Ketika ingin memasukkan kuvet ke dalam turbidimeter sebaiknya lakukan

3.

pembersihan atau pengeringan terhadap dinding luar kuvet.


Penggunaan alat ini harus dilakukan secara hati-hati, sebab alat ini sangat
sensitif dan mudah rusak.

I. DAFTAR PUSTAKA
J.D. Ingle, Jr & SR. Crouch. 1998. Spectrochemical Analysis. Prentice Hall
International, Inc. p.513-515.
Anonim.

2010. Hamburan cahaya.

http://bahtera.

org/kateglo/?mod=

dictionary&action= view&phrase= hamburan%20cahaya.


Khopkhar,S.M. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Tim Dosen Kimia Analitik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis
Instrumen. Makassar: Juurusan Kimia FMIPA UNM.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157097-analisis-secaraturbidimetri/#ixzz29fuTKcCa (19 Oktober 2012; 1.00).
http://winchemistry.blogspot.co.id/2012/04/turbidimetri.html.

Anda mungkin juga menyukai