(a)
(b)
Gambar1. (a) Struktur fruktosa dan (b) Struktur glukosa
Sumber: (Fessenden dan Fessenden, 1986).
2. Disakarida
Suatu disakarida mengandung dua monosakarida yang disatukan oleh
sebuah ikatan O-glikosidat. Disakarida yang paling sering dijumpai adalah
maltosa, laktosa, dan sukrosa
a. Maltosa digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi. Gula ini
merupakan disakarida utama yang diperoleh dari hidrolisis pati (Lehninger,
1982). Pati diuarai menjadi maltosa oleh enzim yang terdapat dalam liur,
yang disebut α -1,4-glukan 4-glukanohidrolase. Enzim α -1,4-glukan
maltohidrolase yang terdapat dalam kecambah jelai, mengubah pati secara
spesifik menjadi satuan maltosa. Satu molekul maltosa menghasilkan dua
molekul D-glukosa.
b. Laktosa merupakan suatu disakarida alamiah yang dijumpai hanya pada
binatang menyusui; air susu sapi dan manusia mengandung kira-kira 5%
laktosa (Lehninger, 1982). Laktosa diperoleh secara komersial sebagai hasil
samping pabrik keju. Dalam metabolisme tubuh manusia yang normal,
laktosa dihidrolisis secara enzimatis menjadi D-galaktosa dan D-glukosa,
kemudian galaktosa diubah menjadi glukosa.
3. Uji Barfoed
Pereaksi barfoed terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air,
dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepar daripada disakarida. Jadi Cu2O
terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida, dengan
anggapan bahwa konsentrasi keduanya tidak berbeda banyak (Poedjadi, 2005).
Monosakarida + Cu2+ → Cu2O (cepat)
Disakarida + Cu2+ → Cu2O (lambat)
Larutan barfoed akan bereaksi dengan gula reduksi (monosakarida)
sehingga dihasilkan endapan merah bata kuprooksida. Dalam suasana asam ini
gula reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi
yang sangat lambat dengan larutan barfoed sehingga tidak memberikan
endapan merah kecuali pada waktu percobaan yang diperlama (Sudarmadji,
2007).
4. Uji Tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan
mana yang termasuk senyawa aldehida dan mana yang termasuk senyawa
keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon yang
sama (Hart, 1990).
Pereaksi tollens sering disebut sebagai perak ammonikal, merupakan
campuran dari AgNO3 dengan ammonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi
tollens Ag2O yang bila tereduksi menghasilkan endapan perak. Endapan perak
menempel pada dindin tabung akan menjadi cermin (Sudarmo, 2006).
8. Hidrolisis Pati
Pati tersusun oleh rangkaian amilosa dan amilopektin dengan
perbandingan 1:4. Amilosa merupakan polimer rantai lurus yang terdiri dari
rantai panjang glukosa yang terikat pada ikatan 1,4-α-glukosid, sedangkan
amilopektin merupakan rantai cabang yang terdiri dari rantai normal glukosa
yang terikat pada 1,4-α-glukosid dan ikatan lainnya pada 1,6-α-glukosid. (Kirk,
R.E dan Othmer,1960)
Pati adalah sumber karbohidrat yang penting dalam makanan. Pati
dijumpai sebagian besar pada biji, tempat penyimpanan karbohidrat pada
tumbuhan. Pati memberikan warna biru jika direaksikan dengan iodium
disebabkan adanya pembentukan senyawa yang kompleks. Reaksi ini
digunakan untuk mendeteksi adanya pati.
Hidrolisa adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa
pecah atau terurai. Tetapi reaksi antara pati dan air berlangsung sangat lambat
sehingga diperlukan bantuan katalisator untuk memperbesar kereaktifan air.
Ada beberapa reaksi hidrolisa berdasarkan katalisator yang digunakan yaitu:
a. Hidrolisa murni, hanya menggunakan air
Kelemahan zat penghidrolisa ini adalah prosesnya lambat kurang sempurna
dan hasilnya kurang baik. Untuk mempercepat reaksi hidrolisa, biasanya
ditambahkan katalisator dan juga digunakan uap air pada temperatur tinggi. Zat
penghidrolisa air ditambah zat-zat yang sangat reaktif.
b. Hidrolisa dengan katalis larutan asam
Bisa berupa asam encer atau asam pekat. Asam biasanya berfungsi sebagai
katalisator dengan mengaktifkan air dari kadar asam yang encer. Pada hidrolisa
asam, biasanya digunakan H2SO4, HCl, dan H2C2O4. Umumnya kecepatan
reaksi sebanding dengan ion H+ dari asam yang digunakan, tetapi pada
konsentrasi asam yang tinggi hubungannya tidak terlihat lagi. H 2C2O4 jarang
dipakai karena harganya mahal, HCl lebih menguntungkan karena lebih reaktif
G. Alur Praktikum
1. Uji Molish
a. Sukrosa
b. Fruktosa
c. Glukosa
e. Laktosa
2. Uji Selliwanoff
a. Sukrosa
c. Glukosa
d. Amilum
\
3. Tes Barfoed
5 tetes amilum
5 tetes glukosa
5 tetes sukrosa
5 tetes fruktosa
5. Uji Fehling
7. Hidrolisis Sukrosa
Tabung 2
Sebelum :
Larutan amilum tidak berwarna.
Reagen Molish berwarna ungu
kecoklatan.
H2SO4 pekat tidak berwarna.
Aquades tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes sukrosa + 5 tetes pereaksi
molish = larutan berwarna ungu (++
Sebelum :
Larutan fruktosa tidak berwarna.
Reagen Molish berwarna ungu
kecoklatan.
H2SO4 pekat tidak berwarna.
Aquades tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes fruktosa + 5 tetes pereaksi
molish = larutan berwarna ungu (++
Sebelum :
Larutan laktosa tidak berwarna.
Reagen Molish berwarna ungu
kecoklatan.
H2SO4 pekat tidak berwarna.
Aquades tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes laktosa + 5 tetes pereaksi
Pengenalan Jenis Jenis Karbohidrat| 26
molish = larutan berwarna merah
keunguan.
Larutan berwarna merah keunguan +
H2SO4 pekat = larutan berwarna ungu
(++).
Setelah didiamkan, tidak terjadi
perubahan. Lalu ditambah 5 mL
aquades = larutan berwarna ungu (+
+).
Sebelum :
Larutan laktosa tidak bewarna.
Reagen Seliwanoff tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes laktosa + 5 tetes reagen
seliwanoff = larutan tidak berwarna.
Larutan dikocok + dipanaskan =
larutan tidak mengalami perubahan
warna (9,44 menit).
Sebelum :
Larutan sukrosa tidak bewarna.
Reagen Seliwanoff tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes sukrosa + 5 tetes reagen
seliwanoff = larutan tidak berwarna.
Larutan dikocok + dipanaskan =
larutan tidak mengalami perubahan
Pengenalan Jenis Jenis Karbohidrat| 30
warna (9,44 menit).
Sebelum :
Larutan laktosa tidak berwarna.
Reagen Barfoed berwarna biru.
Sesudah :
5 tetes laktosa + 5 mL reagen barfoed
= larutan berwarna biru.
Larutan dipanaskan = terbentuk
endapan merah bata (10 menit).
Sebelum :
Larutan sukrosa tidak berwarna.
Reagen Barfoed berwarna biru.
Sesudah :
5 tetes sukrosa + 5 mL reagen barfoed
= larutan berwarna biru.
Larutan dipanaskan = terbentuk
Sebelum :
Larutan amilum tidak berwarna.
Reagen Tollens tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes amilum + 5 tetes reagen tollens
+ dipanaskan = larutan berwarna
Sebelum :
Larutan laktosa tidak berwarna.
Reagen Tollens tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes laktosa + 5 tetes reagen tollens
+ dipanaskan = larutan berwarna
perak dan terbentuk cermin perak.
Sebelum :
Larutan fruktosa tidak berwarna.
Reagen Tollens tidak berwarna.
Sesudah :
2 tetes fruktosa + 5 tetes reagen
tollens + dipanaskan = larutan
berwarna perak (terdapat endapan)
dan terbentuk cermin perak.
Sebelum :
Larutan laktosa tidak berwarna.
Larutan Fehling berwarna biru (+++).
Sesudah :
2 tetes laktosa + 5 mL larutan fehling
= larutan berwarna biru.
Larutan dikocok + dipanaskan =
larutan berwarna biru keunguan dan
terapat endapan merah bata.
Sebelum :
Larutan glukosa tidak berwarna.
Larutan Fehling berwarna biru (+++).
Sesudah :
2 tetes glukosa + 5 mL larutan fehling
= larutan berwarna biru.
Larutan dikocok + dipanaskan =
larutan tetap berwarna biru dan
terdapat endapan merah bata.
Sebelum :
Larutan laktosa tidak berwarna.
Larutan Benedict berwarna biru (++
+).
Sebelum :
Larutan sukrosa tidak berwarna.
Larutan Benedict berwarna biru (++
+).
Sesudah :
5 tetes sukrosa + 5 tetes larutan
benedict = larutan berwarna biru (++).
Larutan dikocok + dipanaskan =
larutan tetap berwarna biru (++).
Sebelum :
Larutan fruktosa tidak berwarna.
Larutan Benedict berwarna biru (++
+).
Sesudah :
5 tetes fruktosa + 5 tetes larutan
benedict = larutan berwarna biru (++).
Tabung 1A
Sebelum :
Larutan sukrosa tidak berwarna.
Aquades tidak berwarna.
Larutan NaOH tidak berwarna.
Larutan benedict berwarna biru.
Larutan seliwanoff tidak berwarna.
Sesudah :
Tabung 2
Larutan sukrosa + 1 mL aquades +
dipanaskan + didinginkan + 1,5 mL
larutan NaOH = larutan tidak
Pengenalan Jenis Jenis Karbohidrat| 47
berwarna.
Tabung 2A
Larutan tidak berwarna + 2 mL
larutan benedict = larutan berwarna
biru.
Setelah dipanaskan larutan menjadi
berwarna coklat.
Tabung 2B
Larutan tidak berwarna + 5 mL reagen
seliwanoff + dipanaskan = larutan
berwarna kuning dan terdapat endapan
(++).
Tabung 2
Tabung 2A
Sebelum :
Larutan sukrosa tidak berwarna.
Aquades tidak berwarna.
Larutan NaOH tidak berwarna.
Larutan benedict berwarna biru.
Larutan seliwanoff tidak berwarna.
Sesudah :
Tabung 3
Larutan sukrosa + 1 mL aquades =
larutan tidak berwarna.
Tabung 3A
Larutan tidak berwarna + 2 mL
larutan benedict = larutan berwarna
Tabung 3A
Tabung 3B
Tabung 1A
Tabung 1B
Tabung 2A
Sebelum :
Larutan pati tidak berwarna.
Aquades tidak berwarna.
Larutan iodine berwarna coklat.
Larutan benedict berwarna biru.
Sesudah :
2 mL larutan pati + 2 mL aquades + 3
mL aquades = larutan tidak berwarna.
Tabung A + 1 tetes larutan iodine =
larutan berwarna ungu kehitaman.
Larutan pembanding (amilum +
Tabung 3B
c. Glukosa
d. Amilum
2. Uji Selliwanoff
Hasil bahwa fruktosa positif ini teori yang mengatakan bahwa glukosa, galaktosa,
ribosa, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida, seperti misalnya
fruktosa, dengan gugus keton disebut ketosa (Matsjeh, dkk, 1996).
3. Uji Barfoed
Percobaan uji barfoed bertujuan untuk membedakan karbohidrat
monosakarida dan disakarida. Karbohidrat akan mereduksi ion kupri sehingga
dihasilkan endapan merah bata kuprooksida (Cu2O) (Poedjadi, 2005). Untuk
membedakan antara monosakarida dan disakarida adalah waktu terbentuknya
endapan merah bata. Monosakarida dapat mereduksi atau menghasilkan endapan
merah bata lebih cepat daripada disakarida.
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memasukkan sampel ke dalam
tabung reaksi lalu mereaksikannya dengan 5 mL reagen barfoed lalu dipanaskan
dalam penangas air.
Sampel Sukrosa Fruktosa Glukosa Amilum Laktosa
Perlakuan
Sampel + Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
larutan berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
barfoed biru biru biru biru biru
Sampel + Tidak Terbentuk Tidak Tidak Tidak
larutan terbentuk endapan terbentuk terbentuk terbentuk
barfoed + endapan merah bata endapan endapan endapan
dipanaskan merah bata merah bata merah bata merah bata
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan ini sudah sesuai dengan
teori kecuali sampel glukosa yang seharusnya memberikan hasil positif. Sukrosa
dan laktosa adalah disakarida sedangkan amilum adalah polisakarida yang tentunya
memberikan hasil negated terhadap pereaksi barfoed.
4. Uji Tollens
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid (aldosa). Untuk mengidentifikasi karbohidrat yang memiliki gugus
aldosa, digunakan reagen tollens, yaitu pereaksi yang merupakan campuran dari
c. Laktosa
5. Uji Fehling
Uji fehling bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi.
Menurut Fessenden dan Fessenden (1986) gula pereduksi adalah gula yang
dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi meski zat pengoksidasi yang sangat
lembut seperti Ag+ dan Cu2+. Reagen fehling terdiri dari dua bagian yaitu
fehling A dan fehling B. Fehling A merupakan larutan CuSO 4 dan fehling
B merupakan campuran NaOH dengan kalium natrium tartrat. Reagen
fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut sehingga
didapatkan reagen fehling berwarna biru tua. Larutan fehling memiliki ion
Cu2+ yang dapat mengoksidasi karbohidrat yang memiliki ikatan aldehida
bebas atau ahidroksi keton sehingga mengakibatkan reduksi pada
karbohidrat (James and Gordon, 1963). Uji fehling dilakukan dengan
pemanasan untuk mengendapkan senyawa CuO. Dalam identifikasi
karbohidrat, ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+. Dalam suasana basa
diendapkan sebagai Cu2O yang berwarna merah bata.
2 Cu2+ + 2 OH- → Cu2O↓ + H2O
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan reagen
fehling setelah itu dipanaskan selama 3-4 menit.
Sampel Sukrosa Fruktosa Glukosa Amilum Laktosa
Perlakuan
Sampel + Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
b. Glukosa
c. Laktosa
6. Uji Benedict
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi.
Menurut Fessenden dan Fessenden (1986) gula pereduksi adalah gula yang
dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi meski zat pengoksidasi yang sangat
lembut seperti Ag+ dan Cu2+.
Reagen benedict mengandung atom Cu yang terikat sebagai kompleks.
Reagen benedict dapat mendeteksi gula dengan konsentrasi 0,01%.
Endapan CuO bisa berwarna merah, kuning atau hijau kekuningan
bergantung pada warna asal dari jumlah gula pereduksi yang direduksikan
(Anwar, 1994).
Uji benedict dilakukan dengan pemanasan diatas penangas air untuk
mengendapkan senyawa CuO.
Sampel Sukrosa Fruktosa Glukosa Amilum Laktosa
Perlakuan
Sampel + Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
reagen berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
b. Glukosa
c. Laktosa
7. Hidrolisis Sukrosa
Pada percobaan ini bertujuan untuk menghidrolisis sukrosa dan
mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa. Reaksi hidrolisis sukrosa melibatkan air
sebagai pereaksi. Fungsi penambahan asam dan basa yaitu mempercepat reaksi
pemecahan molekul air pada sukrosa. Fungsi penambahan HCl yaitu
menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan fungsi
penambahan NaOH yaitu untuk mempercepat laju mutarotasi. Uji yang digunakan
pada hidrolisis sukrosa adalah uji Benedict dan Selliwanoff. Fungsi penambahan
reagen Benedict yaitu menghasilkan endapan CuO berwarna merah bata dan
larutan berwarna biru. Sedangkan penggunaan reagen Seliwanoff berfungsi untuk
menghasilkan larutan berwarna kuning.
Langkah pertama yang dilakukan adalah sukrosa diberi 3 perlakuan berbeda,
tabung. 1 ditambahkan dengan HCl lalu dipanaskan dan kembali ditambahkan
dengan NaOH. Lalu pada tabung. 2 sukrosa ditambahkan dengan air dipanaskan
dan ditambah NaOH. Serta pada tabung. 3 ditambahkan air kemudian dan
b. Uji Benedict
c. Uji Selliwanoff
b. Uji Benedict
c. Uji Selliwanoff
Pada tabung. 1B ditambahkan reagen benedict berwarna biru yang berfungsi untuk
mengidentifikasi adanya gula pereduksi. Reaksi yang terjadi:
J. Kesimpulan
1. Uji Molisch
Cuplikan sukrosa, fruktosa, glukosa, amilum, dan laktosa merupakan senyawa
yang mengandung karbohidrat yang dibuktikan dengan terbentuknya larutan
berwarna ungu.
R
eaksi dengan Fehling membentuk endapan merah bata :
4. Jelaskan beberapa fakta berikut:
a. Sukrosa bukan pereduksi dengan tes benedict, sedangkan pada kondisi
tersebut iodium menunjukkan sebagai gula pereduksi
b. Monosakarida bereaksi dengan pereaksi barfoed lebih cepat dibandingkan
dengan disakarida pereduksi
Jawab:
a. Sukrosa tersusun oleh monosakarida glukosa dan fruktosa kedua atom
karbon anomeriknya saling terikat dalam ikatan glikosida, sehingga pada
setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang
dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa
tidak memiliki gugus pereduksi dan tak dapat mereduksi pereaksi benedict.
Reaksi:
Sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa + fruktosa
3. Uji Barfoed
No Alur Percobaan Gambar Keterangan
.
1. 5 tetes amilum, Amilum, glukosa,
glukosa, laktosa, laktosa, fruktosa, dan
fruktosa, dan sukrosa tidak berwarna
sukrosa
dimasukkan ke
dalam tabung
reaksi berbeda
2. 5 tabung reaksi Amilum, glukosa,
yang berbeda laktosa, fruktosa, dan
ditambahkan 5 sukrosa berubah
ml reagen menjadi warna biru
barfoed
3. 5 tabung reaksi Amilum, glukosa tidak
yang berbeda terbentuk endapan
dipanaskan di merah. Laktosa,
atas penangas air fruktosa, dan sukrosa
terbentuk endapan
4. Uji Tollens
No. Alur Percobaan Gambar Keterangan
1. 2 tetes sampel Larutan sukrosa,
dimasukkan ke amilum, laktosa,
dalam tabung glukosa, dan fruktosa
reaksi. tidak berwarna.
8. Hidrolisis Pati
No. Alur Percobaan Gambar Keterangan