PEMBAHASAN
A. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah salah satu kandungan gizi penting bagi tubuh yang
terkandung dalam susu kedelai dan olahan kedelai lainnya. Karbohidrat merupakan
senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama
dalam bentuk aldehid dan keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil.
Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton,
Karbohidrat ini sangat diperlukan oleh tubuh manusia, hewan dan tumbuhan di
samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang
sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah
kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kalori (kkal) bila
dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah.
B. Golongan Karbohidrat
hidrolisa. Gula sederhana, atau monosakarida, adalah polihidroksi aldehid dan keton
yang tidak dapat dihidrolisa menjadi bagian karbohidrat yang lebih kecil.
bentuk karbohidrat yang lain. Suatu struktur yang terdiri dari dua monosakarida
terikat satu sama lain disebut disakarida. Struktur yang mengandung tiga
monosakarida terikat satu sama lain disebut trisakarida (Fessenden dan Fessenden,
1997).
monosakarida disebut sebagai polisakarida (Ngili, 2010). Tidak ada garis batasan
yang jelas yang membagi antara oligosakarida dan polisakarida karena sifat-sifat dari
oligosakarida yang lebih tinggi bergabung dengan polisakarida yang lebih rendah.
Karbohidrat ini, umumnya dirujuk sebagai gula yang mengandung 3 sampai 9 atom
C5H10O5) atau 6 atom karbon (heksosa, C6H12O5). Sebagai contoh, glukosa, suatu gula
yang mengandung 6 atom karbon merupakan monosakarida yang paling umum yang
dimetabolisme di dalam tubuh untuk menyediakan energi; dan fruktosa (yang juga
Terdapat dua jenis monosakarida, yakni aldosa dan ketosa. Aldosa mengandung
gugus aldehid, sedangkan ketosa mengandung gugus keton. Selain itu, monosakarida
juga dapat dikelompokkan menurut jumlah atom karbon yang dimilikinya (Ngili,
2010).
menyatakan gugus fungsional dan banyaknya atom karbon. Sebagai contoh, glukosa
sifat pereduksi karena merupakan suatu aldehid. Aldosa sederhana diturunkan dari
diantara karbon C-1 dan C-2 pada molekul gliseraldehid. Sedangkan ketosa sederhana
karbon anomerik. Gugus hidroksil pada karbon anomerik jauh lebih reaktif daripada
alkohol primer atau sekunder biasa. Reaktivitas ini dipengaruhi tarikan electron oleh
2. Disakarida
Disakarida mengandung ikatan asetal glikosidik antara atom anomerik satu gula
dan gugus –OH pada posisi di mana pun dalam gula yang lain. Ikatan glikosidik
antara C-1 gula pertama dan gugus –OH pada C-4 gula kedua merupakan ikatan yang
sangat umum. Ikatan semacam ini disebut dengan hubungan 1-4’, sebagai contoh
adalah maltosa, yang mana 2 molekul glukosa dihubungkan antara C-1 dan C-4
melalui oksigen. Suatu ikatan glikosidik pada karbon anomerik dapat berupa α atau β.
Disakarida yang paling umum terjadi secara alami adalah sukrosa (gula tebu).
Sukrosa diturunkan dari tanaman dan secara komersial disiapkan dari gula tebu dan
gula bit, sementara laktosa ditemukan dalam susu binatang. Disakarida lain yang
amilum) dan selobiosa (diperoleh dari selulosa) (Sarker dan Nahar, 2009).
3. Polisakarida
berfungsi sebagai penyimpan gula di dalam tumbuhan dan hewan. Polimer glukosa
lainnya adalah selulosa, yang merupakan bahan utama pembentuk dinding sel pada
(Ngili, 2010).
Dalam penelitian ini uji pertama yang dilakukan adalah menganalisis kualitatif
karbohidrat pada susu kedelai dengan metode uji pendahuluan menggunakan pereaksi
Molisch dan uji keberadaan gula pereduksi (uji oksidasi gula) menggunakan pereaksi
Schoorl. Metode Luff-Schoorl ini digunakan karena didasarkan pada SNI 01-2891-
1992 dalam Manikharda (2011), yang menjelaskan bahwa metode analisis untuk total
1. Analisis Kualitatif
larutan naftol dalam alkohol, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-
hati, pada batas cairan akan terbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini
disebut reaksi molisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat (Winarno,
1991).
Tollens
Uji tollens digunakan sebagai uji kualitatif untuk mengetahui ada tidaknya
sering juga disebut perak amoniakal yang merupakan campuran AgNO3 dan
amonia yang berlebihan (Fessenden, 1986 dalam Aryanti, dkk 2010). Pereaksi
Kandungan tollens A terdiri dari AgNO3 dan tollens B terdiri dari NH3 berlebih,
maka senyawa aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat yang segera
dibebaskan logam perak yang segera melekat pada dinding tabung reaksi.
2. Analisis Kuantitatif
maltosa. Sifat mereduksi dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida
atau gugus keton bebas atau karena mempunyai gugus hidroksil (-OH) bebas yang
reaktif. Pada molekul glukosa (aldosa), gugus pereduksi terletak pada atom C nomor
selulosa) tidak mempunyai sifat mereduksi karena keduanya tidak mempunyai gugus
Sifat sebagai reduktor atau kemampuan mereduksi dari karbohidrat akan mengubah
2+ +
ion-ion logam, misalnya ion Cu dari bahan pereduksi menjadi ion Cu yang
mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata (Yazid dan Nursanti, 2006).
a) Gula Pereduksi
Menurut Apriyanto (1989) dalam Sari dkk (2011), gula pereduksi yaitu
Selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif
analisisnya adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat menentukan gula
pereduksi secara individual. Untuk menganalisis kadar masing-masing dari gula
keuntungan antara lain dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul
besar dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas (Swantara, 1995
Uji karbohidrat yang resmi ditetapkan oleh BSN dalam SNI 01-2891-1992
metode Luff Schoorl. Pada tahun 1936 International Commission for Uniform
salah satu metode yang resmi dapat digunakan untuk menstandarkan analisis
gula pereduksi karena metode Luff-Schoorl saat itu menjadi metode yang resmi
Tetapi pada saat itu metode kolorimetri belum banyak berkembang dan dalam
mula sampel dalam bentuk cair dibuat basa dengan penambahan CaCO3 agar
asam-asam yang
terdapat dalam sampel tidak menghidrolisa gula yang ada selama pemanasan.